Anda di halaman 1dari 22

IDENTIFIKASI BAKTERI ENTERIK

TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

Setelah selesai melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat:


1. mengenal beberapa bakteri patogen usus dari anggota famili Enterobacteriaceae.
2. mengenal sifat-sifat dari beberapa bakteri patogen usus dari anggota famili
Enterobacteriaceae.

PENDAHULUAN

Enterobacteriaceae adalah kelompok bakteri yang sebagian besar mengghuni


saluran intestinal atau bisa masuk ke saluran cerna karena memakan atau meminum
makanan atau minuman yang terkontaminasi. Famili Enterobacteriaceae terdiri dari
sejumlah genuera yang kemampuan anggotanya bervariasi untuk menyebabkan penyakit.
Salmonella dan Shigella adalah genus yang dianggap patogen. Anggota genera lain,
terutama Escherechia, dan Enterobacter, serta keluarga terdekatna, Klebsiella dan
Proteus, yang merupakan flora normal usus dan secara umum dianggap sebagai tidak
virulen. Namun anda harus amengingat, bahwa mereka ini dapat menyebabkan penyakit
bila keadaan memungkinkan (infekasi opportunistik).
Enterobacteriaceae adalah basil-basil pendek yang negatif-gram. Basil-basil
ini adalah organisme mesofilik yang tidak fastidious, sehingga bisa berkembang biak
dalam makanan dan sumber-sumber air. Semua species tidak membentuk spora dan bisa
dirusak oleh pengaruh fisik dan kimiawi yang biasa. Basil-basil ini tahan terhadap
tempertur rendah, karena itu basil-basil ini bisa bertahan hidup lama dalam tanah,
lumpur, air dan pada banyak makanan.
Kalau dilihat dari sudut pandang ilmu kedokteran, Enterobacteriaceae yang
patogen adalah genus Salmonella dan Shigella. Salmonellae bisa menjadi penyebab dari
demam enterik, tifus abdominalis (tifoid), paratifoid yang ringan, dan gastroenteritis.
Pada tifoid, Salmonella typhi menembus mukosa usus dan amsuk ke aliran
darah, kemudian menyebabkan infeksi pada organ-organ seperti kandung empedu, usus,
Revisi terahir: November 2016

hepar, ginjal, limpa, dan jantung. Ulserasi dinding usus disebabkan oleh LPS yang
dilepaskan ke aliran darah pada saat demam yang lama. Gejala enterik pada kasus ini
sering juga ditemukan.
Gastroenteritis disebabkan oleh sejumlah species Salmonella. Simptom yang
ada hubungannya dengan tipe keracunan makanan, biasanya terdiri dari sakit perut,
mual, muntah, dan diarea, yang terjadi dalam 24 jam setelah memamakan makanan yang
terkontaminasi. Gejala ini biasanya berlangsung beberapa hari.
Beberapa shigellae menyebabkan shigellosis, satu disentri basiler yang
perjalanan penyakitnya bervariasi. Ulserasi usus abesar, diarea yang eksplosif, demam
dan dehidrasi bisa terjadi pada kasus-kasu yang lebih berat.
Isolasi dan identifikasi bakteri enterik dari tinja, urine, darah dan bahan-bahan
yang terkontaminasi tinja sangat penting pada infeksi enterik. Walaupun
Enterobacteriaceae secara morfologis dan mempunyai beberapa alur metabolisme yang
mirip, namun prosedur laboratorium untuk identifikasi bakteri-bakteri didasarkan pada
perbedaan aktivitas biokimianya.

PENUNTUN GEH 2
Revisi terahir: November 2016

ALUR KERJA IDENTIFIKASI ENTEROBACTERIACEAE

SPECIMEN FECAL
(Tinja atau apusan rectum)

ENRICHMENT BROTH LANGSUNG DITANAM

Selenite broth: menghambat positif-gram, Dipakai medium differensial seperti


dipakai untuk isolasi Salmonella & Shigella spp. MacConkey agar dan EMB

SUBCULTURE
Dipakai medium differential seperti MacConkey agar,
EMB, dll

Koloni terisolasi Koloni terisolasi

Meragikan laktose Meragikan laktose


Tidak meragikan laktose Tidak meragikan laktose

TRIPLE SUGAR IRON AGAR

Slant asam Slant asam Slant alkalis Slant alkalis


Butt asam Butt asam Butt asam Butt alkalis
H2S (-) H2S (+) H2S (+) atau tidak berubah

