Anda di halaman 1dari 343

LAPORAN AKHIR

KEPERAWATAN JIWA

DOSEN PENGAMPU :

M. ALI MAULANA, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh:

ELSA ANNISA I1031171039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

TANJUNGPURA PONTIANAK

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan bapak M. Ali Maulana, S.Kep., Ners., M.Kep selaku
pembimbing akademik mata kuliah praktek klinik 3 sub keperawatan jiwa , Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura yang telah membimbing dan memberi saran sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan
baik dan rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa analisis jurnal ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pontianak, 20 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar isi ........................................................................................................... ii


Daftar Lampiran ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1

B. TUJUAN PENULISAN ............................................................................ 2


C. MANFAAT ............................................................................................... 2

BAB II MANAJEMEN KASUS GANGGUAN JIWA


A. LP (1-7) .................................................................................................... 3

B. SPTK (1-7) ............................................................................................... 58


C. ASKEP (1-7) ............................................................................................ 80

D. API (1-7) .................................................................................................. 251


BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN PERAWAT PENELITI

A. MAKALAH SEMINAR KRITIS JURNAL ............................................ 270


BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 290


B. SARAN ................................................................................................... 290

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 291

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 .................................................................................................................... 294


Lampiran 2 ................................................................................................................... 295
Lampiran 3 ................................................................................................................... 296
Lampiran 4 .................................................................................................................... 297
Lampiran 5 ................................................................................................................... 298
Lampiran 6 ................................................................................................................... 300
Lampiran 7 .................................................................................................................... 301
Lampiran 8 ................................................................................................................... 316
Lampiran 9 ................................................................................................................... 327
Lampiran 10 .................................................................................................................. 328
Lampiran 11 .................................................................................................................. 330
Lampiran 12 ................................................................................................................. 331
Lampiran 13 .................................................................................................................. 333
Lampiran 14 .................................................................................................................. 334
Lampiran 15 ................................................................................................................. 335
Lampiran 16 .................................................................................................................. 336
Lampiran 17 .................................................................................................................. 337
Lampiran 18 ................................................................................................................. 338
Lampiran 19 .................................................................................................................. 339

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa bagi manusa berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan

sanggup mengahdapi problem, merasa Bahagia dan mampu diri. Orang yang sehat jiwa

berarti mempunyai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan

lingkungan manusai terdiri dari bio, psiko, social, dan spiritual yang saling berinteraksi

satu dengan yang lain dan saling memengaruhi (Azizah, dkk 2016).

Orang Dengan Gangguan Jiwa yang disingkat dengan ODGJ adalah orang yang

mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk

sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna,serta dapat

menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia (Undang

Undang Kesehatan Jiwa No.36, 2014). Hambatan yang dialami oleh klien gangguan jiwa akan

mempengaruhi kualitas hidupnya, sehingga menjadi perhatian khusus karena dampak yang

diakibatkan tidak hanya pada klientetapi juga berdampak pada keluarga dan masyarakat. Hal

tersebut di atas menunjukan masalah gangguan jiwa di dunia memang sudah menjadi masalah yang

sangat serius dan menjadi masalah kesehatan global. Keperawatan kesehatan jiwa adalah

bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian intergral dari pelayanan kesehatan,

menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmuanya dan penggunaan diri sendiri secara

teraupetik sebagai kiatnya. Dalam mata kuliah ini dibahas tentang klien sebagai sitem yang adatif

dalam tentang respon sehat jiwa sampai gangguan jiwa, psikodinimika, terjadinya masalah

kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan

primer, skunder, dan

tertier terhadap klien (Azizah, dkk 2016).


Praktek klinik keperawatan jiwa merupakan kegiatan belajar yang memecahkan
studi kasus yang memungkinkan kami memperoleh kesempatan kesempatan untuk
melaksanakan praktik pada situasi sebenarnya. Kami diberik kesempatan mengaplikasikan
1
mata jawa keperawatan jiwa yang diperoleh selama Pendidikan perkuliahan, serta
menerapkan keterampilan berkomunikasi dan terapi modalitas keperawatan jiwa. Pada
praktek klinik ini kami memberikan pelayanan keperawatan secara komprensif dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa, pelayanan pada tujuh
diagnose keperawatan jiwa yaitu isolasi social, harga diri rendah, halusinasi, resiko perilaku
kekerasan, resiko bunuh diri, waham dan deficit perawatan diri. Membuat strategi
pelaksanan keperawatan (SPTK) tujuh diagnose keperawatan jiwa, Analisa proses interasi
tiga daignosa keperawatan jiwa serta mengalisa jurnal kelompok dan jurnal refleksi terapi
aktivitas kelompok.

B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan ini agar penulis mampu memahami konsep dari keperawatan jiwa
serta dapat memberikan pemahaman pada penulis agar fapat berpikir secara logis dan
ilmiah sesuai dengan kenyataan yang ada.
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi laporan pendahuluan tujuh diagnose
2. Mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa tujuh diagnose
3. Mengidentifikasi strategi pelaksanan keperawatan pada tujuh diagnose
4. Mengidentifikasi Analisa proses interaksi keprawatan jiwa

C. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat memahami
dari keperawatan jiwa serta sebagai media infromasi

2
BAB II
MANAJEMEN KASUS GANGGUAN JIWA

A. LAPORAN PENDAHULUAN
1) ISOLASI SOSIAL

1. DEFINISI

Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap
timbul karena orang lain serta sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam (Keliat,
2019).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2000).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012).

2. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Presipitasi


Penyebab isolasi sosial menurut Keliat, 2019 yaitu:
• Sulit berhubungan/berinteraksi dengan orang lain
• Tidak mampu berhubungan/berinteraksi yang memuaskan
• Perasaan malu
• Perasaan tidak berharga
• Pengalaman ditolak, dikucilkan, dan dihina.

a) Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial menurut Damaiyanti dan
Iskandar (2012) adalah:
1) Faktor perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses. Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman
bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya
stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi
3
akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa
percaya diri dan dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain
maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting
dalam masa ini, agar anak tidak merasa diperlakukan sebagai objek.

2) Faktor sosial budaya


Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan.Dapat juga disebabkan oleh
karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga, seperti anggota
tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
3) Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung yang menyebabkan
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang jelas
mempengaruhi adalah otak .Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada
keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita skizofrenia.
Klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial
terdapat kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel,
penurunan berat volume otak serta perubahan struktur limbik.

b) Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal
maupun eksternal meliputi:
1) Stresor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan seperti
perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kesepian karena ditinggal
jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara.
2) Stresor psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala isolasi sosial menurut Keliat (2019), yaitu:

4
a. Mayor
Subjektif:
• Ingin sendiri
• Merasa tidak nyaman ditempat umum
• Merasa berbeda dengan orang lain

Objektif:
• Menarik diri
• Menolak melakukan interaksi
• Afek datar
• Afek sedih
• Afek tumpul
• Tidak ada kontak mata
• Tidak bergairah atau lesu

b. Minor
Subjektif:
• Menolak berinteraksi dengan orang lain
• Merasa sendirian
• Merasa tidak diterima
• Tidak mempunyai sahabat

Objektif:
• Menunjukan permusuhan
• Tindakan berulang
• Tindakan tidak berarti

4. A. Pengkajian Keperawatan yang dikaji


Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan pasien tersebut (Yosep
& Sutini, 2014). Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor, sumber koping yang dimiliki klien. Setiap melakukan
pengajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:
5
a. Identitas Klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS, informan, tanggal pengkajian, no rumah klien dan alamt klien.
b. Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain) komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang
lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, dependen.
c. Faktor Predisposisi
Kehilangan, perpisahan, penolakan, orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya; perubahan
struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus dioperasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu
yang terjadi (korban perkosaan, dipenjara tiba-tiba) perlakuan orang lain yang
tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung
lama.
d. Aspek Fisik/Biologis
Hasil pengukuran tanda vita (TD, nadi, suhu, pernafasan, TB, BB) dan keluhan
fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek Psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
b) Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
6
Mengungkapkan keputusan karena penyakitnya mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial,
merendahkan martabat, mencederai diri dan kurang percaya diri.
f) Status mental
Kontak mata klien kurang/tidak dapat mempertahankan kontak mata,
kurang dapat memulai pembicaraan, klien suka menyendiri dan kurang
mampu berhubungan dengan orang lain, adanya perasaan keputusan dan
kurang berharga dalam hidup.
g) Kebutuhan persiapan pulang
• Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.
• Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan wc,
membersihkan dan merapikan pakaian.
• Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi.
• Klien dapat melakukan istirahat dan tidur, dapat beraktivitas didalam
dan diluar rumah.
• Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
h) Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakannya pada
orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri).
i) Aspek medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
psikomotor, therapy okopasional, TAK, dan rehabilitas.

B. Pohon Masalah

7
5. Diagnosa Keperawatan
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan isolasi sosial
(Damaiyanti & Iskandar, 2012) yaitu :
a. Isolasi sosial
b. Harga Diri Rendah Kronik
c. Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

6. Rencana Tindakan Keperawatan


Menurut Damiyanti & Iskandar (2012) setelah dibuat perumusan masalah dan
diagnosis keperawatan ditegakkan dapat melakukan rencana keperawatan untuk
diagnosa keperawatan :
a. Diagnosa : Isolasi Sosial
Tujuan :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya


8
2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
5) Klien dapat mengungkapkan perasannya setelah berhubungan dengan orang
lain
6) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemmapuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik.
2) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
3) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul.
4) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri tanda-tanda serta
penyebab yang muncul.
5) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain.
6) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
7) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain.
8) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
9) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
10) Dorong klien untuk mengungkapkan perasannya bila berhubungan dengan
orang lain.
11) Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang
lain.
12) Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.

9
Strategi Pelaksanaan :
1) Sp 1p :
a) Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
b) Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
c) Berdiskusi dengan klien tentang kerugian beriteraksi dengan orang lain.
d) Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang.
e) Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
2) Sp 2p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Memberikan kesempatan kepada klien mempratikkan cara berkenalan
dengan satu orang.
c) Membantu klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
3) Sp 3p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Memberikan kesempatan kepada klien mempratikkan cara berkenalan
dengan dua orang atau lebih.
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
4) Sp 1 K : Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
klien beserta proses terjadinya. Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan
isolasi sosial.
5) Sp 2 K : Melatih keluarga mempratikkan cara merawat klien dengan isolasi
sosial. Melatih keluarga mempratikkan cara merawat langsung kepada klien
isolasi sosial.
6) Sp 3 K : Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum obat (discharge planning). Menjelaskan follow up
klien setelah pulang.

b. Diagnosa: Harga Diri Rendah Kronik

10
Tujuan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
4) Klien dapat (menetapkan) kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit.
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapakn prinsip kounikasi
terapeutik.
2) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
3) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
4) Utamakan memberi pujian yang realistik.
5) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama
sakit.
6) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan.
7) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari.
8) Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien.
9) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
10) Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
11) Beri pujian atas keberhasilan klien
12) Diskusikan pelaksanna dirumah.
13) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah kronik.
14) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
15) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

Strategi Pelaksanaan :
1) Sp 1p :
a) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

11
b) Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan.
c) Membantu klien memilih atau menetapkan kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan klien.
d) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilh.
e) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2) Sp 2p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
klien.
c) Menganjurkan klien masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Sp 1 K:
a) Mandiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
dirumah.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
klien beserta proses terjadinya.
c) Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan harga dirirendah.
d) Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga diri rendah.
e) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempratikkan cara merawat
klien dengan harga diri rendah.
4) Sp 2 K : Melatih keluarga mempratikkan cara merawat langsung kepada klien
harga diri rendah.
5) Sp 3 K :
a) Membuat perencanaan pulang bersama keluarga dan membuat jadwal
aktifitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning).
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
c. Diagnosa : Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Tujuan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya .
2) Klien dapat mengenali halusinasinya.
3) Klien dapat mengontrol halusinasinya.
4) Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi.

12
5) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
2) Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap.
3) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa
tanpa stimulus, memandang kekiri atau ke kanan atau kedepan seolaholah ada
teman bicara.
4) Bantu klien mengenali halusinasinya.
5) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah atau
takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.
6) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
(tidur, marah, menyibukkan diri, dll).
7) Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol halusinasi.
8) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap.
9) Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi.
10) Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan
rumah).
11) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi manfaat obat.
12) Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.
13) Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
yang dirasakan.
14) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi.
15) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip benar.
Strategi Pelaksanaan :
1) Sp 1p :
a) Mengidentifikasi jenis halusinasi klien.
b) Mengidentifikasi isi halusinnasi klien.
c) Mengidentifikasi waktu halusinasi klien.
d) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien.
e) Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi klien.

13
f) Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi klien.
g) Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
h) Menganjurkan ke dalam kegiatan harian.
2) Sp 2p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
c) Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
3) Sp 3p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukankegiatan.
c) Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4) Sp 4p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Memberikan penkes tentang penggunaan obat secara teratur.
c) Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian klien.
5) Sp 1 K :
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami klien, tanda dan gejala halusinasi, serta proses
terjadinya halusinasi.
c) Menjelaskan cara merawat klie dengan halusinasi.
6) Sp 2 K :
a) Melatih keluarga mempratikkan cara merawat klien dengan halusinasi.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
halusinasi.
7) Sp 3 K :
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas ddirumah termasuk minum
obat (discharge planning).
b) Menjelaskan pollow up klien setelah pulang.

14
2) RESIKO BUNUH DIRI
1. Definisi
Resiko bunuh diri adalah rentan terhadap menyakiti diri sendiri dan cedera yang
mengancam jiwa. Tindakan mengakhiri hidupnya berupa isyarat, ancaman, dan
percobaan bunuh diri (Keliat, 2019).
Bunuh dirimerupakan upaya yang disadari dan bertujuan mengakhirikehidupan,
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakanhasratnya untuk mati (Aulia
& Samita, 2019). Bunuh diri adalah keadaan dimana suatu individu mengalami risiko
untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa.
Bunuh diri juga didefinisikan sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika
tidak di cegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup
setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal
ini sebagai ssesuatu yang diinginkan (Stuart & Sundan, 1995 dalam Fitria, 2012).

2. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Presipitasi


Adapun etiologi dari resiko bunuh diri menurut Keliat (2019) dan Aulia & Sasmita,
(2019), yaitu :
- Stress yang berlebihan
- Gangguan konsep diri
- Kehilangan dukungan sosial
- Kejadian negatif dalam hidup
- Penyakit kritis
- Perpisahan
- Kesulitan ekonomi
- Korban kekerasan
- Riwayat bunuh diri individu dan atau keluarga
- Tidak terjadinya hubungan antara anak dan keluarga

3. Tanda dan Gejala


Subjektif
1. Mengungkapkan kata-kata seperti “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”Mengungkapkan kata-kata
“Saya mau mati” “Jangan tolong saya” “Biarkan saya” “Saya tidak mau ditolong”

15
2. Memberikan ancaman akan melakukan bunuh diri
3. Mengungkapkan ingin mati
4. Mengungkapkan rencana ingin mengakhiri hidup

Objektif

1. Murung, tak bergairah


2. Banyak diam
3. Menyiapkan alat untuk melakukan rencana bunuh diri
4. Membenturkan kepala
5. Menjatuhkan kepala dari ketinggian
6. Melakukan percobaan bunuh diri secara aktif dengan berusaha memotong nadi,
menggantung diri, meminum racun (Keliat,2014).

4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji


Kaji tanda dan gejala risiko bunuh diri, penyebab dan kemampuanmengatasinya. Adapun
pengkajian dengan menggunakan SIRS (Suicidal Intervention rating scale) dengan melihat:
Skor 0 tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang
Skor 1 tidak ada ide, ancaman dan percobaan bunuh diri
Skor 2 ada ide dan pikiran bunuh diri tapi tidak ada ancaman dan percobaan
Skor 3 ada ancaman bunuh diri
Skor 4 ada percobaan bunuh diri (Keliat, 2014).
B. Pohon Masalah (gambar pohon masalah)

Effect bunuh diri

Core problem Resiko bunuh diri

Causa isolasi sosial

16
Harga diri rendah kronis

5. Diagnosa Keperawatan
Risiko Bunuh Diri

6. Rencana Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan : Ancaman bunuh diri dengan diagnosis : Risiko bunuh diri

- Tetap menemani klien sampai dipindahkan ke tempat lebih aman

- Menjauhkan semua benda yang berbahaya

- Memastikan bahwa klien benar-benar telah meminum obatnya, jika mendapatkanobat

Menjelaskan dengan lembut pada klien bahwa saudara akan melindungi klien samapai klien
melupakan keinginan untuk bunuh diri (Fitria, 2009).

Menurut Keliat (2014) Tindakan keperawatan resiko bunuh diri :

- mengamankan lingkungan dari risiko bunuh diri

- Membangun harapan dan masa depan

- latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

3) WAHAM
1. Definisi

Waham merupakan keyakinan salah yang didasari oleh kesimpulan yang


salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat (Keliat dkk, 2019).

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian


realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui
proses iteraksi atau informasi secara akurat (Yosep, 2009).

Waham merupakan gangguan dimana penderitan yang memiliki rasa realita


yang berkurang atau terdistrosi dan tidak dapat membedakan yang nyata dengan sesuatu
yang tidak nyata. Sehingga intervensi yang biasa diberikan untuk penderita waham
17
berfokus pada orientasi realita, menstabilkan proses piker, dan keamanan (Townsend,
2015).

Waham yang tidak ditindak lanjuti atau waham yang tidak diberikan
penatalaksanaan maka mungkin sangat berbahaya dalam berbagai macam hal, waham
tidak hanya 8 menyebabkan stress psikologis dan kecemasan tetapi juga konsekuensi
berbahaya dalam kehidupan dirinya dan orang yang ada disekitar mereka (Rosinta,
2019).

2. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Presipitasi

Menurut Keliat (2019) etiologi dari waham adalah sebagai berikut:

a. Genetik

b. Biologis yaitu ketidakseimbangan neurotransmitter

c. Diisolasi oleh lingkungan

d. Mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri

e. Konsep diri yang negative

Menurut Yosep (2009) factor predisposisi dan presipitasi dari waham


adalah sebagai berikut:

1. Faktor predisposisi
a. Genetik, faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota
keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak
saudara lain).

b. Neurobiologis, adanya gangguan pada kosteks pre frontal dan korteks


limbic.

c. Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamate.

d. Virus : paparan virus influenza pada trimester III.

e. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

2. Faktor presipitasi

a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan.


18
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.

3. Tanda dan Gejala

Menurut Keliat (2019) tanda dan gejala dari waham adalah sebagai
berikut:

• Subjektif

a. Mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden, wali dan lainnya


yang tidak sesuai dengan kenyataan.

b. Curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu.

c. Merasa diintai dan akan membahayakan dirinya.

d. Merasa yakin menderita penyakit fisik.

e. Tidak mampu mengambil keputusan.

f. Merasa khawatir sampai panik.

• Objektif

a. Mudah tersinggung

b. Marah

c. Waspada

d. Menarik diri
e. Inkoheren

f. Perilaku seperti isi wahamnya.

g. Bingung

h. Perubahan pola tidur

i. Kehilangan selera makan

Menurut Kusumawati (2010) tanda dan gejala waham yaitu :

1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berfikir magis dan
primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara (tangensial,
neologisme, sirkumtansial).

19
2. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi.

3. Fungsi emosi Afek tumpul : kurang respons emosional, afek datar, afek tidak
sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.

4. Fungsi motorik Impulsif : gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik


gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang
jelas, katatonia.

5. Fungsi sosial kesepian Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.

6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul


adalah gangguan isi pikir : waham dan PSP: halusinasi.

Tanda dan gejala menurut Direja (2011) yaitu terbiasa menolak makan,
tidak ada perhatian pada perawat diri, ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak
terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan
bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, menjalankan kegiataan keagamaan secara berlebihan.

4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

Perubahan proses pikir Subjektif :


waham kebesaran - Klien mengatakan bahwa dirinya adalah

20
orang yang paling hebat

- Klien mengatakan bahwa ia memiliki


kebesaran atau kekuasaan khusus.

Objektif

- Klien terus berbicara tentang kemampuan


yang dimilikinya.

- Pembicaraan klien cenderung berulang-


ulang.

- Isi pembicaraan tidak sesuai dengan


kenyataan.

B. Pohon Masalah (gambar pohon masalah)

Effect Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core problem Perubahan Sensori Waham

Causa Isolasi Sosial : Menarik Diri

Harga Diri Rendah Kronis

5. Diagnosa Keperawatan

Adapun masalah keperawatan yang sering muncul pada klien dengan waham adalah
sebagai berikut (Fitria, 2012):

21
a. Resiko tinggi perilaku kekerasan

b. Perubahan proses pikir; waham


c. Isolasi Sosial

d. Harga Diri Rendah

6. Rencana Tindakan Keperawatan

Tindakan Keperawatan menurut Keliat (2019) :

Tindakan pada klien

1. Tindakan keperawatan ners

a. Pengkajian : Kaji tanda dan gejala, penyebab waham dankemampuan


klien mengatasinya

Jika ada waham katakan: Anda percaya, tetapi anda tidak mengetahuinya.

b. Diagnosis: jelaskan proses terjadinya waham

c. Tindakan keperawatan:

1) Sikap perawat: kalem, lembut, netral, jujur, hindari


pertentangan, bicara jelas, dan simple.

2) Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien

3) Yakinkan klien berada pada lingkungan yang aman.

4) Bantu klien untuk orientasi realitas (orang, tempat, dan waktu).

5) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi

6) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan yang realistis

7) Diskusikan kemampuan/aspek positif yang dimiliki klien

8) Latih klien dalam melakukan kemampuan/aspek positif yang


dimiliki.

2. Tindakan kepewatan spesialis: Terapi kognitif perilaku

a. Sesi 1 : Mengidentifikasi pengalaman yang tidak


menyenangkan dan menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku
negatif
22
b. Sesi 2 : Melawan pikiran otomatis negatif
c. Sesi 3 : Mengubah perilaku negatif menjadi positif

4) HARGA DIRI RENDAH


1. Definisi Harga Diri Rendah

Harga diri rendah kronik adalah evaluasi diri atau perasaan negative tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan (keliat, 2019). Harga
diri rendah melibatkan evaluasi diri yang negatif dan berhubungan dengan perasan yang
lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak beriharga,
dan tidak memadai (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016 dalam Keliat, 2019)

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri, penurunan harga
rendah ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun (Keliat dkk, 2011).
Menurut NANDA (2015) harga diri rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri negtif yang
berkembang sebagai respon didiri terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
pada seseorang yang sebelumnya memiliki evaluasi diri negatif (Wahyuni, 2017). Dari dua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan tidak
berharga atau tidak berarti berkepanjangan yang ditimbulkan dari berubahnya evaluasi
diri, penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronik. Harga diri rendah
situasional adalah suatu gegagalan dalam menjalankan fungsi dan peran yang terjadi
secara tiba-tiba misalnya perasaan malu terhadap diri sendiri karena sesuatu (korban
pemerkosaan), sedangkan harga diri rendah kronis adalah evaluasi perasaan diri sendiri
yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA,2005). Menurut
damaiyanti (2012)harga diri rendah ada secara situasional dan kronik, yaitu :

a. situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami atau istri, perasaan malu karena sesuatu (korban pemerkosaan).
b. Kronik,yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien gangguan jiwa.

2. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Presipitasi


23
Adapun penyebab harga diri rendah menuru Keliat (2019) adalah kurang kasih saying,
kurang rasa memiliki, kurang pernghargaan orang lain, mengalmi kegagalan, diejek,
dikucilkan orang lain, dan kenyataan tidak sesuai dengan harapan.

Harga diri rendah disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping individu akibat
kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada
masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan.

Menurut NANDA (2015) faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi faktor
Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu :

a. Faktor Predisposisi
a) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari orang tua,
seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu mengekang, sehingga
anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna lagi serta merasa rendah diri.
b) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputiideal diri seperti
dituntut untuk selalu berhasil dantidak boleh berbuat salah, sehingga anak
kehilangan rasa percaya diri.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal misalnya ada
salah satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga keluarga merasa malu
dan rendah diri. Pengalaman traumatik juga dapat menimbulkan harga diri rendah
seperti penganiayaan seksual, kecelakaan yang menyebabkan seseorang dirawat di
rumah sakit dengan pemasangan alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon
terhadap trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi represi
dan denial.
3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala menurut keliat (2019) adalah:

1) Mayor Subjektif

24
1. Menilai diri negatif/mengkritik dini
2. Merasa tidak berarti/tidak berharga
3. Merasa malu/minder
4. Merasa tidak mampu melakukan apapun
5. Meremehkan kemampuan yang dimiliki
6. Merasa tidak memiliki
kelebihan Objektif :
l. Berjalan
menunduk 2.Postur
tubuh menunduk
3. Kontak mata kurang
4. Lesu dan tidak bergairah
5. Berbicara pelan dan lirih
6. Ekspresi muka datar
7. Pasif
2) Minor
Subjek
tif:
l Merasa sulit konsentrasi
2. Mengatakan sulit tidur
3. Mengungkapkan keputusasaan
4. Enggan mencoba hal baru
5. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
6. Melebih-lebihkan penilian negative tentang diri
sendiri Objektif
l. Bergantung pada pendapat orang lain
2.Sulit membuat keputusan
3. Seringkali mencari penegasan
4. Menghindari orang lain
5. Lebih senang menyendiri

Menurut Carpenito, L.J dan Keliat, B A dalam buku Kartika Sari (2015) tanda dan gejala
pada harga diri rendah yaitu :
25
a. Data Subjektif

a) Mengintrospeksi diri sendiri.

b) Perasaan diri yang berlebihan.

c) Perasaan tidak mampu dalam semua hal.

d) Selalu merasa bersalah

e) Sikap selalu negatif pada diri sendiri.

f) Bersikap pesimis dalam kehidupan.

g) Mengeluh sakit fisik.

h) Pandangan hidup yang terpolarisasi.

i) Menentang kemampuan diri sendiri.

j) Menjelek-jelekkan diri sendiri.

k) Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan.

l) Menolak atau menjauh dari umpan balik positif.

m) Tidak mampu menentukan tujuan.

b. Data Obyektif

a) Produktivitas menjadi menurun.


b) Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri.
c) Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain.

d) Penyalahgunaan suatu zat.

e) Tindakan menarik diri dari hubungan sosial.

f) Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu.

g) Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan.


h) Gampang tersinggung dan mudah marah.

4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji

26
menurut prabowo (2014) isi dari pengkajian tersebut adalah

1) Identitas pasien

2) Keluhan utama/alas an masuk

3) Tipe keluarga

4) Suku bangsa

5) Agama

6) Status social dan ekonomi

7) Aktivitasrekreasi keluarga

8) Riwayat keluarga tahap perkembangan

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

b) Tahap keluarga yang belum tercapai

c) Riwayat keluarga inti

d) Riwayat keluarga sebelumnya

9) Data lingkungan

a) Karakteristik rumah

b) Karakteristiktetangga dan komunitas RW

c) Mmobilitas geografis keluarga

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

10) Struktur keluarga

a) Sistem pendukung keluarga

b) Pola komunikasi keluarga

c) Struktur kekuatan keluarga

d) Struktur peran
e) Nilai dan norma keluarga

27
11) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

b) Fungsi sosialisasi

c) Fungsi perawatan kesehatan

d) Fungsi reproduksi

e) Fungsi ekonomi

12) Factor predisposisi

a) Riwayat gangguan jiwa

b) Pengobatan
c) Aniaya

d) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

e) Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan

13) Pengkajian fisik

14) Pengkajian psikososial

a) Genogram

b) Konsep diri

a. Gambaran diri

b. Identitas diri

c. Peran

d. Ideal diri

e. Harga diri

c) Hubungan social

a. Pasien tidak mempunyaiorang yang berarti untuk mengadu


atau meminta dukungan

28
b. Pasien merasa berada dilingkungan yang mengancam
c. Keluarga kurang memberikan pengarahan kepada klien

d. Pasien sulit berinteraksi karena berperilaku kejam dan


mengeksploitasi orang lain

d) Spiritual

a. Falsafah hidup

b. Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan

15) Status mental

a. Penampilan

b. Pembicaraan

c. Aktivitas motoric

d. Alam perasaan

e. Afek

f. Interaksi selama wawancara

g. Persepsi

h. Proses piker

i. Isi piker

j. Tingkat kesadaran

k. Memori

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

m. Kemampuan menilai

n. Daya tilikdiri

16) Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan
29
b. Buang air besar dan buang air kecil

c. Mandi
d. Berpakaian
e. Istirahat dan tidur

f. Penggunaan obat

g. Pemeliharaan kesehatan

h. Aktivitas didalam rumah

i. Aktivitas diluar rumah

17) Mekanisme koping

18) Masalah psikososial dan lingkungan

19) Kurang pengetahuan

20) Aspek medik

B. Pohon Masalah (gambar pohon masalah)

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial

Core Problem
Harga Diri Rendah

Causa Ketidakefektifan mekanisme koping

30
Pohon Masalah Harga Diri Rendah menurut Ade Herman 2011.

5. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan yang dapat diambil dari pohon masalah diatas adalah :

a. Ketidakefektifan mekanisme koping

b. Harga diri rendah.

c. Isolasi sosial.

d. Perubahan persepsi sensori : halusinasi

e. Resiko tinggi perilaku kekerasan.

6. Rencana Tindakan Keperawatan


Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan Harga Diri Rendah menurut
Kartika Sari (2015) adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum : klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

b. Tujuan Khusus dan Intervensi

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1) Kriteria Hasil :

Ekspresi wajah klien bersahabat, menunjukkan rasa tenang dan ada


kontak mata, mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama, mau
menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan perawat, mau
mengutarakan masalah yang dihadapi.

2) Intervensi :

Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non
verbal.

(a) Perkenalkan diri dengan sopan.


(b) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.

31
(c) Jelaskan tujuan pertemuan.

(d) Jujur dan menepati janji.

(e) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

(f) Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

b) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

1). Kriteria Hasil :

Klien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien,
aspek positif keluarga, dan aspek positif lingkungan klien.

2) Intervensi :

(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

(b) Bersama klien buat daftar tentang aspek positif klien.

(c) Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.

c) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.

1). Kriteria Hasil :

Klien dapat menilai dan menyebutkan kemampuan yang dimiliki untuk


dilaksanakan.

2) Intervensi :

(a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.

(b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.

d) klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

1) Kriteria Hasil :
klien dapat membuat rencana kegiatan harian.

2) Intervensi :

(a) Rencanakan bersama klien kemampuan yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai dengan kemampuan klien meliputi kegiatan mandiri maupun
32
dibantu.

(b) Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.

(c) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

1) Kriteria Hasil :

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat.

2) Intervensi :

(a) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

(b) Pantau kegiatan yang dilakukan klien.

(c) Beri pujian atau usaha yang dilakukan klien.

(d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

1) Kriteria Hasil :

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang


ada dikeluarga.

2) Intervensi :

(a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat


kliendengan harga diri rendah.

(b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

(c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

5) RESIKO PERILAKU KEKERASAN


1. Definisi
Resiko perilaku kekerasan kerhadap orang lain adalah rentan dalam
melakukan perilaku yang menunjukan dapat membahayakan orang lain secara fisik
dan emosional. Perilaku kekerasan dapat berupa verbal, fisik dan lingkungan

33
(Keliat, 2019). Perilaku kekerasan timbul karena rasa tidak nyaman dan panik yang
terjadi akibat stressor dari dalam dan luar lingkungan. Perilaku kekerasan yang
timbul pada klien akan diawali dengan adanya perasaan tidak berharga, takut dan
ditolak oleh lingkungan sehingga individu akan menyingkir dari hubungan
interpersonal dengan orang lain (Sulistiowati, N. M. D., Keliat, B. A., & Wardani,
I. Y, 2014). Resiko perilaku kekerasan terhadaporang lain adalah rentan
melakukan perilaku yang menunjukkan dapat membahayakan orang lain secara
fisik dan emosional (NANDA, 2015).

2. Etiologi
- Waham
- Curiga pada orang lain
- Halusinasi
- Berencana bunuh diri
- Disorientasi atau konfusi
- Kerusakan kontrol impuls
- Depresi
- Penyalahgunaan NAPZA
- Gangguan konsep diri
- Isolasi sosial (Keliat, 2014).
1) Faktor predisposisi
- Teori biologik : pengaruh neurofisiologik, pengaruh biokimia, pengaruh
genetik, gangguan otak.
- Teori psikologik : psikoanalitik tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman
dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri
rendah, teori pembelajaran, teori sosiokultural (Fitria, 2009).
Menurut (Livana, 2019) ketidak harmonisan dalam keluarga (perceraian),
kehilangan orang yang dicintai,sering mengalami kegagalan,kehidupan yang
penuh dengan tindakan agresif,dantimbulnya ketidakpercayaan pada dirisendiri.
2) Faktor presipitasi
- Internal melipuri semua faktor yang menimbulkan kelemahan, menurunnya rasa
pecaya diri, rasa takut, hilang kontrol
- Eksternal meliputi penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintainya, kritis
(Fitria, 2009).
34
3. Tanda dan
Gejala
Subjektif :
- Mengatakan benci atau kesal dengan orang lain
- Mengatkan ingin memukul orang lain
- Mengatkan tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan
- Mengungkapkan keinginan menyakiti diri sendiri orang lain dan
Regimen terapeutik
merusak lingkungan

inefektif
Objektif
Isolasi sosial:
- muka merah,
Menarik diri
- pandangan tajam atau melotot
- Sarkasme
- nada suara tinggi,
- napas meningkat
- keringat,
- sakit fisik,
- penyalahgunaan zat, dan
- tekanan darah meningkat, nadi meningkat
- merusak lingkungan
- memukul orang lain (Keliat,2014).

4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji


Kaji tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan, penyebab, kemampuan mengatasinya
dan akibatnya (Keliat, 2014).
B. Pohon Masalah (gambar pohon masalah)

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan
PPS: Halusinasi

35
Harga diri rendah kronis

Koping keluarga tidak efektif berduka disfungsional

5. Diagnosa Keperawatan
- Perilaku kekerasan
- Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
- Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
- Harga diri rendah
- Isolasi sosial
- Berduka disfungsional
- Koping keluarga inefektif (Fitria, 2009)

6. Rencana Tindakan Keperawatan


- latih klien melakukan relaksasi
- Latih klien untuk bicara dengan baik
- Latih deeskalasi secara verbal maupun tertulis
- Latih klien untuk melakukan ibadah
- Latih klien patuh minum obat dengan 8 benar
- Bantu klien dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan
- Diskusikan manfaat yang didapat setelah mempraktikkan latihan
- Berikan pujian pada klien (Keliat, 2014).

36
6) HALUSINASI
1. Definisi Halusinasi

Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon pancaindra, yaitu


penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan terhadap sumber yang
tidak nyata (Keliat, 2019). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa
ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca
indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu(Andri, 2019).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan,.Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada (Damaiyanti & Iskandar, 2012).
2. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Adapun peybab halusinasi menurut Keliat (2019) adalah kurang tidur, isolasi sosial,
mengurung diri, dan kurang kegiatan sosial. Etiologi halusinasi menurut Yusuf, dkk (2015)
antara lain:
a. Faktor Predisposisi
i. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal yang dapat
meningkatkan stress dan ansietas yang dapat berakhir dengan ganggguan persepsi.
Pasien mungkin menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi tidak efektif.
ii. Faktor Sosial Budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa disingkirkan atau
kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul gangguan seperti delusi dan
halusinasi.
iii. Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal seseorang yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran
yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat berakhir dengan pegingkaran
terhadap kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
iv. Faktor Biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi realitas, serta
37
dapat ditemukan atropik otak, perubahan besar, serta bentuk sel kortikal dan limbic.
v. Faktor Genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan pada pasien
skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu anggota
keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua orang tua
skizofrenia.
b. Faktor Presepitasi
i. Stresor Sosial Budaya
Stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat
menimbulkan halusinasi.
ii. Faktor Biokimia
Penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat halusigenik diduga
berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi.
iii. Faktor Psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstream dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan
mengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan orientasi realistis. Pasien
mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.
iv. Faktor Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas berkaitan
dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik, dan social.

3. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari halusinasi menurut Keliat (2019), yaitu :
1. Mayor
- Subjektif:
• Mendengar surang orang bicara tanpa ada orangnya
• Melihat benda, orang atau sinar tanpa objeknya
• Menghidu bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
• Merasakan pengecapan yang tidak enak
• Merasakan rabaan atau gerakan badan
- Objektif:

38
• Biacra sendiri
• Tertawa sendiri
• Melihat ke situ arah
• Mengarahkan telinga ke arah tertentu
• Tidak dapat memfokuskan pikiran
• Diam sambil menikmati halusinasinya
2. Minor
- Subjektif:
• Sulit tidur
• Khawatir
• Takut
- Objektif:
• Konsentrasi buruk
• Disorentasi waktu, tempat, orang, atau situasi
• Afek datar
• Curiga
• Menyendiri, melamun
• Mondar-mandir
• Kurang mampu merawat diri

4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji


Menurut Trimeilia (2011), pengkajian halusinasi terdiri dari 2 faktor, yaitu:
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
Terdapat lesi pada area frontal, temporal dan limbik.
b. Faktor Perkembangan
Rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan individu tidak mampu mandiri
sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress adalah
merupakan salah satu tugas perkembangan yang terganggu.
c. Faktor Sosial Kultural
Individu yang merasa tidak diterima di lingkungannya akan merasa disingkirkan, kesepian,
dan tidak percaya pada lingkungannya.
39
d. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan
dialami individu maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytransferase (DMP).
e. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Selain itu ibu yang pencemas, overprotektif, dingin, tidak
sensitif, koping tidak adekuat juga berpengaruh pada ketidakmampuan individu dalam
mengambil keputusan yang tepat untuk masa depannya.
f. Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang di asuh oleh orangtua skizofrenia cenderung akan
mengalami skizofrenia juga.
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologik yang maladaptive
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi dan
adanya abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.
b. Pemicu Gejala
Pemicu atau stimulus yang sering menimbulkan episode baru suatu penyakit yang biasanya
terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan,
lingkungan, sikap dan prilaku individu.
B. Pohon Masalah (gambar pohon masalah)
Pasien biasanya memiliki beberapa masalah keperawatan. Masalah- masalah tersebut saling
berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah (Yusuf, dkk, 2015). Menurut
Yosep (2013) dan Rasmun (2009), pohon masalah pada pasien halusinasi antara lain
sebagai berikut:

Gangguan
Resiko perilaku
Persepsi
kekerasan (diri Sensori :
sendiri, orang Halusinasi
lain,lingkungan Pendengara
40
Isolasi Sosial :
n Menarik Diri
Causa
5. Diagnosa Keperawatan
Masah keperawatan yang mungkin muncul. Ada beberapa diagnosa keperawatan yang
sering ditemukan pada klien dengan halusinasi menurut keliat (2006), yaitu :
• Risiko perilaku kekerasan b/d halusinasi pendengaran
• Gangguan presepsi sensori: halusinasi b/d menarik diri
• Isolasi sosial: menarik diri b/d harga diri rendah
• Defisit perawatan diri b/d isolasi sosial

6. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tindakan pada klien
1. Tindakan keperawatan ners
a. Pengkajian: Kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya. Jika ada halusinasi katakan Anda percaya, tetapi Anda sendiri tidak
mendengar/melihat/menghidu/merasakan.
b. Diagnosis: Jelaskan proses terjadinya halusinasi
c. Tindakan keperawatan:
• Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien.
• Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik.
• Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek.
• Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan secara teratur.
• Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, yaitu benar nama klien,
benar nama obat, benar manfaat obat, benar dosis obat, benarfrekuensi,
benar cara, benar tanggal kedaluwarsa dan benar dokumentasi.
• Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan
mengendalikan halusinasi.
• Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan
mengendalikan halusinasi.
Penelitian yang dilakukan Carolina, Keliat, dan Sabri (2008) dalam Keliat
(2019) menemukan tandar asuhan keperawatan ners meningkatkan kemampuan
klien mengontrol halusinasi dan menurunkan intensitas halusinasi.

2. Tindakan keperawatan spesialis


41
1. Terapi kognitif perilaku
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negatif.
2) Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negatif.
3) Sesi 3: Mengubah perilaku negatif menjadi positif.
4) Sesi 4: Memanfaatkan sistem pendukung.
5) Sesi 5: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif dan mengubah
perilaku negatif.
3. Terapi penerimaan komitmen (acceptance commitmen therap
Sesi 1: Mengident ifikasi pengalaman/kejadian yang tidak menyenangkan,
Sesi 2: Mengenali keadaan saat ini dan menemukan nilai terkait pengalaman yang
tidak menyenangkan.
Sesi 3: Berlatih menerima pengalaman/kejadian tidak menykan menggunakan nilai- nilai
yang dipilih klien.

7) DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Definisi Defisit Perawatan Diri
Dfisit perawatan diri adalah sikap tidak mampu melakukan atau menyelesaikan
aktivas perawatan diri (SDKI, 2016 dalam Keliat, 2019). Defisit perawatan diri
meliputi ke mampuan dalam melakukan kebersihan diri, berpakaian, makan dan
minum, dan lingkungan. Defisit perawatar diri: kebersihan diri adalah kemampuan
melakukan pembersihan diri secara saksama secara mandiri. Ketidak mampuan
mengenakan dan melpaskan pakian secara mandiri (NANDA-I, 2018 dalam Keliat,
2019).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, dan kesejahteraan
sesuai kondisi kesehatannya, pasien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat memenuhi perawatan diri. Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Keliat, 2014).

42
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri; mandi; berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri aktifitas makan sendiri; dan aktifitas eliminasi sendiri
(Herdman, 2012). Menurut Sutejo (2017) Defisit perawatan diri adalah keadaan
seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan
Pasien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit Perawatan Diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada Pasien gangguan jiwa.

Adapun jenis-jenis perawatan diri antara lain :

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan


2. Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
3. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
4. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

5. Kurang perawatan diri : Makan


6. Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.

7. Kurang perawatan diri : Toileting


8. Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

2. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Presipitasi


Adapun penyebab deficit perawatan diri menurut Kelita (2019) yaitu kelemahan,
penurunan motivasi, kemunduran kemampuan, gangguan psikologis, dan kendala
lingkungan.

Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya defisit perawatan diri:
(Yusuf, 2015).

43
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.

c. Kemampuan realistis menurun


Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.

d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri dari
lingkungannya. Hal ini berkaitan dengan situasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.

b. Praktik social
Usia anak-anak seringkali dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene dalam
perkembangannya.

c. Status sosial ekonomi


Perawatan diri membutuhkan perlengkapan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan biaya untuk
menyediakannya. Sehingga mereka dengan kesulitan ekonomi seringkali
juga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.
44
d. Pengetahuan
Pengetahuan perawatan diri sangat penting karena pengetahuan yang baik
pada individu dapat meningkatkan kesehatannya. Seperti pada pasien pasca
bedah yang harus menjaga kebersihan luka pasca bedahnya.

e. Budaya
Ada budaya tertentu dimasyarakat yang melarang individu yang sakit untuk
mandi.

f. Kebiasaan seseorang
Kebiasaan seseorang tentu berbeda dalam menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri, seperti penggunaan alat mandi.

g. Kondisi fisik atau perilaku


Seseorang dalam kondisi tertentu atau sakit mengalami kemunduran dalam
kemampuan untuk melakukan perawatn diri dan memerlukan bantuan untuk
melakukannya.

3. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari defisti perawatan diri menurut Keliat (2019) yaitu :

1) Mayor
Subjektif:
1. Menolak melakukan perawatan diri: Kebersihan diri, berpakaian, makan
dan minum, dan eliminasi
2. Menyampaikan ketidakinginan melakukan perawatan diri: Kebersihan
diri, berpakaian, makan dan minum, dan eliminasi

3. Menyatakan tidak tahu cara perawatan diri: Kebersihan diri,


berpakaian, makan dan minum, dan eliminasi.
Objektif:

1. Kulit, rambut, gigi, kuku kotor


2. Pakaian kotor, tidak rapi, dan tidak tepat
3. Makan dan minum tidak beraturan

45
4. Eliminasi (buang air besar [BAB), buang air kecil [BAK]) tidak
pada tempatnya
5. Lingkungan tempat tinggal kotor dan tidak rapi
2) Minor
Subjektif :
- Objektif
1. Ketidakmampuan menyiapkan perlengkapan mandi
2. Ketidakmampuan melepas dan mengenakan pakaian
3. Ketidakmampuan mengambil makanan atau minuman sendiri
4. Ketidakmampuan menggunakan toilet
Adapun tanda dan gejala pada pasien dengan defisit perawatan diri ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan, diantaranya: (Hidayati, 2017).

1. Fisik
Bau badan, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang, gigi kotor
disertai mulut bau, dan penampilan tidak rapi.

2. Psikologis
Aspek psikologis menunjukkan sikap malas, tidak ada inisiatif, menarik diri,
isolasi diri, merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3. Psikomotor
Interaksi dan kegiatan klien kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma,
cara makan tidak teratur, BAK dan BAB tidak sesuai tempatnya, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

4. Afektif
Berdasarkan aspek afektif, klien merasa bosan, lambat dalam menghabiskan
waktu, afek tumpul dan kurang motivasi untuk perawatan diri.

5. Kognitif
Daya konsentrasi menurun, pikiran inkoheren, gangguan halusinasi dan
disorientasi.

46
4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang di Kaji

menurut prabowo (2014) isi dari pengkajian tersebut adalah

1. Identitas pasien

2. Keluhan utama/alas an masuk

3. Tipe keluarga

4. Suku bangsa

5. Agama

6. Status social danekonomi

7. Aktivitasrekreasi keluarga

8. Riwayat keluarga tahap perkembangan

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini


b. Tahap keluarga yang belum tercapai
c. Riwayat keluarga inti
d. Riwayat keluarga sebelumnya
9. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristiktetangga dan komunitas RW
c. mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
10. Struktur keluarga
a. Sistem pendukung keluarga
b. Pola komunikasi keluarga
c. Struktur kekuatan keluarga
d. Struktur peran
e. Nilai dan norma keluarga
11. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
47
c. Fungsi perawatan kesehatan
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
12. Factor predisposisi
a. Riwayat gangguan jiwa
b. Pengobatan
c. Aniaya
d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
e. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan
13. Pengkajian
fisik
14. Pengkajian
psikososial
a. Genogram
b. Konsep
diri
1. Gambaran diri
2. Identitas diri
3. Peran
4. Ideal diri
5. Harga diri
c. Hubungan social
1. Pasien tidak mempunyaiorang yang berarti untuk mengadu atau
meminta dukungan

48
2. Pasien merasa berada dilingkungan yang mengancam
3. Keluarga kurang memberikan pengarahan kepada klien
4. Pasien sulit berinteraksi karena berperilaku kejam dan
mengeksploitasi orang lain

d. Spiritual
1. Falsafah hidup
2. Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan

15. Status mental


a. Penampilan

b. Pembicaraan

c. Aktivitas motoric

d. Alam perasaan

e. Afek

f. Interaksi selama wawancara

g. Persepsi

h. Proses piker

i. Isi piker

j. Tingkat kesadaran

k. Memori

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

m. Kemampuan menilai

n. Daya tilikdiri

16. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan

b. Buang air besar dan buang air kecil


49
c. Mandi
d. Berpakaian

e. Istirahat dan tidur

f. Penggunaan obat

g. Pemeliharaan kesehatan

h. Aktivitas didalam rumah

i. Aktivitas diluar rumah

17. Mekanisme koping

18. Masalah psikososial dan lingkungan

19. Kurang pengetahuan

20. Aspek medik

B. Pohon Masalah

5. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
b. Defisit Perawatan Diri

50
c. Harga Diri Rendah
6. Rencana Tindakan Keperawatan
Adapun tindakan keperawatan untuk pasien (Dermawan & Rusdi, 2013)

1. Tujuan:
Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara
mandiri Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

2. Tindakan Keperawatan
Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, keluarga dapat


melakukan tahapan tindakan yang meliputi:

a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri


b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
3. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
Melatih pasien berdandan/berhias Sebagai perawat dapat melatih pasien
berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita.

Untuk pasien laki-laki latihannya meliputi:

a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita latihannya meliputi:

a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
4. Melatih pasien makan secara mandiri, untuk melatih makan pasien perawat
dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
51
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

52
5. Menganjurkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri , melatih pasien
untuk BAB dan BAK secara mandiri
sesuai tahapan berikut:

a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai


b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK

53
B. STATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKANKEPERAWATAN

TANGGAL : 11 Desember 2020

Nama Pasien : Ny. Y


Ruang :-

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif:
- klien mengatakan lebih suka menyendiri dan mengurung diri didalam kamar
- klien mengatakan saudaranya membawa ketempat ini karena klien tidak pernah
keluar kamar
- klien mengatakan jarang makan saat mengurung diri dikamar
- klien mengatakan orang terdekatnya adalah ibunya sendiri tetapi ibu klien sudah
meninggal 3 tahun yang lalu sehingga klien tidak memiliki orang untuk bercerita
Data Objektif:
- klien tampak lusuh
- klien tampak sedih

b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Isolasi Sosial

c. Tujuan :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat menyebutkan ppenyebab dari isolasi social
- Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
- Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
- Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
- Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

54
d. Tindakan Keperawatan :

- Membina hubungan saling percaya


- Mengidentifikasi penyebab isolasi social pasien
- Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Berdikusi dengan pasien tentnag kerugia berinteraksi dengan orang lian
- Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan orang lain
- Mengajukan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bu. perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di ruangan melati ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya
akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? oh jadi perasaan ibu sedang tidak baik
dan merasa tidak dihargai saat ini.
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah bu, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang perasaan
ibu, dan kemampuan yang ibu miliki. Apakah ibu bersedia? Tujuannya agar ibu
dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui
keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain

❖ Tempat : ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaiaman kalau tetap di jam


09.00 pagi didekat ruangan rekreasi ini bu

❖ Waktu : berapa lama bum au berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit


saja?
55
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
- Apakah ibu tau mengapa suka menyendiri?
- Bagaimana dengan teman-teman yang lain bu?
- Siapa yang membawa ibu ke kesini?
- Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar,
kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap.

- Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)


- Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya apa lagi? (sampai
menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.

- Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk
memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini
ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu
nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.
Contohnya: nama saya Elsa Annisa, senang dipanggil Elsa. Selanjutnya ibu
menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya nama Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa?
Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba ibu
berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!
Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang hal- hal
yang menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi, pekerjaan dan
sebagainya.

Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan ?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Sekarang coba ulangi dan peragakan cara berkenalan dengan orang lain.

b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah

56
dilakukan) :
Baiklah bu untuk rencana tidak lanjut ibu membuat jadwal harian untuk
berkenalan atau bercakap-cakap dengan orang lain. Baiklah ibu, dalam
satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap- cakap dengan teman?
Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada jadwal
kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara
mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi?
Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang
❖ Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia?
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap di jam
09.00 pagi didekat ruangan rekreasi ini bu. Baiklah bu besok saya akan kesini
jam 09:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

57
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKANKEPERAWATAN

TANGGAL : 12 Desember 2020

Nama Pasien : Tn. A


Ruang :-

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif:
- Klien mengatakan sedih dan tidak tahu,
- klien mengatakan sedih
- klien tidak merasa sakit dan klien mengatakan akan pergi jauh serta
meminta perawat jaga adik-adik dan ibunya.
- klien mengatakan tidak sakit dan hanya sedih karena tunangannya
kecelakaan dan meninggal padahal klien akan menikah satu bulan lagi

Data Objektif:
- Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka tidak berubah
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung

b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Resiko Bunuh Diri


c. Tujuan :
- Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri
d. Tindakan Keperawatan :
- Mengidentifikasi bendabenda yang dapat membahayakan klien.
- Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien.
- Melakukan contact treatment.
- Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
- Melatih cara mengendalikan bunuh diri

58
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bapak perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di rumah sakit selama 2 minggu.
Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya akan
merawat bapak selama di rumah sakit ini. Nama bapak siapa?
Senangnya bapak di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan dan kabar bapak hari ini ? bagaimana tidur bapak
semalam ?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah bapak, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
Benda-benda apa saja yang dapat membahayakan diri bapak, serta
bagaimana cara mengendalikan dorongan bunuh diri? Tujuannya agar bapak
tahu benda- benda apa saja yang dapat membahaykan diri bapak, serta
bapak dapat mengetahui cara mengendalikan bunuh diri.
❖ Tempat : Bapak mau berbincang-bincang diama? Baik disini saja ya pak.
❖ Waktu : Berapa lama bapak mau kita akan berbincang-bincang?
Bagaimana kalau waktu berbincang-bincang selama 30 menit? Apakah bapak
setuju?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)

- Apakah bapak tahu benda-benda yang dapat membahaykan diri bapak?


- Coba bapak sebutkan apa saja benda-benda tersebut?
Bagus sekali ya bapak tahu benda-benda yang dapat membahaykan diri bapak.
- Apakah salah satu benda tersebut ada dikamar bapak?
Kalau ada benda tersbut jangan bapak bapak dekati atau pegang ya pak.

- Apa bapak sering mendengar bisikan yangmendorong bapak untuk


melakukan bunuh diri?

- Apa yang bapak lakukan ketika suara-suara itu dating?

59
- Bapak, bagiaman kalau saya ajarkan cara-cara lain untuk mengusir suara-
suara itu, apakah bapak mau?

60
Pak, kalau suara-suara itu ada, bapak tutup kedua telinga rapat-rapat seperti ini
pak, dan kata kan dengan keras JAUHI SAYA, PERGI KAMU.. KAMU
PALSU. Coba bapak lakukan seprti yang saja ajarkan tadi. Iya pak seperti itu.
Bagus sekali ya pak.
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan bapak setelah bapak mengetahui benda-benda yang dapat
membahaykan diri bapak, dan mengetahui cara mengusir suara-suara yang
menyuruh bapak melakukan bunuh diri?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Sekarang coba bapak ulangi apa yang saya ajarkan tadi.
Iya begitu pak, bagus…
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Baiklah bapak jadi selama kita tidak bertemu, bila bapak melihat benda-
benda yang dapat membahayakan bapak, segera jauhi, dan jika bapak
mendengar suara- suara itu kembali, segera bapak usir dengan cara
yang sudah kita pelajari tadi.
c. Kontrak yang akan datang
❖ Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang agar tetap
aman dan tidak menecederai diri. apakah bapak bersedia?
❖ Waktu :
Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap disini
lagi dan di jam 09.00? apakah bapak setuju. Baiklah pak selamat beristirahat
sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

61
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TANGGAL : 13 Desember 2020

Nama Pasien : Ny. V


Ruang :-

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif:
- klien mengatakan menderita kanker otak,
- klien tampak keliru menghitung jumlah saudara
- klien mengatakan ingin punya anak tapi menderita kanker otak dan
suaminya pergi jauh
- klien mengatakan kanker otak serta merasa sakit kemudian klien
ingin menggantung diri agar rasa sakit dikepala hilang,
- klien mengatakan alat-alat di rumah sakit tidak lengkap untuk
memeriksa kondisi klien
- klien mengatakan melihat kakaknya diruangan

Data Objektif:
- klien tampak lusuh
- klien tampak murung
b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Waham
c. Tujuan :
- Identifikasi tanda dan gejala waham
- Bantu oereintasi realtia: panggil nama, oerientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
- Diskusikan kebutuhan yang tidakterpenuhi
- Bantu pasien memenuhi kebutuhanrealistis
- Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan
d. Tindakan Keperawatan :

- Membina hubungan saling percaya

62
- Identifikasi tanda dan gejala waham
- Bantu oereintasi realtia: panggil nama, oerientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
- Diskusikan kebutuhan yang tidakterpenuhi
- Bantu pasien memenuhi kebutuhanrealistis
- Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bu. perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya
akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? semalam tidurnya nyenyak ? tadi ibu
sudah makan dan minum obat kan?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah bu, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
kegiatan dan kebutuhan sehari-hari ibu?

❖ Tempat : ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaiaman kalau tetap di


jam 09.00 pagi didekat ruangan rekreasi ini bu

❖ Waktu : berapa lama bum au berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10


menit saja?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)

- Ibu mengatak ibu pernah berumah tangga, kalau dirumah biasanya ibu melakukan
apa saja?

- Apakah ibu suka bersih-bersih disini atau melakukan pekerjaan rumah?


- Kebutuhan-kebutuhan yang biasanya ibu penuhi dirumah yang belum bias ibu
lakukan disini apa?

63
- Kenapa tidak dilakukan bu, disini ibu bias melakukan dan memenuhi kebutuhan
ibu tersebut.

- Hari ini ibu keliatan lebih ceria. Warna baju yang ibu pakai hari ini warna apa ya?
- Wah cocok sekali dengan warna kulit ibu. Tapi baju yang ibu kenakan sama
dengan orang-orang yang disana bu? Memang ibu berada dimana sekarang?

- Jadi bila ibu ada masalah ibu cerita pada saya, ibu maukan berteman dengan saya?

Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Sekarang coba ibu sebutkan nama saya? Bagus
sekali
“jadi ibu di RSJ ini sebagai apa tadi bu? Klien menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan serta mampu bercerita dengan nyaman.
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Baiklah bu untuk rencana tidak lanjut ibu membuat jadwal
harian, ibu bila membutuhkan bantuan apapun, ibu bias
memanggil saya.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang penyebab
tanda dan gejala dan akibat dari masalah yang ibu rasakan.
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi
dan jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum Wr,Wb.

64
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TANGGAL : 14 Desember 2020

Nama Pasien : Ny. W


Ruang :-

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
DS :
• Klien mengatakan dirinya tidak berarti dan tidak berguna, dirinya tidak
memiliki kemampuan apapun, dirinya jelek, dan malu akan dirinya sendiri.
• Klien mengatakan tidak menyukai dirinya karena gemuk, mukanya jelek,
hidungnya pesek, dan klien mengatakan tidak suka menjadi dirinya.
• Klien mengatakan tidak bisa memberikan kebahagian kepada
orangtuanya ketika orangtuanya masih hidup.
• Klien mengatakan sedih karena kakaknya sudah menikah dan tidak
memperdulikan dirinya lagi.
• Klien mengatakan sangat sedih karena tidak seperti kakaknya yang sukses
dan sudah menikah
• Klien mengatakan dirinya bukan siapa-siapa.
DO :
• Klien tampak selalu menunduk
• Klien kurang kontak mata dengan perawat
• Klien tampak murung
• Klien tampak lesu
• Klien berbicara dengan lirih dan lambat.
b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Harga Diri Rendah
c. Tujuan :
• Klien mampu mengidentifikasi kemampuan askep positif yang dimiliki
• Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
• Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
kemampuannya

65
• Klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuannya
• Klien mampu merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
d. Tindakan Keperawatan :
• Membina hubungan saling percaya
• mengidentifikasi kemampuan askep positif yang dimiliki klien
• membantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan
• membantu klien agar dapat memilih kegiatan yang sesuaikemampuannya
• melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuaikemampuannya
• membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bu. perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya
akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? semalam tidurnya nyenyak ?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah bu, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
kegiatan dan kebutuhan sehari-hari ibu?
❖ Tempat : ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaiaman kalau tetap di
sini jam 09.00. apakah ibu setuju?
❖ Waktu : berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
10 menit saja?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
• Selama disini kegiatan apa saja yang dapat ibu lakukan?

• Bagaimana perasaan ibu saat melakukan kegiatan tersebut?

• Menurut ibu kegiatan apa sebenarnya ingin ibu lakukan tapi belum dapat

66
ibu lakukan disini?

• Kalau boleh tahu hobi ibu apa?

• Kegaiatan apa yang sering ibu lakukan di rumah?

• Apakah ibu sering melakukan hal tersebut?

• Bagus sekalai ibu sudah dapat menyebutkan kegiatan sehari-hari yang


sebenarnya dapat ibu lakukan

Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang ibu
masih dapat lakukan?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Dapatkah ibu mengulangi kembali kegiatan yang biasa ibu lakukan?
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Ibu jika nanti ada yang mau diceritakan kepada saya, ibu bias sampaikan
saat nanti kita bertemu lagi dan jagan lupa memasukan kegiatan ini ke
dalam jadwal kegiatan harian ibu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang penyebab
tanda dan gejala dan akibat dari masalah yang ibu rasakan.
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi
dan jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum Wr,Wb.

67
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TANGGAL : 15 Desember 2020

Nama Pasien : Tn. A


Ruang :-

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
DS :

- Klien mengatakan kesal dan emosi.


- Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan mengatakan ia seorang tentara
berpangkat jenderal tetapi tidak ada yang mempercayainya, lalu klien
mengatakan memukul tetangganya.
- Klien mengatakan membenci tetangganya dan klien ingin memukul
tetangganya.
- Klien kesal karena orang-orang meremehkannya, klien mengatakan orang-
orang tidak mengetahui pukulannya.
DO :
- Klien sering memperlihatkan eskpresi marah
- Klien sesekali meremas tangannya
- Klien berbicara dengan keras dan dengan sikap apatis menjawab
pertanyaan perawat
- Selama wawancara klien menjawab
b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Resiko Perillaku Kekerasan
c. Tujuan :
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekrasan yang pernahdilakukannya
- Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekrasan yangdilakukannya
- Klien dapat menyebutkan cara mencegah atau mengendalikannya

68
d. Tindakan Keperawatan :
- Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi penyebab marah
- Tanda dan gejala yang dirasakan
- Perilaku kekerasan yang dilakukan
- Akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik
pertama (Latihan nafas dalam)
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum pak. selamat pagi pak. perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam
07.00 sampai jam 14:00. Saya akan merawat bapak selama di rumah sakit
ini. Nama bapak siapa? Senangnya bapak di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? semalam tidurnya nyenyak ?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah pak, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
perasaan marah yang bapak rasakan

❖ Tempat : Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaiaman kalau tetap


di sini jam 09.00. apakah bapak setuju?

❖ Waktu : berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10


menit saja?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
- Apa yang menyebabkan bapak marah?
- Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
- Terus penyebabnya apa pak?
- Samakah dengan yang sekarang?
- Pada saat penyebab marah itu ada, minsalnya sperti yang bapak
katakana bahwa bapak seorang rocker sejati dan mengatakan juga
seorang tentara
69
berpangkat jenderal tetapi tidak ada yang mempercayainya, lalu apa yang
bapak rasakan?
- Apakah bapak merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?

- Apa yang bapak lakukan selanjutnya?


- Apakah dengan marah-marah keadaan menjadi lebih baik pak?
- Menurut bapak adakah cara yang lebih baik selain marah-marah?
- Maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian?

- Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
belajar du acara dulu ya pak
Begini, kalau tanda marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu Tarik
nafasa dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari
mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bapak dan lakukan sebanayk
5 kali.
Bagus sekali bapak sudah dapat melakukannya.
- Lalu cara kedua dengan memukul bantal agar bapak bias melampiaskan
amarahnya kesitu tanpa harus menyakiti bapak dan orang lain

- Nah latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang kemarahan
bapak?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Coba bapak sebutkan penyebab bapak marah dan yang bapak rasakan dan apa
yang dapat bapak lakukan untuk mengatasinya?
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Baik, sekarang latihan tersebtu kita masukan kejadwal harian ya pak,
berapa sekali

70
bapak mau latihan? Bagus..
Nanti tolong bapak tuliskan M bila melakukan sendiri, tulis B jika
dibantu orang lain, dan T jika tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang dengan topik cara
lain untuk mencegah dan mengendalikan marah bapak. Apakah bapak setuju?
❖ Waktu :
Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini
lagi dan jam 09.00 . selamat beristirahat pak, sampai jumpa besok pak.
saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

71
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TANGGAL : 16 Desember 2020

Nama Pasien : Nn. L


Ruang :-

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
DS :
- Klien mengatakan sedih dan tidak tahu
- klien mengatkan dirinya sulit tidur setiap malam klien mendengar suara-suara
yang mengatakan bahwa klien jelek dantidak berguna sehingga klien menjadi
kesal

DO:

- Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka tidak berubah
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung

b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Gangguan Presepsi Sensori: Halusinasi


c. Tujuan :
- Klien dapat mengenali halusinasi
- Klien mampu mengontrol halusinasi
d. Tindakan Keperawatan :
- Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi jenis halusinasi
- Mengidentifikasi isi, waktu, frekuensi halusinasi
- Mengidentifikasi respon klien terhadap hslusinasi
- Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
- Mengajarkan klien melawan halusinasinya
- Menganjurkan klien memasukkan cara melawan halusinasi dalam jadwal

72
kegiatan harian
- Mengajarkan tekhnik menghardik halusinasi
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bu perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya
akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? semalam tidurnya nyenyak ?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah ibu, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang alas
an ibu masuk ke tempat ini dan siapa yang membawa ibu ke tempat ini?

❖ Tempat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaiaman kalau tetap di


sini jam 09.00. apakah ibu setuju?

❖ Waktu : berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10


menit saja?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)

- Bagiamana yang biasa ibu dengar?


- Saat ini ibu mendengarkan suara-suara apa?
- Kepan biasanya ibu mendengar suara-suara itu?
- Bagaiamana ibu saat mendengar suara-suara itu?
- Apakah saat mendengar suara-suara itu ibu, dalam keadaan sendiri atau
saat berkumpul bersama teman-teman ibu?

- Apakah saat mendengar suara-suara itu biasanya mengikuti bisikan yang


ibu dengar?

- Maukah ibu saya ajarkan cara mengatasi masalah tersebut?


- Pertama-tama kita coba lakukan latihan menghardik halusinasi
pendengaran. Pertama saat mendengar suara itu, ibu biasan mencari

73
kesibukan dengan cara

74
mengusir (Pergi… saya tidak mau mendengar) menutup telinga.
- Jadi, kalau ibu termenung atau menyendiri ibu lakukan apa yang saya ajarkan
ya….. jangan sampai termenung sendiri dan usahkan mencari kesibukan ya bu….
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :


Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah
reinforcement): Coba ibu ulangi apa yang kita
obrolkan tadi?
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Baik, sekarang latihan tersebtu kita masukan kejadwal harian ya bu.
Jika ibu butuh bantuan silahkan hubungi saya atau perawat yang lain
ya bu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :

Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang dengan topik cara
lain kita akan membahas tentang suara-suara yang didengar.
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi
dan jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok bu.
saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

75
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TANGGAL : 17 Desember 2020

Nama Pasien : Ny. J


Ruang :-
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :

DS :

- Klien mengatakan tidak mau mandi

- Klien mengatakan tidak mau sikat gigi

- Klien mengatakan sengaja menggunakan baju berlapis lapis karena


badannya gemuk

- Klien tidak mau makan


DO :
- Klien terlihat kurang besih
- Rambut klien terlihat acak acakan
- Klien menggunakan baju berlapis lapis
b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Defisit Perawatan Diri
c. Tujuan :
- Klien mampu melakukan kebersihan diri secaramandiri
- Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
- Klien mampu melakukan makan dengan baik
- Klien mampu melakuka BAB/BAK secara mandiri
d. Tindakan Keperawatan :
- Membina hubungan saling percaya
- Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi mandi
atau kebersihan diri, berpakaian, berhias, makan serta BAB BAK secara
mandiri
- Melatih klien untuk melakukan mandi, berpakaian, berhias, makan,
serta BAB/BAK secara bertahap

76
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bu. perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya
akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? sepertinya ibu belum mandi ya?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah bu, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
kebersihan diri?

❖ Tempat : ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaiaman kalau tetap di


sini jam 09.00. apakah ibu setuju?

❖ Waktu : berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10


menit saja?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)

- Berapa kali ibu mandi dalam sehari?


- Menurut ibu apa kegunaannya mandi?
- Apa alanan ibu sehingga tidak bias merawat diri?
- Apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan?
- Kira-kira tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa bu?
- Kalau kita tidak teratur merawat kebersihan diri masalahan apa yang bias
muncul bu?

- Mandi itu sperti apa bu?


- Sebelum mandi apa yang biasanya ibu persiapkan?
Benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti yang bersih, handuk kering, sikat gigi,
odol, shampoo, dan sabun mandi.

- Menurut ibu tempat mandu dimana?

77
- Benar sekali kita mandi dikamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi
sekarang. Saya akan bantu ibu melakukannya. Apakah ibu mau? Baik saya akan
mengajarkan satu dulu dalam menjaga kebersihan diri ibu.

Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat gigi dan dikasih odol kemudian
sikat gigi dengan Gerakan memutar dari atas kebawah kemudian ibu berkumur dengan
air bersih.
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap hari ini dan cara menggosok
gigi yang benar?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Ternyata ibu masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga kebersihan diri.
Nah kemampuan ini dapat ibu lakukan juga di rumah setelah pulang.
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Sekarang, mari kita masukan dalam jadwal harian ibu. Mau berapa kali ibu
mandi dan sikat gigi dalam sehari? Beri tanda M jika ibu melakukannya
sendiri, B jika ibu melakukannya dengan bantuan, dan T jika ibu tidak
melakukannya.
Ibu jika nanti ada yang mau diceritakan kepada saya, ibu bias sampaikan
saat nanti kita bertemu lagi dan jagan lupa memasukan kegiatan ini ke
dalam jadwal kegiatan harian ibu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri
lainnya dan latihan cara kebersihan diri yang lain. Apakah ibu mau?
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :

78
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi dan
jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok ibu. saya permisi

79
C. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


KASUS ISOLASI SOSIAL

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. Y (L/P) Tgl. Pengk. : 11 Desember 2020

80
Umur :- No. RM :-
Alamat : Pemangkat Pendidikan : -
Agama : Islam Pekerjaan : -
Status : belum menikah Sumber Data : -
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : - Pekerjaan : -
Umur :- Pendidikan : -
Alamat : - Hub dgn klien: -

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS
Klien mengatakan saudaranya sendiri yang membawanyake rs karena klien tidak pernah
keluar kamar, tidak makan dan mengatakan tidak ada yang mempedulikannya sehingga
dibawa kesini

b. Data pada saat dikaji


Klien mengatakan perasaannya saat ini tidak baik,klien mengatakan tidak dihargai saat
ini, Klien mengatakan tidak punya teman dan lebih suka menyendiri dikamar dan tidak ada
yang mau berteman dengannya dan mengatakan hanya ingin berteman ketika ada uang. Klien
mengatakan sangat sedih dan membawanya kesini karena tidak pernah keluar kamar tidak
makan karena tidak ada yang peduli engannya, klien mengalami kebangkrutan dan semua
temannya menjauh dan tidak mau berteman dengan klien. Klien mengatakan pernah
mengalami penolakan dari pacarnya sehingga klien gagal menikah. Klien tampak murung
dan selalu menunduk.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah dan Isolasi sosial

81
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[√] Ya [ ] Tidak
Penjelasan: Klien mengatakan pernah ke dokter 2 tahun lalu karna stresnya
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [√] Tidak Berhasil
Penjelasan: Klien mengatakan tidaak teratur meminum obat dan tidak berhasil mengatasi
stresnya

3.
Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan Th √ th Th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th

Jelaskan no. 1, 2, 3 : klien mengatakan pernah berobat kedokter karena stressnya dan
mengatakan tidak berhasil, klien mengatakan pernah mengalami penolakan dari pacarnya
kejenjang lebih serius sehingga klien gagal menikah
Masalah keperawatan : Harga diri rendah dan Isolasi sosial

82
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? []Ya [√] Tidak
Hubungan keluarga :hubungan klien dengan keluarga tidak berjalan dengan baik, klien
mengatakan keluarganya tidak menghargainya lagi seperti dulu
Gejala : klien mengurung diri didalam kamar dan tidak makan
Riwayat pengobatan/perawatan : klien mengatakan 2 tahun yang lalu berobat kedokter
karena stressnya tetapi tidak berjalan dengan lancar
dan klien mengatakan makan obatnya tidak teratur
Masalah keperawatan :

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)
Klien mengatakan pernah mengalami penolakan dari pacarnya kejenjang lebih serius
sehingga klien gagal menikah. Klien mengatakan mengalami kebangkrutan sehingga
teman dan keluarganya menjauhinya yang tidak memiliki apa-apa. Klien mengatakan 2
tahun yang lalu pernah berobat kedokter karena stressnya tetapi klien mengatakan tidak
berhasil dan juga klien tidak teratur dalam meminum obat
Masalah keperawatan :

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien merasa saat ini tidak dihargai oleh teman-temannya dan keluarganya

2. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH


Klien mengatakan berharap ingin kembali seperti dulu lagi, dihargai lagi dan diperhatikan
teman dan keluarganya,

V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ √] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ √] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya

83
Jelaskan :
Masalah keperawatan : isolasi sosial

84
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5OC
P : 20x/menit

2. Ukur
TB: 160 cm [ ] Naik
BB : 52 kg [√] Turun

85
3. Keluhan fisik [√ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : klien mengatakan tidak menyukai rambutnya seperti sekarang ini dan
merasa sedih
Masalah keperawatan : harga diri rendah

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)

Keterangan:
: perepmuan dan laki-laki yang sudah meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien

Penjelasan Gambar Genogram : Klien mengatakan memiliki 2 saudara yaitu kakak


perempuan dan abang laki-laki, dan mereka keluarga
yang klien punya. Klien mengatakan memiliki 7
ponakan dari kakaknya ada 3 orang dan dari abangnya
ada 4 orang.
Masalah Keperawatan :-

2. SISTEM KOMUNIKASI

3. POLA ASUH KELUARGA

4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan tidak menyukai bentuk rambutnya
b. Identitas : Klien mengatakan dulu bekerja sebagai eksekutif namun bangkrut
c. Peran diri : Klien anak bungsu dari 3 bersaudara

86
d. Ideal diri : Klien mengatakan tidak berguna satat dikaji
e. Harga diri : Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan tidak dihargai oleh

87
orang lain
Masalah keperawatan : Harga diri Rendah
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang mengertinya adalah ibu klien
tetapi klien mengatakan ibunya sudah meninggal 3 tahun yang lalu sehingga sekarang
klien tidak tau mengadu kesiapa sekarang ini

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:


klien mengatakan dulu sering pergi dalam kegiatan bersama ibunya dan sangat aktif
dalam mengikuti kegiatan

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:


klien mengatakan merasa tidak dihargai oleh teman-teman dan keluarganya sehingga
klien hanya berdiam diri dikamar dan tidak makan
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


Klien mengatakan sebelum bangkrut dia dulu bekerja sebahgai eksekutif

4. GAYA HIDUP
Gaya hidup klien sering murung dan susah dalam berinteraksi dengan orang lain

5. BUDAYA

6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan: Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah: -
Masalah keperawatan :

X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

88
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [√ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : klien berbicara dengan lambat
Masalah keperawatan :

3. Aktivitas motorik
[√] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan : Klien tampak murung
Masalah keperawatan :

4. Alam perasaan
[√] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[√ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : klien merasa sedih saat ini karena merasa semua
orang menjauhinya
Masalah keperawatan :

5. Afek
[√ ] Datar [√ ] Tumpul [ ] Labil [] Tidak sesuai
Jelaskan : klien menjelaskan masalahnya dengan lambat datar
dan suara yang monoton
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

6. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung
[√ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan : klien dalam menjelaskan masalahnya kurang dalam
berkontak mata dengan perawat, sering menoleh-noleh
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

89
7. Persepsi
Halusinasi

90
[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [√] Perseverasi
Jelaskan : klien kedapatan sering mengulang ceritanya
Masalah keperawatan :

9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[√] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

10. Tingkat kesadaran


[√ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [√ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org
Jelaskan : klien seperti bingung dengan pertanyaan dari perawat dan
perawat sering mengulang pertanyaan yang diberikan ke
klien dan klien tidak mengetahui waktu kapan dia masuk
rumah sakit
Masalah keperawatan :
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [√] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan : klien mengatakan lupa kapan saat masuk kerumah sakit
Masalah keperawatan :

91
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

92
[ ] Mudah beralih [√ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : klien seperti tidak terlalu fokus terhadap perawat yang
sedang bertanya dan perawat sering mengulang pertanyaan
untuk klien
Masalah keperawatan :

13. Kemampuan
[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
penilaian Jelaskan :
Masalah keperawatan :

14. Daya tilik diri


[] Mengingkari penyakit yang [] Menyalahkan hal-hal
Diderita diluar dirinya
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan Makanan [ ] Ya [√ ] Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [√ ] Tidak
Pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ] Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : klien sering mengurung diri dikamar dan jarang makan, klien
pernah berobat dengan dokter dan tidak berhasil karena klien
tidak teratur dalam minum obat
Masalah keperawatan :

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri
a. Makan [ √] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total

93
b. BAB/BAK [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total

94
c. Mandi [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total
Berpakaian [ ] Bantuan minimal[ ] Bantuan total
Jelaskan :klien jarang makan karena sering mengurung diri dikamar
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [√ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [√ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari 2 x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [√ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : 52 kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur
[ ] Bangun terlalu pagi
[ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur
[√ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Tidur siang, lama : s/d
Tidur malam, lama : 12 malam s/d 6 pagi
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d
Jelaskan : klien sering termenung sebelum tidur
Masalah keperawatan :

3. Kemampuan klien dalam :


Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [√] Tidak Membuat
keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [√] Tidak Mengatur
penggunaan obat [ ] Ya [√ ] Tidak Melakuakan

95
pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [√] Tidak
Jelaskan: klien tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tidak bisa

96
memutuskan keputusan, tidak teratur dalam mengkonsumsi obat dan terakhir
kali periksa kesehatan 2 tahun yang lalu
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [√ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [√ ] Tidak
c.Mencuci pakaian [ ] Ya [√] Tidak
Jelaskan : kebiasaan klien adalah mengurung diri didalam kamar
Masalah Keperawatan :

5. Aktivitas di luar rumah


a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [√ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [√ ] Tidak
Jelaskan : klien hanya mengurung diri dan tidak melakukan aktivitas
lainnya
Masalah Keperawatan :

6. Klien memiliki sistem pendukung


Keluarga : ya tidak√
Terapis : ya tidak√
Teman sejawat : ya tidak√
Kelompok social : ya tidak√
Jelaskan : klien tidak melakukan kontak dengan
keluarganya dan teman-temannya, dan klien menganggap teman-
teman dan keluarganya menjauhinya
Masalah keperawatan :

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


[ √] Penyakit jiwa [ √] Sistem pendukung
[ √] Faktor presipitasi [ √] Penyakit fisik
[ ] Koping [ √] Obat-obatan
[ ] Lainnya:
Jelaskan : klien tidak mengerti pengetahuan tersebut, dulu klien mengatakan tidak
teratur dalam makan obat sehingga kesembuhannya tidak berhasil
Masalah keperawatan :
97
XIII. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik :-
Terapi Medik :-

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

98
XV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan

1 DS : Isolasi sosial
- klien mengatakan lebih suka menyendiri dan
mengurung diri didalam kamar
- klien mengatakan saudaranya membawa
ketempat ini karena klien tidak pernah keluar
kamar
- klien mengatakan jarang makan saat
mengurung diri dikamar
- klien mengatakan orang terdekatnya adalah
ibunya sendiri tetapi ibu klien sudah
meninggal 3 tahun yang lalu sehingga klien
tidak memiliki orang untuk bercerita
DO :
- klien tampak lusuh
- klien tampak sedih

99
DS : Harga diri rendah
- klien mengatakan teman teman dan
keluarganya menjauhinya karena klien sudah
bangkrut
- klien mengatakan tidak menyukai bentuk
rambutnya dan merasa sedih
- klien mengatakan pernah mengalami
penolakan dari pasangan ke jenjang yang
lebih serius, sehingga klien batal menikah
- klien mengatakan saat ini keadaannya tidak
baik dan merasa sedih saat ini
- klien berharap ingin dihargai lagi seperti dulu
oleh keluarga dan teman-temannya

DO :
- klien tampak sedih dan murung
- klien sering melihat kebawah dan tidak mau

100
menatap perawat
- nada bicara klien lambat dan suara kecil
- konsentrasi kurang

XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

101
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Namal Klien : Ny.Y Ruang :-


Usia : 26 tahun No RM : -
Rencana Tindakan Keperawatan
No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan

102
1 Jumat, 11 Isolasi Sosial (domain 12, TUM : Setelah 3 xSP 1 Untuk klien:
Klien dapat terlibat dalam pertemuan, klien - Mengidentifikasi penyebab isolasi
Desember 2020 nomor 00053)
kegiatan sosial mampu : sosial
- Berinteraksi - Berdiskusi dengan klien tentang
TUK 1 : dengan orang lain keuntungan berinteraksi di lingkungan
- Mengetahui penyebab isolasi sosial
- Mengetahui- Berdiskusi dengan klien tentang
sosial - Berdiskusi dengan klien
keuntungan kerugian tidak berinteraksi di lingkungan
tentang keuntungan berinteraksi berinteraksi di sosial
lingkungan sosial - Menganjurkan klien memasukkan
dengan orang lain - Berdiskusi kegiatan berbincang-bincang dengan
dengan klien tentang kerugian - Mengetahui orang lain dalam kegiatan harian

tidak berinteraksi dengan orang kerugian tidak


Untuk keluarga:
berinteaksi di - Mendiskusikan masalah yang
lain
dirasakan keluarga dalam merawat klien
lingkungan sosial - Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala isolasi sosial beserta proses
terjadinya
- Menjelaskan cara
-cara merawat klien isolasi social

Sabtu, 12 TUK 2: SP 2 Untuk Klien

103
Desember 2020 Klien mampu berkenalan dengan - Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi
satu orang social klien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktikkan cara berkenalan dengan
satu orang dan berikan pujian
- Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian

Untuk Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan isolasi sosial

104
2 Jumat, 11 Harga diri rendah kronik TUM : Setelah 3 xSP 1
(domain 6, nomor 00119) Klien dapat berhubungan denganpertemuan, klienUntuk klien:
Desember 2020
orang lain secara optimal mampu : • Mengidentifikasi kemampuan dan
TUK 1 : • Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kemampuan aspek • Membantu klien menilai kemampuan
kemampuan yang masih dapat yang dimiliki yang masih dapat dilakukan
• Menilai • Membantu klien menentukan kegiatan
dilakukan kemampuan yang yang akan dilatih sesuai dengan
dapat digunakan kemampuan klien
• Memilih kegiatan • Melatih klien sesuai dengan
sesuai kemampuan yang dipilih
kemampuan • Memberikan pujian yang wajar
• Melatih kegiatan terhadap keberhasilan klien
yang sudah dipilih • Menganjurkan klien memasukkan
• Merencanakan dalam jadwal kegiatan harian
kegiatan yang
sudah dilatihkan Untuk keluarga:
• Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
klien

105
• Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah yang dialami
klien beserta proses terjadinya.

Sabtu, 12 TUK 2: SP 2 Untuk Klien:


Klien mampu melakukan - Mengevaluasi tanda gejala harga diri
desember 2020
kegiatan pertama dan kedua yang rendah klien
telah dipilih oleh klien - Mengevaluasi kegiatan pertama yang
telah dilakukan klien dan berikan pujian
- Melatih kegiatan kedua yang telah
dipilih oleh klien
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian Untuk
Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan harga diri rendah
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan harga diri rendah

106
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA

Nama : Ny.Y Ruang : -


Usia :26 tahun Instansi : -
Hari/Ja No. Implementasi Tindakan Evaluasi Paraf
m Diagnosa Keperawatan Mahasiswa

107
SP 1 Untuk klien:
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
Jumat, 11 Subjektif :
- Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan
Desember berinteraksi di lingkungan sosial - Klien menjawab salam perawat
- Berdiskusi dengan klien tentang kerugian
2020 - klien dapat menjelaskan penyebab dari isolasi sosial
tidak berinteraksi di lingkungan sosial
- Menganjurkan klien memasukkan kegiatan - klien mengatakan keuntungan dari berinterasi social
berbincang-bincang dengan orang lain dalam - klien dapata mengatkan kerugian dari kurangnya
Isolasi
kegiatan harian
Sosial berinterasi di lingkungan social
08.00
(domain 12,
Untuk keluarga: - klien dapat mengatur jadwal harian
- nomor
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan Objektif :
00053)
Selesai keluarga dalam merawat klien - Menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial - Klien menjawab salam perawat dan menjlaskan penyebab
beserta proses terjadinya dari dirinya menarik diri dari lingkungan
- Menjelaskan cara
- cara merawat klien isolasi social - Klien mengerti tentang manfaat berinteraksi dan kerugian
tidak berinterkasi dengan orang lain
- Kontak mata cukup
- Klien kurang kooperatif sering menunduk

108
Analisa :
- klien dapat membina hubungan saling percaya
- klien mampu mempraktekkan cara berkenalan

Perencanaan :
- anjurkan klien untuk memasukan jadwal kegiatan harian
- intervensi dilajutkan

109
110
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA KASUS RESIKO BUNUH DIRI

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. A (L/P) Tgl. Pengk. :
Umur : No. RM :
Alamat : Pendidikan :
Agama : Islam Pekerjaan : Pegawai Bank
Status : Sumber Data :
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS:
klien mengatakan tidak tahu dan Sedih, klien mengatakan sering mengurung diri
dikamar dan menangis dan dibawa ke Rumah Sakit oleh keluarga klien, klien
mengatakan tidak sakit dan hanya sedih karena tunangannya kecelakaan dan
meninggal padahal klien akan menikah satu bulan lagi, klien mengatakan minum
racun dan pergi jauh mengatakan perawat jaga adik-adik dan ibunya, klien
mengatakan menyayangi keluarga, ayah klien sudah meninggal dan klien mengatkan
ayahnya sangat berarti baginya, klien mengatakan dulu bekerja pegawai bank, klien
kehilangan calon isteri tidak bekerja lagi, klien sedih tidak bekerja tidak bisa
membantu ibu klien menjadi pengganti ayah yang sudah meninggal, sering rekreasi
dengan keluarga, klien mengatakan kepada perawat untuk tolong jaga adik-adik klien
dan ingin pergi jauh.

111
b. Data pada saat dikaji
Klien mengatakan sedih dan tidak tahu, klien mengatakan sedih saja serta tidak
merasa sakit dan klien mengatakan pergi jauh mengatakan perawat jaga adik-adik
dan ibunya.
Masalah Keperawatan : Resiko Bunuh Diri

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[ ] Ya [V] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [V] Tidak Berhasil
3. Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengatakan pernah ingin minum racun
Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Hubungan keluarga : tidak ada anggota keluarga klien yang
mengalami masalah yang sama dengan klien
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)
Klien mengatakan pernah memiliki tunangan, tunangannya meninggal karena
kecelakaan dan klien merasa sedih
Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien mengatakan pernah memiliki tunangan, tunangannya meninggal karena
kecelakaan dan klien merasa sedih

112
3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN
MASALAH
Klien mengatakan ingin kembali seperti dulu

V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol


[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya

Jelaskan : - Adaptif : Klien mengatakan dulu Kegiatan dilakukan


dirumah olahraga rutin dan sehat
- Maladaptif : Klien mengatakan pernah ingin minum racun

Masalah keperawatan : Resiko Bunuh Diri

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital TD: 110/80 N: 80x/ menit S: 36,5 P: 20x/menit
2. Ukur TB: BB: [ ] Naik [ ] Turun
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

113
: Tinggal Serumah
: Meninggal

Penjelasan Gambar Genogram : Klien memiliki ibu dan dua adik, ayah klien
sudah meninggal

Masalah Keperawatan : Risiko Bunuh Diri

2. SISTEM KOMUNIKASI

3. POLA ASUH KELUARGA

4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IX. PSIKOSOSIAL

1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : klien mengatakan menyukai seluruh tubuh dan sehat
b. Identitas : Klien mengatakan dulu bekerja pegawai bank, klien
kehilangan calon isteri tidak bekerja lagi
c. Peran diri : klien mengatakan seorang anak serta kakak dari adik-
adiknya
d. Ideal diri : klien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya
e. Harga diri : klien sedih tidak bekerja tidak bisa membantu ibu klien
menjadi pengganti ayah yang sudah meninggal
Masalah keperawatan : Resiko Bunuh Diri

2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan sangat sayang dengan keluarga,
klien mengatakan sedih setelah tunangannya meninggal
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Masalah keperawatan :

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

114
Klien mengatakan tidak bekerja lagi setelah calon isterinya meninggal, klien
mengatakan dulu seorang pegawai bank
4. GAYA HIDUP
Klien mengatakan dulu Kegiatan dilakukan dirumah olahraga rutin dan sehat

5. BUDAYA
Tidak terkaji
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan percaya adanya Tuhan
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan dulu sering beribadah
Masalah keperawatan :

X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [√] Inkoheren
[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan

Jelaskan : Klien mengatakan melompat-lompati jawaban dari


pertanyaan klien

Masalah keperawatan :

3. Aktivitas motorik
[√] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif

Jelaskan : Klien mengatakan sedih, Klien tampak lesu


Masalah keperawatan :

4. Alam perasaan

115
[ √ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan

Jelaskan : klien mengatakan tidak tahu dan Sedih


Masalah keperawatan :

5. Afek
[ √] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka
tidak berubah

Masalah keperawatan :

6. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung
[√] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga

Jelaskan : Klien jarang melakukan kontak mata saat berbincang-


bincang
Masalah keperawatan :

7. Persepsi
Halusinasi

[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan


[ ] Pengecapan [ ] Penghidup

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi

Jelaskan : Klien tampak mengatakan berulang-ulang jawaban dari


pertanyaan perawat

Masalah keperawatan : Resiko Bunuh Diri

9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis

116
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan : Klien mengatakan sedih setelah Calon isterinya meninggal


Masalah keperawatan :

10. Tingkat kesadaran


[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org

Jelaskan : Klien tidak memiliki masalah kesadaran


Masalah keperawatan :

11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi

Jelaskan : Klien tampak mengatakan masalahnya saat ini


Masalah keperawatan :

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

13. Kemampuan penilaian


[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri
[ √] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal diluar
diderita dirinya

Jelaskan : Klien mengatakan merasa sehat, dan hanya sedih setelah


tunangannya meninggal

117
Masalah keperawatan :

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [ ] Ya [ ] Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ] Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri
a. Makan [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
b. BAB/BAK [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
c. Mandi [√] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Berpakaian [ √] Bantuan minimal[ ] Bantuan total

Jelaskan : Klien mengatakan belum cukur jenggot atau kumis, serta memilih makan
dulu baru tidur. Klien mau makan dulu, Klien tampak belum cukuran.

