Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA GUNUNG TAWANG RT 02 RW 03


KEC. SELOMERTO KAB. WONOSOBO

Di susun oleh :
1. Jamil setianto (2017200073)
2. Kiki Rahmalia (2017200068)
3. Lia Apriliana Hartono (2017200043)
4. M. Bunyamin (2017200076)
5. Maulina Septi Nurhikmah (2017200083)
6. Muhammad Fauzi (2017200108)
7. M. Fajrul Falah (2016200098)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
DI WONOSOBO JAWA TENGGAH
2019-2020
KATA PENGGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah  ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “asuhan Keperawatan komunitas di Desa gunung tawang rt 03 rw 02”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Wonosobo, 31 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
C. Manfaat penulisan....................................................................... 2-3

BAB II KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Definisi keperawatan komunitas................................................. 4


B. Jenis-jenis keperawatan komunitas............................................. 5
C. Kegiatan keperawatan komunitas................................................ 5-7

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Demografi ................................................................................... 8
B. Jenis-jenis pelayanan kesehatan.................................................. 8
C. Jumlah tenaga kesehatan............................................................. 8
D. Permasalahan kesehatan masyarakat........................................... 9

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian................................................................................... 10-17
B. Perumusan masalah..................................................................... 17
C. Intervensi..................................................................................... 18-21
D. Implementasi............................................................................... 22-32
E. Evaluasi....................................................................................... 33

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 34
B. Saran............................................................................................ 34-35

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 37

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan diperdesaan yang terjadi pada umumnya


berkaitan dengan faktor lingkungan, perilaku dan akses pelayanan
kesehatan serta kependudukan. Masalah diperdesaan menjadi kompleks
karena masyarakat perdesaan memiliki ciri khusus seperti
individualistic materialistic heterogen, dan mempunyai tuntutan
tinggi. Pertumbuhan kota biasanya diikuti oleh industrialisasi,
munculnya kawasan industri akan menimbulkan derajat pencemaran
dan berakibat buruk bagi lingkungan kehidupan masyarakat perdesaa.
Sebagai akibat perkembangan kota yang sangat cepat dan dinamis
akan berdampak pada perkembangan dan masalah kesehatan masyarakat
yang khas perdesaan. Masalah kesehatan lebih kompleks dan beragam
karena merupakan gabungan antara masalah konvensional dan modern,
baik untuk medis, maupun masalah kesehatan masyarakat. Adanya
berbagai masalah kesehatan di perdesaan diperlukakan keperawatan
kesehatan komunitas khususnya di daerah perkotaan dimana
keperawatan komunitas ini merupakan area keperawatan yang sudah
berkembang, pelayanan keperawatan di area komunitas tidak bisa
berfokus hanya merawat individu yang sakit tetapi juga melibatkan
keluarga, lingkungan dan komunitas untuk megatasi permasalahan
kesehatan dengan tujuan terciptanya individu, keluarga, lingkungan
dan komunitas yang sehat.Keperawatan kesehatan komunitas di
perkotaan menggunakan beberapa konsep asuhan keperawatan yaitu
untuk individu dan keluargamenggunakan konsep menurut Friedman,
untuk komunitas menggunakan community as partner dan

1
menggunakan strategi promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatannya
B. TUJUAN

Tujuan Umum

Agar mahasiswa mampu memahami konsep dan teori keperawatan


kesehatan komunitas terkait kesehatan masyarakat perdesaan.

Tujuan Khusus

1. Agar mahasiswa memahami dan menjelaskan teori dan konsep


keperawatan kesehatan komunitas.
2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi kesenjangan yang
dialami oleh masyarakat di daerah perdesaan.
3. Agar mahasiswa memahami dan menjelaskan model pelayanan
keperawatan komunitas (Perkesmas) pada masyarakat perdesaan.
4. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan
keluarga dan komunitas pada masyarakat perdesaan.

C. MANFAAT

memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua


orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem
Kesehatan Nasional, menjamin semua bantuan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan klien, melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan
asuhan keperawatan, Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.

2
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya di bidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan

3
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok
ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif
serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri
dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah

4
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).

B. JENIS-JENIS KEPERAWATAN KOMUNITAS


Secara umum, komunitas ini dikelompokkan ke dalam tiga jenis.
Adapun jenis jenis komunitas tersebut adalah sebagai berikut ini :
1. Komunitas Berdasarkan Minat
Maksudnya adalah suatu jenis komunitas yang terbentuk
karena adanya kesamaan minat maupun ketertarikan yang sama antar
para anggotanya. Biasanya komunitas yang terbentuk ini
berdasarkan minat jumlahnya anggotanya akan besar karena
komunitas tersebut bisa saling mendukung minat atau hobi mereka.
2. Komunitas Berdasarkan Lokasi
Maksudnya ialah suatu jenis komunitas yang terbentuk karena
adanya kesamaan lokasi atau tempat tinggal secara geografis.
Biasanya komunitas yang berdasarkan lokasi ini terbentuk karena
adanya keinginan untuk saling mengenal satu sama lain sehingga
kemudian tercipta interaksi yang bisa membantu perkembangan
lingkungannya.
3. Komunitas Berdasarkan Komuni
Maksudnya ialah suatu komunitas yang terbentuk karena
adanya suatu keinginan dan kepentingan bersama. Komunitas ini
terbentuk atas dasar kepentingan di dalam suatu organisasi sosial
dalam masyarakat.

C. Kegiatan Keperwatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan
praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan:

5
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan
tentang program praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam
komunitas, masalah dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk
perkenalan, penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak
dengan komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan
kader kesehatan setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan
demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat
visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun
kepanitiaan, menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat
dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
 Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
 Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah,
prioritas masalah, garis besar rencana kegiatan
 Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan
masalah yang telah ditetapkan.
 Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan
petugas kesehatan dari instansi terkait.
2. Tahap Pelaksanaan:
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama
dengan kelompok kerja kesehatan
b. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait sebelum dan
selama melaksanakan proses kegiatan.

6
c. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan
kelompok kerja kesehatan:
a. Pelatihan kader kesehatan
b. Penyuluhan kesehatan
c. Simulasi/demonstrasi
d. Pembuatan model/percontohan
e. Kunjungan rumah (home health care)
f. Kerja bakti, daan lain-lain.
2. Tahap Evaluasi:
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas
dalam hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta
aktivitas dari komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal
pencapaian tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan
kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.

7
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Demografi

Desa Gunung tawang terletak di kecamatan Selomerto Kab. Wonosobo yang


termasuk daerah tropis yang beriklim cukup dingin. Luasnya ± 5 km 2 dan
jumlah penduduknya ± 500 jiwa dengan jumlah kehamilan pertahun ± 40 jiwa,
jumlah kelahiran ± 40, jumlah kematian ± 20 jiwa, angka kesakitan di desa
gunung tawang pertahun ± 50 jiwa, untuk jumlah migrasi di desa gunung
tawang tidak begitu tinggi hanya tercatat beberapa jiwa yang bermigrasi.
Tercatat tahun 2015-2016 desa gunung tawang pernah terjadi kasus demam
berdarah yang cukup serius dengan korban puluhan jiwa. Tahun 2019 desa
gunung tawang sudah mulai melakukan program peduli kesehatan dengan
program tersebut dirangkul oleh dinas kesehatan setempat yaitu puskesmas,
adapun program yang sudah terealisasikan adalah program kebersihan
lingkungan 1x dalam seminggu, program penanaman apotik hidup dan
tanaman herbal di sekitar lingkungan. Adapun program yang belum
terealisasikan adalah pembuatan saftytank untuk masyarakat desa gunung
tawang.

B. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan

a. Polides
b. Posyandu
c. Puskesmas

C. Jumlah Tenaga Kesehatan

8
Desa gunung tawang hanya memiliki satu tenaga kesehatan yaitu Bidan
desa, namun untuk kesahatan masyarakat desa gunung tawang sendiri sudah
dirangkul oleh puskesmas setempat.

D. Permasalahan Kesehatan Masyarakat


Permasalahan kesehatan digunung tawang yang berhasil dikaji oleh dinas
kesehatan setempat dan mahasiswa kesehatan adalah sistem sanitasi yang
masih buruk, seperti tidak adanya saftytank, banyak kolam ikan yang kotor,
banyak air yang menggenang, dan perawatan bak air mandi yang kurang.
Sehingga tercatat tahun 2015-2016 pernah terjadi kasus demam berdarah.

9
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Presentase keluarga dengan balita

Presentase Keluarga dengan Balita


60

50
49
40

30

20

10

0 5
1

memiliki tidak memiliki

2. Status ekonomi

10
pendapatan keluarga perbulan

< Rp. 620000 620000-1000000 >1000000

pengeluaran keluarga perbulan

<Rp. 620000 620000-1000000 >1000000

3. Status lingkungan

11
luas perkarangan

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
< 50 m 50-100 m > 100 m

ventilasi/cahaya

49

5
< 10% dari luas ≥ 10% dari luas
dinding dinding

12
luas bangunan

43
≥6m

11
< 6m

4. Sumber air

jarak sumber air dengan pembuangan limbah

< 10 m > 10 m

13
berapa hari sekali tempat penyimpanan air dibersihkan

30

25

20

15

10

0
< 4 hari 4-8 hari > 8 hari

tempat penyimpanan air

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
terbuka tertutup tidak ada

5. Pembuangan air limbah

14
tempat pembuangan

sembarang tempat

sungai

jumbleng

septi tank

0 10 20 30 40 50 60

6. Demografi

jenis kelamin

88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
68
laki-laki perempuan

15
tingkat pendidikan terakhir

s1-s3

sma

smp

tk-sd

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

usia penduduk

>54 thn

34-53 thn

19-33 thn

13-18 thn

7-12 thn

4-6 thn

0 10 20 30 40 50 60

FAKTOR PENYEBAB DEMAM BERDARAH

N Variable Ya Tdk
O
1 Observasi: Apakah ada jentik ditempat penampungan air 
(bak mandi, gentong air, ban bekas, tempat minum burung,
vas bunga, dispenser, kaleng bekas, kulkas dll)
2 Apakah ada anggota keluarga dengan sakit panas 

16
Analisa data:
No Hari/tanggal Data Etiologi Problem
1 Selasa/15- Dari hasil  Kurang Perilaku
10-2019 pengkajian dan dukungan social kesehatan
pengumpulan cenderung
data yang  Pencapaian diri beresiko
diperoleh dari yang rendah
warga, rata-rata
pembuangan  Kurang
kororan/tinja pemahaman
dari warga
berakhir atau
dibuang di
sungai.

2 Selasa/15- Didapat data dari  Mengekspresikan Kesiapan


10-2019 hasil pengkajian, keinginan untuk meningkatkan
bahwa melakukan manajemen
masyarakat ingin terhadap faktor kesehatan
meningkatan resiko dan
kesehatan terhadap gejala
mereka, baik
dari segi
individu, social,
dan lingkungan

3 Selasa/15- Hasil pengkajian  Program tidak Defisiensi


10-2019 warga, didapat seluruhnya kesehatan
juga hasil bahwa mengatasi komunitas
masalah
 Ketidakcukupan
sumber daya

B. PERUMUSAN MASALAH

Masalah Besarnya Kesadaran Sumber daya SKOR

17
kesehatan masalah masyarakat yang tersedia
untuk berubah
Perilaku 4 5 3 12
kesehatan
cenderung
beresiko

Defesiensi 3 4 2 9
kesehatan
komunitas

Kesiapan 4 4 3 11
meningkatkan
manajemen
kesehatan

Keterangan pembobotan:
1 = sangat rendah 3 = cukup 5 = sanggat tinggi
2 = rendah 4 = tinggi
C. INTERVENSI
No Diagnose NOC NIC
keperaawatan
1. Perilaku Setelah dilakukan kunjungan a. Primer
kesehatan selama 2 hari diharapkan 5510 pendidikan
cenderung perilaku kesehatan komunitas kesehatan
beresiko dapat menjadi lebih baik. 1. Tentukan
Dengan kriteria hasil : pengentahuan
a. Primer kesehtatan dan
1844 pengetahuan : gaya hidup dan
Manajemen Penyakit Akut prilaku saat ini
Indicator awal akhir pada individu,
Faktor faktor keluarga
penyebah kelompok ssaran
dan faktor 2. Rumuska tujuan
yang dalam program
berkontribusi pendidikan
Perjalanan kesehatan
penyakit (tersebut)
biasanya 3. Identifikasi
Tanda dan sumber daya
gejala (misalnya,
tenaga, ruang,

18
penyakit peralatan, ruang
Sumber dan lain-lain)
informasi yang diperlukan
terpercaya untuk
terkait melaksanakan
penyakit program.
4. Hindari
Keterangan : pengunaan teknik
1: tidak ada pengetahuan dengan menakut-
2:pengetahuan terbatas nakuti sebagai
3: pengetahuan sedang strategi untuk
4: pengetahuan banyak memotifasi oranh
5: pengetahuan sangat banyak untuk
memotofasi
b. Sekunder orang agar
1608 kontrol gejala mengubah
Indicator Awal akhir prilaku kesehatan
Memantau atau gaya hidup
munculnya 5. Berikan ceramah
gejala untuk
Memantau menyampaikan
lamanya informasi dalam
gejala jumblah besar
Melakukan pada saat yang
tindakan tepat
pencegahan 6. Lakukan
Melakukan demonstrasi
tindakan ulang partisipasi
untuk pembelajaran dan
mengurangi manipulasi bahan
gejala pembelajaran
ketika
Keterangan : mengajarkan
1: tidak pernah menunjukan keterampilan
2: jarang menunjukkan psikomotorik
3: kadang menunjukkan 7. Gunakan
4: sering menunjukan berbagai strategi
5: secara konsisten dan intervensi
menunjukkan uitama dalam
program
pendidikan
8. Rancang dan
implementasikan
strategi untuk
menilai program
dan efektifitas