Escherechia Citrobacter kebanyakan Salmonella Alcaligenes


Klebsiella Arizona Arizona Pseudomonas
Enterobacter Beberapa Proteus spp. Citrobacter Acinetobacter

Tes-tes biokimia yang pada


identifikasi diharapkan positif

IMVIC
Peragian Karbohidrat (gula-gula)
Motility

PENUNTUN GEH 3
Revisi terahir: November 2016

Urease
MEDIUM DIFFERENSIAL
Bisa dipakai untuk membedakan kelompok bakteri berdasar morfologi dan
reaksi biokimia. Medium ini mengandung bahan-bahan kimia, yang setelah inokulasi dan
inkubasi akan menampilkan perubahan yang khusus pada penampilan koloni dan atau
perubahan medium disekiatar koloni, yang akan daipakai sebagai pedoaman identifikasi.

1. MacConkey Agar
Crystal violet menghambat pertumbuhan bakteri positif-gram sehingga memungkinan
isolasi dari bakteri negatif-gram. Dengan menambahkan garam empedu dan neutral
red sebagai indikator pH selain crystal violet, memungkinkan defirensiasi bakteri
enterik berdasar kemampuannya untuk meragikan laktose.
Berdasar hal ini, bakteri enterik diabagi atas dua kelompok:
a. Basil-basil Koliform, menghasilkan asam sebagai hasil peragian laktose. Koloni
bakteri ini akan menunjukkan warna merah pada permukaannya. Escherechia coli
lebih banyak menghasilkan asam dari basil-basil koliform yang lain. Bila hal ini
terjadi maka medium disekitar koloni juga akan berwarna merah karena asam
yang mengendap pada garam empedu yang diikuti oleh absorbsi neutral red.
b. Basil-basil disentri, tifoid, dan para tifoid tidak meragikan laktose karena itu
tidak menghasilkan asam. Koloni nampak tidak berwarna dan biasanya tembus
pandang.

2. Eosin-methylen blue agar = EMB (Levine)


Lactose dan zat warna eosin dan methylen blue mampu membedakan antara bakteri
yang meragikan dan yang tidak meragikan laktose, demikian juga dapat
membedakan Escherechia coli. Koloni E. coli nampak berwarna hitam dengan kilap
hijau metalik yang disebabkan oleh banyaknya asam yang dihasilkan dan mengendap
pada zat warna d permukaan koloni.
Enterobacteriaceae yang tidak meragikan laktose akan menghasilkan koloni yang
tidak berwarna , yang karena tembus pandang, nampaknya mengambil warna ungu

PENUNTUN GEH 4
Revisi terahir: November 2016

dari mediaum. Medium ini juga menghambat pertumbuhan bakteri positif-gram,


tetapi bakteri negatif-gram akan tumbuh dengan subur pada medium ini.

TES-TES BIOKIMIA

1. TES OKSIDO-FERMENTASI
Tujuan tes
Adalah untuk melihat pemecahan karbohidrat dalam keadaan aerobik/oksidatif atau
anaerobik/fermentatif.

Cara tes
a. Bakteri yang akan dites ditanam pada masing-masing dua medium semisolid yang
disebut medium OF. Medium ini mengandung glukosa atau karbohidrat lain, dan
bromthymol blue sebagai indicator pH yang akan berubah menjadi kuning bila pH
medium menjadi asam.
b. Bagian atas salah satu medium kemudian ditutupi dengan paraffin cair, yang
dipakai untuk melihat pemecahan karbohidrat secara anaerobik. Medium yang
lain dengan bagian atas yang terbuka, dipakai untuk melihat pemecahan
karbohidrat secara aerobik.
c. Kedua medium tersebut kemudian diinkubasikan semalam pada 35-36oC,
d. Keesokan harinya dilihat ada-tidaknya reaksi.

Interpretasi hasil tes


Hasil dibaca setelah kedua tabung medium OF diinkubasikan semalam. Bila me-dium
berubah warna menjadi kuning, artinya reaksi menjadi asam karena adanya
pemecahan glukosa, yang akan dilaporkan sebagai hasil yang positif. Bila tidak ada
perubahan (negatif), maka inkubasi harus dilanjutkan dan diperiksa seatiap hari,
sampai hari keempat. Bila tetap tidak ada perubahan, barulah tes dilaporkan sebagai
hasil yang negatif.

Hasil oksidatif

PENUNTUN GEH 5
Revisi terahir: November 2016

Tabung yang tertutup paraffin tidak berubah warna sedang tabung yang terbuka
berubah menjadi kuning.

Hasil fermentative
Kedua tabung, yang terbuka dan tertutup, menjadi kuning.
Hasil non-oksidatif
Kedua tabung tetap tidak berubah setelah diinkubasi selama 4 hari.

Kontrol
Pseudomonas aeroginosa: Oksidatif untuk glukosa
Non-fermentatif untuk maltosa
Alkaligenes faecalis : Non-oksidatif untuk glukosa dan maltosa
Xanthomonas maltophilia: Oksidatif untuk maltosa.

Catatan
Tes O-F hanya dilakukan pada basil-basil yang tidak meragikan gula-gula, sebagai
pengganti tes peragian gula-gula dengan menggunakan medium TSI.

2. TES PERAGIAN GULA-GULA (KARBOHIDRAT)


Tujuan tes
Untuk melihat kemampuan bakteri meragikan gula-gula tertentu dengan
menghasilkan asam dan gas atau asam saja.

Cara tes 1
Bakteri ditanam pada medium cair yang mengandung pepton, dan salah satu gula-
gula berikut: glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa, atau mannitol. Sebagai indikator pH
dipakai phenol red, yang akan berubah menjadi kuning bila pH menjadi asam.
Ke dalam tabung yang berisi glukosa dimasukkan secara terbalik satu tabung kecil,
yang dikenal sebagai tabung Durham, yang akan dipakai untuk menampung gas,
bila terbentuk gas disamping asam, sebagai hasil peragian glukosa.

PENUNTUN GEH 6
Revisi terahir: November 2016

Hasil tes 1
Positif : Ada peragian karbohidrat, warna indikator berubah menjadi kuning.
Negatif: Tidak ada peragian karbohidrat, warna indikator tetap merah.
Cara tes 2
Bakteri ditanam pada medium TSI (Triple Sugar Iro agar), dengan cara menusuk
tegak lurus ke dalam bagian butt dan mengoleskan pada permukaan bagian slant dari
medium.
Medium TSI agar mengandung:
- Tiga karbiohidrat: glukosa, laktosa, dan sukrosa.
- FeCl2
- Asam amino dengan gugus sulfur.
- Indikator pH: phenol red yang pada pH asam,
akan menjadi kuning.

Hasil tes 2
Bila ada pemecahan karbohidrat secara fermentasi, maka bagian butt dari medium
akan menjadi kuning dan dibaca sebagai reaksi asam pada butt dan alkali pada slant
(reaksi : alkali/asam).
Bila terjadi pemecahan karbo-hidrat secara aerobik dan anaerobik, maka bagian slant
dan butt dari agar menjadi kuning dan dibaca sebagai reaksi asam pada slant dan butt
(reaksi: asam/asam).Kalau tidak ada peragian, maka indikator menjadi merah, dan
dibaca sebagai reaksi alkali, atau tidak ada perubahan warna yang dibaca sebagai
reaksi netral.
Pembentukan gas akan nampak jelas sebagai pecahnya dan terangkatnya agar oleh
adanya gas.

3. TES METHYL RED


Tujuan tes
Untuk melihat dihasilkannya asam stabil pada pemecahan glukosa.

Cara tes

PENUNTUN GEH 7
Revisi terahir: November 2016

Tanam bakteri yang akan dites pada medium MR-VP, yang mengandung pepton dan
glukosa. Inkubasikan pada 35-36oC selama 24 sampai 48 jam, kemudian tetesi dengan
indikator methyl red.
Hasil tes
Positif : dihasilkan asam stabil: warna indikator menjadi merah.
Negatif : tidak dihasilkan asam stabil: warna indikator kuning.

Kontrol
Positif : Escherechia coli
Negatif : Enterobacter cloacae

4. TES VOGES-PROSKAUER
Tujuan
Untuk melihat dihasilkannya asam tidak stabil dari pemecahan glukosa, sehingga
mudah terurai menjadi alkohol dan selanjutnya terurai lagi sehingga sebagai hasil ahir
akan ditemukan acethyl methyl carbinol atau 2,3 butylene glycol.

Cara tes
Bakteri yang dites ditanam pada medium MR-VP dan setelah diinkubasi 24 sampai
48 jam, kemudian ditetesi dengan -naftol 5% dan setelah beberapa saat ditetesi
dengan potassium hidroksida (KOH) 40%.

Hasil tes
Positif : terbentuk cincin merah di antara lapisan -naftol dan KOH., artinya
terdapat acethyl methyl carbinol, karena terbentuknya asam tidak stabil
pada peragian glukosa.
Negatif : tidak terbentuk cincin merah, yang artinya tidak terdapat acethyl methyl
carbinol, karena pada peragian glukosa terbentuk asam yang stabil.

Kontrol
Positif : Enterobacter cloacae

PENUNTUN GEH 8
Revisi terahir: November 2016

Negatif : Escherechia coli

5. TES HIDROGEN-SULFIDA (H2S)


Tujuan tes
Untuk melihat dihasilkannya atau tidak hidrogen sulfida (H2S) dari pemecahan asam
amino oleh bakteri.

Cara tes
Bakteri ditanam pada medium TSI atau SIM yang mengandung asam amino dengan
gugus sulfur, dan ferro chlorida (FeCl2), lalu diinkubasi semalam.

Hasil tes
Positif : dihasilkannya H2S bisa dilihat dengan terbentuknya FeS yang ber-warna
hitam sebagai hasil ikatan antara H2S dan FeCl2.
Negatif : tidak terlihat perubahan agar menjadi hitam, karena tidak dihasilkan H2S
sehingga tidak terbentuk FeS yang berwarna hitam.

Kontrol
Positif : Proteus vulgaris
Negatif : Shigella sonnei

6. TES INDOL
Tujuan
Untuk melihat kemampuan bakteri menghasilkan indol sebagai hasil pemecahan
tryptophan (atau asam amino lain) yang ada dalam pepton.

Cara tes
Bakteri ditanam dengan cara menusukkan ke dalam bagian butt dari medium TSI atau
ke dalam medium SIM, satu medium semisolid yang mengandung tryp-tophan dan

PENUNTUN GEH 9
Revisi terahir: November 2016

FeCl2. Medium ini juga dipakai untuk melihat pembentukan H 2S dan gerakan
(motility) dari bakteri.
Inkubasikan semalam pada 35-36oC, dan setelah meliwati masa inkubasi teteskan
reagens Kovac (p-dimethyl-amino benzaldehyde) pada permukaan medium.
Hasil tes
Positif : Warna reagensia berubah menjadi merah.
Negatif : Warna reagensia tetap coklat muda.

Kontrol
Positif : Escherechia coli
Negatif : Enterobacter cloacae

7. TES PENGGUNAAN SITRAT (CITRATE UTILIZATION TEST)


Tujuan tes
Untuk melihat kemampuan bakteri menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber
energi.

Cara tes
Bakteri ditanam pada medium citrat, yang mengandung citrat sebagai satu-satunya
sumber karbon dan energi, dengan bromthymol blue sebagai indikator pH.. Ini
kemudian diinkubasikan semalam pada 35-36oC.

Hasil tes
Positif : Ada pertumbuhan bakteri pada permukaan slant agar dan pH medium
berubah sehingga warna indikator menjadi biru.
Negatif : Tidak ada pertumbuhan bakteri pada permukaan slant agar dan pH
medium tidak berubah sehingga warna indikator pH tetap hijau.
Kontrol
Positif : Klebsiella aerogenes
Negatif : Escherechia coli

PENUNTUN GEH 10
Revisi terahir: November 2016

8. TES DEKARBOKSILASE (DECARBOXYLASE REACTION)


Tujuan tes
Untuk melihat kemampuan bakteri membentuk amin dari asam amino dengan reaksi
dekarboksilasi.
Cara tes
Bakteri ditanam kedalam butt dan pada permukaan slant medium yang mengandung
salah satu dari asam amino berikut: lysine, arginine, atau ornithine, dengan indikator.
Kemudian diinkubasi pada 35-36oC dan diperiksa setiap hari sampai hari ke 4.
Misalnya ditanam pada Lysine Iron Agar (LIA) yang mengandung peptone, ekstrak
yeast, lysine, glucose, ammonium iron citrate, bromcresol purple sebagai indikator
pH dan agar.

Hasil
Positif : Warna indikator menjadi ungu.
Karena reaksi dekarbonisasi hanya bisa terjadi pada pH asam, maka
medium harus terlebih dahulu diasamkan oleh fermentasi glukosa.
Karena itu medium ini juga dipakai untuk melihat kemampuan bakteri
meragikan glukosa.
Negatif : Seluruh medium menjadi kuning. Tapi dengan inkubasi yang lama terjadi
alkalisasi dari medium sehingga warna indikator berubah menjadi ungu

Medium LIA juga bisa dipakai untuk melihat pembentukan H2S. bila ada
pembentukan H2S, maka warna medium menjadi hitam akibat pembentukan iron
sulfida (FeS2).
Hasil reaksi dekarboksilasi beberapa bakteri:
Bakteri Argine Lysine Ornithine
Proteus vulgaris - - -
Klebsiella eroginosa - + -
Morganella morgagnii - - +
Salmonella typhi + + -
Enterobcter cloacae + - -
Enterobacter aerogenes - + +
Salmonella typhimurium + + +

PENUNTUN GEH 11
Revisi terahir: November 2016

9. TES UREASE
Tujuan tes
Untuk melihat apakah bakteri yang dites menghasilkan urease atau tidak.

Cara tes
Bakteri yang akan dites ditanam pada medium uease yang mengandung urea dengan
neutral red sebagai indikator pH. Setelah melewati masa inkubasi, hasilnya dibaca.

Hasil tes
Positif : Warna pH indikator berubah menjadi merah, karena pH menjadi alkalis
disebabkan oleh terbentuknya ammonia dari urea dengan bantuan enzim
urease.
NH2.CO.NH2 + H2O 2NH3 + CO2

Urease
Negatif : Warna pH indikator tidak berubah menjadi merah.

Kontrol
Positif : Proteus vulgaris
Negatif Escherechia coli

10.TES PHENYLALANINE DIAMINASE


Tujuan tes
Untuk menunjukkan terjadinya diaminase dari phenylalanine sehingga dihasilkan
phenylpruvic acid.

Prisip tes
-kero acid akan bereaksi dengan ferri chlorida membentuk satu produk ahir yang
berwarna hijau (phenylpiruvic acid).

PENUNTUN GEH 12
Revisi terahir: November 2016

Cara kerja
1. Siapkan reagens ferri chlorida seperti di bawah ini :
Ferri chlorida (Fecl2) (Sigma Chemical Co.) 12 gram
Aquadestilata 94,6 ml
Concentrated HCL (37%) 5,4 ml
Larutkan FeCl2 dalam air dan tambahkan HCL pekat perlahan-lahan. Hal ini
dilakukan dalam lemari asam, dan simpan reagens ini dalam botol berwarna
coklat di dalam lemari es.
2. Tanam bakteri yang mau dites dalam medium agar miring yang mengandung
phenylalanine.
3. Inkubasi semalam pada 35-36oC.
4. Setelah masa inkubasi selesai, tambahkan 0,5 ml (5 tetes) reagens ke biakan
bakteri pada permukaan agar miring tersebut, biarkan reagens mengenai seluruh
permukaan.
5. Goyang tabung ke kiri dan ke kanan sehingga reaksi lebih intensif.
6. Perhatikan terjadinya satu perubahan warna menjadi hijau, yang menunjukkan
adanya phenypyruvic acid. Warna tersebut akan menghilang dalam 10 menit, oleh
karena itu pemeriksaan harus dilakukan segera setelah reagens ditambahkan.
Penambahan reagens setelah itu akan menyebabkan perubahan warna hijau lagi.

Kontrol
Positif : Proteus vulagaris
Negatif : Escherechia coli

PENUNTUN GEH 13
Revisi terahir: November 2016

PENUNTUN PRAKTIKUM GEH

PETUNJUK
1. Untuk 4 regu mahasiswa disediakan masing-masing:
- Satu set medium transport untuk tinja dan medium
enrichment untuk salmonella dan shigella.
- Satu set yang tediri dari gambaran mikroskopis, gambaran
koloni dan hasil tes biokimia dari Salmonella typhi, Shigella dysentriae , dan
Shigella flexneri,
2. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk meneliti semua hasil biakan dan hasil tes-tes
biokimia yang didemonstarsikan.
3. Buat catatan apa yang dilihat.

DEMONSTRASI

MEJA 1
Disediakan
Satu seri yang tediri dari gambaran mikroskopis, gambaran koloni Salmonella typhi
pada lempeng agar Salmonella-Shigella, BHI agar dan hasil tes biokimia.

Perhatikan

a. Gambaran mikroskopis Salmonella typhi

b. Gambaran koloni Salmonella typhi pada SS agar dan BHU agar

c. Reaksi biokimia Salmonella typhi

PENUNTUN GEH 14
Revisi terahir: November 2016

a. Gambaran mikroskopis Salmonella typhi

b. Gambaran koloni Salmonella typhi

Gambaran Koloni Salmonella typhi pada


Perhatikan
SS Agar BHI Agar / Nutrient Agar
Bentuk
Tepi
Permukaan
Kejernihan
Elevasi
Warna
Gambar

PENUNTUN GEH 15
Revisi terahir: November 2016

b. Hasil tes biokimia

Tes-Tes Biokimia Reaksi Biokimia Salmonella typhi


Reaksi TSI : Slant
Butt
H2S
Gas
Reaksi SIM : Produksi Indol
H2S
Motility
Tes MR
Tes VP
Tes Citrat
Tes Urea
Phenylalanine diaminase
Lysine decarboxylase
Peragian gula-gula: Glukosa
Gas
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Tes Oksidase
Tes katalase

MEJA 2
Disediakan
Satu seri biakan Shigella dysentriae pada lempeng agar Salmonella-Shigella, BHI agar
hasil tes biokimia.

Perhatikan

PENUNTUN GEH 16
Revisi terahir: November 2016

a. Gambaran Mikroskopis Shigella dysentriae

b. Gambaran koloni Shigella dysentriae pada SS agar dan BHU agar

c. Reaksi biokimia Shigella dysentriae

Hasil Pengamatan

a. Gambaran mikroskopis Shigella dysentriae

b. Gambaran koloni Shigella dysentriae

Gambaran Koloni Shigella dysentriae pada


Perhatikan
SS Agar BHI Agar / Nutrient Agar
Bentuk
Tepi
Permukaan
Kejernihan
Elevasi
Warna
Gambar

b. Hasil tes biokimia

PENUNTUN GEH 17
Revisi terahir: November 2016

Tes-Tes Biokimia Reaksi Biokimia Shigella dysentriae


Reaksi TSI : Slant
Butt
H2S
Gas
Reaksi SIM : Produksi Indol
H2S
Motility
Tes MR
Tes VP
Tes Citrat
Tes Urea
Phenylalanine diaminase
Lysine decarboxylase
Peragian gula-gula: Glukosa
Gas
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Tes Oksidase
Tes katalase
MEJA 3
Disediakan
Satu seri biakan Shigella flexneri pada lempeng agar Salmonella-Shigella, BHI agar
hasil tes biokimia.

Perhatikan

a. Gambaran mikroskopis Shigella flexneri

b. Gambaran koloni Shigella flexneri pada SS agar dan BHU agar

d. Reaksi biokimia Shigella flexneri

Hasil Pengamatan

a. Gambaran mikroskopis Shigella flexneri

PENUNTUN GEH 18
Revisi terahir: November 2016

b. Gambaran koloni Shigella flexneri

Gambaran Koloni Shigella flexneri pada


Perhatikan
SS Agar BHI Agar
Bentuk
Tepi
Permukaan
Kejernihan
Elevasi
Warna
Gambar

b. Hasil tes biokimia

Tes-Tes Biokimia Reaksi Biokimia Shigella flexneri


Reaksi TSI : Slant
Butt
H2S
Gas
Reaksi SIM : Produksi Indol
H2S
Motility
Tes MR
Tes VP
Tes Citrat
Tes Urea
Phenylalanine diaminase

PENUNTUN GEH 19
Revisi terahir: November 2016

Lysine decarboxylase
Peragian gula-gula: Glukosa
Gas
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Tes Oksidase
Tes katalase
MEJA 4
Disediakan
1. Kapas lidi

2. Medium transport untuk tinja:

a. Stuart medium: dipakai untuk transportasi specimen yang mengandung


bakteri positif Gram dan negatif Gram.

b. Carry and Blair medium: dipakai untuk transportasi tinja atau apusan rectum
yang dicurigai mengandung Vibrio atau Enterobacteriaceae yang patogen.

