Anda di halaman 1dari 17

Terapi Okupasi

dan Rehabilitasi
Anak Agung Sri Sanjiwani, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Outline
Pengertian Terapi Okupasi dan
Rehabilitasi
Fungsi dan Tujuan
Aspek-aspek penting dalam terapi
okupasi
Merancang Terapi Okupasi
Peran perawat dalam terapi okupasi
Contoh Kasus
Terapi Okupasi
AMERICAN OCCUPATIONAL THERAPY ASSOCIATION

“The therapeutic use of everyday life activities (occupations) with individuals or


groups for the purpose of enhancing or enabling participation in roles, habits,
and routines in home, school, workplace, community, and other settings.”
Terapi okupasi adalah terapi yang dilakukan untuk membantu pasien atau
seseorang yang mengalami atau memiliki risiko terhadap penyakit, gangguan,
keterbatasan dengan memberikan rangkaian aktivitas terencana untuk dapat
mengembalikan fungsi semaksimal mungkin. Area terapi mencakup kognitif,
motorik, sensori atau sosial.
Terapi Okupasi
Terapi okupasi berfokus pada pengenalan kemampuan yang masih ada
pada seseorang, Pemeliharaan dan peningkatan bertujuan untuk
membentuk seseorang agar lebih mandiri (Riyadi dan Purwanto, 2009)

Terapi okupasi juga melibatkan rehabilitasi (melatih kembali, tindakan


restorasi)

Seorang praktisi OT memfokuskan pada hasil dari terapi yaitu memungkinkan


keterlibatan individu melalui adaptasi dan modifikasi lingkungan atau objek dalam
lingkungan ketika dibutuhkan.
Fungsi dan Tujuan
1. Mengembalikan fungsi mental (memfasilitasi penyaluran emosi secara
wajar, membantu menemukan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan
kondisi)
2. Mengembalikan fungsi fisik (meningkatkan gerak sendiri, otot)
3. Mengajarkan ADL (makan, BAK, BAB)
4. Membantu menyesuaikan tugas rutin di rumah
5. Mengarahkan minat dan hobi untuk dapat digunakan setelah pasien
kembali di lingkungan masyarakat
Aktivitas yang digunakan dalam terapi okupasi sangat
dipengaruhi oleh konteks terapi secara keseluruhan,
lingkungan sumber yang tersedia, dan juga oleh kemampuan
praktisi OT.

ASPEK PENTING
1. OCCUPATION
DALAM TERAPI
OKUPASI 4. PERFORMANCE
2. CLIENT FACTORS
PATTERNS

3. PERFORMANCE 5. CONTEXT AND


SKILLS ENVIRONMENT
Segala macam aktivitas yang dilakukan baik individu maupun
kelompok meliputi aktivitas sehari-hari (ADL), untuk mengisi
waktu, memastikan keberlangsungan hidup, menjaga
kesejahteraan diri, memberikan kontribusi terhadap
Occupation masyarakat serta mengembangkan keterampilan,
pengetahuan dan potensi diri.
Will Sparkman: aktivitas ini harus memiliki 3 sifat yaitu adanya
keterlibatan aktif, makna bagi orang yang melakukan dan
proses yang menghasilkan

Kapasitas, karakteristik atau keyakinan yang dapat


Client mempengaruhi performa pasien dalam bekerja atau
melakukan aktivitas: Nilai-nilai, keyakinan, spiritualitas, fungsi
Factors tubuh dan struktur tubuh
Performance Performa klien saat melakukan aktivitas, meliputi
Skill keterampilan dan kemampuan yang dapat diamati

Performance Kebiasaan, rutinitas yang dapat mempengaruhi


Pattern performa klien dalam melakukan aktivitas. Bisa jadi
mendukung atau menghambat
Context and Kondisi-kondisi lain di lingkungan klien. misalnya
Environment kondisi rumah, teman-teman
Merancang Terapi Okupasi
Merencanakan
Asesmen Menetapkan tujuan
tindakan

Asesmen awal: data pasien, -Mengembangkan keterampilan -Aktivitas yang akan diberikan
gejala, diagnosis, pola -Mengerjakan suatu tugas -Bagaimana kegiatan akan
kepribadian secara umum. -Terhubung dalam suatu aktivitas diberikan
Screening melihat tepat atau -Menyesuaikan dengan tujuan
tidak untuk diberikan OT; kenapa yang ingin dicapai
pasien butuh OT
Menggali juga apa yang
dibutuhkan klien, kekuatannya
apa, minat, tujuan.
Termasuk identifikasi masalah ,
sehingga dapat menentukan area
mana sebagai prioritas
Merancang Terapi Okupasi
Action Evaluasi

-Perubahan dilihat dari perubahan


-Pelaksanaan terapi saat asesmen awal (baseline)
-Biasanya melibatkan kerjasama dengan setelah pemberian
dari terapis -Evaluasi bisa dilakukan secara
-Mengawasi, memandu periodik (misal setiap selesai
sesi)
-Terapis bisa set new goal ketika
dirasa tujuan sebelumnya sudah
tercapai dengan baik

-Evaluasi juga
mencakup self-appraisal,
feedback dari klien atau supervisi
dari atasan
Peran Perawat dalam Terapi
Okupasi

1. Membantu pasien untuk dapat berfungsi kembali secara optimal


2. Memotivasi dan menguatkan pasien, terkait kondisi yang dialami
3. Sebagai guru yang mampu mengajarkan dan membimbing aktivitas yang
direncakan kepada pasien (memiliki keterampilan yang dibutuhkan)
4. Sebagai role model: menampilkan perilaku yang dapat dicontoh oleh pasien
5. Perawat mampu merencanakan program yang terbaik untuk pasien dan dapat
juga melibatkan kerjasama keluarga untuk efektivitas program yang diberikan
Contoh

Terapi Okupasi pada Pasien Skizofrenia dengan Halusinasi;


Auditori

1. Kenapa butuh OT?


2. Jenis aktivitas yang dipilih?
Contoh

Blindcase
Erol 35 tahun, diagnosa depresi
Riwayat: pengalaman kehilangan: teman bunuh diri
Tidak ada keluarga,
Kemunculan rasa gagal, bersalah, merasa sendiri dan tidak ada harapan untuk
masa depan

Fokus area: pasien merasa tidak berarti dan berharga


Tujuan terapi memberikan aktivitas yang membuat pasien merasa berarti dan
berharga atas dirinya sendiri
Contoh pemilihan aktivitas?
Referensi/Bahan bacaan

Bryant, Fieldhouse, Bannigan (2014) Creek's Occupational Therapy


and Mental Health

American Occupational Therapy Association (2014) Occupational


Therapy Practice Framework:Domain & Process, 3rd Edition

Prabowo (2017) Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa


Riyadi & Purwanto (2009) Asuhan Keperawatan Jiwa
Evaluasi

https://forms.gle/Seb1A9c3jHWR4BZE7
Thank You

Anda mungkin juga menyukai