(Praktikum)
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Praktikum 1
Kingdom Protozoa
D
1.
alam kegiatan Praktikum Protozoa diharapkan agar mahasiswa dapat:
Morfologi dan struktur kingdom Protozoa dapat dilihat pada sampel hewan
yang akan menjadi bahan kegiatan praktikum. Secara rinci contohnya dapat
dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1
A. Amoeba yang bergerak dengan menggunakan penjuluran plasma
sel (endo dan ektoplasma) sebagai “pseudopod”.
B. Euglena yang mempunyai alat gerak berupa flagel.
C. Paramecium yang mempunyai silia di permukaan seluruh
tubuhnya.
c. Inti pada Amoeba hidup agak sulit dilihat dengan mikroskop, sedangkan
pada preparat awetan mudah terlihat. Pada Amoeba muda, inti berbentuk
bikonkaf, inti pada dewasa berbentuk lipatan dengan letak berubah-ubah
karena pergerakannya.
d. Reproduksi aseksual Amoeba dengan cara pembelahan biner.
e. Alat pergerakan berupa pseudopodia, dengan ukuran diameter tubuh 0,25
mm.
2. Pergerakan Amoeba
Teori yang berkembang mengenai pergerakan Amoeba adalah Teori
Viskositas. Tubuh Amoeba terdiri dari 4 bagian berdasarkan struktur kekentalan
dan lapisannya yaitu:
a. Bagian tengah yang disebut plasmasol.
b. Bagian di luar bagian tengah, mengelilingi plasmasol yang disebut
plasmagel, bersifat padat dan elastis.
c. Bagian tipis di luar plasmagel yang disebut Plasmalemma.
d. Bagian lapisan diantara plasmagel dan Plasmalemma yaitu lapisan Hyalin.
Lapisan Plasmalemma dan lapisan Hyalin adalah sebagai ektoplasma,
sedangkan plasmasol dan plasmagel termasuk endoplasma.
Teori viskositas menjelaskan bahwa mekanisme pergerakan dimulai dari
proses gelasi (pengentalan dan pemadatan cairan) dari plasmasol di bagian
anterior. Selanjutnya terjadi proses solasi (pengenceran) dari plasmagel di
bagian posterior yang diikuti kontraksi plasmagelnya di ujung posterior.
Dengan demikian plasmagel di bagian tengah terdorong ke arah depan dan
bergerak akan menyentuh plasmalemma. Tetapi karena ada lapisan hyalin
(yang bersifat gel) maka plasmasol mencapai ujung depan, hanya
mendorong yang menyebabkan plasmalemma terdorong ke depan dan
bergerak.
3. Habitat
Amoeba hidup bebas di perairan air tawar, di kolam dan aliran air. Bahan
Amoeba yang dikultur di laboratorium dapat diperolah dari berbagai tempat
dalam kolam, lumpur rawa, sawah, di tumbuhan yang membusuk atau
permukaan dasar bunga teratai. Makanan Amoeba adalah diatom dan protozoa
lainnya.
1.6 Praktikum Taksonomi Avertebrata
4. Bentuk-bentuk Amoeba
Amoeba yang hidup bebas di perairan yaitu: 1. Amoeba discoides, 2.
Amoeba proteus (Gambar 1.4), inti seperti piring, 3. Amoeba dubia, inti lonjong,
4. Amoeba verucosa, mempunyai pelikel, bentuk tubuh seperti keong dengan
pseudopodia yang kecil (Gambar 1.2).
Gambar 1.2
Bentuk Jenis-jenis Amoeba
Gambar 1.3
Amoeba proteus dengan struktur bagiannya.
BIOL4444/MODUL 1 1.7
Gambar 1.4
Paramecium aurelia dengan struktur bagiannya
2. Habitat
Paramecium hidup bebas di perairan air tawar yang mengandung banyak
bakteri. Medium untuk mengkultur Paramecium di laboratorium adalah air
rebusan jerami. Paramecium dapat ditemui di sekitar tetesan air atau reruntuhan,
tampak sebagai benda kecil yang berenang mengalir jika dilihat di bawah
mikroskop. Kultur Paramecium di laboratorium secara berkala harus diganti
airnya dan diperbaharui busukan tumbuhan makanannya.
3. Pergerakan Paramecium
Tubuhnya akan bergerak maju dengan menggerakkan silium ke arah depan
dan belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan poros longitudinal maka
tubuhnya bergerak miring, gerakan ini dibantu dengan gerakan getaran kuat
silium pada lekuk mulut.
1. Klasifikasi
Menurut Pechenik (2005) Genus Plasmodium termasuk ke dalam filum
Apicomplexa (= Sporozoa), dan di bawah kelas Telosporidia (karena berinti
satu pada tahapan dewasa). Sedangkan kelas yang setingkat lainnya adalah
kelas Neosporidia (karena berinti banyak pada tahapan dewasanya).
Plasmodium digolongkan dalam ordo Coccidiomorpha, dan sub ordo
Haemosporidia, sebagai parasit darah manusia.
Pada manusia terdapat 4 spesies Plasmodium yang menyerang darah
sebagai parasit yaitu: Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium
malariae dan Plasmodium ovale. Demam yang ditimbulkan pada infeksi malaria
secara periodik berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang
dan keluarnya merozoit yang masuk dalam aliran darah (sporulasi). Periodisitas
skizogoni berbeda-beda tergantung dari jenis spesiesnya. Pada Plasmodium
vivax dan P. ovale berlangsung 48 jam. Pada Plasmodium falciparum kurang
dari 48 jam, dan 72 jam pada P. malariae.
Beberapa sifat perbandingan dan diagnostik pada empat spesies
Plasmodium pada manusia secara menyeluruh dapat dilihat pada Tabel 1.1.
BIOL4444/MODUL 1 1.9
Tabel 1.1
Perbandingan karakter empat spesies Plasmodium
Bentuk-bentuk khas Plasmodium antara lain seperti cincin dan pisang pada
sediaan darah di bawah mikroskop terlihat seperti pada Gambar 1.5.
(sumber: Parasitology website dan http://yayanakhyar.files.wordpress.co/2008/04)
1.10 Praktikum Taksonomi Avertebrata
Gambar 1.5a
Tropozoit Plasmodium falciparum pada satu eritrosit
Gambar 1.5b
Skizon Plasmodium falciparum pada beberapa eritrosit
Gambar 1.5c
Bentuk khas “cincin” Plasmodium falciparum
BIOL4444/MODUL 1 1.11
Gambar 1.5d
Bentuk “pisang” gametosit Plasmodium falciparum
Gambar 1.5e
Gametosit Plasmodium vivax
Gambar 1.5f
Tropozoit Plasmodium vivax
1.12 Praktikum Taksonomi Avertebrata
Gambar 1.6
Tahapan dan bentuk Plasmodium vivax dalam siklus hidupnya
a + b. Reproduksi aseksual: skizon dan merozoit. Skizon di dalam sel hati, merozoit
ketika dalam aliran darah.
c. Reproduksi seksual: terjadi di dalam intestinum nyamuk Anopheles, setelah
gametosit-gametosit tertelan oleh nyamuk tersebut.
d. Sporozoit yang dihasilkan dari reproduksi seksual bermigrasi ke kelenjar ludah
(saliva) nyamuk “disuntikkan” ke dalam tubuh manusia berikutnya, sehingga
dapat menular.
Alat:
1. Mikroskop.
2. Kaca objek dan kaca penutup (object glass dan cover glass).
3. Pinset.
4. Pipet.
5. Alat berwarna gelap.
6. Pensil berwarna.
7. Buku gambar.
8. Pensil 2B.
BIOL4444/MODUL 1 1.13
Bahan:
1. Kultur (biakan) Amoeba.
2. Sumber cahaya.
3. Preparat mikroskopis Amoeba (awetan jadi pada kaca preparat).
Prosedur/Cara kerja:
1. Siapkan sebuah kaca preparat yang diletakkan di atas alas berwarna gelap.
2. Kultur Amoeba yang tersedia di laboratorium disiapkan, sampel selanjutnya
diambil dengan menggunakan pipet. Air sampel yang mengandung Amoeba
biasanya menempel atau dekat tumbuhan air tawar. Teknisi laboratorium
atau instruktur praktikum akan memberikan satu tetes biakan.
3. Teteskan secara perlahan tetesan Amoeba ke kaca preparat.
4. Kaca preparat tersebut ditutup secara hati-hati dengan kaca penutup,
gunakanlah pinset atau jarum bertangkai untuk menahan kaca penutup,
ketika menutup hati-hati seperti pada Gambar 1.7 supaya tidak hancur
hewan objeknya (Amoeba).
