Anda di halaman 1dari 4

Materi Pesantren Ramadhan (AKSIOMA)

Ari Durohman
Pemahaman terhadap Hadits
A. Pendahuluan
Islam sebagai agama yang menyadari kebutuhan umat manusia setiap zaman
dan tempat, menyediakan pedoman hidup yang lengkap melaluo dua sumber utama
yaitu Al-Qur ‘an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Hadits, sumber sebagai sumber
hukum kedua dalam islam, memiliki peran yan sangat penting dalam menjelaskan,
menguatkan, dan melengkapi ajaran Al-Qur‘an.
Pemahaman dan pengaplikasian hadits yang benar menjadi kunci dalam
menjalani kehidupan beragama yang sesuai dengan ajaran islam. Oleh karena itu,
penelitian dan kajian mendalam mengenai hadits perlu dilakukan untuk memastikan
keotentikan dan keabsahan hadits yang digunakan sebagai pedoman dan pengajaran
dalam kehidupan.
Sebagaimana Allah menerangkan dalam Al-Qur‘an;
۟ ِْ ‫َكمآ أَرسلْنَا فِي ُكم رسواًل ِمن ُكم ي ْت لُو۟ا علَي ُكم ءايَٰتِنَا وي َزكِي ُكم وي علِم ُكم ٱلْكِ َٰتَب و‬
‫ْم َة َويُ َعلِ ُم ُكم َّما ََلْ تَ ُكونُوا تَ ْعلَ ُمو َن‬
َ ‫ٱلك‬ َ َ ُ ُ ََُ ْ َُ َ َ ْ ْ َ َ ْ َُ ْ َْ َ
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad)
dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan
mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan
apa yang belum kamu ketahui”.
B. Pengertian Hadits
Makna hadis atau al-hadits secara bahasa adalah al-jadid (yang baru), al-qarib
(yang dekat), dan al-khabar (berita). Adapun sunnah menurut etimologi (bahasa)
berarti, jalan atau tradisi kebiasaan, baik terpuji atau tercela . Daripada itu kata hadits
atau sunnah menurut para ulama adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi
Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau juga sifatnya.
Ada juga yang mengartikan bahwa hadis adalah segala sesuatu yang
dinisbahkan kepada nabi, sahabat, atau tabiin. Tapi ada juga menyatakan hadis adalah
segala yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sedang khabar yang
dinisbahkan kepada nabi dan juga selain nabi; sahabat dan tabiin. Dari sini bahwa hadis
secara bahasa merupakan sinonim kata khabar dan juga atsar.
Tetapi hadis atau sunnah lebih khusus dan lebih identik kepada Rasulullah
Muhammad Saw. Dan Para ulama ahli hadis juga menyebutkan bahwa hadis mencakup
juga segala sifat-sifat fisik Rasulullah, sirah, peperangan (maghazi), serta kabar-kabar
sebelum kenabian.
C. Pengertian Ilmu Hadits
Ilmu Hadits ilmu yang membicarakan tentang keadaan atau sifat para perawi
dan yang diriwayatkan. Perawi adalah orang-orang yang membawa, menerima, dan
menyampaikan berita dari Nabi, yaitu mereka yang ada dalam sanad suatu hadis.
Penting untuk diketahui, bahwa ilmu hadis terdapat dua bagian:
Pertama, Ilmu Hadis Riwayah yaitu ilmu yang menjelaskan riwayat sesuatu
yang disandarkan (berasal) dari Rasulullah Muhammad Saw baik berupa perkataan
yang ia ucapkan, atau perbuatan yang ia lakukan, atau taqrir; perbuatan orang lain yang
Materi Pesantren Ramadhan (AKSIOMA)
Ari Durohman
dilakukan dihadapannya dan disetujuinya, atau sifat-sifatnya; yang berupa
kesempurnaan fisik dan akhlak serta sirah (perjalanan hidup Rasulullah saw) baik
sebelum bi’tsah (diangkat sebagai rasulullah atau sesudahnya, atau juga diartikan
sebaagi riwayat sesuatu yang dinisbatkan kepada para sahabat atau tabiin.
Kedua, Ilmu Hadis Dirayah yaitu ilmu yang menjelaskan kaidah-kaidah untuk
mengetahui ahwal (perihal) sanad dan matan hadis.
D. Perngertian Atsar, dan Khabar
(a) Khabar, menurut bahasa adalah berita yang disampaikan dari seseorang
kepada seseorang. Menurut Ibn Hajar al-Asqalani, yang dikutip as-Suyuthi,
memandang bahwa istilah hadits sama artinya dengan khabar, keduanya
dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu, mauquf, dan maqthu'. Ulama lain,
mengatakan bahwa kbabar adalah sesuatu yang datang selain dari Nabi
SAW., sedang yang datang dari Nabi SAW. disebut Hadits. Ada juga ulama
yang mengatakan bahwa hadits lebih umum dari khabar.
(b) Atsar, oleh kebanyakan ulama diartikan sebagai sesuatu yang disandarkan
kepada tabi’in. Namun sebagian ulama ada yang menyamakannya dengan
hadis dan sunnah.
E. Unsur-Unsur Hadits
Dalam sebuah hadits haruslah memilki unsur-unsur yang diantaranya; sanad,
matan, dan mukharij atau muhaddits.

Keterangan Terjemah Hadits


‫حدثنا مسدد‬: ‫قال البخاري‬
Berkata Imam Bukhari:
Musaddad mengabarkan
‫عن حيىي عن عبيد هلال ابن‬
Sanad
kepada kami, ia dari Yahya, ‫حدثنا خبيب بن‬: ‫عمرقال‬
dari Ubaidillah bin Umar
(rangakaian para rawi;
ulama yang
berkata: Khubaib bin ‫عبد الرحمن عن حفص بن‬
Abdurrahman mengabarkan
meriwayatkan hadis)
kepada kami, dari Hafsh bin ‫عاصم عن أيب هريرة رضي‬
Ashim, dari Abu Hurairah,
dari Rasulullah saw
‫هلال عنه عن النيب صلى‬
‫هلال عليه وسلم قال‬
Matan
“Diantara rumah dan ‫((ما بني البييت ومنربي روضة‬
minbarku adalah raudah;
(isi hadis) atau marwiy;
(obyek/hadis yang
taman dari taman-taman fi ‫من رايض اجلنة ومنربي على‬
surga, dan minbarku diatas
diriwayatkan)
telagaku”. )).‫حوضي‬
Mukharrij ‫أخرجه البخاري ف كتاب‬
Al-Bukhari
(seseorang yang
mengeluarkan/mencantumkan ١٢، ‫ ابب‬،‫فضائل املدينة‬
menghimpun hadits nabi
hadits ini dalam kita Fadhailul
dan dibukukan secara
Madina, bab 12, nomor 188 ١٨٨ ،‫رقم‬
lengkap)
Materi Pesantren Ramadhan (AKSIOMA)
Ari Durohman
Makadari itu dapat diketahui objek penelitian atau pembahasaan pada ilmu
hadits hanya meliputi tiga hal, para periwayat hadits (rawi), hadits yang diriwayatkan
(marwiy) serta seseorang yang menghimpun hadits secara lengkap meliputi sanad dan
matan nya dalam suatu kitab (muhaddits). Yang nantinya berguna untuk mengetaui apa
apakah hadits itu diterima dan ditolak.
F. Macam-macam Hadits
- Hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW
(a) Hadits Qauliy, berkaitan dengan perkataan Rasulullah SAW
(b) Hadits Fi‘liy, berkaitan dengan perbuatan Rasulullah SAW
(c) Hadits Taqririy, berkaitan dengan perstujuan Rasulullah SAW
(d) Hadits Sifatiy, berkaitan dengan sifat Rasulullah SAW
- Hadits yang dinisbatkan kepada Allah SAW, hadits qudsiy
G. Pembagian Hadits (Qabul wa Radd)
1. Hadits Qabul (hadits yang diterima)
(1) Shahih (Hadits yang selamat)
Syarat-syarat hadits shahih, Pertama, Ittishal sanad; Sanad tersambung,
bahwa setiap rawi meriwayatkan hadis dari syaikhnya (gurunya) dengan cara
yang muktabar (diakui) dalam periwayatan hadits. Kedua, Rawi Adil; bahwa
rawi (orang/ulama yang meriwayatkan hadis) harus senantiasa memiliki sifat
takwa dan sopan (beradab). Takwa berarti dengan menjauhi segala perbuatan
buruk seperti kesyirikan, kefasikan, maksiat, dan bid’ah. Adapun kesopanan
berarti selalu bersikap dan melakukan hal yang baik dan meninggalkan yang
buruk. Dan seorang rawi disebut adil jika memenuhi lima syarat yaitu, muslim,
baligh, berakal, bertakwa, dan sopan. Ketiga, Rawi Dlabith; Bahwa rawi
memiliki hafalan yang kuat; tidak mudah lupa dan ragu dalam meriwayatkan
hadis baik dengan hafalan, catatan, ataupun periwayatan bil makna. Keempat,
tidak ada syadz. Adapun yang dimaksud dengan syadz adalah jika seorang rawi
yang tsiqah (bisa dipercaya/ amanah) menyelisihi rawi yang lebih tsiqah
darinya. Dan kelima, tidak ada illah. Adapun yang dimaksud dengan illah
adalah suatu sebab yang samar yang dapat mencederai suatu hadis dan
keshahihannya, meskipun dhahirnya tampak selamat dari illah.
(2) Hasan
Hadis Hasan adalah hadis yang sanadnya tersambung yang diriwayatkan
oleh rawi yang adil dan dlabith tetapi kedlabitan rawi lebih rendah dari
kedlabitan rawi dalam hadis shahih, juga selamat dari syadz dan illah.
2. Hadits Radd (hadits yang ditolak)
(1) Dla‘if (lemah)
Dla’if secara bahasa berarti lemah. Adapun menurut istilah ulama hadis,
Hadis Dlaif adalah hadis yang tidak terpenuhi syarat-syarat diterimanya hadis
seperti yang terdapat pada hadis shahih dan hasan.
Materi Pesantren Ramadhan (AKSIOMA)
Ari Durohman
H. Fungsi Hadits
1. Berfungsi menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan
oleh Al-Qur’an. Maka dalam hal ini keduanya bersama-sama menjadi sumber
hukum.
2. Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang masih Mujmal,
memberikan Taqyid (persyaratan) ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum.
3. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati di dalam Al-Qur’an.

Daftar Pustaka
Hadi Imawan, Dzulkifl. 2021. Pengantar Memahami Ringkas Memahami Ilmu Hadits.
Yogyakarta: Diva Press.
Alamsyah. 2015. Ilmu-ilmu Hadis (Ulum al-Hadis). Jakarta: CV. Anugrah Utama Raharja.

Anda mungkin juga menyukai