Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : TAHAMMUL WAL ADA’


B. Kegiatan Belajar : KB 2
C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


A. Pengertian
Tahammul merupakan masdar dari fi’il madi yang berarti menanggung,
membawa, atau biasa diterjemahkan dengan menerima. Secara kesuluruhan
menurut bahasa tahammul al-hadis adalah menerima hadis atau menanggung
hadis. Sedangkan secara istilah Tahammul artinya menerima hadis dan
mengambilnya dari para syekh atau guru.
Sedangkan pengertian ada’ al-hadis menurut bahasa, ada’ (‫ ( األداء‬adalah
menyampaikan. Berarti secara bahasa ada’ al-hadis adalah menyampaikan
hadis. Ada’ al-hadis menurut istilah adalah meriwayatkan hadis dan
memberikannya pada para murid. Ada’ al-hadis juga bisa diartikan sebagai
proses mereportasekan hadis setelah ia menerimanya dari seorang guru.
Mayoritas ulama hadis & Ilmu ushul sepakat bahwa seseorang yang
menyampaikan hadis harus mempunyai ingatan dan hafalan yang kuat
(Dhabith), serta memiliki integritas keagamaan (‘’adalah) yang kemudian
melahirkan tingkat kredibilitas (Tsiqah).
Konsep B. Syarat-syarat Perawi Dalam Tahammul wal Ada’ Hadis
(Beberapa
1 Syarat Perawi dalam Tahammul
istilah dan Hadis (Ahliyatul Hadis) Syarat Perawi dalam Ada' Hadis
definisi) di KB
• Islam
• Penerima harus dhabit (kuat • Baligh
hafalan/dokumen yang valid) • 'Adalah, sifat perawi yang
• Sempurna akal dan sehat fisik mendorong untuk bertaqwa dan
serta mental memelihara muru'ah. sifat ini
• Tamyiz, ukurannya kemampuan mengecualikan kafir, fasiq, gila dan
menghafal yang didengar dan tak dikenal.
mengingat yang dihafal • Dhabit. Dhabtu al Shadri yaitu
menghafal apa yang ia dengar di
dalam dadanya dan mampu
menyampaikan hafalannya
kapanpun. Dhabtu al Kitab, yaitu
memelihara yang ia dengar
dengan cara menuliskannya atau
membukukannya.
C. Shighat Tahammul Wal Ada’ dalam Kajian Hadis
Ada 8 metode penerimaan hadis & penyampaiannya kembali yaitu :
1. Al Sima’ ( mendengar).
Yaitu mendengar langsung dari guru yang mencakup pendektean dan narasi.
Shighat ini merupakan riwayat yang paling tinggi. Lafaznya adalah
‫ ى‬،‫حدثن أخب ىن‬
‫أنبأن قال ال فالن‬ ‫ى‬ ‫سمعت‬
‫ر‬
2. Al Qiraah (membacakan hadis pada guru)
Ada 2 bentuk qiraah, pertama perawi membacakan hadis pada guru. Dan
kedua, orang lain membacakan hadis sementara rawi dan gurunya berada
pada posisi mendengarkan. Contohnya :
‫أخب ىن حدثنا فالن قراءعليه‬
‫قرأت عىل فالن قرئ عىل فالن و أنا سمعت ر‬
3. Al Ijazah
Bentuknya adalah menerima hadis dan mentransfernya dengan cara seorang
guru memberi ijin kepada muridnya atau orang lain untuk meriwayatkan hadis
yang ada dalam catatan pribadinya (kitab), sekalipun murid tidak pernah
membacakan atau mendengar langsung dari sang guru. Contohnya :
‫ى‬
‫أجازن‬ ‫ فالن‬، ‫نبأنا‬
4. Al Munawalah
Seorang guru memberikan sebuah kitab atau hadis tertulis agar disampaikan
dengan mengambil sanad darinya. Dengan kata lain, seorang syaikh
memberikan naskahnya atau naskah terbatas pada hadis-hadis yang pernah
didengarnya kepada seseorang disertai ijazah atau tidak. Jadi, hadis yang
diperoleh dengan metode munawalah yang disertai dengan ijazah, boleh
untuk diriwayatkan sedang yang tanpa ijazah tidak diperbolehkan.
5. Al Mukatabah
Seorang guru menuliskan hadis, baik ditulis sendiri atau menyuruh orang lain
untuk kemudian diberikan kepada orang yang ada di hadapannya, atau
dikirimkan kepada orang yang berada di tempat 29 lain. Sebagaimana halnya
munawalah, mukatabah juga terdapat dua macam yaitu disertai dengan
ijazah dan tidak disertai dengan ijazah.
6. Al I’lam Al Syaikh (memberitahukan seorang guru)
Seorang guru yang memberitahukan kepada muridnya bahwa kitab atau hadis
ini adalah riwayat darinya atau dari yang dia dengar, tanpa disertai dengan
pemberian ijazah untuk menyampaikannya. Masuk dalam bagian ini apabila
seorang murid berkata kepada gurunya “Ini adalah hadis riwayatmu, bolehkah
saya menyampaikannya?” kemudian syaikh menjawabnya atau hanya diam
saja. Contohnya adalah :
‫ى‬
‫أعلمن‬ ‫ى‬
‫حدثن فالن‬ ‫ باإلعالم فالن‬،‫أخب ىن‬ ‫باإلعالم فالن ر‬
7. Al Washiyyah
Al-Washiyyah adalah penegasan guru kepada seseorang baik ketika hendak
bepergian atau ketika menghadapi sakaratul maut, yaitu wasiat kepada
seseorang tentang kitab tertentu yang diriwayatkannya. Contoh al Washiyyah
adalah:
‫ى‬
‫حدثن فالن بالوصية‬ , ‫أخب ىن فالن بالوصية‬
‫ ر‬, ‫أوىص إىل فالن بكذا‬
8. Al Wijadah
Yaitu usaha memperoleh hadis orang lain dengan mempelajari kitab-kitab
dengan tidak melalui cara al-sima’, al-ijazah, atau al-munawalah.
Daftar materi - Memahami perbedaan dan validasi antara metode Al Ijazah, al
2 pada KB yang Munawalah, dan al I’lam al Syaikh
sulit dipahami -

Daftar materi
yang sering - Shighat Al I’lam al Syaikh & Al Wijadah rentan untuk memberikan nilai
mengalami bahwa kredibiltas dan validitas hadis di bawah standar. Jika guru tak
3
miskonsepsi dapat memberikan pemahaman dan konsepsi yang tepat kepada
dalam peserta didik.
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai