PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh ibu. Sebagian ibu bisa menyesuaikan diri dan sebagian tidak bisa
menyesuaikan diri, bahkan bagi mereka yang tidak bisa menyesuaikan diri
atau gejala, oleh peneliti hal ini disebut postpartum blues (Marshall, 2004).
Postpartum Blues ( Kasdu, 2003). Pieter & Lubis (dalam Kusumadewi, 2010)
hal ini dapat berlanjut menjadi depresi postpartum dengan jumlah bervariasi
dari 5% hingga lebih dari 25% setelah ibu melahirkan (Daw dan Steiner
atau Baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan
yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak
1
pada hari ke tiga sampai kelima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari
gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Gejala-gejala ini mulai muncul
setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara
beberapa jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan
(Murtiningsih, 2012).
demografi yang meliputi usia dan paritas, factor fisik yang disebabkan
perawatan ibu selama persalinan, serta tambahan dengan hadirnya bayi baru
ini mungkin hampir tidak merasakan beban keuangan, akan tetapi keluarga
yang menerima kelahiran seorang bayi dengan suatu beban finansial dapat
mengalami peningkatan stres, stres ini bisa mengganggu perilaku orang tua
2
sehingga membuat masa transisi untuk memasuki pada peran menjadi orang
tua akan menjadi ledih sulit (Bobak et all, 2005). Menurut Murtiningsih
kondisi tingkatan yang berbeda, lebih lama dan perubahan sikap serta
perilaku yang lebih parah dan sering disebut dengan postpartum blues. Oleh
karena itu dari beberapa faktor yang ada wanita yang mengalami postpartum
tanda sebagaimana pada depresi postpartum hanya saja dalam intensitas yang
lebih ringan dan dalam rentang waktu yang lebih pendek. Menurut
Kondisi yang lebih berat dari depresi postpartum adalah postpartum psikosis.
3
serupa yang dilakukan di Taiwan (Yunitasari: 2005) menemukan bahwa
sedang atau berat atau gangguan bipolar berkisar 30 sampai 200 per 1000
tidak sesuai harapan. Dari 31 ibu yang melahirkan dan memenuhi kriteria,
38,71%, dukungan social 19,53%, keadaan bayi saat lahir 16,13%. Baby
blues seharusnya segera ditangani. Jika tidak, baby blues akan berujung pada
gangguan mental yang memotivasi sang ibu untuk menyakiti dirinya sendiri.
mencatat 33% ibu yang bersalin mengalami depresi pascasalin dan di RSUP
4
Cipto Mangunkusumo Jakarta mencatat bahwa terdapat 37,3% perempuan
yang bersalin mengalami depresi (Alfiben : 2000). Selain itu dalam penelitian
tahun. Rerata ada 100 ibu bersalin setiap bulan, dengan lama hari rawat
sakit tersebut pada Juli 2011, diketahui bahwa pada hari ketiga setelah
marah, tidak nafsu makan, susah tidur, kurang perhatian pada bayi yang
menangis. Hal tersebut merupakan bagian dari gejala gangguan psikologis ibu
kesehatan ibu, anak dan keluarga. Pada ibu yang mengalami depresi pasca
persalinan, minat dan ketertarikan terhadap dan bayinya kurang. Ibu sering
tidak merespon positif pada bayinya seperti pada saat menangis, tatapan mata
ataupun gerak tubuh. Akibat lanjut ibu yang mengalami DPP tidak mampu
Banyak faktor yang diduga berperan pada sindroma ini antara lain
adalah kesiapan melahirkan bayi dan menjadi ibu (Tim Psikologi Universitas
5
(keluarga bahagia, 2008, postpartum blues), dukungan sosial lingkungannya
dengan tehnik GIM (Guided Imagery and Music). Cara sederhana dan efektif
dengan kejadian depresi pasca persalinan, baik secara fisik, psikis maupun
kepribadian ibu yang mudah cemas, kurang percaya diri dan penakut serta
terjadi pada sebagian besar ibu bersalin. Tetapi pada kenyataannya hanya
kehilangan banyak darah, atau faktor fisik lain dapat menurunkan stamina ibu
6
yang akhirnya dapat meningkatkan kerentanan ibu terhadap perubahan
harus menjadi pendengar aktif dan melibatkan empati dalam interaksi dengan
ibu bersalin agar dapat menemukan tanda dini depresi pasca persalinan. (Sri
Banyak faktor yang diduga berperan pada sindroma ini antara lain
adalah: kesiapan melahirkan bayi dan menjadi ibu (Tim Psikologi Universitas
progesteron, prolaktin dan estriol yang terlalu rendah, faktor umur dan
suami merupakan strategi koping penting pada saat mengalami stress dan
7
suami dalam usaha menanggulangi gejala pasca persalinan. Penelitian lainnya
yang mempengaruhi baik dari faktor internal dan eksternal, maka perlu
tersebut adalah dengan teknik GIM (Guided Imagery and Music). Cara
sederhana dan efektif untuk mengelola stres dan kecemasan. Cara sederhana
dan efektif untuk mengelola stres dan kecemasan adalah melalui teknik
8
Menurut Ellis (dalam Corey, 1995) karena manusia sendiri yang
pikiran dalam keadaan positif, tubuh rileks, dan keadaan emosi yang tenang.
9
visualisasi digunakan untuk mengatasi Obesitas (Midasari & Prabowo :
2007).
teknik relaksasi lainnya seperti relaksasi nafas dan relaksasi otot (Urech :
2010 dan Donner : 2013)). Menambahkan efek musik dalam kegiatan latihan
macam penyakit seperti depresi, alergi, dan asma (holistik nline : 2006).
bayangan yang diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra maka dengan
10
tenang. Ketegangan otot dan ketidaknyamanan akan dikeluarkan sehingga
untuk mengurangi kecemasan antara lain : peneltian Bastani F., dkk latihan
relaksasi pada ibu hamil dapat meningkatkan kesehatan psikologis ibu dengan
& Sriati (2010) menyebutkan bahwa ada pengaruh yang signifikan guided
imagery terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien cedera kepala ringan.
musik dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi di ruang
Bandung, nyeri pasien post SC adalah 43,33% dengan nyeri sedang dan
September 2013 di ruang Melati RSUP NTB, mayoritas nyeri yang dirasakan
pasien post SC adalah nyeri berat. Data ini didapatkan dari jenis analgesik
Semarang salah satunya di BPM An, BPM Nn, BPM In dan BPM Nw, BPM
E jumlah total persalinan ibu primipara dan multipara dalam bulan November
11
2015 sebanyak 40 ibu bersalin dengan melahirkan normal tanpa
postpartum blues.
doa untuk mengetahui kadar hormon kortisol pada ibu postpartum blues.
B. Perumusan Masalah
1. Postpartum Blues (PPB) atau sering juga disebut Maternity Blues atau
Baby Blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang
pada hari ke tiga sampai kelima dan menyerang dalam rentang waktu 14
12
jumlah bervariasi dari 5% hingga lebih dari 25% setelah ibu melahirkan
pada sebagian besar ibu bersalin. Tetapi pada kenyataannya hanya sekitar
tersebut.
3. Banyak faktor yang diduga berperan pada sindroma ini antara lain adalah
upaya tersebut adalah dengan tehnik GIM (Guided Imagery and Music).
Cara sederhana dan efektif untuk mengelola stres, depresi dan kecemasan.
13
tidak berguna, susah konsentrasi, keinginan untuk bunuh diri. Untuk
(EPDS). (Wisner : 2002 , Leitch, Sarah :2002 , Saju, Joy : 2010 , James
tenang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Imagery and Music (GIM) terhadap Kadar Hormon Kortisol pada ibu
2. Tujuan Khusus.
14
3. Mengetahui EPDS dan hormon kortisol pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian
menjalankan sehari-hari.
kadar hormon kortisol selama menjalani proses masa nifas dan merawat
bayinya.
3. Bagi peneliti
15
4. Bagi Program Studi Epidemiologi sains Terapan Kesehatan
E. Keaslian Penelitian
16
berarti hipotesis
diterima..
Siti Hubungan 25 ibu Desain penelitian Prosentase
Fatimah Dukungan primipara ini menggunakan kejadian
Suami dengan yang metode analitik Postpartum
Kejadian melahirkan korelasional Blues
Postpartum di Ruang menggambarka
Blues pada Bugenvile n ada 11 orang
Ibu Primipara RSUD sebanyak (44%)
di Ruang Tugurejo menunjukkan
Bugenville Semarang terjadi gejala
RSUD Postpartum
Tugurejo Blues dan 14
Semarang orang sebanyak
(56%)
menunjukkan
tidak ada gejala
Postpartum
Blues
Dian Pengaruh Populasi Penelitian ini Kejadian
Irawati, Faktor penelitian adalah penelitian postpartum
Farida Psikososial adalah ibu epidemiologi blues di RSUD
Yuliani terhadap post partum observasional RA Basoeni
terjadinya yang yang bersifat Mojokerto
Postpartum bersalin analitik dengan selama bulan
Blues pada selama pendekatan cross Oktober 2013
Ibu Nifas periode 1 sectional. adalah sebesar
(Studi di bulan 59,5%
Ruang Nifas dengan
RSUD R.A jumlah rata-
17
Bosoeni rata
Mojokerto) perbulan
sebanyak 67
orang. Besar
sampel
sebanyak 37
orang
Sulistyo Pengaruh Besar Penelitian pre Pada uji
Andar- Terapi Non- sampel ada experiment ini statistik dengan
moyo Farmokologi 10 bertujuan taraf kesalahan
(Imaginasi responden mempelajari 5% diperoleh
Termbimbing sesuai pengaruh hasil T hitung <
) terhadap dengan pemberian terapi T tabel (-54, 0
Tingkat Nyeri kriteria imaginasi < 8, 0), berarti
Pasien Post yang terbimbing ada pengaruh
Operasi diinginkan. terhadap tingkat pemberian
Sectio Pemilihan nyeri pasca sectio terapi imaginasi
Cesaria pada sampel cesarea ibu terbimbing
Ibu Primipara dengan primipara hari 1- terhadap tingkat
Hari 1-2 Di consecutive 2. Design nyeri pasien
Ruang Melati sampling. penelitian yang pasca Sectio
RSUD Prof. digunakan adalah Cesarea ibu
DR.Hardjono one-group pre- primipara hari
Ponorogo post test design 1- 2 di Ruang
dengan populasi Melati RSUD
seluruh pasien Prof. DR.
pasca sectio Hardjono
cesarea hari 1-2 Ponorogo
yang dirawat di
Ruang Melati
RSUD Prof. dr.
18
Harjono Ponorogo
Dian Pengaruh Ibu Nifas (Lemeshow, Kejadian
Irawati, Faktor yang 2003) postpartum
Farida Psikososial mengalami dan diseleksi blues lebih
Yuliani terhadap depresi menggunakan banyak dialami
terjadinya potpartum simple random oleh oleh yang
Postpartum pada hari ke sampling berusia kurang
Blues Pada tujuh- dari 20 tahun
Ibu Nifas delapan atau lebih dari
(studi di minggu. 35 tahun
Ruang Nifas Populasi (81,8%) yang
RSUD R.A penelitian merupakan usia
Bosoeni adalah ibu berisiko
Mojokerto) post partum mengalami
yang komplikasi
bersalin persalinan.
selama Pada variabel
periode 1 paritas,
bulan kejadian
dengan postpartum
jumlah rata- blues lebih
rata banyak dialami
perbulan oleh ibu
sebanyak 67 primipara
orang. Besar (63,6%).
sampel Kejadian
sebanyak 37 postpartum
orang blues juga lebih
banyak dialami
oleh ibu yang
berpendidikan
19
SD-SMP
dibandingkan
dengan ibu
yang
berpendidikan
SMA –
Perguruan
Tinggi, yaitu
sebanyak 12
responden
(54,5%).
Yustisiya Studi Ibu dengan Metode yang Sebagian Besar
Imanindity Diskriptif Depresi digunakan dengan Ibu nifas di
a P.W, tingkat Postpartum deskriptif wilayah kerja
Murwati Depresi sebanyak 30 kuantitatif, Puskemas
Postpartum responden dengan Klaten Selatan
Pada Ibu pendekatan cross tidak
Nifas di sectional mengalami
Wilayah depresi. Tingkat
Kerja depresi ringan
Puskesmas pada urutan
Klaten kedua, dan pada
Selatan urutan ketiga
Tahun 2013 yaitu depresi
sedang, tidak
ditemukan
depresi berat
Poncoroso Hubungan 30 ibu Studi Kejadian
Kadar postpartum, observasional postpartum
Kortisol dengan analitik dengan blues pada ibu
20
dengan 15orang desain penelitian yang sectio
Kejadian kelompok cohort sesaria lebih
postaprtum ibu bersalin prospektive tinggi
Blues pada normal dan dibandingkan
persalinan 15 orang pada ibu yang
Sectio kelompok bersalin secara
sesarea ibu bersalin normal (p :
dengan 0,06; CI :
sectio 95%;0,87-
sesaria 18,25;OR :
4,00)
Rizky Efektifitas Seluruh ibu Quasi eksperimen - Hasil yang
Ainun Pemberian nifas dengan pretest- didapatkan
Fuadiyah Teknik postpartum posttest with terapi musik
Relaksasi yang control grup GIM alam
Guided mengalami design lebih efektif
Imagery and postpartum menurunkan
Music (GIM) blues kadar hormon
terhadap kortisol
kadar hormon sebesar -23,85
kortisol pada dan GIM
ibu Kenny G
postpartum sebesar -28,95,
blues sehingga
musik Kenny
G lebih efektif
menurunkan
kadar hormon
kortisol.
- Setiap
kenaikan 1
21
poin score pre
EPDS maka
akan
meningkatkan
0,53 skor post
EPDS.
Sedangkan
setiap kenaikan
1 poin post
kortisol maka
akan
meningkatkan
0,75 score post
kortisol.
Sehingga
hormon
kortisol dan
tingkat
kecemasan
postpartum
blues
bermakna.
Semarang
22
2. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai dengan
Juni 2016
23