KUANTITAS RAWI
Dosen pengampu:
Di susun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Semoga solawat
dan salam selalu terlimpah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW; keluarga,
sahabat, tabiin dan kita semua sebagai umat yang taat dan turut kepada ajaran yang
dibawanya. Makalah ini berjudul klasifikasi hadis berdasarkan kuantitas Rawi dan
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Al Hadits
Pada kesempatan ini tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu
selaku dosen pembimbing mata kuliah Al Hadits yang senantiasa membimbing dan
memberikan ilmunya kepada saya.
Saya menyadari makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharap saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terlepas
dari kekurangan makalah ini saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi amal sholeh bagi penulis, amin.
Siti Maimunah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Hadits
2.2 Pembagian Hadits Berdasarkan Kuantitas Rawi
2.3 klasifikasi Hadis Berdasarkan Kuantitas Rawi
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dinamakan ilmu Hadis
2. Untuk mengetahui pembagian hadits berdasarkan kuantitas Rawi
3. Untuk mengetahui pembagian klasifikasi hadis berdasarkan kuantitas
Rawi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Hadist
Ada beberapa pengertian hadis Tapi menurut para ulama
mendefinisikan hadis secara terminologis ialah:
سلَّ َم م ْن قَ ْول أو فعل أَو تَقرير أُوصفَة َ ُصلَّى للا
َ علَيْه َو َ كُل َما أَثْ َر
َ عن النَّبي
َخ ْلقيَّة أَ ْو ُخلقيَّة
Artinya: ialah segala sesuatu yang diberikan dari Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam. Baik berupa Sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun
hal ihwal nabi.
Adapun pengertian hadis menurut ahli Ushul fiqh:
غيْر القرآن الكريم م ْن قَ ْول أَ ْو
َ سلَّ َم َ ُصلَّى للا
َ علَيْه َو َ عن النَّبي َ كُل َما
َ صدَ َر
صلُ ُح أَ ْن يَكُونَ دَليلا لحكم شرعيْ َف ْعل أَ ْو تَ ْفرير م َّما ي
Artinya hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
SAW; selain Alquran al-karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun
taqrir nabi yang bersangkut paut dengan hukum syara.1
Menurut istilah para fuqaha hadis adalah:
سلَّ َم َولَ ْم َيكُن م ْن بَاب ا ْلف َْرض َو َل
َ علَيْه َو َّ صلَّى
َ ُّللا َ َكُل َما ثَبَت
َ عن النَّبي
ا ْل َواجب
Artinya: segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW titik yang tidak
bersangkut paut dengan masalah-masalah fardu atau wajib.2
Dengan adanya pendapat-pendapat tersebut para ulama hadis
akhirnya mendefinisikan bahwa hadis ialah segala sesuatu yang Bersandar
1 Muhammad Ajaj Al Hadid, dalam, Ulumul Hadits, pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm. 16.
2 Ibid., hlm. 16
kepada Nabi SAW maupun perbuatan, perlakuan, sifat-sifat atau hal ihwal
lainnya.
Mengapa demikian? Hal ini jelas bahwa para ulama beragam dalam
mendefinisikan hadis karena mereka berbeda dalam meninjau objek hadits
itu sendiri.
a. Hadist marfu’
Hadis merabu adalah perkataan, perbuatan atau taqrir yang
dikaitkan dengan Nabi Muhammad SAW titik Apakah mata rantai
hadis putus atau terputus, yang bersandar pada hati adalah para
sahabat dan lain-lain.
Dengan definisi ini, sebuah hadis bisa menjadi muttasil muallaq, Mursal
muqati dan mundur dan bisa menjadi marfu. Adapun mau mau dan meletus
hadits, mereka tidak akan masuk tanpa qarina, yang memuji mereka oleh karena
itu dapat ditentukan bahwa semua Hadits Shahih dan Hasan pasti atau
dipindahkan sebagai makhluk Meskipun tidak semuanya hadits marfu selalu sah
sebagai Shahih atau Hasan.
b. Hadist Mauquf
Hadis mauquf adalah hadis yang dipercaya oleh seorang sahabat, baik
dalam perkataan, perbuatan, maupun taqrir. Sebagai aturan umum hukum
Hadits mauquf tidak dapat dibuktikan tanpa qarina yang menunjukkannya.
c. Hadist Maqthu’
Hadits maketu adalah hadis yang didasarkan pada Tabin atau yang di
bawahnya, baik perkataan maupun perbuatan.
BAB III
KESIMPULAN
Hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi SAW baik berupa
Sabda, perbuatan, takdir, sifat-sifat, maupun hal ihwal nabi.
Hadis berdasarkan kuantitas rawinya ialah mencakup dua hal yaitu Hadis
Mutawatir dan hadis Ahad.
Klasifikasi hadis berdasarkan kuantitas rawinya dibagi menjadi tiga yaitu
hadis marfu hadits mauquf dan hadis maqtu’.
SARAN
Setelah mengkaji pembahasan tentang pembagian hadits berdasarkan
kuantitas sanad, ternyata pembahasan ini sangat penting untuk dikaji suatu ilmu
hadits untuk mengetahui hadis itu tersebut disebut Hadis Mutawatir atau hadis Ahad
yang mana keduanya sama-sama membahas tentang kuantitas suatu hadis.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan baik dalam
penulisan atau penyusunan kata. Maka dari itu, sang penulis sangat mengharap
kritik, saran dan membangun kepada sang penulis untuk perbaikan ke depannya,
agar makalah yang saya tulis ini lebih baik untuk digunakan daripada yang sekarang
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ajaj Al Hadid, dalam, Ulumul Hadits, pustaka Setia, Bandung, 2008.