Anda di halaman 1dari 7

III.

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini, yaitu termometer infra
red, mistar, jangka sorong, timbangan (minimal 2 desimal dibelakang koma
satuan gram).

Sedangkan bahan-bahan benda kerja yang digunakan dalam kegiatan praktikum


ini, yaitu kaca jendela, kayu atau baloda, daun hidup, dan kertas HVS A4
sebanyak 1 lembar.

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Pengamatan pada Kaca, Kayu, dan Daun

Disiapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam


percobaan

Diukur suhu kedua permukaan benda kerja dengan termometer


infra red (T1 dan T2). T1 dan T2 harus menunjukkan perbedaan.
Arah sinar infra red harus tegak lurus dengan permukaan benda
kerja.

Ditahan selama kurang lebih 5 detik kemudian dicatat suhunya.

Dilakukan pengukuran minimal 3x pada permukaan yang


berbeda, kemudian dirata-ratakan (dalam °C)
Diukur ketebalan benda kerja yang digunakan
( X dalam meter)

Didapat nilai konduktivitas (K)

Diukur luas permukaan benda kerja

(A dalam m²)

Dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

Diukur suhu daun yang masih menempel pada pohon.


Kemudian dipetik daun tersebut dan diukur luas permukaan nya.
3.2.2 Menghitung Luas Permukaan Daun

Diambil 1 lembar kertas HVS A4 dan diukur Lebarnya

(LA4 dalam m²)

Ditimbang 1 lembar HVS A4 tersebut.

(WA4 dalam gram)

Dibuat mal daun. Ditempelkan daun pada permukaan kertas di


atas meja, dibuat mal daun pada kertas HVS A4 dengan pensil
atau pena. Digunting mal daun yang sudah ada pada kertas
HVS A4 lalu ditimbang (Wd) dan dicatat dalam gram. Luas
daun (Ld) dalam m² dihitung dengan rumus:

Ld = Ld/WA4 x Wd

Benda Ulanga
No. K A T1 T2 X Q
Kerja n
2. Kaca
1 0,84 0,049 35,0 33,8 2 × 10-2 24,7
Biasa

2 0,84 0.049 35,3 34,1 2 × 10-2 24,7

3 0,84 0,049 35,4 33,5 2 × 10-2 39,1


Rata 0,84 0,049 35,2 33,8 2 × 10-2 28,8

Pembahasan ketiga

Sifat termal sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian terutama dalam


pengolahan hasil pertanian. Bahan-bahan pertanian, baik tanaman maupun hewan
beserta produknya, tidak lepas dari perlakuan panas. Proses-proses utama adalah
pemanasan, pendinginan, dan pembekuan. Tujuan perlakuan panas pada
umumnya adalah pengawetan atau pencegahan terhadap pengecambahan.
Pemanasan dan pendinginan bahan dapat dilakukan dengan konveksi, konduksi
atau radiasi. Dalam pemanasan, pengeringan, dan pendinginan produk pertanian,
sangat penting mengetahui berapa suhu harus diberikan dan untuk waktu berapa
lama supaya tidak terjadi kerusakan. Sebagai contoh, kapasitas perkecambahan
suatu benih turun dengan drastis apabila terkena panas yang berlebihan, sementara
kualitas bahan-bahan lain mungkin memburuk. Contohnya adalah pengeringan
biji-bijian dengan menggunakan sinar matahari langsung yang menerapkan
prinsip radiasi sinar matahari dan pengawetan bahan-bahan yang mudah rusak
contohnya sayur dan daging dengan menggunakan alat pendingin yang
merupakan contoh alat yang menggunakan isolator disekelilingnya untuk menjaga
suhu tetap rendah pada bagian dalam. (Desrosier, 1988).

Dapus : Desrosier, Norman. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerbit


Universitas Indonesia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai