Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk ataupun
baik, seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahamantentang stress
dan akibatnya sangatlah penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu
sendiri. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebut stress sepanjang
kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan dengankehidupan modern dan
sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam gangguan stress. Para
ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian dengan situasi
dan kondisi hidup.
Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan pertumbuhan,
dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun demikian, terlalu
banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang
buruk, penyakit fisik danketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap
masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu
hubungan antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan
berbagai kelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992).

B. Rumusan Masalah
1.Apakah itu pengertian stres?
2.Apakah faktor predisposisi stres?
3.apakah faktor presipitasi stress ?
4. Bagaimanakah penilanyan terhadap stressor stres ?
5. apasaja sumber koping stress ?
6. bagaimana mekanisme kopingstres?

1
C.Tujuan
1.untuk mengetahui pengertian stres
2. untuk mengetahui faktor predisposisi stres
3. untuk mengetahui faktor presipitasi stres
4. untuk mengetahui penilanyan terhadap stressor stres
5. untuk mengetahui sumber koping stress
6. untuk mengetahui mekanisme koping stres

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Stres
Stres adalah satu kondisi ketika individu berespons terhadap perubahan dalam
status keseimbangan normal (Kozier, 2011). Stres adalah segala situasi di mana
tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang individu berespon dan melakukan
tindakan (Selye, 1976 dalam Potter dan Perry, 2005). Stressor adalah setiap
kejadian atau stimulus yang menyebabkan individu mengalami stres. Ketika
seseorang menghadapi stressor, responnya disebut sebagai strategi koping, respon
koping, atau mekanisme koping.

B. faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stres
yang memengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi stres baik
yang biologis, psikososial, dan sosiokultural .Terdapat banyak sumber stres, yang
secara luas dapat diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal, atau
stressor perkembangan atau situasional.
1. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh, demam,
kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti
rasa bersalah, kanker atau perasaan depresi.
2. Stressor eksternal berasal dari luar individu, sebagai contoh perpindahan ke
kota lain, kematian anggota keluarga, atau tekanan dari teman sebaya,
perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran
keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan.
3. Stressor perkembangan terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan
sepanjang hidup individu. Pada setiap tahap perkembangan, tugas tertentu
harus dicapai untuk mencegah atau mengurangi stres.

3
4. Stressor situasional tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapan pun
sepanjang hidup. Stres situasional dapat positif dan negatif. Contoh
a. Kematian anggota keluarga
b. Pernikahan atau perceraian
c. Kelahiran anak
d. Pekerjaan baru
e. Penyakit

Sejauh mana pengaruh positif dan negatif peristiwa ini bergantung pada
tahap perkembangan individu. Sebagai contoh, kematian orang tua dapat lebih
menimbulkan stres bagi anak usia 12 tahun dibandingkan pada orang yang
berusia 40 tahun.

C. Faktor presipitasi
Beberapa faktor yang dianggap sebagai pemicu timbulnya stres (Nasir &
Muhith, 2011) antara lain faktor fisik maupun biologis dan faktor
psikologis.
1. Faktor Fisik dan Biologis
Berikut ini adalah beberapa faktor fisik dan psikologis yang dapat
menyebabkan stres :
a. Genetika. Banyak ahli beranggapan bahwa masa kehamilan
mempunyai keakraban dengan kemungkinan kerentanan stres pada
anak yang dilahirkan.Kondisi tersebut berupa ibu hamil yang perokok,
alkoholik, dan penggunaan obat-obatan.
b. Case History. Beberapa riwayat penyakit di masa lalu yang
mempunyai efek psikologis di masa depan, dapat berupa penyakit di
masa kecil seperti demam t inggi yang mempengaruhi kerusakan
gendang telinga, kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan organ dan
sebagainya.

4
c. Pengalaman hidup. Mencakup case history dan pengalaman hidup yang
mempengaruhi perasaan independen yang menyangkut kematangan
organ-organ seksual pada masa remaja.
d. Tidur. Istirahat yang cukup akan memberikan energi pada kegiatan
yang sedang dilakukannya. Penderita insomnia mempunyai kerentanan
terhadap stres yang lebih berat.
e. Diet. Diet yang berlebihan dapat mengakibatkan stres berat.Pelaku diet
penderita obesitas yang melakukan diet ketat berlebihan mempunyai
 Tahap Reaksi Waspada
 Tahap Melawan
 Tahap Kelelahan
2. Stres Sebagai Transaksi Antara Individu dan Lingkungan
Interaksi antara manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi
disebut sebagai hubungan transaksional.

D. Penilanyan terhadap stress


Penilanyan terhadap stress dapat kita ukur menggunakan riteria HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale). Unsur yang dinilai antara lain: perasaan
ansietas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan,
perasaan depresi, gejala somatik, gejala respirasi, gejala gejala kardiovaskuler,
gejala respirasi, gejala gastrointestinal, gejala urinaria, gejala otonom, gejala
tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring, dengan
ketentuan penilaian sebagai berikut:
0: Tidak ada gejala dari pilihan yang ada
1: Satu gejala dari pilihan yang ada
2: Kurang dari separuh dari pilihan yang ada
3: Separuh atau lebih dari pilihan yang ada
4: Semua gejala ada

5
Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item
dijumlahkan sebagai indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Skor < 14 tidak ada stres
Skor 14-20 stres ringan
Skor 21-27 stres sedang
Skor 28-41 stres berat
Skor 42-56 stres berat sekali
a. Gejala Stres Yang dialami klien Sesuai dengan skala Hars:
 Perasaan cemas
 Ketegangan
 Ketakutan
 Gangguan tidur
 Gangguan kecerdasan
 Perasaan depresi/tertekan
 Gejala somatic
 Gejala sensorik
 Gejala kardiovaskuler
 Gejala pernapasan
 Gejala gastrointestinal
 Gejala urogenital
 Gejala vegetatif otonom
 Apakah remaja merasakan
b. Kuesioner Stres
Identitas Responden
No Responden :
Alamat :
Tanggal Pengisian :

6
c. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda √ pasda salah satu jawaban yang anad anggap sesuai
dengan keadaan anda
Petunjuk:
Bacalah daftar pilihan jawaban dengan teliti.
Berilah tanda √ pada kotak yang tersedia sesuai dengan keadaan yang
saudari alamai
Jawaban dapat lebih dari satu dalam satu pernyataan dan bila saudara tidak
mengalami gejala yang ada dalam pernyataan saudara boleh tidak
menjawabnya.

E. Sumber koping stress


Terdapat banyak sumber stres, yang secara luas dapat diklasifikasikan
sebagai stressor internal atau eksternal, atau stressor perkembangan atau
situasional.
1. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh, demam,
kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti
rasa bersalah, kanker atau perasaan depresi.
2. Stressor eksternal berasal dari luar individu, sebagai contoh perpindahan ke
kota lain, kematian anggota keluarga, atau tekanan dari teman sebaya,
perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran
keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan.
3. Stressor perkembangan terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan
sepanjang hidup individu. Pada setiap tahap perkembangan, tugas tertentu
harus dicapai untuk mencegah atau mengurangi stres.
4. Stressor situasional tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapan pun
sepanjang hidup. Stres situasional dapat positif dan negatif. Contoh
a. Kematian anggota keluarga
b. Pernikahan atau perceraian
c. Kelahiran anak

7
d. Pekerjaan baru
e. Penyakit
Sejauh mana pengaruh positif dan negatif peristiwa ini bergantung
pada tahap perkembangan individu. Sebagai contoh, kematian orang tua
dapat lebih menimbulkan stres bagi anak usia 12 tahun dibandingkan
pada orang yang berusia 40 tahun.
a. Macam-macam Stres
Ditinjau dari penyebab, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di
antaranya:
1. Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena
temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising,
sinar matahari atau karena tegangan arus listrik.
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimiawi seperti obat-obatan, zat
beracun asam, basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena
pengaruh senyawa kimia.
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri
atau parasit.
4. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh
diantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ
dan lain-lain.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan
perkembangan seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut
usia.

8
6. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan stimulus psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri
seperti hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor
keagamaan (Alimul, 2008).

F. Mekanisme koping
Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu untuk
menghadapi situasi yang menekan.Oleh karena itu meskipun koping menjadi
bagian dari penyesuaian diri, namun koping merupakan istilah yang khusus
digunakan untuk menunjukkan reaksiindividu ketika menghadapi
tekanan/stress. Ada berbagai macam koping.Pendapat berbagai tokoh pun
beragam. ada yangmenyebutkan istilah koping hanya untuk cara-cara mengatasi
persoalan yang sifatnya positif. namun ada juga yang melihat koping sebagai
istilah yang netral. Koping yang negatif menimbulkan berbagai persoalan baru
di kemudian hari, bahkansangat mungkin memunculkan berbagai gangguan
pada diri individu yang bersang kutan. Sebaliknya koping yang positif
menjadikan individu semakinmatang, dewasa dan bahagia dalam menjalani
kehidupannya. ada berbagai cara untuk mengatasi stress.kalau akibat stres telah
mempengaruhi fisik, dan bahkan menimbulkan penyakit tertentu, peranan
obat/medikasi biasanya diperlukan. namun obat itu sendiri kurang efektif untuk
mengatasi stress dalam jangka panjang. ada efek negatif bila menggunakan
obat terus menerus. Disamping obat-obat tertentu membutuhkan biaya yang
mahal, obat juga bias mengakibatkan ketergantungan dan bahkan membuat
orang tertentu kebal terhadap obat tertentu. Untuk mencegah danmengatasi stres
agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan
cara:

9
1. Istirahat dan TidurIstirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam
mengatasi stres karena denganistirahat dan tidur yang cukup akan
memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akanmemberikan kegairahan
dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
2. Olah Raga atau Latihan TeraturOlah raga dan latihan teratur adalah salah
satu cara untuk meningkatkan daya tahandan kekebalan fisik maupun
mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi,lari pagi minimal
dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan
keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
3. Berhenti Merokok berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi
stres karena dapat meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan
ketahanan dan kekebalan tubuh.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras Minuman keras merupakan factor
pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan tidak
mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh
akansemakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras
banyakmengandung alkohol.
5. Pengaturan Berat BadanPeningkatan berat badan merupakan faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya streskarena mudah menurunkan daya tahan
tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yangseimbang akan meningkatkan
ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
6. Pengaturan Waktu Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam
mengurangi dan menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala
pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari.
Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktusecara
efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti
menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu
berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
7. Terapi Psikofarmaka Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam
mengalami stres yang dialamidengan cara memutuskan jaringan antara psiko

10
neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang dialami tidak
mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan
biasanyadigunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
8. Terapi SomatikTerapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan
akibat stress yang dialamisehingga diharapkan tidak dapat mengganggu
sistem tubuh yang lain.
9. Psikoterapi Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang
disesuaikan dengankebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi
psikoterapi suportif dan psikoterapiredukatif di mana psikoterapi suportif
memberikan motivasi atau dukungan agar pasienmengalami percaya diri,
sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan
secara berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi
kognitifdan lain-lain.
10. Terapi Psikoreligius Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama
dalam mengatasi permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi
permasalahn psikologis mengingat dalammengatasi atau mempertahankan
kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis,sosial, dan sehat
spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
11. HomeostatisMerupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalammenghadapi kondisi yang dialaminya. Proses
homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuhmengalami stres yang ada
sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri
untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan
bahwahomeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk
memeliharastabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
sekitarnya.

11
BAB III
PEUTUP

A.Kesimpulan
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Manifestasi Stress ; Stres
sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi
cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik
individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang.
Faktor yang mempengaruhi stress yaitu, faktor lingkungan, faktor organisasi,
dan faktor individu. Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu
unyuk menghadapi situasi yang menekan.Oleh karena itu meskipun koping
menjadi bagian dari penyesuaian diri,namun koping merupakan istilah yang
khusus digunakan untuk menunjukkan reaksi individu ketika menghadapi
tekanan/stress.

B.Saran
1. Jangan terlalu menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat, karena
akan menambah beban pikiran bagi kita.
2. Jagalah kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar
3. apabila anda merasa stress, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan
kejenuhan dalam berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan
bersama orang- orang terdekat anda.
4. hindari mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi system kerja
saraf otak yang akan menimbulkan stress.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2005, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.
Aat, 2005. Psikologi Stres. Bandung: UNPAD.
Bhuono, 2005. Metode Penelitian dan Pengolahan dengan SPSS. Yogyakarta:
Andi ofset.
Aat sriati. ”tinjauan tentang stres”(jatinagor: fakultas keperawatan, Universitas
padjadjaran.2008).
www.slideshare.net/suherlambang/stresskesehatan-dan-coping. Diakses tanggal
21 Maret 2020
https://id.sribbd.com/doc/kelompok-2-koping-stres-rentang-sehat-sakit-jiwa-
koping

13

Anda mungkin juga menyukai