Gambar 1.7
Tetesan sampel Amoeba ditutup dengan kaca penutup secara hati-hati
5. Amoeba akan dapat dilihat alami setelah diletakkan kaca preparat tadi di
atas alas berwarna gelap. Akan tampak bentuk tidak teratur suatu “masaa
kecil” yang tembus cahaya dan relatif berkilau.
6. Selanjutnya untuk melihat morfologi Amoeba agak jelas dengan melihat di
bawah mikroskop. Pembesaran yang digunakan adalah pembesaran lemah,
cahaya dari sumber cahaya agak dikurangi dengan diafragma.
7. Bentuk-bentuk dan gerakan dari Amoeba dapat diperhatikan secara
seksama.
8. Untuk mengamati dan mempelajari struktur Amoeba lebih mendalam
dibanding penampakan tadi, perbesaran harus ditambah, dan dengan
memutar-mutar mikrometer pada mikroskop akan terlihat ketebalan
Amoeba.
1.14 Praktikum Taksonomi Avertebrata
9. Tugas Anda/mahasiswa:
a. Gambarlah bentuk gerakan Amoeba yang tampak, berilah warna yang
sesuai jika warna yang tampak dapat terlihat jelas, jika tidak berwarna
jangan diwarnai.
b. Dengan memperhatikan gerakan Amoeba, gambarlah cara pergerakan
tersebut, mahasiswa dapat memberikan lebih dari satu gambar dan
diberi tanda panah arah gerakan Amoeba yang dilihat.
c. Jika tampak di bawah mikroskop terdapat lebih dari satu jenis Amoeba,
gambarlah bentuk-bentuk morfologi dari beberapa jenis Amoeba yang
dilihat.
d. Berdasarkan gambar-gambar yang telah dibuat berilah keterangannya
seperti misalnya struktur dan bagian-bagian Amoeba pada gambar
tersebut.
e Jika menemukan satu atau lebih jenis Amoeba, buatlah klasifikasinya
dan jika mungkin nama spesies (jenis)nya.
f. Pergunakanlah preparat awetan jika belum tersedia Amoeba hidup
untuk mengerjakan nomor 1 dan 3 lembar kerja.
LEMBAR KERJA
Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil
kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.
Klasifikasi
Filum :
Sub Filum :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Alat:
1. Mikroskop.
2. Kaca objek dan kaca penutup (object glass dan cover glass).
3. Pinset.
4. Pipet.
5. Alat berwarna gelap.
6. Pensil berwarna.
7. Buku gambar.
8. Pensil 2B.
1.16 Praktikum Taksonomi Avertebrata
Bahan:
1. Kultur Paramecium.
2. Sumber cahaya.
3. Preparat mikroskopis Paramecium (awetan jadi pada kaca preparat).
Prosedur/Cara kerja:
1. Kaca preparat disiapkan dan diletakkan di atas alas berwarna gelap.
2. Kultur (biakan) Paramecium yang tersedia di laboratorium disiapkan. Air
sampel yang mengandung Paramecium diambil dengan menggunakan
pipet. Kultur Paramecium di laboratorium yang menggunakan media air
rebusan jerami (tumbuhan membusuk) yang mengandung banyak bakteri
dan protozoa lainnya. Teknisi laboratorium (Laboran) atau instruktur
praktikum akan memberikan satu tetes biakan kepada Anda/mahasiswa.
3. Teteskanlah satu tetes biakan Paramecium secara perlahan ke atas kaca
preparat.
4. Selanjutnya kaca preparat ditutup secara hati-hati supaya hewan
Paramecium tidak hancur atau mati, pinset atau jarum bertangkai dapat
digunakan untuk menahan kaca agar tidak cepat menutup.
5. Paramecium akan tampak seperti benda kecil yang berenang mengalir.
6. Amatilah dengan seksama Paramecium yang sedang bergerak dan
gambarlah morfologi beserta bagian-bagiannya, setelah tampak di bawah
mikroskop pada pembesaran lemah dan pembesaran kuat.
7. Untuk mengamati ketebalan Paramecium dapat dengan memutar-mutar
mikrometer.
8. Pergunakanlah preparat awetan (preparat mikroskopis) jika biakan
Paramecium hidup belum tersedia di laboratorium
9. Tugas Anda/mahasiswa:
a. Gambarlah bentuk dasar Paramecium yang tampak, gunakanlah pensil
warna yang sesuai dengan warna yang tampak.
b. Gambarlah cara pergerakan Paramecium, untuk memperjelas dapat
diberikan melalui beberapa gambar dengan arah tanda panah sebagai
arah gerakan.
c. Setelah mendapatkan penampakan yang relatif lebih jelas di bawah
mikroskop, gambarlah dan diberi keterangan untuk bagian-bagian dan
organel Paramecium.
d. Anda dituntut melengkapi gambar dengan keterangan dan
mencantumkan klasifikasinya seperti: Filum: ………………….. Sub
BIOL4444/MODUL 1 1.17
LEMBAR KERJA
Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil
kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.
3. Gambar Paramecium (dapat lebih dari satu gambar), organel (bagian) dan
klasifikasinya.
Klasifikasi
Filum : …………………… Ordo : ……………………......
Sub Filum : …………………… Famili : ……………………......
Kelas : …………………… Genus : ………………………..
Spesies : ……………………......
Alat:
1. Mikroskop.
2. Pensil berwarna.
3. Buku gambar.
4. Pensil 2B.
Bahan:
1. Slide film beberapa stadium Plasmodium (stadium cincin tropozoit, skizon,
dan gametosit).
2. Preparat jadi untuk sediaan darah tebal yang mengandung parasit
Plasmodium.
3. Preparat jadi untuk sediaan darah tipis yang mengandung parasit
Plasmodium.
BIOL4444/MODUL 1 1.19
Prosedur/Cara Kerja:
1. Jika tidak tersedia parasit jadi sediaan darah tebal dan darah tipis yang
mengandung parasit Plasmodium, maka mahasiswa dapat menggunakan
slide film Plasmodium yang ditampilkan melalui proyektor.
2. Tampilan-tampilan tersebut digambarkan di lembar kerja, gambar-gambar
diberi warna yang sesuai dengan tampilan dan diberi keterangan
selengkapnya.
3. Jika di laboratorium terdapat preparat jadi untuk sediaan darah tebal dan
sediaan darah tipis yang mengandung parasit Plasmodium maka mahasiswa
dapat memperhatikan stadium-stadium tropozoit (bentuk cincin), skizon
dan merozoit, serta gametosit.
4. Penampakan stadium-stadium Plasmodium tersebut di bawah mikroskop,
digambar di lembar kerja dengan warna yang sesuai dengan tampilan dalam
gambar preparat jadi.
5. Selanjutnya gambar tersebut diberi keterangan mengenai tahapan
stadiumnya. Untuk gambar pembanding, mahasiswa dapat memperhatikan
gambar di bawah ini sebagai salah satu contoh Plasmodium yaitu
Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropikana yang
berbahaya dan mematikan dibandingkan jenis malaria lainnya.
1.20 Praktikum Taksonomi Avertebrata
Gambar 1.8
Plasmodium falciparum dengan stadium-stadiumnya
BIOL4444/MODUL 1 1.21
LEMBAR KERJA
Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil
kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.
BIOL4444/MODUL 1 1.23
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Ciri-ciri yang sama pada taksa kelas Ciliata, contohnya pada genus
Paramecium salah satunya adalah ….
A. mempunyai alat gerak berupa pseudopodia
B. terdapatnya kloroplas
C. ketiadaan organel alat gerak yang berupa flagel
D. tubuhnya diselubungi oleh silia
Kegiatan Praktikum 2
Filum Porifera
D
1.
alam kegiatan Praktikum Porifera diharapkan agar mahasiswa dapat:
A. FILUM PORIFERA
Gambar 1.9
Struktur tubuh Porifera, berpori, berkanal (saluran air) dengan
beragam tipe yaitu:
A. Tipe Askonoid C. Tipe Sikonoid khusus
B. Tipe Sikonoid D. Tipe Leukonid
7. Kerangka dalam tubuh terdiri dari spikula, serabut organik, atau gabungan
kedua macam kerangka tersebut. Senyawa spikula adalah CaCO3.H2Si3O4.
8. Protein utama hewan Porifera (spons) adalah skleroprotein atau spongin.
C. KLASIFIKASI PORIFERA
2. Kelas Demospongiae
Spons yang termasuk kelas Demospongiae mempunyai penyebaran tempat
hidup yang luas dari perairan tawar sampai dengan perairan laut. Kelas
Demospongiae mencakup 95 persen dari semua hewan-hewan spons. Struktur
kanal kelas Demospongiae seluruhnya bertipe Leukonoid. Warna tubuh kelas ini
kebanyakan berwarna cerah, perbedaan warna dipunyai oleh perbedaan spesies
yang disebabkan oleh warna pigmen atau granula pigmen yang terletak di
amebosit.
Struktur rangka dari kelas Demospongiae beraneka ragam. Struktur tersebut
disusun oleh spikula “Silicceus” atau serat-serat spongin atau gabungan dua
struktur tersebut. Spikula dari kelas ini relatif besar dengan struktur monokson
atau tetrakson (cabang runcing satu atau cabang runcing empat). Contoh dari
1.30 Praktikum Taksonomi Avertebrata
Gambar 1.10
Struktur anatomi Haliclona permollis dengan bentuk tubular (atas); dan
struktur anatomi Microciona prolifera dengan bentuk banyak
percabangan ke atas seperti pohon (bawah). Perhatikanlah anatomi
kanalnya. Contoh kelas Demospongiae yang hidup di air tawar adalah
dari famili Spongillidae.
4. Kelas Sclerospongiae
Kelas Sclerospongiae hanya terdiri dari sedikit jenis spons yang biasa hidup
di lorong-lorong gua, berkaitan dengan kehidupan batuan karang di beberapa
tempat dunia. Spons kelas ini berkanal tipe Leukonoid dan mempunyai rangka
BIOL4444/MODUL 1 1.31
dalam yang terstruktur atas spikula “silicceus”, serat-serat spongin, dan kristal
kalsium karbonat.
Alat:
1. Loupe (kaca pembesar).
2. Pensil berwarna.
3. Buku gambar.
4. Pensil 2B.
Bahan:
1. Sampel spons air tawar misal: Spongilla.
2. Spons yang digunakan untuk mandi.
3. Grantia.
4. Preparat “jadi” berupa sayatan melintang (transversal) dan membujur
(longitudinal) spons sederhana dengan tipe kanal tertentu misal:
Leucosolenia.
Prosedur/Cara kerja:
1. Sampel spons air tawar: Spongilla diambil dan digambar di lembar kerja.
Perhatikanlah bentuk morfologi, pori-pori, dan kekenyalannya. Untuk
memperhatikan pori-pori dan mulut di lapisan terluar dapat menggunakan
loupe (kaca pembesar). Warna gambar yang dikerjakan mahasiswa
diusahakan sesuai dengan objek sampel tersebut.
2. Untuk memperoleh Spongilla yang merupakan hewan spons yang terdapat
di perairan tawar, dapat dijumpai di tepi-tepi kolam. Spons ini menempel
pada batu ataupun reruntuhan cabang-cabang pohon.
3. Spons yang biasa digunakan untuk mandi digambar morfologi luarnya di
lembar kerja yang disediakan. Perhatikanlah struktur yang tampak jika
dilihat dengan Loupe (kaca pembesar). Warnai pula gambar tersebut sesuai
warna aslinya.
4. Mahasiswa diperkenalkan dengan Grantia, gambarlah apa yang tampak
dilihat dengan Loupe di lembar kerja.
5. Selanjutnya mahasiswa diperlihatkan sampel spons yang tampak alur
kanalnya yaitu Leucosolenia. Morfologi dan struktur sayatan melintang
1.32 Praktikum Taksonomi Avertebrata
LEMBAR KERJA
Gunakanlah lembar kerja ini untuk mencatat dan menggambar hasil
kegiatan awal sebelum ditulis atau dibuat pada laporan lengkap.
LAT IH A N
TES F OR M AT IF 2
4) Hewan spons yang hidup luas di air tawar dan laut dengan struktur kanal
leukonoid, termasuk kelas ....
A. Porifua
B. Calcaraea
C. Demospongiae
D. Spongilla
Daftar Pustaka
Barnes, R.D. 1974. Invertebrate Zoology. 3rd Ed. Tokyo Japan: Toppan Co.
Nawangsari, Sugiri. 1989. Zoologi Avertebrata II, PAU Ilmu Hayat IPB, Dirjen
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan & Kebudayaan.
Pan American Health Organization. 1973. Manual for the microscopic diagnosis
of malaria, (4th edition). Washington DC: Scientific publ. No. 276.
Pechenik, J.A. 2005. Biology of the Invertebrate (5 th ed.). Mc Graw Hill Higher
Education Publ. Boston, New York: Toronto.