Anda di halaman 1dari 7

2.4 Difusi Dengan Reaksi Heterogen.

Tinjau suatu reaktor katalitik, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.4a, dimana
berlangsung reaksi dimerisasi risasi 2A → B. Contoh dari reaksi tipe ini adalah
solidcatalyzed dimerization of CH3CH=CH2

Bayangkan bahwa tiap-tiap partikel katalis dikelilingi oleh suatu film gas diam
melalui mana A harus mendifusi agar mencapai permukaan katalis, lihat Gambar
2.4b. Pada permukaan katalis dianggap bahwa reaksi 2A → B berlangsung dengan
sangat cepat dan kemudian produk B mendifusi keluar kembali melalui film gas ke
badan aliran gas turbulen yang terdiri dari A dan B. Ingin didapatkan laju konversi
lokal A menjadi B bila tebal film gas efektif δ dan komposisi aliran gas utama xA0 dan
xB0. Anggap bahwa film gas adalah isothermal dan ideal, walaupun dalam kebanyakan
reaksi katalitik panas yang dihasilkan oleh reaksi kimia tidak dapat diabaikan.

Gambar 2.4. (a) Diagram skematik dari reaktor katalitik dimana A dikonversi menjadi
B. (b) Gambar yang diidealkan (atau “model”) dari masalah difusi dekat permukaan
partikel katalis.

Dari stoikhiometri reaksi diketahui bahwa untuk setiap dua mol A bergerak ke arah z
positif menghasilkan satu mol B yang bergerak ke arah z negatif. Jadi pada keadaan
mantap.
↼ ↼
NBZ
  21 NA (2.29)

untuk setiap harga z. Persamaan ini disisipkan ke dalam Pers. (2.1), menghasilkan;

↼ ↼

N  dxA ( 
1
2 N AZ )
AZ cDAB dz  x N AZ
A

↼ dxA
N (1  1 )
cDAB dz
AZ xA

1 Perpindahan massa
Teknik Kimia – UNIMAL.
2


N cDAB dxA
 (2.30)
AZ 1 12 xA dz

2 Perpindahan massa
Teknik Kimia – UNIMAL.
Neraca massa komponen A pada elemen volum dengan tebal Δz dalam film gas
pada keadaan mantap:

Laju massa A  Laju massa A 


 masuk    keluar 0
   

Di elemen volum tidak terjadi reaksi kimia karena reaksi terjadi di permukaan katalis,
sehingga massa yang dihasilkan atau yang berkurang karena reaksi tidak muncul
dalam neraca massa.
↼ ↼
N SN S0
AZ z zz

dimana S adalah luas penampang elemen volum. Bila persamaan ini dibagi dengan
volum dari elemen volum, S Δz, dan kemudian diambil limit untuk Δz mendekati nol,
diperoleh

dN
AZ
0 (2.31)
dz
Dengan menyisipkan
↼ A dari Pers. (2.30) ke dalam Pers. (2.31) menghasilkan
Z
dN

d  cDAB dxA 
(2.32)
dz   0
xdz  1 1
 2 A 

Untuk campuran gas ideal pada temperatur dan tekanan konstan,

n P
c 
V  konstan

RT

dan DAB tidak tergantung pada konsentrasi, sehingga Pers. (2.32) menjadi

d  1 dx   0
1
dz  1  2 xA A dz 

Integrasikan terhadap z:

1 dxA
c (2.33)
1
1  xA dz
1
2

Kemudian integrasikan sekali lagi terhadap z menghasilkan


 2 ln(1 2 1 xA )  c1 z  c2

(2.34)

Kemudian konstanta-konstanta integrasi ditentukan dengan menggunakan kondisi


batas berikut ini:
K.B. 1: pada z = 0, xA = xA0 (2.35)

K.B. 2: pada z = δ, xA = 0 (2.36)

Kondisi batas kedua menyatakan bahwa tidak ada A pada permukaan katalis karena
reaksi sangat cepat. Dari K.B.1 dan Pers. (2.34) didapatkan:

 2 ln(1 21 xA0 )  c1 (0)  c2

C2  2 ln(1  21 xA0 ) (2.37)

Persamaan (2.34) berubah menjadi:

 2 ln(1  1 xA )  C1 z  2 ln(1  1 (2.38)


xA0 )
2 2

Dari K.B.2 dan Pers. (2.38) diperoleh

 2 ln(1  0)  c1δ  2 ln(1 2 1 x A0 )

2
C  ln(1  1 x )
(2.39)
1 2 A0
δ

Persamaan (2.37) menjadi


 2z 
 2 ln(1  1 x )  ln(1  1
x )  2 ln(1  1 x )
2 A   2 A0 2 A0
zδ 
 ln(1  x ) 
1
ln(1  1
)  ln(1  1 x )
x
2 A   2 A0 2 A0
  δ z 
ln(1  1 x )  1  ln(1  1 x )
2 A   2 A0
 δ 

(1  21 2 (2.40)
)  ln(1  1 )1( z δ )
xA
xA0

Persamaan ini merupakan profil konsentrasi dalam film gas. Fluksi molar melalui film
gas dapat dihitung dari Pers. (2.30):

N↼ AZ   cDAB
Z 0 dxA
1 2 1 Axdz Z 0
Substitusikan Pers. (2.33) dan (2.39) ke dalam persamaan ini menghasilkan

N  2
ln(1  1 x )
cD
AZ 2 A0
Z AB
δ
0

2cDAB 1
N  ln( ) (2.41)
AZ
Z 0
1  xA0
2
1

Besaran NAz dapat diintepretasikan sebagai laju dimerisasi lokal per satuan luas
permukaan katalitik.

Contoh 2.4.
Kerjakan kembali persoalan yang baru saja dibahas dalam Sub Bab 2.4 bila
reaksi 2A → B tidak spontan pada permukaan katalitik (pada z = δ). Sebagai gantinya,
anggap bahwa laju dimana A berkurang pada permukaan katalis adalah berbanding
lurus dengan konsentrasi A dalam fluida pada permukaan katalis:

N
 k1"cA  c k1 "xA (2.42)
AZ

dimana k1" adalah konstanta laju reaksi order satu semu (pseudo-first- order).

Penyelesaian:
Prosedur penyelesaiannya persis sama seperti sebelumnya, kecuali K.B.2 dalam Pers.
(2.36) harus diganti dengan

K.B. 2’: pada z = δ, xA  N AZ (2.43)
c k 1"

Pada keadaan mantap
N A merupakan suatu konstanta, berdasarkan Pers. (10.31).
Dari K.B.2’ dan Pers. (10.38)
Z didapatkan

2  1 N 
c1  ln(1  1 xA0 )  ln1  AZ
 (2.44)
δ  " 
2  2 c k1 

Dengan menyisipkan c1 ini ke dalam Pers. (10.38) menghasilkan

2z ↼
 1 N 
 2 ln(1  1 xA )  ln(1  1 xA0 )  ln1  AZ
  2↼ln(1  1 xA0 )
2 δ  2  
2  1 
  1 N AZ 2
(1  1 2x c) k"1  δ (1  1( z δ ) (2.45)
1
x )
2 A  2 ck" 2 A0
  1 

Fluksi molar
↼ A melalui film gas dapat dihitung dari Pers. (2.30):
N Z

N↼ AZ   cDAB dxA
Z 0

1 2 1 Axdz Z 0

Substitusikan Pers. (2.33) dan Pers. (2.44) ke dalam persamaan ini diperoleh


↼ 2  1 N 
NAZ  ln(1  xA0 )  ln1 
1 AZ

cDAB  2 c k1 " 
Z 0 δ 2

↼ 2cD

1 (N c k " ) 
1
NAZ  (2.46)
Z 0 AB
ln 2 AZ 1

δ  1  2 xA0
1

Anda mungkin juga menyukai