Laporan Akhir - Elsa Annisa - I1031171039 - Reg A PDF
Laporan Akhir - Elsa Annisa - I1031171039 - Reg A PDF
KEPERAWATAN JIWA
DOSEN PENGAMPU :
Oleh:
TANJUNGPURA PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan bapak M. Ali Maulana, S.Kep., Ners., M.Kep selaku
pembimbing akademik mata kuliah praktek klinik 3 sub keperawatan jiwa , Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura yang telah membimbing dan memberi saran sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan
baik dan rapi.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa analisis jurnal ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Pengantar ......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa bagi manusa berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan
sanggup mengahdapi problem, merasa Bahagia dan mampu diri. Orang yang sehat jiwa
berarti mempunyai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan
lingkungan manusai terdiri dari bio, psiko, social, dan spiritual yang saling berinteraksi
satu dengan yang lain dan saling memengaruhi (Azizah, dkk 2016).
Orang Dengan Gangguan Jiwa yang disingkat dengan ODGJ adalah orang yang
mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia (Undang
Undang Kesehatan Jiwa No.36, 2014). Hambatan yang dialami oleh klien gangguan jiwa akan
mempengaruhi kualitas hidupnya, sehingga menjadi perhatian khusus karena dampak yang
diakibatkan tidak hanya pada klientetapi juga berdampak pada keluarga dan masyarakat. Hal
tersebut di atas menunjukan masalah gangguan jiwa di dunia memang sudah menjadi masalah yang
sangat serius dan menjadi masalah kesehatan global. Keperawatan kesehatan jiwa adalah
bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian intergral dari pelayanan kesehatan,
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmuanya dan penggunaan diri sendiri secara
teraupetik sebagai kiatnya. Dalam mata kuliah ini dibahas tentang klien sebagai sitem yang adatif
dalam tentang respon sehat jiwa sampai gangguan jiwa, psikodinimika, terjadinya masalah
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan ini agar penulis mampu memahami konsep dari keperawatan jiwa
serta dapat memberikan pemahaman pada penulis agar fapat berpikir secara logis dan
ilmiah sesuai dengan kenyataan yang ada.
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi laporan pendahuluan tujuh diagnose
2. Mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa tujuh diagnose
3. Mengidentifikasi strategi pelaksanan keperawatan pada tujuh diagnose
4. Mengidentifikasi Analisa proses interaksi keprawatan jiwa
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat memahami
dari keperawatan jiwa serta sebagai media infromasi
2
BAB II
MANAJEMEN KASUS GANGGUAN JIWA
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1) ISOLASI SOSIAL
1. DEFINISI
Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap
timbul karena orang lain serta sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam (Keliat,
2019).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2000).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012).
a) Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial menurut Damaiyanti dan
Iskandar (2012) adalah:
1) Faktor perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses. Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman
bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya
stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi
3
akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa
percaya diri dan dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain
maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting
dalam masa ini, agar anak tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
b) Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal
maupun eksternal meliputi:
1) Stresor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan seperti
perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kesepian karena ditinggal
jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara.
2) Stresor psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
4
a. Mayor
Subjektif:
• Ingin sendiri
• Merasa tidak nyaman ditempat umum
• Merasa berbeda dengan orang lain
Objektif:
• Menarik diri
• Menolak melakukan interaksi
• Afek datar
• Afek sedih
• Afek tumpul
• Tidak ada kontak mata
• Tidak bergairah atau lesu
b. Minor
Subjektif:
• Menolak berinteraksi dengan orang lain
• Merasa sendirian
• Merasa tidak diterima
• Tidak mempunyai sahabat
Objektif:
• Menunjukan permusuhan
• Tindakan berulang
• Tindakan tidak berarti
B. Pohon Masalah
7
5. Diagnosa Keperawatan
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan isolasi sosial
(Damaiyanti & Iskandar, 2012) yaitu :
a. Isolasi sosial
b. Harga Diri Rendah Kronik
c. Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik.
2) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
3) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul.
4) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri tanda-tanda serta
penyebab yang muncul.
5) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain.
6) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
7) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain.
8) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
9) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
10) Dorong klien untuk mengungkapkan perasannya bila berhubungan dengan
orang lain.
11) Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang
lain.
12) Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
9
Strategi Pelaksanaan :
1) Sp 1p :
a) Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
b) Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
c) Berdiskusi dengan klien tentang kerugian beriteraksi dengan orang lain.
d) Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang.
e) Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
2) Sp 2p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Memberikan kesempatan kepada klien mempratikkan cara berkenalan
dengan satu orang.
c) Membantu klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
3) Sp 3p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b) Memberikan kesempatan kepada klien mempratikkan cara berkenalan
dengan dua orang atau lebih.
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
4) Sp 1 K : Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
klien beserta proses terjadinya. Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan
isolasi sosial.
5) Sp 2 K : Melatih keluarga mempratikkan cara merawat klien dengan isolasi
sosial. Melatih keluarga mempratikkan cara merawat langsung kepada klien
isolasi sosial.
6) Sp 3 K : Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum obat (discharge planning). Menjelaskan follow up
klien setelah pulang.
10
Tujuan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
4) Klien dapat (menetapkan) kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit.
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapakn prinsip kounikasi
terapeutik.
2) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
3) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
4) Utamakan memberi pujian yang realistik.
5) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama
sakit.
6) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan.
7) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari.
8) Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien.
9) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
10) Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
11) Beri pujian atas keberhasilan klien
12) Diskusikan pelaksanna dirumah.
13) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah kronik.
14) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
15) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Strategi Pelaksanaan :
1) Sp 1p :
a) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
11
b) Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan.
c) Membantu klien memilih atau menetapkan kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan klien.
d) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilh.
e) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2) Sp 2p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
klien.
c) Menganjurkan klien masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3) Sp 1 K:
a) Mandiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
dirumah.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
klien beserta proses terjadinya.
c) Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan harga dirirendah.
d) Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga diri rendah.
e) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempratikkan cara merawat
klien dengan harga diri rendah.
4) Sp 2 K : Melatih keluarga mempratikkan cara merawat langsung kepada klien
harga diri rendah.
5) Sp 3 K :
a) Membuat perencanaan pulang bersama keluarga dan membuat jadwal
aktifitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning).
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
c. Diagnosa : Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Tujuan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya .
2) Klien dapat mengenali halusinasinya.
3) Klien dapat mengontrol halusinasinya.
4) Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi.
12
5) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
2) Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap.
3) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa
tanpa stimulus, memandang kekiri atau ke kanan atau kedepan seolaholah ada
teman bicara.
4) Bantu klien mengenali halusinasinya.
5) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah atau
takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.
6) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
(tidur, marah, menyibukkan diri, dll).
7) Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol halusinasi.
8) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap.
9) Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi.
10) Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan
rumah).
11) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi manfaat obat.
12) Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.
13) Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
yang dirasakan.
14) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi.
15) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip benar.
Strategi Pelaksanaan :
1) Sp 1p :
a) Mengidentifikasi jenis halusinasi klien.
b) Mengidentifikasi isi halusinnasi klien.
c) Mengidentifikasi waktu halusinasi klien.
d) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien.
e) Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi klien.
13
f) Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi klien.
g) Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
h) Menganjurkan ke dalam kegiatan harian.
2) Sp 2p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
c) Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
3) Sp 3p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukankegiatan.
c) Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4) Sp 4p :
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Memberikan penkes tentang penggunaan obat secara teratur.
c) Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian klien.
5) Sp 1 K :
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami klien, tanda dan gejala halusinasi, serta proses
terjadinya halusinasi.
c) Menjelaskan cara merawat klie dengan halusinasi.
6) Sp 2 K :
a) Melatih keluarga mempratikkan cara merawat klien dengan halusinasi.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
halusinasi.
7) Sp 3 K :
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas ddirumah termasuk minum
obat (discharge planning).
b) Menjelaskan pollow up klien setelah pulang.
14
2) RESIKO BUNUH DIRI
1. Definisi
Resiko bunuh diri adalah rentan terhadap menyakiti diri sendiri dan cedera yang
mengancam jiwa. Tindakan mengakhiri hidupnya berupa isyarat, ancaman, dan
percobaan bunuh diri (Keliat, 2019).
Bunuh dirimerupakan upaya yang disadari dan bertujuan mengakhirikehidupan,
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakanhasratnya untuk mati (Aulia
& Samita, 2019). Bunuh diri adalah keadaan dimana suatu individu mengalami risiko
untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa.
Bunuh diri juga didefinisikan sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika
tidak di cegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup
setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal
ini sebagai ssesuatu yang diinginkan (Stuart & Sundan, 1995 dalam Fitria, 2012).
15
2. Memberikan ancaman akan melakukan bunuh diri
3. Mengungkapkan ingin mati
4. Mengungkapkan rencana ingin mengakhiri hidup
Objektif
16
Harga diri rendah kronis
5. Diagnosa Keperawatan
Risiko Bunuh Diri
Tindakan keperawatan : Ancaman bunuh diri dengan diagnosis : Risiko bunuh diri
Menjelaskan dengan lembut pada klien bahwa saudara akan melindungi klien samapai klien
melupakan keinginan untuk bunuh diri (Fitria, 2009).
3) WAHAM
1. Definisi
Waham yang tidak ditindak lanjuti atau waham yang tidak diberikan
penatalaksanaan maka mungkin sangat berbahaya dalam berbagai macam hal, waham
tidak hanya 8 menyebabkan stress psikologis dan kecemasan tetapi juga konsekuensi
berbahaya dalam kehidupan dirinya dan orang yang ada disekitar mereka (Rosinta,
2019).
a. Genetik
d. Mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri
1. Faktor predisposisi
a. Genetik, faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota
keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak
saudara lain).
2. Faktor presipitasi
Menurut Keliat (2019) tanda dan gejala dari waham adalah sebagai
berikut:
• Subjektif
• Objektif
a. Mudah tersinggung
b. Marah
c. Waspada
d. Menarik diri
e. Inkoheren
g. Bingung
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berfikir magis dan
primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara (tangensial,
neologisme, sirkumtansial).
19
2. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi.
3. Fungsi emosi Afek tumpul : kurang respons emosional, afek datar, afek tidak
sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.
5. Fungsi sosial kesepian Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
Tanda dan gejala menurut Direja (2011) yaitu terbiasa menolak makan,
tidak ada perhatian pada perawat diri, ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak
terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan
bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, menjalankan kegiataan keagamaan secara berlebihan.
20
orang yang paling hebat
Objektif
5. Diagnosa Keperawatan
Adapun masalah keperawatan yang sering muncul pada klien dengan waham adalah
sebagai berikut (Fitria, 2012):
21
a. Resiko tinggi perilaku kekerasan
Jika ada waham katakan: Anda percaya, tetapi anda tidak mengetahuinya.
c. Tindakan keperawatan:
Harga diri rendah kronik adalah evaluasi diri atau perasaan negative tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan (keliat, 2019). Harga
diri rendah melibatkan evaluasi diri yang negatif dan berhubungan dengan perasan yang
lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak beriharga,
dan tidak memadai (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016 dalam Keliat, 2019)
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri, penurunan harga
rendah ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun (Keliat dkk, 2011).
Menurut NANDA (2015) harga diri rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri negtif yang
berkembang sebagai respon didiri terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
pada seseorang yang sebelumnya memiliki evaluasi diri negatif (Wahyuni, 2017). Dari dua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan tidak
berharga atau tidak berarti berkepanjangan yang ditimbulkan dari berubahnya evaluasi
diri, penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronik. Harga diri rendah
situasional adalah suatu gegagalan dalam menjalankan fungsi dan peran yang terjadi
secara tiba-tiba misalnya perasaan malu terhadap diri sendiri karena sesuatu (korban
pemerkosaan), sedangkan harga diri rendah kronis adalah evaluasi perasaan diri sendiri
yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA,2005). Menurut
damaiyanti (2012)harga diri rendah ada secara situasional dan kronik, yaitu :
a. situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami atau istri, perasaan malu karena sesuatu (korban pemerkosaan).
b. Kronik,yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien gangguan jiwa.
Harga diri rendah disebabkan karena adanya ketidakefektifan koping individu akibat
kurangnya umpan balik yang positif. Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada
masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan.
Menurut NANDA (2015) faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi faktor
Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu :
a. Faktor Predisposisi
a) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari orang tua,
seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu mengekang, sehingga
anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna lagi serta merasa rendah diri.
b) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputiideal diri seperti
dituntut untuk selalu berhasil dantidak boleh berbuat salah, sehingga anak
kehilangan rasa percaya diri.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal misalnya ada
salah satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga keluarga merasa malu
dan rendah diri. Pengalaman traumatik juga dapat menimbulkan harga diri rendah
seperti penganiayaan seksual, kecelakaan yang menyebabkan seseorang dirawat di
rumah sakit dengan pemasangan alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon
terhadap trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi represi
dan denial.
3. Tanda dan Gejala
1) Mayor Subjektif
24
1. Menilai diri negatif/mengkritik dini
2. Merasa tidak berarti/tidak berharga
3. Merasa malu/minder
4. Merasa tidak mampu melakukan apapun
5. Meremehkan kemampuan yang dimiliki
6. Merasa tidak memiliki
kelebihan Objektif :
l. Berjalan
menunduk 2.Postur
tubuh menunduk
3. Kontak mata kurang
4. Lesu dan tidak bergairah
5. Berbicara pelan dan lirih
6. Ekspresi muka datar
7. Pasif
2) Minor
Subjek
tif:
l Merasa sulit konsentrasi
2. Mengatakan sulit tidur
3. Mengungkapkan keputusasaan
4. Enggan mencoba hal baru
5. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
6. Melebih-lebihkan penilian negative tentang diri
sendiri Objektif
l. Bergantung pada pendapat orang lain
2.Sulit membuat keputusan
3. Seringkali mencari penegasan
4. Menghindari orang lain
5. Lebih senang menyendiri
Menurut Carpenito, L.J dan Keliat, B A dalam buku Kartika Sari (2015) tanda dan gejala
pada harga diri rendah yaitu :
25
a. Data Subjektif
b. Data Obyektif
26
menurut prabowo (2014) isi dari pengkajian tersebut adalah
1) Identitas pasien
3) Tipe keluarga
4) Suku bangsa
5) Agama
7) Aktivitasrekreasi keluarga
9) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
d) Struktur peran
e) Nilai dan norma keluarga
27
11) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
b) Pengobatan
c) Aniaya
a) Genogram
b) Konsep diri
a. Gambaran diri
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
c) Hubungan social
28
b. Pasien merasa berada dilingkungan yang mengancam
c. Keluarga kurang memberikan pengarahan kepada klien
d) Spiritual
a. Falsafah hidup
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motoric
d. Alam perasaan
e. Afek
g. Persepsi
h. Proses piker
i. Isi piker
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
m. Kemampuan menilai
n. Daya tilikdiri
a. Makan
29
b. Buang air besar dan buang air kecil
c. Mandi
d. Berpakaian
e. Istirahat dan tidur
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan kesehatan
Isolasi sosial
Core Problem
Harga Diri Rendah
30
Pohon Masalah Harga Diri Rendah menurut Ade Herman 2011.
5. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat diambil dari pohon masalah diatas adalah :
c. Isolasi sosial.
a. Tujuan Umum : klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
1) Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non
verbal.
31
(c) Jelaskan tujuan pertemuan.
Klien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien,
aspek positif keluarga, dan aspek positif lingkungan klien.
2) Intervensi :
2) Intervensi :
1) Kriteria Hasil :
klien dapat membuat rencana kegiatan harian.
2) Intervensi :
(a) Rencanakan bersama klien kemampuan yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai dengan kemampuan klien meliputi kegiatan mandiri maupun
32
dibantu.
1) Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
1) Kriteria Hasil :
2) Intervensi :
33
(Keliat, 2019). Perilaku kekerasan timbul karena rasa tidak nyaman dan panik yang
terjadi akibat stressor dari dalam dan luar lingkungan. Perilaku kekerasan yang
timbul pada klien akan diawali dengan adanya perasaan tidak berharga, takut dan
ditolak oleh lingkungan sehingga individu akan menyingkir dari hubungan
interpersonal dengan orang lain (Sulistiowati, N. M. D., Keliat, B. A., & Wardani,
I. Y, 2014). Resiko perilaku kekerasan terhadaporang lain adalah rentan
melakukan perilaku yang menunjukkan dapat membahayakan orang lain secara
fisik dan emosional (NANDA, 2015).
2. Etiologi
- Waham
- Curiga pada orang lain
- Halusinasi
- Berencana bunuh diri
- Disorientasi atau konfusi
- Kerusakan kontrol impuls
- Depresi
- Penyalahgunaan NAPZA
- Gangguan konsep diri
- Isolasi sosial (Keliat, 2014).
1) Faktor predisposisi
- Teori biologik : pengaruh neurofisiologik, pengaruh biokimia, pengaruh
genetik, gangguan otak.
- Teori psikologik : psikoanalitik tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman
dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri
rendah, teori pembelajaran, teori sosiokultural (Fitria, 2009).
