Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

NAMA : PUTRI MAYANG SARI


NIM : 202003101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO
TA. 2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan keperawatan ini diajukan oleh :


Nama : Putri Mayang Sari
NIM : 202003101
Program Studi : Profesi Ners
Judul Asuhan Keperawatan :
Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Masalah Keperawatan Gangguan
Tumbuh Kembang

Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan
dasar.

................................ , ............................
Pembimbing ruangan, Pembimbing akademik,

(.................................................) (.....................................................)

Mengetahui,
Kepala Ruangan

(..................................................)
STIKES BINA SEHAT PPNI
KAB.MOJOKERTO

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

I. BIODATA
Nama : An. A Nama orang Tua : Ny. T
Umur : 1Tahun 4 Bulan Pendidikan : S1
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Alamat : Randugenengan
Pendidikan :-

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama : ibu pasien mengatakan anaknya masih jeri untuk berjalan
2. RPS : ibu pasien mengatakan anaknya pertumbuhannya agak terlambat
dengan anak sebayanya, kalau jalan masih jeri dan mengalami kesulitan komunikasi lebih
dari 1 kata.
3. Riwayat Perkembangan Yg Lalu ( yg berhubungan dgn penyakit sekarang )
a. Prenatal :
a) Keluhan saat hamil : tidak ada terkadang mual muntak di awal kehamilan
b) Tempat ANC : bidan desa
c) Kebutuhan nutrisi saat hamil : Cukup
d) Usia kehamilan : 38 s/d 39 minggu
e) Kesehatan saat hamil : Baik
f) Kenaikan berat badan saat hamil : 9 kg
g) Obat yang diminum saat hamil : Tidak ada
b. Natal :
a) Tindakan persalinan : SC
b) Tempat bersalin : Rumah sakit
c) Penolong persalinan : Dokter
d) Komplikasi : Tidak ada
e) Kondisi bayi saat lahir nangis sepontan tidak ada biru
f) Berat badan lahir : 2,6 kg
g) Panjang badan lahir : 48 cm
c. Postnatal :
a) Kondisi kesehatan : Baik
b) Penyakit waktu kecil : Tidak ada
c) Pernah dirawat di RS : Tidak pernah
d) Konsumsi obat/kimia berbahaya : Tidak ada
e) Bayi mendapatkan asi eksklusif sejak lahir sampai sekarang
d. Imunisasi : ibu pasien mengatakan pencatatan pemberian imunisasi dasar lengkap

No. Jenis imunisasi Umur


1 HBO 0-7 hari
2 BCG, POLIO 1 1 bulan
3 DPT 1, POLIO 2 2 bulan
4 DPT 1, HB 2, POLIO 3 3 bulan
5 DPT 1, HB 3, POLIO 4 4 bulan
6 CAMPAK 9 bulan
e. Pernahkah anak menderita penyakit seperti saat ini ? tidak pernah
Upaya yang dilakukan : -

4. Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu klien mengatakan di dalam keluarga klien tidak punya riwayat
penyakit keturunan dan tidak pernah memiliki riwayat penyakit menular.
5. Genogram Keluarga:

6. Kemampuan Fungsional :
1) Pola persepsi kesehatan : kesehatan bagi keluarga adalah hal yang penting. Saat ada
anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat dahulu di warung, took, atau apotek
terdekat. Setelah penyakit tidak kunjung sembuh baru diperiksakan ke dokter atau rumah
sakit/puskesmas.
2) Pola Nutrisi- Metabolisme :
ASI : ibu pasien masih minum ASI Sejak kapan : sejak lahir
Diit Khusus : tidak ada
Nafsu makan : baik
Masalah dgn makanan :
 Dysfagia : tidak
 Alergi makanan : tidak
 Makanan kesukaan : tempe, daging
 perubahan BB : naik sesuai usia
Jumlah makanan yg dimakan : makan 3 kali sehari (nasi, lauk, buah, sayur) dan
nyemil buah dan snack bayi

3) Pola Eliminasi :
URI
- Kebiasaan ( Frekuensi, waktu dan jumlah)
4-5 kali sehari, bau khas, warna jernih
- Masalah dgn berkemih : tidak ada
ALVI
- Kebiasaan : ( konstipasi, diare, dgn bantuan dan lain-lain )
2 kali sehari, konsistensi lunak, bau khas, warna kuning

4) Pola Aktifitas / Latihan


Kemampuan Motorik ( Motorik kasar, motorik halus )
Motorik kasar :
- Bisa memegang benda dengan ibujari dan telunjuk
- Bisa membenturkan 2 kubus
- Bisa mencorat-coret
Motorik halus :
- Berdiri 2 detik
- Berdiri sendiri
- Membungkuk dan berdiri

*PERNAFASAN
- Keluhan saat melakukan aktifitas : tidak ada
- Riwayat penyakit pernafasan : tidak ada
- Riwayat peny. paru dalam keluarga : tidak ada

*SIRKULASI
- Keluhan saat melakukan aktifitas : tidak ada
- Riwayat penyakit jantung : tidak ada
- Riw. peny. Jantung dlm keluarga : tidak ada
- Obat-obatan yang dipakai :-

5) Pola tidur / istirahat


Ibu pasien mengatakan anaknya tidur malam ± 9 jam dari jam 09.00 – 06.00. dan kalau siang
pasien tidur sekitar 2-3 jam.

6) Pola kognitif – Perseptual


Pendengaran : Normal
Gangguan (ka/ki), Tuli : tidak ada
Menggunakan Alat bantu Pendengaran : Tidak

7) Prsepsi diri / konsep diri


Tidak dikaji

8) Pola Peran – hubungan


Komunikasi ( sesuai dgn usia/tdk ) : sesuai dengan usianya
Bahasa sehari-hari : bahasa bayi menangis dan menyebut 1 kata yang dia tau.
Hub. Dgn orang lain (teman sebaya, ortu, dll) : baik
Dampak sakit terhadap diri : lemas, menangis, tidak nyaman
- Keiginan untuk mengubah diri : tidak ada

9) Seksualitas / reproduksi
Tidak dikaji
10) Koping / toleransi Stres
- Stressor pada tahun lalu : baik
- Metode koping yang biasa digunakan : -
- Sistem pendukung : keluarga
- Penggunaan alkohol dan obat resep dokter : tidak
- Serta obat ilegal untuk mengatasi stres : tidak
- Efek penyakit terhadap tingkat stres : -

11) Nilai / Kepercayaan


Mengambarkan sistem spiritual, nilai dan kepercayaan
- Agama ; Spiritualitas :-
- Kegiatan keagamaan dan budaya :-
- Berbagi dengan orang lain :-

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Pemeriksaan umum
TTV: Nadi: 96 x/menit
S : 36o C
RR : 24 x/menit
Tensi :-
BB : 8,8 kg
TB : 70 cm
LILA : 16
Status Gizi :

B. Head To Toe
1. Kepala dan leher
- Rambut : Kondisi rambut : bersih, rapi, halus, kriting
- Mata : Konjungtiva : merah muda, Sklera : tidak iktrus, Pupil : isokor ,
- Gigi dan mulut : Kondisi gigi dan mulut : mulut bersih, gigi belum lengkap,
Tumbuh gigi usia 6 bulan
- Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
2. Dada
Pernafasan:
- Frekwensi nafas : 24 x/menit
- Bunyi pernafasan : normal
Penggunaan otot Bantu nafas : tidak
- Batuk : tidak
Sirkulasi :
- Irama apical : normal
- Warna kulit : sawo matang
- Jelainan bunyi : tidak ada
- Jantung : normal
Abdomen :
- Inspeksi : bentuk perut simetris
- Palpasi : tympani, tidak ada masa
- Perkusi : tidak ada nyeri tekan
- Auskultasi : bising usus normal
Genitalia:
- Vulva: Warna : merah muda, Luka : tidak ada , Keluaran : bersih, Varises :
tidak ada , Oedem : tidak ada, Kebersihan : bersih
- Anus : Hemoroid : tidak ada, lecet / kemerahan : tidak
Ektremitas :
- Turgor kulit: normal
- Warna : sawo matang
- Varises : tidak ada
- Oedem : tidak ada
- Reflek lutut : baik
3. Tes tumbuh kembang berdasarkan DDST II umur 1 tahun 4 bulan
Perhitungan usia
2020 11 30
2019 07 30
01 04 0
Umur anak 1 tahu 4 bulan
- Hubungan sosial : sudah bisa bertepuk tangan, dada dengan tanagn, minum dengan
gelas
- Motorik halus : dapat mencorat-coret, memgang benda dengan jempol dan telunjuk,
mengambil manic-manik
- Bahasa : bisa ngoceh, hanya bisa menyebut 1 kata seperti “mama”/”papa” dan tik
bisa menyebutkan lebih dari 1 kata
- Motorik kasar : belum bisa jalan mundur,belum bisa jalan, bisa berdiri 2 detik,
berdiri sendiri
- Kesimpulan : Meragukan/Suspect

IV. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Gangguan neuromuskular Hambatan tumbuh
- Ibu pasien mengatakan kembang
Perkembangan anaknya
terhambat dari anak
seusianya
- Ibu pasien mengatakan
pasien masih jeri untuk
berjalan

DO :
Anak belum mampu
melaksanakan pencapaian
tugas pada perkembangan
personal sosial (membantu
dirumah), motorik halus,
(menyusun menara 4
kubus), bahasa (anak belum
mampu berbi cara),
motorik kasar (belum
mampu berjalan).
2 DS : Defek anatomis Hambatan komunikasi
Ibu pasien mengatakan verbal
bahwa anaknya mengalami
kesulitan dalam mengucap
lebih dari 1
kata/komunikasi

DO :
Pasien tampak mengalami
kesulitan dalam
komunikasi verbal, hasil
pemeriksaan DDST bagian
bahasa anak belum mampu
mengkombinasikan dua
kata. Hasilnya adalah
“suspect” .

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan tumbuh kembang berhubungan dengan gangguan neuromuskular
2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan defek anatomis

VI. RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN & KRITERIA


NO TGL DIAGNOSA KEP PERENCANAAN
HASIL
1 01-12-20 Hambatan tumbuh Setelah dilakukan a. Kaji tingkat tumbuh
kembang asuhan keperawatan kembang anak
berhubungan selama 2x24 jam, b. Ajarkan untuk intervensi
dengan gangguan diharapakan anak akan awal dengan terapi rekreasi
neuromuskular menunjukkan tingkat dan aktivitas sekolah
pertumbuhan dan c. Berikan aktivitas yang
perkembangan sesuai sesuai, menarik, dan dapat
dengan usia, dengan dilakukan oleh anak.
kriteria hasil : d. Rencanakan bersama anak
a. Melakukan aktivitas dan sasaran yang
ketrampilan sesuai memberikan kesempatan
dengan usia untuk keberhasilan
b. Mampu melakukan e. Berikan pendkes stimulasi
ADL secara tumbuh kembang anak pada
mandiri keluarga
b. Menunjukkan
peningkatan dalam
berespon
2 01-12-20 Hambatan Setelah dilakukan a. Anjurkan kunjungan
komunikasi verbal asuhan keperawatan keluarga secara teratur untuk
berhubungan selama 2x24 jam, memberi stimulasi pada
dengan defek diharapakan pasien komunikasi.
anatomis mampu menunjukkan b. Bicara perlahan, jelas dan
komunikasi, dengan tenang, menghadap kearah
kriteria hasil : pasien.
a. Anak mampu c. Gunakan kartu baca, bahasa
bertukar pesan tubuh, dan gambar untuk
secara akurat memfasilitasi
dengan orang lain komunikasidua arah yang
b. Menggunakan optimal.
bahasa tertulis, d. Bantu keluarga mendapatkan
berbicara, alat elektronik (microphone).
nonverbal e. Beritahu ahli terapi wicara
c. Menggunakan dengan lebih dini.
bahasa isyarat

VII. PELAKSANAAN
NO TGL DIAGNOSA KEP PELAKSANAAN TTD
1 01-12- Hambatan tumbuh a. Memantau tingkat tumbuh kembang anak
20 kembang b. Mengajarkan untuk intervensi awal dengan
berhubungan dengan melatih dengan penuh kesabaran. Masa
gangguan menatih (titah, bahasa jawa) merupakanmasa
neuromuskular yang membutuhkan tenaga dan kesabaran
ekstra. Karena tangan kita
harusmendampingi kemanapun si kecil
bergerak. Pada awalnya kita menggunakan
duatangan untuk menatih, namun dengan
bertahap kita lepas satu tangan,
hinggaakhirnya kita lepas dia berjalan tanpa
bantuan kita. 
c. Gunakan berbagai alat sebagai bantuan.
Kursi plastik yang kokoh, meja kecilyang
ringan, maupun galon air mineral yang tidak
terisi penuh bisa menjadi alatyang menarik
untuk didorong-dorong anak.
d. Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup
aman. Hal ini bertujuan untukmeminimalisir
terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan
benda-benda yangmudah diraih dan mudah
pecah.
e. Memberikan aktivitas yang sesuai, menarik,
dan dapat dilakukan oleh anak.
f. Merencanakan bersama anak dan keluarga
aktivitas dan sasaran yang memberikan
kesempatan untuk keberhasilan
g. Memberikan pendkes stimulasi tumbuh
kembang anak pada keluarga
2 01-12- Hambatan a. Melakukan kunjungan keluarga secara teratur
20 komunikasi verbal untuk memberi stimulasi pada komunikasi.
berhubungan dengan b. Bicara perlahan, jelas dan tenang,
defek anatomis menghadap kearah pasien.
c. Mengajarkan anak dengan kartu baca, bahasa
tubuh, dan gambar untuk memfasilitasi
komunikasidua arah yang optimal.
d. Membantu keluarga mendapatkan alat
elektronik (microphone).
e. Bacakan buku atau cerita bergambar
sehingga anak dapat menunjuk ataumemberi
nama benda-benda yang ia kenal. 
f. Gunakan bahasa yang sederhana ketika
berbicara pada anak.
g. Mengoreksi ucapan yang salah dari anak.
Misalnya ketika anak mengatakan “atit” saat
mengutarakan rasa sakit, orang tua segera
membenarkanya dengan mengucapkan “oh,
sakit ya”. Usahakan untuk selalu mengulang
kata-kata yangdiucapkan anak pada kita.

VIII. EVALUASI

NO TGL DIAGNOSA KEP EVALUASI TTD


1 02-12- Hambatan tumbuh S : ibu pasien mengatakan pasien mampu diajak
20 kembang berjalan 1-2 langkah dan bisa berdiri lebih dari 5
berhubungan dengan detik
gangguan O : pasien tampak tenang dan mengikuti
neuromuskular walaupun terkadang rewel
A : masalah gangguan tumbang teratasi sebagian
P:
- Memantau tingkat tumbuh kembang anak
- Merencanakan bersama anak dan keluarga
aktivitas dan sasaran yang memberikan
kesempatan untuk keberhasilan
- Memberikan pendkes stimulasi tumbuh
kembang anak pada keluarga
2 02-12- Hambatan S : ibu pasien mengatakan pasien mulai bisa
20 komunikasi verbal menyebut 2 kata, banyak ngoceh
berhubungan dengan O : pasien tampak tenang dan mengikuti
defek anatomis walaupun terkadang rewel
A : masalah komunikasi verbal teratasi sebagian
P:
- Mengajarkan anak dengan kartu baca,
bahasa tubuh, dan gambar untuk
memfasilitasi komunikasidua arah yang
optimal.
- Melakukan kunjungan keluarga secara
teratur untuk memberi stimulasi pada
komunikasi.
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Tumbuh-kembang Anak


Sub Pokok Bahasan : -
Sasaran : An. A (1 tahun 4 bulan) anak dari Ny. T
Waktu : 15 Menit (pukul 16.00 Wib)
Tanggal : 02-12-2020
Tempat : Rumah Tn. T DSN Randugembung

1. Tujuan Intruksional (TIU)


Setelah Pelaksanaan penyuluhan ibu memahami tentang:
a. tumbuh-kembang pada Balita
b. tahap perkembangan bagi balita
c. pertumbuhan ideal balita
2. Tujuan Intruksional (TIK)
Setelah pelaksana penyuluhan ibu dapat :
a. Menjelaskan tumbuh-kembang pada Balita
b. Menyebutkan tahap perkembangan bagi balita
c. Menyebutkan pertumbuhan ideal balita
3. Materi :
Tumbuh-kembang anak dan cara mengatasi keterlambatan berjalan dan berbicara (terlampir)
4. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan
No Langkah waktu
Penyuluh sasaran
1 pendahuluan Memberikan salam dan Menjawab salam 3 menit
memperkenalkan diri.

Menyampaikan tujuan Mendengarkan


penyuluhan.
2 Pelaksanaan Menyampaikan garis besar materi Mendengarkan 10 menit
tumbuh-kembang anak. Dan cara dan menyimak.
mengatasi keterlambatan berjalan
dan berbicara
Memberikan kesempatan kepada Menanyakan hal
peserta untuk bertanya yang belum jelas.

Menjawab pertanyaan peserta Mendengarkan


dan menyimak
3 Penutup Menyimpulkan Salam penutup Mendengarkan 2 menit
dan menjawab
salam

5. Metode
Ceramah, tanya jawab
6. Media
leaflet
7. Evaluasi :
Jelaskan mengenai tumbuh-kembang anak. Jelaskan tahap perkembangan anak. Jelaskan
pertumbuhan ideal anak. Jelaskan cara menangani keterlambatan berjalan dan berbicara pada
anak.
8. Referensi :
Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Kharisma
Putra Utama.
IDAI. 2002. Buku Ajar 1: Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Retnowulan, E., Ratriningsih D.,A. 1997. Mengatasi Sulit Makan Dengan Ramuan
Tradisional.Ungaran : Trubus Angriwidya.
Lampiran Materi Penyuluhan Tumbuh Kembang Anak

A. Pengertian tumbuh-kembang anak


Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi dam pertambahan ukuran sel berarti ada
pertambahan secara kuantatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi (IDAI, 2002).
Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
B. Tahap tumbuh-kembang anak
a. Dari Lahir sampai 3 Bulan
1) Belajar mengangkat kepala.
2) Belajar mengikuti objek dengan matanya.
3) Melihat ke muka orang dengan tersenyum.
4) Bereaksi terhadap suara/bunyi.
5) Melihat ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.
6) Menahan barang yang dipengannya.
b. Dari 3 sampai 6 Bulan
1) Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan tangan.
2) Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar
jangkauannya.
3) Menaruh benda-benda di mulut.
4) Berusaha memperluas lapangan pandangan.
5) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain.
6) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
c. Dari 6 sampai 9 Bulan
1) Dapat duduk tanpa dibantu.
2) Dapat tengkurep dan berbalik sendiri.
3) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain.
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
d. Dari 9 sampai 12 Bulan
1) Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
2) Dapat berjalan dengan dituntun.
3) Menirukan suara.
4) Mengulang bunyi yang didengarnya.
5) Belajar mengatakan satu atau dua kata.
6) Mengerti perintah sederhana larangan.
e. Dari 12 sampai 18 bulan
1) Berjalan dan mengeksplorasi rumah sekeliling rumah.
2) Menyusun 2 atau 3 kotak.
3) Dapat mengatakan 5-10 kata.
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
f. Dari 18 sampai 24 bulan
1) Naik turun tangga.
2) Menyusun 6 kotak.sss
3) Menunjuk mata dan hidungnya.
4) Menyusun dua kata.
5) Belajar makan sendiri.
6) Menggambar garis di kertas atau pasir.
g. Dari 2 sampai 3 Tahun
1) Belajar meloncat, memanjat, melompat, ddengan satu kaki.
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak.
3) Mampu menyusun kalimat.
4) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya.
h. Dari 3 sampai 4 Tahun
1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.
2) Berjalan pada jari kaki.
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.
4) Menggambar garis silang.
5) Menggambar orang hanya kepala dan badan.
6) Mengenal 2 atau 3 warna.
7) Bicara dengan baik.
8) Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya.
9) Banyak bertanya.
i. Dari 4 sampai 5 Tahun
1) Melompat dan menari.
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan.
3) Menggambar segi tiga dan segi empat.
4) Pandai bicara.
5) Dapat menghitung jari-jarinya.
6) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu.
7) Dapat mencuci tangan tanpa bantuan.
C. Pertumbuhan ideal anak

D. Gangguan Tumbuh Kembang Anak


Ada banyak sekali jenis gangguan tumbuh kembang pada anak, mulai dari yang palingringan
hingga yang sangat kompleks. Berikut ini akan dijelaskan beberapa gangguantumbuh
kembang pada anak beserta cara mengatasinya :
a. Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)
Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak, yang
diharapkan bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain, perkembangan anak (dalam hal
bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya.
Penyebab :
1. Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay seringkali juga mengalamimasalah
pendengaran. 
2. Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya tingkat
kematangan seperti kematangan organ-organ bicara.
3. Kurang stimulasi atau kurang terpapar dalam lingkungan sosial.
Cara Mengatasi :
1. Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk ataumemberi nama
benda-benda yang ia kenal. 
2. Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak.
3. Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan “Atit” saat
mengutarakan rasa sakit, orang tua segera membenarkanya denganmengucapkan “Oh,
sakit ya”. Usahakan untuk selalu mengulang kata-kata yangdiucapkan anak pada kita.
4. Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar.
5. Jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang dikatakan anak.
6. Jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya akan membuat anakmenjadi
semakin tertekan.
7. Berkonsultasi kepada tenaga ahli
b. Keterlambatan Kemampuan Berjalan
Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8 bulan
sampai dengan 18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa berjalan, baru
dikategorikan ‘delay’ atau terlambat, sehingga diperlukan intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan
yang belum bisa berjalan, dinyatakan “belum siap”, bukan dianggap terlambat, karena
rentang toleransinya cukup panjang. Namun jangan menganggap remeh dengan kondisi
tersebut. Lebih baik Anda melakukan deteksi awal mengenai “keterlambatan” tersebut
supaya bisa diantisipasi dan dicari jalan keluarnya.
Penyebab :
1. Kondisi kesehatan anak yang kurang mendukung. Keterlambatan anak mulai berjalan bisa
disebabkan oleh gangguan neurologis, gizi buruk, maupun penyakit seperti : riwayat
kekurangan oksigen saat lahir, penyakit-penyakit perinatal yang berat (sepsis,
kerinikterus, meningitis), bayi lahir dengan berat sangat rendah, bayi prematur, cerebal
palsy, pasca kejang lama, penyakit jantung bawaan, dan lain sebagainya.
2. Faktor keturunan. Beberapa kasus menunjukkan orangtua yang mempunyai riwayat
terlambat berjalan akan menurun kepada anaknya.
3. Bentuk dan berat badan anak. Anak dengan kaki yang pendek biasanya lebihcepat berjalan
daripada yang berkaki panjang. Semakin panjang kaki anak, biasanya jadi lebih sulit
menyeimbangkan badan.
4. Pengalaman buruk waktu belajar berjalan. Kecelakaan yang mungkin terjadi saat belajar
berjalan seperti tersandung hingga membentur meja bahkan berdarah, bisamengakibatkan
anak trauma dan malas berlatih lagi. Terlebih lagi jika ditambah dengan respon orangtua
yang terlalu mengkhawatirkannya.
5. Bayi yang tidak dikelilingi anak-anak lain. Hal ini biasanya mengakibatkan anak jadi lebih
lambat berjalan karena tidak ada yang memberinya contoh (meski tidakselalu).
6. Orangtua maupun lingkungan yang overprotective. Rasa sayang yang berlebihan dengan
melarang anak untuk melakukan kegiatan yang “menantang” karena khawatir jatuh atau
terpeleset, membuat anak kehilangan kepercayaan diri untukmulai berjalan. Kebiasaan
terlalu sering digendong dan pemakaian baby walkeryang berlebihan juga dapat membuat
anak malas belajar jalan.
Cara Mengatasi :
1. Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa) merupakan masa
yang membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Karena tangan kita harus mendampingi
kemanapun si kecil bergerak. Pada awalnya kita menggunakan dua tangan untuk menatih,
namun dengan bertahap kita lepas satu tangan, hingga akhirnya kita lepas dia berjalan
tanpa bantuan kita. 
2. Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh, meja kecil yang ringan,
maupun galon air mineral yang tidak terisi penuh bisa menjadi alatyang menarik untuk
didorong-dorong anak.
3. Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan benda-benda yang mudah diraih dan mudah
pecah.
4. Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan memegang mainan
atau benda yang menarik perhatiannya. Mintalah anak untukmengambilnya dan berikan
pelukan hangat saat dia berhasil menjangkaunya.Perlebar jarak untuk meningkatkan
kemampuannya.
5. Hindari baby walker. Faktor praktis dan bisa ditinggal mengerjakan hal lain seringkali
membuat orang tua berlebihan dalam memanfaatkan baby walker. Padahal, hal seperti itu
bisa menyebabkan anak jadi malas berjalan ketika dilepastanpa baby walker. Penggunaan
baby walker tetap harus dengan pengawasankarena terbukti pada beberapa kasus dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan seperti tergelincir di tangga, kamar mandi, maupun
kolam renang.
6. Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan kombinasi darilatihan
kemandirian, kepercayaan diri, pantang menyerah, dan kesabaran.
7. Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan kemajuandalam
kemampuan berjalan meskipun sudah dilakukan stimulasi yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai