Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No.

2 (Mei 2019) ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)


DOI htps://doi.org/10.22146/jkesvo.44497

Pengaruh Range of Motion terhadap Kekuatan Otot


pada Pasien Stroke
1 2
Susanti , Difran Nobel Bistara
1
Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya
2
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
susanti@akper-adihusada.ac.id
1

Diajukan 26 Maret 2019 Diperbaiki 28 Mei 2019 Diterima 28 Mei 2019


ABSTRAK
Latar Belakang: Kelemahan otot merupakan sampel sebanyak 32 responden (rumus slovin).
dampak terbesar pada pasien stroke. Guna Pengambilan sampel dengan teknik Simple Random
mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, Sampling. Instrumen yang digunakan dalam
mobilitas persendian, dan menstimulasi sirkulasi, pengumpulan data adalah lembar observasi untuk
maka diperlukan Range Of Motion ( ROM) . kekuatan otot.
Peningkatan angka kejadian stroke dan kecacatan Hasil: Responden sebagian besar berada direntang
yang ditimbulkan dapat diatasi dengan Range of usia 30-50 tahun, jenis kelamin laki-laki, memiliki
Motion (ROM). riwayat penyakit keluarga, dan lama menderita
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stroke 1-5 tahun. Uji Wilcoxon menunjukan tingkat
adanya pengaruh Range Of Motion (ROM) signifikasi p value = 0,00 dengan α= 0,05 (p<α) pada
terhadap kekuatan otot pada pasien stroke di tangan kanan sedangkan pada tangan kiri
wilayah Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. menunjukkan tingkat signifikan p value = 0.00
Metode: Penelitian ini menggunakan Pra- dengan α= 0,02 (p<α).
Eksperimental One-Group Pre-Post Test Design Kesimpulan: Terdapat pengaruh antara Range Of
dengan analisa data menggunakan statistik Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada pasien
wilcoxon sign rank test. Populasi dalam penelitian stroke karena setiap responden mengalami
ini adalah pasien stroke yang berdomisili di peningkatan skala kekuatan otot setelah dilakukan
wilayah Puskesmas Bulak Banteng Surabaya dan ROM dengan cara menggenggam bola.
jumlah
Kata Kunci: range of motion (rom); kekuatan otot.

ABSTRACT
Background: The weakness muscle is the biggest calculation of Slovin formula. The sample by using
impact on patients with stroke, to the practice Range Of techniques simple random sampling. The instrument
Motion with the aim is to maintain or preserve muscle used in the collection of data is an observation to the
strength, to maintain mobility joints and simulate strength of muscle and Range of Motion.
circulation. With an increase in the incidence of stroke Result: Most of the respondents were in the range of
and disability. 30- 50 years of age, male sex, had a family history of
Objective: The study aims to find his Range of Motion disease, and suffered a stroke for 1-5 years. Wilcoxon
of muscle strength in patients with stroke in the test results show the significance level p value = 0.00
Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. with α = 0.05 (p
Methods: This study used Pra-eksperimental One <α) on the right hand while in the left hand shows a
Grup Pra-Post Test Design with data analysis used significant level p value = 0.00 with α = 0.02 (p<α ).
the Wilcoxon sign rank test statistic. Population in this Conclusion: There is influence between ROM exercises
study is a stroke patient who live in the Puskesmas gripping the ball against the muscle tone in the right
Bulak Banteng Surabaya and sampels 32 of responden hand and left hand that suffered a stroke.
based on
Keywords: range of motion; muscle strength.
htps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 31 May, 2019 112
Pengaruh Range of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan
Otot...

PENDAHULUAN pasokandarahmenujuotakyang
Pecahnya pembuluh darah akibat menyebabkan aliran darah ke otak terhenti
tersumbat oleh bekuan darah da sehingga terjadi pembekuan darah yang dapat
p a t mempengaruhi distribusi nutrisi dan menyumbat pembuluh darah otak atau
oksigen menuju otak. Hal ini dapat menjadi arterosklerosis (penumpukan kolesterol pada
pemicu terjadinya salah satu penyakit dinding pembuluh darah) (Belagaje, 2017;
persyarafan yaitu stroke (Wiwit, 2010). Junaedy, 2009).
Kecacatan pada usia dewasa sampai lanjut Penurunan kemampuan dala
usia merupakan masalah kesehatan utama m menggerakkan otot pada anggota tubuh
yang disebabkan oleh penyakit stroke(Go et seseorang pasien yang mengalami stroke
al., 2012). dikarenakan mengalami kelemahan pada satu
Dampak yang ditimbulkan oleh stroke, sisi anggota tubuh. Menurut (Chaidir &
b e rupa he m i p a r a s e ( k e le m a h a n ) dan Zuardi, 2014),pemberian dua kali latihan
hemiplegia (kelumpuhan) merupakan salah ROM setiap hari pada pasien stroke iskemik
satu bentuk deficit motorik. Hal ini lebih meningkatkan kemampuan otot
disebabkan oleh gangguan motorik neuron daripada satu kali sehari.
dengan karakteristik kehilangan kontrol Terapi konseling, terapi rohani, terapi
gerakan volunteer (gerakan sadar), gangguan wicara, dan terapi fisik merupakan rehabilitasi
gerakan, keterbatasan tonus otot, dan yang dapat dilakukan pada pasien stroke.
keterbatasan reflek(Winstein et al., 2016). Salah satu pemulihan pada pasien stroke
Menurut '(National Stroke Association, adalah dengan cara terapai fisik yaitu latihan
2010), kematian akibat stroke sebanyak 51% di Range of Motion (ROM) dengan cara
dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. menggenggam bola.
Populasi penderita stroke di Indonesia pada Range of Motion (ROM) merupakan salah
tahun 2009 sekitar 211 juta jiwa atau 9,2% per satu terapi pemulihan dengan cara latihan
100 populasi. otot
DRiset Kesehatan untuk
a Dasar (2013), mempertahankan
t kemampuan pasien
a
menunjukkan stroke sebanyak 4,31%.
prevalensi stroke di Data yang diperoleh
Jawa Timur sebesar dari Puskesmas
16 per 1000 Bulak Banteng
penduduk, terdapat 35 orang
sedangkan menurut yang mengalami
Febria Rahmanita, kelemahan
Kepala Dinas ekstremitas akibat
Kesehatan Kota stroke.
Surabaya, prevalensi Penyebab stroke
tahun 2016 yang dilihat dari jenisnya
menderita stroke terdapat dua jenis
sebanyak 15,4% dari stroke. Jenis yang
2,8 juta penduduk. pertama adalah stroke
Penduduk yang hemoragi. Stroke
mengalami hemoragi terjadi
kelemahan karena hambatan
ekstremitas akibat aliran darah yang

113 htps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online May 31, 2019


Pengaruh Range of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan
Otot...
normal dan menggerakkan Populasi dalam
Tabel 3
rembesan darah ke persendian secara penelitian ini adalah
menunjukkan
otak akibat normal dan seluruh pasien stroke
sebagian besar
pecahnya pembuluh lengkap(Tseng et al., di wilayah kerja
responden di
darah sehingga 2007). Berdasarkan Puskesmas Bulak
wilayah Puskesmas
merusak otak. uraian diatas, Banteng Surabaya
Bulak Banteng
Pe nderita peneliti tertarik (N=35) dengan
Surabaya memiliki
hipe rtens i meneliti tentang jumlah sampel
riwayat penyakit
sebagaian besar pengaruh latihan sebesar 32 responden.
keluarga, dengan
mengakibatkan fisik menggenggam Penelitian ini
jumlah 17 responden
terjadinya stroke bola terhadap menggunalan cara
dan persentase
hemoragi. kekuatan otot pada pengambilan sampel
(53%).
Stroke iskemik pasien stroke. dengan tehnik Simple
4. Pekerjaan
merupakan jenis Random Sampling dan
Tabel 4. Distribusi
stroke kedua yang METODE uji statistic untuk Frekuensi Responden
terjadi akibat Penelitian ini menganalisa data Berdasarkan
terganggunya dilaksanakan menggunakan Pekerjaan
pada tanggal Wilcoxon sign rank No. Pekerjaan Frekuensi
13 Mei sampai 13 test. Tidak
Juni 2018 di 1. bekerja 17
2. Wiraswasta 6
wilayah Puskesmas HASIL
3 Swasta 9
Bulak Banteng A. Data umum
28
Surabaya. Desain 1. Umur
Jumlah
penelitian yang Tabel 1. Distrubusi
Frekuen 32
digunakan adalah si 100
pra- eksprimental Respon
den
dengan One-Group Berdasa
Pra-Post Test Design. rkan
Umur
Desain penelitian
yang digunakan 2. Jenis Kelamin
No. Umur
Tabel 2. Distribusi
yaitu one group Frekuensi Frekuensi
pretest-postest. Persentase Responden
1. <30 Berdasarkan
Peneliti akan Jenis
melakukan 2. 30-50 Kelamin
pengukuran 3. >50 13
Jenis
sebelum dan 40 No. Kelamin
Jumlah Frekuensi
sesudah diberikan Persentase
32
perlakuan. Jenis
100
instrumen yang
Ά
digunakan pada Tabel 1
variabel dependen menunjukkan
(kekuatan otot) sebagian besar
adalah lembar responden di wilayah
observasi tingkat Puskesmas Bulak
kekuatan otot, Banteng Surabaya
sedangkan pada berumur 30-50 tahun,
variabel independen dengan jumlah 15
ROM adalah SOP responden dan
ROM. persentase (47%).
htps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online May 31, 2019 114
Pengaruh Range of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan
Otot...
Ά Responden Ά
Tabel 4 Berdasarkan
menunjukkan, Lama Menderita
Stroke
sebagian besar
responden di Lama
wilayah Puskesmas No. Menderita
Bulak Banteng Frekuensi
Surabaya tidak Persentase
Stroke
bekerja. Jumlahnya
17 responden 1. <1 Tahun
13
dengan persentase
(53%) 2. 1-5 Tahun
87
5. Karakteristik
Responden >5 Tahun
0
Berdasarkan Lama
Menderita Stroke Jumlah
Tabel 5. Distribusi 32
Frekuensi 100

1. Laki-laki Ά
53 Tabel 5
menunjukkan
2. Perempuan 15
sebagian besar
47
responden di
Jumlah 32
wilayah Puskesmas
100
Bulak Banteng
Ά
Tabel 2 Surabaya sudah
menunjukkan lama menderita
sebagian besar stroke selama 1-5
responden di tahun, jumlahnya 28
wilayah Puskesmas responden dengan
Bulak Banteng persentase (87%).
Surabaya berjenis
kelamin laki-laki,
jumlahnya 17
responden dengan
persentase (53%).
3. Riwayat Penyakit
Keluarga
Tabel 3.
Distribusi
Distrubusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Riwayat
Penyakit
No. Keluarga Frekuensi Persentase
1. Iya 17 53
2. Tidak 15 47
Jumlah 32 100

115 htps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online May 31, 2019


B. Data khusus
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kekuatan Otot Tangan Kanan
Tabel 6. Distrubusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kekuatan Otot Tangan Kanan
Skala Kekuatan Otot
No. Kekuatan Otot Tangan Jumlah
Kanan Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala
5

1 Kanan Pre 0 (0%) 4 (13%) 11 (34%) 17 (53%) 0 (0%) 32 (100%)


2 Kanan Post 0 (0%) 4 (13%) 3 (9%) 25 (78%) 0 (0%) 32 (100%)

Ά Tabel 6 menunjukkan, hampir sebagian Range Of Motion, responden mengalami


responden di wilayah Puskesmas Bulak peningkatan kekuatan otot skala 4 dan
Banteng Surabaya mengalami penurunan berjumlah 25 responden dengan presentase
kekuatan otot skala 3, jumlahnya 11 (78%)
responden dengan persentase (34%). Setelah
dilakukan
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kekuatan Otot Tangan Kiri
Tabel 7. Distrubusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kekuatan Otot Tangan Kiri
Skala Kekuatan Otot
No. Kekuatan Otot Tangan Jumlah
Kiri Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala
5

1 Kiri Pre 0 (0%) 4 (13%) 21 (65%) 7 (22%) 0 (0%) 32 (100%)


2 Kiri Post 0 (0%) 4 (13%) 11 (34%) 17 (53%) 0 (0%) 32 (100%)

Ά Tabel 7 menunjukkan, sebagian besar dengan persentase (65%), dan yang


responden di wilayah Puskesmas Bulak mengalami peningkatan kekuatan skala
Banteng Surabaya mengalami penurunan otot skala 4 berjumlah 17 responden dengan
kekuatan otot skala 3, berjumlah 21 responden presentase (53%)
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kekuatan Otot Tangan Kanan dan Kiri
Tabel 8. Distrubusi Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap Kekuatan Otot Tangan
Skala Kekuatan Otot
No. Kekuatan Otot Tangan Jumlah
Kanan Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala
5
1 Kanan Pre 0 (0%) 4 (13%) 11 (34%) 17 (53%) 0 (0%) 32 (100%)
2 Kanan Post 0 (0%) 4 (13%) 3 (9%) 25 (78%) 0 (0%) 32 (100%)

UJI WILCOXON Hasil


P value = 0,05
Ά Tabel 9. Distrubusi Pengaruh Range of Motion (ROM) Kekuatan Otot Tangan Kiri
Skala Kekuatan Otot
No. Kekuatan Otot Tangan Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala 5 Jumlah
Kiri
1 Kiri Pre 0 (0%) 4 (13%) 21 (65%) 7 (22%) 0 (0%) 32 (100%)
2 Kiri Post 0 (0%) 4 (13%) 11 (34%) 17 (53%) 0 (0%) 32 (100%)
UJI WILCOXON Hasil
P value = 0,02
Ά
Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Wilcoxon dengan α= 0,05 (p<α), sedangkan berdasarkan
menunjukan tingkat signifikasi p value = 0,00 tabel 9, hasil Uji Wilcoxon menunjukkan tingkat

signifikan p value = 0.00 dengan α= 0,02 (p<α)


pendarahan akibat hipertensi lebih banyak
sehingga H0 ditolak karena terdapat pengaruh
sekitar 80% karena hipertensi merupakan
antara latihan ROM menggenggam bola
penyebab utama terjadinya komplikasi
terhadap kekelutan otot pada tangan kanan
kardiovaskular Go et al., 2012).
dan tangan kiri yang menderita stroke. Hal ini
Laki-laki lebih berisiko dibandingkan
menunjukkan bahwa antar variabel terdapat
wanita dengan perbandingan 3:2. Laki-laki
pengaruh yang kuat.
cenderung mengalami stroke iskemik,
sedangkan wanita lebih sering menderita
PEMBAHASAN
hemorargi dan kematiannya dua kali lipat
Penelitian yang dilakukan pada 13 Mei dibanding laki-laki Go et al., 2012). Hal ini
2018 di Puskesmas Bulak Banteng Surabaya m e n u n j u k k a n b a h wa s e b a g i a n b e
menunjukkan bahwa kekuatan otot pada s a r responden yang menderita stroke adalah
tangan kanan sebelum dilakukan Range Of laki- laki, dikarenakan dari kebiasaan
Motion yaitu terdapat 11 responden (34%) merokok atau mengonsumsi alkohol.
pada skala 3 dan 17 responden (53%) pada Range Of Motion memiliki pengaruh
skala 4, sedangkan kekuatan otot pada terhadap rentang gerak responden bila
tangan kiri sebelum dilakukan Range of dilakukan dengan frekuensi dua kali sehari
Motion yaitu terdapat 21 reponden (65%) dalam enam hari dan dengan waktu 10-15
pada skala 3 dan 7 responden (22%) pada menit dalam sekali latihan (Chaidir & Zuardi,
skala 4.
Penelitian ini menunjukkan kelompok 2014 ) . Penelitian Fi lant ip ( 2015 ) juga
usia terbanyak yang menderita stroke yaitu 30- mengakibatkan stroke yaitu hipertensi.
50 tahun sebanyak 15 responden (47%). Hipertensi dapat menyebabkan stroke iskemik
Berdasarkan riwayat penyakit keluarga maupun pendarahan, tetapi kejadian stroke
terdapat 17 responden (53%) yang mengalami
riwayat penyakit keluarga. Berdasarkan jenis
kelamin terdapat 17 responden (53%) berjenis
kelamin laki-laki.
Farida & Amalia (2009) menyatakan,
serat otot akan mengecil seiring dengan
penuaan, kekuatan otot berkurang seiring
berkurangnya massa otot, lalu 10- 15%
kekuatan otot dapat hilang setiap minggu jika
otot beristirahat sepenuhnya, dan sebanyak
5,5% kekuatan otot dapat hilang setiap hari
pada kondisi istirahat dan imobilisasi
sepenuhnya.
Studi epidemiologi diketahui bahwa
usia sebagai salah satu sifat karakteristik
manusia merupakan variabel yang cukup
penting karena banyak penyakit yang
ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi
yang disebabkan oleh usia (Farida & Amalia,
2009; Junaedy, 2009).
Riwayat penyakit keluarga yang dapat
membuktikan bahwa latihan dua kali sehari
dalam 6 hari dengan waktu 10-15 menit akan
berpengaruh terhadap rentang gerak
responden.
Rehabilitasi dini dapat se
g e r a dilakukan di tempat tidur setelah
kondisinya stabil dan keadaan pasien sudah
membaik. Memperbaiki fungsi saraf
merupakan tujuan perawatan suportif dini
melalui terapi fisik.
Range Of Motion merupaka
n pergerakan persendian sesuai dengan
gerakan yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot baik secara
pasif maupun aktif (Winstein et al., 2016).
Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
antara ROM terhadap kekuatan otot pada
pasien stroke karena setiap responden
mengalami peningkatan skala kekuatan
otot setelah dilakukannya Range Of Motion
menggenggam bola.

KESIMPULAN DAN SARAN


Latihan ROM menggenggam bola
memiliki pengaruh terhadap kelenturan otot
pada tangan kanan dan kiri yang menderita
stroke. Responden dianjurkan lebih aktif
dalam melakukan aktifitas fisik supaya tidak
terjadi penurunan kekuatan otot, salah satu
contohnya
adalah menggenggam bola. Diharapkan Benjamin, E. J., Berry, J. D., Borden, W. B.,
keluarga responden untuk tetap memotivasi … Turner, M. B. (2012). Heart Disease
responden untuk tetap melakukan ROM and S t r o k e S t a t i s t i c s — 2 0 1 3 U
secara mandiri. p d a t e . Circulation. 127(1).
htps://doi.org/
DAFTAR PUSTAKA 10.1161/cir.0b013e31828124ad
Belagaje, S. R. (2017). Stroke Rehabilitation. J unae dy, I . ( 2009 ) . Stroke, Waspadai
Continuum Lifelong Learning in Ancamanya. Yogyakarta: Andi Publisher.
Neurology. 23(1): 238-253. Retrieved National Stroke Association. (2010). Hope: A
from ht ps://doi.org/10.121 stroke Recovery Guide. National Stroke
2 / CON.0000000000000423 Association.
Chaidir, R., & Zuardi, I. M. (2014). Penggaruh Tseng, C. N., Chen, C. C. H., Wu, S. C., & Lin,
Latihan Range Of Motion pa L.
d a Ekstremitas Atas dengan Bola C. (2007). Effects of a range-of-motion
Karet Terhadap Kekuatan Otot Pasien exercise programme. Journa
Stroke Non Hemoragi di Ruang Rawat l o f Advanced Nursing. 57(2): 181–
Stroke RSSN Bukitinggi Tahun 2012. 191. Retrieved from
Jurnal Ilmu Kesehatan Afiyah. 1(1): 2-6. htps://doi.org/10.1111/ j.1365-
Farida, I., & Amalia, N. (2009). Mengantisipasi 2648.2006.04078.x
Stroke. Yogyakarta: Buku Biru. Winstein, C. J., Stein, J., Arena, R., Bates, B.,
Filantip, A. (2015). Pengaruh Latihan ROM Cherney, L. R., Cramer, S. C., …
Aktif Terhadap Kelenturan Sendi Zorowib,
Ekstremitas Bawah dan Gerakan R. D. (2016). Guidelines for Adult Stroke
Motorik pada Lansia di Unit Pelayanan Rehabilitation and Recovery: A
Sosial Wening Wardoyo Ungaran. Guideline for Healthcare Professionals
Skripsi. Universitas Negeri Semarang. from the American Heart
Retrieved from Association/American Stroke
htps://lib.unnes.ac.id/23401/ Association. Stroke. 47(6): e98- e169.
Go, A. S., Mozaffarian, D., Roger, V. L., Retrieved from htps://doi.org/
10.1161/STR.0000000000000098
Wiwit. (2010). Stroke dan Penanganannya.
Yogyakarta: Kata Hati.
Pengaruh Range of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan
Otot...

117

Anda mungkin juga menyukai