Anda di halaman 1dari 82

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN³ 7Q 5´


DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
DI RUANG MELATI RSUD BANGIL
PASURUAN

Oleh :
INTAN INDAH PERMATASARI
NIM. 1501013

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2019

i
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA


MEDIS HIPERTENSI DI RUANG MELATI
RSUD BANGIL PASURUAN

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)
Di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh :
INTAN INDAH PERMATASARI
NIM. 1501013

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2019

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Intan Indah Permatasari


NIM : 1501013
Tempat, Tanggal Lahir : Jayapura, 16 Juli1995
Institusi : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul: ³$68+$1


KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI RUANG
MELATI RSU' %$1*,/ 3$6858$1´ adalah bukan karya tulis ilmiah orang
lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Sidoarjo, 8 Juli 2019


Yang Menyatakan,

Intan Indah Permatasari

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep, M.Kep. Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep,. MNS.
NIDN. 0704068901 NIDN. 0731108603

iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : INTAN INDAH PERMATASARI


JuduL : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Hipertensi
RSUD Bangil Pasuruan

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
tanggal : 8 Juli 2019

Oleh,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep, M.Kep. Ns. Kusuma WijayaRidi Putra, S.Kep,. MNS.
NIDN. 0704068901 NIDN. 0731108603

Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep.,M.Kes.


NIDN.0703087801

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujuioleh Tim Penguji pada sidang di Program D3


Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Tanggal : 8 Juli 2019

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua : Agus Sulistyowati, S.Kep.,M.Kes ««««««

Anggota: 1. Ns. Dini PrastyoWijayanti,S.Kep, M.Kep. ««««««

2. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep. Ns., MNS ««««««

Mengetahui,

Direktur

Akademi Keperawatan Kerta Cendekia

Agus Sulistyowati, S.Kep.,M.Kes


NIDN. 0703087801

v
MOTTO

³ .HVXNVHVDQ hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia
tidakakan berubah dengan sendirinya tampa EHUXVDKD««´

vi
Lembar Persembahan

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan
atas dukungan dan GR¶D dari orang-orang tercinta, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini
dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh Karena itu,
dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terima kasih saya
kepada:
1. Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karunia Nyalah maka skripsi ini
dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga
pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala GR¶D
2. Kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi
serta GR¶D \DQJ WLDGD henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata
seindah lantunan GR¶D dan tiada GR¶D \DQg paling khusuk selain GR¶D \DQJ
terucap dari orang tua. Ucapan terima kasih saja takkan pernah cukup
untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan
bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibuku.
3. Adik cindy fitriani dwi monica, yang telah memberikan dukungan dan
sindiran untuk segera menyelesaikan Karya Tulisan Ilmiah ini. Dan terima
kasih karna telah bersedia membantu meminjamkan buku sebagai
tambahan sumber untuk karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep,M.Kep. Selaku Dosen pembimbing
1 dan Bapak Ns. KusumaWijayaRidi Putra, MNS selaku Dosen
Pembimbing 2 beserta penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus
dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya,
memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar
saya menjadi lebih baik. Terima kasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa
kalian akan selalu terpatri di hati.
Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya
sayangi. Dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.

vii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan MXGXO ³Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Diagnosa Medis Hipertensi di RSUD Bangil Pasuruan´ LQL dengan tepat waktu
sebagai persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program D3 Keperawatan di
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT telah memberikan kemudahan, kesehatan dan memberikan
kesabaran untuk mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga
semua bisa berjalan lancar.
3. Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes selaku Direktur Akademi
Keperawatan Kerta Cendekia. Yang dengan penuh perhatian telah
meluangkan kesempatan dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Ns. Dini Prastyo Wijayanti,S.Kep,M.Kep. selaku pembimbing I.
5. Kusuma WijayaRidi Putra, Ns., MNS selaku pembimbing II.
6. Sahabat dan teman seperjuangan yang saling mendukung.
7. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai
kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berteri makasih
apabila para pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk
kritikan maupun saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca
dan bagi keperawatan.

Sidoarjo, 8 Juli 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................. i


6DPSXO 'DQ 3HUV\DUDWDQ««««««««««««««««««««« ii
Surat Pernyataan............................................................................................... iii
Lembar Persetujuan.......................................................................................... iv
Halaman Pengesahan ....................................................................................... v
Motto ................................................................................................................ vi
Lembar Persembahan ....................................................................................... vii
Kata Pengantar ................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar.................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
1.5 Metode Penulisan ....................................................................................... 6
1.5.1 Metode ............................................................................................. 6
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 7
1.5.3 Sumber Data..................................................................................... 7
1.5.3 Studi Kepustakaan ........................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan............................................................................. « 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9


2.1 Konsep Dasar Penyakit .............................................................................. 9
2.1.1 Definisi ........................................................................................... 9
2.1.2 Etiologi ........................................................................................... 10
2.1.3 Klasifikasi ...................................................................................... 11
2.1.4 Manifestasi Klinis. ......................................................................... 11
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................... 12
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang. ................................................................ 13
2.1.7 Faktor Resiko ................................................................................. 13
2.1.8 Diagnosa Banding .......................................................................... 14
2.1.9 Komplikasi. .................................................................................... 14
2.1.10 Pencegahan. ................................................................................... 15
2.1.11 penataODNVDQDDQ«««««««««««««««««« .... 15
2.2 Dampak Masalah........................................................................................ 16
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................... 17
2.3.1 Pengkajian ........................................................................................ 17
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 22
2.3.3 Perencanaan ..................................................................................... 22
2.3.4 Pelaksanaan ...................................................................................... 29
2.3.5 Evaluasi ............................................................................................ 32
2.4 pathway««««««««««««««««««««««««« 33

ix
BAB 3 TINJAUAN KASUS........................................................................... 34
3.1 Pengkajian .................................................................................................. 34
3.1.1 Identitas pasien................................................................................. 34
3.1.2 Riwayat Keperawatan ...................................................................... 35
3.2 GenoJUDP««««««««««««««««««««««««« 36
3.3 Pemeriksaan ILVLN«««««««««««««««««««««« 37
3.4 Analisa Data ............................................................................................... 45
3.5 Diagnosa Keperawatan............................................................................... 47
3.3.1 Daftar Masalah Keperawatan ........................................................... 47
3.3.2 Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas...................... 47
3.4 Rencana Tindakan Keperawatan ................................................................ 48
3.5 Implementasi KeSHUDZDWDQ«««««««««««««««««« 50
3.6 Catatan Perkembangan ............................................................................... 53
3.7 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 55

BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................. 56


4.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 56
4.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................... 62
4.3 Perencanaan................................................................................................ 62
4.4 Pelaksanaan ................................................................................................ 63
4.5 Evaluasi ...................................................................................................... 64

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................... 65


5.1 Simpulan .................................................................................................... 65
5.2 Saran........................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68


LAMPIRAN ..................................................................................................... 70

x
DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 3.1 Hasil Laboratorium dengan diagnose medis hipertensi di


RSUD Bangil pasuruan ........................................................ 13

Tabel 3.2 Analisa data dengan diagnose medis hipertensi di RSUD


Bangil Pasaruan ................................................................... 20

Tabel 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan dengan diagnosa


Medis hipertensi di RSUD Bangil Pasuruan........................ 21

Tabel 3.4 Tindakan Keperawatan dengan diagnose medis


hipertensi di RSUD Bangil Pasuruan................................... 28

Tabel 3.5 Evaluasi Keperawatan dengan diagnose medis


Hipertensidi RSUD Bangil Pasuruan ................................... 30

xi
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 KerangkaMasalah. ............................................................... 42

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran1 Surat Pengantar studi penelitian ............................... 35


Lampiran 2 Surat Balasan............................................................ 36
Lampiran 3 Informed Consent ..................................................... 37
Lampiran 4 )RUPDW SHQJNDMLDQ««««««««««««« 38
Lampiran5 LembarKonsultasi .................................................... 40

xiii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi

adalahsuatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah

diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik ( bagian atas ) dan diastolic(

bagian bawah ) pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur

tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa ( sphygmomanometer ) ataupun

alat digital lainnya. Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan

didunia. Sebanyak 1 milyar orang didunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita

penyakit ini.hipertensi secara tidak langsung membunuh penderitaannya,

melainkan memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan

mematikan serta memberi gejala yang berlanjut untuk organ tubuh, seperti stroke

untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah dan otot jantung

(Murwani, 2009 ).fenomena Pemahaman di masyarakat menggangap bahwa

penyakit hipertensi disebabkan karena sering marah-marah dan terlalu banyak

mengkomsumsi garam. Masyarakat percaya bahwa hanya dengan mengkomsumsi

rebusan air mengkudu tanpa dicampur gula, penyakit hipertensi bisa disembuhkan

(Ardiansyah,2009)

1
2

Kecenderugan prevelensi hipertensi mengalami kenaikan dari 7,6 % tahun 2007

menjadi 9,5 % pada tahun 3013. Prevelensi hipertensi pada penduduk umur 18

tahun keatas di Indonesia adalah sebesar 25,8 %. Prevlensi hipertensi tertinggi di

Bangka balitung ( 30,9 % ), di ikuti Kalimantan selatan ( 26,7 ) dan terendah di

papua barat ( 16,8 % ) provinsi Kalimantantimur ( 29,6 % ), gorontalo ( 29,0 %

), Sulawesi tengah ( 28,7 % ), sulawesi barat( 33,9 % ), Kalimantan barat ( 28,3 %

), Kalimantan tengah( 33,6 % ), jawa barat( 29,4 % ), jawa tengah ( 37 % ), jawa

timur ( 37,4 % ). Hipertensi dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat

di seluruh dunia. jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari tahun ketahun

sedangkan dalam perbandingan kota yang sangat di Indonesia kasus hipertensi

cenderung tinggi pada daerah uban, sepertiJabodetabek , Medan, Bandung,

Surabaya, dan Makasar yang capai 30-34% (Tyas,2013). Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan di RSUD Pasuruan, penderitaan hipertensi pada

tahun 2016 tercatat sebanyak 337 orang yang terdiri dari 33 pasien rawat inap

dan 303 pasien rawat jalan (Rekam Medis RSUD Pasuruan 2017).Sedangkan

Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi, yaitu 15 %. Dari 230 juta penduduk

Indonesia, hampir 35 juta penduduk menderita hipertensi.Di seluruh dunia hampir

1 milliar orang menderita hipertansi. Dua pertiga penyakit hipertensi ini terjadi di

negara berkembang.di tahun 2025 di perkirakan 1,56 milliar orang orang yang

menderita hepertensi. Menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyakit nomor

sebelas oleh karena itu, Negara Indonesia yang sedang membangun disegala

bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah

tumbuhnya penyakit seperti hipertensi. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu

dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada
3

waktu chek-up kesehatan atau saat periksa kedokteran. Penyakit hipertensi dapat

dicegah dengan menjaga pola makan, yang salah satunya dengan melakukan diet

rendah garam. Namun demikian dini renah garam ini akan diperlukan beberapa

factor yang meliputi sikap, pengetahuan dan dukungan keluarga. Pada pasien

hipertensi grade 4 ( sangat berat ) perlu di rawat di Rumah Sakit karena

memerlukan perawatan yang memadai, oleh karena itu perawat dapat

mengajarkan pasien untuk berhenti merokok, tidak mengkonsumsi alkohol juga

menghindari makanan yang mengandum garam berlebihan untuk menstabilkan

tekanan darah. Penatalaksanaan penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara

minum obat secara teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter dengan sekali

dalam sehari( Susilo dan wulandari, 2010 ).

Banyaknya masyarakat yang tidak rutin dalam mengontrol hipertensi

diantaranya karena merasa jenuh terhadap cara pengobatan dalam jangka waktu

yang lama sehingga penderita tidak melaksanakan program pengobatan yang ada,

serta kurangnya kesadaran pada penyakit hipertensi yang dianggap biasa.

Penyebab hipertensi yang utama adalah kebiasaan dan gaya hidup yang tidak

sehat, misalnya suka minuman alkohol, suka merokok, kurang olahraga atau

beraktivitas, stress, suka makanan dengan kadar berlebihan, suka minum

berkafein dan sering berkomsumsi makanan berkolesterol tinggi sehingga pada

tahap yang lebih berat dapat terjadi kerusakan pada beberapa organ tertentu.

Akibat bila hal ini di biarkan maka akan beresiko bertambah parahnya penyakit

hipertensi sehingga jatuh pada keadaan yang lebih berat, misalnya bisa

mengakibatkan berbagai komplikasi yang lebih buruk seperti stroke bahkan

kematian mendadak.
4

Untuk itu tingkat pemahaman sangat penting dalam menyikapi penyakit

ini, karena dapat mempercepat proses penyembuhan dan penekanan angka

kejadian hipertensi ( Anindya,2009 ).

Peran perawat adalah sebagai pelaksana layanan keperawatan ( care

provider), pengelola (manager), pendidik ( educator) bagiindividu, keluarga dan

masyarakat, serta sebagaipenelitidanmengembangilmukeperawatan. Proses

keperawatan tidak hanya sekedar sembuh dari penyakit, namun dengan

ketrampilan yang dimiliki perawat, peran perawat dapat meningkatkan kesehatan

fisik, mengembalikan emosional dan spiritual. Pelayanan gawat darurat

merupakan pelayanan potensial yang didasarkan pada ilmu dan metodologi yang

berbentuk bio-psiko-sosiospiritual yang berkomperatif ditunjukan kepada pasien

yang mempunyai masalah actual dan potensial, mengancam kehidupan, yang

terjadi secara mendadak atau tidak diperkirakan. IGD rumah sakit mempunyai

penyelenggaraan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara bagi pasien

yang dating dengan gawat darurat medis. Penilaian klinis terhadap hipertensi dan

fungsi ventrikuler akan dilakukan selama 24 jam sampai 48 jam tetapi dalam

penangganan hipertensi tergantung dalam fasilitas local secara umum penggunaan

electrocardiography yang dilakukan perawat sudah maksimal untuk mendeteksi

vasokontriksi (Mahmarian,2013 ).
5

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis

akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan

KLSHUWHQVL GHQJDQ PHPEXDW UXPXVDQ PDVDODK VHEDJDL EHULNXW ³%DJDLPDQDNDK

asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose hipertensi di RSUD

BangilPasuruan"´

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan diagnosa

hipertensi di RSUDBangilPasuruan. Mengetahui hubungan antara peningkatan

kadar asam urat darah dengan kejadian hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengkaji pasien dengan diagnosa hipertensi di RSUD Bangil.

1.3.2.2 Merumuskan diagnose keperawatan pada pasien dengan diagnosa

hipertensidi RSUD Bangil.

1.3.2.3 Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

diagnosaHipertensidi RSUD Bangil.

1.3.2.4 Melaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa hipertensi

di RSUD Bangil.

1.3.2.5 Mengevaluasi pasien dengan diagnosa hipertensi di RSUD Bangil.

1.3.2.6 Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

diagnosahipertensi di RSUD Bangil.


6

1.4 Manfaat Penelitian

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi

manfaat :

1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada pasien

Hipertensi.

1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi :

1.4.2.1 Bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanaan di Rumah

Sakit agardapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

diagnosa hipertensi dengan baik.

1.4.2.2 Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

berikutnya,yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan

pada pasien dengan diagnosa hipertensi.

1.4.2.3 Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatandan memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien

dengan diagnosa hipertensi.

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa

atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan
7

yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan

proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

1.5.1.1 Wawancara

Data diambil / diperoleh melalui percakapan baik dengan pasien, keluarga

maupun tim kesehatan lain.

1.5.1.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan kepada pasien.

1.5.1.3 Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menujukan

menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.

1.5.2 Sumber Data

1.5.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pasien.

1.5.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang

terdekat pasien, catatan medic perawat, hail-hasil pemeriksaan dan tim

kesehatan lain.

1.5.3 Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang

berhubungan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.


8

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah mempelajari dan memahami studi kasus

ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1.6.1 Bagian awal, menurut halaman judul, persetujuan pembimbing,

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.

1.6.2 Bagian inti dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab

berikut ini:

1.6.2.1 Bab 1: Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat

penelitian, sistematika penulisan studi kasus.

1.6.2.2 Bab 2: Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis

dan asuhan keperawatan pasien dengan diagnosa medis Hipertensi serta

kerangka masalah.

1.6.2.3 Bab 3: Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1.6.2.4 Bab 4: Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan

kenyataan yang ada di lapangan.

1.6.2.5 Bab 5: Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.


9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit

dan asuhan keperawatan pasien Hipertensi. Konsep penyakit diuraikan dalam

definisi, etiologi dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan

diuraikan masalah-masalah yang muncul pada Hipertensi dengan melakukan

proses asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi.

2.1 Konsep Dasar Penyakit

2.1.1 Definisi

Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi

adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah

diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic

(bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur

tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat

digital lainnya (Murwani, 2009).

2.1.2 Etiologi

2.1.2.1 Usia

Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi

pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikan insiden penyakit

arteri dan kematian premature.

9
10

2.1.2.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih

tinngi dari pada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada

wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insien pada

wanita lebih tinggi.

2.1.2.2 Ras

Hipertensi pada yang kulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang

berkulit putih.

2.1.2.3 Pola Hidup

Faktor seperti halnya pedidikan, penghasilan dan factor pola hidup pasien

telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat

pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress

agaknya berhungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas

juga dipandang sebagai factor resiko utama.Merokok dipandang sebagai

factor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner.

Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah factor utama untuk

perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi

( Brunner & Suddarth, 2002 ).


11

2.1.3 Klasifikasi

Menurut The Sevent Report of The Joint National Commite on

Prevention (JNCV) tekanan darah orang dewasa 18 tahun ke atas diklasifikasikan

sebagai berikut :

Tabel 2.1Klasifikasi Hipertensi.

Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg

Normal <130 <85

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi Perbatasan 130-139 85-89

Stadium 1 (Ringan) 140-159 90-99

Stadium 2 (Sedang) 160-179 100-109

Stadium 3 (Berat) 180-209 110-119

Stadium 4 (Sangat berat) >210 >120

( Depkes RI, 2006 ).

2.1.4 Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala yang dapat ditemukan, sebagai berikut :

2.1.4.1 Peningkatan tekanan darah > 140 / 90 mmHg.

2.1.4.2 Pusing / migrain.

2.1.4.3 Penglihatan Kabur.

2.1.4.4 Mudah Marah.

2.1.4.5 Telingga berdenging / berdengung.

2.1.4.6 Rasa berat di tengkuk.

2.1.4.7 Mudah lelah dan lemah.


12

2.1.4.8 Sukar tidur.

2.1.4.9 Sesak nafas.

2.1.4.10 Suhu tubuh rendah.

2.1.4.11 Muka pucat.

2.1.4.12 Mata berkunang ± kunang ( Murwani, 2009 ).

2.1.5 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar

dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke

bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan

dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang

vasokontriktor. Angiotensin adalah hormone petida yang berasal dari protein

angiotensinogen. Angiotensinogen di ubah menjadi angiotensin 1 dengan katalis

rennin selanjutnya angiotensin 1 akan di ubah menjadi angiotensin 11 dengan di

katalisasi oleh enzim ACE ( Angitensin Converting Enzyme ). Angitensin 11

adalah suatu vasokonstriktor poten dan pemacu sekresi aldosteron. Aldosteron

sendiri menyebabkan peningkatan volume darah sehingga meningkatkan resistensi

vaskuler ( Nugroho, 2012)


13

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

2.1.6.1 Hemoglobin / hematokrit : bukan diagnostic tetapi, mengkaji hubungan

dari sel ± sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat

mengindikasikan factor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

2.1.6.2 Glukosa : Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi)

dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan

hipertensi).

2.1.6.3 Kolesterol dan trigliserida serum : Peningkatan kadar dapat

mengindikasikan pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa

(efek kardiovaskuler).

2.1.6.4 Urinalisa : Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan

atau adanya diabetes.

2.1.6.5 Asam Urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko

terjadinya hipertensi.

2.1.6.6 CT Scan : Mengkaji tumor serebral, ensefalopi.

2.1.6.7 Foto dada / thoraks : Dapat menunjukan obstruksi klasifikasi pada area

katup.

2.1.6.8 EKG : Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan

konduksi ( Doengoes, 2009 ).

2.1.7 Faktor Resiko

2.1.7.1 Hipertensi

Merupakan factor resiko utama hipertensi dapat menyebabkan

arterosklerosis pembuluh darah serebral, sehingga pembuluh darah


14

tersebut mengalami penebalan dan degenerasi yang kemudian pecah /

menimbulkan pendarahan.

2.1.7.2 Kolesterol Tinggi

Peningkatan kolesterol tubuh dapat menyebabkan arterosklerosis dan

terbenunya emboli lemak sehingga aliran darah lambat termasuk ke otak,

maka perfusi otak menurun.

2.1.7.3 Obesitas

Pada obesitas kadar kolesterol tinggi, selain itu dapat mengalami

hipertensi karena terjadi gangguan pada pembuluh darah keadaan ini

berkontribusi pada stroke.

2.1.7.4 Alkoholik

Pada alkoholik dapat menyebabkan hipertensi penurunan aliran darah ke

otak dan kardiak aritmia serta kelainan motilitas pembuluh darah sehingga

terjadi emboli srebral.

2.1.8 Diagnosa Banding

2.1.8.1 Hipertensi berat.

2.1.8.2 Emergency neurologi yang dapat di koreksi dengan pembedahan.

2.1.8.3 Ansietas dengan hipertensi labil.

2.1.8.4 Edema paru dengan payah jantung kiri.

2.1.8.5 Proses akibat obat.

2.1.8.6 Ensefalitis ( Corwin, 2009).

2.1.9 Komplikasi

2.1.9.1 Stroke.

2.1.9.2 Gangguan pada penglihatan sampai kebutaan.


15

2.1.9.3 Gagal ginjal.

2.1.9.4 Ensefalopati (kerusakan otak).

2.1.9.5 Infark miokard.

2.1.9.6 kejang (Corwin, 2009).

2.1.10 Pencegahan

2.1.10.1 Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alcohol.

2.1.10.2 Diet rendah garam atau makanan, kegemukan ( kelebihan berat badan

harus segera dikurangi.

2.1.10.3 Latihan olahraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat,dan

bersepeda paling sedikit 7 kali dalam seminggu.

2.1.10.4 Memperbanyak minum air putih, minum 8 ± 10 gelas / hari.

2.1.10.5 Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi

seseorang yang memiliki riwayat penderita hipertensi.

2.1.10.6 Melakukan antisipasi fisik secara terutur atau berolahraga secara teratur

dapat mengurangi ketegangan pikiran ( stress ) membantu menurunkan

berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.

2.1.10.7 Menjalani gaya hidup yang wajar mempelajari cara yang tepat untuk

mengendalikan stress ( Bambang Sadewo, 2004 ).

2.1.11 Penatalaksanaan

2.1.11.1 Penatalaksanaan non Farmakologis

1) Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurusan berat

badan dapat menurunkan tekanan darah disertai dengan penurunan

aktifitas rennin dalam plasma dan kadar aldosteron dalam plasma.


16

2) Aktifitas Pasien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan

disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan serta

berjalan, jogging atau berenang.

2.1.11.2Penatalaksanaan farmakologik

Sesuai dengan rekomendasi WHO / ISH dengan mengingat kondisi pasien,

sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai berikut :

1) Mulai dosis rendah yang bersedia, naikkan bila respon belum

optimal, contoh : agen beta bloker ACE.

2) Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu obat

dosis tinggi. Contoh : diuretik dengan beta bloker.

3) Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek

samping ganti DHA yang lain.

4) Pilih yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang akan

meningkatkan kepatuhan.

5) Pasien dengan DM dan insufisiensi ginjal terapi mulai lebih dini

yaitu pada tekanan darah normal tinggi ( Suyono, 2001 ).

2.2 Dampak Masalah

Tidak ada dampak masalah yang ditimbulkan pada hipertensi stage1,

sedangkan pada hipertensi stage 11 pasien cenderung menjalankan bedrest

sehingga aktifitas sehari ± harinya menjadi terlambat ( Rokhaeni, 2001 ). Dampak

masalah yang timbul pada pasien yaitu ketakutan dan kecacatan, rasa cemas, rasa

ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal dan pandangan

terhadap dirinya yang salah sehingga mengubah gaya hidup individu selain itu
17

juga berdampak pada status ekonomi pasien karena biaya perawatan dan

pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit ( Muttaqin,2008).

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam

melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan

menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut. Pengumpulan

data yang akurat dan sistematis akan membantu menentukan status kesehatan dan

pola pertahanan pasien serta memudahkan dalam perumusan diagnose

keperawatan ( Doengoes, 2009).

Pengkajian pada pasien dengan hipertensi (Muttaqin, 2008 ), yaitu :

2.3.1.1 Pengumpulan data

1) Identitas Meliputi nama,usia (kebanyakan terjadi pada usia muda), jenis

akelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku,bangsa, tanggal dan

jam MRS, nomor register, dan diagnose medis.

2) Keluhan Utama

Sering menjadi alasan pasien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah

sakit kepala berdenyut disertai rasa berat di tengkuk, pusing.

P (Prevetif) : penyebab sakit kepala nya ?

Q (Quality) : ada dimana sakitnya ?

R (Region) : lokasi sakitnya dimana ?

S (Skala) : skala sakitnya berapa ? (1-3 Ringan, 4-6 Sedang, 7-10 Berat)

T (Time) : waktu sakitnya kapan saja ?


18

3) Riwayat Penyakit sekarang

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala

yang di maksud adalah sakit kepala, pendarahan di hidung, pusing,wajah

kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi pada penderita hipertensi. Jika

hipertensinya berat atau menahan tidak di obati, bisa timbul gejala sakit

kepala, kelelahan, muntah, sesak nafas, pandangan menjadi kabur, yang

terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma.

4) Riwayat kesehatan dahulu / sebelumnya

Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit

ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, pengunaan

alkohol dan pengguna obat kontrasepsi oral dan lain ± lain.

5) Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.

6) Riwayat Psikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara

mengatasinya serta sebagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang

dilakukan terhadap dirinya


19

2.3.1.2 Pemeriksaan Fisik

1) B1 (Sistem pernafasan / Breathing)

Adanya dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja, takipnea,

penggunaan otot pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels/mengi).

Pemeriksaan pada sistem pernafasan sangat mendukung untuk

mengetahui masalah pada pasiendengan gangguan kardiovaskuler.

™ Infeksi : untuk melihat seberapa berat gangguan sistem


kardiovaskuler. Bentuk dada yang biasa ditemukan adalah:
x Bentuk dada thoraks en beteau ( thoraks dada burung ).
x Bentuk dada thoraks emsisematous ( dada berbentuk seperti
tong ).
x Bentuk dada thoraks phfisis ( panjang dan gepeng ).
™ Palpasi rongga dada
Tujuannya :
x Melihat adanya kelainan pada dinding thoraks.
x Menyatakan adanya tanda penyakit paru dan pemeriksaan
sebagai berikut :
Gerakkan dinding thoraks saat inspirasi dan
ekspirasi. Untuk getaran suara : Getaran yang terasa oleh
tangan pemeriksaan yang diletakkan pada dada pasien
mengucapkan kata ± kata.
™ Perkusi
teknik yang dilakukan adalah pemeriksaan meletakkan
falang terakhir dan sebagian falang kedua jaritengah pada
tempat yang hendak di perkusi. Ketukan ujung jari tengah
tangan kanan pada jari kiri tersebut dan lakukan gerakkan
bersumbu pada pergelangan tangan Posisi pasien duduk
atau berdiri.
™ Auskultasi
Suara nafas normal :
a. Trakeobronkhial, suara normal yang terdengar pada
trackea seperti meniup pipa besi. Suara nafas lebih
keras dan pendek saat inspirasi.
b. Bronkovesikuler, suara normal di daerah bronchi,
yaitu di sternum atas ( torakal ).
c. Vesikuler, suara normal di jaringan paru, suara
nafas saat inspirasi dan ekspirasi sama.
20

2) B2 (Sistem kardiovaskuler / blood)

Kulit pucat, sianosis, diaphoresis (kongesti, hipoksemia). Kenaikan

tekanan darah, hipertensi postural (mungkin berhubungan dengan

regimen obat), takirkadi, bunyi jantung terdengar S2 pada dasar S3

(CHF dini), S4 (pengerasan ventrikel kiri atau hipertropi ventrikel

kiri). Murmur stenosis valvurar. Desiran vascular terdengar diatas

karotis, femoralis atau epigastrium (stenosis arteri). DVJ (Distensi

Vena Jugularis).

3) B3 (Sistem persyarafan / Brain)

Keluhan pening atau pusing, GCS 4-5-6, penurunan kekuatan

genggam tangan atau refrek tendon dalam, keadaan umum, tingkat

kesadaran.

4) B4 (sistem perkemihan / Blendder)

Adanya infeksi pada gangguan ginjal, adanya riwayat gangguan

(susah bak, sering berkemih pada malam hari).

5) B5 (Sistem pencernaan / bowel)

Biasanya terjadinya penurunan nafsu makan, nyeri pada abdomen /

massa (feokromositoma).

6) B6 (sistem muskoloskeletal / bone)

Kelemahan, letih, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,

perubahan warna kulit, gerak tangan empati, otot muka tegang

(khususnya sekitar mata), gerakan fisik cepat.


21

2.3.1.3 Analisa Data

Analisa data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan

bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan

dengan penelitan. Atau definisi lain dari analisa data yaitu kegiatan yang

dilakukan untuk merubah data dari hasil penelitian menjadi informasi yang

nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Adapun tujuan

dari analisa data ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa

dipahami, lalu untuk membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan

mengenai karakteristik populasi berdasarkan data yang didapatkan dari

sampel, biasanya ini dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian

hipotesis. ( Arita Murwani,2009 ). Analisa data merupakan kemampuan

kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran yang

dipengaruhi oleh latar belakang dan ilmu penetahuan, pengalaman, dan

pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisa data, diperlukan

kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan

konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien (Nurhasanah,

2013).
22

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Setelah data ± data dikelompokan, kemudian dilanjutkan dengan

perumusan diagnosa. Diagnosa keperawatan dalah cara mengidentifikasi,

memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon pasien

terhudap masalah aktual dan resiko tinggi ( Doengoes, 2009 ).

Diagnosa keperawatan pada klien dengan hipertensi menurut NANDA

(2015), yaitu:

2.3.2.1 Nyeri akut ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

2.3.2.2 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard.

2.3.2.3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahaan umum,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutahan O2.

2.3.2.4 Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan intra kranial.

2.3.2.5 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 otak menurun.

2.3.2.6 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema.

2.3.3 Intervensi dan Rasional

Perencanaan adalah kategori dan perilaku keperawatan dimana tujuan yang

berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut ( Potter & Perry,2006 ).

Perencanaan pada pasien dengan Hipertensi menurut NANDA ( 2015 ), yaitu :


23

2.3.3.1 Diagnosa keperawatan 1 :Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan

tekanan vaskuler serebral.

Tabel 2.2 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral.

No Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional

hasil

1. Setelah dilakukan 1. Observasi skala nyeri 1. Untuk mengetahui

tindakan pada pasien skala nyeri yang

keperawatan: dialami oleh pasien

2. Ajarkan teknik 2. Teknik relaksasi


Selama 1x24 jam
relaksasi dapat mengurangi
diharapkan nyeri
rasa nyeri dan
pasien berkurang
membuat pasien
Kriteria hasil :
menjadi lebih

pasien menyatakan tenang

nyeri berkurang, 3. Kolaborasi dengan tim 3. Dengan pemberian

skala 1-3 nyeri medis dalam pemberian analgesic dapat

berkurang analgesic mengurangi rasa

pasien tampak nyeri dam

relaks, tidak mempercepat proses

gelisah. penyembuhan
24

2.3.3.2 Diagnosa keperawatan 2 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah

jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi,

iskemia miokard

Tabel 2.3 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard

No Tujuan/ kriteria hasil Intervensi Rasional

2. Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan 1. Waspada terhadap

tindakan keperawatan : darah tekanan darah

sehingga bisa segera


Selama 2x24 jam
dilakukan antisipasi
diharapkan afterload
2. Catat kesadaran, 2. Denyutan karotis,
tidak meningkatkan,
kualitas denyutan radialis, femoralis,
tidak terjadi iskemia
denyut pada tungkai
miokard, tidak terjadi
mungkin menurun,
vasokontriksi
mencerminkan efek
kriteria hasil :
dari vasokontriksi

Tanda vital dalam 3. Beri lingkungan 3. Membantu

rentang normal tenang dan menurunkan

TD : 90-130/60-90 nyaman, kurangi rangsangan simpatis

mmHg aktivitas. dan meningkatkan

relaksasi.
Nadi : 60-100 x/menit
4. Beri obat sesuai 4. Untuk mempercepat
RR : 16-20 x/menit
instruksi dokter proses penyembuhan

Tidak ada penurunan dan sesuai indikasi


25

kesadaran

2.3.3.2 Diagnosa keperawatan 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan

dangan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan O2

Table 2.3 Intoleransi aktivitas berhungan dangan kelemahan

umum,ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

No Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional

hasil

3 Setelah dilakukan 1. Monitor keterbatasan 1. Merencanakan

tindakan aktivitas, kelemahan intervensi dengan tepat

keperawatan : saat beraktivitas 2. Kemajuan aktivitas

2. Beri dorongan untuk bertahap mencegah


Selama 1x24 jam
melakukan aktivitas peningkatan kerja
diharapkan pasien
secara bertahap jantung secara tiba-tiba
mampu mobilisasi
3. Anjurkan pasien 3. Mencegah timbulnya
Kriteria hasil :
menghentikan aktivitas masalah yang

Pasien mampu yang menyebabkan berkelanjutan.

melakukan sesak, pusin, kelelahan

aktivitas secara 4. Tempatkan barang- 4. Barang yang tempatnya

bertahap dan barang kebutuhan mudah dijangkau akan

secara mandiri pasien pada tempat mengurangi energy

yang mudah dijangkau yang digunakan


26

5. Kaji faktor yang 5. Untuk mengetahui

menyebabkan penyebab keletihan

keletihan

Diagnosa keperawatan 4 : Gangguan pola tidur berhungan dengan

peningkatan intra kranial

Table 2.4 Gangguan pola tidur berhungan dengan peningkatan intra

kranial

No Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional

hasil

4 Setelah dilakukan 1. Kaji pola tidur dan 1. Mengetahui

tindakan istirahat pasien. gangguan istirahat

keperawatan : atau tidur pasien

2. Ciptakan lingkungan 2. Lingkungan yang


Selama 1x24 jam
yang nyaman nyaman dapat
diharapkan pola
memberikan
tidur pasien
ketenangan untuk
tercukupi
tidur dan istirahat

3. Anjurkan pasien untuk 3. Istirahat yang cukup

kriteria hasil : istirahat yang cukup dapat memberi rasa

pasien tidur 7-8 segar pada pasien

jam pasien dan mempercepat

Nampak segar, proses penyembuhan

kantong mata tidak 4. Batasi pengunjung 4. Agar pasien dapat


27

menghitam tidur dengan nyaman

5. Anjurkan pasien, 5. Menciptakan suasana

keluarga untuk yang nyaman

menjaga kebersihan

2.3.3.3 Diagnosa keperawatan 5 : Gangguan perfusi jaringan berhubungan

dengan suplai O2 otak menurun

Tabel 2.5 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2

otak menurun

No Tujuan/ kriteria hasil Intervensi Rasional

5 Tujuan : 1) Observasi TTV 1) Untuk mengetahui

terutama pada nadi perkembangan pada


Setelah dilakukan
pasien, karena
tindakan
perubahan TTV
keperawatan :
menandakan adanya
Selama 1x24 jam
masalah mengenai TD,
diharapkan masalah
2) Observasi CRT Nadi, RR dan Suhu
teratasi
2) Untuk mengetahui aliran
Kriteria hasil : 3) Observasi adanya darah dalam tubuh

pucat, sianosis, kulit 3) Untuk mengetahui


1) TTV dalam
dingin atau lembab adanya tanda ± tanda
batas normal

2) CRT kurang sirkulasi darah tidak

4) Berikan kondisi lancer


dari 3 detik
psikologis 4) Stress, emosi dapat
3) Tingkat
28

kesadaran lingkungan yang menyebabkan

baik tenang vasokontriksi yang

4) Akral hangat mengakibatkan suplai

oksigen tidak lancer

2.3.3.6 Diagnosa keperawatan 6 : Kelebihan volume cairan berhubungan

dengan edema.

Table 2.6 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema.

No Tujuan/ kriteria hasil Intervensi Rasional

6 Tujuan : 1) Kaji status cairan 1) Untuk mengetahui ideal

dengan menimbang berat badan pasien


Setelah dilakukan
berat badan / hari 2) Pemahaman
tindakan keperawatan
2) Jelaskan pada pasien peningkatan kerjasama
:
dan keluarga tentang pasien dan keluarga
Selama 2x24 jam
pembatasan cairan dalam pembatasan
diharapkan berat
cairan
badan
3) Ajaran pada pasien 3) Untuk mengetahui

untuk mencatat keseimbangan output

Kriteria hasil : penggunaan cairan dan input

terutama pemasukan
1) tidak ada
dan haluan
edema
4) Pasang urine kateter 4) Untuk mengetahui
2) input, output
jika diperlukan secara akurat input
seimbang
yangdikeluarkan
29

3) tidak terjadi melalui urin pasien

penurunan

berat badan

4) tidak cemas

2.3.4 Pelaksanaan

Implementasi adalah suatu tindakan pelaksanaan dari rencana tindakan

harus sudah dibuat untuk proses penyembuhan pasien selama dirawat di rumah

sakit. Setiap tindakan yang diberikan dari rencana tindakan harus diberi tanggal,

waktu dan paraf (doenges,2009).

Pada diagnosa keperawatan nyeri angkut berhubungan dengan peningkatan

tekanan vaskuler serebral dan iskemia selama 1x24 jam dilakukan tindakan

keperawatan seperti : melakuakan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikana

tindakan non farmakologis, kehilangan/ minimalkan aktivitas vasokontraksi,

bantu pasien dan keluarga dalam ambulansi kebutuhan, berikan cairan, makana

lunak dan perawatan mulut yang teratur, melakukan kolaborasi dengan tim medis

dalam pemberian analgesic.

Pada diagnosa keperawatan toreransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik, ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen selama 1x24

jam dilakukan tindakan keperawatan berupa mengkaji respon pasien terhadap

aktivitas sehari-hari, menginstruksikan pasien untuk menggunakan teknik

penghematan energy, memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas,

merencanakan jadwal pengobatan, menganjurkan pasien bila kemampuan


30

beraktivitas menurun, mengoptimalkan pemasuka nutrisi, menempatkan barang-

barang kebutuhan pasien.

Pada diagnosa keperawatan penurunan curah jantung berhungan dengan

peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertrofi/ ventrikuler, iskemia miokard

selama 1x24 jam dilakukan tindakan keperawatan seperti: pantau tekanan darah,

catat keberadaan, kualitas denyutan, amati warna kulit, kelmbaban suhu, catat

edema umum/ tertentu, beri lingkungan tenang dan nyaman serta kurangi

aktivitas, pertahankan pembatasan aktivitas, lakukan tindakan yang nyaman,

anjurkan teknik relaksasi, panduan imaginasi, pantau respon terhadap obat serta

berikan obat sesuai instruksi dokter dan sesuai indikasi.

Pada diagnosa keperawatan gangguan pola tidur berhubungan dengan

peningkatan intra kranial. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24

jam diharapkan tidur pasien tercukupi. Dilakukan tindakan keperawatan seperti

mengkaji pola tidur dan istirahat pasien, menciptakan lingkungan yang nyaman,

menganjurkan pasien untuk banyak istirahat dan tidur yang cukup, membatasi

pengunjung, menganjurkan pasien dan keluarga menjaga kebersihan.

Pada diagnose keperawatan Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan

suplai O2 otak menurun setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24

jam diharapkan masalah teratasi. Mengobservasi TTV terutama pada nadi,

mengobservasi CRT, mengobservasi adanya pucat, sianosis, kulit dingin atau

lembab, menginstruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jaka ada laserasi,

memberikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.

Pada diagnose keperawatan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan

edema Setelah dilakukan tindakan keperawatan Selama 2x24 jam diharapkan


31

berat badan pasien tidak menurun. Mengkaji status cairan dengan menimbang

berat badan / hari, menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan

cairan, mengajarkan pada pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama

pemasukan dan haluan, memasang urin kateter jika diperlukan.

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan

perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil

meningkatkan kondisi pasien ( potter dan perry,2009).

Evaluasi adalah respon pasien terhadap terapi dan kemajuan mengarah

pencapaian hasil yang diharapkan. Aktifitas ini berfungsi sebagai umpan balik dan

bagian control proses keperawatan, melalui mana status pernyataan diagnostic

pasien secara individual dinilai untuk diselesaikan, dilanjukan atau memerlukan

kebaikan (Doesngoes,2009).
32

2.4 Pathway Hipertensi

Usia

Elastisitas
Jenis Kelamin Gaya hidup Obesitas
menurun.

Hipertensi

Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah

Perubahan Struktur

Penyumbatan Pembuluh Darah

Vasokontriksi

Gangguan Sirkulasi

Otak Pembuluh Retina


Ginjal
darah

Resistensi Suplai O2 Vasokontriksi Spasme arteriole


pembuluh otak menurun pembuluh darah
darah otak Sistemik Koroner
Diplopia
Sinkop Blood flow Vasokontriksi
Resti Injuri
Nyeri Gangguan
Gangguan Respon Afterload
akut pola tidur
perfusi meningkat Fatique
jaringan Rangsangan
aldosteron
Intoleransi
Penurunan aktivitas
Retensi curah
jantung

Edema

Kelebihan
volume cairan

Gambar 2.1 pathway pada penyakit hipertensi (Nanda, 2015).


34

BAB 3
TINJAUAN KASUS

Pada bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang

dimulai tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada

tanggal 2 januari 2019 di ruang melati.

Data diambil tanggal : 2 januari 2019 Diagnasa medis : hipertensi

Ruangrawat/kelas : R.Melati Jam : 11.00

No. Rekammedis : 00354xxx Tgl MRS : 1 januari 2018

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 Identitas

Identitas pasien Identitas penangungjawab

Nama : Tn. R Nama : Tn. S

Umur : 48 Tahun Umur : 38 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki Jenis kelamin : laki-laki

Suku : Jawa Indonesia Suku : Jawa Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Smp Pendidikan : Sma

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

Alamat : Beji Pasuruan Alamat : Beji Pasuruan

34
35

3.1.2 Riwayat keperawatan

3.1.2.1 Riwayat Keperawatan sekarang

Keluhan utama : pasien mengatakan pusing dan mata berkunang-kunang

saat berdiri dan beraktifitas

Riwayat penyakit saat ini :

Pasien mengatakan datang kerumah sakit RSUD Bangil IGD tanggal1

januari 2019 jam 08.00 dengan keluhan utama pasien mengatakan pusing

kepala dibagian belakang, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri menjalar

sampai ujung kepala, dengan skala nyeri 6 dan bertambah saat pasien saat

beraktifitas. Pasien dipindahkan keruangan melati pada jam 12.00 WIB.

3.1.2.2 Riwayat keperawatan sebelumnya

Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Penyakit yang pernah diderita : Pasien mengatakan tidak ada riwayat

penyakit sebelumnya, pasien tidak pernah melakukan tindakan operasi,

tidakada, Jenis alergi : tidak ada alergi makanan atau alergi obat-obatan.

3.1.2.3 Riwayatkesehatankeluarga

Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga : Keluarga pasien

mengatakan bahwa ibukandungnya mempunyai riwayat penyakit

hipertensi, Lingkungan rumah pasien bersih dan ada ventilasinya. Perilaku

yang mempengaruhi kesehatan Pasien sering lebih makan asin dan

gorengan

3.1.3 Status cairan dan nutrisi

Nafsu Makan pasien Sebelum sakit Baik, tetapi pada saat sakit nafsu

makan pasien berkurang. Pola Makan Sebelum sakit : 3x sehari 1 porsi


36

habis , Saat sakit : 3x sehari hanya 2-3 sendok makan warna coklat

konsisten cair jumlah 100 cc. Minum Jenis = Sebelum sakit : Teh, kopi

& air putih jumlah = 1500 cc/hari Saat sakit : Air putih Jumlah = 1000

cc/hari, Pantangan Makanan : Gule kambing,opor ayam, Berat Badan :

Sebelum sakit = 60 kg Saat sakit = 48 kgMenu makanan/diet sekarang :

Tidak adaKeluhan Lain : Tidak ada keluhan lain.

MASALAH KEPERAWATAN : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

3.1.4 Genogram (3 generasi)


Ket.

= Laki - laki

= perempuan

= Pasien

= Meninggal

Dunia

= Menikah

= Saudara

= Tinggal

Serumah

3.1.5 Pemeriksaan Fisik

3.1.5.1 Keadaanumum :baik composmentis GCS : 4-5-6

3.1.5.2 Tandavital :Tensi200/100 mmHg, Suhu: 36,0 ºC (Lokasi pengukuran:

Axila) Nadi:90x/menit (Lokasi pengukuran: Radialis)


37

3.1.5.3 Sistem pernafasan / Brething ( B1 )

Inspeksi Bentukdada :Simetris Normal Susunanruastulangbelakang :Tidak

ada pembekakan/skoliosis, Polanafas :Irama :teratur , Retraksiotot bantu

nafas :TidakadaPerkusithorax :resonan, Alat bantu nafas : Tidak ada alat

bantu nafas Palpasi Vokal fremitus : tidak terkaji, Nyeri dada saat bernafas

: Tidak Ada Auskultasi Suara nafas : vesikuler, Batuk : Tidak ada batuk,

Produksi sputum : Tidak ada,Lain ± lain : tidak ada

MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

3.1.5.4 Kardiovaskuler/Blood ( B2 )

Nyeri dada : pasien Tidak ada nyeri dada , Irama jantung : teratur,

Ictus Cordis : kuat Posisi : ICS v midclavicula, Bunyi jantung :S1, S2

Tunggal, Bunyi jantung tambahan : Tidak ada bunyi tambahan, Cianosis :

Tidak ada, Clubbing finger : Tidak ada, JVP : Tidak ada, Lain ± lain :

Tidak ada masalah

MASALAH KEPERAWATAN :Tidak ada masalah keperawatan

3.1.5.5 Sistem persyarafan/ Brain ( B3 )

Kesadaran : Compos Mentis, Orientasi : Baik, Kejang : Tidak ada,

Jenis : Tidak ada, Kaku kuduk : Tidak ada, Brudsky 1 : Tidak ada , Nyeri

kepala : Ada Istirahat/tidur : Sebelum MRS Siang : 1 jam/hari, Malam : 4

jam/hari Saat MRS Siang : 2 jam, Malam : 6 jam,Kelainan nervus cranialis

: Tidak ada Pupil : isokor Reflek cahaya : baik+/+ Lain-lain : Wajah

tampak Grimace/menyeringai skala nyeri = 6. P : ( Prevetif ) : pusing


38

kepala Q : ( Quality ) : di bagian belakang kepala R : ( Region ) :

nyerinya menjalar sampai ujung kepala S ( Skala ) : Skala 6 T : 2 minggu

sebelum sakit.

MASALAH KEPERAWATAN : Nyeri Akut

3.1.5.6 Sistem perkemihan ( B4 )

Bentuk alat kelamin : Normal Libido : normal, Kebersihan alat

kelamin : BersihFrekuensi berkemih : 4x/hari Teratur, Jumlah : 1000/24

jam Saat MRS : 4x/hari teratur , Bau : khas urin warna : kuning

jernihTempat yang digunakan : Tempat tidur, Alat bantu yang digunakan :

pispot Lain-lain : tidak ada

MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

3.1.5.7 Pencernaan ( B5 )

Mulut : bersih, Mukosa Bibir : Lembab, Bentuk Bibir : normal,

Gigi : bersih

Kebiasaan gosok gigi :sebelum MRS 2 x/hari, saat MRS 1 X/hari,

Tenggorokan : tidak ada kesulitan Abdomen : normal, Peristaltic : 20

x/menit Kebiasaan BAB : sebelum MRS 2x/hari, saat MRS 1

x/hari,Konsistensi : lunakWarna : kuningbau : khas

Tempat yang biasa digunakan :pispot, Masalah eliminasi alvi : tidak

adaPemakaian obat pencaharin :tidak ada, Lavement :tidak adaLain-lain :

tidak ada

MASALAH KEPERAWATAN :Tidak ada masalah keperawatan


39

3.1.5.8 Muskuloskeletal dan Integumen ( B6 )

Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai : Bebas

Kekuatan otot: 5 5

5 5

Fraktur : tidak adaDislokasi : tidak adaKulit : lembab


Akral : hangat kelembaban : lembab/baikTurgor : Baik CRT : >2
detikOedema : tidak ada, Kebersihan kulit :kotor, Lain-lain :tidak ada
MASALAH KEPERAWATAN : tidak adamasalah keperawatan

3.1.5.9 Penginderaan ( B7 )

Mata : Normal dan bersih Konjungtiva : merah muda, Sklera :

putihPalbera : merah Strabismus : tidak ada, Ketajaman penglihatan : normal,

Alat bantu : tidak ada alat bantu Hidung : normal, Mukosa hidung : lembab,

Sekret : Tidak ada secret, Ketajaman penciuman : normal, Kelainan lain : tidak

ada, Telinga bentuk : normal/simetris , Keluhan :tidak ada, Ketajaman

pendengaran : Normal, Alat bantu : Tidak memakai alat bantu, Perasa :manis,

asam, pahit, asin, Peraba ; normal

MASALAHKEPERAWATAN :Tidak ada masalah keperawatan

3.1.5.10 Endokrin( B8 )

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada Pembesaran kelenjar

parotis: Tidak ada pembesaran kelenjar parotis.Luka gangrene : tidak ada,

Pus : tidak ada, Bau : tidak adaLokasi : tidak ada

MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan


40

3.1.6 Data Psikososial

3.1.6.1 Gambaran diri/citra diri:

1) Tanggapan tentang tubuhnya: Baik

2) Bagian tubuh yang disukai: pasien mengatakan menyukai Semua

bagian anggota tubuh.

3) Bagian tubuh yang kurang disukai: Tidak ada.

4) Persepsi terhadap kehilangan bagian tubuh: Pasien mengatakan sedih

jika kehilangan bagian tubuhnya

3.1.6.1 Identitas:

1) Status pasien dalam keluarga: Sebagai Kepala keluarga.

2) Kepuasan pasien terhadap status dan posisi dalam keluarga.

3) Kepuasan pasien terhadap jenis kelamin: Pasien bersyukur menjadi

seorang laki-laki.

3.1.6.2 Peran:

1) Tanggapan pasien tentang perannya: Pasien merasa sudah menjadi

kepala keluarga

yang baik dan bertanggungjawab.

2) Kemampuan/kesanggupan pasien melaksanakan perannya: Pasien

sanggup menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab

3.1.6.3 Ideal diri:

1) harapan pasien terhadap:

(1)Tubuhnya: Pasien berharap agar cepat sembuh dan dapat

melakukan perannya.

(2)posisi (dalam pekerjaan): Sebagai karyawan swasta.


41

(3)Status ( dalam keluarga ) : ayah dan suami.

(4)Tugas/pekerjaan : petani.

2) Harapan pasien terhadap lingkungan :

(1)Sekolah : Baik

(2)Keluarga: Pasien sebagai seorang kepala keluarga dan bahagia

bersama keluarga.

(3)masyarakat : Hidup rukun bersama masyarakat dan peduli sesama.

(4)harapan pasien tentang penyakit yang diderita dan tenaga

kesehatan: Pasien

berharap agar bisa cepat sembuh.

3.1.6.4 harga diri:

tanggapan pasien terhadap harga dirinya: Pasien tidak malu dengan

penyakit yang dideritanya saat ini.

3.1.6.5 Data sosial:

1) Hubungan pasien dengan keluarga: Baik harmonis

2) Hubungan pasien dengan pasien lain: Baik, pasien mampu

berinteraksi dengan pasien lain.

3) Dukung keluarga terhadap pasien: Sangat mendukung pasien untuk

sembuh.

4) Reaksi pasien saat interaksi: Menerima respon dengan baik.

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.


42

3.1.7 Data Spiritual:

3.1.7.1 Konsep tentang penguasa kehidupan: Yakin kepada Allah SWT itu ada

dan adil.

3.1.7.2 6XPEHU NHNXDWDQ KDUDSDQ VDDW VDNLW 3DVLHQ KDQ\D ELVD EHUGR¶D VXSD\D

cepat sembuh.

3.1.7.3 Ritual agama yang bermakna/berarti/hDUDSDQ VDDW LQL EHUGR¶D kepada

Allah.

3.1.7.4 Keyakinan terhadap kesembuhan penyakit: Pasien yakin akanbisa sembuh

tapi butuh proses.

3.1.7.5 Persepsi terhadap penyakit: pasien mengatakan semua ini adalah ujian

dari Allah SWT.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.


43

3.1.8 Data Penunjang

Tabel 3.1 Data Penunjang Laboratorium pada tanggal 2 januari 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Darah Lengkap
Leukosit (WBC) 12,15 10e3/uL
Neutrofil 78,7 69.6 %
Limfosit 2,3
Monosit 3,6 4.12 %
Eosinofil 0,4
Basofil 0,2 .446 %
Neutrofil % 73,0 39,3-73,7 %
Limfosit % L 16,1 18,0-48,3 %
Monosit % 7,0 4,40-12,7 %
Eosinofil % 2,6 0,600-7,30 %
Basofil % 1,3 0,00-1,70 %
Eritrosit (RBC) 5,495 4,6-6,2 106/µL
Hemoglobin (HBC) L 5.53 13,5-18,0 g/dL
Hematokrit (HCT) 42,36 40-54 &
MCV L 77,09 81,1-96,0 µm3
MCH 27,29 27,0-31,2 pg
MCHC 35,40 31,8-35,4 g/dL
RDW 11,85 11,5-14,5 %
PLT H 469 155-366 103/µL
MPV 7,014 6,90-10,6 fL
FAAL GINJAL
BUN 20 7,8-20,23 mg/dL
Kreatinin H 1,315 0,8-1,3 mg/dL
44

2). X-Ray : Tidak Ada.

3). USG :Tidak Ada.

2) Terapi

Pada tanggal 17 Januari 2019

(1) Infus NS 1000 cc/24 jam = Bekerja untuk membantu proses

penymbuhan diare, berguna untuk mencega infeksi, bermanfaat

untuk memberikan daya tahan tubuh, memenuhi kebutuhan vitamin

C, membantu memenuhi ebuthan mineral, berguna untuk

memberikan kebutuhan karbonhidrat protein.

(2) Injeksi Ranitidine 3x1 gr = fungsi untuk mengatasi dan mencegah

rasa panas perut ( heartburn ), maag dan sakit perut yang

disebabkan oleh tukang lambung.

(3) Injeksi Antrain 3x1 amp = Biasanya, obat antrain ini dimanfaatkan

untuk mengurangi rasa nyeri yang terjadi setelah seorang pasien

menjalani operasi. Tidak hanya itu, fungsi antrain lainnya adalah

untuk menurunkan demam tinggi, dismenore ( nyeri perut saat haid

), sakit kepala, sakit gigidan lain sebagainya.

(4) Amlodipin 5 mg 1x1 tab = obat untuk mengatasi hipertensi atau

tekanan darah tinggi. Obat ini juga bisa digunakan serangan angina

pectoris atau ngin duduk. Amplodipine bisa dikonsumsi secara

sendiri. Amlodipine bekerja dengan cara melemaskan dinding dan

melebarkan diameter pembuluh darah efeknya akan mempelancar

aliran darah menuju jantung dan mengurangi tekanan darah dalam

pembuluh darah. Obat ini juga menghalngi kadar kalsium yang


45

masuk kesel otot harus di dinding pembuluh darah jantung kalsium

akan membuat otot dinding pembuluh darah berkontraksi dengan

adanya penghambatan kalsium yang masuk, dinding pembuluh

darah akan menjadi lebih lemas.

Tabel 3.1 Analisa data pada pasien Tn.R dengan diagnosa medis hipertensi

diruang melati pada tanggal 2 januari 2019.

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. Ds :pasien mengatakan pusing Peningkatan Nyeri Akut

P : pasien mengatakan pusing vaskuler serebral.

kepala di bagian belakang dan

mata berkunang-kunang.

Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk.

R : nyeri menjalar sampai ujung

kepala.

S : skala nyeri 7.

T : nyeri bertambah saat pasien

beraktifitas yang berlebihan.

DO :

1. Pasien tampak

menyeringai kesakitan

dengan skala 7.

2. Tekanan darah :200/100

mmHg.
46

Nadi :95 x/menit.

RR :22 x/menit.

Suhu : 36,0 ºC

2. Ds : pasien mengatakan merasa Ketidakmampuan Ketidakseimbangan

lemas,tidak nafsu makan. untuk memasukkan nutrisi kurang dari

DO :Tekanan Darah : 180/100 atau mencerna kebutuhan tubuh.

mmHg. nutrisi oleh karena

Nadi :95 x/menit. factor psikologis

RR :20 x/menit.

Suhu :36ºC.

1. Kulit tampak kusam.

2. GCS : 4-5-6.

3. Kesadaran compos

mentis

4. Mulut kering, pecah-

pecah.

5. Aktifitas pasien terbatas.

6. Porsi makan yang

dihabiskan 3x sehari 2-3

sendok makan.

7. BB sebelum sakit : 60

kg

8. BB saat sakit : 48 kg
47

3.2 DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

3.2.1 Nyeri Akut

3.2.2 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

3.3.1 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan serebral vaskuler dan

iskemi.

3.3.2 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk memasukan atau mencerna nutrisi oleh

karena factor psikologis.


48

3.4 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 2 januari 2019

Nama pasien :Tn. R

Umur :48 Tahun. No. RM :00354xxx

Tabel 3.2 Rencana Tindakan Keperawatan pada pasien Tndengan diagnosa medis
Hipertensi diruangan Melati pada tanggal 2 januari 2019.
No Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Tujuan : Setelah 1. Lakukan hungan saling 1. Supaya pasien dan

dilakukan tindakan percaya dengan pasien. kooperatif.

keperawatan selama 2. Obervasi nyeri secara 2. Untuk mengetahui

2x24 jam diharapkan komprehensif termasuk perkembsngsn keadaan

nyeri berkurang. lokasi karakteristik pasien.

kriteria hasil : durasi, frekuensi kualitas

1. Nyeri pasien dan factor presipitasi.

berkurang 3. Obervasi tanda-tanda 3. Untuk mengetahui tanda-

2. Pasien tidak vital. tanda vital ke pasien.

tampak 4. Ajarkan pasien untuk 4. Untuk mengurangi rasa

kesakitan dan melakukan teknik nyeri yang dialami.

gelisah distraksi dan relaksasi

3. Skala nyeri 2. untuk mengurangi nyeri.

4. Tanda-tanda 5. Berikan cairan, makanan 5. Untuk mencgah

vital dalam lunak dan tinggi serat. kurangnya nutrisi dari

batas normal kebutuhan tubuh.


49

¾ TD :120/80 6. Kolaborasi dengan tim 6. Menurunkan/mengontrol

mmHg. medis untuk memberikan nyeri dan menurunkan

¾ Nadi :80 analgesic. rangsangan sistem saraf

x/menit. simpatis % dapat

¾ RR :18 mengurangi tegangan

x/menit. ketidaknyamanan yang

¾ S :36ºC. diperberat oleh stress.

Tujuan : Setelah

dilakukantindakan

2. keperawatan selama 1. Lakukan hungan saling 1. Supaya pasien dan

2x24 jam diharapkan percaya dengan pasien. . keluarga koopertif.

nutrisi kurang dapat 2. Observasi tanda-tanda 2. Untuk mengetahui

terpenuhi. Kriteria vital. perkembangan keadaan

hasil : pasien.

peningkatan nafsu 3. Modifikasi lingkungan 3. Untuk meningkakan rasa

makan. sekitar. nyaman.

BB dalam rentang

normal. 4. Anjurkan pasien tidak 4. Untuk melatih pasien

Tugor kulit baik. makan-maknan tinggi dalam melakkan

Membrane mukosa gula. beraktifitas scara mandiri.

tidak kering.
50

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien :Tn.R

Umur : 48 tahun. No. RM :00354xxx

Table 3.3 Implementasi keperawatan pada pasien Tn.R dengan diagnosa medis
hipertensi diruang melati pada tanggal 2 januari 2019.
No Tanggal Jam Implementasi Nama/Tanda

tangan

1. 2 1. Membina hubungan saling percaya.

Januari 2. Mengobservasi nyeri.

2019 3. Mengobservasi tanda-tanda vital.

4. Menghilangkan/meminimalkan

aktivitas vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala.

5. Membantu pasien dalam ambulasi

kebutuhan.

6. Memberikan cairan, makanan lunak

dan tinggi serat.

7. Berkolaborasi dengan tim medis

untuk memberikan analgesik.

8. Menjelaskan tentang penyebab

nyeri.

9. Mengajarkan pasien melakukan

teknik distraksi dan relaksasi.


51

2 1. BHSP

januari 2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

2019 3. Mengajarkan pasien untuk makan

tepat waktu.

4. Memodifikasi lingkungan sekitar.

5. Mengajurkan pasien untuk

melakukan aktifitasnya secara

mandiri.

3 1. Memberi salam kepada pasien.

januari 2. Mengobservasi tingkat nyeri.

2019 3. Mengobservasi tanda-tanda vital.

4. Menganalisa pengetahun pasien

setelah diberikan penjelasan.

5. Berkolaborasi dengan tim medis

untuk memberikan analgesic.

6. Mengajarkan pasien untuk

melakukan aktifitasnya sendiri

secara berlahan-lahan.

3 1. Memberikan salam kepada pasien.

januari 2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

2019 3. Mengobservasi tingkat nyeri dan

mata berkunang-kunang.
52

4. Menganalisa pengetahuan pasien

setelah diberikan penjelasan.

5. Mengajurkan pasien untuk berlatih

menjalankan aktivitasnya sendiri

secara perlahan-lahan.

4 1. Memberi salam pada pasien.

januari 2. Menganjurkan pasien untuk istirahat

2019 yang cukup selama dirumah.

3. Menganjurkan pasien minum obat

teratur.

4 1. Memberi salam pada pasien.

januari 2. Menganjurkan pasien minum obat

2019 teratur.

3. Menganjurkan pasien untuk istirahat

yang cukup Selama dirumah.


53

3.6 Catatan perkembangan

Nama pasien :Tn.R

Umur : 48 tahun No.RM : 00354xxx

Tabel 3.4 Catatan pekembangan pada pasien Tn.R dengan diagnosa medis
Hipertensi diruang Melati pada tanggal 2 januri 2019.
Tanggal Diagnose Keperawatan Evaluasi Paraf

2 Nyeri Akut berhubungan S : pasien mengatakan nyeri

januari dengan peningkatan serebral berkurang.

2019 vaskuler dan iskemia. O : skala nyeri 5.

TD : 180/100 mmHg.

A : Masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan no.

1237dan 8.

2 Ketidakseimbangan nutrisi S : pasien mengatakan masih

januari kurang dari kebutuhan tubuh. lemas.

2019 O : pasien tampak gelisah

TD : 180/100 mmHg.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan no.

123dan 5.

3 Nyeri Akut berhubungan S : Pasien mengatakan sudah

januari dengan peningkatan serebral tidak pusing.

2019 vaskuler dan iskemia. O : Skala nyeri 1

TD :140/90 mmHg.
54

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dipertahankan.

3 Ketidakseimbangan nutrisi S : Pasien mengatakan tidak

januari kurang dari kebutuhan tubuh. merasa pusing.

2019 O : pasien sudah sudah minum

obat dengan teratur.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi di pertahankan.

4 Nyeri Akut berhubungan S : pasien mengatakan sudah

januari dengan peningkatan serebral tidak pusing.

2019 vaskuler dan iskemia. O : Skala nyeri 1

TD : 130/80 mmHg.

A :Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan,

pasien pulang

4 Ketidakseimbangan nutrisi S : pasien tidak merasa lapar.

januari kurang dari kebutuhan tubuh. O : pasien menolak untuk

2o19 makan.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan,

pasien pulang.
55

3.7 Evaluasi Keperawatan

Nama Pasien :Tn.R

Umur : 38 Tahun No RM : 00354802

Tabel 3.5 Evaluasi Keperawatan pada pasien Tn.R dengan diagnose medis

hipertensi diruang Melati pada tanggal 2 januari 2019.

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Nama/Tanda

tangan

4 januari Nyeri Akut S : pasien sudah tidak pusing.

2019 berhubungan dengan O : Skala nyeri 1

peningkatan serebral TD : 130/80 mmHg.

vaskuler dan iskemia. Pasien bisa tidur

A : Masalah Teratasi .

P :Intervensi dihentikan.

Ketidakseimbangan S :pasien mengatakan sudah tidak

nutrisi kurang dari kabur/berkunang-kunang.

kebutuhan tubuh O : Pasien sudah bisa beraktifitas

berhubungan dengan sendiri secara perlahan-lahan.

ketidakmampuan A : Masalah Teratasi.

untukmemasukan tau P :Intervensi dihentikan pasien

mencerna ntrisi oleh pulang.

karena factor

psikologis.
56

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang

terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada

Tn R dengan diagnosa medis hipertensi diruang Melati RSUD Bangil pasuruan

yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

4.1.1 Identitas

Pada tahap pengumpulan daa, penulisan tidak mengalami kesulitan karena

penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu

untuk melaksanaan asuhan keperawatan pada pasien sehingga dan keluarga

terbuka dan mengerti serta kooperatif.

Pasien seorang laki-laki bernama Tn.R berusia 48 tahun beragama islam

bahasa yang sering digunakan bahasa jawa bekeja sebagi pedagang sayur Pada

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus ada kesenjanganMenurut (Marliani, 2007)

hipertensi atau tekanan darah tinggi lebih banyak terjadi pada pria usia dewasa

muda tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60 %

penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan

hormone setelah menopause.

56
57

4.1.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat sekarang tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan

tinjauan kasus pasien datang dengn keluhan sakit kepala di bagian

belakang. Menurut (Muttaqin, 2008) Sering menjadi alasan pasien untuk

meminta pertolongan kesehatan adalah sakit kepala berdenyut disertai rasa

berat di tengkuk, pusing.Gejala yang di maksud adalah sakit kepala,

pendarahan di hidung, pusing,wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa

terjadi pada penderita hipertensi.

4.1.3 Riwayat Kesehatan dahulu

Pada riwayat kesehatan dahulu terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka

dan tinjauan kasus pada pasien berusia 48 tahun tidak pernah menderita penyakit

hipertensi menurut ( townnsend, 2010 ) tekanan darah cenderung naik sering

bertambahnya usia, risiko untuk meningkatnya penyakit hipertensi akan lebih

tinggi juga sering bertambahnya usia.

4.1.4 Kesehatan Keluarga

Pada riwayat kesehatan keluarga tidak terjadi kesenjangan antara

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Keluarga pasien mengatakan bahwa

ibu kandungnya mempunyai riwayat penyakit hipertensi. menurut

( muttaqin,2008 ) Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita

hipertensi.
58

4.2 Pemeriksaan Fisik

4.2.1 (Breathing) B1

Menurut (Muttaqin, 2008) Tidak ada dipsnea yang berkaitan

dengan aktivitas atau kerja, takipnea, penggunaan otot pernafasan, bunyi

nafas tambahan (krekels/mengi).

Pada tinjauan kasus didapatkan bahwa pasien hipertensi tidak mengalami

kelainan pernafasan. Pada palpasi thoraks, di dapatkan vocal fremitus kanan dan

kiri geterannya sama pada auskultasi, tidak ditemukan suara tambahan.

Tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena

pada pasien hipertensi tidak terjadi gangguan sistem pernafasan.(mutaqqin 2008)

4.2.2 (Kardiovaskuler) B2

Menurut (Muttaqin, 2008) Kulit pucat, sianosis, diaphoresis

(kongesti, hipoksemia). Kenaikan tekanan darah, hipertensi postural (mungkin

berhubungan dengan regimen obat), takirkadi, bunyi jantung terdengar S2 pada

dasar S3 (CHF dini), S4 (pengerasan ventrikel kiri atau hipertropi ventrikel kiri).

Murmur stenosis valvurar. Desiran vascular terdengar diatas karotis, femoralis

atau epigastrium (stenosis arteri). DVJ (Distensi Vena Jugularis).

Pada tinjauan kasus didapatkan pemeriksaan pada pasien hipertensi pasien

juga tidak terjadi sianosis, pada palpasi : nadi meningkat dan tidak ada nyeri dada,

auskultasi irama jantung teratur dan bunyi jantung S1-S2 tunggal, tidak ada bunyi

jantung tambahan. Dan terjadi kesenjangan antara tinjaun kasus dan tinjauan
59

pustaka karena tidak semua pasien hipertensi mengalami sianosis. (Muttaqin,

2008.

4.2.3 Pemeriksaan kesadaran ( B3 ),

Menurut ( muttaqin 2008 ) Keluhan pening atau sakit kepala GCS 4-5-6,

penurunan kekuatan genggam tangan atau refrek tendon dalam, keadaan

umum, tingkat kesadaran.

Pada tinjauan kasus didapatkan pada tingkat kesadaran pasien pada kasus

hipertensi biasanya compos mentis dengan GCS 4-5-6. Pasien dapat

berorientasi waktu dan tempat dengan baik, tidak ada gangguan pada tinjauan

pustaka tidak ada pengkajian jam tidur sedangkan di tinjauan kasus pasien

tidur siang dirumah 1 jam dan dirumah sakit selama 2 jam dan untuk tidur

malam bai di rumah sekitar 4 jam maupun di rumah sakit selama 6 jam dan

terjadi tinjauan kasus inididapatkan nyeri kepala pasien mengatakan pusing

kepala di bagian belakang, nyeri menjalar sampai ujung kepala, dengan skala

nyeri 7, nyeri bertambah saat pasien beraktifitas oleh karena itu penulis dapat

menyimpulkan dari tinjauan kasus muncullah masalah keperawatan nyeri akut

pada kepala dibagian belakang.

4.2.4 Pemeriksaan perkemihan ( B4 )

Menurut ( muttaqin 2008 ) Adanya infeksi pada gangguan ginjal, adanya

riwayat gangguan (susah bak, sering berkemih pada malam hari).

Pada tinjauan kasus didapatkan kebersihan alat kelamin pasien bersih,

frekuensi berkemih 4 x/hari ( teratur ), jumlah perhari 100 cc, warna urin

kuning jernih.
60

Tidak ada Terjadi kesenjangan antara tinjaun kasus dan tinjauan pustaka

karena saat berkemih dengan lancar.

4.2.5 Pemeriksaan pencernaan ( B5 ),

Menurut ( muttaqin 2008 ) Biasanya terjadinya penurunan nafsu makan,

nyeri pada abdomen / massa (feokromositoma).

pada tinjauan pustaka didapatkan bentuk abdomen datar, simetris, tidak ada

hernia, hepar tidak teraba. Perkusi timpani, auskultasi peristaltic usus normal

20 x/menit sedangkan ditinjauan kasus didapatkan data lidah dan gigi sedikit

kotor karena selama pasien dirumah sakit mengosok gigi hanya 1 kali, tidak

ada kesulitan untuk menelan. Bentuk abdomen datar, simetris, hepar tidak

teraba,auskultasi peristaltic usus 20 x/menit, suara timpani. Pasien selama

berada dirumah sakit BAB 1 x/hari dengan kosistensi lunak berwarna kuning

dengan bau khas ditempat yang digunakan yaitu pispot, sehingga ditinjauan

pustaka dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan.

4.2.5 Pemeriksaan muskoluskeletal ( B6 ),

pada pengkajian ditinjauan pustaka mengacu pada adanya

hipertensi akan mengganggu secara local, baik fungsi motorik, sensorik,

maupun peredaran darah sedangkan hasil pengkajian kasus mengacu pada

hipertensi, kemampuan pergerakan sendi atau tungkai ( ROM ) terbatas,

tidak terdapat oedema pada kaki dengan kekuatan otot 5-5-5-5. Tidak

adanya nyeri tekan, akral hangat, turgor kulit kembali < 3 detik,

kelembabpan pada kulit lembab dengan kebersihan kulit kotor dari hasil
61

pengkajian di tinjauan kasus maka muncullah beberapa masalah

diantaranya tidak ada masalah.

4.2.7 Pemeriksaan penglihatan ( B7 ),

Pada tinjauan pustaka biasanya tidak ditemukan kelainan atau

abnormalpada penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba

sedangkan pada tinjauan kasus sistem penginderaan, penglihata, penciuman

dan pendengaran juga tidak di dapatkan kelainan atau abnormal pada pasien

hipertensi. Tapi pada pengkajian tinjauan kasus didapatkan penglihatan

pasien baik, pendengaran pada pasien normal dan penciuman pada pasien

jyga normal. Oleh karena itu pada pengkajian penginderaan ditinjauan

pustaka maupun ditinjau kasus di temukannya masalah keperawatan.

4.2.8 Pemeriksaan endrokrin ( B8 ),

pada tinjauan pustaka mengacu pada pembesaran kelenjar thyroid, kelejar

parotis dan kelaianan lain yang dapat mempengaruhi penembuhan fraktur

sedangkan pada tinjauan kasus tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar

thypoid, kelenjar parotis dan juga tidak ada luka gangrene yang dapat

mempengruhi proses penyembuhan luka hiperensi itu sendiri.

Analisa data pada tinjuan pustaka hanya menguraikan tiori saja sedangkan

pada tinjauan kasus hasil pengkajian nyata yang disesuaikan dengan keluhan

nyata yang dialami pasien karena penulis menghadapi pasien secara langsung.
62

4.3 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengmpulan data dalam pengkajian yang dilakukan, maka

ada beberapa diagnose keperawatan yang ditemukan penulis, diantaranya :

4.3.1 Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan serebral vaskuler dan iskemia.

Diagnosa ini ditegakan karena data-data yang ditemukan pada saat

pengkajian sangat mendukung ditegakkannya diagnose ini, diantaranya

pasien mengalami nyeri pada kepala bagian belakang dengan skala 7.

4.3.2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk memasukan atau mencerna nutrisi oleh

karena faktor psikologis. Diagnosa ini ditegakkan karena data-data yang

ditemukan pada saat pengkajian sangat mendukung di tegakkannya

diagnosa ini, antara lain pasien mengalami kekurangan nutrisi.

4.4 Perencanaan Keperawatan

Dari beberapa masalah tersebut disusun intervensi keperawatan untuk

masing-masing diagnosa yang ditimbulkan. Untuk rasa nyeri yang

dirasakan pasien dapat berkurang dengan, mengkaji tingkat nyeri,

mengobservasi tanda-tanda vital dam melakukan kolaborasi engan tim

medis dalam pemberian analgesic sesuai dengan idikasi, meminimalkan

aktifitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, membantu

pasien dan keluarga dalam ambulasi kebutuhan, menjelaskan tentang

penyebab nyeri memberikan cairan atau makan lunak dan tinggi serat

mengajarkan pasien untuk melakukan teknik distaksi dan relaksasi setelah

perawatan 2 hari pasien tampak tenang, tidak gelisah, nyeri berkurang.


63

Untuk diagnosa resiko cidera dengan mengorientasikan pasien terhadap

lingkungan, mengobservasi tanda-tanda vital, pertahankan tirah baring ketat

dalam posisi terlentang, mengajurkan pasien untuk mengistirahatkan mata

agar tidak lelah, dan modifikasi lingkungan sekitar yang nyaman. Setelah

perawatan 2 hari pasien bisa mlakukan aktifitasnya sendiri secara perlahan-

lahan dan mata pasien berkung-kunang.

4.5 Implementasi

4.5 $VXKDQ NHSHUDZDWDQ GLODNVDQDNDQ VHODPD KDUL SDGD GLDJQRVH ³ Q\HUL DNXW

\DQJ E G SHQLQJNDWDQ YDVNXOHU VHUHEUDO´ LPSOHPHQWDVL GLODNukan untuk membina

hubungan dengan pasien agar pasien kooperatif, menjelaskan pada pasien tentang

penebab nyeri, mengatur posisi pasien senyaman mungkin, mengobservasi tanda-

tanda vital dan melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

analgesic sesuai indikasi, mempertahankan tirah baring selama fase akut,

mengajarkan pasien melakukan teknik relaksasi dan distraksi, pemberikan

penjelasan tentang penyebab nyeri.

4.5 $VXKDQ NHSHUDZDWDQ GLODNVDQDNDQ VHODPD KDUL SDGD GLDJQRVD ³ UHVLNR

cidera b.d gangguan penglihatan yang ditandai dengan pasien mengatakan

pandangannya terlihat kabur dan berkunang-NXQDQJ VDDW EHUGLUL´ PDND

implementasi yang dilakukan kepada pasien yaitu membina pasien agar pasien

kooperatif, menjelaskan pada pasien tentang penyebab mata berkunang-kunang,

mengobservasi tanda-tanda vital, mengatur posisi pasien senyaman mungkin,

mengajurkan pasien untuk mengistirahatkan mata agar tidak lelah,


64

mempertahankan tirah baring dalam posisi terlentang yang suda ditentukan,

kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan obat sesuai indikasi.

4.6 Evaluasi

Dari pengkajian tersebut bisa ditarik evaluasi bahwa pasien mengatakan

sudah tidak terasa nyeri lagi pada bagian belakang dan defisit perawatan diri,

sehingga masalah yang timbul pada pasien sudah teratasi dan intervensi di

hentikan kemudian pasien pulang.


65

BAB 5
PENUTUP

Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung pada pasien dengan diagnose medis Hipertensi

diruang Melati RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sekaligus saran yang dapat bermanfaat dan meningkatkan mutu asuhan

keperawatan pada pasien dengan diagnose medis Hipertensi.

5.1 Simpulan

Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada

paien Hipertensi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut

5.1.1 Pada pengkajian tinjauan kasus di dapatkan data fokus aktifitas

vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, membantu pasien dan

keluarga dalam ambulasi kebutuhan, menjelaskan tentang penyebab nyeri

memberikan cairan atau makan lunak dan tinggi serat mengajarkan pasien untuk

melakukan teknik distaksi dan relaksasi setelah perawatan 2 hari pasien tampak

tenang, tidak gelisah, nyeri berkurang. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukan atau

mencerna nutrisi oleh karena faktor psikologis. karena data-data yang ditemukan
66

pada saat pengkajian sangat mendukung di tegakkannya diagnosa ini, antara lain

pasien mengalami kekurangan nutrisi.

5.1.2 Nyeri akut berhungan dengan peningkatan serebral vaskuler dan iskemia.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk memasukan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor

psikologis.

5.1.3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk memasukan atau mencerna nutrisi oleh karena

faktor psikologis. pasien mengalami kekurangan nutrisi. Nyeri akut berhubungan

dengan peningkatan serebral vaskuler dan iskemia. untuk mengurangi aktifitas

vasokontriksi yangdapat mningkatkan sakit kepala, membantu pasien dan

keluarga dalam ambulasi kebutuhan, menjelaskan tentang penyebab nyeri

memberikan cairan atau makan lunak dan tinggi serat.

5.1.4 Nyeri akut membina hubungan saling percaya, agar pasien kooperatif,

menjelaskan pada pasien penyebab nyeri, kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian analgesic sesuai indikasi. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan

tubuh makan-makanan yang sehat, istirahat yang cukup, minum obat tepat waktu.

5.1.5 Dari pengkajian tersebut bisa ditarik evaluasi bahwa pasien mengatakan

sudah tidak terasa nyeri lagi pada bagian belakang dan ketidakseimbangan nutrisi,
67

sehingga masalah yang timbul pada pasien sudah teratasi dan intervensi di

hentikan kemudian pasien pulang.

5.2 Saran

Bertolak dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut :

5.2.1 untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan

yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

5.2.2 perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai

pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerja sama dengan tim

kesehatan lainnya dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien

5.2.3 Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang professional

alangkahbaiknyamemberikaninformasitentangbahaya Hipertensi

5.2.4 Pendidikan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan

baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan dalam bidang

pengetahuan ilmu kesehatan.

5.2.5 kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep manusia

secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan

baik.
DAFTAR PUSTAKA

Murwani, 2009 Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.


Brunner & Suddarth,2002 Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC.
Depkes RI, 2006 Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
Nugroho, 2012 Proses Keperawatan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Doengoes, ( 2009 ). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : BBC.
Corwin, 2009 Gaya hidup pada penderita hipertensi. Surakarta : Fakultas
psikologis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Bambang Sadewo, ( 2004 ). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Suyono Slamet, ( 2001 ). 100 Question & Answer Hipertensi. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Rokhaeni, 2001 buku ajaran keperawatan kardiovakuler Jakarta : bidang
pendidikan dan pelatian pusat kesehatan jantung dan pembuluh darah
nasional harapan kita.
Muttaqin, 2008 Buku Ajar Asuhan Keperawatan pasien dengan Gangguan
System Pernapasan. Jakarta : Salembaa Medika.
Nurhasanah Dwi, 2013 Klasifikasi, Analisis, Dan Diagnosa Data
Keperawatan. Hhtp//dewinrhasanah. Blogspot.com.
Potter dan perry, ( 2006 ). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan praktik, Edisi 4 Jakarta :EGC.
Anindya,2009 Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Mahmarian, 2013
Ardiansyah, 2009
Tyas, 2013
Susilo & wulandari, 2010
INFORMED CONSENT

Judul: ³$VXKDQ Keperawatan Pada Tn. R Dengan Diagnosa Medis


HIPERTENSI Di Ruang Melati RSUD BANGIL PASURUAN´
Tanggal pengambilan studi kasus .....Bulan .....Tahun .....
Sebelum tandatangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang
tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama
Intan Indah Permatasari, proses pengambilan studi kasus ini dengan saya
mengerti semua yang telah dijelaskan tersebut.
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
dan saya telah menerima salinan dari form ini.
Saya, Nona/Nyonya/Tuan ...................................................................
dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah
dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan
baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai partisipan hanya akan
digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.

Tanda tangan ................................................................................ partisipan


( ............................................................... )

Tanda tangan ....................................................................................... Saksi


( ............................................................... )

Tanda tangan .................................................................................... Peneliti


( ............................................................... )

Anda mungkin juga menyukai