3. Medium enrichment untuk bakteri enterik:

a. Air penton alkalis: untuk Vibrio species dalam tinja

b. Selenite: Salmonella dan Shigella species dalam tinja.

c. Medium bile pepton: untuk Salmonella typhi dalam darah

Stuart medium Carry-Blair medium

PENUNTUN GEH 20
Revisi terahir: November 2016

Selenite medium
Air pepton alkalis Bile pepton broth

REAKSI BIOKIMIA BASIL-BASIL NEGATIF-GRAM

REAKSI BIOKIMIA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Slant As As As As As Alk Alk Alk Alk Alk Alk Alk Alk
TSI Butt As As As As As As As As As As As N N
H2S Neg Neg Neg pos pos pos D- Neg Neg Neg Neg Neg Neg
Gas pos Neg Neg D+ pos Neg pos Neg D- Neg D+ Neg Pos
Indol Pos Neg Neg pos Neg Neg Neg D- D- pos pos Neg Neg
SIM H2S Neg Neg Neg pos pos pos D- Neg Neg Neg Neg Neg Neg
Motility pos pos Neg pos pos pos pos Neg D- pos pos pos pos
M R Pos Neg D- pos pos pos pos pos D- pos pos Neg Neg
V P Neg pos pos Neg D+ Neg Neg Neg D+ Neg Neg Neg Neg
C I t r a t Neg Pos Pos D+ Pos Neg Neg Neg D+ Pos Pos D Pos
U r e a Neg Neg pos pos pos Neg Neg Neg D- Neg Neg D D+
Phenylalanin diaminase Neg Neg Neg pos pos Neg Neg Neg D- pos pos pos Neg
Lysine decarboxylase Neg pos pos Neg Neg Pos Neg Neg Neg Neg Neg Neg Neg
Arginin dihydrolase D- Neg Neg Neg Neg Neg pos D- Neg Neg Neg Neg Pos
Ornithine decarboxylase D+ Pos Neg Neg Pos Neg Pos Neg Neg Neg Neg Neg Neg
Glukosa- peragian pos pos pos D+ pos Neg Pos Pos D- Neg D+ Neg Pos
Gas pos pos pos pos pos Neg Pos Neg Neg Neg Pos Neg Pos
KH Laktose pos pos pos Neg Neg Neg Neg Neg D Neg Neg Neg Neg
Sucrose pos pos pos pos D- Neg Neg Neg D Pos D Neg Neg
Mannitol pos pos pos Neg Neg pos pos pos pos D Neg Neg Neg
OF Oksidasi glukosa Neg D D- D+ Neg Neg
Fermentasi glukosa Neg D D+ D- Neg
Oksidase Neg Neg Neg Neg Neg Neg Neg Neg Neg Neg Neg pos pos
Katalase Neg Neg Neg Neg Neg Pos Pos Neg Neg Neg Neg pos pos
KETERANGAN
1. Escherichia coli D Reaksinya bermacam-macam
2. Klebsiella aerogenes
3. Klebsiella pneumoniae D + Reaksinya bermacam-macam tapi lebih banyak
4. Proteus vulgaris yang positif
5. Proteus mirabilis
6. Salmonella typhi D – Reaksinya bermacam-macam tapi lebih banyak
7. Salmonella paratyphi A yang negatif
8. Shigella flexneri
9. Enterobacter aglumerans

PENUNTUN GEH 21
Revisi terahir: November 2016

10. Providencia stuarti


11. Providencia alkalifaciens
12. Alkaligenes faecalis
13. Pseudomonas aeroginosa

PENUNTUN GEH 22

Anda mungkin juga menyukai