19
biaya pendidikan,
gunakan data ini
untuk
memperbaiki
efektifitas
program
berikutnya

b. Sekunder
5484 manajemen
lingkunga : komunitas
1. Monitor status
kesehatan yang
sudah diketahui
2. Berpartisipasi
dalam program di
komunitas untuk
mengatasi risiko
yang sudah
diketahui
3. Dorong
lingkungan untuk
berpartisipasi
aktif dalam
keselamatan
komunitas
4. Lakukan
program edukasi
untuk kelompok
yang beresiko
5. Bekerjasama
dengan
kelompok
dilingkungan
untuk
memastikan
peraturan
pemerintah yang
sesuai
2. Kesiapan Setelah dilakukan kunjungan 8700 pengembangan
meningkatkan selama 2 hari diharapkan program
manajemen komunitas dapat
kesehatan meningkatkan manajemen 1. Bantu kelompok
kesehatannya. Dengan maupun
kriteria hasil : masyarakat
2807 keefektifan skrining dalam

20
kesehatan komunitas mengidentifikasi
Indicator Awal akhir kebutuhan atau
Identifikasi masalah
kondisi kesehatan yang
beresiko signifikan
tinggi yang 2. Edukasi anggota
umum kelompok
dikomunitas perencanaan
Pendidikan mengenai proses
kepada perencanaan
anggota yang sesuai
komunitas 3. Kembangkan
akan tujuan dan
pentingnya sasaran dalam
skrining mengatasi
Dukungan kebutuhan atau
dari anggota masalah
komunitas 4. Jelaskan metode,
yang kegiatan dan
berpengaruh kerangka, waktu
Menjangkau untuk dilakukan
populasi (implementasi)
target 5. Rencanakan
program
Keterangan : 6. Modifikasi dan
1:buruk sempurnakan
2: cukup baik program
3: baik
4: sangat baik
5: sempurna

3. Defisiensi Setelah dilakukan kunjungan 8500 Pengembanagn


kesehatan selama 2 hari diharapkan kesehatan komunitas
komunitas menjaga status kesehatan 1. Identifikasi
komunitas. Dengan kriteria bersama
hasil: komunitas
2701 status kesehatan mengenai
komunitas masalah,
Indicator awal akhir kekuatan, dan
Tingkat prioritas
partisipasi kesehatan
dalam 2. Beritan
pelayanan kesempatan
kesehatan partisipasi pada
preventif semua segmen
Pravelensi komunitas

21
program 3. Fasilitasi
peningkatan implementasi dan
kesehatan revisi dari
Tingkat rencana
partisipasi komunitas
dalam 4. Identifikasi dan
program bina pemimpin
kesehatan komunitas yang
komunitas potensial
Kesesuaian 5. Siapkan suatu
dengan kerangka kerja
standar organisasi
kesehatan dimana hal
lingkungan tesebut bisa
Keterangan : meningkatkan
1: buruk keterampilan
2: cukup baik komunikasi dan
3: baik negosiasi orang-
4: sangat baik orang yang
5: sempurna terlibat
D. IMPLEMENTASI

PELAKSANAAN MMD I

A. PERSIAPAN PELAKSANAAN MMD I

1. Melakukan koordinasi dengan ketua rt 03 rw 02 tentang teknis

kegiatan, musyawarah masyarakat desa yang pertama (MMD I) yang

akan dilaksanakan.

2. Melakukan kordinasi ketua RT desa gunung tawang tentang waktu dan

tempat pelaksanaan musyawarah masyarakat yang pertama (MMD I).

3. Membuat sekaligus menyebarkan undangan musyawarah masyarakat

desa yang pertama (MMD I) di ketua RT.

4. Melakukan rapat koordinasi antara mahasiswa tentang kegiatan

musyawarah desa .

22
5. Membuat susunan acara pelaksanaan.

6. Menyiapkan materi yang akan disampaikan serta menyiapkan

peralatan keperluan yang akan dibutuhkan.

7. Menyiapkan metode serta konsep program yang akan disampaikan.

8. Membuat daftar hadir.

B. PROSES PELAKSANAAN MMD I

1. Acara dimulai oleh protocol/pembawa acara oleh jamil setianto.

2. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh M. Bunyamin.

3. Sambutan dari ketua RT, dan ketua PKK sekaligus membuka acara.

4. Penyampaian materi tentang penyuluhan DBD dan kesehatan

lingkungan oleh M. fajrur falah.

5. Sesi Tanya jawab.

6. Istirahat dan penutup.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN MMD I

Waktu pelaksanaan: rabu, 14 oktober 2019.

Tempat pelaksanaan: rumah ketua PKK.

D. MASALAH YANG DIBAHAS

1. Rencana program kerja mahasiswa

a. Pendataan/surve.

b. Validasi data dan penetapan diagnose serta rencana.

c. Implementasi.

2. Usulan dan tanggapan peserta MMD

23
a. Masyarakat desa gunung tawang menginginkan program bersama

puskesmas tentang pembuatan safty tank segera terlaksana,

mengingat mereka membuang kotoran/tinja di sungai.

b. Sebaiknya mahasiswa memperkenalkan diri masing-masing agar

dapat dikenali oleh warga.

c. Sebaiknya mahasiswa dalam melakukan kegiatan disertai

pemeriksaan kesehatan dasar tidakhanya pemeriksaan tekanan

darah.

3. Faktor penunjang dan penghambat

a. Faktor penunjang

1. Lokasi strategis.

2. Masyarakat yang ramah dan peduli dengan kesehatan.

b. Faktor penghambat

1. Jumlak KK yang banyak dalam 1 RT.

2. Waktu yang kurang tepat saat melakukan surve sehingga

banyak masyarakat tidak ada di rumah.

24
LAPORAN HASIL MMD II

Hari/tanggal :Selasa, 15 Oktober 2019

Waktu : 15.00-selesai

Tempat : Rumah Bapak Ketua RT

Sasaran : Masyarakat Gunung Tawang RT03/RW02

Target : Masyarakat Gunung Tawang RT03/RW02

Pokok bahasan : pemaparan hasil pendataan dan diskusi guna menentukan


intervensi

Susunan Acara :

1. Pembukaan

Acara pembukaan dilakukan oleh moderator, isi pembukaan adalah


: Doa pembukaan, penyampaian maksud dan tujuan pemaparan pendataan

“assalamualaikum Wr. Wb.

25
Yang terhormat bapak Ketua RT 03 RW 02 Desa Gunung Tawang,
yang Terhormat Ibu Ketua PKK RT 03, yang terhormat seluruh warga
masyarakat RT 03, tak lupa teman temanku dari Fakultas Ilmu Kesehatan
UNSIQ Jawa Tengah yang saya sayangi. Pertama tama marilah kita
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak henti hentinya
melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada kita semua sehingga kita
dapat berkumpul pada sore hari ini yanpa halangan suatu apapun.

Bapak dan ibu sekalian yang saya hormati, sebelummasuk ke acara


selanjutnya, marilah kita bersama-sama membaca bassmallah bersama-
sama. Bissmillahirahmannirahimi..”

2. Laporan ketua kelompok tentang diagnosa yang telah dikaji, yaitu


sebagai berikut :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d keadaan sanitasi tem
b. Defisiensi manajemen kesehatan komunitas

3. Acara inti (pemaparan data pengkajian, serta pengikutsertaan


masyarakat dalam menentukan intervensi)
Pemaparan data pengkajian akan dipaparkan oleh salah satu
mahasiswa kemudian dilanjutkan sesi diskusi untuk memilih intervensi
yang sesuai
“Dari hasil pengkajian yang kami dapatkan, kami ajak
bapak/ibu/saudara/sauari sekalian untuk mencari solusi terbaik untuk
memecahkan masalah kesehatan yang ada pada saat ini. Adapun hasil
pengkajian kelompok kami akandisampaikan oleh rekan kami…..”

Sesi diskusi

26
“Tn C terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya.
Tadi kita sudah sama-sama membaca beberapa masalah yang menjadi
tugas kita sebagai masyarakat Gunung Tawang khususnya di RT 3. Salah
satunya adalah masalah perilaku hidup sehat. Seperti yang kita ketahui
sebagian masyarakat kita memiliki SDM yang cukup rendah dan tingkat
ekonomi yang sangat minim ini di buktikan dengan hasil pendataan jumlah
pendapatan keluarga perbulan kurang dari 1 juta rupiah, sebelumnya saya
mendengar untuk mengatasi nyamuk demam berdarah bisa dilakukan
dengan voging, sedangkan program pemerintah belum ada yang
mencanangkan voging untuk tiapdaerah, jika kita melakukan voging untuk
individu dirasa berat untuk menarik iuran setiap warga untuk membeli alat
beserta bahan voging itu sendiri. Yang jadi pertanyaan saya, apakah ada
alternatif lain selain cara tersebut?”

Jawaban kemudian di paparkan oleh mahasiswa

“Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Saya


akan menanggapi pertanyaan dari bapak C. Sebelumnya saya ingin
menyampaikan kepada kita semua bahwa kesehatan itu tidak harus
terwujud pada sebagian orang apalagi seperti yang dikatakan tadi bahwa
SDM yang tinggi dan penghasilan yang banyak, tetapi itu semua kembali
lagi kepada pribadi kita masing-masing bagaimana cara kita menjaga
kesehatan kita masing-masing terutama lingkungan sekitar. Sehat itu
sangat mahal ya untuk kita ketahui, makadengan demikian saya bersama
rekan-rekan saya datang ingin merubah perilaku sehat kita semua. Lebih
baik mencegah dari pada mengobati karena mengobati tidak akan
menyelesaikan masalah kesehatan. Sebenarnya ada cara yang lebih mudah
dan murah yang perlu dilakukan, seperti gotong royong membersihkan
lingkungan sekitar, menanam beberapa tanaman yang dapat menangkal
nyamuk seperti kemangi, bawang putih, akar wangi dan sereh. Selain itu
kami juga akan memberikan pengetahuan dasar tentang pencegahan DBD
dan sedikit informasi tentang DBD.”

27
4. SKORING (menentukan prioritas masalah)
Menentukan masalah aktual yang harus ditangani terlebih dahulu
dengan melakukan skoring dan menentukan masalah dengan poin
terbanyak sebagai prioritas.

5. Penyusunan Intervensi
Di dapatkan keputusan, intervensi yang akan dilakukan ialah
Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dan sosialisasi tentang
DBD.

6. Penutup
“demikian yang bisa kami sampaikan, semoga untuk pertemuan
selanjutnya kita masih diberi rizki serta umur panjang, aamiin..
Saya selaku moderator mohon maaf yang sebesar-besarnya bila
mana dalam memimpin jalannya diskusi ada salah kata atau tindakan yang
kurang berkenan pada hadirin sekalian.
Sekian diskusi pada sore hari ini kita tutup dengan bacaan
hamdalah bersama-sama, Alhamdulillahirabbil’alamiin..
Saya akhiri wabillahitaufik walhidayah, wassalamu’alaikum
Wr.Wb”

28
Laporan Kegiatan MMD III
Laporan kegiatan Musyawarah masyarakat desa (MMD) III adalah sebagai
berikut:
1. Hari/Tanggal : Minggu, 20 Oktober 2019
2. Pukul : 08.00 s/d selesai
3. Tempat : Rumah ketua PKK
4. Peserta : 37 orang
5. Susunan Acara :
Susunan acara kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III) pada hari
Minggu 20 Oktober 2019, pukul 08.00 WIB bertempat di rumah ketua PKK
adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan
Pembukaan dilakukan oleh Ibu Sri selaku Ketua PKK. Pembukaan
Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III) tentang hasil Praktik Belajar
Keperawatan Komunitas Mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an Jawa
Tengah yang dilaksanakan di rumah Ibu Sri selaku Ketua PKK di RT 03
yang dihadiri oleh seluruh anggota kelompok mahasiswa Universitas Sains
Al Qur’an Jawa Tengah, ketua RT dan warga RT 03 Desa Gunung Tawang.

29
Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan memaparkan hasil
implementasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sains Al
Qur’an Jawa Tengah selama 2 kali pertemuan. Pelaksanaan implementasi
berupa kerja bakti membersihkan lingkungan serta promosi kesehatan
mengenai penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
ditujukan kepada seluruh masyarakat. Hasil implementasi yang telah
dilaksanakan sebelum penyuluhan tentang DBD, dipresentasikan oleh
perwakilan mahasiswa dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa III
(MMD III).

b. Sambutan Ketua Panitia MMD III


Assalamualaikum Wr.Wb.
Acara pada pagi hari ini adalah acara ucapan terima kasih dan penutupan
acara Praktik Belajar Keperawatan Komunitas Mahasiswa Universitas
Sains Al Qur’an Jawa Tengah. Kami mohon maaf bila kami sering
mengganggu bapak, ibu dan warga RT 03 Desa Gunung Tawang. Semoga
kegiatan ini berguna bagi masyarakat. Sekian, Wassalamualaikum Wr.Wb.
c. Sambutan Ketua RT 2
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah yang telah diberikan kepada kita sehingga
dapat hadir di sini dalam keadaan sehat walafiat. Kami mengucapkan
terima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah memberikan ilmunya
kepada warga untuk kesehatan warga kami. Kami selaku tokoh masyarakat
mengucapkan terima kasih dan tak lupa kami meminta maaf sebesar-
besarnya bila ada warga kami yang bersikap kurang baik kepada adik-adik
mahasiswa. Sekian, Wassalamualailkum Wr. Wb
d. Pemaparan Hasil Implementasi
Dalam kegiatan MMD III ini presentator menjelaskan tentang hasil
implementasi dari kegiatan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa
Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah Pada hasil implementasi dan
evaluasi hasil kegiatan kerja bakti pembersihan lingkungan sekitar dan

30
promosi kesehatan mengenai penanggulangan DBD didapatkan beberapa
masalah, yaitu perilaku kesehatan cenderung beresiko karena pengelolaan
lingkungan dan keadaan tempat penampungan air di rumah warga terbuka
dan jarang dibersihkan sehingga beresiko menjadi tempat berkembang
biak nyamuk.
Pada acara ini juga dilakukan musyawarah bersama warga mengenai
faktor pengahambat, faktor pendukung serta rencana tindak lanjut.
Mahasiswa meminta pendapat warga dalam memberikan tanggapan pada
setiap masalah yang telah diprioritaskan. Hal ini berguna untuk
mengetahui minat dan antusias warga RT03 Desa Gunung Tawang dalam
mengikuti kerja bakti pembersihan lingkungan dan promosi kesehatan
mengenai penanggulangan DBD pada balita dan menjadikannya sebagai
kegiatan rutin kader posyandu balita RT 2 Desa Gunung Tawang.
Warga terlihat sangat antusias dalam melaksanakan diskusi. Hal ini
ditunjukkan dengan beberapa warga yang menyampaikan pendapatnya
pada saat mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah
memaparkan hasil kegiatan dan evaluasi yang telah dilakukan selama 2
kali pertemuan. Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan pada hari
Minggu, 20 Oktoiber 2019 di RT 3 Desa Gunung Tawang oleh mahasiswa
Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah.
e. Diskusi bersama warga
Setelah dilakukan kegiatan kerja bakti pembersihan lingkungan dan
promosi kesehatan mengenai penanggulangan DBD diperoleh hasil
evaluasi bersama warga RT 3 Desa Gunung Tawang. Data hasil evaluasi
dapat dilihat pada tabel 1. Hasil evaluasi ini dilanjutkan dengan adanya
penyusunan rencana tindak lanjut bersama warga RT 3 Desa Gunung
Tawang. Selama pelaksanaan kegiatan kerja bakti pembersihan lingkungan
dan promosi kesehatan mengenai penanggulangan DBD terdapat faktor
pendukung dan penghambat, yaitu :
1) Faktor Pendukung

31
a) Dukungan dari warga dalam pelaksanaan kegiatan kerja bakti
pembersihan lingkungan dan promosi kesehatan mengenai
penanggulangan DBD pada balita.
b) Warga sangat antusias dalam ikut hadir dalam kegiatan kerja bakti
dan promosi kesehatan.
c) Tersedianya sarana dan prasarana untuk kelangsungan kegiatan
kerja bakti dan promosi kesehatan.
d) Tempat diadakannya implementasi dekat dengan rumah warga
sehingga mudah terjangkau oleh warga.
e) Keinginan warga yang kuat untuk terhindar dari DBD dan merasa
penting untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih
f) Warga antusias mendengarkan saat dilakukan promosi kesehatan
mengenai penanggulangan DBD

2) Faktor Penghambat
a) Adanya keterbatasan dalam bahasa, dimana sebagian mahasiswa
tidak menguasai bahasa yang digunakan warga RT 3 Desa Gunung
Tawang, yaitu bahasa Jawa.
b) Waktu yang terbatas.
f. Rencana Tindak Lanjut
Setelah dilakukan pembuatan rencana tindak lanjut diharapkan
warga dapat melanjutkan kegiatankerja bakti guna menjaga lingkungan dari
nyamuk DBD. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh warga RT
3 Desa Gunung Tawang. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan pada
pertemuan MMD II, masalah yang ada pada setiap masyarakat RT 2 Desa
Gunung Tawang yaitu perilaku kesehatan yang cenderung beresiko.
Pada masalah kesehatan pencegahan DBD rencana tindak lanjut
yang dapat dilakukan setiap warga adalah membersihkan bak penampungan
air max 4 hari sekali, menutup bak penampungan air
g. Penutup

