Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan total 17.504 pulau.
sehingga Indonesia dijuluki sebagai Negara Maritim karena wilayahnya yang didominasi oleh
lautan. Negara yang memiliki nama lain Nusantara ini dihuni oleh penduduk yang
populasinya hampir mencapai 270 juta jiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara
yang majemuk karena memiliki budaya, adat istiadat, etnis, agama, dan tentu saja bahasa
yang sangat beragam di setiap daerah tak terkecuali di daerah pesisir pantai.

Daerah pesisir pantai merupakan daerah pertemuan antara ekosistem darat, ekosistem
laut, dan ekosistem udara yang saling bertemu dalam suatu keseimbangan yang rentan
(Fabianto dalam Beatly, 2014). Ini berarti lingkungan pesisir pantai merupakan wilayah yang
cukup penting karena memiliki ekosistem yang beragam, namun juga rentan karena
berbatasan langsung dengan berbagai ekosistem yang dapat menyebabkan kerusakan. Daerah
pesisir biasanya dihuni oleh masyarakat yang disebut sebagai masyarakat pesisir.

Masyarakat pesisir merupakan sekelompok masyarakat yang tinggal di perbatasan


wilayah daratan dengan laut, bertahan hidup dengan sumber hasil laut, dan memiliki
kebudayaan yang agak sedikit berbeda dengan kebudayaan pada umumnya. Masyarakat
pesisir cenderung membentuk kebudayaan sendiri yang biasa disebut dengan budaya pesisir.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebudayaan masyarakat pesisir adalah
faktor lingkungan alam yang dekat dengan pantai, faktor ini secara tidak langsung akan
membentuk bagaimana pola hidup, tingkah laku, dan kepribadian masyarakatnya.

Masyarakat pesisir banyak terdapat di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satu


wilayah pesisir yang ada di Indonesia adalah di wilayah Kecamatan Wedung, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah. Kecamatan Wedung terletak di pesisir pantai laut Jawa dengan luas
wilayah 93.876 ha, Kecamatan Wedung merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Demak.
Menurut data dari Registrasi Penduduk Kabupaten Demak tahun 2014, jumlah penduduk di
Kecamatan Wedung kurang lebih terdapat 72.722 jiwa. Mayoritas dari mereka memiliki mata
pencaharian yang bergantung pada hasil laut seperti nelayan, pembuat garam, terasi, kerupuk
ikan, pengasapan ikan, dan pengeringan ikan.

Masyarakat Pesisir Wedung Jawa Tengah ini merupakan salah satu contoh
masyarakat dengan kebudayaan pesisir sehingga memiliki budaya yang sangat berbeda
dengan budaya lain. Masyarakat Wedung masih memegang teguh tradisi dan budaya pesisir
nenek moyang mereka sehingga cenderung menolak modernisasi. Sikap menolak modernisasi
dan menjaga pluralisme budaya ini mengakibatkan masyarakat pesisir Kecamatan Wedung
memiliki peradaban yang kasar. Hal ini yang mengakibatkan masyarakat pesisir tidak mudah
diatur dan memiliki karakter yang keras (Kusnadi, 2002:36)

Kebudayaan pesisir itu jugalah yang menjadikan masyarakat pesisir memiliki gaya
komunikasi yang cenderung keras, lugas dan berbeda dengan masyarakat pesisir yang lain.
Selain karena faktor budaya, faktor lain yang menyebabkan kerasnya gaya komunikasi
masyarakat pesisir Kecamatan Wedung adalah faktor geografis, faktor biologis, teknologi
serta kehidupan sosialnya.
Gaya komunikasi masyarakat pesisir Kecamatan Wedung yang keras dan lugas ini
tentu saja belum diketahui oleh seluruh masyarakat luar, sehingga dapat mengakibatkan
masyarakat luar yang berkunjung ke Kecamatan Wedung menjadi tersinggung atau tidak
dapat menerima hal tersebut. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan gaya
komunikasi masyarakat pesisir di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Oleh karena itu, rumusan masalah yang akan diangkat dalam artikel ini adalah tentang Gaya
Komunikasi masyarakat pesisir Kecamatan Wedung dalam berkomunikasi dengan
masyarakat luar atau wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai