Anda di halaman 1dari 9

KEANEKARAGAMAN JENIS REPTIL DI KAWASAN HUTAN LARANGAN ADAT

KENEGERIAN RUMBIO KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

REPTILES OF DIVERSITY IN THE RUMBIO CUSTOMARY PROHIBITION FOREST AREA


KAMPAR DISTRICT KAMPAR REGENCY

Nur Fitriana 1, Defri Yoza 2, Yossi Oktorini2


Department of forestry, Agriculture Faculty, Riau University
Kampus Bina Widya, Pekanbaru, Riau

E-mail: nurfitriana102@gmail.com

ABSTRACT
Rumbio village in Kampar district Kampar regency Riau province began to be recognized by local and
foreign communities due to the existence of the Forest Reserve. The Forest Reserve of Kenegerian Rumbio
it stored a variety of natural resources as well as the flora and fauna typical to this area.One of the
richness of the fauna in the Rumbio cutomary prohibition forest are reptiles that need preservation to
avoid extinction. Research on reptile diversity is one of the efforts to preserve the existence of reptiles. The
purpose of this research is to identify the types of reptiles found in Rumbio customary prohibition
forest,reptile diversity known by using of Visual Encounter Survey (VES) method and Passive sampling.
The results showed that the reptile species found were 116 individuals from 10 species and 5 families.
Families that found such as Gekkonidae, Geomydidne, Homalopsis buccata, Colubridae, Scincidae.

Keywords : Customary Prohibition Forest, Rumbio, Diversity, Reptile, Visual Encounter Survey (VES

1
Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
2
Dosen Pembimbing ProgramStudi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.

1
PENDAHULUAN Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio
merupakan upaya dalam menambah pengetahuan
Reptil merupakan salah satu bagian dari tentang kekayaan alam di Indonesia pada
kekayaan hayati Indonesia dengan tingkat umumnya mengenai reptil. Hasil penelitian ini
endemisitas yang tinggi. Indonesia memiliki 600 akan menjadi sumber informasi dalam
jenis (WCMC 1992) dari 7427 jenis reptil yang pelestarian reptil di dunia konservasi. Tujuan
terdapat di dunia (Obst 1998 dalam dilakukan penelitian ini adalah untuk
Widodo,2013) dan 150 jenis merupakan jenis mengidentifikasi jenis-jenis reptil yang terdapat
yang endemik (WCMC 1992). Pulau Sumatera di Hutan Larangan Adat Kenegrian Rumbio
memiliki 300 jenis reptil dan amfibi dan 23% Kecamatan Kampar.Manfaat penelitian ini untuk
diantaranya merupakan jenis endemik member informasi mengenai keanekaragaman
(Conservation International 2001). jenis-jenis reptil yang terdapat di Hutan
Desa Rumbio sebuah daerah yang Larangan Adat Kenegrian Rumbio Kecamatan
berada di Kecamatan Kampar Kampar.
kabupatenKampar Provinsi Riau. Desa
Rumbio mulai dikenali oleh masyarakat dalam
dan luar negeri karena keberadaan Hutan BAHAN DAN METODE
Larangan Adat. Hutan adat adalah kawasan Penelitian ini berlokasi di kawasan
hutan yang berada di dalam wilayah adat yang Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio.
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Waktu pelaksanaan penelitian ini pada
siklus kehidupan komunitas adat penghuninya. bulanOktober-November2016. Pengukuran
Pada umumnya komunitas-komunitas individu dan identifikasi reptil di
masyarakat adat penghuni hutan di Indonesia laboratoriumJurusan Kehutanan Fakultas
memandang bahwa manusia adalah bagian dari Pertanian Universitas Riau.
alam yang harus saling memelihara dan menjaga Alat dan bahan yang digunakan dalam
keseimbangan dan harmoni (Nababan, 1995). penelitian ini meliputi alat dan bahan untuk
Hutan yang masih hijau ini masih pembuatan jalur pengamatan, pengambilan data
bertahan keanekaragaman masyarakat lokal biologi reptil, pengukuran faktor lingkungan dan
dengan sistem adat yang memberikan dokumentasi serta pencatatan. Alat pembuatan
perlindungan terhadaphutan tersebut. Siapapun jalur adalah meteran dan tali. Alat yang
yang merusak atau mengambil isi dari hutan digunakan dalam pengambilan data reptil
tersebut akandiberikan sangsi adat tidak peduli diantaranya adalah alat tangkap, alat suntik,
apakah dia pemangku adat atau orang biasa. headlamp,kantung spesimen, kaliper, timbangan,
Sebuahsistem yang sangat memberikan soil tester, hygrometer, pH meter, perangkap,
dampak yang sangat berarti pada alat tulis serta buku panduan identifikasi
lingkungan.Semua pihak berkompeten dan selur diantaranya buku panduan lapangan reptil di
uh lapisan masyarakat di Kenegerian Rumbio Ke semenanjung Malaysia dan Thailand (Chan-ard
camatan Kampar diminta untuk senantiasa et al., 1999dalam Widodo, 2013).
menjaga kelestarian hutan larangan adat Rumbio Pengambilan sampel dengan
di Kenegerian Rumbio Kecamatan Kampar yang menggunakan dua metode (Hamidy dan
saat ini ada pada kawasan seluas kuranglebih Mulyadi, 2007 dalam Widodo, 2013) yaitu:
570 Ha yang kondisinya masih sangat asri, 1. Visual Encounter Survey (VES)
terutama masih terpeliharanya berbagai jenis Metode ini dilakukan penelusuran secara
flora dan fauna. (Khairi, 2012). acak untuk mencari reptil pada semua
Hutan Larangan Adat merupakan pusaka lingkungan yang representatif yang dijadikan
tinggi masyarakat adat Kenegerian Rumbio, habitat, meliputi dibawah serasah, bawah kayu
didalamnya tersimpan berbagai kekayaan alam lapuk, tumpukan bebatuan, lubang-lubang di
serta flora dan fauna khas daerah ini. Salah satu tanah dan pohon, semak-semak, sumber air,
upaya untuk melestarikan reptil agar tidak terjadi genangan air, dan aliran sungai (Heyer et al.,.
kepunahan adalah konservasi. Penelitian 1994). Penangkapan dan pemungutan sampel di
mengenai kenekaragaman reptil di kawasan lokasi penelitian dilakukan sebanyak dua kali

2
ulangan di setiap jalur pengamatan. Pengamatan Indeks keanekaragaman jenis reptil
dilakukan pada pagi hari (07.00-11.00 wib), menggunakan indeks diversitas Shannon dalam
siang-sore (13.00-17.00 wib) dan pengamatan (Krebs, 1999dalam Widodo, 2013).
𝒔𝒔
aktif dilakukan pada malam hari (19.00-22.00
wib).. 𝐇𝐇 ′ = � 𝐩𝐩𝐩𝐩 𝐈𝐈𝐈𝐈 𝐩𝐩𝐩𝐩
2. Passive sampling 𝒊𝒊=𝟏𝟏
Metode ini dilakukan dengan menggunakan Keterangan:
perangkap. Sebelum itu akan dimulai dengan H’ =indeks diversitas Shannon
membuat line transect sepanjang 400 meter di S =jumlah jenis
setiap lokasi penelitian. Reptil merupakan hewan Pi = proporsi jumlah individu ke-i (n/N)
yang hidup di air dan juga di darat. Oleh sebab Ln= logaritma natural
itu, perangkap akan diletakkan di daerah yang Menurut (Brower dan Zarr, 1997 dalam
dekat dengan sungai. Dengan demikian peluang Widodo, 2013), keanekaragaman herpetofauna
untuk menangkap reptil akan lebih besar. dikategorikan menjadi empat yaitu :
Penentuan letak perangkap ditentukan 1. Sangat rendah jika nilainya <1
denganmetode purposive sampling. Perangkap 2. Rendah jika nilainya berkisar antara 1-1,5
yang digunakan adalah perangkap pitfall trap. 3. Sedang jika nilainya berkisar antara 1,5-2,0
Total perangkap yang digunakan adalah 4. Tinggi jika nilainya >2,0
sebanyak 10 buah di setiap lokasi sehingga
jumlah keseluruhan perangkap untuk 3 lokasi 2. Kelimpahan
adalah sebanyak 30 perangkap. Perangkap- Kelimpahan (Cox, 1996dalam Widodo,
perangkap ini diletakkan di sebelah kanan dan 2013 ) digunakan persamaan sebagai berikut :
kiri line transect yang ditentukan. Jarak antara
perangkap dengan line transect adalah 5 meter. 𝑲𝑲𝑲𝑲 𝒏𝒏𝒏𝒏
𝐊𝐊𝐊𝐊 = ; 𝐊𝐊𝐊𝐊 =
Σ𝑲𝑲𝑲𝑲 𝑵𝑵
Pengumpulan Data
Adapun jenis-jenis data yang
dikumpulkan yaitu : Keterangan :
1. Data satwa Reptil, meliputi : jenis, jumlah KR =kelimpahan Relatif
individu tiap jenis, waktu saat ditemukan, Ki =kelimpahan Mutlak
perilaku danposisi satwa di lingkungan Ni =jumlah individu jeniske-1
habitatnya. N =jumlah total individu
2. Data habitat berdasarkan checklist ( Heyer et
al., 1994dalam Widodo, 2013), meliputi: 3. Kemerataan Jenis (Evennes)
tanggaldan waktu pengambilan data, nama Kemerataan jenis (Evennes)
lokasi, substrat/lingkungan tempatditemukan, herpetofauna dihitung untuk mengetahui derajat
tipe vegetasi dan ketinggian, posisi horizontal kemerataan jenis pada lokasi penelitian (Brower
terhadap badanair, posisi vertikal terhadap dan Zar, 1997 dalam Widodo, 2013 ) dengan
permukaan air, suhu udara, suhu air, formula sebagai berikut :
kelembaban udara,dan data fisik lainnya. 𝑯𝑯′
3. Data sekunder yang diperlukan adalah 𝐄𝐄 =
informasi tentang reptil yang pernah 𝑰𝑰𝑰𝑰 𝑺𝑺
ditemukan dan studi literatur tentang reptil
Keterangan :
pada habitatnya. Selain itu, curah hujan dan
E = indeks kemerataan jenis
iklim dari stasiun klimatologi setempat juga
H’ = indeks keanekaragaman Shannon
diperlukan untuk penunjang data habitat.
S = jumlah jenis yang ditemukan
Analisis Data
Menurut Magurran (1998) dalam Yoga
Data dianalisis secara deskriptif
(2016), kemerataan jenis reptil dapat
kuantitatif. Analisis data terdiri dari :
dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
1. Rendah jika nilai E<0,3
1. Indeks keanekaragaman

3
2. Sedang jika nilai E 0,3-0,6 Scienci Mabuya 8 7
3. Tinggi jika nilai E>0,6 -dae multifusciata

Jumlah 100 12 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah individu = 116
Jumlah jenis = 10
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kawasan Hutan Larangan Adat Pada Tabel 1. jumlah jenis reptil yang
Kenegerian Rumbio secara geografis terletak ditemukan di Hutan Larangan Adat Kenegerian
pada titik koordinat 0o18’00”-0o19’40” LU dan Rumbio sebanyak 10 jenis. Reptil ini ditemukan
101o7’00o-101o8’20” BT. Letak geografis lokasi di habitat yang berbeda-beda, Famili
penelitian dapat dilihat pada (Lampiran 1) Hutan Gekkonidae ditemukan pada habitat arboreal,
Larangan Adat Kenegerian Rumbio berada di karena famili Geomydae ditemukan pada habitat
Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, teresterial dan aquatik, famili Homalopsidae
Propinsi Riau dan merupakan hutan dataran lebih banyak ditemukan di habitat aquatik, famili
rendah. Colubridae banyak di temukan di habitat
Arboreal, famili Scincidae di temukan di habitat
Komposisi Jenis Reptil arboreal dan tereterial
Jumlah individu reptil yang ditemukan Dari Tabel 1 jenis yang paling banyak
di Kawasan Hutan Larangan Adat Kenegerian ditemukan adalah jenis Cosymbotus playturus,
Rumbio berjumlah 116 individu. Seluruh jumlah cicak jenis ini paling mudah ditemukan di
tersebut terbagi atas enam famili yaitu 4 individu batang-batang pohon dan di dinding-dinding
dari famili Gekkonidae, 1 individu dari famili rumah. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor
Geomydidne, 1 individu dari famili lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya.
Homalopsidae, 3 individu dari famili Sifat-sifat ekologis dan prilaku cecak ini
Colubridae, dan 1 individu dari famili Scincidae. mirip dengan cecak tembok Cosymbotus
Sebagian besar reptil ditemukan langsung saat playturus, hanya agaknya lebih kerap ditemui
survei di lapangan. Jumlah dan jenis reptil yang pada bagian yang berkayu. Dengan mangsa
berhasil ditemukan dapat dilihat pada Tabel 1. utama berupa serangga kecil-kecil,cecak kayu
terutama aktif berburu malam hari (nocturnal).
Tabel.1. Jumlah jenis reptil Di Kawasan Hutan Cecak ini sering di dapati bercampur dengan
Larangan Adat Kenegerian Rumbio jenis cecak lain. Disiang hari cecak ini
Habitat bersembunyi di sela-sela kayu atau dinding
Famili Jenis Arbo Tereste Akua rumah.
-real -rial -tik Dari Tabel 1 juga dijelaskan jenis hewan
Gekkoni- Cosymbotus 20 reptil yang banyak ditemukan di habitat
dae playturus Arboreal. Arboreal adalah hewan-hewan yang
Christinus 25 hidup di atas pepohonan atau belukar.
marmoratus Contohnya hewan Hemidactylus frenatus, Cecak
Hemidactylus 35 kayu (Hemidactylus frenatus), yang bertubuh
frenatus
lebih kurus, Ekornya bulat, dengan enam deret
Gekko 3
monarchus tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari
Geomydi Cuora 3 1 pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih
dne amboinensis menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman
Homalop Homalopsis 1 3 rumah, atau di bagian rumah yang berkayu
-side buccata seperti atap. Terkadang di dapati bersama cecak
Colubri Dendrelaphis 3 tembok di dinding luar rumah dekat lampu,
-dae .pictus namun umumnya kalah bersaing dalam
Boiga 1 1 memperoleh makanan.
dendrophila
Dendrelaphis 5
cyanochloris

4
Tabel.2. Jumlah Individu yang Ditemukan Di Setiap sehingga jenis reptil tersebut melakukan
Lokasi Penelitian perlindungan diri, sehingga jumlah reptil yang di
Lokasi Penelitian
temukan dizona koto nagagho dan halaman
kuyang sedikit.

