PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional dewasa ini berjalan seiring dengan perkembangan
industri yang pesat dan mandiri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi yang
ditandai dengan mekanisme, elektrifikasi, dan modernisasi. Dengan demikian maka
terjadi peningkatan penggunaan mesin-mesin, pesawat- pesawat, instalasi-instalasi
modern dan berteknologi tinggi serta bahan berbahaya. Hal tersebut disamping
memberikan kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan ragam
bahaya di tempat kerja. Selain itu akan terjadi pula lingkungan kerja yang kurang
memenuhi syarat, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta peningkatan
intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut akan sangat
mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan
kecelakaan kerja. (Depnaker RI dalam Rahimah, 2009).
Sejak Januari 1970 telah berlaku UU No. 1/ 1970 tentang keselamatan kerja
yang mengamanatkan agar setiap tenaga kerja mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan, setiap orang lainnya yang berada di
tempat kerja perlu terjamin keselamatannya, setiap sumber produksi dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien serta terhindar dari peledakan, kerusakan
proses produksi, kebakaran, penyakit akibat kerja yang pada gilirannya dapat tercipta
tenaga kerja yang sehat, produktif serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja secara
menyeluruh. (Yanri dalam Rahimah, 2009).
Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans)
menyebutkan sepanjang tahun 2009 telah terjadi 54.398 kasus kecelakaan kerja di
Indonesia. Angka tersebut menurun sejak 2007 yang sempat mencapai 83.714 kasus
dan pada 2008 sebanyak 58.600 kasus. Jika diasumsikan 264 hari kerja dalam
setahun, maka rata-rata ada 17 tenaga kerja mengalami cacat fungsi akibat
1
kecelakaan kerja setiap hari dan faktor utama penyebab kecelakaan kerja adalah
perilaku dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman (jamsostek.co.id).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) mendapat
perhatian yang sangat penting dewasa ini karena masih tingginya angka kecelakaan
kerja. SMK3 bertujuan menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif. Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produkatif.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa manfaat yang diperoleh dari penerapan SMK3?
2. Bagaimana langkah penerapan SMK3 di Industri?
3. Bagaimana standar mutu penilaian SMK3?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
dan memahami penerapan Standar Manajemen K3 (SMK3) di Indonesia dan berbagai
langkah penerapannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Pengukuran dan Evaluasi. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan.
5. Peninjauan ulang dan peningkatan manajemen.
Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja.
4
(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirobah perincian seperti tersebut dalam
ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban
memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
4. UU No.18 tahun 1999
PASAL 2: Pengaturan Jakon berlandaskan pada asas kejujuran dan keadilan,
manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan
dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.
PASAL 22 (l): Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan K3 serta jaminan social.
PASAL 23 (2): Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan
tentang keteknikan, keamanan, K3, perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan
setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
PP. NO. 28 / 2000 (Usaha & Peran Masyarakat Jakon) PP. 29 /2000
(Penyelenggaraan Jakon) PP. 30 / 2000 (Pembinaan Jakon).
5. UU No. 28 tahun 2002 :
PASAL 2 : Bangunan Gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan,
keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungan.
PASAL 3 (2): Mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin
keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
dan kemudahan.
PASAL 16 (1): Persyaratan keandalan bangunan gedung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (3), meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan,dan
kemudahan.
PASAL 17 (1), (3) & (4) : Persyaratan keselamatan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung
untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir. Persyaratan
kemampuan bangunan gedung dalam mencegah menanggulangi bahaya kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kemampuan bangunan gedung
5
untuk melakukan pengamanan terhdaap bahaya kebakaran melalui system proteksi
pasif/atau proteksi aktif. Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah
bahaya petir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), merupakan kemampuan
bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem
penangkal petir. RPP. Persyaratan Bangunan Gedung RPP. Pengelolaan Bangunan
Gedung RPP. Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Bangunan Gedung RPP.
Pembinaan Pengelolaan Bangunan Gedung
6
1. Melindungi Pekerja.
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari segala
bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah asset
perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan dapat
dikurangi atau ditiadakan sama sekali,hal ini juga akan menguntungkan bagi
perusahaan,karena pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.
1. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang.
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-undangan yang
berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist. Karena bagaimanapun peraturan
atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk kebaikan semua pihak.
Dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan
akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri.
Berapa banyak perusahaan yang melakukan pembangkangan terhadap peraturan yang
berlaku mengalami kebangkrutan atau kerugian karena mengalami banyak
permasalahan baik dengan karyawan,pemerintah dan lingkungan setempat.
2. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan.
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau supplier mereka
untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan SMK3 akan dapat
menjamin proses yang aman,tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas
dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja secara lebih baik,karena
mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih produktif. Kecelakaan dapat
dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan beroperasi secara penuh dan normal
untuk menjamin kontinuitas supplai kepada pelanggan. Tidak jarang pelanggan
melakukan audit K3 kepada para pemasok mereka untuk memastikan bahwa pekerja
terlindungi dengan baik dan proses produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka
tidak lain adalah untuk memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan
perusahaan yang bisa menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka. Disamping
7
itu dengan memiliki sertifikat SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan
citra perusahaan sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.
3. Membuat Sistem Manajemen Yang Efektif.
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 ataupun
OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi,sehingga segala
aktivitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir,terarah,berada dalam koridor
yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman sebagai bukti
penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah
ketidaksesuaian. Sehingga analisis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-
larut dan melebar menjadi tidak terarah,yang pada akhirnya memberikan rekomendasi
yang tidak tepat atau tidak menyelesaikan masalah. Dalam sistem ini juga
dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan,pengendalian,tinjau ulang,umpan
balik,perbaikan dan pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem manajemen
yang efektif. Sistem ini juga meminta komitmen manajemen dan partisipasi dari
semua karyawan,sehingga totalitas keterlibatan line manajemen dengan pekerja
sangat dituntut dalam menjalankan semua program yang berkaitan dengan K3.
Keterlibatan secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk
melakukan peningkatan atau perbaikkan yang lebih efektif bagi perusahaan.
Selain itu ada pula manfaat secara langsung dan tidak langsung dari penerapan
SMK3 bagi industri kita antara lain:
Manfaat Langsung :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
8
2. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
3. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur
alat semakin lama.
9
Langkah 1. Menyatakan Komitmen
Pernyataan komintmen dan penetapan kebijakan untuk menerapan sebuah
Sistem Manajemen K3 dalam organisasi/perusahaan harus dilakukan oleh manajemen
puncak. Persiapan Sistem Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa adanya
komintmen terhadap system manajemen tersebut. Manajemen harus benar-benar
menyadari bahwa merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan
atau kegagalan penerapan Sistem K3. Komitmen manajemen puncak harus
dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar
dapat diketahui,dipelajari,dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan
perusahaan. Seluruh karyawan dan staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja. Tetapi mulai
dari manajemen puncak sampai karyawan terendah. Karena itu ada baiknya
manajemen membuat cara untuk mengkomunikasikan komitmennya ke seluruh
jajaran dalam perusahaannya. Untuk itu perlu dicari waktu yang tepat guna
menyampaikan komitmen manajemen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.
10
3. Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga perusahaan
yang meskipun mempunyai keahlian dalam Sistem Manajemen K3 namun karena
desakan tugas-tugas yang lain di perusahaan,akibatnya tidak punya cukup waktu.
11
Sebagai contoh adalah:apabila perusahaan memiliki kompresor dengan kebisingan
diatas rata-rata,karena sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen K3 yang
mengharuskan adanya pengendalian resiko dan bahaya yang ditimbulkan,perusahaan
tentu harus menyediakan peralatan yang dapat menghilangkan/mengurangi tingkat
kebisingan tersebut. Alat pengukur tingkat kebisingan juga harus disediakan,dan alat
ini harus dikalibrasi. Oleh karena itu besarnya dana yang dikeluarkan untuk peralatan
ini tergantung pada masing-masing perusahaan.
12
1. Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten prosedur
atau instruksi kerja dari OHAS 18001 atau Permenaker 05/men/1996.
2. Perusahaan belum memiliki dokumen,tetapi sudah menerapkan sebagian atau
seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
3. Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan standar
Sistem Manajemen K3 yang dipilih.
13
Langkah 8. Pengembangan Sistem Manajemen K3
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap pengembangan Sistem
Manajemen K3 antara lain mencakup dokumentasi,pembagian kelompok,penyusunan
bagan air,penulisan manual Sistem Manajemen K3,Prosedur,dan instruksi kerja.
14
sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan ini
diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti ( dalam bentuk rekaman tercatat) secara
memadai dan untuk melaksanakan penyempurnaan system serta modifikasi dokumen.
15
keselamatan dan kesehatan semua pekerja termasuk kontraktor dan stacholder lainnya
seperti pelanggan dan pemasok.
3. Merencanakan SMK3
Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan
penerapan dan kegiatan Sistem Mana-jemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat
diukur.
4. Penerapan SMK3
Perusahaan harus menyediakan personil yang memiliki kualifikasi, sarana yang
memadai sesuai sistem Manajemen K3 yang diterapkan dengan membuat prosedur
yang dapat memantau manfaat yang akan didapat maupun biaya yang harus
dikeluarkan.
5. Mengukur dan memantau hasil pelaksanaan, dengan menggunakan standar yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
Ada dua macam ukuran yang dapat digunakan yaitu ukuran yang bersifat reaktif
yang didasarkan pada kejadian kecelakaan dan ukuran yang bersifat proaktif, karena
didasarkan kepada upaya dari keseluruhan system.
6. Melakukan audit dan meninjau ulang secara menyeluruh.
Dengan melaksana-kan audit K3, manajemen dapat me-meriksa sejauh mana
organisasi telah melaksanakan komitmen yang telah disepakati bersama, mendeteksi
berbagai kelemahan yang masih ada, yang mungkin terletak pada perumusan
komitmen dan kebijakan K3, atau pada pengorganisasian, atau pada perencanaan dan
pelaksanaannya.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan:
1. Untuk dapat bersaing dalam era globalisasi diperlukan efisiensi dan peningkatan
produktivitas kerja baik oleh perusahaan maupun pekerja secara professional.
Upaya penerapan perlindungan tenaga kerja dari bahaya akibat kerja , pencapaian
derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi serta tingkat kenyamanan kerja
melalui penerapan SMK3 pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap
peningkatan produktivitas.
2. Penerapan SMK3 di industri meliputi dua tahap yakni tahap persiapan dan tahap
pengembangan dan penerapan yang terdiri dari sepuluh langkah: menyatakan
komitmen, menetapkan cara penerapan, membentuk kelompok kerja penerapan,
kegiatan penyuluhan, peninjauan sistem, penyusunan jadwal kegiatan,
pengembangan sistem manajemen K3, penerapan sistem, dan proses sertifikasi.
3. OHSAS 18001 dan SMK3 memberikan kita sebuah instrumen dalam mengatur
dan mengendalikan resiko kesehatan dan keselamatan kerja serta peningkatan
kinerjanya. Pemenuhan persyaratan tersebut diharapkan dapat mengurangi
kecelakaan dan meningkatkan effisiensi kinerja yang ada. Selain itu, dengan
diraihnya sertifikasi OHSAS 18001 & SMK3, perusahaan diharapkan mampu
mendemonstrasikan komitmennya dalam lingkungan kerja yang aman dan
menjaga karyawan terhadap kecelakaan pada saat kerja.
17
18