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri


B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak

Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak


Frekuensi makan sehari ... x sehari

Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun

Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :

118
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :

Tidur siang, lama : s/d


Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d _
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
c. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :

Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan : , klien mengatakan menyayangi keluarga,

Masalah keperawatan :

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

119
[ ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung
[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ ] Obat-obatan

[ ] Lainnya:

Jelaskan : Klien mengatakan merasa sehat dan sedih karena


tunangannya meninggal, setelah pengkajian Perawat membantu klien membantu bisa
mengetahui setelah diberi intervensi jadwal kegiatan harian berbincangnya.

Masalah keperawatan : Resiko Bunuh Diri

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Resiko Bunuh Diri dan Defisit Perawatan Diri
Terapi Medik :

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

XV. ANALISA DATA


No Data Masalah Keperawatan

1 DS : Resiko Bunuh Diri


- Klien mengatakan sedih dan tidak
tahu,
(Domain 11, No 00150)
- klien mengatakan sedih
- klien tidak merasa sakit dan klien
mengatakan akan pergi jauh serta
meminta perawat jaga adik-adik dan
ibunya.
- klien mengatakan tidak sakit dan
hanya sedih karena tunangannya
kecelakaan dan meninggal padahal
klien akan menikah satu bulan lagi

DO:
- Klien tampak berbicara dengan monoton
dan raut muka tidak berubah

120
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung

2 DS: Defisit perawatan diri

- Klien mengatakan belum cukur jenggot atau


kumis,
- Klien mengatakan memilih makan dulu baru
tidur.

DO:

- Klien mau makan dulu,


- Klien tampak belum cukuran
- Klien tampak Sedih

XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko Bunuh Diri (Domain 11, No 00150)
2. Defisit perawatan diri

121
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Namal Klien : TN. A Ruang :-


Usia :- No RM : -
Rencana Tindakan Keperawatan
No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan

122
1 Sabtu, 12 Resiko Bunuh Diri (Domain TUK : Klien dapat terlindung dari SP 1 SP 1
Desember 2020 11, No 00150) perilaku bunuh diri. Setelah 3 xUntuk klien :
pertemuan, klien dan- Identifikasi bendabenda yang dapat
keluarga mampu : membahayakan klien.
- Menjauhkan diri - Amankan bendabenda yang dapat
dan dapatmembahayakan klien.
terlindung dari - Lakukan contact treatment.
perilaku bunuh diri. - Ajarkan cara mengendalikan dorongan
- Merawat pasien bunuh diri.
dan mampu - Latih cara mengendalikan dorongan
menjelaskan bunuh diri
pengertian, tanda .
dan gejala, serta Untuk keluarga :
jenis perilaku - Diskusikan masalah yang dirasakan
bunuh diri keluarga dalam merawat pasien

123
- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
resiko bunuh diri dan jenis perilaku
bunuh diri yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
- Jelaskan cara-cara merawat pasien
resiko bunuh diri
Minggu, 13 Resiko Bunuh Diri (Domain SP 2 SP 2
Desember 2020 11, No 00150) Setelah 3x Untuk Klien :
pertemuan, klien dan - Identifikasi aspek positif klien
keluarga mampu : - Dorong klien untuk berfikir positif
- Meningkatkanterhadap diri
harga diri klien - Dorong klien untuk menghargai diri
- Merawat pasien dansebagai individu.
mampu melakukanUntuk Keluarga :
atau mempraktekkan - Latih keluarga mempraktikkan cara
langsung cara merawat pasien dengan resiko bunuh diri
merawat pasien - Latih keluarga melakukan cara

124
2 Sabtu, 12 TUM: Setelah 3 x SP 1
Defisit perawatan diri
Desember 2020 Klien dapat melakukan perawatanpertemuan klien Untuk klien:
diri secara mandiri mampu: - Mengkaji kemampuan klien
TUK 1: - Mengetahui melakukan perawatan diri meliputi
- Dapat mengetahui kemampuankemampuan dalam mandi atau kebersihan diri, berpakaian,
klien dalam melakukan perawatanmelakukan berhias, makan serta BAB BAK secara
diri meliputi mandi atau perawatan diri mandiri
kebersihan diri, berpakaian atau meliputi mandi,

125
berhias, makan, serta BAB atau berpakaian, berhias, - Melatih klien untuk melakukan
BAK secara mandiri makan, BAB, BAK mandi, berpakaian, berhias, makan,
- Melakukan mandi serta BAB/BAK secara bertahap
atau kebersihan
secara mandiri - Menganjurkan klien memasukkan
- Berpakaian dandalam jadwal kegiatan harian
berhias secara
mandiri Untuk keluarga:
Makan secara - Diskusi tentang fasilitas kesehatan diri
mandiri yang dibutuhkan oleh klien untuk
- BAB dan BAK menjaga perawatan diri
secara mandiri
- Melakukan
kegiatan sesuai
jadwal harian

126
Minggu, 13 TUK 2: SP 2
Defisit perawatan diri
desember 2020 - Melatih cara melakukan mandi Untuk klien:
atau kebersihan diri secara mandiri - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
- Memberikan latihan cara melakukan
mandi atau kebersihan diri secara
mandiri
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

127
Untuk keluarga:
- Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam
merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri
(sesuai jadwal yang telah disepakati)
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien yang mengalami defisit
perawatan diri

128
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA

Nama : Tn. A Ruang : -


Usia :- Instansi : -
Hari/Ja No. Implementasi Tindakan Evaluasi Paraf
m Diagnosa Keperawatan Mahasiswa

129
SP 1
Jumat, 11 Untuk klien : Subjektif :
Desember - Mengidentifikasi bendabenda yang dapat - Klien menjawab salam perawat
2020 membahayakan klien. - Klien dapat mengguangkapkan perasaanya
- Mengamankan benda-benda yang dapat - Klien dapat menejelaskan penyebeb dirinya ingin bunub
Resiko membahayakan klien. diri
Bunuh Diri - Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah
08.00 - Melakukan contact treatment.
(Domain yang baik
- 11, No - Mengajarkan cara mengendalikan dorongan
00150) Objektif :
Selesai bunuh diri.
- Klien menjawab salam perawat dan menjlaskan penyebab
- Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh
dari dirinya ingin bunuh diri
diri
- Kontak mata cukup
.
- Klien tampak tenang
Untuk keluarga :
Analisa :
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan
- klien dapat membina hubungan saling percaya
keluarga dalam merawat pasien
- Klien dapat mengguangkapkan perasaanya

130
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala - Klien dapat menejelaskan penyebeb dirinya ingin bunub
resiko bunuh diri dan jenis perilaku bunuh diri diri
yang dialami pasien beserta proses terjadinya - Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah
- Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko yang baik

bunuh diri
Perencanaan :
- anjurkan klien untuk memasukan jadwal kegiatan harian
- intervensi dilajutkan

131
132
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA PADA KASUS WAHAM

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial :Ny.V (L/P) Tgl. Pengk. :
Umur : No. RM :

Alamat : Pendidikan :
Agama : Pekerjaan :
Status : Sumber Data :
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS
klien mengatakan suka marah-marah dirumah, klien mengatakan mencoba
gantung diri, klien menanyakan waktu, klien mengatakan pernah dibawa ke
Rumah sakit, klien mengatakan keluarga mencoba menyuruh klien minum obat
klien mengatakan mencoba gantung diri karena suami klien tidak
memperilakukannya dengan baik, Klien mengatakan pernah dibawa kerumah
sakit dulunya, klien menanyakan sudah mandi, klien mengatakan menderita
kanker otak, klien mengatakan dekat dengan adik yang dimintai bantuan,klien
mengatakan memiliki saudari atau pun adik dan kakak, klien tampak keliru
menghitung jumlah saudara, klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
sama dengan klien, klien mengatakan dulu menjaga toko dirumah dan ibu rumah
tangga, klien mengatakan ingin punya anak tapi menderita kanker otak dan
suaminya pergi jauh, klien mengatakan dulu beraktivitas di majlis taqlim, klien
mengatakan kanker otak serta merasa sakit kemudian klien ingin menggantung
diri agar rasa sakit dikepala hilang, klien mengatakan alat-alat di rumah sakit tidak
lengkap untuk memeriksa kondisi klien, klien mengatakan melihat kakaknya
diruangan, klien mengatakan sakit kepala saat diminta perawat mengganti
pakaian.

133
b. Data pada saat dikaji

134
Klien mengatakatan tidak bisa tidur, Klien mengatakan sudah mandi dan wajahnya
bersih, klien tampak belum mengganti baju, klien tampak belum cuci rambut, klien
mengatakan belum minum obat, klien menanyakan waktu minum obat, klien
mengatakan merasa sedih
Masalah Keperawatan : Waham

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Klien mengatakan pernah dibawa kerumah sakit dulunya
2. Pengobatan sebelumnya:
Klien dibawa lagi kerumah sakit
3. Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 : klien mengatakan mencoba gantung diri karena suami
klien tidak memperilakukannya dengan baik
Masalah keperawatan : Waham
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
[ ] Ya [ ] Tidak
Hubungan keluarga : klien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang sama dengan klien
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)
Jelaskan klien mengatakan mencoba gantung diri karena suami klien tidak
memperilakukannya dengan baik
Masalah keperawatan :

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien mengatakan tidak tahu atas masalahnya, ditandai data klien mengatakan ingin punya
anak tapi menderita kanker otak dan suaminya pergi jauh
3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN
MASALAH
135
Tidak terkaji

V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol


[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan

[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar


[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital TD: 110/80 N: 80x/ menit S: 36,5 P: 20x/menit
2. Ukur TB:160 BB:60
3. Keluhan fisik tidak ada

Jelaskan : Klien mengatakan sudah mandi dan wajahnya bersih


Masalah keperawatan : tidakada masalah
keperawatan

VII.

1. GENOGRAM (tiga Generasi)

: Klien
: laki-laki
: perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal

136
Penjelasan Gambar Genogram : Klien mengatakan memiliki kakak, orang tua dan
adik yang sudah meninggal

Masalah Keperawatan :

2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien dan keluarga menggunakan bahasa indonesia
3. POLA ASUH KELUARGA
Klien mengatakan keluarga inti terdiri atas ayah,ibu dan adik-adik, ayahnya klien
sudah meninggal
4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Klien mengatakan Keluarga klien yang membawa ke Rumah Sakit

IX. PSIKOSOSIAL

1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan sudah mandi dan wajahnya bersih
b. Identitas : klien mengatakan ingin punya anak tapi menderita kanker
otak dan suaminya pergi jauh
c. Peran diri : klien mengatakan dulu menjaga toko dirumah dan ibu rumah
tangga
d. Ideal diri : klien mengatakan menderita kanker otak
e. Harga diri : Klien mengatakan sedih, klien mengatakan mencoba gantung
diri karena suami klien tidak memperilakukannya dengan baik, klien
mengatakan menderita kanker otak
Masalah keperawatan: waham

2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : klien mengatakan dekat dengan adik yang dimintai
bantuan
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Masalah keperawatan :

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


klien mengatakan dulu menjaga toko dirumah dan ibu rumah tangga

137
4. GAYA HIDUP

5. BUDAYA

6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan

b. Kegiatan ibadah
klien mengatakan dulu beraktivitas di majlis taqlim
Masalah keperawatan :

X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan : penggunaan pakaian tidak sesuai, klien tampak belum
mengganti baju, klien tampak belum cuci rambut
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan

[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren


[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan

Jelaskan : tidak logis di mana kata- kata yang diucapkan tidak dapat
dimengerti. Pikiran sangat cepat sehingga kata-kata yang diucapkan tidak
mempunyai hubungan atau tanpa tata bahasa, klien mengatakan kanker otak serta
merasa sakit kemudian klien ingin menggantung diri agar rasa sakit dikepala hilang
Masalah keperawatan : waham

3. Aktivitas motorik

[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi


[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif

Jelaskan :

138
Masalah keperawatan :

2. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan

Jelaskan : klien mengatakan sedih


Masalah keperawatan :

3. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [√ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : klien mengatakan labil dan tidak sesuai, klien mengatakan
alat-alat di rumah sakit tidak lengkap untuk memeriksa kondisi klien
Masalah keperawatan : Waham
Interaksi selama wawancara

[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung


[ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

4. Persepsi
Halusinasi

[ ] Pendengaran [ √ ] Penglihatan [ ] Perabaan


[ ] Pengecapan [ ] Penghidup

Jelaskan : klien mengatakan melihat kakaknya diruangan, klien


mengatakan belum minum obat, klien tampak belum mengganti baju
Masalah keperawatan :

5. Proses pikir
[ √ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi

Jelaskan : Bicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan, klien
mengatakan melihat kakaknya diruangan, klien mengatakan belum minum obat,
klien tampak belum mengganti baju

Masalah keperawatan :

139
6. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[√ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis

Waham
[ ] Agama [ √ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan : klien mengatakan menderita kanker otak


Masalah keperawatan :

7. Tingkat kesadaran
[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [√] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org

Jelaskan : klien menanyakan waktu minum obat


Masalah keperawatan :

8. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

9. Tingkat konsentrasi dan berhitung


[ ] Mudah beralih [ √] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan : klien mengatakan memiliki saudari atau pun adik dan kakak,
klien tampak keliru menghitung jumlah saudara

Masalah keperawatan : waham

10. Kemampuan penilaian


[ ] Gangguan ringan [ √ ] Gangguan bermakna
Jelaskan : klien mengatakan melihat kakaknya diruangan, klien
mengatakan adiknya sudah meninggal

Masalah keperawatan : Waham


11. Daya tilik diri

140
[ ] Mengingkari penyakit yang [ √ ] Menyalahkan hal-hal
diderita diluar dirinya

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [ ] Ya [ ] Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [ √ ] Tidak
Pakaian [ ] Ya [√ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ] Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak

Jelaskan : Klien mengatakan sudah mandi dan wajahnya bersih,


klien tampak belum mengganti baju, klien tampak belum cuci rambut, klien mengatakan
belum minum obat, klien menanyakan waktu minum obat
Masalah keperawatan : Defisit perawatan Diri

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri
a. Makan [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
b. BAB/BAK [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
c. Mandi [ √ ] Bantuan minimal [ Type equation here. ] Bantuan
total
Berpakaian [ ] Bantuan minimal[ ] Bantuan total

Jelaskan : klien tampak belum mengganti baju, klien


tampak belum cuci rambut,
Masalah keperawatan : Defisit perawatan Diri

B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak

Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak


Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :

[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit

141
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun

142
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ √] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang : klien mengatakan sulit tidur siang

Tidur siang, lama : s/d


Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur :
s/d Jelaskan :
Klien mengatakatan tidak bisa tidur
Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : klien mengatakan belum minum obat, klien menanyakan
waktu minum obat,
Masalah Keperawatan :waham
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak

a. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak


Jelaskan :

Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak

143
Jelaskan : klien mengatakan dekat dengan adik yang dimintai
bantuan

144
Masalah keperawatan :

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


[ ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung
[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ ] Obat-obatan
[ ] Lainnya:
Jelaskan klien mengatakan menderita kanker otak :

Masalah keperawatan :

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik :
Terapi Medik :

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


- Waham
- Defisit perawatan diri

ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan

1 DS Waham

• klien mengatakan menderita kanker otak,


• klien tampak keliru menghitung jumlah
saudara
• klien mengatakan ingin punya anak tapi
menderita kanker otak dan suaminya pergi
jauh
• klien mengatakan kanker otak serta merasa
sakit kemudian klien ingin menggantung
diri agar rasa sakit dikepala hilang,
• klien mengatakan alat-alat di rumah sakit
tidak lengkap untuk memeriksa kondisi
klien,

145
• klien mengatakan melihat kakaknya
diruangan

DO :

• Klien tampak lesu


• Klien tampak murung

DS: Defisit Perawatan Diri

• Klien mengatakan sudah mandi dan


wajahnya bersih
• Klien menanyakan sudah mandi kepada
perawat

DO:

• klien tampak belum mengganti baju


• klien tampak belum cuci rambut

XV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Waham
Defisit perawatan diri

146
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN JIWA PROGRAM
PROFESI NERS FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA

Namal Klien : Ny. V Ruang : ...............................

Usia : ………………………… No RM : ……………………

Rencana Tindakan Keperawatan


No. Hari/Tang Diagnosa Keperawatan Tuju Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
gal an
1 Minggu, 13 Waham SP 1 Setelah 3 x interaksi, SP 1
Desember TUM : klien mampu: Untuk klien:
2020 Klien dapat berpikir sesuai 1. Menyebutkan hal-1. Dorong klien untuk mampu
dengan realitas. hal yang realistis. menyebutk an hal-hal yang realistis.
2. Menyebutkan 2. Diskusikan bersama klien
TUK : kemampuan realistiskemampuan realistis yang dimiliki klien.
1.Membant u orientasi realitas yang dimiliki klien. 3. Diskusikan bersama klien tentang
pada klien. 3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi yang

147
2. Mendisku sikan kebutuha n klien kebutuhan membuat pasien merasa kecemasan , rasa
yang tidak terpenuhi. psikologis/emosiona takut dan marah.
3. Membantu klien memenuhi l yang tidak 4. Ajarkan klien aktivitas-aktivitassesuai
kebutuhannya. terpenuhi sehinggakemampuan yang dimilikinya .
4. Menganjurkan klien memasuk menimbulkan 5. Masukkan kegiatan berbicara dalam
an dalam jadwal kecemasan, rasa konteks realitas oleh pasien.
takut dan marah.
4. Melakukan
aktivitas sesuai
kemampuan yang
dimilikinya.
5. Memasukkan
kegiatan berbicara
dalam konteks
realitas oleh pasien.
SP 2 Setelah 3x interaksi,1. Evaluasi kegiatan harian klien
TUM : klien dapat: mengenai kegiatan berbicara dalam
Klien dapat berpikir sesuai dengan 1. Mengevaluasikonteks realitas dengan oranglain.
realitas. kegiatan harian klien2. Dorong klien untuk memperlihat kan
mengenai kegiatan kemampuan yang dimiliki klien dalam
TUK : berbicara dalam memenuhi kebutuhann ya.

148
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian konteks realitas 3. Mendoromg klien mempraktekkan
klien. dengan oranglain. berbicara dalam konteks realistis dengan
2. Berdiskusi tentang kemampu an 2. Mendiskusikan oranglain.
yang dimiliki. tentang kemampuan
3. Melatih kemampu an yang yang dimiliki oleh
dimiliki. Klien dalam
memenuhi
kebutuhan
hariannya.
2 Minggu, 13 Defisit Perawatan Diri TUM : Setelah 3 xSP 1
Desember Klien dapat berhubungan dengan pertemuan, klienUntuk klien:
2020 orang lain secara optimal mampu : 1. Mengidentifikasi kemampuan dan
TUK 1 : 1. Mengidentifi aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kasi kemampuan 2. Membantu klien menilai
kemampuan yang masih dapat aspek yang kemampuan yang masih dapat
dilakukan dimiliki dilakukan
2. Menilai 3. Membantu klien menentukan
kemampuan yang kegiatan yang akan dilatih sesuai
dapat digunakan dengan kemampuan klien
4. Melatih klien sesuai dengan
kemampuan yang dipilih

149
3. Memilih kegiatan 5. Memberikan pujian yang wajar
sesuai terhadap keberhasilan klien
kemampuan 6. Menganjurkan klien
4. Melatih kegiatan memasukkan dalam jadwal kegiatan
yang sudah dipilih harian
5. Merencanakan
kegiatan yang
sudah dilatihkan

TUK 2: SP 2 Untuk Klien:


Klien mampu melakukan kegiatan 1. Mengevaluasi tanda gejala harga diri
pertama dan kedua yang telah rendah klien
dipilih oleh klien 2. Mengevaluasi kegiatan pertama yang
telah dilakukan klien dan berikan pujian
3. Melatih kegiatan kedua yang telah
dipilih oleh klien
4. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian Untuk
Keluarga
5. Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan harga diri rendah

150
6. Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan harga diri rendah

151
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA

Nama : Ny.Y Ruang : -


Usia :26 tahun Instansi : -
Hari/Ja No. Implementasi Tindakan Evaluasi Paraf
m Diagnosa Keperawatan Mahasiswa

152
SP 1 Subjektif :
Minggu, Untuk klien: - Klien menjawab salam perawat
113Dese 1. Mendorong klien untuk mampu menyebutk - Klien dapat menyebutkan hal-hal yang realistis
mber an hal-hal yang realistis. - Klien mampu menjelaskan kebutuhan klien yang tidak
2020 Waham 2. Mendiskusikan bersama klien kemampuan terpenuhi

realistis yang dimiliki klien. - Klien dapat mengatur jadwal harian


Objektif :
3. Mendiskusikan bersama klien tentang
- Klien menjawab salam perawat
08.00 kebutuhan yang tidak terpenuhi yang membuat
- Kontak mata cukup
- pasien merasa kecemasan , rasa takut dan
- Klien kurang kooperatif sering menunduk
Selesai marah.
Analisa :
4. Mengajarkan klien aktivitas-aktivitas sesuai
- klien dapat membina hubungan saling percaya
kemampuan yang dimilikinya .
- Klien dapat mengatur jadwal harian
5. Memasukkan kegiatan berbicara dalam Perencanaan :
konteks realitas oleh pasien.
- anjurkan klien untuk memasukan jadwal kegiatan harian

153
- intervensi dilajutkan

154
155
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.W (L/P) Tgl. Pengk. :
Umur : 30tahun No. RM :
Alamat : Pendidikan : SMP
Agama : Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Belum menikah Sumber Data :Wawancara
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS
Klien mengatakan dirinya tidak tahu kenapa dibawa ke rs, tetangganya mengatakan dirinya
gila padahal dia seorang artis terkenal, namun tidak lagi karena dia sudah di rs dan dirinya
bukan seorang artis. Klien mengatakan mengurung diri dikamar, dan klien tahu bahwa hal
itu tidak ada manfaatnya. Klien mengatakan tidak mengingat orang yang membawa dirinya
ke rs.

b. Data pada saat dikaji


Klien mengatakan keadaannya tidak baik, klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak dan
hanya didalam kamar saja dan belum mandi. Klien mengatakan tidak memiliki teman. Klien
mengatakan pernah kecelakaan jatuh dari sepeda motor dan dirawat dirumah sakit 15 tahun
yang lalu saat dia berusia 15 tahun. Klien mengatakan dirinya tidak berarti dan tidak berguna,
dirinya tidak memiliki kemampuan apapun, dirinya jelek, dan malu akan dirinya sendiri.
Klien mengatakan lebih senang menyendiri dan tidak suka berbicara dengan orang lain. Klien
mengatakan tidak menyukai dirinya karena gemuk, mukanya jelek, hidungnya pesek, dan
klien mengatakan tidak suka menjadi dirinya. Klien mengatakan tidak bisa memberikan
156
kebahagian kepada orangtuanya ketika orangtuanya masih hidup. Klien mengatakan sedih
karena kakaknya sudah menikah dan tidak memperdulikan dirinya lagi. Klien mengatakan

157
sangat sedih karena tidak seperti kakaknya yang sukses dan sudah menikah, dan mengatakan
dirinya bukan siapa-siapa. Klien tampak selalu menunduk, kurang kontak mata dengan
perawat, tampak murung, lesu, dan berbicara dengan lirih dan lambat.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? []
Ya [V] Tidak

2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil

3.
Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengatakan dirinya pernah mengalami kegagalan,
padahal 1 minggu lagi akan menikah.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

158
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
[ ] Ya [V] Tidak
Hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)
Klien mengatakan pernah jatuh dari sepeda motor dan dirawat dirumah sakit 15 tahun
yang lalu disaat dirinya berusia15 tahun.
Klien mengatakan dia hanya tamat SMP dan biaya hidup ditanggung kakaknya,
namun sekarang kakaknya sudah menikah dan punya anak, sedangkan dirinya belum
menikah, tidak ada yang mau dengannya. Klien mengatakan dirinya pernah
mengalami kegagalan, padahal 1 minggu lagi akan menikah.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien mengatakan dirinya tidak sakit, hanya diasingkan oleh kakaknya

2. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN


PEMECAHAN MASALAH
--

159
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ V] Lainnya
Jelaskan: Klien mengatakan mengurung diri dikamar
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital TD: N: S: P:

2. Ukur TB: BB: [ ] Naik [ ] Turun

160
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan :

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)

Penjelasan Gambar Genogram : Klien mengatakan orang tuanya meninggal 3 tahun yang
lalu, klien memiliki kakak yang sudah menikah dan punya anak
Masalah Keperawatan:

2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien mengatakan tidak memiliki teman dan tidak suka berbicara kepada orang lain.

3. POLA ASUH KELUARGA


Klien mengatakan orangtuanya meninggal 3 tahun yang lalu, kakaknya yang
menghidupinya, dan dirinya tidak bekerja

4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Tidak dikaji

IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan tidak menyukai dirinya karena gemuk, mukanya
jelek, hidungnya pesek, dan klien mengatakan tidak suka menjadi dirinya.
b. Identitas : Klien mengatakan dirinya belum menikah belum bekerja.
c. Peran diri : Klien anak bungsu dari 2 bersaudara.

161
d. Ideal diri : Klien mengatakan dirinya tidak berarti dan tidak berguna, dirinya
tidak memiliki kemampuan apapun, dirinya jelek, dan malu akan dirinya sendiri.

162
e. Harga diri : Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan diasingkan oleh
kakaknya.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : klien mengatakan dekat dengan kakaknya, namun sekarang
sudah tidak peduli dengan dirinya karena sudah memiliki keluarga baru.

b. Peran serta dalam kegiatankelompok/masyarakat:


Klien mengatakan tidak mempuyai teman.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:


Klien malu akan dirinya
Masalah keperawata: Harga Diri Rendah

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


Klien mengatakan hanya tamat SMP dan belum pernah bekerja

4. GAYA HIDUP
Tidak dikaji

5. BUDAYA
Tidak dikaji

6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan sudah tidak mempercayai Tuhan lagi.

b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan dulu sering diajak ibadah oleh ibunya, namun semenjak ibunya
meninggal dia tidak pernah lagi beribadah dan hanya mengurung diri
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

X. STATUS MENTAL
1. Penampilan

163
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa

164
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [V] Lambat [ ] Membisu [] Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : Klien berbicara dengan lirih dan lambat
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

3. Aktivitas motorik
[V] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan : Klien tampak lesu dan selalu menunduk
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

4. Alam perasaan
[V] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien mengatakan sedih karena kakaknya sudah
menikah dan tidak memperdulikan dirinya lagi. Klien mengatakan sangat
sedih karena tidak seperti kakaknya yang sukses dan sudah menikah, dan
mengatakan dirinya bukan siapa-siapa.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

5. Afek
[ ] Datar [V] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : Ekspresi klien yang monoton dan tidak berubah (murung)
Masalah keperawatan :

6. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung
[V] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan : Klien selalu menunduk dan kurang kontak mata
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
165
7. Persepsi
Halusinasi
[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [V] Perseverasi
Jelaskan : Klien tampak selalu mengulang kata-kata bahwa dirinya tidak
berguna
Masalah keperawatan :

9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

10. Tingkat kesadaran


[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [V] Disorientasi org
Jelaskan : Klien mengatakan tidak mengingat orang yang membawa dirinya ke rs.
Masalah keperawatan :

11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [V] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan : Klien mengatakan tidak mengingat orang yang membawa dirinya ke rs.
Masalah keperawatan :
166
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan :

13. Kemampuan penilaian


[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

14. Daya tilik diri


[V] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal
Diderita diluar dirinya
Jelaskan : Klien mengatakan dirinya tidak sakit, hanya merasa
diasingkan oleh kakaknya.
Masalah keperawatan :

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [ ] Ya [ ] Tidak
Keamanan [ ]Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Pakaian [ ]Ya [ ]Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ] Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan :

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri
a. Makan [ ]Bantuan minimal [ ]Bantuan total
b. BAB/BAK [ ]Bantuan minimal [ ]Bantuan total
c. Mandi [ ]Bantuan minimal [ ]Bantuan total

167
d. Berpakaian [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Jelaskan : Tidak dikaji

168
Masalah keperawatan :

B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan :

C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur
[ ] Bangun terlalu pagi
[ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur
[ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Tidur siang, lama : s/d
Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d _
Jelaskan: Klien mengatakan tidak tidur nyenyak
Masalah keperawatan :

3. Kemampuan klien dalam :


Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah Keperawatan :
169
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
c.Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah Keperawatan :

5. Aktivitas di luar rumah


a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [V] Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan tidak mempunyai teman dan mengurung
diri dikamar.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

6. Klien memiliki sistem pendukung


Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan:

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


[ V] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung
[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ ] Obat-obatan
[ ] Lainnya:
Jelaskan : Klien mengatakan dirinya tidak sakit, hanya merasa diasingkan oleh kakaknya
Masalah keperawatan:

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik :-
Terapi Medik :-

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


170
XV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan

1 DS : Harga Diri Rendah


• Klien mengatakan dirinya tidak berarti dan tidak
berguna, dirinya tidak memiliki kemampuan
apapun, dirinya jelek, dan malu akan dirinya
sendiri.
• Klien mengatakan tidak menyukai dirinya karena
gemuk, mukanya jelek, hidungnya pesek, dan
klien mengatakan tidak suka menjadi dirinya.
• Klien mengatakan tidak bisa memberikan
kebahagian kepada orangtuanya ketika
orangtuanya masih hidup.
• Klien mengatakan sedih karena kakaknya sudah
menikah dan tidak memperdulikan dirinya lagi.
• Klien mengatakan sangat sedih karena tidak
seperti kakaknya yang sukses dan sudah menikah
• Klien mengatakan dirinya bukan siapa-siapa.

DO :
• Klien tampak selalu menunduk
• Klien kurang kontak mata dengan perawat
• Klien tampak murung
• Klien tampak lesu
• Klien berbicara dengan lirih dan lambat.

171
2 DS : Isolasi Sosial
• Klien mengatakan tidak memiliki teman
• Klien mengatakan lebih senang menyendiri dan
tidak suka berbicara dengan orang lain.
• Klien mengatakan mengurung diri dikamar

DO :
• Klien tampak selalu menunduk
• Klien kurang kontak mata dengan perawat
• Klien tampak murung
• Klien tampak lesu

172
• Klien berbicara dengan lirih dan lambat.

XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi sosial

173
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Namal Klien :Ny. W Ruang : ...............................


Usia :30 tahun No RM : ……………………
Rencana Tindakan Keperawatan
No. Hari/Tang Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
gal

174
1 Senen, 14 Harga diri rendah kronik TUM : Setelah 3 xSP 1
(domain 6, nomor 00119) Klien dapat berhubungan denganpertemuan, klienUntuk klien:
Desember
orang lain secara optimal mampu : - Mengidentifikasi kemampuan dan-
2020 TUK 1 : - Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kemampuan - Membantu klien menilai
aspek yang kemampuan yang masih dapat
kemampuan yang masih dapat
dimiliki dilakukan
dilakukan - Menilai - Membantu klien menentukan
kemampuan kegiatan yang akan dilatih sesuai
yang dapat dengan kemampuan klien
digunakan - Melatih klien sesuai dengan
- Memilih kemampuan yang dipilih
kegiatan sesuai - Memberikan pujian yang wajar
kemampuan terhadap keberhasilan klien
- Melatih kegiatan - Menganjurkan klien memasukkan
yang sudah dalam jadwal kegiatan harian
dipilih
- Merencanakan Untuk keluarga:
kegiatan yang - Mendiskusikan masalah yang
sudah dilatihkan dirasakan keluarga dalam merawat
klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah yang

175
dialami klien beserta proses
terjadinya.

Harga diri rendah kronik TUK 2: SP 2 Untuk Klien:


(domain 6, nomor 00119) Klien mampu melakukan kegiatan - Mengevaluasi tanda gejala harga diri
pertama dan kedua yang telah rendah klien
dipilih oleh klien - Mengevaluasi kegiatan pertama yang
telah dilakukan klien dan berikan pujian
- Melatih kegiatan kedua yang telah
dipilih oleh klien
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian Untuk
Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan harga diri rendah
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan harga diri rendah

176
2 Senen, 14 Isolasi Sosial (domain 12, TUM : Setelah 3 xSP 1 Untuk klien:
nomor 00053) Klien dapat terlibat dalam kegiatanpertemuan, klien - Mengidentifikasi penyebab isolasi
Desember
sosial mampu : sosial
2020 - Berinteraksi - Berdiskusi dengan klien tentang
TUK 1 : dengan orang lain keuntungan berinteraksi di lingkungan
- Mengetahui penyebab isolasi sosial
sosial - Mengetahui- Berdiskusi dengan klien tentang
- Berdiskusi dengan klien tentangkeuntungan kerugian tidak berinteraksi di lingkungan
keuntungan berinteraksi denganberinteraksi di sosial
orang lain lingkungan sosial - Menganjurkan klien memasukkan
- Berdiskusi dengan klien tentang kegiatan berbincang-bincang dengan
kerugian tidak berinteraksi dengan - Mengetahuiorang lain dalam kegiatan harian
orang lain kerugian tidak
berinteaksi di Untuk keluarga:
lingkungan sosial - Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan

177
gejala isolasi sosial beserta proses
terjadinya
- Menjelaskan cara
-cara merawat klien isolasi social

Isolasi Sosial (domain 12, TUK 2: SP 2 Untuk Klien


nomor 00053) Klien mampu berkenalan dengan - Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi
satu orang social klien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktikkan cara berkenalan dengan
satu orang dan berikan pujian
- Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian

Untuk Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan isolasi sosial

178
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
Nama : Ny. W Ruang :...... .......................
Usia : 30 tahun Instansi : …..……………...
Hari/Ja No. Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
m Diagno Mahasiswa
sa
SP 1
Untuk klien:
Senin/, 01 Subjektif :
- Mengidentifikasi kemampuan dan-aspek positif
Sept 2015 yang dimiliki klien - Klien menjawab salam perawat
- Membantu klien menilai kemampuan yang
- klien dapat menjelaskan kemampuan dan aspek positif
masih dapat dilakukan
- Membantu klien menentukan kegiatan yang yang dimiliki
akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien - klien dapat menampilikan kemampuan yang klien
07.00
- Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang
miliki
.... I dipilih
- Memberikan pujian yang wajar terhadap - klien dapat mengatur jadwal harian
dan ...

179
seterusnya keberhasilan klien Objektif :
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
- Klien menjawab salam perawat
kegiatan harian
- klien dapat menjelaskan kemampuan dan aspek positif
Untuk keluarga: yang dimiliki
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat klien - klien dapat menampilikan kemampuan yang klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga miliki
diri rendah yang dialami klien beserta proses
terjadinya. - Kontak mata cukup
- Klien kurang kooperatif sering menunduk

180
Analisa :
- klien dapat membina hubungan saling percaya
- klien mampu mempraktekkan cara berkenalan
- klien dapat menampilikan kemampuan yang klien
miliki
Perencanaan :
- anjurkan klien untuk memasukan jadwal kegiatan
harian
- intervensi dilajutkan

181
182
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I. IDENTITAS KLIEN
` Inisial :Tn. A (L) Tgl. Pengk. :

Umur : No. RM :
Alamat : Pendidikan :
Agama : Pekerjaan :
Status : Sumber Data :
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS
Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan mengatakan ia seorang tentara berpangkat
jenderal tetapi tidak ada yang mempercayainya, lalu klien mengatakan memukul
tetangganya. Klien mengatakan ia dikurung keluarganya sehingga ia berteriak-teriak.

b. Data pada saat dikaji


Klien mengatakan tidak bisa tidur, klien mengatakan perasaannya tidak enak. Klien
mengatakan kesal dan emosi. Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan mengatakan ia
seorang tentara berpangkat jenderal tetapi tidak ada yang mempercayainya, lalu klien
mengatakan memukul tetangganya. Klien mengatakan dahulu ia mempunyai istri, tetapi
istrinya pergi karena ia tidak bisa mempunyai anak. Klien mengatakan istrinya tidak
menyukainya karena ia seorang rocker dan klien mengatakan istrinya tidak menyukainya
karena klien mempunyai tato. Klien mengatakan membenci tetangganya dan klien ingin
memukul tetangganya. Klien mengatakan ia tidak sakit, tetapi klien kesal karena orang-orang
meremehkannya, klien mengatakan orang-orang tidak mengetahui pukulannya.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan danWaham.

183
III. FAKTOR PREDISPOSISI

184
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? [
] Ya [ ] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil

3.
Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik  th th th
Aniaya seksual th th th

185
th th th
th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan criminal
Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengatakan pernah memukul
tetangganya karena tidak mempercainya seorang rocker dan jenderal
tentara.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
[ ] Ya [ ] Tidak
Hubungan keluarga : Om klien, bapak klien, kakak klien dan adik klien

Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)

Klien mengatakan dahulu ia mempunyai istri, tetapi istri klien meninggalkannya


karena tidak bisa mempunyai anak.

Masalah keperawatan :

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA

2. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN


PEMECAHAN MASALAH

V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol


[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[  ] Lainnya [  ] Lainnya

Jelaskan : Klien mengatakan ia selalu sembayang, klien juga mengatakan ia memukul


orang saat kesal.
186
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Tidak dikaji. N:
1. Tanda vital TD:

2. Ukur TB: BB:

187
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)

= laki-laki

= Perempuan

= meningeal

= klien

Penjelasan Gambar Genogram : klien mengatkan orang tuanya sudah meningga, memilki
kakak dan adik serta istri yang sudah berpisah

Masalah Keperawatan :

2. SISTEM KOMUNIKASI

3. POLA ASUH KELUARGA

4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IX. PSIKOSOSIAL

1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan ia mempunyai tato, dan ia menyukai tato
tersebut. Klien mengatakan menyukai apa yang ada dalam diri klien.

b. Identitas : klien mengatkan dirinya sudah mneikah, namun sudah berpisah


karena dia tidak bias memiliki anak,

c. Peran diri : klien mengatkan dia memiliki kakak dan adik

d. Ideal diri : Klien mengatakan ia tidak berguna setelah tidak bekerja, rasa ingin
mati saja dan klien mengatakan kesal
188
e. Harga diri : Klien mengatakan ia tidak berguna setelah tidak bekerja, rasa ingin

189
mati saja dan klien mengatakan kesal

Masalah keperawatan :

2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan istrinya adalah orang yang berarti, namun
istrinya meninggalkannya karena ia tidak bisa mempunyai anak dan istrinya tidak
menyukai tato klien.
b. Peran serta dalam kegiatankelompok/masyarakat:

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Masalah keperawatan :

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan tentara berpangkat jenderal. Selama
dirumah klien mengatakan sering sembayang dan mengerjakan pekerjaan rumah.

4. GAYA HIDUP

5. BUDAYA

6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya tidak berguna, ingin mati saja dan klien mengatakan kesal
karena tidak bekerja.

b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan ia sering sembayang saat dirumah

Masalah keperawatan :

IX. STATUS MENTAL


1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa

Jelaskan :Klien mengenakan kaos singlet untuk


190
memperlihatkan tatonya.

191
Masalah keperawatan :

2. Pembicaraan

[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren


[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan :Klien berbicara dengan keras dan dengan sikap
apatis menjawab pertanyaan perawat.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.

3. Aktivitas motorik

[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi


[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif

Jelaskan :Klien sesekali meremas tangannya saat ia


mengatakan ia kesal

Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

4. Alam perasaan

[ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa


[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan

Jelaskan :Klien mengatakan hidupnya tidak berguna, dan


ingin mati saja, klien juga mengatakan kesal karena ia tidak bekerja lagi.
Masalah keperawatan :

5. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai

Jelaskan :Klien sering memperlihatkan eskpresi marah.


Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.

192
6. Interaksi selama wawancara

[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung


[ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga

Jelaskan :Selama wawancara klien menjawab dengan ketus


dan menunjukkan kekesalannya.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.
7. Persepsi
Halusinasi

[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan


[ ] Pengecapan [ ] Penghidup

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

8. Proses pikir

[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi


[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

9. Isi pikir

[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria


[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan :Klien mengatakan ia adalah seorang rocker sejati


dan tentara berpangkat jenderal.
Masalah keperawatan : Waham

10. Tingkat kesadaran

[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor


[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

193
11. Memori

[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka


panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi

Jelaskan :Klien mengatakan lupa saat dibawa ke RSJ dan


klien mengatakan lupa kapan ayahnya meninggal.
Masalah keperawatan :
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu


berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

13. Kemampuan penilaian


[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna

Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri

[ ] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal


Diderita diluar dirinya

Jelaskan :Klien mengatakan ia tidak sakit, hanya kesal karena


orang-orang meremehkannya dan mengatakan ingin memukul tetangganya.

Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.

X. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [] Ya [ ]
Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ]
Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak

Jelaskan : Klien mengatakam tidak tahu saat ditanya soal makanan dan

194
merapikan tempat tidur.

Masalah keperawatan :

195
2. Kegiatan hidup sehari-hari
A. Perawatan diri

a. Makan [ ] Bantuan [ ] Bantuan


minimal total
b. BAB/BAK [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total
c. Mandi [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total
Berpakaian [ ] Bantuan minimal[ ] Bantuan total

Jelaskan :

Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun

Jelaskan : Klien mengatakan tidak tahu saat ditanya tentang


makan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Makan
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ]
Sonambulisme [ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :

Tidur siang, lama : s/d


Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d _
Jelaskan : Klien mengatakan tidak bisa tidur, klien mengatakan
perasaannya tidak enak.

Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :

196
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak

197
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
a. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan saat dirumah ia sembayang dan mengerjakan
pekerjaan rumah.

Masalah Keperawatan :

5. Aktivitas di luar rumah


a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak 
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan : Klien mengatakan adiknya dan
kakaknya jahat kepada klien.

Masalah keperawatan :

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

[ ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung


[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ ] Obat-obatan

[ ] Lainnya:
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik :
Terapi Medik :

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko Perilaku Kekerasan
198
2. Waham

199
XIV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
1 DS :
- Klien mengatakan kesal dan emosi.
- Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan
mengatakan ia seorang tentara berpangkat
jenderal tetapi tidak ada yang
mempercayainya, lalu klien mengatakan
memukul tetangganya.
- Klien mengatakan membenci tetangganya dan
klien ingin memukul tetangganya.
- Klien kesal karena orang-orang
meremehkannya, klien mengatakan orang-
orang tidak mengetahui pukulannya.

DO :
- Klien sering memperlihatkan eskpresi marah
- Klien sesekali meremas tangannya
- Klien berbicara dengan keras dan dengan sikap
apatis menjawab pertanyaan perawat
- Selama wawancara klien menjawab dengan
ketus dan menunjukkan kekesalannya.
2 DS : Waham
- Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan
mengatakan ia seorang tentara berpangkat
jenderal
- Klien mengatakan ia tidak sakit, tetapi klien
kesal karena orang-orang meremehkannya.

DO :
- Klien tampak kesall jika tidak ada yang
mempercayainya bahwa ia adalah seorang
rocker sejati dan tentara berpangkat Jenderal.
- Klien mempunyai tato ditangan,

XV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Waham

200
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Namal Klien : Tn. A Ruang : ..............................


Usia : ………………………… No RM : ……………………

Rencana Tindakan Keperawatan


No. Hari/Tang Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
gal

201
1 Selasa, 15 Resiko Perilaku Kekerasan SP 1 Setelah 3x pertemuan, SP 1
Desenber TUM: klien mampu : - Bina hubungan saling percaya
2020 Klien dapat melanjutkan peran - Mampu - Identifikasi penyebab marah
sesuai dengan tanggung jawab. mengidentifika - Identfikasi Tanda dan gejala yang
si perilaku dirasakan
TUK 1: kekerasan. - Identifikasi Perilaku kekerasan
- Mampu yang dilakukan
- Klien dapat
mengidentifikasi mengidenitifka - Identifikasi Bersama klien akibat
perilaku kekerasan si tanda-tanda perilaku kekerasan dan ajarkan cara
perilaku mengendalikan perilaku kekerasan
- Klien dapat
mengidentifikasi kekerasan dengan cara fisik pertama (Latihan
tanda-tanda perilaku - Mampu nafas dalam).
kekerasan menyebutkan

202
- Klien dapat perilaku
menyebutkan jenis kekerasan yang
perilaku kekrasan pernah
yang pernah dilakukannya
dilakukannya - Mampu
- Klien dapat menyebutkan
menyebutkan akibat akibat dari
dari perilaku perilaku
kekrasan yang kekerasan.
dilakukannya - Mampu
- Klien dapat menyebutkan
menyebutkan cara cara
mencegah atau mengendalikan
mengendalikannya perilaku
kekerasan
.

203
Rabu, 16 SP 2 Setelah 3x pertemuan, SP 2
Desember klien mampu :
2020 TUK 2 - Mampu - Bantu klien untuk menstimulasikan cara
Klien dapat mendemonstra tersebut atau dengan role play
mendemonstrasikan cara sikan cara - Beri reinforcement positif atas
mengontrol perilaku kekerasan mengontrol keberhasilan klien menstimulasikan cara
perilaku tersebut
kekerasan - Anjurkan klien untuk menggunakan
secara : Fisik: cara yang dipelajari saat jengkel atau
Tarik nafas marah.
dalam

204
2 Selasa, 15 Waham SP 1 Setelah 3 x interaksi,SP 1
Desember TUM : klien mampu: Untuk klien:
2020 Klien dapat berpikir sesuai 1. Menyebutkan hal-1. Dorong klien untuk mampu menyebutk
dengan realitas. hal yang realistis. an hal-hal yang realistis.
2. Menyebutkan 2. Diskusikan bersama klien kemampuan
TUK : kemampuan realistisrealistis yang dimiliki klien.
1. Membant u orientasi realitas yang dimiliki klien. 3. Diskusikan bersama klien tentang
pada klien. 3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
2. Mendisku sikan kebutuha n klien kebutuhan membuat pasien merasa kecemasan , rasa
yang tidak terpenuhi. psikologis/emosional takut dan marah.
3. Membantu klien memenuhi yang tidak terpenuhi 4. Ajarkan klien aktivitas-aktivitas sesuai
kebutuhannya. sehingga kemampuan yang dimilikinya .
4. Menganjurkan klienmemasuk an menimbulkan 5. Masukkan kegiatan berbicara
dalam jadwal kecemasan, rasa takut dalam konteks realitas oleh pasien.
dan marah.
4. Melakukan aktivitas
sesuai kemampuan
yang dimilikinya.
5. Memasukkan
kegiatan berbicara
dalam konteks
realitas oleh pasien

205
SP 2 Setelah 3x interaksi, 1. Evaluasi kegiatan harian klien
TUM : klien dapat: mengenai kegiatan berbicara dalam
Klien dapat berpikir sesuai dengan 1. Mengevaluasikonteks realitas dengan oranglain.
realitas. kegiatan harian klien 2. Dorong klien untuk memperlihat kan
mengenai kegiatan kemampuan yang dimiliki klien dalam
TUK : berbicara dalam memenuhi kebutuhann ya.
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian konteks realitas 3. Mendoromg klien mempraktekkan
klien. dengan oranglain. berbicara dalam konteks realistis dengan
2. Berdiskusi tentang kemampu an 2. Mendiskusikanoranglain
yang dimiliki. tentang kemampuan
3. Melatih kemampu an yang yang dimiliki oleh
dimiliki. Klien dalam
memenuhi kebutuhan
hariannya.

206
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA

Nama : Tn. A Ruang :...... .......................

Usia : ............……………… Instansi : …..……………...

No. Paraf
Hari/Ja Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagno Mahasiswa
m
sa

207
1. Bina hubungan saling percaya Subjektif :
2. Identifikasi penyebab marah - Klien mengatakan ia sedang kesal dan ingin memukul
3. Identfikasi Tanda dan gejala yang dirasakan oranglain.

4. Identifikasi Perilaku kekerasan yang dilakukan - Klien mengatakan ia kesal karena orang-orang yang
Selasa, 15
meremehkannya.
Desember 5. Identifikasi Bersama klien akibat perilaku
- Klien mengatakan saat marah ia ingin memukul orang.
2020 kekerasan dan ajarkan cara mengendalikan
- Klien mengatakan mengetahui tanda dan gejala kesal
Resiko perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama
yang ia alami
Perilaku (Latihan nafas dalam).
- Klien mengatakan mengetahui cara mengendalikan
Kekerasa perilaku kekerasan.
n

208
Objektif :
- Klien tampak kesal
- Klien mampu mengungkapkan perasaannya
- Klien mampu mengungkapkan alasan kekesalannya
- Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala kesal yang
ia alami.
- Klien tampak kooperatif
- Klien tampak mau mengikuti arahan perawat.
Analisa
- Intervensi teratasi sebagian
Perencanaan :
- Intervensi dilanjutkan

209
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. L (P) Tgl. Pengk. :
Umur : No. RM :
Alamat : Pendidikan :

Agama : Islam Pekerjaan : Pegawai Bank


Status : Sumber Data :
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS:
Klien mengatakan alasan dirinya masuk RS karena klien melempar piring dan barang
lainya dirumah, klien juga memukul kedua orangtuanya. Klien sudah pernah dibawa
ke RS sebanyak empat kali. Klien mengatkan minum obat tidak teratur.Klien
mengatakan sedang tidak baik-baik saja karena klien mengatkan dirinya sulit tidur
setiap malam klien mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa klien jelek dan
tidak berguna sehingga klien menjadi kesal.

b. Data pada saat dikaji


Klien mengatakan sedang tidak baik-baik saja karena klien mengatkan dirinya sulit
tidur setiap malam klien mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa klien jelek
dan tidak berguna sehingga klien menjadi kesal. Klien mengatakan alasan dirinya
masuk RS karena klien melempar piring dan barang lainya dirumah, klien juga
memukul kedua orangtuanya. Klien sudah pernah dibawa ke RS sebanyak empat kali.
Klien mengatkan minum obat tidak teratur tidak ada yang mengigat dirinya untuk
minum obat. Klien mengatkan tantennya memilki masalah sama dengannya. Selama
di RS mama klien selalu menjenguknya, klien juga mengatakan klien paling dekat
dengan ibunya bila ada masalah suka bicara dengan Mamanya. Klien memilki 3
sudara, klien anak yang pertama dan yang kedua perempuan yang ke-3 laki-laki dan
ke4 juga laki-laki tapi saya sendiri yang tidak bersekolah klien merasa sangat kesal.
Klien mengatkan dirinya yang paling jelek dan orang tuanya jahat, ayahnya sering

210
memukul klien dan sering mambuk. Klien mengatkan tidak pernah mengikuti kegiatan
apa-apa karena klien merasa malu. Adiknya sering ikut kegiatan remaja masjid
sedangkan klien tidak, klien mengatkan jarang beribadah karena baginya
menyusahkan saja padahl dulu klien dan keluarga sering sekali beribadah dirumah
semenjak ayah sering memukul dan ibu sering menangis klien jadi membenci ayahnya.
Klien sering medengar suara-suarah bahwa dirinya jelek dan tidak berguna dan
membuat klien sering berbicara sendiri lebih lagi dimalam hari, jika klien melamun
sering mendengar suara-suara itu. Klien mendengar suara-suara yeng menyuruh klien
cepat-cepak keluar dari sini. Klien ingin keluar dari RS karena merasa dirinya tidak
berguna. Klien mengatkan dirinya tidak sakit dan dirinya sehat, klien tidak tahu
mengapa dirinya dibawa kesini.
Masalah Keperawatan : Halusinasi dan Resiko Perlaku Kekerasan
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[V] Ya [] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [V] Tidak Berhasil
3. Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik V th V th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th V th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengatkan sering dipukul ayahnya dan klien
masuk rumah sakit karena klien melempar piring dan barang lainya dirumah, klien juga
memukul kedua orangtuanya
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Hubungan keluarga : ada anggota keluarga klien yang mengalami
masalah yang sama dengan klien yaitu tantenya

Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)
Klien mengatakan memebnci ayahnya semenjak ayahnya sering mabuk dan
sering memukul dirinya sehingga membuat ibunya sering memangis. Hali ibu
membuat klien sering mendengar suara-suara bahwa dirinya jelek dan tidak

211
berguna dan membuat klien sering berbicara sendiri lebih lagi dimalam hari, jika
klien melamun sering mendengar suara-suara itu.
Masalah keperawatan : Halusinasi

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien mengatakan tidirnya tidak sakit

3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN


MASALAH
Klien mengatakan dirinya sehat dan baik-baik saja.

V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol


[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri

[V] Lainnya [V] Lainnya


Jelaskan : klien megatakan sering medengar suara-suara bahwa dirinya
jelek dan tidak berguna dan membuat klien sering berbicara sendiri lebih lagi dimalam
hari, jika klien melamun sering mendengar suara-suara itu

Masalah keperawatan : Halusinasi

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital TD: N: x/ menit S: P: 20x/menit
2. Ukur TB: BB: [ ] Naik [ ] Turun
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

212
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)

: laki-laki

: perempuan

: Klien

Penjelasan Gambar Genogram : Klien memiliki ayah dan ibu, klien anak pertama,
anak kedua perempuan, anak ketiga laki-laki, dan anak keempat laki-laki.

Masalah Keperawatan : Halusinasi

2. SISTEM KOMUNIKASI

3. POLA ASUH KELUARGA

Klien mengatakan memebnci ayahnya semenjak ayahnya sering mabuk dan sering
memukul dirinya sehingga membuat ibunya sering memangis.

4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IX. PSIKOSOSIAL

1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : klien mengatakan malu dan jelek
b. Identitas : klien belum menikah
c. Peran diri : klien mentakan dirinya seorang anak dan klien mengatkan
dirinya kakak dari empat bersaudara
d. Ideal diri : klien mengtakan dirnya jelek
e. Harga diri :-
Masalah keperawatan :

2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan sangat sayang dengan keluarga
dulu, orang terdekat klien dalah mamanya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:

213
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Masalah keperawatan :

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


Klien mengatkan hanya dirnya yang tidak bersekolah

4. GAYA HIDUP
Tidak dikaji

5. BUDAYA
Tidak terkaji
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatkan jarang beribadah karena baginya menyusahkan saja padahl
dulu klien dan keluarga sering sekali beribadah dirumah
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan dulu sering beribadah
Masalah keperawatan :

X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [√] Inkoheren
[ ] Apatis [ V] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan

Jelaskan : Klien berbicara dengan lirih dan lambat


Masalah keperawatan :

3. Aktivitas motorik
[√] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi

214
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif

Jelaskan : Klien mengatakan sedih, Klien tampak lesu dan sering


menunduk
Masalah keperawatan :

4. Alam perasaan
[ √ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan

Jelaskan : klien mengatakan tidak tahu dan Sedih


Masalah keperawatan :

5. Afek
[ √] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka
tidak berubah
Masalah keperawatan :

6. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung
[√] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga

Jelaskan : Klien jarang melakukan kontak mata saat berbincang-


bincang

Masalah keperawatan :

7. Persepsi
Halusinasi

[V] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan


[ ] Pengecapan [ ] Penghidup

Jelaskan : Klien sering medengar suara-suarah bahwa dirinya jelek dan


tidak berguna dan membuat klien sering berbicara sendiri lebih lagi dimalam hari, jika
klien melamun sering mendengar suara-suara itu
Masalah keperawatan :

8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi

215
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [V] Perseverasi

Jelaskan : Klien tampak mengatakan berulang-ulang jawaban dari


pertanyaan perawat
Masalah keperawatan : Halusinasi

9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

10. Tingkat kesadaran


[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [V] Disorientasi org

Jelaskan : Klien kadang mengigat siapa yang membawanya ke RS


kadang tidak.
Masalah keperawatan :

11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [V] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi

Jelaskan : Klien kadang mengigat siapa yang membawanya ke RS


kadang tidak.

Masalah keperawatan :

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

216
13. Kemampuan penilaian
[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri
[ √] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal diluar
diderita dirinya

Jelaskan : Klien mengatakan merasa sehat


Masalah keperawatan :

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [ ] Ya [ ] Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [V] Tidak
Pakaian [V] Ya [ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ] Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak

Jelaskan : tenampilan klien tampak rapi namun klien tidak


menyikat giginya.
Masalah keperawatan :

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri
a. Makan [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
b. BAB/BAK [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
c. Mandi [√] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Berpakaian [ √] Bantuan minimal[ ] Bantuan total

Jelaskan : klien berpakian rapi namu tidak mengosok gigi


Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak

Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak


Frekuensi makan sehari ... x sehari

217
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun

Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[V] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :

Tidur siang, lama : s/d


Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d _
Jelaskan : klien mengatkan dirinya sulit tidur setiap malam
klien mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa klien jelek dan tidak berguna
sehingga klien menjadi kesal
Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
c. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :

Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :

218
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan : , klien mengatakan menyayangi keluarga,

Masalah keperawatan :

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


[V] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung

[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik


[ ] Koping [ ] Obat-obatan

[ ] Lainnya:

Jelaskan : Klien mengatakan merasa sehat


Masalah keperawatan :

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Halusinasi dan Resiko Perilaku Kekerasan
Terapi Medik :

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

XV. ANALISA DATA


No Data Masalah Keperawatan

DS :
1 Gangguan presepsi
- Klien mengatakan sedih dan tidak
tahu sensori:
- klien mengatkan dirinya sulit tidur setiap
malam klien mendengar suara-suara Halusinasi
yang mengatakan bahwa klien jelek dan
tidak berguna sehingga klien menjadi
kesal

219
DO:
- Klien tampak berbicara dengan monoton
dan raut muka tidak berubah
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung

2 DS: Resiko Perilaku

- klien melempar piring dan barang lainya Kekerasan


dirumah
- klien juga memukul kedua orangtuanya.
- Klien mengatakan membeci ayahnya
- Klien sering dipukul ayahnya

DO:
- klien merasa kesal karena sering di
pukul ayahnya

XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
2. Resiko Perilaku Kekerasan

220
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Namal Klien : Tn. A Ruang : ..............................


Usia : ………………………… No RM : ……………………

Rencana Tindakan Keperawatan


No. Hari/Tang Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
gal

221
1 Rabu, 16 Gangguan Persepsi Sensori: TUM: Setelah 3x SP-1
Desember Halusinasi Klien dapat mengontrol halusinasi pertemuan, klien Untuk Klien:
2020 yang dialaminya dan menghardik mampu : a. Mengidentifikasi jenis halusinasi
halusinasi a. Mengenali b. Mengidentifikasi isi halusinasi
halusinasi yang c. Mengidentifikasi waktu halusinasi.
TUK 1 : dialaminya d. Mengidentifikasi frekuensi
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi b. Mengontrol halusinasi
b. Mengidentifikasi isi halusinasi halusinasi (dengan e. Mengidentifikasi situasi yang
c. Mengidentifikasi waktu bercakapcakap menimbulkan halusinasi
halusinasi. dengan orang laindan f. Mengidentifikasi respons klien
d. Mengidentifikasi frekuensi melakukan kegiatan
terhadap halusinasi
halusinasi yang biasa dilakukan g. Mengajarkan klien melawan
klien) halusinasinya

222
h. Menganjurkan klien memasukkan
cara melawan halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian
Untuk Keluarga:
- Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala halusinasi yang dialami klien
beserta proses terjadinya. - Menjelaskan
caracara merawat klien halusinas

223
TUK 2 : SP-2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan Untuk Klien:
harian klien a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
b. Melatih klien mengendalikan klien
halusinasi dengan cara bercakap- b. Melatih klien mengendalikan
cakap dengan orang lain. halusinasi dengan cara bercakap-cakap
c. Menganjurkan klien memasukkan dengan orang lain.
dalam jadwal kegiatan harian c. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
Untuk Keluarga:
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien halusinasi

224
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien halusinasi

225
2 Rabu, 16 Resiko Perilaku Kekerasan SP 1 Setelah 3x pertemuan, SP 1
Desenber TUM: klien mampu : - Bina hubungan saling percaya
2020 Klien dapat melanjutkan peran - Mampu - Identifikasi penyebab marah
sesuai dengan tanggung jawab. mengidentifika - Identfikasi Tanda dan gejala yang
si perilaku dirasakan
TUK 1: kekerasan. - Identifikasi Perilaku kekerasan
- Klien dapat - Mampu yang dilakukan

mengidentifikasi mengidenitifka - Identifikasi Bersama klien akibat


perilaku kekerasan si tanda-tanda perilaku kekerasan dan ajarkan cara
perilaku mengendalikan perilaku kekerasan
- Klien dapat
mengidentifikasi kekerasan dengan cara fisik pertama (Latihan
tanda-tanda perilaku - Mampu nafas dalam).
kekerasan menyebutkan
perilaku
- Klien dapat
kekerasan yang
menyebutkan jenis
perilaku kekrasan pernah

yang pernah dilakukannya

dilakukannya - Mampu
menyebutkan
- Klien dapat
akibat dari
menyebutkan akibat
perilaku
dari perilaku
kekerasan.
kekrasan yang
- Mampu

226
dilakukannya menyebutkan
- Klien dapat cara

menyebutkan cara mengendalikan


mencegah atau perilaku
mengendalikannya kekerasan

227
Kamis, 17 SP 2 Setelah 3x pertemuan, SP 2
Desember klien mampu :
2020 TUK 2 - Mampu - Bantu klien untuk menstimulasikan cara
Klien dapat mendemonstra tersebut atau dengan role play
mendemonstrasikan cara sikan cara - Beri reinforcement positif atas
mengontrol perilaku kekerasan mengontrol keberhasilan klien menstimulasikan cara
perilaku tersebut
kekerasan - Anjurkan klien untuk menggunakan
secara : Fisik: cara yang dipelajari saat jengkel atau
Tarik nafas marah.
dalam

228
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA

Nama : Nn. L Ruang :...... .......................

Usia : ............……………… Instansi : …..……………...

No. Paraf
Hari/Ja Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagno Mahasiswa
m
sa

229
SP-1 Subjektif :
Untuk Klien: - Klien mengatkan mendengar suara-suara bisikan yang
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi menjelek-jelekannya

b. Mengidentifikasi isi halusinasi - Klien dapat menjelaskan tentang halusinasinya


Rabu, 16
Objektif :
Desember c. Mengidentifikasi waktu halusinasi.
- Klien tampak kesal
2020 d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
- Klien mampu mengungkapkan perasaannya
Gangguan e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan - Klien mampu mengungkapkan alasan kekesalannya
presopsi halusinasi - Klien kooperatif
sensori: f. Mengidentifikasi respons klien terhadap - Klien sering menunduk
Halusinas halusinasi Analisa
i g. Mengajarkan klien melawan halusinasinya - Intervensi teratasi sebagian

230
h. Menganjurkan klien memasukkan cara melawan Perencanaan :
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian - Intervensi dilanjutkan

231
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. J (L/P) Tgl. Pengk. :-
Umur : 31 Tahun No. RM :-
Alamat : Pendidikan :
Agama : Pekerjaan :
Status : Sumber Data :
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS
Klien di bawa oleh Orangtuanya ke Rumah Sakit Jiwa karena ia tidak mau keluar kamar dan
suka menyendiri serta tidak mau bertemu orang lain

b. Data pada saat dikaji


Klien mengatakan bahwa sebelumnya klien pernah masuk rumah sakit, klien mengatakan
saat itu ia di bawa ke Rumah sakit karena suka menyendiri dan tidak mau bertemu orang
lain, sehingga keluarga membawanya ke RS klien juga mengatakan bahwa ia tidak mau
mandi dan tidak mau makan dan tidak mau menyikat gigi. Klien mengatakan ia hanya ingin
menyendiri.
Masalah Keperawatan :
Defisit Keperawatan Diri
Isolasi Sosial

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[√ ] Ya [ ] Tidak
Klien mengatakan pernah mengalami Gangguan
Jiwa di masa lalu
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [√] Tidak Berhasil
Klien mengatakan pengobatan sebelumnya tidak berhasil karena tidak ada yang
mengingatkannya untuk meminum obat

3. Pelaku Korban Saksi


Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual 232 th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 :
Masalah keperawatan :
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? [
] Ya [√] Tidak
Hubungan keluarga : -
Gejala : -
Riwayat pengobatan/perawatan : -
Masalah keperawatan :

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)

Klien mengatakan orangtuanya terlalu mengekangnya, sehingga klien selalu


menyendiri di dalam kamar dan menyebabkan klien tidak memiliki teman.klien
mengatakan bahwa ia juga sering ketakutan di rumh dan ia mengatakan bahwa
ayahnya suka memukul ibunya dan pernah memukul klien juga waktu kecil

Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien mengatakan sedih dan menganggap ibunya jahat karena memasukkannya di RSJ,
klien juga mengatakan bahwa ia tidak mau mandi dan tidak mau makan serta tidak mau
menyikat gigi dan hanya ingin menyendiri
2. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan ingin segera pulang, klien juga
mengatakan bahwa ia berharap orang lain juga bisa menerima klien

V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif

[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alcohol


[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya

Jelaskan :
233
Masalah keperawatan :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital TD: N: S: P:

2. Ukur TB: BB: [ ] Naik [ ] Turun

3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak


Jelaskan :
Masalah keperawatan :

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)

= laki-laki

= Perempuan

= klien

Penjelasan Gambar Genogram : klien tinggal bersama dengan ayah dan ibunya, klien
adalah anak tunggal dan belum nikah

Masalah Keperawatan :

2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien dapat berkomunikasi dengan baik

3. POLA ASUH KELUARGA

4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IX. PSIKOSOSIAL

1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan tidak suka badannya gemuk dan tidak suka rambutnya

b. Identitas :-

c. Peran diri :-

234
d. Ideal diri :-

e. Harga diri :-

Masalah keperawatan :

2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti :
Orang yang paling berarti menurut klien adalah ibunya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:


klien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat sekitarnya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Hambatan klien dalam berhubungan dengan orang lain adalah karena ia dikekang
oleh orangtuanya untuk keluar rumah

Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


Klien tidak bekerja dan tidak sekolah

4. GAYA HIDUP
Tidak terkaji

5. BUDAYA
Tidak terkaji
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan

b. Kegiatan ibadah

Masalah keperawatan :

235
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan

[ √] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian


tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan : klien menggunakan pakaian berlapis lapis dan
rambutnya terlihat acak acakan
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan

[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren


[ ] Apatis [√ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : klien dapat berbicara dengan baik namun masih
agak lambat

Masalah keperawatan :

3. Aktivitas motorik

[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi


[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

4. Alam perasaan

[√ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa


[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

5. Afek
[√ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

6. Interaksi selama wawancara

[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung


[ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga

236
Jelaskan : klien berbicara dengan kooperatif
Masalah keperawatan :

237
7. Persepsi
Halusinasi

[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan


[ ] Pengecapan [ ] Penghidup

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

8. Proses pikir

[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi


[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

9. Isi pikir

[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria


[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

10. Tingkat kesadaran

[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor


[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

11. Memori

[ √] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka


panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

238
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

13. Kemampuan penilaian


[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna

Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri

[ ] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal


Diderita diluar dirinya

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [ √ ] Ya [ ]
Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ]
Tidak Tempat tinggal [ ] Ya [ ]
Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri

a. Makan [ ] Bantuan [ ] Bantuan


minimal total
b. BAB/BAK [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total
c. Mandi [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total
Berpakaian [ ] Bantuan minimal[ ] Bantuan total

239
Jelaskan : klien bisa melakukan semua aktiviats tanpa di bantu
orang lain

240
Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun

Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ]
Sonambulisme [ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :

Tidur siang, lama : s/d


Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d _
Jelaskan :

Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
a. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

5. Aktivitas di luar rumah


a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [√ ]
Tidak b.Aktivitas lain diluar rumah[ ] Ya [ √]
Tidak
241
Jelaskan : klien tidak pernah beraktivias diluar
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung

242
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

[ ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung


[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ √] Obat-obatan

[ ] Lainnya:
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik :
Terapi Medik :

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Defisit perawatan Diri
2. Isolasi Sosial

243
XV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
1 DS :
- Klien mengatakan tidak mau mandi
- Klien mengatakan tidak mau sikat gigi
- Klien mengatakan sengaja menggunakan baju
berlapis lapis karena badannya gemuk
- Klien tidak mau makan

DO :
- Klien terlihat kurang besih
- Rambut klien terlihat acak acakan
- Klien menggunakan baju berlapis lapis
2 DS : Isolasi Sosial
- Klien mengatakan bahwa ia suka menyendiri
- Klien mengatakan tidak mau keluar kamar
- Klien mengatakan bahwa ia tidak mau makan
- Klien mengatakan ia selalu dikekang orangtunya
keluar sehingga ia tidak mempunyai teman
DO :
- Klien terlihat sedih

XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit Perawatan Diri
2. Isolasi Sosial

244
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Namal Klien : Ny. J Ruang : ...............................

Usia : 31 tahun No RM : ……………………

Rencana Tindakan Keperawatan


No. Hari/Tang Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
gal

245
1 Kamis, 17 Defisit Perawatan Diri TUM: Setelah 3x SP 1
Desember Klien dapat melakukan perawatanpertemuan klien Untuk klien:
2020 diri secara mandiri mampu: - Mengkaji kemampuan klien
- Mengetahuimelakukan perawatan diri meliputi
TUK 1: kemampuan dalam mandi atau kebersihan diri, berpakaian,
- Dapat mengetahui kemampuanmelakukan berhias, makan serta BAB BAK secara
klien dalam melakukan perawatanperawatan diri mandiri
diri meliputi mandi atau kebersihanmeliputi mandi, - Melatih klien untuk melakukan mandi,
diri, berpakaian atau berhias,berpakaian, berhias,berpakaian, berhias, makan, serta
makan, serta BAB atau BAK secaramakan, BAB, BAK BAB/BAK secara bertahap
mandiri - Melakukan mandi- Menganjurkan klien memasukkan
atau kebersihandalam jadwal kegiatan harian
secara mandiri
- Berpakaian danUntuk keluarga:
berhias secara - Diskusi tentang fasilitas kesehatan diri

mandiri yang dibutuhkan oleh klien untuk


Makan secara menjaga perawatan diri
mandiri - BAB dan
BAK secara mandiri
- Melakukan
kegiatan sesuai
jadwal harian

246
Jumat, 18 TUK 2: SP 2
Desember - Melatih cara melakukan mandi Untuk klien:
2020 atau kebersihan diri secara mandiri - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
- Memberikan latihan cara melakukan
mandi atau kebersihan diri secara
mandiri
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

Untuk keluarga:
- Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam
merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri
(sesuai jadwal yang telah disepakati)
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien yang mengalami defisit
perawatan diri

247
2 Kamis, 17 Isolasi Sosial TUM : Setelah 3 xSP 1 Untuk klien:
Klien dapat terlibat dalam kegiatanpertemuan, klien - Mengidentifikasi penyebab isolasi
Desember
sosial mampu : sosial
2020 - Berinteraksi - Berdiskusi dengan klien tentang
TUK 1 : dengan orang lain keuntungan berinteraksi di lingkungan
- Mengetahui penyebab isolasi sosial - sosial
Berdiskusi dengan klien tentang - Mengetahui- Berdiskusi dengan klien tentang
keuntungan kerugian tidak berinteraksi di lingkungan
keuntungan berinteraksi dengan orangberinteraksi di sosial
lain - Berdiskusi dengan klien tentanglingkungan sosial - Menganjurkan klien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang dengan
kerugian tidak berinteraksi dengan
- Mengetahui orang lain dalam kegiatan harian
orang lain
kerugian tidak
Untuk keluarga:
berinteaksi di - Mendiskusikan masalah yang
lingkungan sosial dirasakan keluarga dalam merawat klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala isolasi sosial beserta proses
terjadinya
- Menjelaskan cara
-cara merawat klien isolasi social

248
TUK 2: SP 2 Untuk Klien
Klien mampu berkenalan dengan - Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi
satu orang social klien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktikkan cara berkenalan dengan
satu orang dan berikan pujian
- Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian

Untuk Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan isolasi sosial

249
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA

Nama : Ny. J Ruang :...... .......................

Usia : 30 tahun Instansi : …..……………...

No. Paraf
Hari/Ja Implementasi Tindakan Keperawatan Evalu
m Diagno asi Mahasiswa
sa
SP 1
Subjektif :
Kamis, Untuk klien:
17 - Klien mengatakan tidak mau mandi
- Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan
Desember - Klien mengatakan tidak mau sikat gigi
2020 diri meliputi mandi atau kebersihan diri, berpakaian,
- Klien mengatakan sengaja menggunakan baju berlapis
berhias, makan serta BAB BAK secara mandiri lapis karena badannya gemuk
I
- Melatih klien untuk melakukan mandi, berpakaian, - Klien tidak mau makan

berhias, makan, serta BAB/BAK secara bertahap Objektif :


- Klien terlihat kurang besih
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
- Rambut klien terlihat acak acakan
kegiatan harian - Klien menggunakan baju berlapis lapis

Analisa:
- klien dapat membina hubungan saling percaya
- intervensi sebagian

Perencanaan :
- intervensi dilanjutkan
250
D. ANALISA PROSES INTERAKSI

ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Inisial Klien : Tn. A

Usia : - tahun

Interaksi ke- : 1 ( Fase Perkenalan)

LIngkungan : Diruangan Rumah Sakit, klien duduk berhadapan dengan perawat dan
suasana disekitar nyaman dan tenang.
Deskripsi : Penampilan cukup rapi namun memilki jenggot dan kumis yang Panjang,
klien duduk sendiri dan berhadapan dengan perawat, eksprsi klien datar.
Tujuan Interaksi : klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka
permasalahannya

Waktu Interaksi : 12 Desember 2020 pada jam 08.00-08.30

251
ANALISA PROSES INTERAKSI

Komunikasi Verbal Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat pada Rasion


Nonverbal pada klien al
perawat (P) (K)
P: Assalamualaikum, P: Memandang K dan P : ingin membuka K: K masih ragu terhadap Salam merupakan
Selamat pagi Bapak tersenyum percakapan dengan klien dan orang baru yang masuk kalimat permbuka
perkenalkan Pak Nama berhadap dengan sapaan kelingkungannya untuk memulai suatu
K: Duduk sendiri,
saya perawat Putri. memandang P, ekspresi sederhana P bias diterima percakapan sehingga
nama bapak siapa dan datar, oleh K. K: Ragur terhadap orang dapat terjalin rasa
senangnya dipanggil baru. percaya
siapa? P : P merasan senang ada
tanggapan atas salam
K: iya, Tn. A walaupun belum
diekspresian secara tulus.

P : Saya perawat yang P: memandang K dengan P: P merasa bahwa K harus K: masih memberikan Memperkenalkan diri
akan bertugas pada pagi Tersenyum diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan

252
hari ini mulai pukul 8 K: menjawab singkat, suara tentnag kedatangan P ragu rasa rasa percaya klien
pagi sampai dengan pelan, kontak mata kurang terhadap
pukul 2 siang nama perawat
bapak siapa dan
senangnya dipanggil
siapa?

K: Tn. A
P : senangnya dipanggil P : memandang K P; P ingin menjalin K: mulai tertarik dengan Naman panggilan
siapa pak? K: melihat kea rah P dan kedekatan dengan K perkenalan dengan P merupakan nama

K: Alex menjawab singkat lalu P: senang walaupun akrab klien sehingga


menunduk lagi jawaban singkat menciptakan rasa
sengan akan adanya
perngakuan atasa

Namanya
P: hari ini kita P: memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menanykan perasaan
berbincang-bincang menanykan perasaan yang kedekatan dengan K menjawab merupakan salah satu
mengenai perasaan yang dirasakan K P : P ingin mengetahui menjalin hubungan
Bapak Alex rasakan P: K tamapk sedih perasaan K agar mengetaui
tujuannya agar saya keadaan klien
dapat membantu
mengatasi masalah yang
yang Bapak Alex

253
rasakan ya bagaimana
kalau kita berbincang-
bincang nya selama 30
menit dan bagaimana
kalau berbincang-
bincang nya disini saja

K: Iya
P : apa yang terjadi di P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
rumah sehingga Bapak menanykan penyebab yang kedekatan dengan K menjawab peybeba dari K
Alex dibawa kemari? dirasakan K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih dibawa ke RS
K: saya mengurung diri P: K tamapk sedih penybeba K dibawa ke RS
di kamar dan menangis
lalu saya dibawa kemari
P : lalu apa yang P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
dilakukan keluarga menanykan apa yang kedekatan dengan K menjawab tindakan yang sudah
untuk mengatasi tindakan yang telah P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih diberikan keluaraga
masalah Bapak Alex? diberikan keluarga K tindakan keluarga K
K: tidak ada P: K tamapk sedih
P: Apakah sebelumnya P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menayakan riwayat
Bapak Alex pernah menanykan riwayat kedekatan dengan K menjawab penyakit klien agar
dibawa ke sini untuk penyakit K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih dan mengetahui apakan

berobat atau Bapak Alex P: K tamapk sedih riwayat penyakit K murung klien pernah sakit

254
pernah dirawat ? atau tidak
K: tidak pernah saya
tidak sakit Saya hanya
saja saja sedang saya
kecelakaan dan
meninggal Padahal kami
akan menikah 1 bulan
lagi
P : apa yang sudah Bapak P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk menggali
lakukan saat calon istri menanykan tindakan yang kedekatan dengan K menjawab perasaan klien
bapak meninggal? pernah dilakukan K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih,
K : Saya minum racun P: K tamapk sedih dan tindakan yang pernah murung, dan berputus asa
Saya ingin pergi jauh berputus asa dilakukan K
suster tolong jaga kedua
adik saya dan ibu saya
dan Adik tinggal dalam

satu rumah

P: Apakah ada anggota P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
keluarga yang sama yang menanykan riwayat kedekatan dengan K menjawab riwayat penyakit
pernah dibawa penyakit keluarga P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih, keluarga
kemari P: K tamapk sedih riwayat penyakit keluarga murung, dan berputus asa

255
K : tidak ada

P: Bapak Alex pernah P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
bekerja? menanykan kegiatan yang kedekatan dengan K menjawab kegiatan yang pernah

K: pernah saya adalah pernah dilakukan K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih, dilakukan K
pegawai bank adik saya P: K tamapk sedih, dan kegiatan yang pernah murung, dan berputus asa
berusia 18 tahun dan 15 lancer menjawab pertanyaan dilakukan K K: K sangat saying dengan
tahun semenjak saya ibu dan adik- adiknya
kehilangan calon istri
saya saya tidak bekerja
lagi ketika tidak bekerja
lagi sedih karena tidak
bisa membantu ibu dan
tidak menjadi seperti
harapan Ibu bahwa saya
adalah pengganti Ayah
yang sudah meninggal
saya sangat sayang
dengan keluarga kami
dahulu sering rekreasi
sering salat berjamaah
Semenjak Ayah

meninggalkan saya

256
sibuk dengan pekerjaan

P: Apa saja kegiatan P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
yang dilakukan Pak menanykan kegiatan yang kedekatan dengan K menjawab kegiatan yang pernah
Alex selama di rumah ? pernah dilakukan K P : P ingin mengetahui dilakukan K
K: saya sering olahraga k: K lancer menjawab kegiatan yang pernah
rutin Saya menjukai ke pertanyaan dilakukan K
seluruh tubuh saya
karena itu saya sangat
sehat suster
K: bisa minta tolong K: tampak sedih, berputus P: P ingin menjalni K: tampak sedih, berputus Untuk membatu
untuk menjaga adik adik asa dan ingin mengakhiri kedekatan dengan K asa dan ingin mengakhiri mengtasi masalah
dan ibu saya Saya ingin hidupnya hidupnya klien
pergi jauh P: Memandang K dan
P: tidak akan kemana- mengehtikan keinginan K
mana Pak Alex akan
tetap disini bersama saya
nah sebentar lagi sudah
masuk jam makan siang
belum mencukur jenggot
ataupun kumis Pak Lek
Apakah Pak
Alex ingin mencukur

257
jenggot terlebih dahulu
atau mau makan dulu
P : bagaimana perasaan P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K lancer menjawab Untuk mengetahui
Alex setelah kita menanykan perasaan K kedekatan dengan K pertanyaan dan tampak perasaan klien
berbincang-bincang k: K lancer menjawab P : P ingin mengetahui senang

K: senang pertanyaan dan tampak perasaan K


senang
P : bisa tidak Bapak P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K lancer menjawab Untuk mengetahui
Ulangi Apa tujuan saya menanykan tujuan hari ini kedekatan dengan K pertanyaan dan tampak sejauh mana
berbincang-bincang k: K lancer menjawab P : P ingin mengetahui senang pemahman klien
dengan bapak? pertanyaan dan tampak apakah K tau tujuan
K: membantu saya senang pertemuan kali ini
P : Bagaimana kalau P : Memandang K dan P: malakukan kotrak waktu K lancer menjawab Untuk membatu
kegiatan berbincang- merancanakan tindak lanjut selajutnya pertanyaan dan tampak mengatasi masalah K
bincang hari ini kita K: tampak senang senang
masukkan ke jadwal
kegiatan harian
Bagaimana kalau besok
kita berbincang-bincang
kembali
K : Iya

258
Keterangan Tabel :

P : Perawat K : Klien

Kesan : Setelah berinteraksi dengan Klien, klien yang awalnya sedih


menjadi senang, klien memahami dan mengerti dari tujuan yang
dilakukan, kliesn kooperatif,

ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Inisial Klien : Ny. W


Usia : 30 tahun
Interaksi ke- : 1 ( Fase Perkenalan)
LIngkungan : Diruangan Rumah Sakit, klien duduk berhadapan dengan perawat dan
suasana disekitar nyaman dan tenang.
Deskripsi : Penampilan cukup rapi namun klien belum mandi, klien duduk sendiri dan
berhadapan dengan perawat, eksprsi klien datar.
Tujuan Interaksi : klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka
permasalahannya

Waktu Interaksi : 14 Desember 2020 pada jam 08.00-08.30

259
ANALISA PROSES INTERAKSI

Komunikasi Verbal Komunikasi Analisa berpusat Analisa berpusat pada Rasion


Nonverbal pada klien al
perawat (P) (K)
P: Assalamualaikum Bu P: Memandang K dan P : ingin membuka K: K masih ragu terhadap Salam merupakan
selamat pagi tersenyum percakapan dengan klien orang baru yang masuk
kalimat permbuka
Perkenalkan saya dan berhadap dengan kelingkungannya
K: Duduk sendiri, untuk memulai suatu
perawat Putri senangnya sapaan sederhana P bias
memandang P, ekspresi percakapan sehingga
dipanggil dengan Putri. datar, diterima oleh K. K: Ragur terhadap orang dapat terjalin rasa
nama ibu siapa dan baru. percaya
senangnya dipanggil P : P merasan senang ada
siapa? tanggapan atas salam
walaupun belum
K: iya, Ny. W diekspresian secara tulus.

P : Saya perawat yang P: memandang K dengan P: P merasa bahwa K harus K: masih memberikan Memperkenalkan diri

akan bertugas pada pagi tersenyum diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan

260
hari ini mulai pukul 8 K: K berbicara dengan lirih tentang kedatangan P ragu rasa rasa percaya klien
pagi sampai dengan dan lambat, kontak mata terhadap
pukul 2 siang nama kurang, sering menunduk perawat
bapak siapa dan
senangnya dipanggil
siapa?
K: Ny. W
P : senangnya dipanggil P : memandang K dengan P; P ingin menjalin K: mulai tertarik dengan Nama panggilan
siapa bu? tersenyum kedekatan dengan K perkenalan dengan P merupakan nama
K: Wanda P: senang walaupun akrab klien sehingga
K: melihat kearah P dan
jawaban singkat menciptakan rasa
menjawab singkat lalu
sengan akan adanya
menunduk lagi
perngakuan atasa

Namanya
P: Bagaimana perasaan P: memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menanykan perasaan
ibu anda hari ini? menanykan perasaan yang kedekatan dengan K menjawab merupakan salah satu

K: Nggak baik, saya dirasakan K P : P ingin mengetahui K: sering menunduk, menjalin hubungan

hanya di dalam kamar P: K tamapk murung, perasaan K kontak mata kurang, K agar mengetaui

saja hari ini saya belum tampak sedih, tampak lesu. berbicara dengan lirih dan keadaan klien
mandi lambat

261
P : Bagaimana kalau hari P: Memandang K P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
ini kita berbincang- menejlaskan topik dan tujuan kedekatan dengan K menjawab keadaan dan perasaan
bincang mengenai dari peretmuan hari ini P : P ingin mengetahui K: K tampaksedih, klien berguna untuk
perasaan yang dirasakan P: K menjawab singkat, perasaan yang dialami K murung, tampak lesu, mengatasi masalah
oleh ibu Wanda berbicara dengan lirih dan sering menunduk, dan klien
tujuannya agar saya lambat, K tampak murung berbicara dengan lirih dan
dapat membantu ibu lamabt
wanda dalam mengatasi
permasalahan yang
dihadapi.
K; Iya, sus

P : Bagaimana kalau P: Memandang K dan P: Memandang K dan K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
berbincang-bincang melaukan kontrak waktu melaukan kontrak waktu menjawab apakah klien
selama 30 menit. apa ibu peretmuan hari ini peretmuan hari ini : K tampak sedih, murung, mengiginkan
Wanda setuju? P: K tamapk sedih, K tampak lesu, sering pertmeuan hari ini.

Bagaimana kalau menjawab singkat, berbicara menunduk, dan berbicara

berbincang-bincangnya dengan lirih dan lambat, K dengan lirih dan lamabt

di sini tampak murung


K: iya

262
Keterangan Tabel :

P : Perawat K : Klien

Kesan : Setelah berinteraksi dengan Klien, klien yang awalnya sedih menjadi senang, klien memahami dan
mengerti dari tujuan yang dilakukan, kliesn kooperatif.

263
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Inisial Klien : Nn.L

Usia : - tahun
Interaksi ke- : 1 ( Fase Perkenalan) bagian Orientasi
LIngkungan : Diruangan Rumah Sakit, klien duduk bersebelah dengan perawat dan
suasana disekitar nyaman dan tenang.
Deskripsi : Penampilan cukup rapi namun klien sudah mandi namun belum gosok
gigi, klien duduk bersebelahan dengan perawat, eksprsi klien datar.
Tujuan Interaksi : klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka
permasalahannya

Waktu Interaksi : 16 Desember 2020 pada jam 08.00-08.30

264
ANALISA PROSES INTERAKSI

Analisa berpusat Analisa berpusat pada


Komunikasi Verbal Komunikasi Rasion
pada klien
Nonverbal al
perawat (P) (K)
P: Assalamualaikum Bu P: Memandang K dan P : ingin membuka K: K masih ragu terhadap Salam merupakan
selamat pagi tersenyum percakapan dengan klien orang baru yang masuk
Perkenalkan saya dan berhadap dengan sapaan kelingkungannya kalimat permbuka
K: Duduk sendiri
perawat Putri senangnya untuk memulai suatu
memandang P, ekspres sederhana P bias diterima
dipanggil dengan Putri. oleh K. percakapan sehingga
datar, K: Ragur terhadap oran
nama ibu siapa dan dapat terjalin rasa
baru.
senangnya dipanggil percaya
P : P merasan senang ada
siapa? tanggapan atas salam
walaupun belum
K: iya, Nn. L diekspresian secara tulus.

P : Saya perawat yang P: memandang K dengan P: P merasa bahwa K harus K: masih memberikan Memperkenalkan diri

akan bertugas pada pagi Tersenyum diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan

265
hari ini mulai pukul 8 K: K berbicara dengan lirih tentang kedatangan P ragu rasa rasa percaya klien
pagi sampai dengan dan lambat, kontak mata terhadap
pukul 2 siang nama kurang, sering menunduk perawat
bapak siapa dan
senangnya dipanggil
siapa?
K: Nn. L
P : senangnya dipanggil P : memandang K dengan P; P ingin menjalin K: mulai tertarik dengan Nama panggilan
siapa bu? tersenyum kedekatan dengan K perkenalan dengan P merupakan nama
K: Lala P: senang walaupun akrab klien sehingga
K: melihat kearah P dan
jawaban singkat menciptakan rasa
menjawab singkat lalu
sengan akan adanya
menunduk lagi
perngakuan atasa

Namanya

266
P: Bagaimana perasaan P: memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menanykan perasaan
ibu anda hari ini? menanykan perasaan yang kedekatan dengan K menjawab merupakan salah satu

K: saya tidak baik-baik dirasakan K P : P ingin mengetahui K: sering menunduk menjalin hubungan

saja karena saya tidak P: K tamapk murung, tampak perasaan K kontak mata kurang, K agar mengetaui

bias tidur setiap malam, sedih, tampak lesu, tampak berbicara dengan lirih dan keadaan klien
saya sering mendengar kesal dan mengantuk. lambat dan K
suara-suara yang berhalusinasi.
mengatakan bahwa saya

jelek dan tidak berguna

267
P : Bagaimana kalau hari P: Memandang K P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
ini kita berbincang- menejlaskan topik dan tujuan kedekatan dengan K menjawab keadaan dan perasaan
bincang mengenai dari peretmuan hari ini P : P ingin mengetahui K: K sedih klien berguna untuk
tampak
perasaan yang dirasakan P: K menjawab singkat, perasaan yang dialami K murung, tampak lesu mengatasi masalah
oleh ibu Wanda berbicara dengan lirih dan sering menunduk, dan klien
tujuannya agar saya lambat, K tampak murung berbicara dengan lirih dan
dapat membantu ibu lamabt
wanda dalam mengatasi
permasalahan yang
dihadapi.
K; Iya, sus

P : Bagaimana kalau P: Memandang K dan P: Memandang K dan K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
berbincang-bincang melaukan kontrak waktu melaukan kontrak waktu menjawab apakah klien
selama 30 menit. apa ibu peretmuan hari ini peretmuan hari ini K: K tampak sedih mengiginkan
Wanda setuju? P: K tamapk sedih, K murung, tampak lesu pertmeuan hari ini.

Bagaimana kalau menjawab singkat, berbicara sering menunduk, dan

berbincang-bincangnya dengan lirih dan lambat, K berbicara dengan lirih dan

di sini tampak murung lamabt

K: iya

268
Keterangan Tabel :

P : Perawat K : Klien

Kesan : Setelah berinteraksi dengan Klien, klien yang awalnya sedih menjadi senang, klien
memahami dan mengerti dari tujuan yang dilakukan, klien kooperatif, dan klien dapat
terbuka dengan perawat.

269
BAB III

PELAKSANAAN MANAJEMEN PERAWAT PENELITI

A. MAKALAH SEMINAR KRITIS JURNAL

ANALISIS KRITIS ARTIKEL


“PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI KLIEN ISOLASI SOSIAL”

OLEH :
SITI OKTAVIANI I1031171001
MARDIANA SAFITRI I1031171006
IKA RAHMAWANDINI M. I1031171011
TASYA AULIA FITRI I1031171018
SUPARWATI I1031171024
MUHAMMAD IHZA FARIDZI I1031171030
ELSA ANNISA I1032171039
FITRI KURNIATI I1032161031
ENNY FATINI I1032171006
AYU CAHYANI I1032171012

270
Pertanyaan Analisis Kritis Jurnal

1. Apakah penelitian tersebut membahas pertanyaan/masalah yang terfokus dengan jelas?


2. Apakah metode penelitian (desain penelitian) sesuai untuk menjawab penelitian pertanyaan?
3. Apakah metode pemilihan subjek ?
4. Bisakah cara pengambilan sampel menimbulkan bias (seleksi)?
5. Apakah sampel subjek mewakili yang berkaitan dengan populasi yang temuan akan hilang?
6. Apakah ukuran sampel didasarkan pada pertimbangan pra-studi kekuatan statistik?
7. Apakah pengukuran (kuesioner) mungkin valid dan dapat diandalkan?
8. Apakah signifikansi statistik dinilai?
9. Apakah interval kepercayaan diberikan untuk hasil utama?
10. Mungkinkah ada faktor perancu yang belum diperhitungkan?
11. Bisakah hasil diterapkan ke organisasi Anda?
12. Apakah semua hasil penting untuk individu atau populasi dipertimbangkan?
13. Apa dampak penggunaan tes ini pada pasien /populasi Anda?

Pembahasan Analisis Kritis Jurnal


1. Apakah penelitian tersebut membahas pertanyaan/masalah yang terfokus dengan
jelas?
Pada artikel utama yang disusun oleh Saswati dam Sutinah (2018), ariktel tersebut
membahas pernyataan dengan jelas dimana pada latar belakang artikel tersebut sudah fokus
dan lengkap dijelaskan pengaruh peningkatan aktivitas kelompok sosialisasi terhadap
kemampuan sosialisasi klien isolasi social ditambah lagi dengan teori-teori dan hasil studi
penelitian yang pernah ada
Sedangkan pada artikel pendukung yang disusun oleh Direja dkk (2019) yang
membahas tentang pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan
berinteraksi klien isolasi social. Pertanyaan ini terbahas dengan jelas dimana pada latar
belakang yang sudah cukup dijelakan dengan teori-teori dan hasil studi yang sesuai dengan
judul arikel tersebut.
Jadi, dapat diambil kesimpulan yang dilihat dari latar belakang yang sudah jelas
terkait dua artikel penelitian ini sehingga masalah pada penelitian sudah terfokus dengan
jelas.

271
2. Apakah metode penelitian (desain penelitian) sesuai untuk menjawab penelitian
pertanyaan?
Pada artikel pertama yang disusun Saswati dan Sutinah (2018), artikel ini sesuai
untuk menjawab pertanyaan dimana metode penelitian ini menggunakan Quasi
Experiment desain pre-test and post-test yaitu dalam desain ini tidak mempunyai
batasan yang tetap terhadap randomisasi. Kemudian dilakukan pre-test and post-test
untuk dapat memungkinkan validitas lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan pada klien
Isolasi sosial yang di rawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada bulan
Juni-Juli 2016 berjumlah 80 orang.
Dengan dilakukan pre dan post pada artikel sudah menjawab pertanyaan
penelitian. Hal ini terbukti dengan pernyataan bahwa pre dan post yang dilakukan pada
artikel pertama yaitu dengan melakukan pre observasi atau melihat keterampilan
bersosialisasi dan berinteraksi yang pasien miliki. Kemudian diberikan intervensi,
setelah diberikan intervensi keterampilan pasien dalam bersosial dan berinteraksi
observasi. Hasilnya terdapat pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap
kemampuan berinteraksi klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ
Soeprapto Provinsi.
Sedangkan dari artikel yang disusun oleh Direja, Deni dan Buyung (2019),
menggunakan metode desain penelitian pre experimental dengan rancangan one group
pretest posttest. Penelitian ini dilakukan pada seluruh klien skizofrenia yang mengalami
isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2019.
3. Apakah metode pemilihan subjek?
Pada artikel utama oleh Saswati & Sutinah (2018), metode yang digunakan peneliti
adalah penelitian Quasi Experimental dengan desain Pre and Post test. Quasi Experimental
Design merupakan penelitian yang melakukan uji coba suatu intervensi pada sekelompok
subjek dengan atau tanpa kelompok pembanding namun tidak dilakukan randomisasi untuk
memasukkan subyek ke dalam kelompok perlakuan atau kelompok kontrol (Dharma, 2011).
Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh Direja, Ricardo & Keraman
(2019) pada artikel pendukung yaitu Pre Experimental Design dengan bentuk one group
pre-post test design. Pre Experimental Design merupakan salah satu penelitian eksperimen
yang memanipulasi variabel independen dengan pemilihan subjek penelitian yang dilakukan
secara random, dan tidak memiliki kelompok kontrol atau kelompok pembanding
272
(Swarjana, 2012).
4. Bisakah cara pengambilan sampel menimbulkan bias (seleksi)?
Pada artikel utama oleh Saswati & Sutinah (2018), teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah jenis purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode
pemilihan sampel yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tetentu yang ditentukan oleh
peneliti. Pada kondisi tertentu, metode ini sangat tepat diterapkan dan digunakan terutama
jika informasi atau data yangdiinginkan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja di
dalam populasi (Budiarto, 2012; Dharma, 2011).
Sedangkan penelitian artikel pendukung oleh Direja, Ricardo & Keraman (2019),
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total sampling
merupakan metode pemilihan sampel yang dilakukan bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2017).
Pada artikel utama dan pendukung, sudah dijelaskan bahwa sampel yang
digunakan adalah sesuai dengan kriteria inklusi dari masing-masing peneliti dan juga
tidak ada menyebutkan sampel yang digunakan memiliki masalah keperawatan jiwa
yang ganda. Maka dari itu, teknik pengambilan sampel pada artikel utama dan kedua
ini tidak menimbulkan bias.
5. Apakah sampel subjek mewakili yang berkaitan dengan populasi yang temuan akan
hilang?
Artikel pertama atau utama yang berjudul “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” oleh Saswati Nofrida
dan Sutinah (2018) menggunakan sampel klien Isolasi sosial yang di rawat di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada bulan Juni-Juli 2016 berjumlah 80 orang. Sampel pada
penelitian ini di ambil secara purposive sampling yaitu cara mengambil subjek sesuai
dengan tujuan dan memenuhi kriteria. Menurut Sugiono (2016) juga mengatakan bahwa
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu.
a. Klien dengan Isolasi sosial ; menarik diri (kerusakan hubungan sosial) dan belum
mengikuti TAKS
b. Klien yang sudah mendapatkan strategi pelaksanaan individu isolasi sosial.
c. Bersedia menjadi responden Kriteria eksklusinya adalah klien yang tidak kooperatif.

Kriteria inklusi sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:
273
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Sugiono,2016). Kriteria Ekslusi
merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Sugiono,2016). Sehubungan dengan adanya
kriteria inklusi, maka sampel dalam penelitian ini menjadi 12 responden yang masuk
dalam kriteria.
Artikel kedua yang berjudul “Pengaruh Latihan Keterempilan Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu”
oleh Direja Surya herman ade, Deni Ricardo (2019) , Buyung Keraman menggunakan
sampel seluruh klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto
Provinsi Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2019. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
Total Sampling sebanyak 20 orang pasien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial
dengan kriteria bersedia menjadi responden, pasien dengan maslah skizofrenia dan
mengalami isolasi sosial, mampu mengikuti latihan keterampilan sosialisasi.
Menurut Sugiono (2016) mengatakan bahwa Total Sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil observasi langsung pada
klien isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. Analisis data dilakukan secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan SPSS.
6. Apakah ukuran sampel didasarkan pada pertimbangan pra-studi kekuatan statistik?
Artikel pertama yaitu yang berjudul “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” oleh Nofrida Saswati
dan Sutinah tahun 2018. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain di sekitarnya (Yosep, 2009). Salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada
sekelompok pasien yang mengalami gangguan sosialisasi yaitu adalah Terapi Aktivitas
Kelompok: Sosialisasi (TAKS). Fokus Terapi Aktivitas Kelompok adalah membuat sadar
diri (selfawerness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau
ketiganya. Selain itu terapi ini merupakan upaya memfasilitasi kemampuan bersosialisasi
dengan masalah hubungan social klien isolasi melalui tujuh sesi untuk melatih kemampuan
sosialisasi klien. Berasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Efendi, Rahayuningsih, &
Muharyati, 2002) didapatkan bahwa rata-rata perilaku isolasi sosial sebelum pemberian
274
TAKS adalah 31,50 dengan standar deviasi 2,369. Sedangkan rata-rataperilaku isolasi
sosial setelah pemberian TAKS adalah 40,10 dengan standar deviasi 2,025. Hasil uji
statistik ini didapatkan nilai p = 0,00 (p<0,05) , maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
yang bermakna pada pemberian TAKS terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial.
Dan berdasarkan sampel penelitian juga menujukkan bahwa Populasi dalam penelitian ini
adalah klien Isolasi sosial yang di rawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada
bulan Juni-Juli 2016 berjumlah 80 orang. Karena dengan adanya kriteria inklusi, maka
sampel dalam penelitian ini menjadi 12 respondenPenelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada tangga 11 Juli 2016 sampai 3 agustus 2016 didaptkan
bahwa juga hasilnya bahwa terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian TAKS
terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial.
Artikel kedua yang berjudul “Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu”
oleh Ade Herman Surya Direja, Deni Ricardo dan Buyung Keraman tahun 2019. Menurut
penelitian sebelumnya yaitu Julianto (2017) yang meneliti tentang pengaruh terapi aktifitas
kelompok sosialisasi sesi 1 -7 terhadap peningkatan kemampuan interaksi pada pasien
isolasi sosial di rsjd dr. Amino gondohutomo semarang. Didapatkan Skor rata-rata
interaksi sosial sebelum diberikan TAK sosialisasi adalah 5,28 (kurang baik) dengan
standar deviasi 1,03, dengan skor minimum 3 dan maksimum 7. Dan di penelitian ininjuga
sesuai dengan estimasi untuk keseluruhan waktu penelitian dari artikel ini dari.populasi
seluruh klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2019. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total
Sampling sebanyak 20 orang pasien skizofrenia. Berdsarkan hasilnya juga terdapat
pengaruh tindakan keterampilan sosialisasi terhadap kemempuan berintraksi klienyang
mengalami isolasi sosial.
7. Apakah pengukuran (kuesioner) mungkin valid dan dapat diandalkan?
Instrumen penelitian pada artikel utama yaitu “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” oleh Nofrida Saswati dan
Sutinah tahun 2018 dan artikel yang kedua yaitu “Pengaruh Latihan Keterampilan
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di RSKJ Soeprapto
Provinsi Bengkulu” oleh Ade Herman Surya Direja, Deni Ricardo dan Buyung Keraman
tahun 2019 ini tidak dilakukan uji reabilitas dan uji validitas lagi karena instrumen ini
275
menunjukan sudah baku. Pengumpulan data didapat denganmelakukan observasi
menggunakan lembar observasi evaluasi pada 7 sesi TAKS. Instrumen penelitian yang
digunakan pada dua artikel ini adalah lembar observasi yang diambil dari buku Keliat dan
akemat (2005) bahwa Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi dapat dibagi atas 7 sesi yaitu :
1. Sesi 1, klien mampu memperkenalkan diri.
2. Sesi 2, klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
3. Sesi 3, klien mampu bercakapcakap dengan anggota kelompok.
4. Sesi 4, klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan.
5. Sesi 5, klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi.
6. Sesi 6, klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
7. Sesi 7, klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan.

Setelah semua kegiatan dilakukan, klein dapat menyampaikan apa manfaat dari
kegiatan tersebut dengan demikian diharapkan kemampuan klien dalam kegiatan sosialisasi
tersebut dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sesi latihan keterampilan
sosialisasi dapat melatih klien meningkatkan kemampuan komunikasi, sosialisasi,
meningkatkan hubungan interpersonal, saling memperhatikan, memberikan tanggapan,
mengekspresikan ide, dan merasakan kebersamaan (Kumar, 2015).
Didalam penelitian artikel utama tidak dilampirkan mengenai lembar observasi,
kelompok kami berinisiatif untuk mencari di di referensi lain mengenai lembar observasi
yang dipakai peneliti. Berikut merupakan contoh lembar evaluasi dari Budi Anna Keliat
yaitu sebagai berikut:
Sesi 1 : TAKS
Kemampuan memperkenalkan diri
Kemampuan Verbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyebutkan nama
lengkap
2. Menyebutkan nama
panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi

276
Jumlah

Kemamapuan Nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika ditemukanpada
klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jikanilai 0, 1,
atau 2 klien belum mampul

Sesi 2 : TAKS
Kemampuan Berkenalan
Kemampuan Verbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama
panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
5. Menanyakan nama lengkap
6. Menanyakan nama
panggilan
7. Menanyakan asal
8. Menanyakan hobi

277
Jumlah

Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah

Sesi 3 : TAKS
Kemampuan bercakap-cakap
Kemampuan Verbal : Bertanya
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Mengajukan pertanyaan
yang jelas
2. Mengajukan pertanyaan
yang ringkas
3. Mengajukan pertanyaan
yang relevan
4. Mengajukan pertanyaan
secara spontan
Jumlah

Kemampuan nonverbal : Menjawab


No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menjawab dengan jelas
2. Menjawab dengan ringkas
3. Menjawab dengan relevan

278
4. Menjawab dengan spontan
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir.
Jumlah

Sesi 4: TAKS
Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
Kemampuan Verbal : menyampaikan topik
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyampaikan topik dengan
jelas
2. Menyampaikan topik secara
ringkas
3. Menyampaikan topik yang
relevan
4. Menyampaikan topik secara
spontan
Jumlah

Kemampuan verbal: memilih topik


No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Memilih topik dengan jelas
2. Memilih topik secara ringkas
3. Memilih topik yang relevan

279
4. Memilih topik secara
spontan
Jumlah

Kemampuan verbal: memberi pendapat


No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Memberi pendapat dengan
jelas
2. Memberi pendapat secara
ringkas
3. Memberi pendapat yang
relevan
4. Memberi pendapat secara
spontan
Jumlah

Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Sesi 5 TAKS
Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
Kemampuan verbal: menyampaikan topic
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyampaikan topik dengan

280
jelas
2. Menyampaikan topik secara
ringkas
3. Menyampaikan topik yang
relevan
4. Menyampaikan topik secara
spontan
Jumlah

Kemampuan verbal: Memilih topik


No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Memilih topik dengan jelas
2. Memilih topik secara ringkas
3. Memilih topik yang relevan
4. Memilih topik secara
spontan
Jumlah

Kemampuan verbal: memberi pendapat tentang masalah


No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Memberi pendapat dengan
jelas
2. Memberi pendapat secara
ringkas
3. Memberi pendapat yang
relevan
4. Memberi pendapat secara
spontan
Jumlah

Kemampuan nonverbal

281
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. MKontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah

SESI 6: TAKS
Kemampuan berkerja sama
Kemampuan verbal: Bertanya dan meminta
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Bertanya dan meminta
dengan jelas
2. Bertanya dan meminta
dengan ringkas
3. Bertanya dan meminta
dengan relevan
4. Bertanya dan meminta
dengan secara spontan
Jumlah
Kemampuan verbal: menjawab dan memberi
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menjawab dan memberi
dengan jelas
2. Menjawab dan memberi
dengan ringkas
3. Menjawab dan memberi
secara relevan
4. Menjawab dan memberi

282
secara spontan
Jumlah

Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah

Sesi 7: TAKS
Evaluasi kemampuan sosialisasi
Kemampuan verbal: menyebutkan mamfaat enam kali TAKS
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyebutkan mamafaat
secara jelas
2. Menyebutkan mamfaat
secara ringkas
3. Menyebutkan mamafaat
yang relevan
4. Menyebutkan mamafaat
secara spontan
Jumlah

Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien

283
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah

8. Apakah signifikansi statistik dinilai?


Artikel pertama dengan judul“ Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” Nofrida Saswati & Sutinah
2018. Desain penelitian ini menggunakan rancangan the one group pretest-postest,
dengan teknik pengambilan sample secara purposive sampling terhadap 12 responden .
kemampuan sosialisasi klien diukur sebelum dan sesudah dilakukan intervensi TAKS
menggunakan lembar observasi. Hasil analisa data menunjukkan nilai rata-rata
kemampuan sosialisasi responden sebelum diberikan TAKS adalah 2,42 dan sesudah
diberikan TAKS menunjukkan nilai rata-rata 19,00. Analisa data dengan penguji paired
sample T-test menunjukkan adanya pengaruh ini adalah pengaruh yang signifikan dari
TAKS terhadap kemampuan sosialisasi dengan p=0,009. Penelitian ini ada pengaruh
terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan sosialisasi klien isolasi
social diruang rawat inap rumah sakit jiwa daerah provinsi Jambi tahun 2016.
Seharusya peneliti tidak hanya melakukan analisa bivariat saja, alangkah lebih baik jika
peneliti melakukan analisa univariat juga variabel penelitiannya.
Artikel kedua dengan judul “Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi
Terhadap Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu” sample dalam penelitian ini menggunakan data primer yang yang diperoleh
dari hasil observasi langsung pada klien isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu. Hasil :Analisis data dilakukan secara univariat dan bivarit. Hasil penelitian
didapatkan : dari 20 orang pasien sebelum latihan keterampilan sosialisasi didapatkan
12 orang (60,00%) dengan kemampuan interaksi kurang dan 8 orang (40,0%) dengan
kemampuan interaksi sedang; dari 20 orang pasien setelah latihan keterampilan
sosialisasi didapat 4 orang (20,0%) dengan kemampuan interaksi kurang, 15 orang
284
(75,0%) dengan kemampuan interaksi baik ; Hasil uji Wilcoxon Match Pairtest didapat
nilai Z= 3,421 dengan p=0,001<0,05 berartisignifikan, sehingga Ho ditolak da Ha
diterima. Simpulan :ada pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap kemampuan
berinteraksi klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto.
9. Apakah interval kepercayaan diberikan untuk hasil utama?
Pada penelitian oleh Saswati & Sutinah (2018), tidak tercantum dengan jelas tingkat
kepercayaan yang digunakan. Namun, pada hasil pembahasan terdapat rata-rata, standar
devisiasi serta sampel penelitian untuk mengetahui dari tingkat kepercayaan penelitian.
Penelitian ini lebih menggunakan nilai p yang digunakan untuk menentukan hubungan dari
kedua variabel. Nilai p adalah 0,05 atau 5%, sehingga dapat diketahui bahwa dari tingkat
kepercayaan yaitu 95% dari nilai signifikasi 100% - 5% = 95%.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Direja, Ricardo & Keraman (2019),
tingkat kepercayaan tercantum dengan jelas. Penelitian ini lebih menggunakan nilai p yang
digunakan untuk menentukan hubungan dari kedua variabel. Nilai p adalah 0,05 atau 5%,
sehingga dapat diketahui bahwa dari tingkat kepercayaan yaitu 95% dari nilai signifikasi
100% - 5% = 95%. Jadi tingkat kepercayaan digunakan pada hasil pembahasan penelitian.
10. Mungkinkah ada faktor perancu yang belum diperhitungkan?
Pada penelitian oleh Saswati & Sutinah (2018), pengambilan sampel menggunakan
Purposive Sampling yang mana pengambilan sampel dengan metode ini telah sesuai dengan
kriteria inklusi penelitian. Namun peneliti tidak ada menyebutkan apakah isolasi sosial yang
dialami adalah diagnosa utama atau justru diagnosa kedua ,ketiga dan seterusnya, sehingga
kemungkinan hal ini bisa menjadi faktor perancu dalam penelitian tersebut.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Direja, Ricardo & Keraman (2019)
pengambilan sampel menggunakan total sampling tanpa menetapkan kriteria inklusi. Tidak
jauh berbeda dengan penelitian oleh Saswati dan sutinah tahun 2018, penelitian ini juga
tidak ada menyebutkan apakah diagnosa Isolasi sosial yang dialami objek penelitian adalah
diganosa utama atau justru diagnosa kedua ,ketiga ,dan seterusnya. Peneliti hanya berfokus
pada semua pasien skizofrenia dengan isolasi sosial tanpa mengkaji tingkat keparahan
isolasi sosial dari klien, sehingga bisa jadi terdapat faktor perancu dalam penelitian ini yaitu
kemungkinan adanya pasien yang sudah pernah mendapatkan intervensi ini sebelumnya dan
juga ada nya kemungkinan isolasi sosial yang dialami bukan lah diagnosa utama.
11. Bisakah hasil diterapkan ke organisasi Anda?
285
.Pada artikel yang berjudul “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” kelompok menyimpulkan bahwa
hasil penelitian didapatkan TAKSefektif untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi
pada pasien isolasi sosial. TAKS dapat dilakukan dengan klien dibantu untuk bersosialisasi
dengan orang disekitarnya. Bisa saja dilakukan dengan cara bertahap-tahap seperti
interpersonal, kelompok dan massa. TAKS dapat dilakukan dalam 7 sesi dan dilakukan
secara bertahap. Terlihat perubahan setelah dilakukan terapi, pasien dapat membina
hubungan baik dengan orang lain. Peningkatan kemampuan bersosialisasi pada pasien agar
pasien dapat mengekspresikan perasaaannya dan melatih prilaku pasien terhadap orang lain.
Maka dari itu TAKS dapat membantu pasien isolasi sosial dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi pasien.
Pada artikel yang berjudul “Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu”
kelompok menyimpulkan bahwa terapi bersosialisasi dapat meningkatkan hubungan baik
dan keterampilan bersosialisasi pada pasien isolasi sosial. Manfaat dalam terapi ini bagi
pasien yaitu disetiap sesi latihan klien dilatih meningkatkan kemampun komunikasi,
sosialisasi, meningkatkan hubungan interpersonal, saling memperhatikan, memberikan
tanggapan, mengekspresikan ide dan merasa kebersamaan. Maka pasien isolasi sosial sangat
diperlukan untuk melakukan latihan ini secara rutin dan dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga kemampuan bersosialisasi pasien meningkat.
12. Apakah semua hasil penting untuk individu atau populasi dipertimbangkan?
Hasil penelitian artikel utama oleh Saswati & Sutinah (2018), penting untuk
dipertimbangkan praktisi keperawatan sebagai acuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan jiwa untuk pasien dengan isolasi sosial dalam upaya meningkatkan
kemampuan sosialisasi dengan terapi aktivitas kelompok sosialisasi ini. Berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat bahwa klien isolasi sosial sebelum dilakukan TAKS
kurang mampu melakukan hubungan sosialisasi dengan nilai rata-rata 2,42 sedangkan
skor rata-rata kemampuan sosialisasi sesudah dilakukan TAKS diperoleh nilai rata-rata
19,00 (kemampuan sosialisasi baik). Dilihat dari nilai tersebut terjadi peningkatan
kemampuan sosialisasi yang signifikan pada klien dengan isolasi sosial. Hal ini
dikarenakan setiap sesi TAKS dapat melatih klien meningkatkan kemampuan
komunikasi, sosialisasi, meningkatkan hubungan interpersonal, saling memperhatikan,
286
memberikan tanggapan, mengekspresikan ide, dan merasakan kebersamaan.
Oleh karena itu sebaiknya terapi aktivitas kelompok sosialisasi harus dilakukan
kepada setiap klien isolasi sosial agar klien mendapatkan keterampilan untuk
berinteraksi sosial dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari sehingga dapat
meningkatkan kemampuan sosialisasi. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penelitan ini sangat penting untuk dipertimbangkan.
Sedangkan penelitian artikel pendukung oleh Direja dkk (2019), juga tak kalah
penting dipertimbangkan karena hasil penelitian ini memiliki hasil yang baik yang
mana terdapat pengaruh bermakna antara terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap
kemampuan sosialiasi pada pasien dengan isolasi sosial.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Direja dkk (2019), sebelum dilakukan
latihan keterampilan sosialisasi didapatkan bahwa 12 orang (60,0%) dengan
kemampuan interaksi kurang dan 8 orang (40,0%) dengan kemampuan interaksi
sedang. Setelah dilakukan latihan sosialisasi didapatkan hasil 4 orag (20,0%) dengan
kemampuan interaksi kurang, 15 orang (75,0%) dengan kemampuan interaksi sedang
dan 1 orang (5,0%) dengan kemampuan interaksi baik. Beranjak dari hasil penelitian
ini, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini sangat penting
dipertimbangkan untuk diterapkan.
Klien isolasi sosial hanya suka menyendiri dan tidak tahu bagaimana mengatasi
masalah yang dihadapinya serta merasa takut untuk berhubungan dengan orang lain.
Klien isolasi sosial mungkin merasa ditolak, tidak terima, kesepian dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Oleh karena itu, berdasarkan hasil
penelitian kedua artikel tersebut menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok
sosialisasi pada pasien dengan isolasi sosial dapat membantu pasien untuk
meningkatkan keterampilan sosialisasinya sehingga terapi aktivitas kelompok
sosialisasi ini dinilai sangat penting dilakukan demi membantu pasien dengan isolasi
sosial mencapai kesembuhan.
13. Apa dampak penggunaan tes ini pada pasien /populasi Anda?
Pada artikel penelitian utama oleh Saswati & Sutinah (2018), yang berjudul
“Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi terhadap Kemampuan Sosialisasi
Klien Isolasi Sosial” diketahui bahwa dampak dari terapi aktivitas kelompok sosialisasi
ini adalah dapat meningkatkan keterampilan sosialisasi seseorang. Isolasi sosial adalah
287
suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap
menyatakan sikap yang negative dan mengancam bagi dirinya. Membantu klien
menyadari perilaku isolasi sosialnya dan melatih berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap dapat dilakukan perawat pada pasien isolasi sosial.
Terapi generalis dalam bentuk kelompok yang dapat diberikan yaitu Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS). TAKS adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial. TAKS
dilaksanakan agar subjek dapat melakukan latihan sosialisasi dengan individu sekitar
secara bertahap mulai dari sesi 1-7. Sesi 1 tentang kemampuan memperkenalkan diri,
sesi 2 kemampuan berkenalan, sesi 3 kemampuan klien bercakap-cakap, sesi 4
kemampuan klien bercakap-cakap topik tertentu, sesi 5 kemampuan bercakap-cakap
masalah pribadi, sesi 6 kemampuan bekerja sama dalam permainan sosialisasi, dan sesi
7 kemampuan sosialisasi dan klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan. Setelah semua kegiatan dilakukan, klien dapat menyampaikan apa manfaat
dari kegiatan tersebut dengan demikian diharapkan kemampuan klien dalam kegiatan
sosialisasi tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil pada artikel penelitian utama ini didaptkan kemampuan sosialisasi klien
klien sebelum dan sesudah mendapatkan TAKS terdapat perbedaan dan peningkatan
yang signifikan dikarenakan klien yang belum mendapat TAKS belum terlatih untuk
membina hubungan interpersonal, komunikasi dan mengungkapkan masalah pada
dirinya sedangkan klien isolasi sosial yang telah mendapatkan TAKS telah
mendapatkan 7 sesi kegiatan terapi yang dapat meningkatkan kemampuan klien dalam
bersosialisasi dan membina hubungan yang baik dengan orang lain dan lingkungan
sekitar.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
isolasi sosial dalam upaya meningkatkan kemampuan sosialisasi dengan terapi aktivitas
kelompok. Hal ini dilakukan agar klien dengan isolasi sosial mampu mengekspresikan
perasaan dan latihan perilaku dalam berhubngan dengan orang lain kemudian dapat
membantu klien agar mampu bersosialisasi dengan baik dan saling terbuka sehingga
permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.
Penelitian ini didukung oleh artikel pendukung yang kelompok kami pilih
dengan judul “Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi terhadap Kemampuan
288
Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu” oleh Direja
dkk (2019) . Dalam artikel pendukung ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh
bermakna kemampuan sosialisasi klien sebelum dan sesudah diberikan latihan
keterampilan sosialisasi.

289
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan jiwa bagi manusa berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan
sanggup mengahdapi problem, merasa Bahagia dan mampu diri. Keperawatan kesehatan
jiwa adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian intergral dari
pelayanan kesehatan, menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmuanya dan
penggunaan diri sendiri secara teraupetik sebagai kiatnya. Dalam mata kuliah ini dibahas
tentang klien sebagai sitem yang adatif dalam tentang respon sehat jiwa sampai gangguan
jiwa, psikodinimika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di
Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, skunder, dan tertier terhadap
klien.
Praktek klinik keperawatan adalah suatu bentuk aplikatif dari mata ajar yang telah
mahasiswa pelajari selama dikelas. Prak kilinik keperawatan jiwa ini merupakan kegiatan
belajar studi kasus yang memberikan kesempatan pada kami mahasiwa dalam
melaksanakan paraktek pada situasi sebenarnya. Dalam prakterk klinik jiwa ini lebih
memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam berpikir kritis menyenlesaikan tugas
yang diberikan.

B. SARAN
Saran untuk penulis agar bias lebih baik lagi dalam mengerjakan tugas dan dapat
berpikir lebih kritsi serta.

290
Datar pustaka

Ade Herman Surya Direja, 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Damaiyanti,
Mukhripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.

Aulia, N., Yulastri, Y., & Sasmita, H. (2019). Analisis Hubungan Faktor Risiko Bunuh Diri dengan
Ide Bunuh Diri pada Remaja. Jurnal Keperawatan, 11(4), 307-314.
Budiarto, Eko. (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Damaiyanti dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Depkes RI. 2000. Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta

Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Dharma, Kelana Kusuma. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan: panduan Melaksanakan
dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.

Direja, A.H. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Direja, Ade Herman Surya dkk. 2019. Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi terhadap
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.
Bali Health Published Journal Vol. 2 No.1.

Farida Kusumawati & Yudi Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluandan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan AP) untuk 7Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat Bagi Program S-1 Keperawatan (edisiketiga). Jakarta : Salemba Medika.

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluandan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan AP) untuk 7Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat Bagi Program S-1 Keperawatan (edisiketiga). Jakarta : Salemba Medika.

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaa Tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S-1 Keperawatan. Jakrarta : Salemba Medika.

Herdman. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.


Hidayati, Reny Tjahja. (2017). Pengaruh Terapi Kognitif dan Perilaku terhadap Peningkatan
291
Keapuan Perawatan Diri pada Klien Skizofrenia dengan Defisit Perawatan Diri.
Surabaya : Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Jakarta : Salemba
Medika.

Keliat B, dkk. 2006. Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta : EGC. Keliat B, dkk. 2019.
Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Keliat B, dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC


Keliat B, dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Keliat B, dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.


Keliat BA, et all. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna & Akemat. (2014). Model Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Anna.(2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.
Keliat, Budi Anna.(2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.
Keliat, Budu Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC, Jakarta.

Kirana, Wahyu & Djoko Priyono. (2018). Modul Keperawatan Jiwa dengan Metode Pembelajaran
Kooperatif. Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Kusumawati F. dan Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Profesional Jiwa.

Livana, P. H., & Suerni, T. (2019). Faktor Predisposisi Pasien Resiko Perilaku Kekerasan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Jiwa, 1(1), 27-38.

Nanda Internasional.(2015).Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-


2017.Jakarta:ECG.

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha Medika
Wahyuni Sri Nurul. (2017), Asuhan Keperawatan Jiwa, Ponorogo, Unmuh Ponorogo
Press.

Rasmun. 2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Jakarta:
CV. Sagung Seto.

Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati.2015. Buku Ajar Keperawatan Yogyakarta : Gosyen
292
Publishing.

Rosnita. Aulia. AuliaPratiwi. (2019). Gambaran Ide-Ide Saat Terjadi Waham Pada Pasien Yang
Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa. University Research Colloqium.

Saswati, Nofrida., Sutinah. 2018. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi terhadap
Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial. Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 292-
301.DOI : http://doi.org/10.22216/jen.v3il.2492

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistiowati, N. M. D., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2014). Pengaruh Acceptance And
Commitment Therapy Terhadap Gejala Dan Kemampuan Klien Dengan Resiko
Perilaku Kekerasan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2(1), 51- 57.

Sulistiowati, N. M. D., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2014). Pengaruh Acceptance And
Commitment Therapy Terhadap Gejala Dan Kemampuan Klien Dengan Resiko
Perilaku Kekerasan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2(1), 51- 57.

Sutejo. (2017). Keperawatan Kesehatan Jiwa Prinsip dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Sutejo. 2017. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta : PT Pustaka Baru.

Swarjana, I Ketut. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.


Townsend, M. C. (2015). Psychiatric-Mental Health Nursing Concepts of Care in EvidenceBasd
Practice. Philadhelphia: F.A Davis Company.
Trimeilia. 2011. Asuhan keperawatan klien Halusinasi. Jakarta : Trans Info Media Yusuf,
Yosep & Sutini. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Yosep dan Sutini, T. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing.
Bandung: Refika Aditama.

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.

Yusuf, Ah., Fitryasari., Rizky PK., Nihayati., & Hanik Endang. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta :Salemba Medika.

293
Lampiran 1

294
Lampiran 2

295
Lampiran 3

OUTLINE LAPORAN AKHIR


COVER
PENGANT
AR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG (makalah orientasi)
B. TUJUAN PENULISAN
C. MANFAAT

BAB II MANAJEMEN KASUS GANGGUAN JIWA


1. LP (1-6)
2. SPTK (1-6)
2. ASKEP (1-6)
4. API (1-6)

BAB V PELAKSANAAN MANAJEMEN PERAWAT PENELITI


1. MAKALAH SEMINAR KRITISI JURNAL

BAB VI
PENUTUP

Dalam laporan akhir semua format wajib dilampirkan

296
Lampiran 4
Lampiran 1 Format Profil RSJ

MAKALAH
PROFIL
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

OLEH:
XXXXXX
NIM XXXXX

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


PRAKTIK KINIK III SUB KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
297
Lampiran 5
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................. 4
Rumusan Masalah ......................................................................... 4
Tujuan ........................................................................................... 4
Manfaat ......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Sejarah RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar....................... 5
2.2. Motto, Visi dan Misi RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.. 6
2.3. Tujuan dan Sasaran RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.... 7
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar ..... 7
2.5. Pelayanan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.................... 8
2.6. Fasilitas dan Layanan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah

298
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penulis ini adalah
“Bagaimana Gambaran Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Provinsi
Kalimantan Barat”?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk melihat gambaran profil rumah sakit jiwa daerah
sungai bangkong provinsi kalimantan barat.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi sejarah RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.
1.3.2.2. Mengidentifikasi Motto, visi dan misi RSJD Sungai Bangkong Prov
Kalbar.
1.3.2.3. Mengidentifkasi tujuan dan sasaran RSJD Sungai Bangkong Prov
Kalbar.
1.3.2.4. Mengidentifikasi tugas pokok dan fungsi RSJD Sungai Bangkong
Prov Kalbar.
1.3.2.5. Mengidentifikasi pelayanan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.
1.3.2.6. Mengidentifikasi fasilitas dan layanan RSJD Sungai Bangkong Prov
Kalbar.
1.4. Manfaat
1.4.1. Sebagai media informasi
1.4.2. Sebagai petunjuk penggenalan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar


2.2. Motto, Visi dan Misi RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar
2.3. Tujuan dan Sasaran RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar
2.5. Pelayanan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar
2.6. Fasilitas dan layanan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Pejabat Pengelola Informasi Puplik. 2020. PROPIL. Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai
Bangkong

299
Lampiran 6. Format LP
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi

2. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Presipitasi

3. Tanda dan Gejala

4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji

B. Pohon Masalah (gambar pohon masalah)

5. Diagnosa Keperawatan

6. Rencana Tindakan Keperawatan

7. Referensi Laporan Pendahuluan

300
Lampiran 7. Format Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT:


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : (L/P) Tgl. Pengk. :
Umur : No. RM :
Alamat : Pendidikan :
Agama : Pekerjaan :
Status : Sumber Data :
Marital :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:

II. ALASAN MASUK


a. Data Pada saat masuk RS

b. Data pada saat dikaji

Masalah Keperawatan :

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? [
] Ya [ ] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil
3. Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th

301
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 :
Masalah keperawatan :
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? [
] Ya [ ] Tidak
Hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?


(perceraian/perpisahan/konflik dsb?)

Masalah keperawatan :

IV. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA

3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN


PEMECAHAN MASALAH

V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya
Jelaskan :

302
Masalah keperawatan :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital TD: N: S: P:
2. Ukur TB: BB: [ ] Naik [ ] Turun
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)

Penjelasan Gambar Genogram :

Masalah Keperawatan :

2. SISTEM KOMUNIKASI

3. POLA ASUH KELUARGA

4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IX. PSIKOSOSIAL

1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh :

b. Identitas :

c. Peran diri :

303
d. Ideal diri :

e. Harga diri :

Masalah keperawatan :

2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti :

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Masalah keperawatan :

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

4. GAYA HIDUP

5. BUDAYA

6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan

b. Kegiatan ibadah

Masalah keperawatan :

X. STATUS MENTAL
1. Penampilan

304
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

3. Aktivitas motorik
[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

4. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

5. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

6. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung
[ ] Kontak mata kurang [ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

305
7. Persepsi
Halusinasi
[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

10. Tingkat kesadaran


[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [ ] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

306
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

13. Kemampuan penilaian


[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri
[ ] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal
diderita diluar dirinya
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan [ ] Ya [ ] Tidak
Keamanan [ ] Ya [ ] Tidak
Perawatan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak Pakaian
[ ] Ya [ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Tempat tinggal [ ] Ya [ ] Tidak
Keuangan [ ] Ya [ ] Tidak

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan diri
a. Makan [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
b. BAB/BAK [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
c. Mandi [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Berpakaian [ ] Bantuan minimal[ ] Bantuan total

Jelaskan :
Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak

307
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun

Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme [
] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :

Tidur siang, lama : s/d


Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d _
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
a. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :

Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung

308
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

XII. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


[ ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung
[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ ] Obat-obatan
[ ] Lainnya:
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik :
Terapi Medik :

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

XV. ANALISA DATA


No Data Masalah Keperawatan

1 DS :

DO :

309
XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
_

310
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Namal Klien : …............……………… Ruang : ...............................

Usia : ………………………… No RM : ……………………

Rencana Tindakan Keperawatan


No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan
Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan

311
312
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Nama : ……………………… Ruang :...... .......................

Usia : ............……………… Instansi : …..……………...

No. Paraf
Hari/Jam Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa Mahasiswa

313
Senin/, 01 Subjektif :
Sept 2015

Objektif :
07.00
I
....
... Analisa
dan
seterusnya

Perencanaan :

314
315
Lampiran 8

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN


FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.
I. IDENTITAS
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No. RM  lihat RM.
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

II. ALASAN MASUK


Tanyakan kepada klien/keluarga:
1. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke rumah sakit saat ini?
2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini?
3. Bagaimana hasilnya?

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu, bila ya beri tanda √ pada kotak ya, dan bila tidak beri tanda √ pada kotak
tidak.
2. Apabila pada point 1 ya, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya,
apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat maka beri tanda √ pada kotak berhasil;
apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada gejala-gejala sisa maka beri tanda √
pada kotak kurang berhasil; apabila tidak ada kemajuan atau gejala-gejala
bertambah atau menetap maka beri tanda √ pada kotak tidak berhasil.
3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal, isikan usia klien saat kejadian.
a. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien
terkait no, 1, 2, 3.
b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Tanyakan pada klien/keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang
mengalami gangguan jiwa; jika ada beri tanda √ pada kotak ya; dan jika tidak beri
tanda √ pada kotak tidak. Apabila ada anggota keluarga lain yang mengalami
gangguan jiwa, maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga
tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan
yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut.
5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan
(kegagalan, kehilangan/perpisahan/kematian, trauma selama tumbuh kembang)
yang pernah dialami klien pada masa lalu.

316
IV. FAKTOR PRESIPITASI
Kaji faktor pencetus atau kejadian terakhir yang dialami klien sebelum terjadinya gangguan jiwa
atau sebelum kambuhnya penyakit klien

V. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA


1. Persepsi klien atas masalahnya
a. Tanyakan bagaimana klien memandang dirinya atas masalah sehubungan dengan
penyakitnya
2. Persepsi keluarga atas masalahnya
Tanyakan apa pendapat keluarga tentang penyakit yang diderita
3. Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah
a. Tanyakan apa harapan klien terhadap perawatan di rumah sakit
b. Apa harapan klien kalau sudah kembali ke rumah
4. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah
a. Tanyakan apa harapan klg terhadap perawatan klien di rumah sakit
b. Tanyakan juga apa harapan keluarga pada klien seandainya klien sudah
sembuh

VI. MEKANISME KOPING


1. Tanyakan apa yang dilakukan klien ketika menghadapi suatu masalah, apa yang
dilakukan kalau merasa sedih atau marah atau tersinggung
2. Bagaimana perasaan klien setelah melakukan koping tersebut

VII. FISIK
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan
klien.
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
3. Tanyakan apakah berat badan naik atau turun dan tanda √ sesuai hasil.
4. Tanyakan kepada kilen/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh
klien; bila ada beri tanda √ pada kotak ya dan bila tidak beri tanda √ pada kotak
tidak.
5. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada.
6. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

317
VIII. KELUARGA
1. Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
klien dengan keluarga.

= Perempuan

= Laki-laki

x x x = Meninggal

=Orang yang

20 tinggal serumah

20 = Umur Klien
20

= Orang yang
dekat

= Klien

=Cerai / putus
hubungan

2. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
3. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

318
IX. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Gambaran diri/Citra diri
• Tanyakan persepsi klien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang:
• Status dan posisi klien sebelum dirawat.
• Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok).
• Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
c. Peran, tanyakan:
• Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat.
• Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. Ideal diri, tanyakan:
• Harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
• Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat)
• Harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri, tanyakan:
• Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c, d.
• Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau dukungan.
b. Tanyakan pada klien tentang kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
3. Pendidikan dan pekerjaan
4. Gaya Hidup
Tanyakan bagaimana kebiasaan hidup klien sebelum dan sesudah sakit

5. Budaya
Tanyakan latar belakang budaya klien, apakah ada konflik dalam dirinya sehubungan dengan
budayanya itu dalam menghadapi masalah atau tantangan di lingkungannya

6. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan, tanyakan tentang:
• Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma
budaya dan agama yang dianut.
• Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah, tanyakan tentang:
• Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok.

319
• Pandangan klien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

X. STATUS MENTAL
Beri tanda √ pada kotak yang sesuai dengan keadaan klien, boleh lebih dari satu.
1. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapih. Misalnya: rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya: pakaian dalam dipakai diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya, jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Pembicaraan
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan atau lambat.
b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang
tak ada kaitannya beri tanda √ pada kotak inkoheren.
c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a.Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
b.Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisakan.
c.Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
d.Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol
oleh klien.
e. Tremor = jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Alam perasaan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas.
b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.

320
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat dan keluarga.
a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
b. Tumpul = hanya beraksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
6. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga.
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
b. Kontak mata kurang = tidak mau menatap lawan bicara.
c. Defensif = selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
d. Curiga = menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
7. Persepsi
a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.
b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8. Proses pikir
Data ini didapatkan melalui observasi pada saat wawancara.
a. Sirkumstansial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan.
b. Tangensial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi = pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainny, dan klien tidak menyadarinya.
d. Flight of ideas = pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya,
masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
e. Blocking = pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
f. Perseverasi = pembicaraan yang diulang berkali-kali.
g. Jelaskan yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

9. Isi pikir

321
Data ini didapatkan melalui wawancara.
a. Obsesi = pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
b. Phobia = ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
c. Hipokondria = keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi = perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain,
atau lingkungan.
e. Ide yang terkait = keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan
yang bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis = keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal
yang mustahil/diluar kemampuannya.
g. Waham
• Agama = keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
• Somatik = klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
• Kebesaran = klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
• Curiga = klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
• Nihilistik = klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal
yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham yang bizar
• Sisip pikir = klien yakin ada ide, pikiran orang lain yang disisipkan di
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan.
• Siar pikir = klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
• Kontrol pikir = klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
10. Tingkat kesadaran
Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi; stupor
diperoleh melalui observasi; orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh
melalui wawancara.
a. Bingung = tampak bingung dan kacau.
b. Sedasi = mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/tidak sadar.

322
c. Stupor = gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan-gerakan yang diulang,
anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan
klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dalam lingkungan.
d. Orientasi waktu, tempat dan orang jelas.
e. Jelaskan data obyektif dan subyektif yang terkait hal-hal di atas.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
11. Memori
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Gangguan daya ingat jangka panjang = tidak dapat mengingat kejadian lebih
dari satu bulan.
b. Gangguan daya ingat jangka pendek = tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini = tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
d. Konfabulasi = pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan
cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Mudah dialihkan = perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi = klien selalu minta agar pertanyaan diulang/tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung = tidak dapat melakukan penambahan/pengurangan
pada benda-benda yang nyata.
d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
13. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan = dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi.
Jika diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna = tidak mampu mengambil
keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi.
Jika diberi penjelasan, klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
c. Jelaskan sesuai data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
14. Daya tilik diri
Data diperoleh melalui wawancara.

323
a. Mengingkari penyakit yang diderita = tidak menyadari gejala penyakit
(perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya = menyalahkan orang lain/lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat orang lain/lingkungan yang menyebabkan kondisi
saat ini.
c. Jelaskan dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

XI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
Tanyakan kepada klien kemampuan dan cara yang digunakan untuk memenuhi
berbagai kebutuhannya saat ia kembali pulang ke rumah

2. Kegiatan hidup sehari-hari


A. Perawatan Diri
-Makan :
a. Observasi dan tanyakan tentang: frekuensi, jumlah, variasi, macam
suka/tidak suka/pantang dan cara makan.
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan.
-BAB/BAK :
Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK.
a. Pergi, menggunakan dan membersihkan WC.
b. Membersihkan diri dan merapikan pakaian.

-Mandi :
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut.
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
-Berpakaian :
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki kilen: mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian.
B. Nutrisi
• Tanyakan dan observasi kegitan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya,
adakah perubahan pola makan, nafsu makan dan berat badan klien

324
C. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan tentang:
a. Lama dan waktu tidur siang/malam
b. Persiapan sebelum tidur, seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
c. Aktifitas sebelum tidur
d. Aktivitas sesudah tidur, seperti merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka dan
menyikat gigi

3. Kemampuan klien dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri


a. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Berikan pilihan sederhana pada klien agar ia memilih kegiatan berdasarkan
keinginannya, contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi
dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi
b. Mengatur penggunaan obat
Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
• Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian.
• Reaksi obat.
c. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
• Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan lanjut
• Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan
lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya
4. Aktivitas di dalam rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam:
a. Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan.
b. Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel)
c. Mencuci pakaian sendiri.
d. Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari.

5. Aktivitas di luar rumah


Tanyakan kemampuan klien:
a. Belanja untuk keperluan sehari-hari.
b. Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan
kendaraan pribadi, kendaraan umum.
c. Aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah (bayar listrik/telepon/air/kantor pos
dan bank)
d. Jelaskan data terkait.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

XII. PENGETAHUAN

325
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien
simpulkan dalam masalah.

XIII. ASPEK MEDIK


Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Tuliskan daftar masalah keperawatan yang ditemukan pada pengkajian di atas,
sertai dengan data pendukung baik data subjektif dan data objektif.
2. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan.

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P dan E berdasarkan pohon masalah.
2. Urutkan diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas.
3. Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan
nama jelas mahasiswa.

326
Lampiran 9 Format SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGGAL :

Nama Pasien:
Ruang :

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :

b. Diagnosa Keperawatan jiwa:

c. Tujuan :

d. Tindakan Keperawatan :


2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
b. Evaluasi/Validasi :

c. Kontrak
❖ Topik :
❖ Tempat :
❖ Waktu :
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)

Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :

❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :

b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
c. Kontrak yang akan datang
❖ Topik :
❖ Waktu :
❖ Tempat :

Catatan : SP dibuat setiap hari pratik sebelum melakukan pre conference dengan
pembimbing klinik.

327
Lampiran 10 Format Analisa Proses Interaksi (API)

FORMAT PEMBUATAN
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)

Initial Klien : ………………………………..


Usia : ……tahun
Interaksi ke- : ……( Fase ............................ )
LIngkungan : Ilustrasikan dengan narasi, dimana tempat klien berada, siapa saja yang ada
didekat klien, bagaimana suasana disekitar klien.
Deskripsi : Gambaran tentang klien baik penampilan klien maupun sikap klien selama
berinteraksi dengan perawat.
Tujuan Interaksi : Menyebutkan tujuan sesuai dengan TUK yang ingin dicapai.
Waktu Interaksi : Tanggal, bln, tahun dan waktu dilakukannya interaksi sampai selesai.
Contoh: (00/00/0000), pukul (09.00 - 09.10 WIB)

Catatan : API dibuat pada kasus kedua, keempat dan keenam, bebas memilih API pada. API
dikumpulkan pada hari kedua, keempat, dan hari keenam .

328
ANALISA PROSES INTERAKSI

Analisa berpusat pada Analisa berpusat pada klien


Komunikasi Verbal Komunikasi Nonverbal Rasional
perawat (P) (K)
P: P: P: K: Menjelaskan rasional
K: tindakan yang dilakukan
K: K: P: K:
P:

Dan selanjutnya. .. 

Keterangan Tabel :
P : Perawat
K : Klien

Kesan : Bagaimana kesan setelah interaksi, apakah klien kooperatif selama interaksi, bagaimana respon verbal dan nonverbal klien,
apakah tujuan sudah tercapai?

329
Lampiran 11 Daftar Kegiatan Harian Praktik Klinik

RENCANA KEGIATAN HARIAN PERAWAT

Nama Mahasiswa/i :
NIM :
Ruang :

Hari/
No Kegiatan Paraf
Tanggal/Jam

Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik

(.....................................................) (.....................................................)

330
Lampiran 12. Format Analisis Kritis Jurnal

ANALISIS KRITIS ARTIKEL


“JUDUL ARTIKEL”

OLEH:
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


PRAKTIK KINIK III SUB KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020

331
ARTIKEL
ANALISIS KRITIS
❖ Did the study address a clearly focused question / issue?
❖ Is the research method (study design) appropriate for answering the research question?
❖ Is the method of selection of the subjects
❖ Could the way the sample was obtained introduce (selection) bias?
❖ Was the sample of subjects representative with regard to the population to which the
findings will be referred?
❖ Was the sample s ize bas ed on pre-study considerations of statis tical power?
❖ Are the meas urements (questionnaires) likely to be valid and reliable?
❖ Was the statistical significance assessed?
❖ Are confidence intervals g iven for the main results?
❖ Could there be confounding factors that haven’t been accounted for?
❖ Can the results be applied to your organization?
❖ Were all outcomes important to the individual or population considered ?
❖ What would be the impact of using this test on your patients /population ?
KESIMPULAN

LAPORAN DI BUAT DALAM FORMAT .pdf

332
Lampiran 13
JURNAL REFLEKSI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Hari/Tanggal:
Hari terakhir praktik klinik sub keperawatan jiwa ini akhirnya selesai, saya merasakan
senang meskipun saya merasakan beban yang berat dalam membuat tugas individu dan
kelompok, tapi saya mampu melewati dan melakukan kegiatan-kegiatan yang harus saya
capai selama praktik keperawatan jiwa ini. Di minggu kedua saya mulai merasakan berguna
dan bermanfaat bagi keluarga karena selama saya memberikan asuhan keperawatan, warga-
warga merasa senang, bisa tertawa terutama nenek-nenek yang lanjut usia. Di sesi pertama,
saya sangat senang sekali karena lansia-lansia tersebut sangat antusias, bersemangat
menceritakan perubahan fisik yang mereka alami. Saya melihat lansia-lansia tersebut
mengungkapkan perubahan fisik mereka dan mereka bisa menerima dengan baik.
Dengan memberikan terapi kelompok pada pasien gangguan jiwa disini bisa melihat
dan mendengarkan ungkapan dari xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Usia lanjut merupakan tahapan setelah melewati masalah dewasa, pada masa ini usia
lanjut mengalami perubahan-perubahan yang mudah dilihat, yakni perubahan fisik.
Kemampuan indra-indra sensoris menurun, waktu reaksi dan stamina akan menurun. Selain
itu usia lanjut juga akan mengalami kesepian dan kesedirian, mereka bisa melewati dengan
kesibukan-kesibukan pekerjaan yang sekaligus juga merupakan pegangan hidup dan dapat
memberikan rasa aman dan rasa harga diri (Sarwono, 2009).(TEORI)xxx
Dengan pemberian terapi kelompok terapeutik ini saya berharap dapat membantu
lansia-lansia menjadi lansia yang sehat dan tetap produktif menjalankan kehidupan sehari-
harixxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Daftar Pustaka
Sarwono, S. W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo
Persada.

333
LAMPIRAN 14
FORMAT PENILAIAN SEMINAR KRITISI JURNAL

TANGGAL :
MATA AJAR :
MATERI/TOPIK :
NAMA KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :

NO ASPEK YANG DI NILAI Nilai Keterangan


0 1 2 3 4
1 Bebas plagiarism
2 Peenguasaan materi
3 Ketepatan dalam pemberian penjelasan
dan jawaban
4 Kemampuan kelompok memotivasi
peserta diskusi
5 Bahasa komunikatif
6 Metode dan Media dalam penyajian
7 Peran anggota kelompok
8 Sistematika penyusunan makalah
9 Ketajaman Pemaparan
10 Ketepatann penggunaan waktu

Keterangan : Dosen Penilai


Nilai= Jumlah/10
Nilai: ( )
1. 4: Baik Sekali
2. 3: Baik
3. 2: Cukup
4. 1: Kurang
5. 0: Tidak dilakukan

334
LAMPIRAN 15
FORMAT PENILAIAN SOFT SKILL/SIKAP
TANGGAL :
MATA AJAR :
MATERI/TOPIK :
NAMA KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :

NO ASPEK YANG DI NILAI Nilai Keterangan


0 1 2 3 4
Disiplin
1 Selalu hadir tepat waktu sesuai jadwal
perkuliahan
2 Berpakaian sesuai dengan ketentuan
3 Tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas
Tanggung jawab
4 Mengerjakan seluruh tugas dengan
baik
5 Tidak melempar tanggung jawab pada
orang lain
6 Mandiri dalam mengerjakan tugas
Kreatifitas
7 Menggunakan berbagai sumber
belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran
8 Dapat menyelesaikan
masalah/kesulitan yang ada
9 Mampu memodikasi lingkungan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
Kerjasama
10 Bekerjasama dengan teman dan dosen
11 Bekerjasama menjaga kebersihan
lingkungan kampus
12 Bekerjasama dalam menjaga
ketertiban selama perkuliahan

Keterangan : Dosen Penilai


Nilai= Jumlahx10/48
Nilai: ( )
1. 4: Baik Sekali
2. 3: Baik
3. 2: Cukup
4. 1: Kurang
5. 0: Tidak dilakukaN

335
Lampiran 16

FORMAT PENILAIAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


No Komponen Bobot Skor Ket
Nilai
1 2 3 4 5 (Bobot x Skor)
1 Laporan pendahuluan (LP) dan 10
Strategi Pelaksanaan (SP)
2 PERKENALAN/ 5
ORIENTASI
2.1. Salam terapeutik
2.2. Evaluasi/validasi 5
5
2.3. Kontrak (topik, waktu, ternpat)

5
2.4. Tujuan tindakan/ pembicaraan

3 KERJA 10
3.1. Tehnik komunikasi terapeutik
3.2. Sikap terapeutik 10
3.3. Langkah-Iangkah Tindakan 25
keperawatan (generalis dan
spesialis
4 TERMINASI 5
4.1. Evaluasi respons klien
4.2. Rencana tindak lanjut 5
4.3. Kontrak yang akan datang (topik, 5
tempat, waktu)
5. Dokumentasi hasil tindakan 10
keperawatan
TOTAL 100

Nilai Akhir = Nilai x 100


……………………………,20...
Nama Mahasiswa: ................................
Nama Penguji

336
Lampiran 17

FORMAT PENILAIAN ANALISA PROSES INTERAKSI


Komponen Skor
No. Bobot 1 2 3 4 5 Nilai Ket
(Bobot x Skor)
1 Memilih dan menata
lingkungan yang sesuai 5
untuk interaksi
2 5
Menetapkan tujuan
hubungan perawat-klien
3 Menggunakan tehnik 10
komunikasi terapeutik
4 Menggunakan sikap 10
terapeutik
5 Membina hubungan 5
saling percaya
6 Mengimplementasikan 15
rencana t indakan
keperawatan selama
interaksi
7 Mensintesa pengetahuan 20
dan menggunakannya
dalam menganalisa
perilaku klien
8 Menganalisa perilaku 10
sendiri, khususnya yang
berhubungan dengan
interaksi
9 Melakukan komunikasi 10
sesuai dengan tahapan
komunikasi (orientasi,
kerja, dan terminasi)
10 Membantu klien dalam 10
mengakhiri hubungan
melalui fase terminasi

TOTAL 100
Nilai akhir: Total Nilai x 100
50
, 20...
Nama Mahasiswa: ................................
Nama Penguji

337
Lampiran 18

FORMAT PENILAIAN
PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
Skor
No. Komponen Bobot 1 2 3 4 5 Nilai Ket
(Bobot x Skor)
1 Latar belakang 25
dituliskan secara
sistematis dengan
menjelaskan gambaran
umum lahan praktik
serta permasalahan
yang ada sesuai hasil
pengkajian
2 Analisis dituliskan 25
secara tajam dengan
mem bandingkan fakta
dengan teori/konsep
manajemen atau
teori/konsep terkait
lainnya
3 Alternatif 25
penyelesaian masalah
relevan dengan
permasalahan dan
bersifat operasional
4 Cara penulisan makalah 25
mengikuti ketentuan
penulisan ilmiah atau
pedoman tesis ( cara
menulis kutipan,
referensi, dan tata
bahasa Indonesia yang
baik)

TOTAL 100
Nilai akhir: Total Nilai x 100
20

, 200...
Nama Mahasiswa: ................................
Nama Penguji

338
Lampiran 19

FORMAT PENILAIAN JOURNAL REFLECTION


Komponen Skor
No. Bobot 1 2 3 4 5 Nilai Ket
(Bobot x Skor)
1 Mengidentifikasi point 20
yang tepat untuk
refleksi diri
2 30
Menggunakan referensi
ilmiah dalam
melakukan refleksi

3 Sistematis 20
4 Penyelesaian 20
masalah/harapan
5 Komprehensif 10

TOTAL 100
Nilai akhir: Total Nilai x 100

25......................................... ,
20...

Nama Mahasiswa: ................................


Nama Penguji

339

Anda mungkin juga menyukai