Koto Nagagho

Individu
Panoghan

Halaman
Kuyang
Famili Jenis

Σ
Persentase Jumlah Familii
Reptil
Gekko Cosymbotus 7 5 8 20
nidae playturus
Christinus 10 6 9 25
12,93% Famili Gekkonidae
marmoratus
Hemidactylus 15 10 10 35 8,62% Famili Geomydidne
frenatus 3,44%
2,58% Famili Homalopside
Gecko 1 1 1 3 71,55%
Famili Colubridae
monarchus
Geomy Cuoro 2 1 1 4 Famili Scincidae
didne ambinensis
Homal Homalopsis 1 2 1 4
opsidn bucatta
Colubri Dendrelaphis 2 1 0 3 Gambar 4. Persentase Jumlah Famili Reptil yang
dae pictus
Boiga 1 0 1 2
ditemukan diHutan Larangan Adat Kenegerian
dendrophila Rumbio.
Dendrelaphis 1 2 2 5
Scienci cyanocloris Dari 116 individu yang ditemukan,
dae Mabuya 8 4 3 15
multifusciata famili Gekkonidae memiliki jumlah individu
Σ Individu 47 32 36 11 terbanyak (71,55%), famili Geomydidne
6
(2,58%), famili Homolalopside (3,44%), Famili
Σ Jenis 10 9 9
Colubridae (8,62%), dan famili Scinciadae
Pada Tabel 2. jumlah jenis reptil yang (12,93%).
ditemukan ditiga zona yaitu zona panoghan, koto Family Gekkonidae banyak di temukan
nagagho, dan halaman kuyang. Jenis reptil yang di batang-batang pohon, jenis yang paling
paling banyak di temukan di zona panoghan banyak ditemukan adalah jenis Hemidactylus
berjumlah 47 individu dan 10 jenis. Di zona frenatus ditemukan sering kali berada pada
panoghan jenis reptil yang banyak ditemui dahan pohon dan berbatuan, reptil ini ditemukan
adalah jenis Hemydactylus frenatus, banyaknya hampir setiap hari. Sisik-sisik berbentuk serupa
jenis ini ditemukan karena pakannya yang bintik bulat halus disisi dorsal (punggung), tidak
tersedia, lingkungannya sangat mendukung seragam besarnya (Das, 2010 dalam Findua,
terhadap tempat tumbuh dan berkembang 2016). Selama melakukan penelitian famyli
biaknya hewan reptil tersebut. gekkonidae banyak ditemukan di dahan pohon.
Pada Tabel 2. juga dijelaskan famili Reptil ini ditemukan hampir setiap hari saat
Gekkonidae yang banyak ditemukan di habitat penelitian.
arboreal di zona panoghan, karena di zona Struktur vegetasi hutan merupakan salah
panoghan batang-batang pohon masih banyak satu bentuk pelindung, yang digunakan oleh
terdapat dan jarak antara satu pohon kepohon jenis-jenis reptil untuk tempat penyesuaian
yang lain tidak terlalu jauh, sehingga banyak terhadap perubahan suhu (thermal cover),
tempat berlindung atau tempat tinggal bagi sehingga hilangnya vegetasi menyebabkan juga
reptil. Tidak seperti zona koto nagagho dan hilangnya sumber pakan dan tempat berlindung
halaman kuyang yang didalam zona tersebut bagi reptil. Rapatnya vegetasi pada habitat
jarak antara pohonnya tidak terlalu rapat, karena berhutan vegetasi akan mempengaruhi intesitas
di dua zona tersebut banyak terdapat pohon sinar matahari yang masuk dan sampai ke lantai
karet, pohon karet salah satu mata pencarian bagi hutan (Alikodra, 2005 dalam Findua, 2016).
masyarakat sekitar hutan, jadi di dua zona Famili Geomydidne atau kura-kura
tersebut manusia banyak melakukan aktivitas, merupakan hewan reptil yang sangat mudah
dikenali karena mempunyai bentuk tubuh yang

5
khas yang dimiliki oleh kura-kura adalah dan pada umumnya tidak membahayakan
cangkang yang disebut karapas pada bagian manusia.
vetral. Morfologi kepala, tungkai, dan karakter Famili sciencidae jenis yang ditemukan
keping perisai karapas serta plastaron dapat adalah Mabuya multifusciata, jenis-jenisnya
dijadikan penciri indentifikasi jenis pada kura- biasa dikenal dengan nama umum
kura. bengkarungan. Namun bengkarungan juga bisa
Keseluruhan jenis kura-kura di dunia menyebutnya dengan kadal kebun.
diperkirakan lebih dari 285 spesies yang terbagi Kadal adalah hewan bersisik berkaki
dalam 14 famili. Di Indonesia terdapat sekitar 45 empat yang termasuk kelompok reptil. Secara
spesies dari 7 famili (Iskandar, 2000 dalam luas, pengertian kadal atau kerabat kadal (bahasa
Widodo, 2013). Kura-kura hidup di berbagai tipe Inggris: lizards) juga mencakup kelompok
habitat seperti lautan, sungai, rawa, hutan cecak, tokek, bunglon, cecak terbang, biawak,
bahkan padang rumput. iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit,
Famili geomydidne yang ditemukan istilah kadal dalam bahasa Indonesia biasanya
jenis Cuora amboinensis, kura-kura dengan merujuk terbatas pada kelompok kadal yang
tempurung punggung (karapas) yang cenderung umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau,
membulat tinggi dan perisai perut (plastron) dan hidup diatas tanah (suku Scincidae, atau
yang dapat ditekuk menurut garis melintang, umumnyaanggota infraordo
sedemikian sehingga dapat menyembunyikan Scincomorpha)(Iskandar, 2000 dalam Widodo,
kepala dan tungkainya rapat-rapat. Terdapat tiga 2013).
buah lunas (tonjolan memanjang) diatas perisai
punggung, yakni di tengah keeping-keping Keanekaragaman Jenis Reptil
kostal dekat perbatasan dengan keping Berdasarkanpengamatan
vertebratal. Pada hewan jantan, perisai perut keanekaragaman jenis reptil di Kawasan Hutan
bagian belakang agak melekuk (cekung). Larangan Adat Kenegerian rumbio ditemukan
Punggung-punggung berwarna kehitaman, 116 individu dari 2 jenis reptil di habitat akuatik.
kecoklatan. Perutnya putih kotor atau krem, Hasil perhitungan indeks keanekaragaman
dengan bercak-bercak besar kehitaman. Kepala Shannon menunjukkan bahwa pada habitat
berwarna hitam dengan tiga garis kuning yang akuatik memiliki keanekaragaman jenis reptil
khas: pada sekeliling tepi kepala di atas mata, yang sedikit yaitu H’ = 0,55. Pada habitat
pada pipi, dan pada bibirnya. arboreal ditemukan 95 individu dari 7 jenis
Famili Homalopsidae yang ditemukan reptil. Nilai indeks keanekaragaman pada
berjenis Homalopsis buccata adalah jenis ular arboreal tergolong tinggi yaituH’ = 1,47.
air. Panjang tubuhnya mencapai 1,1 m. Ular ini Sedangkan pada habitat teresterial ditemukan 4
seringnya ditemukan di daerah perairan tawar jenis reptil dengan jumlah 12 individu. Nilai H’
dataran rendah maupun air payau, ular ini paling pada habitat ini adalah 1,05 dan tergolong
sering ditemui di pinggir-pinggir sungai yang rendah.
mengalir pelan. Makanannya berupa ikan dan
katak. Ular yang jantan lebih besar dan panjang Tabel.2. Indeks Keanekaragaman Jenis Reptil di
daripada yang betina. Berkembangbiak dengan Kawasan Hutan Larangan Adat Kenegerian
cara ovovivipar, melahirkan sekitar 33 anak. Rumbio
Famili colubridae adalah keluarga ular Habitat Σ Σ H’ E
Jenis Individu
yang terbanyak anggotanya. Hampir dua pertiga Akuatik 4 12 1,05 0,76
dari semua jenis-jenis ular termasuk ke dalam Arboreal 8 100 1,6 0,77
suku ini. Suku colubridae bisa ditemui di semua Teresterial 2 4 0,55 0,79
benua, kecuali Antartika. Kelompok ular ini juga
menjadi suku ular yang dominan di setiap benua, Nilai keanekaragaman jenis reptil pada
kecuali Eropa dan Australia. Suku colubridae habitat arboreal lebih tinggi dibandingan habitat
terdiri dari jenis-jenis ular tak berbisa (non- lainnya dikarenakan pada umumnya siklus hidup
venomous), atau memiliki bisa yang lemah saja, semua reptil yang terdapat di rumbio lebih
banyak terdapat di habitat arboreal.

6
Reptil dari famili Gekkonidae (cicak dan 0,30
0,29

tokek) paling banyak adalah Hemydactilus 0,25 0,21


frenatus memiliki populasi yang 0,20 0,17
0,15 0,12
besardiseluruhdunia, umum ditemukan di 0,10 0,04
bebatuan, pepohonan dan di dekat sumber 0,05 0,020,030,030,020,01
cahaya/lampu di sebuah bangunan (Deris, 2006). 0,00 KI

