Oleh :
J. 015.20.099
Tahun 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut di
kemukakan oleh Stuart and Sundeen (2006), yang terdiri dari :
2. Ideal Diri.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and
Sundeen, 2006). Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan di
inginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai. Ideal diri
akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujudkan cita– cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga
budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan. Ideal diri mulai berkembang pada
masa kanak–kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang
memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk
melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman (Keliat, 2005).
Menurut Ana Keliat (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri
yaitu :
a. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
b. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
c. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis,
keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri.
d. Kebutuhan yang realistis.
e. Keinginan untuk menghindari kegagalan.
f. Perasaan cemas dan rendah diri.
3. Peran
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 2005). Peran yang ditetapkan adalah
peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima
adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh
individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari
peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di
masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang
menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan
(Keliat, 2005). Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran
yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak.
b. Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang
yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi
berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan peran
yang dapat menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas
atau peran berlebihan.
c. Transisi Sehat Sakit.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri
dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi
semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri peran dan harga
diri. Masalah konsep diri dapat di cetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau
fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
4. Identitas
Identitas adalah kesadarn akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan
penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai
satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991). Seseorang yang mempunyai
perasaan identitas diri yang kuat akan yang memandang dirinya berbeda dengan
orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri),
kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan
menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak
bersamaan dengan perkembangan konsep diri.
Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat, 2005). Identitas
jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep laki-
laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat
terhadap masing-masing jenis kelamin tersebut.
Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat ditandai
dengan:
1) Memandang dirinya secara unik.
2) Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain.
3) Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima
diri dan dapat mengontrol diri.
4) Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri
Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari prilaku dan perasaan
seseorang, seperti:
a. Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda dengan
orang lain.
b. Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya.
Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran, nilai
dan prilaku secara harmonis.
c. Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan
lingkungan sosialnya.
d. Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan dating.
e. Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan di realisasikan (Meler
dikutip Stuart and Sudeen, 1991)
5. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen,
2006). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah
atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri
rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah
di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 2005). Biasanya
harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.
Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga
diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam
kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait
dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan
skizofrenia. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri
rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi
yang telah berlangsung lama) dan dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak
langsung (nyata atau tidak nyata).
C. Masalah Keperawatan Gangguan Konsep Diri
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif.
Gangguan konsep diri dapat juga disebabkan adanya stresor. (Muhith, 2015) &
(Potter & Perry, 2005)
Masalah keperawatan gangguan konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
1. Gangguan Citra Tubuh
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek
yang sering kontak dengan tubuh. Gangguan tersebut diakibatkan kegagalan
dalam penerimaan diri akibat adanya persepsi yang negatif terhadap tubuhnya
secara fisik. (Muhith, 2015)
Identitas dipengaruhi oleh stresor sepanjang hidup. Masa remaja adalah waktu
banyak terjadi prubahan, yang menyebabkan ketidakamanan dan ansietas. Remaja
mencoba menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, emosional, dan mental akibat
peningkatan kematangan. Seseorang yang lebih dewasa biasanya mempunyai
identitas yang lebih stabil dan karenanya konsep diri berkembang lebih kuat.
(Potter & Perry, 2005)
Bingung identitas terjadi karena seseorang tidak mempertahankan identitas
personal yang jelas, konsisten, terus sadar. Kebingungan identitas dapat terjadi
kapan saja dalam kehidupan jika seseorang tidak mampu beradaptasi dengan
stresor identitas. Dalam stress yang ekstrem seorang individu dapat mengalami
depresonalisasi, yaitu suatu keadaan dimana realitas eksternal dan internal atau
perbedaan antara diri dan orag lai tidak dapat ditetapkan. (Potter & Perry, 2005)
Persepsi-persepsi dalam gangguan identitas antara lain (Muhith, 2015):
1. Persepsi psikologis
a. Bagaimana watak saya sebenarnya?
b. Apa yang membuat saya bahagia atau sedih?
c. Apa yang dapat sangat mencemaskan saya?
2. Persepsi sosial
a. Bagaimana orang lain memandang saya?
b. Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
c. Apakah mereka membenci atau menyukai saya?
3. Persepsi fisik
a. Bagaimana pandangan saya terhadap penampilan saya?
b. Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
c. Apakah tubuh saya kuat atau lemah?
ASUHAN KEPERAWATAN
b. Stresor pencetus
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan
b) Transisi peran situasi
c) Transisi peran sehat /sakit
c. Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
1. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
2. Hobby dan kerajinan tangan
3. Seni yang ekspresif
4. Kesehatan dan perawan diri
5. Pekerjaan atau posisi
6. Bakat tertentu
7. Kecerdasan
8. Imajinasi dan kreativitas
9. Hubungan interpersonal
d. Mekanisme koping
1. Pertahanan koping dalam jangka pendek
2. Pertahanan koping jangka panjang
3. Mekanisme pertahanan ego
Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang tersebut wajib
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Persepsi psikologi:
1. Bagaimana watak saya sebenarnya?
2. Apa yang membuat saya bahagia atau sedih?
3. Apakah yang sangat mencemaskan saya?
b. Persepsi sosial:
1. Bagaimana orang lain memandang saya?
2. Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
3. Apakah mereka membenci atau menyukai saya?
c. Persepsi fisik:
1. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?
2. Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
3. Apakah tubuh saya kuat atau lemah?
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji:
1. Identitas: dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain:
karakteristik dan kekuatan?
a. Body image:
1. Dapatkah anda menjelaskan keadaan tubuh anda kepada saya?
2. Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda?
3. Apakah ada bagian dari tubuh anda yang ingin anda ubah?
b. Self esteem:
1. Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas?
2. Ingin jadi siapakah anda?
3. Siapa dan apa yang menjadi harapan anda?
4. Apakah harapan itu realistis?
5. Signifikan apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai?
6. Siapakah yang paling penting bagi anda?
7. Kompetensi: apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan
sesuatu untuk kepentingan hidup anda?
8. Virtue: pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila
dihubungkan dengan standar moral yang dianut?
9. Power: pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi
dalam hidup anda? Apa yang anda rasakan?
c. Role performance:
1. Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala
sesuatu sesuai peran anda? Apakah peran saat ini membuat anda puas?
2. Gangguan konsep diri.
3. Mekanisme koping jangka pendek (krisis identitas).
4. Kesempatan lari sementara dari krisis.
5. Kesempatan mengganti identitas.
6. Kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri (identitas yang
kabur).
7. Arti dari kehidupan.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian seluruh konsep diri, dapat disimpulkan masalah keperawatan
yaitu:
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah situasional atau kronik
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
3. Keputusasaan berhubungan dengan harga diri rendah
4. Gangguan harga diri ; harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri tidak
realistis
5. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Intervensi keperawatan
Fokus tindakan adalah pada tingkat penilaian kognitif pada kehidupan yang terdiri
dari persepsi, keyakinan, dan kepribadian. Kesadaran klien akan emosi dan
perasaan nya juga hal yang penting. Setelah mengevaluasi penilaian kognitif dan
kesadaran perasaan, lainnya dari masalah dan kemudian merubah perilaku.
Prinsip asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari
kemajuan klien meningkatkan tingkat berikutnya, meningkatkan keterbukaan dan
hubungan saling percaya, meluruh ancaman dari sikap perawat terhadap klien, dan
membantu klien memperluas dan menerima semua aspek kepribadiannya.
1. Tindakan penerimaan yang tidak kaku dengarkan klien
2. Dorong klien mendiskusikan pikiran dan perasaannya
3. Beri respon yang tidak menghakimi
4. Tunjukkan bahwa kalian adalah individu yang berharga yang bertanggung
jawab terhadap dirinya dan dapat membantu dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi.A., Panjaitan, R.U., & Daulima, N.H.C. 2005. Proses keperawatan
kesehatan jiwa,Edisi 2. Jakarta : EGC
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Jakarta:
ANDI
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan buku 3 ed.7. Jakarta: Salemba
Stuart & Sundeen. (2006). Keperwatan psikiatrik: Buku Saku Keperawatan Jiwa,
Edisi 5. Jakarta : EGC