Anda di halaman 1dari 5

TELAAH JURNAL SPORT MEDICINE

The Effect of Platelet-rich Fibrin Matrix on Rotator Cuff Healing in a Rat


Model
(Pengaruh Matriks Fibrin Kaya Platelet pada Penyembuhan Rotator Cuff pada Tikus)

Oleh
HANARISHA PUTRI AZKIA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
JUDUL: Pengaruh Matriks Fibrin Kaya Platelet pada Penyembuhan Rotator Cuff

pada Tikus

PENULIS : S. Hasan, M. Weinberg, O. Khatib, L. Jazrawi, E. J. Strauss

Robekan (Strain) pada rotator cuff muscle merupakan penyebab umum nyeri bahu

dan kecacatan pada populasi dewasa. Meskipun terapi bedah memberikan hasil

yang relative sukses, namun insidensi dan resiko terjadinya robekan ulang pasca

operasi masih cukup tinggi. Telah dilaporkan bahwa 70% dari robekan ulang

tersebut terjadi pada 3 bulan pertama pasca operasi. Kegagalan perbaikan

struktural kegagalan otot rotator cuff dan penurunan fungsi otot tersebut

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kekuatan entesis. Kegagalan

rekapitulasi morfologi seluler dari entesis asli diperkirakan menjadi salah satu

faktor yang berkontribusi dalam terjadinya kegagalan perbaikan struktur otot

tersebut. Meskipun telah terdapat banyak kemajuan dalam teknik bedah untuk

meningkatkan kekuatan biomekanis, namun tingkat kegagalan yang relatif tinggi

menjadi alasan dibutuhkannya penemuan agen biologis untuk mempercepat

perbaikan struktur melalui pengembalian (restorasi) permukaan tulang-tendon.

Plasma kaya platelet (PRP) telah muncul sebagai modalitas terapi untuk

mempercepat penyembuhan berbagai tendinopati dan cedera ligamen. PRP,

didefinisikan sebagai sampel darah autolog dengan konsentrasi trombosit di atas

nilai normal. PRP dipercaya dapat berperan sebagai perekan jaringan dan

bertindak sebagai reservoir sitokin jaringan dengan melepaskan banyak faktor

pertumbuhan melalui proses degranulasi α-granul.


Studi mengenai efek PRP menunjukkan bahwa penerapannya secara in vitro

meningkatkan ekspresi gen dari matriks protein, produksi kolagen dan proliferasi

fibroblast. Meskipun studi klinis telah menunjukkan kegunaan sukses PRP

epikondilitis lateral, patellar tendinopati dan robekan parsial pada ligamen ulnar.

Namun, pengaruhnya dalam perbaikan manset rotator (rotator cuff muscle) tetap

kontroversial. Sehingga, tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk

mengetahui efek dari Matriks Fibrin Kaya Platelet (PRFM) menggunakan Sistem

Kaskade Autolog Platelet terhadap penyembuhan rotator cuff muscle pada tikus.

Telaah Jurnal Metode PICO

P (Problem/Patient)

Jurnal ini focus pada penelitian mengenai efek PRFM pada penyembuhan cedera

rotator cuff muscle. Pada penelitian digunakan sampel berupa tikus (Lewis),

jantan, dengan berat 500 ± 30 gram. Sampel yang digunakan berjumlah 35 ekor.

Penggunaan tikus lewis sebagai sampel karena tikus Lewis bersifat syngeneic,

dimana sifat tersebut menyebabkan resiko penolakan terhadap transplantasi

alogenik menjadi lebih kecil.

Intervention

Sampel tersebut dibagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama (25 ekor)

diberikan perlakuan berupa transeksi bilateral dan penjahitan tendon

supraspinatus. Pada kelompok tersebut, bahu kiri digunakan sebagai kontrol, dan

bahu kanan diberikan pemberian PFRM. Kemudian kelompok kedua (10 ekor)
digunakan untuk pembuatan PRP. Kemudian, sampel di euthanasia setelah 2

minggu(n=12) dan 4 minggu(n=13) dan kemudian dibuat sediaan histopatologis

serta dilakukan test biomekanika.

Comparison

Pada kelompok kontrol (bahu kiri) dilakukan perbaikan pada tendon supraspinatus

dengan teknik transosseous bone tunnels. Sementara pada kelompok perlakuan,

sebelum dilakukan teknik transosseous bone tunnels, diberikan bekuan PFRM

yang diletakkan dibawah tendon supraspinatus.

Outcome

Gambaran Makroskopik

Tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

(PFRM) jika dilihat secara makroskopis, kedua kelompok menunjukkan tendon

supraspinatus yang intak dan tidak menunjukkan adanya tanda infeksi.

Uji Biomekanika

Terdapat perbedaan signifikan pada ultimate load to failure, stress mekanik dan

kekakuan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada minggu kedua.

Namun, pada minggu keempat, tidak ditemukan perbedaan statistic yang

signifikan antar kelompok.

Gambaran Mikroskopik

Pada kelompok kontrol di minggu kedua, menunjukkan gambaran serabut kolagen

yang lebih terjalin linear dan lebi tertata dibanding kelompok perlakuan. Pada

pewarnaan dengan Safranin-O, kelompok kontrol juga menunjukkan warna yang


lebih kuat, yang mengindikasikan bahwa terdapat jumlah proteoglikans dan

pembentukan katilago yang lebih banyak. Pada minggu ke empat, gambaran dan

struktur kolagen pada kedua kelompok sama-sama menunjukkan perbaikan, tetapi

kelompok kontrol tetap menunjukkan gambaran jalinan serabut kolagen yang

lebih terstruktur jika dibanding kelompok perlakuan. Hasil yang sama juga

ditunjukkan pada analisis semikuantitatif.

Kesimpulan

Platelet-Rich Fibrin Matrix memberikan efek positif terhadap penyembuhan

rotator cuff muscle pada tikus setelah 2 minggu, dan efek yang sama juga

didapatkan setelah minggu ke empat.

Anda mungkin juga menyukai