Menurut (Livana, 2019) ketidak harmonisan dalam keluarga (perceraian),
kehilangan orang yang dicintai,sering mengalami kegagalan,kehidupan yang
penuh dengan tindakan agresif,dantimbulnya ketidakpercayaan pada dirisendiri.
2) Faktor presipitasi
- Internal melipuri semua faktor yang menimbulkan kelemahan, menurunnya rasa
pecaya diri, rasa takut, hilang kontrol
- Eksternal meliputi penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintainya, kritis
(Fitria, 2009).
34
3. Tanda dan
Gejala
Subjektif :
- Mengatakan benci atau kesal dengan orang lain
- Mengatkan ingin memukul orang lain
- Mengatkan tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan
- Mengungkapkan keinginan menyakiti diri sendiri orang lain dan
Regimen terapeutik
merusak lingkungan
inefektif
Objektif
Isolasi sosial:
- muka merah,
Menarik diri
- pandangan tajam atau melotot
- Sarkasme
- nada suara tinggi,
- napas meningkat
- keringat,
- sakit fisik,
- penyalahgunaan zat, dan
- tekanan darah meningkat, nadi meningkat
- merusak lingkungan
- memukul orang lain (Keliat,2014).
Perilaku kekerasan
PPS: Halusinasi
35
Harga diri rendah kronis
5. Diagnosa Keperawatan
- Perilaku kekerasan
- Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
- Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
- Harga diri rendah
- Isolasi sosial
- Berduka disfungsional
- Koping keluarga inefektif (Fitria, 2009)
36
6) HALUSINASI
1. Definisi Halusinasi
38
• Biacra sendiri
• Tertawa sendiri
• Melihat ke situ arah
• Mengarahkan telinga ke arah tertentu
• Tidak dapat memfokuskan pikiran
• Diam sambil menikmati halusinasinya
2. Minor
- Subjektif:
• Sulit tidur
• Khawatir
• Takut
- Objektif:
• Konsentrasi buruk
• Disorentasi waktu, tempat, orang, atau situasi
• Afek datar
• Curiga
• Menyendiri, melamun
• Mondar-mandir
• Kurang mampu merawat diri
Gangguan
Resiko perilaku
Persepsi
kekerasan (diri Sensori :
sendiri, orang Halusinasi
lain,lingkungan Pendengara
40
Isolasi Sosial :
n Menarik Diri
Causa
5. Diagnosa Keperawatan
Masah keperawatan yang mungkin muncul. Ada beberapa diagnosa keperawatan yang
sering ditemukan pada klien dengan halusinasi menurut keliat (2006), yaitu :
• Risiko perilaku kekerasan b/d halusinasi pendengaran
• Gangguan presepsi sensori: halusinasi b/d menarik diri
• Isolasi sosial: menarik diri b/d harga diri rendah
• Defisit perawatan diri b/d isolasi sosial
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, dan kesejahteraan
sesuai kondisi kesehatannya, pasien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat memenuhi perawatan diri. Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Keliat, 2014).
42
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri; mandi; berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri aktifitas makan sendiri; dan aktifitas eliminasi sendiri
(Herdman, 2012). Menurut Sutejo (2017) Defisit perawatan diri adalah keadaan
seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan
Pasien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan,
bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit Perawatan Diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada Pasien gangguan jiwa.
Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya defisit perawatan diri:
(Yusuf, 2015).
43
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri dari
lingkungannya. Hal ini berkaitan dengan situasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik social
Usia anak-anak seringkali dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene dalam
perkembangannya.
e. Budaya
Ada budaya tertentu dimasyarakat yang melarang individu yang sakit untuk
mandi.
f. Kebiasaan seseorang
Kebiasaan seseorang tentu berbeda dalam menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri, seperti penggunaan alat mandi.
1) Mayor
Subjektif:
1. Menolak melakukan perawatan diri: Kebersihan diri, berpakaian, makan
dan minum, dan eliminasi
2. Menyampaikan ketidakinginan melakukan perawatan diri: Kebersihan
diri, berpakaian, makan dan minum, dan eliminasi
45
4. Eliminasi (buang air besar [BAB), buang air kecil [BAK]) tidak
pada tempatnya
5. Lingkungan tempat tinggal kotor dan tidak rapi
2) Minor
Subjektif :
- Objektif
1. Ketidakmampuan menyiapkan perlengkapan mandi
2. Ketidakmampuan melepas dan mengenakan pakaian
3. Ketidakmampuan mengambil makanan atau minuman sendiri
4. Ketidakmampuan menggunakan toilet
Adapun tanda dan gejala pada pasien dengan defisit perawatan diri ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan, diantaranya: (Hidayati, 2017).
1. Fisik
Bau badan, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang, gigi kotor
disertai mulut bau, dan penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
Aspek psikologis menunjukkan sikap malas, tidak ada inisiatif, menarik diri,
isolasi diri, merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Psikomotor
Interaksi dan kegiatan klien kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma,
cara makan tidak teratur, BAK dan BAB tidak sesuai tempatnya, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
4. Afektif
Berdasarkan aspek afektif, klien merasa bosan, lambat dalam menghabiskan
waktu, afek tumpul dan kurang motivasi untuk perawatan diri.
5. Kognitif
Daya konsentrasi menurun, pikiran inkoheren, gangguan halusinasi dan
disorientasi.
46
4. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang di Kaji
1. Identitas pasien
3. Tipe keluarga
4. Suku bangsa
5. Agama
7. Aktivitasrekreasi keluarga
48
2. Pasien merasa berada dilingkungan yang mengancam
3. Keluarga kurang memberikan pengarahan kepada klien
4. Pasien sulit berinteraksi karena berperilaku kejam dan
mengeksploitasi orang lain
d. Spiritual
1. Falsafah hidup
2. Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motoric
d. Alam perasaan
e. Afek
g. Persepsi
h. Proses piker
i. Isi piker
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
m. Kemampuan menilai
n. Daya tilikdiri
a. Makan
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan kesehatan
B. Pohon Masalah
5. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
b. Defisit Perawatan Diri
50
c. Harga Diri Rendah
6. Rencana Tindakan Keperawatan
Adapun tindakan keperawatan untuk pasien (Dermawan & Rusdi, 2013)
1. Tujuan:
Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara
mandiri Pasien mampu melakukan makan dengan baik
2. Tindakan Keperawatan
Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita latihannya meliputi:
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
4. Melatih pasien makan secara mandiri, untuk melatih makan pasien perawat
dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
51
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
52
5. Menganjurkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri , melatih pasien
untuk BAB dan BAK secara mandiri
sesuai tahapan berikut:
53
B. STATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif:
- klien mengatakan lebih suka menyendiri dan mengurung diri didalam kamar
- klien mengatakan saudaranya membawa ketempat ini karena klien tidak pernah
keluar kamar
- klien mengatakan jarang makan saat mengurung diri dikamar
- klien mengatakan orang terdekatnya adalah ibunya sendiri tetapi ibu klien sudah
meninggal 3 tahun yang lalu sehingga klien tidak memiliki orang untuk bercerita
Data Objektif:
- klien tampak lusuh
- klien tampak sedih
c. Tujuan :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat menyebutkan ppenyebab dari isolasi social
- Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
- Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
- Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
- Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
- Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
54
d. Tindakan Keperawatan :
- Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk
memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini
ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu
nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.
Contohnya: nama saya Elsa Annisa, senang dipanggil Elsa. Selanjutnya ibu
menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya nama Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa?
Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba ibu
berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!
Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang hal- hal
yang menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi, pekerjaan dan
sebagainya.
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan ?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Sekarang coba ulangi dan peragakan cara berkenalan dengan orang lain.
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
56
dilakukan) :
Baiklah bu untuk rencana tidak lanjut ibu membuat jadwal harian untuk
berkenalan atau bercakap-cakap dengan orang lain. Baiklah ibu, dalam
satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap- cakap dengan teman?
Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada jadwal
kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara
mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi?
Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang
❖ Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia?
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap di jam
09.00 pagi didekat ruangan rekreasi ini bu. Baiklah bu besok saya akan kesini
jam 09:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.
57
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKANKEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif:
- Klien mengatakan sedih dan tidak tahu,
- klien mengatakan sedih
- klien tidak merasa sakit dan klien mengatakan akan pergi jauh serta
meminta perawat jaga adik-adik dan ibunya.
- klien mengatakan tidak sakit dan hanya sedih karena tunangannya
kecelakaan dan meninggal padahal klien akan menikah satu bulan lagi
Data Objektif:
- Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka tidak berubah
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung
58
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bapak perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di rumah sakit selama 2 minggu.
Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya akan
merawat bapak selama di rumah sakit ini. Nama bapak siapa?
Senangnya bapak di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan dan kabar bapak hari ini ? bagaimana tidur bapak
semalam ?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah bapak, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
Benda-benda apa saja yang dapat membahayakan diri bapak, serta
bagaimana cara mengendalikan dorongan bunuh diri? Tujuannya agar bapak
tahu benda- benda apa saja yang dapat membahaykan diri bapak, serta
bapak dapat mengetahui cara mengendalikan bunuh diri.
❖ Tempat : Bapak mau berbincang-bincang diama? Baik disini saja ya pak.
❖ Waktu : Berapa lama bapak mau kita akan berbincang-bincang?
Bagaimana kalau waktu berbincang-bincang selama 30 menit? Apakah bapak
setuju?
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
59
- Bapak, bagiaman kalau saya ajarkan cara-cara lain untuk mengusir suara-
suara itu, apakah bapak mau?
60
Pak, kalau suara-suara itu ada, bapak tutup kedua telinga rapat-rapat seperti ini
pak, dan kata kan dengan keras JAUHI SAYA, PERGI KAMU.. KAMU
PALSU. Coba bapak lakukan seprti yang saja ajarkan tadi. Iya pak seperti itu.
Bagus sekali ya pak.
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan bapak setelah bapak mengetahui benda-benda yang dapat
membahaykan diri bapak, dan mengetahui cara mengusir suara-suara yang
menyuruh bapak melakukan bunuh diri?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Sekarang coba bapak ulangi apa yang saya ajarkan tadi.
Iya begitu pak, bagus…
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Baiklah bapak jadi selama kita tidak bertemu, bila bapak melihat benda-
benda yang dapat membahayakan bapak, segera jauhi, dan jika bapak
mendengar suara- suara itu kembali, segera bapak usir dengan cara
yang sudah kita pelajari tadi.
c. Kontrak yang akan datang
❖ Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang agar tetap
aman dan tidak menecederai diri. apakah bapak bersedia?
❖ Waktu :
Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap disini
lagi dan di jam 09.00? apakah bapak setuju. Baiklah pak selamat beristirahat
sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.
61
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
Data Subjektif:
- klien mengatakan menderita kanker otak,
- klien tampak keliru menghitung jumlah saudara
- klien mengatakan ingin punya anak tapi menderita kanker otak dan
suaminya pergi jauh
- klien mengatakan kanker otak serta merasa sakit kemudian klien
ingin menggantung diri agar rasa sakit dikepala hilang,
- klien mengatakan alat-alat di rumah sakit tidak lengkap untuk
memeriksa kondisi klien
- klien mengatakan melihat kakaknya diruangan
Data Objektif:
- klien tampak lusuh
- klien tampak murung
b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Waham
c. Tujuan :
- Identifikasi tanda dan gejala waham
- Bantu oereintasi realtia: panggil nama, oerientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
- Diskusikan kebutuhan yang tidakterpenuhi
- Bantu pasien memenuhi kebutuhanrealistis
- Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan
d. Tindakan Keperawatan :
62
- Identifikasi tanda dan gejala waham
- Bantu oereintasi realtia: panggil nama, oerientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
- Diskusikan kebutuhan yang tidakterpenuhi
- Bantu pasien memenuhi kebutuhanrealistis
- Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan
- Ibu mengatak ibu pernah berumah tangga, kalau dirumah biasanya ibu melakukan
apa saja?
63
- Kenapa tidak dilakukan bu, disini ibu bias melakukan dan memenuhi kebutuhan
ibu tersebut.
- Hari ini ibu keliatan lebih ceria. Warna baju yang ibu pakai hari ini warna apa ya?
- Wah cocok sekali dengan warna kulit ibu. Tapi baju yang ibu kenakan sama
dengan orang-orang yang disana bu? Memang ibu berada dimana sekarang?
- Jadi bila ibu ada masalah ibu cerita pada saya, ibu maukan berteman dengan saya?
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Sekarang coba ibu sebutkan nama saya? Bagus
sekali
“jadi ibu di RSJ ini sebagai apa tadi bu? Klien menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan serta mampu bercerita dengan nyaman.
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Baiklah bu untuk rencana tidak lanjut ibu membuat jadwal
harian, ibu bila membutuhkan bantuan apapun, ibu bias
memanggil saya.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang penyebab
tanda dan gejala dan akibat dari masalah yang ibu rasakan.
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi
dan jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum Wr,Wb.
64
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
DS :
• Klien mengatakan dirinya tidak berarti dan tidak berguna, dirinya tidak
memiliki kemampuan apapun, dirinya jelek, dan malu akan dirinya sendiri.
• Klien mengatakan tidak menyukai dirinya karena gemuk, mukanya jelek,
hidungnya pesek, dan klien mengatakan tidak suka menjadi dirinya.
• Klien mengatakan tidak bisa memberikan kebahagian kepada
orangtuanya ketika orangtuanya masih hidup.
• Klien mengatakan sedih karena kakaknya sudah menikah dan tidak
memperdulikan dirinya lagi.
• Klien mengatakan sangat sedih karena tidak seperti kakaknya yang sukses
dan sudah menikah
• Klien mengatakan dirinya bukan siapa-siapa.
DO :
• Klien tampak selalu menunduk
• Klien kurang kontak mata dengan perawat
• Klien tampak murung
• Klien tampak lesu
• Klien berbicara dengan lirih dan lambat.
b. Diagnosa Keperawatan jiwa: Harga Diri Rendah
c. Tujuan :
• Klien mampu mengidentifikasi kemampuan askep positif yang dimiliki
• Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
• Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
kemampuannya
65
• Klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuannya
• Klien mampu merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
d. Tindakan Keperawatan :
• Membina hubungan saling percaya
• mengidentifikasi kemampuan askep positif yang dimiliki klien
• membantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan
• membantu klien agar dapat memilih kegiatan yang sesuaikemampuannya
• melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuaikemampuannya
• membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan
• Menurut ibu kegiatan apa sebenarnya ingin ibu lakukan tapi belum dapat
66
ibu lakukan disini?
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang ibu
masih dapat lakukan?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Dapatkah ibu mengulangi kembali kegiatan yang biasa ibu lakukan?
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Ibu jika nanti ada yang mau diceritakan kepada saya, ibu bias sampaikan
saat nanti kita bertemu lagi dan jagan lupa memasukan kegiatan ini ke
dalam jadwal kegiatan harian ibu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang penyebab
tanda dan gejala dan akibat dari masalah yang ibu rasakan.
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi
dan jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum Wr,Wb.
67
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
DS :
68
d. Tindakan Keperawatan :
- Membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi penyebab marah
- Tanda dan gejala yang dirasakan
- Perilaku kekerasan yang dilakukan
- Akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik
pertama (Latihan nafas dalam)
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum pak. selamat pagi pak. perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam
07.00 sampai jam 14:00. Saya akan merawat bapak selama di rumah sakit
ini. Nama bapak siapa? Senangnya bapak di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan bapak hari ini ? semalam tidurnya nyenyak ?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah pak, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
perasaan marah yang bapak rasakan
- Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
belajar du acara dulu ya pak
Begini, kalau tanda marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu Tarik
nafasa dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari
mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bapak dan lakukan sebanayk
5 kali.
Bagus sekali bapak sudah dapat melakukannya.
- Lalu cara kedua dengan memukul bantal agar bapak bias melampiaskan
amarahnya kesitu tanpa harus menyakiti bapak dan orang lain
- Nah latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang kemarahan
bapak?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Coba bapak sebutkan penyebab bapak marah dan yang bapak rasakan dan apa
yang dapat bapak lakukan untuk mengatasinya?
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Baik, sekarang latihan tersebtu kita masukan kejadwal harian ya pak,
berapa sekali
70
bapak mau latihan? Bagus..
Nanti tolong bapak tuliskan M bila melakukan sendiri, tulis B jika
dibantu orang lain, dan T jika tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang dengan topik cara
lain untuk mencegah dan mengendalikan marah bapak. Apakah bapak setuju?
❖ Waktu :
Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini
lagi dan jam 09.00 . selamat beristirahat pak, sampai jumpa besok pak.
saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.
71
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
DS :
- Klien mengatakan sedih dan tidak tahu
- klien mengatkan dirinya sulit tidur setiap malam klien mendengar suara-suara
yang mengatakan bahwa klien jelek dantidak berguna sehingga klien menjadi
kesal
DO:
- Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka tidak berubah
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung
72
kegiatan harian
- Mengajarkan tekhnik menghardik halusinasi
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bu perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya
akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? semalam tidurnya nyenyak ?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah ibu, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang alas
an ibu masuk ke tempat ini dan siapa yang membawa ibu ke tempat ini?
73
kesibukan dengan cara
74
mengusir (Pergi… saya tidak mau mendengar) menutup telinga.
- Jadi, kalau ibu termenung atau menyendiri ibu lakukan apa yang saya ajarkan
ya….. jangan sampai termenung sendiri dan usahkan mencari kesibukan ya bu….
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang dengan topik cara
lain kita akan membahas tentang suara-suara yang didengar.
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi
dan jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok bu.
saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.
75
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DS :
76
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Assalamualaikum bu. selamat pagi bu. perkenalkan nama saya Elsa
Annisa, biasa dipanggil Elsa. Saya mahasiswi prodi keperawatan
Universitas Tanjungpura yang dinas di Rumah Sakit ini selama 2
minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07.00 sampai jam 14:00. Saya
akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa?
Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? sepertinya ibu belum mandi ya?
c. Kontrak
❖ Topik : Baiklah bu, bagiaman kalua kita berbincang-bincang tentang
kebersihan diri?
77
- Benar sekali kita mandi dikamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi
sekarang. Saya akan bantu ibu melakukannya. Apakah ibu mau? Baik saya akan
mengajarkan satu dulu dalam menjaga kebersihan diri ibu.
Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat gigi dan dikasih odol kemudian
sikat gigi dengan Gerakan memutar dari atas kebawah kemudian ibu berkumur dengan
air bersih.
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap hari ini dan cara menggosok
gigi yang benar?
❖ Evaluasi perawat (Objektif setelah reinforcement) :
Ternyata ibu masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga kebersihan diri.
Nah kemampuan ini dapat ibu lakukan juga di rumah setelah pulang.
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
Sekarang, mari kita masukan dalam jadwal harian ibu. Mau berapa kali ibu
mandi dan sikat gigi dalam sehari? Beri tanda M jika ibu melakukannya
sendiri, B jika ibu melakukannya dengan bantuan, dan T jika ibu tidak
melakukannya.
Ibu jika nanti ada yang mau diceritakan kepada saya, ibu bias sampaikan
saat nanti kita bertemu lagi dan jagan lupa memasukan kegiatan ini ke
dalam jadwal kegiatan harian ibu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri
lainnya dan latihan cara kebersihan diri yang lain. Apakah ibu mau?
❖ Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi?
❖ Tempat :
78
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaiaman kalau tetap d isini lagi dan
jam 09.00 . selamat beristirahat bu, sampai jumpa besok ibu. saya permisi
79
C. ASUHAN KEPERAWATAN
80
Umur :- No. RM :-
Alamat : Pemangkat Pendidikan : -
Agama : Islam Pekerjaan : -
Status : belum menikah Sumber Data : -
Marital :
81
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[√] Ya [ ] Tidak
Penjelasan: Klien mengatakan pernah ke dokter 2 tahun lalu karna stresnya
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [√] Tidak Berhasil
Penjelasan: Klien mengatakan tidaak teratur meminum obat dan tidak berhasil mengatasi
stresnya
3.
Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan Th √ th Th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 : klien mengatakan pernah berobat kedokter karena stressnya dan
mengatakan tidak berhasil, klien mengatakan pernah mengalami penolakan dari pacarnya
kejenjang lebih serius sehingga klien gagal menikah
Masalah keperawatan : Harga diri rendah dan Isolasi sosial
82
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? []Ya [√] Tidak
Hubungan keluarga :hubungan klien dengan keluarga tidak berjalan dengan baik, klien
mengatakan keluarganya tidak menghargainya lagi seperti dulu
Gejala : klien mengurung diri didalam kamar dan tidak makan
Riwayat pengobatan/perawatan : klien mengatakan 2 tahun yang lalu berobat kedokter
karena stressnya tetapi tidak berjalan dengan lancar
dan klien mengatakan makan obatnya tidak teratur
Masalah keperawatan :
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ √] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ √] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya
83
Jelaskan :
Masalah keperawatan : isolasi sosial
84
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
TD: 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5OC
P : 20x/menit
2. Ukur
TB: 160 cm [ ] Naik
BB : 52 kg [√] Turun
85
3. Keluhan fisik [√ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : klien mengatakan tidak menyukai rambutnya seperti sekarang ini dan
merasa sedih
Masalah keperawatan : harga diri rendah
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
Keterangan:
: perepmuan dan laki-laki yang sudah meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
2. SISTEM KOMUNIKASI
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan tidak menyukai bentuk rambutnya
b. Identitas : Klien mengatakan dulu bekerja sebagai eksekutif namun bangkrut
c. Peran diri : Klien anak bungsu dari 3 bersaudara
86
d. Ideal diri : Klien mengatakan tidak berguna satat dikaji
e. Harga diri : Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan tidak dihargai oleh
87
orang lain
Masalah keperawatan : Harga diri Rendah
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang mengertinya adalah ibu klien
tetapi klien mengatakan ibunya sudah meninggal 3 tahun yang lalu sehingga sekarang
klien tidak tau mengadu kesiapa sekarang ini
4. GAYA HIDUP
Gaya hidup klien sering murung dan susah dalam berinteraksi dengan orang lain
5. BUDAYA
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan: Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah: -
Masalah keperawatan :
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
88
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [√ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : klien berbicara dengan lambat
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas motorik
[√] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan : Klien tampak murung
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaan
[√] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[√ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : klien merasa sedih saat ini karena merasa semua
orang menjauhinya
Masalah keperawatan :
5. Afek
[√ ] Datar [√ ] Tumpul [ ] Labil [] Tidak sesuai
Jelaskan : klien menjelaskan masalahnya dengan lambat datar
dan suara yang monoton
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
89
7. Persepsi
Halusinasi
90
[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [√] Perseverasi
Jelaskan : klien kedapatan sering mengulang ceritanya
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[√] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
91
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
92
[ ] Mudah beralih [√ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : klien seperti tidak terlalu fokus terhadap perawat yang
sedang bertanya dan perawat sering mengulang pertanyaan
untuk klien
Masalah keperawatan :
13. Kemampuan
[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
penilaian Jelaskan :
Masalah keperawatan :
93
b. BAB/BAK [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total
94
c. Mandi [ ] Bantuan [ ] Bantuan
minimal total
Berpakaian [ ] Bantuan minimal[ ] Bantuan total
Jelaskan :klien jarang makan karena sering mengurung diri dikamar
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [√ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [√ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari 2 x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [√ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : 52 kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur
[ ] Bangun terlalu pagi
[ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur
[√ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Tidur siang, lama : s/d
Tidur malam, lama : 12 malam s/d 6 pagi
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d
Jelaskan : klien sering termenung sebelum tidur
Masalah keperawatan :
95
pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [√] Tidak
Jelaskan: klien tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tidak bisa
96
memutuskan keputusan, tidak teratur dalam mengkonsumsi obat dan terakhir
kali periksa kesehatan 2 tahun yang lalu
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [√ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [√ ] Tidak
c.Mencuci pakaian [ ] Ya [√] Tidak
Jelaskan : kebiasaan klien adalah mengurung diri didalam kamar
Masalah Keperawatan :
98
XV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
1 DS : Isolasi sosial
- klien mengatakan lebih suka menyendiri dan
mengurung diri didalam kamar
- klien mengatakan saudaranya membawa
ketempat ini karena klien tidak pernah keluar
kamar
- klien mengatakan jarang makan saat
mengurung diri dikamar
- klien mengatakan orang terdekatnya adalah
ibunya sendiri tetapi ibu klien sudah
meninggal 3 tahun yang lalu sehingga klien
tidak memiliki orang untuk bercerita
DO :
- klien tampak lusuh
- klien tampak sedih
99
DS : Harga diri rendah
- klien mengatakan teman teman dan
keluarganya menjauhinya karena klien sudah
bangkrut
- klien mengatakan tidak menyukai bentuk
rambutnya dan merasa sedih
- klien mengatakan pernah mengalami
penolakan dari pasangan ke jenjang yang
lebih serius, sehingga klien batal menikah
- klien mengatakan saat ini keadaannya tidak
baik dan merasa sedih saat ini
- klien berharap ingin dihargai lagi seperti dulu
oleh keluarga dan teman-temannya
DO :
- klien tampak sedih dan murung
- klien sering melihat kebawah dan tidak mau
100
menatap perawat
- nada bicara klien lambat dan suara kecil
- konsentrasi kurang
101
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
102
1 Jumat, 11 Isolasi Sosial (domain 12, TUM : Setelah 3 xSP 1 Untuk klien:
Klien dapat terlibat dalam pertemuan, klien - Mengidentifikasi penyebab isolasi
Desember 2020 nomor 00053)
kegiatan sosial mampu : sosial
- Berinteraksi - Berdiskusi dengan klien tentang
TUK 1 : dengan orang lain keuntungan berinteraksi di lingkungan
- Mengetahui penyebab isolasi sosial
- Mengetahui- Berdiskusi dengan klien tentang
sosial - Berdiskusi dengan klien
keuntungan kerugian tidak berinteraksi di lingkungan
tentang keuntungan berinteraksi berinteraksi di sosial
lingkungan sosial - Menganjurkan klien memasukkan
dengan orang lain - Berdiskusi kegiatan berbincang-bincang dengan
dengan klien tentang kerugian - Mengetahui orang lain dalam kegiatan harian
103
Desember 2020 Klien mampu berkenalan dengan - Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi
satu orang social klien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktikkan cara berkenalan dengan
satu orang dan berikan pujian
- Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian
Untuk Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
104
2 Jumat, 11 Harga diri rendah kronik TUM : Setelah 3 xSP 1
(domain 6, nomor 00119) Klien dapat berhubungan denganpertemuan, klienUntuk klien:
Desember 2020
orang lain secara optimal mampu : • Mengidentifikasi kemampuan dan
TUK 1 : • Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kemampuan aspek • Membantu klien menilai kemampuan
kemampuan yang masih dapat yang dimiliki yang masih dapat dilakukan
• Menilai • Membantu klien menentukan kegiatan
dilakukan kemampuan yang yang akan dilatih sesuai dengan
dapat digunakan kemampuan klien
• Memilih kegiatan • Melatih klien sesuai dengan
sesuai kemampuan yang dipilih
kemampuan • Memberikan pujian yang wajar
• Melatih kegiatan terhadap keberhasilan klien
yang sudah dipilih • Menganjurkan klien memasukkan
• Merencanakan dalam jadwal kegiatan harian
kegiatan yang
sudah dilatihkan Untuk keluarga:
• Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
klien
105
• Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah yang dialami
klien beserta proses terjadinya.
106
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
107
SP 1 Untuk klien:
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
Jumat, 11 Subjektif :
- Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan
Desember berinteraksi di lingkungan sosial - Klien menjawab salam perawat
- Berdiskusi dengan klien tentang kerugian
2020 - klien dapat menjelaskan penyebab dari isolasi sosial
tidak berinteraksi di lingkungan sosial
- Menganjurkan klien memasukkan kegiatan - klien mengatakan keuntungan dari berinterasi social
berbincang-bincang dengan orang lain dalam - klien dapata mengatkan kerugian dari kurangnya
Isolasi
kegiatan harian
Sosial berinterasi di lingkungan social
08.00
(domain 12,
Untuk keluarga: - klien dapat mengatur jadwal harian
- nomor
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan Objektif :
00053)
Selesai keluarga dalam merawat klien - Menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial - Klien menjawab salam perawat dan menjlaskan penyebab
beserta proses terjadinya dari dirinya menarik diri dari lingkungan
- Menjelaskan cara
- cara merawat klien isolasi social - Klien mengerti tentang manfaat berinteraksi dan kerugian
tidak berinterkasi dengan orang lain
- Kontak mata cukup
- Klien kurang kooperatif sering menunduk
108
Analisa :
- klien dapat membina hubungan saling percaya
- klien mampu mempraktekkan cara berkenalan
Perencanaan :
- anjurkan klien untuk memasukan jadwal kegiatan harian
- intervensi dilajutkan
109
110
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA KASUS RESIKO BUNUH DIRI
111
b. Data pada saat dikaji
Klien mengatakan sedih dan tidak tahu, klien mengatakan sedih saja serta tidak
merasa sakit dan klien mengatakan pergi jauh mengatakan perawat jaga adik-adik
dan ibunya.
Masalah Keperawatan : Resiko Bunuh Diri
112
3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN
MASALAH
Klien mengatakan ingin kembali seperti dulu
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Masalah keperawatan :
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
113
: Tinggal Serumah
: Meninggal
Penjelasan Gambar Genogram : Klien memiliki ibu dan dua adik, ayah klien
sudah meninggal
2. SISTEM KOMUNIKASI
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : klien mengatakan menyukai seluruh tubuh dan sehat
b. Identitas : Klien mengatakan dulu bekerja pegawai bank, klien
kehilangan calon isteri tidak bekerja lagi
c. Peran diri : klien mengatakan seorang anak serta kakak dari adik-
adiknya
d. Ideal diri : klien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya
e. Harga diri : klien sedih tidak bekerja tidak bisa membantu ibu klien
menjadi pengganti ayah yang sudah meninggal
Masalah keperawatan : Resiko Bunuh Diri
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan sangat sayang dengan keluarga,
klien mengatakan sedih setelah tunangannya meninggal
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Masalah keperawatan :
114
Klien mengatakan tidak bekerja lagi setelah calon isterinya meninggal, klien
mengatakan dulu seorang pegawai bank
4. GAYA HIDUP
Klien mengatakan dulu Kegiatan dilakukan dirumah olahraga rutin dan sehat
5. BUDAYA
Tidak terkaji
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan percaya adanya Tuhan
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan dulu sering beribadah
Masalah keperawatan :
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [√] Inkoheren
[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas motorik
[√] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
4. Alam perasaan
115
[ √ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
5. Afek
[ √] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka
tidak berubah
Masalah keperawatan :
7. Persepsi
Halusinasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
116
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
117
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan : Klien mengatakan belum cukur jenggot atau kumis, serta memilih makan
dulu baru tidur. Klien mau makan dulu, Klien tampak belum cukuran.
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
118
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan : , klien mengatakan menyayangi keluarga,
Masalah keperawatan :
119
[ ] Penyakit jiwa [ ] Sistem pendukung
[ ] Faktor presipitasi [ ] Penyakit fisik
[ ] Koping [ ] Obat-obatan
[ ] Lainnya:
DO:
- Klien tampak berbicara dengan monoton
dan raut muka tidak berubah
120
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung
DO:
121
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
122
1 Sabtu, 12 Resiko Bunuh Diri (Domain TUK : Klien dapat terlindung dari SP 1 SP 1
Desember 2020 11, No 00150) perilaku bunuh diri. Setelah 3 xUntuk klien :
pertemuan, klien dan- Identifikasi bendabenda yang dapat
keluarga mampu : membahayakan klien.
- Menjauhkan diri - Amankan bendabenda yang dapat
dan dapatmembahayakan klien.
terlindung dari - Lakukan contact treatment.
perilaku bunuh diri. - Ajarkan cara mengendalikan dorongan
- Merawat pasien bunuh diri.
dan mampu - Latih cara mengendalikan dorongan
menjelaskan bunuh diri
pengertian, tanda .
dan gejala, serta Untuk keluarga :
jenis perilaku - Diskusikan masalah yang dirasakan
bunuh diri keluarga dalam merawat pasien
123
- Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
resiko bunuh diri dan jenis perilaku
bunuh diri yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
- Jelaskan cara-cara merawat pasien
resiko bunuh diri
Minggu, 13 Resiko Bunuh Diri (Domain SP 2 SP 2
Desember 2020 11, No 00150) Setelah 3x Untuk Klien :
pertemuan, klien dan - Identifikasi aspek positif klien
keluarga mampu : - Dorong klien untuk berfikir positif
- Meningkatkanterhadap diri
harga diri klien - Dorong klien untuk menghargai diri
- Merawat pasien dansebagai individu.
mampu melakukanUntuk Keluarga :
atau mempraktekkan - Latih keluarga mempraktikkan cara
langsung cara merawat pasien dengan resiko bunuh diri
merawat pasien - Latih keluarga melakukan cara
124
2 Sabtu, 12 TUM: Setelah 3 x SP 1
Defisit perawatan diri
Desember 2020 Klien dapat melakukan perawatanpertemuan klien Untuk klien:
diri secara mandiri mampu: - Mengkaji kemampuan klien
TUK 1: - Mengetahui melakukan perawatan diri meliputi
- Dapat mengetahui kemampuankemampuan dalam mandi atau kebersihan diri, berpakaian,
klien dalam melakukan perawatanmelakukan berhias, makan serta BAB BAK secara
diri meliputi mandi atau perawatan diri mandiri
kebersihan diri, berpakaian atau meliputi mandi,
125
berhias, makan, serta BAB atau berpakaian, berhias, - Melatih klien untuk melakukan
BAK secara mandiri makan, BAB, BAK mandi, berpakaian, berhias, makan,
- Melakukan mandi serta BAB/BAK secara bertahap
atau kebersihan
secara mandiri - Menganjurkan klien memasukkan
- Berpakaian dandalam jadwal kegiatan harian
berhias secara
mandiri Untuk keluarga:
Makan secara - Diskusi tentang fasilitas kesehatan diri
mandiri yang dibutuhkan oleh klien untuk
- BAB dan BAK menjaga perawatan diri
secara mandiri
- Melakukan
kegiatan sesuai
jadwal harian
126
Minggu, 13 TUK 2: SP 2
Defisit perawatan diri
desember 2020 - Melatih cara melakukan mandi Untuk klien:
atau kebersihan diri secara mandiri - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
- Memberikan latihan cara melakukan
mandi atau kebersihan diri secara
mandiri
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
127
Untuk keluarga:
- Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam
merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri
(sesuai jadwal yang telah disepakati)
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien yang mengalami defisit
perawatan diri
128
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
129
SP 1
Jumat, 11 Untuk klien : Subjektif :
Desember - Mengidentifikasi bendabenda yang dapat - Klien menjawab salam perawat
2020 membahayakan klien. - Klien dapat mengguangkapkan perasaanya
- Mengamankan benda-benda yang dapat - Klien dapat menejelaskan penyebeb dirinya ingin bunub
Resiko membahayakan klien. diri
Bunuh Diri - Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah
08.00 - Melakukan contact treatment.
(Domain yang baik
- 11, No - Mengajarkan cara mengendalikan dorongan
00150) Objektif :
Selesai bunuh diri.
- Klien menjawab salam perawat dan menjlaskan penyebab
- Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh
dari dirinya ingin bunuh diri
diri
- Kontak mata cukup
.
- Klien tampak tenang
Untuk keluarga :
Analisa :
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan
- klien dapat membina hubungan saling percaya
keluarga dalam merawat pasien
- Klien dapat mengguangkapkan perasaanya
130
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala - Klien dapat menejelaskan penyebeb dirinya ingin bunub
resiko bunuh diri dan jenis perilaku bunuh diri diri
yang dialami pasien beserta proses terjadinya - Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah
- Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko yang baik
bunuh diri
Perencanaan :
- anjurkan klien untuk memasukan jadwal kegiatan harian
- intervensi dilajutkan
131
132
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA PADA KASUS WAHAM
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial :Ny.V (L/P) Tgl. Pengk. :
Umur : No. RM :
Alamat : Pendidikan :
Agama : Pekerjaan :
Status : Sumber Data :
Marital :
133
b. Data pada saat dikaji
134
Klien mengatakatan tidak bisa tidur, Klien mengatakan sudah mandi dan wajahnya
bersih, klien tampak belum mengganti baju, klien tampak belum cuci rambut, klien
mengatakan belum minum obat, klien menanyakan waktu minum obat, klien
mengatakan merasa sedih
Masalah Keperawatan : Waham
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
VII.
: Klien
: laki-laki
: perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal
136
Penjelasan Gambar Genogram : Klien mengatakan memiliki kakak, orang tua dan
adik yang sudah meninggal
Masalah Keperawatan :
2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien dan keluarga menggunakan bahasa indonesia
3. POLA ASUH KELUARGA
Klien mengatakan keluarga inti terdiri atas ayah,ibu dan adik-adik, ayahnya klien
sudah meninggal
4. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Klien mengatakan Keluarga klien yang membawa ke Rumah Sakit
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan sudah mandi dan wajahnya bersih
b. Identitas : klien mengatakan ingin punya anak tapi menderita kanker
otak dan suaminya pergi jauh
c. Peran diri : klien mengatakan dulu menjaga toko dirumah dan ibu rumah
tangga
d. Ideal diri : klien mengatakan menderita kanker otak
e. Harga diri : Klien mengatakan sedih, klien mengatakan mencoba gantung
diri karena suami klien tidak memperilakukannya dengan baik, klien
mengatakan menderita kanker otak
Masalah keperawatan: waham
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : klien mengatakan dekat dengan adik yang dimintai
bantuan
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Masalah keperawatan :
137
4. GAYA HIDUP
5. BUDAYA
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah
klien mengatakan dulu beraktivitas di majlis taqlim
Masalah keperawatan :
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan : penggunaan pakaian tidak sesuai, klien tampak belum
mengganti baju, klien tampak belum cuci rambut
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Jelaskan : tidak logis di mana kata- kata yang diucapkan tidak dapat
dimengerti. Pikiran sangat cepat sehingga kata-kata yang diucapkan tidak
mempunyai hubungan atau tanpa tata bahasa, klien mengatakan kanker otak serta
merasa sakit kemudian klien ingin menggantung diri agar rasa sakit dikepala hilang
Masalah keperawatan : waham
3. Aktivitas motorik
Jelaskan :
138
Masalah keperawatan :
2. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
3. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [√ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : klien mengatakan labil dan tidak sesuai, klien mengatakan
alat-alat di rumah sakit tidak lengkap untuk memeriksa kondisi klien
Masalah keperawatan : Waham
Interaksi selama wawancara
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
4. Persepsi
Halusinasi
5. Proses pikir
[ √ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi
Jelaskan : Bicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan, klien
mengatakan melihat kakaknya diruangan, klien mengatakan belum minum obat,
klien tampak belum mengganti baju
Masalah keperawatan :
139
6. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[√ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ √ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
7. Tingkat kesadaran
[ ] Bingung [ ] Sedasi [ ] Stupor
[ ] Disorientasi tmpt [√] Disorientasi wkt [ ] Disorientasi org
8. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan : klien mengatakan memiliki saudari atau pun adik dan kakak,
klien tampak keliru menghitung jumlah saudara
140
[ ] Mengingkari penyakit yang [ √ ] Menyalahkan hal-hal
diderita diluar dirinya
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
141
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
142
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ √] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang : klien mengatakan sulit tidur siang
Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
143
Jelaskan : klien mengatakan dekat dengan adik yang dimintai
bantuan
144
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan :
ANALISA DATA
1 DS Waham
145
• klien mengatakan melihat kakaknya
diruangan
DO :
DO:
146
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN JIWA PROGRAM
PROFESI NERS FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
147
2. Mendisku sikan kebutuha n klien kebutuhan membuat pasien merasa kecemasan , rasa
yang tidak terpenuhi. psikologis/emosiona takut dan marah.
3. Membantu klien memenuhi l yang tidak 4. Ajarkan klien aktivitas-aktivitassesuai
kebutuhannya. terpenuhi sehinggakemampuan yang dimilikinya .
4. Menganjurkan klien memasuk menimbulkan 5. Masukkan kegiatan berbicara dalam
an dalam jadwal kecemasan, rasa konteks realitas oleh pasien.
takut dan marah.
4. Melakukan
aktivitas sesuai
kemampuan yang
dimilikinya.
5. Memasukkan
kegiatan berbicara
dalam konteks
realitas oleh pasien.
SP 2 Setelah 3x interaksi,1. Evaluasi kegiatan harian klien
TUM : klien dapat: mengenai kegiatan berbicara dalam
Klien dapat berpikir sesuai dengan 1. Mengevaluasikonteks realitas dengan oranglain.
realitas. kegiatan harian klien2. Dorong klien untuk memperlihat kan
mengenai kegiatan kemampuan yang dimiliki klien dalam
TUK : berbicara dalam memenuhi kebutuhann ya.
148
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian konteks realitas 3. Mendoromg klien mempraktekkan
klien. dengan oranglain. berbicara dalam konteks realistis dengan
2. Berdiskusi tentang kemampu an 2. Mendiskusikan oranglain.
yang dimiliki. tentang kemampuan
3. Melatih kemampu an yang yang dimiliki oleh
dimiliki. Klien dalam
memenuhi
kebutuhan
hariannya.
2 Minggu, 13 Defisit Perawatan Diri TUM : Setelah 3 xSP 1
Desember Klien dapat berhubungan dengan pertemuan, klienUntuk klien:
2020 orang lain secara optimal mampu : 1. Mengidentifikasi kemampuan dan
TUK 1 : 1. Mengidentifi aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kasi kemampuan 2. Membantu klien menilai
kemampuan yang masih dapat aspek yang kemampuan yang masih dapat
dilakukan dimiliki dilakukan
2. Menilai 3. Membantu klien menentukan
kemampuan yang kegiatan yang akan dilatih sesuai
dapat digunakan dengan kemampuan klien
4. Melatih klien sesuai dengan
kemampuan yang dipilih
149
3. Memilih kegiatan 5. Memberikan pujian yang wajar
sesuai terhadap keberhasilan klien
kemampuan 6. Menganjurkan klien
4. Melatih kegiatan memasukkan dalam jadwal kegiatan
yang sudah dipilih harian
5. Merencanakan
kegiatan yang
sudah dilatihkan
150
6. Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan harga diri rendah
151
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
152
SP 1 Subjektif :
Minggu, Untuk klien: - Klien menjawab salam perawat
113Dese 1. Mendorong klien untuk mampu menyebutk - Klien dapat menyebutkan hal-hal yang realistis
mber an hal-hal yang realistis. - Klien mampu menjelaskan kebutuhan klien yang tidak
2020 Waham 2. Mendiskusikan bersama klien kemampuan terpenuhi
153
- intervensi dilajutkan
154
155
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
157
sangat sedih karena tidak seperti kakaknya yang sukses dan sudah menikah, dan mengatakan
dirinya bukan siapa-siapa. Klien tampak selalu menunduk, kurang kontak mata dengan
perawat, tampak murung, lesu, dan berbicara dengan lirih dan lambat.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil
3.
Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengatakan dirinya pernah mengalami kegagalan,
padahal 1 minggu lagi akan menikah.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
158
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
[ ] Ya [V] Tidak
Hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :
159
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ V] Lainnya
Jelaskan: Klien mengatakan mengurung diri dikamar
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
160
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan :
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
Penjelasan Gambar Genogram : Klien mengatakan orang tuanya meninggal 3 tahun yang
lalu, klien memiliki kakak yang sudah menikah dan punya anak
Masalah Keperawatan:
2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien mengatakan tidak memiliki teman dan tidak suka berbicara kepada orang lain.
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan tidak menyukai dirinya karena gemuk, mukanya
jelek, hidungnya pesek, dan klien mengatakan tidak suka menjadi dirinya.
b. Identitas : Klien mengatakan dirinya belum menikah belum bekerja.
c. Peran diri : Klien anak bungsu dari 2 bersaudara.
161
d. Ideal diri : Klien mengatakan dirinya tidak berarti dan tidak berguna, dirinya
tidak memiliki kemampuan apapun, dirinya jelek, dan malu akan dirinya sendiri.
162
e. Harga diri : Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan diasingkan oleh
kakaknya.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : klien mengatakan dekat dengan kakaknya, namun sekarang
sudah tidak peduli dengan dirinya karena sudah memiliki keluarga baru.
4. GAYA HIDUP
Tidak dikaji
5. BUDAYA
Tidak dikaji
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan sudah tidak mempercayai Tuhan lagi.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan dulu sering diajak ibadah oleh ibunya, namun semenjak ibunya
meninggal dia tidak pernah lagi beribadah dan hanya mengurung diri
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
163
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa
164
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [V] Lambat [ ] Membisu [] Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : Klien berbicara dengan lirih dan lambat
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
3. Aktivitas motorik
[V] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan : Klien tampak lesu dan selalu menunduk
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
4. Alam perasaan
[V] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : Klien mengatakan sedih karena kakaknya sudah
menikah dan tidak memperdulikan dirinya lagi. Klien mengatakan sangat
sedih karena tidak seperti kakaknya yang sukses dan sudah menikah, dan
mengatakan dirinya bukan siapa-siapa.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
5. Afek
[ ] Datar [V] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : Ekspresi klien yang monoton dan tidak berubah (murung)
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [V] Perseverasi
Jelaskan : Klien tampak selalu mengulang kata-kata bahwa dirinya tidak
berguna
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [V] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan : Klien mengatakan tidak mengingat orang yang membawa dirinya ke rs.
Masalah keperawatan :
166
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan :
167
d. Berpakaian [ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Jelaskan : Tidak dikaji
168
Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan : Tidak dikaji
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur
[ ] Bangun terlalu pagi
[ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur
[ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Tidur siang, lama : s/d
Tidur malam, lama : s/d
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : s/d _
Jelaskan: Klien mengatakan tidak tidur nyenyak
Masalah keperawatan :
DO :
• Klien tampak selalu menunduk
• Klien kurang kontak mata dengan perawat
• Klien tampak murung
• Klien tampak lesu
• Klien berbicara dengan lirih dan lambat.
171
2 DS : Isolasi Sosial
• Klien mengatakan tidak memiliki teman
• Klien mengatakan lebih senang menyendiri dan
tidak suka berbicara dengan orang lain.
• Klien mengatakan mengurung diri dikamar
DO :
• Klien tampak selalu menunduk
• Klien kurang kontak mata dengan perawat
• Klien tampak murung
• Klien tampak lesu
172
• Klien berbicara dengan lirih dan lambat.
173
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
174
1 Senen, 14 Harga diri rendah kronik TUM : Setelah 3 xSP 1
(domain 6, nomor 00119) Klien dapat berhubungan denganpertemuan, klienUntuk klien:
Desember
orang lain secara optimal mampu : - Mengidentifikasi kemampuan dan-
2020 TUK 1 : - Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kemampuan - Membantu klien menilai
aspek yang kemampuan yang masih dapat
kemampuan yang masih dapat
dimiliki dilakukan
dilakukan - Menilai - Membantu klien menentukan
kemampuan kegiatan yang akan dilatih sesuai
yang dapat dengan kemampuan klien
digunakan - Melatih klien sesuai dengan
- Memilih kemampuan yang dipilih
kegiatan sesuai - Memberikan pujian yang wajar
kemampuan terhadap keberhasilan klien
- Melatih kegiatan - Menganjurkan klien memasukkan
yang sudah dalam jadwal kegiatan harian
dipilih
- Merencanakan Untuk keluarga:
kegiatan yang - Mendiskusikan masalah yang
sudah dilatihkan dirasakan keluarga dalam merawat
klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah yang
175
dialami klien beserta proses
terjadinya.
176
2 Senen, 14 Isolasi Sosial (domain 12, TUM : Setelah 3 xSP 1 Untuk klien:
nomor 00053) Klien dapat terlibat dalam kegiatanpertemuan, klien - Mengidentifikasi penyebab isolasi
Desember
sosial mampu : sosial
2020 - Berinteraksi - Berdiskusi dengan klien tentang
TUK 1 : dengan orang lain keuntungan berinteraksi di lingkungan
- Mengetahui penyebab isolasi sosial
sosial - Mengetahui- Berdiskusi dengan klien tentang
- Berdiskusi dengan klien tentangkeuntungan kerugian tidak berinteraksi di lingkungan
keuntungan berinteraksi denganberinteraksi di sosial
orang lain lingkungan sosial - Menganjurkan klien memasukkan
- Berdiskusi dengan klien tentang kegiatan berbincang-bincang dengan
kerugian tidak berinteraksi dengan - Mengetahuiorang lain dalam kegiatan harian
orang lain kerugian tidak
berinteaksi di Untuk keluarga:
lingkungan sosial - Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan
177
gejala isolasi sosial beserta proses
terjadinya
- Menjelaskan cara
-cara merawat klien isolasi social
Untuk Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
178
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
Nama : Ny. W Ruang :...... .......................
Usia : 30 tahun Instansi : …..……………...
Hari/Ja No. Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
m Diagno Mahasiswa
sa
SP 1
Untuk klien:
Senin/, 01 Subjektif :
- Mengidentifikasi kemampuan dan-aspek positif
Sept 2015 yang dimiliki klien - Klien menjawab salam perawat
- Membantu klien menilai kemampuan yang
- klien dapat menjelaskan kemampuan dan aspek positif
masih dapat dilakukan
- Membantu klien menentukan kegiatan yang yang dimiliki
akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien - klien dapat menampilikan kemampuan yang klien
07.00
- Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang
miliki
.... I dipilih
- Memberikan pujian yang wajar terhadap - klien dapat mengatur jadwal harian
dan ...
179
seterusnya keberhasilan klien Objektif :
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
- Klien menjawab salam perawat
kegiatan harian
- klien dapat menjelaskan kemampuan dan aspek positif
Untuk keluarga: yang dimiliki
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat klien - klien dapat menampilikan kemampuan yang klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga miliki
diri rendah yang dialami klien beserta proses
terjadinya. - Kontak mata cukup
- Klien kurang kooperatif sering menunduk
180
Analisa :
- klien dapat membina hubungan saling percaya
- klien mampu mempraktekkan cara berkenalan
- klien dapat menampilikan kemampuan yang klien
miliki
Perencanaan :
- anjurkan klien untuk memasukan jadwal kegiatan
harian
- intervensi dilajutkan
181
182
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Umur : No. RM :
Alamat : Pendidikan :
Agama : Pekerjaan :
Status : Sumber Data :
Marital :
Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:
183
III. FAKTOR PREDISPOSISI
184
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? [
] Ya [ ] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [ ] Tidak Berhasil
3.
Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik th th th
Aniaya seksual th th th
185
th th th
th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan criminal
Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengatakan pernah memukul
tetangganya karena tidak mempercainya seorang rocker dan jenderal
tentara.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
[ ] Ya [ ] Tidak
Hubungan keluarga : Om klien, bapak klien, kakak klien dan adik klien
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan :
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
187
3. Keluhan fisik [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
= laki-laki
= Perempuan
= meningeal
= klien
Penjelasan Gambar Genogram : klien mengatkan orang tuanya sudah meningga, memilki
kakak dan adik serta istri yang sudah berpisah
Masalah Keperawatan :
2. SISTEM KOMUNIKASI
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : Klien mengatakan ia mempunyai tato, dan ia menyukai tato
tersebut. Klien mengatakan menyukai apa yang ada dalam diri klien.
d. Ideal diri : Klien mengatakan ia tidak berguna setelah tidak bekerja, rasa ingin
mati saja dan klien mengatakan kesal
188
e. Harga diri : Klien mengatakan ia tidak berguna setelah tidak bekerja, rasa ingin
189
mati saja dan klien mengatakan kesal
Masalah keperawatan :
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan istrinya adalah orang yang berarti, namun
istrinya meninggalkannya karena ia tidak bisa mempunyai anak dan istrinya tidak
menyukai tato klien.
b. Peran serta dalam kegiatankelompok/masyarakat:
Masalah keperawatan :
4. GAYA HIDUP
5. BUDAYA
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya tidak berguna, ingin mati saja dan klien mengatakan kesal
karena tidak bekerja.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan ia sering sembayang saat dirumah
Masalah keperawatan :
191
Masalah keperawatan :
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
4. Alam perasaan
5. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
192
6. Interaksi selama wawancara
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
193
11. Memori
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri
Jelaskan : Klien mengatakam tidak tahu saat ditanya soal makanan dan
194
merapikan tempat tidur.
Masalah keperawatan :
195
2. Kegiatan hidup sehari-hari
A. Perawatan diri
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
196
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
197
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
a. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan saat dirumah ia sembayang dan mengerjakan
pekerjaan rumah.
Masalah Keperawatan :
Masalah keperawatan :
[ ] Lainnya:
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
199
XIV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
1 DS :
- Klien mengatakan kesal dan emosi.
- Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan
mengatakan ia seorang tentara berpangkat
jenderal tetapi tidak ada yang
mempercayainya, lalu klien mengatakan
memukul tetangganya.
- Klien mengatakan membenci tetangganya dan
klien ingin memukul tetangganya.
- Klien kesal karena orang-orang
meremehkannya, klien mengatakan orang-
orang tidak mengetahui pukulannya.
DO :
- Klien sering memperlihatkan eskpresi marah
- Klien sesekali meremas tangannya
- Klien berbicara dengan keras dan dengan sikap
apatis menjawab pertanyaan perawat
- Selama wawancara klien menjawab dengan
ketus dan menunjukkan kekesalannya.
2 DS : Waham
- Klien mengatakan ia adalah rocker sejati dan
mengatakan ia seorang tentara berpangkat
jenderal
- Klien mengatakan ia tidak sakit, tetapi klien
kesal karena orang-orang meremehkannya.
DO :
- Klien tampak kesall jika tidak ada yang
mempercayainya bahwa ia adalah seorang
rocker sejati dan tentara berpangkat Jenderal.
- Klien mempunyai tato ditangan,
200
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
201
1 Selasa, 15 Resiko Perilaku Kekerasan SP 1 Setelah 3x pertemuan, SP 1
Desenber TUM: klien mampu : - Bina hubungan saling percaya
2020 Klien dapat melanjutkan peran - Mampu - Identifikasi penyebab marah
sesuai dengan tanggung jawab. mengidentifika - Identfikasi Tanda dan gejala yang
si perilaku dirasakan
TUK 1: kekerasan. - Identifikasi Perilaku kekerasan
- Mampu yang dilakukan
- Klien dapat
mengidentifikasi mengidenitifka - Identifikasi Bersama klien akibat
perilaku kekerasan si tanda-tanda perilaku kekerasan dan ajarkan cara
perilaku mengendalikan perilaku kekerasan
- Klien dapat
mengidentifikasi kekerasan dengan cara fisik pertama (Latihan
tanda-tanda perilaku - Mampu nafas dalam).
kekerasan menyebutkan
202
- Klien dapat perilaku
menyebutkan jenis kekerasan yang
perilaku kekrasan pernah
yang pernah dilakukannya
dilakukannya - Mampu
- Klien dapat menyebutkan
menyebutkan akibat akibat dari
dari perilaku perilaku
kekrasan yang kekerasan.
dilakukannya - Mampu
- Klien dapat menyebutkan
menyebutkan cara cara
mencegah atau mengendalikan
mengendalikannya perilaku
kekerasan
.
203
Rabu, 16 SP 2 Setelah 3x pertemuan, SP 2
Desember klien mampu :
2020 TUK 2 - Mampu - Bantu klien untuk menstimulasikan cara
Klien dapat mendemonstra tersebut atau dengan role play
mendemonstrasikan cara sikan cara - Beri reinforcement positif atas
mengontrol perilaku kekerasan mengontrol keberhasilan klien menstimulasikan cara
perilaku tersebut
kekerasan - Anjurkan klien untuk menggunakan
secara : Fisik: cara yang dipelajari saat jengkel atau
Tarik nafas marah.
dalam
204
2 Selasa, 15 Waham SP 1 Setelah 3 x interaksi,SP 1
Desember TUM : klien mampu: Untuk klien:
2020 Klien dapat berpikir sesuai 1. Menyebutkan hal-1. Dorong klien untuk mampu menyebutk
dengan realitas. hal yang realistis. an hal-hal yang realistis.
2. Menyebutkan 2. Diskusikan bersama klien kemampuan
TUK : kemampuan realistisrealistis yang dimiliki klien.
1. Membant u orientasi realitas yang dimiliki klien. 3. Diskusikan bersama klien tentang
pada klien. 3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
2. Mendisku sikan kebutuha n klien kebutuhan membuat pasien merasa kecemasan , rasa
yang tidak terpenuhi. psikologis/emosional takut dan marah.
3. Membantu klien memenuhi yang tidak terpenuhi 4. Ajarkan klien aktivitas-aktivitas sesuai
kebutuhannya. sehingga kemampuan yang dimilikinya .
4. Menganjurkan klienmemasuk an menimbulkan 5. Masukkan kegiatan berbicara
dalam jadwal kecemasan, rasa takut dalam konteks realitas oleh pasien.
dan marah.
4. Melakukan aktivitas
sesuai kemampuan
yang dimilikinya.
5. Memasukkan
kegiatan berbicara
dalam konteks
realitas oleh pasien
205
SP 2 Setelah 3x interaksi, 1. Evaluasi kegiatan harian klien
TUM : klien dapat: mengenai kegiatan berbicara dalam
Klien dapat berpikir sesuai dengan 1. Mengevaluasikonteks realitas dengan oranglain.
realitas. kegiatan harian klien 2. Dorong klien untuk memperlihat kan
mengenai kegiatan kemampuan yang dimiliki klien dalam
TUK : berbicara dalam memenuhi kebutuhann ya.
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian konteks realitas 3. Mendoromg klien mempraktekkan
klien. dengan oranglain. berbicara dalam konteks realistis dengan
2. Berdiskusi tentang kemampu an 2. Mendiskusikanoranglain
yang dimiliki. tentang kemampuan
3. Melatih kemampu an yang yang dimiliki oleh
dimiliki. Klien dalam
memenuhi kebutuhan
hariannya.
206
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
No. Paraf
Hari/Ja Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagno Mahasiswa
m
sa
207
1. Bina hubungan saling percaya Subjektif :
2. Identifikasi penyebab marah - Klien mengatakan ia sedang kesal dan ingin memukul
3. Identfikasi Tanda dan gejala yang dirasakan oranglain.
4. Identifikasi Perilaku kekerasan yang dilakukan - Klien mengatakan ia kesal karena orang-orang yang
Selasa, 15
meremehkannya.
Desember 5. Identifikasi Bersama klien akibat perilaku
- Klien mengatakan saat marah ia ingin memukul orang.
2020 kekerasan dan ajarkan cara mengendalikan
- Klien mengatakan mengetahui tanda dan gejala kesal
Resiko perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama
yang ia alami
Perilaku (Latihan nafas dalam).
- Klien mengatakan mengetahui cara mengendalikan
Kekerasa perilaku kekerasan.
n
208
Objektif :
- Klien tampak kesal
- Klien mampu mengungkapkan perasaannya
- Klien mampu mengungkapkan alasan kekesalannya
- Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala kesal yang
ia alami.
- Klien tampak kooperatif
- Klien tampak mau mengikuti arahan perawat.
Analisa
- Intervensi teratasi sebagian
Perencanaan :
- Intervensi dilanjutkan
209
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
210
memukul klien dan sering mambuk. Klien mengatkan tidak pernah mengikuti kegiatan
apa-apa karena klien merasa malu. Adiknya sering ikut kegiatan remaja masjid
sedangkan klien tidak, klien mengatkan jarang beribadah karena baginya
menyusahkan saja padahl dulu klien dan keluarga sering sekali beribadah dirumah
semenjak ayah sering memukul dan ibu sering menangis klien jadi membenci ayahnya.
Klien sering medengar suara-suarah bahwa dirinya jelek dan tidak berguna dan
membuat klien sering berbicara sendiri lebih lagi dimalam hari, jika klien melamun
sering mendengar suara-suara itu. Klien mendengar suara-suara yeng menyuruh klien
cepat-cepak keluar dari sini. Klien ingin keluar dari RS karena merasa dirinya tidak
berguna. Klien mengatkan dirinya tidak sakit dan dirinya sehat, klien tidak tahu
mengapa dirinya dibawa kesini.
Masalah Keperawatan : Halusinasi dan Resiko Perlaku Kekerasan
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
[V] Ya [] Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
[ ] Berhasil [ ] Kurang berhasil [V] Tidak Berhasil
3. Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik V th V th th
Aniaya seksual th th th
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th V th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengatkan sering dipukul ayahnya dan klien
masuk rumah sakit karena klien melempar piring dan barang lainya dirumah, klien juga
memukul kedua orangtuanya
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Hubungan keluarga : ada anggota keluarga klien yang mengalami
masalah yang sama dengan klien yaitu tantenya
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :
211
berguna dan membuat klien sering berbicara sendiri lebih lagi dimalam hari, jika
klien melamun sering mendengar suara-suara itu.
Masalah keperawatan : Halusinasi
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
212
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
: laki-laki
: perempuan
: Klien
Penjelasan Gambar Genogram : Klien memiliki ayah dan ibu, klien anak pertama,
anak kedua perempuan, anak ketiga laki-laki, dan anak keempat laki-laki.
2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien mengatakan memebnci ayahnya semenjak ayahnya sering mabuk dan sering
memukul dirinya sehingga membuat ibunya sering memangis.
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh : klien mengatakan malu dan jelek
b. Identitas : klien belum menikah
c. Peran diri : klien mentakan dirinya seorang anak dan klien mengatkan
dirinya kakak dari empat bersaudara
d. Ideal diri : klien mengtakan dirnya jelek
e. Harga diri :-
Masalah keperawatan :
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan sangat sayang dengan keluarga
dulu, orang terdekat klien dalah mamanya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
213
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Masalah keperawatan :
4. GAYA HIDUP
Tidak dikaji
5. BUDAYA
Tidak terkaji
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatkan jarang beribadah karena baginya menyusahkan saja padahl
dulu klien dan keluarga sering sekali beribadah dirumah
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan dulu sering beribadah
Masalah keperawatan :
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [√] Inkoheren
[ ] Apatis [ V] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
3. Aktivitas motorik
[√] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
214
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
4. Alam perasaan
[ √ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
5. Afek
[ √] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan : Klien tampak berbicara dengan monoton dan raut muka
tidak berubah
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan :
7. Persepsi
Halusinasi
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
215
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [V] Perseverasi
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [V] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
216
13. Kemampuan penilaian
[ ] Gangguan ringan [ ] Gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri
[ √] Mengingkari penyakit yang [ ] Menyalahkan hal-hal diluar
diderita dirinya
217
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[V] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
218
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan : , klien mengatakan menyayangi keluarga,
Masalah keperawatan :
[ ] Lainnya:
DS :
1 Gangguan presepsi
- Klien mengatakan sedih dan tidak
tahu sensori:
- klien mengatkan dirinya sulit tidur setiap
malam klien mendengar suara-suara Halusinasi
yang mengatakan bahwa klien jelek dan
tidak berguna sehingga klien menjadi
kesal
219
DO:
- Klien tampak berbicara dengan monoton
dan raut muka tidak berubah
- Klien tampak sedih
- Klien tampak lesu
- Klien tampak murung
DO:
- klien merasa kesal karena sering di
pukul ayahnya
220
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
221
1 Rabu, 16 Gangguan Persepsi Sensori: TUM: Setelah 3x SP-1
Desember Halusinasi Klien dapat mengontrol halusinasi pertemuan, klien Untuk Klien:
2020 yang dialaminya dan menghardik mampu : a. Mengidentifikasi jenis halusinasi
halusinasi a. Mengenali b. Mengidentifikasi isi halusinasi
halusinasi yang c. Mengidentifikasi waktu halusinasi.
TUK 1 : dialaminya d. Mengidentifikasi frekuensi
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi b. Mengontrol halusinasi
b. Mengidentifikasi isi halusinasi halusinasi (dengan e. Mengidentifikasi situasi yang
c. Mengidentifikasi waktu bercakapcakap menimbulkan halusinasi
halusinasi. dengan orang laindan f. Mengidentifikasi respons klien
d. Mengidentifikasi frekuensi melakukan kegiatan
terhadap halusinasi
halusinasi yang biasa dilakukan g. Mengajarkan klien melawan
klien) halusinasinya
222
h. Menganjurkan klien memasukkan
cara melawan halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian
Untuk Keluarga:
- Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala halusinasi yang dialami klien
beserta proses terjadinya. - Menjelaskan
caracara merawat klien halusinas
223
TUK 2 : SP-2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan Untuk Klien:
harian klien a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
b. Melatih klien mengendalikan klien
halusinasi dengan cara bercakap- b. Melatih klien mengendalikan
cakap dengan orang lain. halusinasi dengan cara bercakap-cakap
c. Menganjurkan klien memasukkan dengan orang lain.
dalam jadwal kegiatan harian c. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
Untuk Keluarga:
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien halusinasi
224
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien halusinasi
225
2 Rabu, 16 Resiko Perilaku Kekerasan SP 1 Setelah 3x pertemuan, SP 1
Desenber TUM: klien mampu : - Bina hubungan saling percaya
2020 Klien dapat melanjutkan peran - Mampu - Identifikasi penyebab marah
sesuai dengan tanggung jawab. mengidentifika - Identfikasi Tanda dan gejala yang
si perilaku dirasakan
TUK 1: kekerasan. - Identifikasi Perilaku kekerasan
- Klien dapat - Mampu yang dilakukan
dilakukannya - Mampu
menyebutkan
- Klien dapat
akibat dari
menyebutkan akibat
perilaku
dari perilaku
kekerasan.
kekrasan yang
- Mampu
226
dilakukannya menyebutkan
- Klien dapat cara
227
Kamis, 17 SP 2 Setelah 3x pertemuan, SP 2
Desember klien mampu :
2020 TUK 2 - Mampu - Bantu klien untuk menstimulasikan cara
Klien dapat mendemonstra tersebut atau dengan role play
mendemonstrasikan cara sikan cara - Beri reinforcement positif atas
mengontrol perilaku kekerasan mengontrol keberhasilan klien menstimulasikan cara
perilaku tersebut
kekerasan - Anjurkan klien untuk menggunakan
secara : Fisik: cara yang dipelajari saat jengkel atau
Tarik nafas marah.
dalam
228
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
No. Paraf
Hari/Ja Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagno Mahasiswa
m
sa
229
SP-1 Subjektif :
Untuk Klien: - Klien mengatkan mendengar suara-suara bisikan yang
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi menjelek-jelekannya
230
h. Menganjurkan klien memasukkan cara melawan Perencanaan :
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian - Intervensi dilanjutkan
231
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Hub dgn klien:
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Jelaskan :
233
Masalah keperawatan :
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
= laki-laki
= Perempuan
= klien
Penjelasan Gambar Genogram : klien tinggal bersama dengan ayah dan ibunya, klien
adalah anak tunggal dan belum nikah
Masalah Keperawatan :
2. SISTEM KOMUNIKASI
Klien dapat berkomunikasi dengan baik
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan tidak suka badannya gemuk dan tidak suka rambutnya
b. Identitas :-
c. Peran diri :-
234
d. Ideal diri :-
e. Harga diri :-
Masalah keperawatan :
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti :
Orang yang paling berarti menurut klien adalah ibunya
4. GAYA HIDUP
Tidak terkaji
5. BUDAYA
Tidak terkaji
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan :
235
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas motorik
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
5. Afek
[√ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
236
Jelaskan : klien berbicara dengan kooperatif
Masalah keperawatan :
237
7. Persepsi
Halusinasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
11. Memori
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
238
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
14. Daya tilik diri
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
239
Jelaskan : klien bisa melakukan semua aktiviats tanpa di bantu
orang lain
240
Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ]
Sonambulisme [ ] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Masalah keperawatan :
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Membuat keputusan berdasaran keinginan sendiri [ ] Ya [ ] Tidak
Mengatur penggunaan obat [ ] Ya [ ] Tidak
Melakuakan pemeriksaan kesehatan [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
4. Aktivitas di dalam rumah
a.Menyajikan makanan [ ] Ya [ ] Tidak
b.Merapihkan rumah [ ] Ya [ ] Tidak
a. Mencuci pakaian [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
242
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
[ ] Lainnya:
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
243
XV. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
1 DS :
- Klien mengatakan tidak mau mandi
- Klien mengatakan tidak mau sikat gigi
- Klien mengatakan sengaja menggunakan baju
berlapis lapis karena badannya gemuk
- Klien tidak mau makan
DO :
- Klien terlihat kurang besih
- Rambut klien terlihat acak acakan
- Klien menggunakan baju berlapis lapis
2 DS : Isolasi Sosial
- Klien mengatakan bahwa ia suka menyendiri
- Klien mengatakan tidak mau keluar kamar
- Klien mengatakan bahwa ia tidak mau makan
- Klien mengatakan ia selalu dikekang orangtunya
keluar sehingga ia tidak mempunyai teman
DO :
- Klien terlihat sedih
244
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
245
1 Kamis, 17 Defisit Perawatan Diri TUM: Setelah 3x SP 1
Desember Klien dapat melakukan perawatanpertemuan klien Untuk klien:
2020 diri secara mandiri mampu: - Mengkaji kemampuan klien
- Mengetahuimelakukan perawatan diri meliputi
TUK 1: kemampuan dalam mandi atau kebersihan diri, berpakaian,
- Dapat mengetahui kemampuanmelakukan berhias, makan serta BAB BAK secara
klien dalam melakukan perawatanperawatan diri mandiri
diri meliputi mandi atau kebersihanmeliputi mandi, - Melatih klien untuk melakukan mandi,
diri, berpakaian atau berhias,berpakaian, berhias,berpakaian, berhias, makan, serta
makan, serta BAB atau BAK secaramakan, BAB, BAK BAB/BAK secara bertahap
mandiri - Melakukan mandi- Menganjurkan klien memasukkan
atau kebersihandalam jadwal kegiatan harian
secara mandiri
- Berpakaian danUntuk keluarga:
berhias secara - Diskusi tentang fasilitas kesehatan diri
246
Jumat, 18 TUK 2: SP 2
Desember - Melatih cara melakukan mandi Untuk klien:
2020 atau kebersihan diri secara mandiri - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
- Memberikan latihan cara melakukan
mandi atau kebersihan diri secara
mandiri
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
Untuk keluarga:
- Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam
merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri
(sesuai jadwal yang telah disepakati)
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien yang mengalami defisit
perawatan diri
247
2 Kamis, 17 Isolasi Sosial TUM : Setelah 3 xSP 1 Untuk klien:
Klien dapat terlibat dalam kegiatanpertemuan, klien - Mengidentifikasi penyebab isolasi
Desember
sosial mampu : sosial
2020 - Berinteraksi - Berdiskusi dengan klien tentang
TUK 1 : dengan orang lain keuntungan berinteraksi di lingkungan
- Mengetahui penyebab isolasi sosial - sosial
Berdiskusi dengan klien tentang - Mengetahui- Berdiskusi dengan klien tentang
keuntungan kerugian tidak berinteraksi di lingkungan
keuntungan berinteraksi dengan orangberinteraksi di sosial
lain - Berdiskusi dengan klien tentanglingkungan sosial - Menganjurkan klien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang dengan
kerugian tidak berinteraksi dengan
- Mengetahui orang lain dalam kegiatan harian
orang lain
kerugian tidak
Untuk keluarga:
berinteaksi di - Mendiskusikan masalah yang
lingkungan sosial dirasakan keluarga dalam merawat klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala isolasi sosial beserta proses
terjadinya
- Menjelaskan cara
-cara merawat klien isolasi social
248
TUK 2: SP 2 Untuk Klien
Klien mampu berkenalan dengan - Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi
satu orang social klien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktikkan cara berkenalan dengan
satu orang dan berikan pujian
- Membantu klien memasukkan kegiatan
berbincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian
Untuk Keluarga
- Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
- Melatih keluarga melakukan cara
merawat klien dengan isolasi sosial
249
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATANJIWA PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
No. Paraf
Hari/Ja Implementasi Tindakan Keperawatan Evalu
m Diagno asi Mahasiswa
sa
SP 1
Subjektif :
Kamis, Untuk klien:
17 - Klien mengatakan tidak mau mandi
- Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan
Desember - Klien mengatakan tidak mau sikat gigi
2020 diri meliputi mandi atau kebersihan diri, berpakaian,
- Klien mengatakan sengaja menggunakan baju berlapis
berhias, makan serta BAB BAK secara mandiri lapis karena badannya gemuk
I
- Melatih klien untuk melakukan mandi, berpakaian, - Klien tidak mau makan
Analisa:
- klien dapat membina hubungan saling percaya
- intervensi sebagian
Perencanaan :
- intervensi dilanjutkan
250
D. ANALISA PROSES INTERAKSI
Usia : - tahun
LIngkungan : Diruangan Rumah Sakit, klien duduk berhadapan dengan perawat dan
suasana disekitar nyaman dan tenang.
Deskripsi : Penampilan cukup rapi namun memilki jenggot dan kumis yang Panjang,
klien duduk sendiri dan berhadapan dengan perawat, eksprsi klien datar.
Tujuan Interaksi : klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka
permasalahannya
251
ANALISA PROSES INTERAKSI
P : Saya perawat yang P: memandang K dengan P: P merasa bahwa K harus K: masih memberikan Memperkenalkan diri
akan bertugas pada pagi Tersenyum diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan
252
hari ini mulai pukul 8 K: menjawab singkat, suara tentnag kedatangan P ragu rasa rasa percaya klien
pagi sampai dengan pelan, kontak mata kurang terhadap
pukul 2 siang nama perawat
bapak siapa dan
senangnya dipanggil
siapa?
K: Tn. A
P : senangnya dipanggil P : memandang K P; P ingin menjalin K: mulai tertarik dengan Naman panggilan
siapa pak? K: melihat kea rah P dan kedekatan dengan K perkenalan dengan P merupakan nama
Namanya
P: hari ini kita P: memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menanykan perasaan
berbincang-bincang menanykan perasaan yang kedekatan dengan K menjawab merupakan salah satu
mengenai perasaan yang dirasakan K P : P ingin mengetahui menjalin hubungan
Bapak Alex rasakan P: K tamapk sedih perasaan K agar mengetaui
tujuannya agar saya keadaan klien
dapat membantu
mengatasi masalah yang
yang Bapak Alex
253
rasakan ya bagaimana
kalau kita berbincang-
bincang nya selama 30
menit dan bagaimana
kalau berbincang-
bincang nya disini saja
K: Iya
P : apa yang terjadi di P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
rumah sehingga Bapak menanykan penyebab yang kedekatan dengan K menjawab peybeba dari K
Alex dibawa kemari? dirasakan K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih dibawa ke RS
K: saya mengurung diri P: K tamapk sedih penybeba K dibawa ke RS
di kamar dan menangis
lalu saya dibawa kemari
P : lalu apa yang P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
dilakukan keluarga menanykan apa yang kedekatan dengan K menjawab tindakan yang sudah
untuk mengatasi tindakan yang telah P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih diberikan keluaraga
masalah Bapak Alex? diberikan keluarga K tindakan keluarga K
K: tidak ada P: K tamapk sedih
P: Apakah sebelumnya P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menayakan riwayat
Bapak Alex pernah menanykan riwayat kedekatan dengan K menjawab penyakit klien agar
dibawa ke sini untuk penyakit K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih dan mengetahui apakan
berobat atau Bapak Alex P: K tamapk sedih riwayat penyakit K murung klien pernah sakit
254
pernah dirawat ? atau tidak
K: tidak pernah saya
tidak sakit Saya hanya
saja saja sedang saya
kecelakaan dan
meninggal Padahal kami
akan menikah 1 bulan
lagi
P : apa yang sudah Bapak P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk menggali
lakukan saat calon istri menanykan tindakan yang kedekatan dengan K menjawab perasaan klien
bapak meninggal? pernah dilakukan K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih,
K : Saya minum racun P: K tamapk sedih dan tindakan yang pernah murung, dan berputus asa
Saya ingin pergi jauh berputus asa dilakukan K
suster tolong jaga kedua
adik saya dan ibu saya
dan Adik tinggal dalam
satu rumah
P: Apakah ada anggota P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
keluarga yang sama yang menanykan riwayat kedekatan dengan K menjawab riwayat penyakit
pernah dibawa penyakit keluarga P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih, keluarga
kemari P: K tamapk sedih riwayat penyakit keluarga murung, dan berputus asa
255
K : tidak ada
P: Bapak Alex pernah P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
bekerja? menanykan kegiatan yang kedekatan dengan K menjawab kegiatan yang pernah
K: pernah saya adalah pernah dilakukan K P : P ingin mengetahui K: K tampak sedih, dilakukan K
pegawai bank adik saya P: K tamapk sedih, dan kegiatan yang pernah murung, dan berputus asa
berusia 18 tahun dan 15 lancer menjawab pertanyaan dilakukan K K: K sangat saying dengan
tahun semenjak saya ibu dan adik- adiknya
kehilangan calon istri
saya saya tidak bekerja
lagi ketika tidak bekerja
lagi sedih karena tidak
bisa membantu ibu dan
tidak menjadi seperti
harapan Ibu bahwa saya
adalah pengganti Ayah
yang sudah meninggal
saya sangat sayang
dengan keluarga kami
dahulu sering rekreasi
sering salat berjamaah
Semenjak Ayah
meninggalkan saya
256
sibuk dengan pekerjaan
P: Apa saja kegiatan P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
yang dilakukan Pak menanykan kegiatan yang kedekatan dengan K menjawab kegiatan yang pernah
Alex selama di rumah ? pernah dilakukan K P : P ingin mengetahui dilakukan K
K: saya sering olahraga k: K lancer menjawab kegiatan yang pernah
rutin Saya menjukai ke pertanyaan dilakukan K
seluruh tubuh saya
karena itu saya sangat
sehat suster
K: bisa minta tolong K: tampak sedih, berputus P: P ingin menjalni K: tampak sedih, berputus Untuk membatu
untuk menjaga adik adik asa dan ingin mengakhiri kedekatan dengan K asa dan ingin mengakhiri mengtasi masalah
dan ibu saya Saya ingin hidupnya hidupnya klien
pergi jauh P: Memandang K dan
P: tidak akan kemana- mengehtikan keinginan K
mana Pak Alex akan
tetap disini bersama saya
nah sebentar lagi sudah
masuk jam makan siang
belum mencukur jenggot
ataupun kumis Pak Lek
Apakah Pak
Alex ingin mencukur
257
jenggot terlebih dahulu
atau mau makan dulu
P : bagaimana perasaan P: Memandang K dan P: P ingin menjalni K lancer menjawab Untuk mengetahui
Alex setelah kita menanykan perasaan K kedekatan dengan K pertanyaan dan tampak perasaan klien
berbincang-bincang k: K lancer menjawab P : P ingin mengetahui senang
258
Keterangan Tabel :
P : Perawat K : Klien
259
ANALISA PROSES INTERAKSI
P : Saya perawat yang P: memandang K dengan P: P merasa bahwa K harus K: masih memberikan Memperkenalkan diri
akan bertugas pada pagi tersenyum diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan
260
hari ini mulai pukul 8 K: K berbicara dengan lirih tentang kedatangan P ragu rasa rasa percaya klien
pagi sampai dengan dan lambat, kontak mata terhadap
pukul 2 siang nama kurang, sering menunduk perawat
bapak siapa dan
senangnya dipanggil
siapa?
K: Ny. W
P : senangnya dipanggil P : memandang K dengan P; P ingin menjalin K: mulai tertarik dengan Nama panggilan
siapa bu? tersenyum kedekatan dengan K perkenalan dengan P merupakan nama
K: Wanda P: senang walaupun akrab klien sehingga
K: melihat kearah P dan
jawaban singkat menciptakan rasa
menjawab singkat lalu
sengan akan adanya
menunduk lagi
perngakuan atasa
Namanya
P: Bagaimana perasaan P: memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menanykan perasaan
ibu anda hari ini? menanykan perasaan yang kedekatan dengan K menjawab merupakan salah satu
K: Nggak baik, saya dirasakan K P : P ingin mengetahui K: sering menunduk, menjalin hubungan
hanya di dalam kamar P: K tamapk murung, perasaan K kontak mata kurang, K agar mengetaui
saja hari ini saya belum tampak sedih, tampak lesu. berbicara dengan lirih dan keadaan klien
mandi lambat
261
P : Bagaimana kalau hari P: Memandang K P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
ini kita berbincang- menejlaskan topik dan tujuan kedekatan dengan K menjawab keadaan dan perasaan
bincang mengenai dari peretmuan hari ini P : P ingin mengetahui K: K tampaksedih, klien berguna untuk
perasaan yang dirasakan P: K menjawab singkat, perasaan yang dialami K murung, tampak lesu, mengatasi masalah
oleh ibu Wanda berbicara dengan lirih dan sering menunduk, dan klien
tujuannya agar saya lambat, K tampak murung berbicara dengan lirih dan
dapat membantu ibu lamabt
wanda dalam mengatasi
permasalahan yang
dihadapi.
K; Iya, sus
P : Bagaimana kalau P: Memandang K dan P: Memandang K dan K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
berbincang-bincang melaukan kontrak waktu melaukan kontrak waktu menjawab apakah klien
selama 30 menit. apa ibu peretmuan hari ini peretmuan hari ini : K tampak sedih, murung, mengiginkan
Wanda setuju? P: K tamapk sedih, K tampak lesu, sering pertmeuan hari ini.
262
Keterangan Tabel :
P : Perawat K : Klien
Kesan : Setelah berinteraksi dengan Klien, klien yang awalnya sedih menjadi senang, klien memahami dan
mengerti dari tujuan yang dilakukan, kliesn kooperatif.
263
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)
Usia : - tahun
Interaksi ke- : 1 ( Fase Perkenalan) bagian Orientasi
LIngkungan : Diruangan Rumah Sakit, klien duduk bersebelah dengan perawat dan
suasana disekitar nyaman dan tenang.
Deskripsi : Penampilan cukup rapi namun klien sudah mandi namun belum gosok
gigi, klien duduk bersebelahan dengan perawat, eksprsi klien datar.
Tujuan Interaksi : klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka
permasalahannya
264
ANALISA PROSES INTERAKSI
P : Saya perawat yang P: memandang K dengan P: P merasa bahwa K harus K: masih memberikan Memperkenalkan diri
akan bertugas pada pagi Tersenyum diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan
265
hari ini mulai pukul 8 K: K berbicara dengan lirih tentang kedatangan P ragu rasa rasa percaya klien
pagi sampai dengan dan lambat, kontak mata terhadap
pukul 2 siang nama kurang, sering menunduk perawat
bapak siapa dan
senangnya dipanggil
siapa?
K: Nn. L
P : senangnya dipanggil P : memandang K dengan P; P ingin menjalin K: mulai tertarik dengan Nama panggilan
siapa bu? tersenyum kedekatan dengan K perkenalan dengan P merupakan nama
K: Lala P: senang walaupun akrab klien sehingga
K: melihat kearah P dan
jawaban singkat menciptakan rasa
menjawab singkat lalu
sengan akan adanya
menunduk lagi
perngakuan atasa
Namanya
266
P: Bagaimana perasaan P: memandang K dan P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Menanykan perasaan
ibu anda hari ini? menanykan perasaan yang kedekatan dengan K menjawab merupakan salah satu
K: saya tidak baik-baik dirasakan K P : P ingin mengetahui K: sering menunduk menjalin hubungan
saja karena saya tidak P: K tamapk murung, tampak perasaan K kontak mata kurang, K agar mengetaui
bias tidur setiap malam, sedih, tampak lesu, tampak berbicara dengan lirih dan keadaan klien
saya sering mendengar kesal dan mengantuk. lambat dan K
suara-suara yang berhalusinasi.
mengatakan bahwa saya
267
P : Bagaimana kalau hari P: Memandang K P: P ingin menjalni K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
ini kita berbincang- menejlaskan topik dan tujuan kedekatan dengan K menjawab keadaan dan perasaan
bincang mengenai dari peretmuan hari ini P : P ingin mengetahui K: K sedih klien berguna untuk
tampak
perasaan yang dirasakan P: K menjawab singkat, perasaan yang dialami K murung, tampak lesu mengatasi masalah
oleh ibu Wanda berbicara dengan lirih dan sering menunduk, dan klien
tujuannya agar saya lambat, K tampak murung berbicara dengan lirih dan
dapat membantu ibu lamabt
wanda dalam mengatasi
permasalahan yang
dihadapi.
K; Iya, sus
P : Bagaimana kalau P: Memandang K dan P: Memandang K dan K: K mulai tertarik Untuk mengetahui
berbincang-bincang melaukan kontrak waktu melaukan kontrak waktu menjawab apakah klien
selama 30 menit. apa ibu peretmuan hari ini peretmuan hari ini K: K tampak sedih mengiginkan
Wanda setuju? P: K tamapk sedih, K murung, tampak lesu pertmeuan hari ini.
K: iya
268
Keterangan Tabel :
P : Perawat K : Klien
Kesan : Setelah berinteraksi dengan Klien, klien yang awalnya sedih menjadi senang, klien
memahami dan mengerti dari tujuan yang dilakukan, klien kooperatif, dan klien dapat
terbuka dengan perawat.
269
BAB III
OLEH :
SITI OKTAVIANI I1031171001
MARDIANA SAFITRI I1031171006
IKA RAHMAWANDINI M. I1031171011
TASYA AULIA FITRI I1031171018
SUPARWATI I1031171024
MUHAMMAD IHZA FARIDZI I1031171030
ELSA ANNISA I1032171039
FITRI KURNIATI I1032161031
ENNY FATINI I1032171006
AYU CAHYANI I1032171012
270
Pertanyaan Analisis Kritis Jurnal
271
2. Apakah metode penelitian (desain penelitian) sesuai untuk menjawab penelitian
pertanyaan?
Pada artikel pertama yang disusun Saswati dan Sutinah (2018), artikel ini sesuai
untuk menjawab pertanyaan dimana metode penelitian ini menggunakan Quasi
Experiment desain pre-test and post-test yaitu dalam desain ini tidak mempunyai
batasan yang tetap terhadap randomisasi. Kemudian dilakukan pre-test and post-test
untuk dapat memungkinkan validitas lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan pada klien
Isolasi sosial yang di rawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada bulan
Juni-Juli 2016 berjumlah 80 orang.
Dengan dilakukan pre dan post pada artikel sudah menjawab pertanyaan
penelitian. Hal ini terbukti dengan pernyataan bahwa pre dan post yang dilakukan pada
artikel pertama yaitu dengan melakukan pre observasi atau melihat keterampilan
bersosialisasi dan berinteraksi yang pasien miliki. Kemudian diberikan intervensi,
setelah diberikan intervensi keterampilan pasien dalam bersosial dan berinteraksi
observasi. Hasilnya terdapat pengaruh latihan keterampilan sosialisasi terhadap
kemampuan berinteraksi klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ
Soeprapto Provinsi.
Sedangkan dari artikel yang disusun oleh Direja, Deni dan Buyung (2019),
menggunakan metode desain penelitian pre experimental dengan rancangan one group
pretest posttest. Penelitian ini dilakukan pada seluruh klien skizofrenia yang mengalami
isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2019.
3. Apakah metode pemilihan subjek?
Pada artikel utama oleh Saswati & Sutinah (2018), metode yang digunakan peneliti
adalah penelitian Quasi Experimental dengan desain Pre and Post test. Quasi Experimental
Design merupakan penelitian yang melakukan uji coba suatu intervensi pada sekelompok
subjek dengan atau tanpa kelompok pembanding namun tidak dilakukan randomisasi untuk
memasukkan subyek ke dalam kelompok perlakuan atau kelompok kontrol (Dharma, 2011).
Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh Direja, Ricardo & Keraman
(2019) pada artikel pendukung yaitu Pre Experimental Design dengan bentuk one group
pre-post test design. Pre Experimental Design merupakan salah satu penelitian eksperimen
yang memanipulasi variabel independen dengan pemilihan subjek penelitian yang dilakukan
secara random, dan tidak memiliki kelompok kontrol atau kelompok pembanding
272
(Swarjana, 2012).
4. Bisakah cara pengambilan sampel menimbulkan bias (seleksi)?
Pada artikel utama oleh Saswati & Sutinah (2018), teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah jenis purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode
pemilihan sampel yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tetentu yang ditentukan oleh
peneliti. Pada kondisi tertentu, metode ini sangat tepat diterapkan dan digunakan terutama
jika informasi atau data yangdiinginkan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja di
dalam populasi (Budiarto, 2012; Dharma, 2011).
Sedangkan penelitian artikel pendukung oleh Direja, Ricardo & Keraman (2019),
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total sampling
merupakan metode pemilihan sampel yang dilakukan bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2017).
Pada artikel utama dan pendukung, sudah dijelaskan bahwa sampel yang
digunakan adalah sesuai dengan kriteria inklusi dari masing-masing peneliti dan juga
tidak ada menyebutkan sampel yang digunakan memiliki masalah keperawatan jiwa
yang ganda. Maka dari itu, teknik pengambilan sampel pada artikel utama dan kedua
ini tidak menimbulkan bias.
5. Apakah sampel subjek mewakili yang berkaitan dengan populasi yang temuan akan
hilang?
Artikel pertama atau utama yang berjudul “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” oleh Saswati Nofrida
dan Sutinah (2018) menggunakan sampel klien Isolasi sosial yang di rawat di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada bulan Juni-Juli 2016 berjumlah 80 orang. Sampel pada
penelitian ini di ambil secara purposive sampling yaitu cara mengambil subjek sesuai
dengan tujuan dan memenuhi kriteria. Menurut Sugiono (2016) juga mengatakan bahwa
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu.
a. Klien dengan Isolasi sosial ; menarik diri (kerusakan hubungan sosial) dan belum
mengikuti TAKS
b. Klien yang sudah mendapatkan strategi pelaksanaan individu isolasi sosial.
c. Bersedia menjadi responden Kriteria eksklusinya adalah klien yang tidak kooperatif.
Kriteria inklusi sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:
273
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Sugiono,2016). Kriteria Ekslusi
merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Sugiono,2016). Sehubungan dengan adanya
kriteria inklusi, maka sampel dalam penelitian ini menjadi 12 responden yang masuk
dalam kriteria.
Artikel kedua yang berjudul “Pengaruh Latihan Keterempilan Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu”
oleh Direja Surya herman ade, Deni Ricardo (2019) , Buyung Keraman menggunakan
sampel seluruh klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto
Provinsi Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2019. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
Total Sampling sebanyak 20 orang pasien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial
dengan kriteria bersedia menjadi responden, pasien dengan maslah skizofrenia dan
mengalami isolasi sosial, mampu mengikuti latihan keterampilan sosialisasi.
Menurut Sugiono (2016) mengatakan bahwa Total Sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil observasi langsung pada
klien isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu. Analisis data dilakukan secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan SPSS.
6. Apakah ukuran sampel didasarkan pada pertimbangan pra-studi kekuatan statistik?
Artikel pertama yaitu yang berjudul “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” oleh Nofrida Saswati
dan Sutinah tahun 2018. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain di sekitarnya (Yosep, 2009). Salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada
sekelompok pasien yang mengalami gangguan sosialisasi yaitu adalah Terapi Aktivitas
Kelompok: Sosialisasi (TAKS). Fokus Terapi Aktivitas Kelompok adalah membuat sadar
diri (selfawerness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau
ketiganya. Selain itu terapi ini merupakan upaya memfasilitasi kemampuan bersosialisasi
dengan masalah hubungan social klien isolasi melalui tujuh sesi untuk melatih kemampuan
sosialisasi klien. Berasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Efendi, Rahayuningsih, &
Muharyati, 2002) didapatkan bahwa rata-rata perilaku isolasi sosial sebelum pemberian
274
TAKS adalah 31,50 dengan standar deviasi 2,369. Sedangkan rata-rataperilaku isolasi
sosial setelah pemberian TAKS adalah 40,10 dengan standar deviasi 2,025. Hasil uji
statistik ini didapatkan nilai p = 0,00 (p<0,05) , maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
yang bermakna pada pemberian TAKS terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial.
Dan berdasarkan sampel penelitian juga menujukkan bahwa Populasi dalam penelitian ini
adalah klien Isolasi sosial yang di rawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada
bulan Juni-Juli 2016 berjumlah 80 orang. Karena dengan adanya kriteria inklusi, maka
sampel dalam penelitian ini menjadi 12 respondenPenelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Jambi pada tangga 11 Juli 2016 sampai 3 agustus 2016 didaptkan
bahwa juga hasilnya bahwa terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian TAKS
terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial.
Artikel kedua yang berjudul “Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi Terhadap
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu”
oleh Ade Herman Surya Direja, Deni Ricardo dan Buyung Keraman tahun 2019. Menurut
penelitian sebelumnya yaitu Julianto (2017) yang meneliti tentang pengaruh terapi aktifitas
kelompok sosialisasi sesi 1 -7 terhadap peningkatan kemampuan interaksi pada pasien
isolasi sosial di rsjd dr. Amino gondohutomo semarang. Didapatkan Skor rata-rata
interaksi sosial sebelum diberikan TAK sosialisasi adalah 5,28 (kurang baik) dengan
standar deviasi 1,03, dengan skor minimum 3 dan maksimum 7. Dan di penelitian ininjuga
sesuai dengan estimasi untuk keseluruhan waktu penelitian dari artikel ini dari.populasi
seluruh klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu pada bulan Juni-Juli 2019. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total
Sampling sebanyak 20 orang pasien skizofrenia. Berdsarkan hasilnya juga terdapat
pengaruh tindakan keterampilan sosialisasi terhadap kemempuan berintraksi klienyang
mengalami isolasi sosial.
7. Apakah pengukuran (kuesioner) mungkin valid dan dapat diandalkan?
Instrumen penelitian pada artikel utama yaitu “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial” oleh Nofrida Saswati dan
Sutinah tahun 2018 dan artikel yang kedua yaitu “Pengaruh Latihan Keterampilan
Sosialisasi Terhadap Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial Di RSKJ Soeprapto
Provinsi Bengkulu” oleh Ade Herman Surya Direja, Deni Ricardo dan Buyung Keraman
tahun 2019 ini tidak dilakukan uji reabilitas dan uji validitas lagi karena instrumen ini
275
menunjukan sudah baku. Pengumpulan data didapat denganmelakukan observasi
menggunakan lembar observasi evaluasi pada 7 sesi TAKS. Instrumen penelitian yang
digunakan pada dua artikel ini adalah lembar observasi yang diambil dari buku Keliat dan
akemat (2005) bahwa Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi dapat dibagi atas 7 sesi yaitu :
1. Sesi 1, klien mampu memperkenalkan diri.
2. Sesi 2, klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
3. Sesi 3, klien mampu bercakapcakap dengan anggota kelompok.
4. Sesi 4, klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan.
5. Sesi 5, klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi.
6. Sesi 6, klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
7. Sesi 7, klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan.
Setelah semua kegiatan dilakukan, klein dapat menyampaikan apa manfaat dari
kegiatan tersebut dengan demikian diharapkan kemampuan klien dalam kegiatan sosialisasi
tersebut dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sesi latihan keterampilan
sosialisasi dapat melatih klien meningkatkan kemampuan komunikasi, sosialisasi,
meningkatkan hubungan interpersonal, saling memperhatikan, memberikan tanggapan,
mengekspresikan ide, dan merasakan kebersamaan (Kumar, 2015).
Didalam penelitian artikel utama tidak dilampirkan mengenai lembar observasi,
kelompok kami berinisiatif untuk mencari di di referensi lain mengenai lembar observasi
yang dipakai peneliti. Berikut merupakan contoh lembar evaluasi dari Budi Anna Keliat
yaitu sebagai berikut:
Sesi 1 : TAKS
Kemampuan memperkenalkan diri
Kemampuan Verbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyebutkan nama
lengkap
2. Menyebutkan nama
panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
276
Jumlah
Kemamapuan Nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika ditemukanpada
klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jikanilai 0, 1,
atau 2 klien belum mampul
Sesi 2 : TAKS
Kemampuan Berkenalan
Kemampuan Verbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama
panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
5. Menanyakan nama lengkap
6. Menanyakan nama
panggilan
7. Menanyakan asal
8. Menanyakan hobi
277
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Sesi 3 : TAKS
Kemampuan bercakap-cakap
Kemampuan Verbal : Bertanya
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Mengajukan pertanyaan
yang jelas
2. Mengajukan pertanyaan
yang ringkas
3. Mengajukan pertanyaan
yang relevan
4. Mengajukan pertanyaan
secara spontan
Jumlah
278
4. Menjawab dengan spontan
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir.
Jumlah
Sesi 4: TAKS
Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
Kemampuan Verbal : menyampaikan topik
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyampaikan topik dengan
jelas
2. Menyampaikan topik secara
ringkas
3. Menyampaikan topik yang
relevan
4. Menyampaikan topik secara
spontan
Jumlah
279
4. Memilih topik secara
spontan
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Sesi 5 TAKS
Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
Kemampuan verbal: menyampaikan topic
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyampaikan topik dengan
280
jelas
2. Menyampaikan topik secara
ringkas
3. Menyampaikan topik yang
relevan
4. Menyampaikan topik secara
spontan
Jumlah
Kemampuan nonverbal
281
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. MKontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
SESI 6: TAKS
Kemampuan berkerja sama
Kemampuan verbal: Bertanya dan meminta
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Bertanya dan meminta
dengan jelas
2. Bertanya dan meminta
dengan ringkas
3. Bertanya dan meminta
dengan relevan
4. Bertanya dan meminta
dengan secara spontan
Jumlah
Kemampuan verbal: menjawab dan memberi
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menjawab dan memberi
dengan jelas
2. Menjawab dan memberi
dengan ringkas
3. Menjawab dan memberi
secara relevan
4. Menjawab dan memberi
282
secara spontan
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Sesi 7: TAKS
Evaluasi kemampuan sosialisasi
Kemampuan verbal: menyebutkan mamfaat enam kali TAKS
No Aspek yang Dinila Nama Klien
1. Menyebutkan mamafaat
secara jelas
2. Menyebutkan mamfaat
secara ringkas
3. Menyebutkan mamafaat
yang relevan
4. Menyebutkan mamafaat
secara spontan
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Dinila Nama Klien
283
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
289
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan jiwa bagi manusa berarti terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan
sanggup mengahdapi problem, merasa Bahagia dan mampu diri. Keperawatan kesehatan
jiwa adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian intergral dari
pelayanan kesehatan, menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmuanya dan
penggunaan diri sendiri secara teraupetik sebagai kiatnya. Dalam mata kuliah ini dibahas
tentang klien sebagai sitem yang adatif dalam tentang respon sehat jiwa sampai gangguan
jiwa, psikodinimika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di
Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, skunder, dan tertier terhadap
klien.
Praktek klinik keperawatan adalah suatu bentuk aplikatif dari mata ajar yang telah
mahasiswa pelajari selama dikelas. Prak kilinik keperawatan jiwa ini merupakan kegiatan
belajar studi kasus yang memberikan kesempatan pada kami mahasiwa dalam
melaksanakan paraktek pada situasi sebenarnya. Dalam prakterk klinik jiwa ini lebih
memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam berpikir kritis menyenlesaikan tugas
yang diberikan.
B. SARAN
Saran untuk penulis agar bias lebih baik lagi dalam mengerjakan tugas dan dapat
berpikir lebih kritsi serta.
290
Datar pustaka
Ade Herman Surya Direja, 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Damaiyanti,
Mukhripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Aulia, N., Yulastri, Y., & Sasmita, H. (2019). Analisis Hubungan Faktor Risiko Bunuh Diri dengan
Ide Bunuh Diri pada Remaja. Jurnal Keperawatan, 11(4), 307-314.
Budiarto, Eko. (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Damaiyanti dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Dharma, Kelana Kusuma. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan: panduan Melaksanakan
dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.
Direja, Ade Herman Surya dkk. 2019. Pengaruh Latihan Keterampilan Sosialisasi terhadap
Kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.
Bali Health Published Journal Vol. 2 No.1.
Farida Kusumawati & Yudi Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluandan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan AP) untuk 7Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat Bagi Program S-1 Keperawatan (edisiketiga). Jakarta : Salemba Medika.
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluandan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan AP) untuk 7Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat Bagi Program S-1 Keperawatan (edisiketiga). Jakarta : Salemba Medika.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaa Tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S-1 Keperawatan. Jakrarta : Salemba Medika.
Keliat B, dkk. 2006. Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta : EGC. Keliat B, dkk. 2019.
Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Anna & Akemat. (2014). Model Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Anna.(2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.
Keliat, Budi Anna.(2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.
Keliat, Budu Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC, Jakarta.
Kirana, Wahyu & Djoko Priyono. (2018). Modul Keperawatan Jiwa dengan Metode Pembelajaran
Kooperatif. Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Livana, P. H., & Suerni, T. (2019). Faktor Predisposisi Pasien Resiko Perilaku Kekerasan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Jiwa, 1(1), 27-38.
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha Medika
Wahyuni Sri Nurul. (2017), Asuhan Keperawatan Jiwa, Ponorogo, Unmuh Ponorogo
Press.
Rasmun. 2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Jakarta:
CV. Sagung Seto.
Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati.2015. Buku Ajar Keperawatan Yogyakarta : Gosyen
292
Publishing.