32
Acara selanjutnya yaitu penutup, serangkaian kegiatan MMD III ini
kesimpulan dibacakan dan ditutup oleh notulen. Saat penutupan juga
disampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama warga RT 3 Desa Gunung
Tawang selama dilakukannya Praktik Belajar Lapangan. Perwakilan warga
RT 3 Desa Gunung Tawang juga menyampaikan kesan dan pesannya
terkait dengan kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas ini yang telah
dilakukan selama 2 kali pertemuan ini. Warga juga berharap dengan adanya
kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an
Jawa Tengah ini, warga RT 3 Desa Gunung Tawang, mampu merubah pola
hidup sehat menjadi lebih baik.
1) Doa
Acara kegiatan MMD III ditutup dengan pembacaan doa yang telah
diwakilkan oleh mahasiswa Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah
Hasil Diskusi:
Presentator menanyakan kepada bapak dan ibu:
a) Faktor pendukung
Warga merasa senang karena sebelumnya belum pernah dilakukan
promosi kesehatan mengenai penanggulangan DBD
b) Faktor penghambat
Faktor penghambatnya adalah keterbatasan waktu serta sumber
dana untuk mengganti bak penampungan air yang mulanya terbuka
di jadikan tertutup
Faktor pendukung dan penghambat kegiatan MMD III
a. Faktor Pendukung
1) Tersedianya sarana dan prasarana.
2) Bantuan dan kerjasama yang sangat baik dari seluruh warga.
3) Cuaca yang mendukung.
4) Undangan yang hadir sebanyak 37 orang.
5) Peserta MMD III sangat antusias dalam proses diskusi.
6) Kader PKK dan ketua RT datang mendukung acara MMD III
b. Faktor Penghambat

33
1) Undangan yang datang kurang tepat waktu
2) Kurangnya dana kegiatan
6. Penutup
a. Kesimpulan
Masyarakat sangat antusias sekali dalam diskusi pada acara MMD III. Hal
ini ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta,
jumlah warga yang datang yaitu sebanyak 37 orang.
b. Saran
Kami harapkan masyarakat dapat meningkatkan kerjasama dengan ketua
RW, ketua RT, dan ibu kader posyandu dalam melaksanakan Rencana
Tindak Lanjut (RTL) yang telah disepakati dalam MMD III

E. EVALUASI
Evaluasi formatif
a. Masyarakat desa gunung tawang menginginkan program bersama

puskesmas tentang pembuatan safty tank segera terlaksana,

mengingat mereka membuang kotoran/tinja di sungai.

b. Sebaiknya mahasiswa memperkenalkan diri masing-masing agar

dapat dikenali oleh warga.

c. Sebaiknya mahasiswa dalam melakukan kegiatan disertai

pemeriksaan kesehatan dasar tidakhanya pemeriksaan tekanan

darah.

d. Masyarakat bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

mahasiswa terkait materi yang telah disampaikan, hal ini

membuktikan bahwa masyarakat bisa memahami apa yang telah

34
disampaikan dan harapannya masyarakat tidak hanya mengetahui

tapi mau dan mampu melakukan dalam hal menjaga kesehatan.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya

maka dapat kami simpukan sebagai berikut :

1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah

b.d lingkungan yang kurang memadahi, ditandai pembuangan sampah

yang masih dekat dengan pekarangan.

35
2. Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

antara lain adalah memberikan penyuluhan kesehatan tentang DBD

dan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk disekitar rumah yang ada

disekitar rumah tersangka DBD.

3. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari

masyarakat sekitar.

B. SARAN

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :

 Masyarakat

Peran serta dari keluarga dan masyarakat, ditingkatkan terus dalam

berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain warga aktif

mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar tidak menjadi sarang

nyamuk.

 Puskesmas dan Kelurahan

Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari

pihak puskesmas dan kelurahan yang berkesinambungan untuk

memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga.

36
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ners.unair.ac.id/500/1/KEPERAWATAN%20KESEHATAN
%20KOMUNITAS.pdf

http://hela13.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/tujuan-dan-fungsi-keperawatan-
komunitas/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37097/Chapter;jsessionid=
1B51E6B48194FDDD9638E83B16FDFF9E?sequence=4

herdman aether, & kamitsura shigemi. 2015-2017. Diagnose keperawatan:


definisi & klasifikasi. Jakarta. EGC.

Moorhead, Johnson, meridian, Elizabeth. 2016. Nursing outcomes classification.


Jakarta. Ed 5. Elsevier inc.

37
Bulechek, butcher, dochterman, wagner. 2016. Nursing interventions
classification. Jakarta. Ed 6. Elsevier inc.

38

Anda mungkin juga menyukai