Cosymbotus …
Christinus…
Hemydactylus …

Mabuya …
Dendrelaphis …
IUCN Red List ( 2012 ), menemukan individu

cuora amboinensis
Homalopsis buccata
Dendrelaphis pictus
Gekko monarchus

Boiga dendrophila
KR
kelompok Gekkonidae lebih mudah dari pada
kelompok bunglon dan kura-kura.
Reptil merupakan salah satu bagian dari
tingginya kekayaan hayati yang dimiliki
Indonesia (Iskandar dan Erdelan, 2006 dalam
Lutfhi, 2008 ) yang bisa di ambil manfaatnya. Gambar 4. Kelimpahan Reptil Individu per jenis
Didalam (Gibbos et al, 2000 dalam Debby,
2014) disebutkan manfaat yang bisa diambil Dari diagram kelimpahan jenis reptil
darii reptil diantaranya untuk bahan makanan, yang tertinggi adalah Hemydactylus frenatus
obat-obatan tradisional, hewan peliharaan. Di merupakan salah satu jenis yang sangat mudah
berbagai tempat di Indonesia reptil digunakan ditemukan karena habitatnya di batang-batang
sebagai pemberantas hama. Bagian-bagian yang pohon dan dikarenakan cicak merupakan satu
di perdagangkan yaitu kulit (Yuwono 1998), komponen dari rantai makanan pada konsumen
daging dan reptil hidup sebagai peliharaan tingkat satu yang berfungsi sebagai pengendali
(Madiastuti dan Suhartono, 2003 dalam Debby, serangga berbahaya sebagai vector penyakit
2014). yaitu nyamuk (Zug, 1993 dalam Widodo,
2013).
Cecak kayu (Hemidactylus frenatus)
Kelimpahan Jenis Reptil Dan Kemerataan memiliki tubuh lebih kurus ekornya bulat dengan
Jenis Reptil enam deret tonjolan kulit menyerupai duri pada
Dari hasil perhitungan kelimpahan jenis ekornya. Cicak jenis ini umumnya menyukai
menunjukkan bahwa jenis reptilyang banyak tinggal di pohon di halaman rumah dan bagian
ditemukan di Kawasan Hutan Larangan Adat rumah yang berkayu misalnya atap. Biasanya
Kenegerian Rumbio adalah Hemydactylus ditemukan bersama dengan jenis cicak tembok di
frenatus dengan jumlah kelimpahan relatif (KR) tembok bagian luar sebuah rumah di dekat
= 0,29. Sedangkan jenis reptil yang ditemukan lampu. Tetapi biasanya kalah dalam bersaing
paling sedikit adalah jenis B.dendrophila dengan memperebutkan makanan.
jumlah kelimpahan (KR) = 0,01. Kemerataan jenis reptil pada habitat
Penghitungan kelimpahan bertujuan arboreal 0,75, habitat teresterial 0,76, habitat
untuk mengetahui jumlah populasi dari sebuah akuatik 0,79. Berdasarkan hasil dari kemerataan
spesies. Semakin tinggi jumlah kelimpahan jenis (E) dari reptil terlihat bahwa sebaran
maka semakin banyak pula populasi suatu individu masing-masing cenderung merata yang
spesies di lingkungan tersebut. Dengan tingginya berarti tidak ada jenis yang terlalu mendominasi
nilai kelimpahan maka spesies tersebut akan dalam suatu komunitas ( Krebs 1978 dalam
terhindar dari kepunahan (Surya, 2010). Widodo,2013).
Nilai keanekaragaman jenis reptil pada
habitat akuatik lebih tinggi dibandingan habitat
lainnya dikaenakan pada umumnya siklus hidup
semua reptil awalnya berada di perairan dan
siklus kedua berada di teresterial (webb et al.
1981). Ketika larva sampai pada tahap awal
pertumbuhan juvenilnya (remaja), reptil akan
hidup di darat dan di air dan bernafas

7
menggunakan paru-paru (Duellman dan Trueb, %20CI.xml.htm. Diakses pada Tanggal
1986dalam Widodo, 2013). Mei 2007.

KESIMPULAN DAN SARAN Cox, GW. 1996. Laboratory Manual of


Dari hasil penelitian yang dilakukan di General Ecology. 7th ed. Wm. C. Brown
Kawasan Hutan Larangan Adat Kenegrian Company Publisher, Dubuque : x + 278
Rumbio dapat disimpulkan banwa jenis reptil hlm.
yang di temukan berjumlah 116 individu dari 10
jenis dan 5 famili. Famili yang ditemukan Goin CJ, Goin OB. 1971. Introduction to
diantaranya Gekkonidae, Geomydidne, Herpetology. San Francisco: WH
Homalopsis buccata, Colubridae, Scincidae. Freeman and Company
Adapun saran pada penelitian tentang
keanekaragaman jenis reptil di Kawasan Hutan Grzimek B. 1975. Encyclopedia of Ecology.
Larangan Adat Kenegrian Rumbio perlu di Melbourne: Van Nostrand Reinhold
lakukan lagi, dan sebaiknya pada penelitian Company.
selanjutnya pada saat menggunakan metode
perangkap ( pit fall trap) diberi umpan agar lebih Halliday T,Adler K.2000.The Encyclopedia of
banyak yang terperangkap. Reptiles and Amphibians. New York:
Facts on File Inc.
DAFTAR PUSTAKA
Hamidy, A dan Mulyadi. 2007. Jerpetofauna di
Agus.W.2013.Keanekaragaman Jenis Pulau Waigeo. Museum Zoologi
Herpetafauna Di Kawasan Kampus Bogoriense Bidang Zoologi, Pusat
Universitas Riau Panam Pekanbaru. Penelitian Biologi LIPI.
Riau.
Hayer et al. 1994. Measuring and Monitoring
Alikodra H. S. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Biological Diversity. Standard Methods
Yayasan Penerbit Fakultas for Amphibians. Smithsonian Institution
Kehutanan.Bogor. Press. Washington.

BAPPENAS. 2003. Strategi dan Rencana Aksi Krebs, C. J. 1999. Ecologycal Methodology. 2nd
Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003- edition. Addision Wesley Longman Inc.
2020 (Indonesian Biodiversity Strategy and United State Amreica.
Plan 2003-2020) Dokumen Regional.
Pemerintah Republik Indonesia Kurnia, Khairi. 2013. Kearifan Lokal
Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan
Bower, JR dan Zarr, JH. 1997. Field and Hutan Larangan Adat Dusun V
laboratory for general Ecology. W.M.C Danau Shibogia Desa Rumbio
Brown Company Publishing. Portuguel. Kecamatan Kampar Kabupaten
IOWA. Kampar (Online).
kurniakhairi.blogspot.com (diakses 07
Chan-ArdT, Grossman W, Gumprecht A dan Juni 2016)
Schulz K-D. 1999. Amphibians and
Reptiles of peninsular Malaysia and Nababan.1995. KearifanTradisional
Thailand. 1st Edition 1999. Bushmaster dan PelestarianLingkungan
Publication. Wuerselen-Germany. Di Indonesia.JurnalAnalisis CSIS:
Kebudayaan, Kearifan Tradisional dan
ConservationInternational.2001.EcosystemPr Pelestarian Lingkungan.Tahun XXIV
ofileSumateraSundaland.http://www.co No. 6 Tahun 1995
nservationinternational.com/full_strategy

8
Obst F. J. 1998. Di dalam: Cogger HG, Zweifel
RG, editor. Encyclopedia of Reptiles and
Amphibians. San Fransisco: Fog City Press

Odum EP. 1971. Fundamentals of Ecology.


Philadelphia: WB Saunders Company

Savage JM. 1998.Di dalam: Cogger HG,


Zweifel RG,editor. Encyclopedia of
Reptiles and Amphibians. San Fransisco:
Fog City Press.

Siddik, I & Maharani, HM. 2003. Sensus


singkat Herpetofauna Di Wilayah Tesso
NiloProvinsi Riau. Puslit Biologi LIPI
dalam2003. Keanekaragaman Hayati Di
Tesso Nilo Provinsi Riau. Puslit Biologi &
WWF Indonesia.

[WCMC] World Conservation Monitoring


Centre. 1992. Global Diversity: Status of
the Earth's Living Resources. London:
Chapman dan Hall.

Anda mungkin juga menyukai