Rosnita. Aulia. AuliaPratiwi. (2019). Gambaran Ide-Ide Saat Terjadi Waham Pada Pasien Yang
Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa. University Research Colloqium.
Saswati, Nofrida., Sutinah. 2018. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi terhadap
Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial. Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 292-
301.DOI : http://doi.org/10.22216/jen.v3il.2492
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistiowati, N. M. D., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2014). Pengaruh Acceptance And
Commitment Therapy Terhadap Gejala Dan Kemampuan Klien Dengan Resiko
Perilaku Kekerasan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2(1), 51- 57.
Sulistiowati, N. M. D., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2014). Pengaruh Acceptance And
Commitment Therapy Terhadap Gejala Dan Kemampuan Klien Dengan Resiko
Perilaku Kekerasan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2(1), 51- 57.
Sutejo. (2017). Keperawatan Kesehatan Jiwa Prinsip dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Sutejo. 2017. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta : PT Pustaka Baru.
Yosep dan Sutini, T. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing.
Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Ah., Fitryasari., Rizky PK., Nihayati., & Hanik Endang. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta :Salemba Medika.
293
Lampiran 1
294
Lampiran 2
295
Lampiran 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG (makalah orientasi)
B. TUJUAN PENULISAN
C. MANFAAT
BAB VI
PENUTUP
296
Lampiran 4
Lampiran 1 Format Profil RSJ
MAKALAH
PROFIL
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
OLEH:
XXXXXX
NIM XXXXX
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................. 4
Rumusan Masalah ......................................................................... 4
Tujuan ........................................................................................... 4
Manfaat ......................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
298
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penulis ini adalah
“Bagaimana Gambaran Profil Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Provinsi
Kalimantan Barat”?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk melihat gambaran profil rumah sakit jiwa daerah
sungai bangkong provinsi kalimantan barat.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi sejarah RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.
1.3.2.2. Mengidentifikasi Motto, visi dan misi RSJD Sungai Bangkong Prov
Kalbar.
1.3.2.3. Mengidentifkasi tujuan dan sasaran RSJD Sungai Bangkong Prov
Kalbar.
1.3.2.4. Mengidentifikasi tugas pokok dan fungsi RSJD Sungai Bangkong
Prov Kalbar.
1.3.2.5. Mengidentifikasi pelayanan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.
1.3.2.6. Mengidentifikasi fasilitas dan layanan RSJD Sungai Bangkong Prov
Kalbar.
1.4. Manfaat
1.4.1. Sebagai media informasi
1.4.2. Sebagai petunjuk penggenalan RSJD Sungai Bangkong Prov Kalbar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Pejabat Pengelola Informasi Puplik. 2020. PROPIL. Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai
Bangkong
299
Lampiran 6. Format LP
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
5. Diagnosa Keperawatan
300
Lampiran 7. Format Asuhan Keperawatan
Masalah Keperawatan :
301
Penolakan th th th
Kekerasan dalam keluarga th th th
Tindakan criminal th th th
Jelaskan no. 1, 2, 3 :
Masalah keperawatan :
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? [
] Ya [ ] Tidak
Hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan/perawatan :
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan :
V. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ] Reaksi lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya
Jelaskan :
302
Masalah keperawatan :
VII. KELUARGA
1. GENOGRAM (tiga Generasi)
Masalah Keperawatan :
2. SISTEM KOMUNIKASI
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
a. Citra tubuh :
b. Identitas :
c. Peran diri :
303
d. Ideal diri :
e. Harga diri :
Masalah keperawatan :
2. HUBUNGAN SOSIAL
a. Orang yang berarti :
Masalah keperawatan :
4. GAYA HIDUP
5. BUDAYA
6. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan :
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
304
[ ] Tidak rapi [ ] Penggunaan pakaian [ ] Cara berpakaian
tidak sesuai tidakseperti biasa
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
[ ] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [ ] Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas motorik
[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Ketakutan [ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
5. Afek
[ ] Datar [ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
305
7. Persepsi
Halusinasi
[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking [ ] Perseverasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
11. Memori
[ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
306
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
[ ] Mudah beralih [ ] Tidak mampu [ ] Tidak mampu
berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [ ] Ya [ ] Tidak
307
Apakah anda memisahkan diri saat makan [ ] Ya [ ] Tidak
Frekuensi makan sehari x sehari
Nafsu makan :
[ ] meningkat [ ] menurun [ ] berlebihan [ ] sedikit-sedikit
Berat badan : kg : [ ] meningkat [ ] menurun
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme [
] Terbangun saat tidur [ ] Gelisah saat tidur
Apakah anda merasa segar saat bangun tidur :
Adakah kebiasaan tidur siang :
Masalah Keperawatan :
5. Aktivitas di luar rumah
a.Belanja keperluan sehari-hari [ ] Ya [ ] Tidak
b.Aktivitas lain diluar rumah [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
6. Klien memiliki sistem pendukung
308
Keluarga : ya tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok social : ya tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan :
1 DS :
DO :
309
XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
_
310
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
311
312
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
No. Paraf
Hari/Jam Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
Diagnosa Mahasiswa
313
Senin/, 01 Subjektif :
Sept 2015
Objektif :
07.00
I
....
... Analisa
dan
seterusnya
Perencanaan :
314
315
Lampiran 8
316
IV. FAKTOR PRESIPITASI
Kaji faktor pencetus atau kejadian terakhir yang dialami klien sebelum terjadinya gangguan jiwa
atau sebelum kambuhnya penyakit klien
VII. FISIK
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan
klien.
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
3. Tanyakan apakah berat badan naik atau turun dan tanda √ sesuai hasil.
4. Tanyakan kepada kilen/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh
klien; bila ada beri tanda √ pada kotak ya dan bila tidak beri tanda √ pada kotak
tidak.
5. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang
ada.
6. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
317
VIII. KELUARGA
1. Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
klien dengan keluarga.
= Perempuan
= Laki-laki
x x x = Meninggal
=Orang yang
20 tinggal serumah
20 = Umur Klien
20
= Orang yang
dekat
= Klien
=Cerai / putus
hubungan
2. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
3. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
318
IX. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Gambaran diri/Citra diri
• Tanyakan persepsi klien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang:
• Status dan posisi klien sebelum dirawat.
• Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok).
• Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
c. Peran, tanyakan:
• Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat.
• Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. Ideal diri, tanyakan:
• Harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
• Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat)
• Harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri, tanyakan:
• Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c, d.
• Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau dukungan.
b. Tanyakan pada klien tentang kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
3. Pendidikan dan pekerjaan
4. Gaya Hidup
Tanyakan bagaimana kebiasaan hidup klien sebelum dan sesudah sakit
5. Budaya
Tanyakan latar belakang budaya klien, apakah ada konflik dalam dirinya sehubungan dengan
budayanya itu dalam menghadapi masalah atau tantangan di lingkungannya
6. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan, tanyakan tentang:
• Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma
budaya dan agama yang dianut.
• Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah, tanyakan tentang:
• Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok.
319
• Pandangan klien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
X. STATUS MENTAL
Beri tanda √ pada kotak yang sesuai dengan keadaan klien, boleh lebih dari satu.
1. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapih. Misalnya: rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya: pakaian dalam dipakai diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya, jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Pembicaraan
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan atau lambat.
b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang
tak ada kaitannya beri tanda √ pada kotak inkoheren.
c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a.Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
b.Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisakan.
c.Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
d.Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol
oleh klien.
e. Tremor = jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Alam perasaan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas.
b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
320
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat dan keluarga.
a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
b. Tumpul = hanya beraksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
6. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga.
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
b. Kontak mata kurang = tidak mau menatap lawan bicara.
c. Defensif = selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
d. Curiga = menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
7. Persepsi
a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.
b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
8. Proses pikir
Data ini didapatkan melalui observasi pada saat wawancara.
a. Sirkumstansial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan.
b. Tangensial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi = pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainny, dan klien tidak menyadarinya.
d. Flight of ideas = pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya,
masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
e. Blocking = pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
f. Perseverasi = pembicaraan yang diulang berkali-kali.
g. Jelaskan yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
9. Isi pikir
321
Data ini didapatkan melalui wawancara.
a. Obsesi = pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
b. Phobia = ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
c. Hipokondria = keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi = perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain,
atau lingkungan.
e. Ide yang terkait = keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan
yang bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis = keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal
yang mustahil/diluar kemampuannya.
g. Waham
• Agama = keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
• Somatik = klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
• Kebesaran = klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
• Curiga = klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
• Nihilistik = klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal
yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham yang bizar
• Sisip pikir = klien yakin ada ide, pikiran orang lain yang disisipkan di
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan.
• Siar pikir = klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan
secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
• Kontrol pikir = klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
10. Tingkat kesadaran
Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi; stupor
diperoleh melalui observasi; orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh
melalui wawancara.
a. Bingung = tampak bingung dan kacau.
b. Sedasi = mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/tidak sadar.
322
c. Stupor = gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan-gerakan yang diulang,
anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan
klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dalam lingkungan.
d. Orientasi waktu, tempat dan orang jelas.
e. Jelaskan data obyektif dan subyektif yang terkait hal-hal di atas.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
11. Memori
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Gangguan daya ingat jangka panjang = tidak dapat mengingat kejadian lebih
dari satu bulan.
b. Gangguan daya ingat jangka pendek = tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini = tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
d. Konfabulasi = pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan
cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara.
a. Mudah dialihkan = perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi = klien selalu minta agar pertanyaan diulang/tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung = tidak dapat melakukan penambahan/pengurangan
pada benda-benda yang nyata.
d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
13. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan = dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi.
Jika diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna = tidak mampu mengambil
keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi.
Jika diberi penjelasan, klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
c. Jelaskan sesuai data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
14. Daya tilik diri
Data diperoleh melalui wawancara.
323
a. Mengingkari penyakit yang diderita = tidak menyadari gejala penyakit
(perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan.
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya = menyalahkan orang lain/lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat orang lain/lingkungan yang menyebabkan kondisi
saat ini.
c. Jelaskan dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
-Mandi :
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut.
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
-Berpakaian :
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki kilen: mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian.
B. Nutrisi
• Tanyakan dan observasi kegitan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya,
adakah perubahan pola makan, nafsu makan dan berat badan klien
324
C. Istirahat dan tidur
Observasi dan tanyakan tentang:
a. Lama dan waktu tidur siang/malam
b. Persiapan sebelum tidur, seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
c. Aktifitas sebelum tidur
d. Aktivitas sesudah tidur, seperti merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka dan
menyikat gigi
XII. PENGETAHUAN
325
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien
simpulkan dalam masalah.
326
Lampiran 9 Format SPTK
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGGAL :
Nama Pasien:
Ruang :
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien :
c. Tujuan :
d. Tindakan Keperawatan :
❖
❖
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik :
b. Evaluasi/Validasi :
c. Kontrak
❖ Topik :
❖ Tempat :
❖ Waktu :
Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
❖ Evaluasi Klien (Subjektif) :
b. Tindak lanjut klien (Apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :
c. Kontrak yang akan datang
❖ Topik :
❖ Waktu :
❖ Tempat :
Catatan : SP dibuat setiap hari pratik sebelum melakukan pre conference dengan
pembimbing klinik.
327
Lampiran 10 Format Analisa Proses Interaksi (API)
FORMAT PEMBUATAN
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)
Catatan : API dibuat pada kasus kedua, keempat dan keenam, bebas memilih API pada. API
dikumpulkan pada hari kedua, keempat, dan hari keenam .
328
ANALISA PROSES INTERAKSI
Dan selanjutnya. ..
Keterangan Tabel :
P : Perawat
K : Klien
Kesan : Bagaimana kesan setelah interaksi, apakah klien kooperatif selama interaksi, bagaimana respon verbal dan nonverbal klien,
apakah tujuan sudah tercapai?
329
Lampiran 11 Daftar Kegiatan Harian Praktik Klinik
Nama Mahasiswa/i :
NIM :
Ruang :
Hari/
No Kegiatan Paraf
Tanggal/Jam
Pontianak,
Mahasiswa/i Pembimbing Klinik
(.....................................................) (.....................................................)
330
Lampiran 12. Format Analisis Kritis Jurnal
OLEH:
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
331
ARTIKEL
ANALISIS KRITIS
❖ Did the study address a clearly focused question / issue?
❖ Is the research method (study design) appropriate for answering the research question?
❖ Is the method of selection of the subjects
❖ Could the way the sample was obtained introduce (selection) bias?
❖ Was the sample of subjects representative with regard to the population to which the
findings will be referred?
❖ Was the sample s ize bas ed on pre-study considerations of statis tical power?
❖ Are the meas urements (questionnaires) likely to be valid and reliable?
❖ Was the statistical significance assessed?
❖ Are confidence intervals g iven for the main results?
❖ Could there be confounding factors that haven’t been accounted for?
❖ Can the results be applied to your organization?
❖ Were all outcomes important to the individual or population considered ?
❖ What would be the impact of using this test on your patients /population ?
KESIMPULAN
332
Lampiran 13
JURNAL REFLEKSI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Hari/Tanggal:
Hari terakhir praktik klinik sub keperawatan jiwa ini akhirnya selesai, saya merasakan
senang meskipun saya merasakan beban yang berat dalam membuat tugas individu dan
kelompok, tapi saya mampu melewati dan melakukan kegiatan-kegiatan yang harus saya
capai selama praktik keperawatan jiwa ini. Di minggu kedua saya mulai merasakan berguna
dan bermanfaat bagi keluarga karena selama saya memberikan asuhan keperawatan, warga-
warga merasa senang, bisa tertawa terutama nenek-nenek yang lanjut usia. Di sesi pertama,
saya sangat senang sekali karena lansia-lansia tersebut sangat antusias, bersemangat
menceritakan perubahan fisik yang mereka alami. Saya melihat lansia-lansia tersebut
mengungkapkan perubahan fisik mereka dan mereka bisa menerima dengan baik.
Dengan memberikan terapi kelompok pada pasien gangguan jiwa disini bisa melihat
dan mendengarkan ungkapan dari xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Usia lanjut merupakan tahapan setelah melewati masalah dewasa, pada masa ini usia
lanjut mengalami perubahan-perubahan yang mudah dilihat, yakni perubahan fisik.
Kemampuan indra-indra sensoris menurun, waktu reaksi dan stamina akan menurun. Selain
itu usia lanjut juga akan mengalami kesepian dan kesedirian, mereka bisa melewati dengan
kesibukan-kesibukan pekerjaan yang sekaligus juga merupakan pegangan hidup dan dapat
memberikan rasa aman dan rasa harga diri (Sarwono, 2009).(TEORI)xxx
Dengan pemberian terapi kelompok terapeutik ini saya berharap dapat membantu
lansia-lansia menjadi lansia yang sehat dan tetap produktif menjalankan kehidupan sehari-
harixxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Daftar Pustaka
Sarwono, S. W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo
Persada.
333
LAMPIRAN 14
FORMAT PENILAIAN SEMINAR KRITISI JURNAL
TANGGAL :
MATA AJAR :
MATERI/TOPIK :
NAMA KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :
334
LAMPIRAN 15
FORMAT PENILAIAN SOFT SKILL/SIKAP
TANGGAL :
MATA AJAR :
MATERI/TOPIK :
NAMA KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA :
335
Lampiran 16
5
2.4. Tujuan tindakan/ pembicaraan
3 KERJA 10
3.1. Tehnik komunikasi terapeutik
3.2. Sikap terapeutik 10
3.3. Langkah-Iangkah Tindakan 25
keperawatan (generalis dan
spesialis
4 TERMINASI 5
4.1. Evaluasi respons klien
4.2. Rencana tindak lanjut 5
4.3. Kontrak yang akan datang (topik, 5
tempat, waktu)
5. Dokumentasi hasil tindakan 10
keperawatan
TOTAL 100
336
Lampiran 17
TOTAL 100
Nilai akhir: Total Nilai x 100
50
, 20...
Nama Mahasiswa: ................................
Nama Penguji
337
Lampiran 18
FORMAT PENILAIAN
PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
Skor
No. Komponen Bobot 1 2 3 4 5 Nilai Ket
(Bobot x Skor)
1 Latar belakang 25
dituliskan secara
sistematis dengan
menjelaskan gambaran
umum lahan praktik
serta permasalahan
yang ada sesuai hasil
pengkajian
2 Analisis dituliskan 25
secara tajam dengan
mem bandingkan fakta
dengan teori/konsep
manajemen atau
teori/konsep terkait
lainnya
3 Alternatif 25
penyelesaian masalah
relevan dengan
permasalahan dan
bersifat operasional
4 Cara penulisan makalah 25
mengikuti ketentuan
penulisan ilmiah atau
pedoman tesis ( cara
menulis kutipan,
referensi, dan tata
bahasa Indonesia yang
baik)
TOTAL 100
Nilai akhir: Total Nilai x 100
20
, 200...
Nama Mahasiswa: ................................
Nama Penguji
338
Lampiran 19
3 Sistematis 20
4 Penyelesaian 20
masalah/harapan
5 Komprehensif 10
TOTAL 100
Nilai akhir: Total Nilai x 100
25......................................... ,
20...
339