Anda di halaman 1dari 10

ASKEP AMENORHOE

Diposting oleh Udayati MD

A.    Konsep Dasar Penyakit


1.      Definisi / Pengertian
Amennorhea adalah tidak ada atau terhentinya haid
secara abnormal. Dalam kamus istilah kedokteran, Amenorea
adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang
wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum
pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi
antara komplek hipotalamus – hipofisis – aksis indung telur
serta organ reproduksi yang sehat.
Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi :
a.       Amenorrhea fisiologik : Terjadi pada masa sebelum
pubertas, kehamilan, laktasi dan sesudah menopause.
b.      Amenorrhea Patologik
  Amenorrhea Primer : Wanita umur 18 tahun keatas tidak
pernah haid.
Penyebab : kelainan congenital dan kelainan genetik.
  Amenorrhea Sekunder : Penderita pernah mendapat haid,
tetapi kemudian tidak dapat lagi.
Penyebab : hipotensi, anemia, gangguan gizi, gangguan
metabolisme, tumor, penyakit infeksi, kelemahan kondisi
tubuh secara umum dan stress psikologis.

2.      Epidemiologi / Insiden Kasus


Sekitar 3-4% dari populasi dengan usia reproduktif dapat
ditemukan adanya amenore yang bersifat
patologik. Amenore didiagnosa pada perempuan yang tidak
menstruasi :
a.       sampai usia 13 tahun dan belum menunjukkan tanda –
tanda pubertas
b.      sampai usia 15 tahun walaupun sudah menunjukkan
tanda pubertas lain
c.       sudah menstruasi, tetapi tidak menstruasi lagi selama
interval 3 siklus atau lebih atau selama 6 bulan

3.      Etiologi / Penyebab
Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:
a.       Hymen Imperforata : Selaput dara tidak berlubang sehingga
darah menstruasi terhambat untuk keluar.
b.      Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone-hormone
yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding
rahim sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit.
c.       Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis,
penambahan berat badan
d.      Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
e.       Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
f.       Endometrium tidak bereaksi
g.      Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan
gizi, kelainan hepar dan ginjal.

4.      Patofisiologi
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise
anterior gangguan dapat berupa tumor yang bersifat
mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat
menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan)
gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental
yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya
pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat
menghambat pelepasan gonadrotropin. Kelainan ovarium
dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder.
Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan
ovarium (disgenesis gonad). Kegagalan ovarium premature
dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan
kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang
berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan
kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh
habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid
seksual (estrogen dan progesterone) tidak tercukupi. Pada
keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih
untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah
defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu
terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih
banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.
Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen
dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih
cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada
peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan
pembentukan GnRH.

5.      Pathway
Terlampir

6.      Gejala Klinis
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
 Tidak terjadi haid
 Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
 Nyeri kepala
 Badan lemah

7.      Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas.
Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita
sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan terjadinya
amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain
akibat hormone seperti osteoporosis.

8.      Pemeriksaan Diagnostik / penunjang


Pada amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya
perkembangan seksual sekunder maka diperlukan
pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim,
perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG,
Histerosal Pingografi, histeroskopi dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan tanda-tanda
perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan
pemeriksaan kadar hormone FSH dan LH setelah
kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea
sekunder maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid
Stimulating Hormon (TSH) karena kadar hormone thyroid
dapat mempengaruhi kadar hormone prolaktin dalam tubuh.

9.      Penatalaksanaan
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab.
Bila penyebab adalah kemungkinan genetic, prognosa
kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian dapat
dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu
dapat dipertahankan.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab
dari amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah
obesitas maka diit dan olahraga adalah terapinya, belajar
untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang
berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi
dilakukan pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer
B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan sejak kanak-kanak,
termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali mengalami
pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut kemaluan.
Dapatkan pula informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan
saudara wanita) mengenai usia mereka pada saat
menstruasi pertama, informasi tentang banyaknya
perdarahan, lama menstruasi dan periode menstruasi
terakhir, juga perlu untuk ditanyakan. Riwayat penyakit
kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan
pengobatan juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-
kebiasaan dalam kehidupan seksual, penggunaan narkoba,
olahraga, diit, situasi dirumah & sekolah dan kelainan
psikisnya juga penting untuk dianyakan.

b.      Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa
adalah tanda-tanda vital dan juga termasuk tinggi badan,
berat badan dan perkembangan seksual. Pemeriksaan yang
lain adalah :
•      Keadaan umum :
  Anoreksia-cacheksia, bradikardi, hipotensi, dan hipotermi.
  Tumor hipofise-perubahan pada funduskopi, gangguan
lapang pandang, dan tanda-tanda saraf kranial.
  Sindroma polikistik ovarium-jerawat, akantosis, dan obesitas.
  Inflammatory bowel disease-Fisura, skin tags, adanya darah
pada pemeriksaan rektal.
  Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- webbed neck,
lambatnya perkembangan payudara.
•      Keadaan payudara
  Galactorrhea - palpasi payudara.
  Terlambatnya pubertas- diikuti oleh rambut kemaluan yang
jarang.
  Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- tidak
berkembangnya payudara dengan normalnya pertumbuhan
rambut kemaluan.
•      Keadaan rambut kemaluan dan genitalia eksternal
  Hiperandrogenisme- distribusi rambut kemaluan dan adanya
rambut di wajah.
  Sindroma insensitifitas androgen- Tidak ada atau jarangnya
rambut ketiak dan kemaluan dengan perkembangan
payudara.
  Terlambatnya pubertas- tidak disertai dengan perkembangan
payudara.
  Tumor adrenal atau ovarium- clitoromegali, virilisasi.
  Massa pelvis- kehamilan, massa ovarium, dan genital
anomali.
•      Keadaan vagina
  Imperforasi himen- menggembung atau edema pada vagina
eksternal.
  Agenesis (Sindroma Rokitansky-Hauser)- menyempitnya
vagina tanpa uterus dan rambut kemaluan normal.
  Sindroma insensitifitas androgen- menyempitnya vagina
tanpa uterus dan tidak adanya rambut kemaluan.
•      Uterus : Bila uterus membesar, kehamilan bisa
diperhitungkan.
•      Cervix : Periksa lubang vagina, estrogen bereaksi dengan
mukosa vagina dan sekresi mukus. Adanya mukus adalah
tanda bahwa estradiol sedang diproduksi oleh ovarium.
Kekurangan mukus dan keringnya vagina adalah tanda
bahwa tidak adanya estradiol yang sedang diproduksi.

2.      Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


a.       Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status
kesehatan
b.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap
perkembangan, perseptual, dan penyakit
c.       Harga diri rendah situasional berhubungkan dengan
gangguan fungsional (amenorrhea primer)
d.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
yang didapat tentang penyakitnya (amenorrhea)

3.      Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan  Kaji tingkat kecemasan : ringan,
dengan status keperawatan selama .. x 24 sedang, berat, panic
kesehatan jam cemas pasien dapat  Berikan kenyamanan dan ketentraman
teratasi dengan kriteria hasil : hati
  Cemas berkurang  Beri dorongan pada pasien untuk
  Tidak menunjukan perilaku mengungkapkan pikiran dan perasaan
agresif untuk mengeksternalisasikan
kecemasan
 Anjurkan distraksi seperti nonton tv,
dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
 Singkirkan stimulasi yang berlebihan

Gangguan citra tubuh


Setelah diberikan asuhan  Gunakan pendekatan yang
keperawatan selama .. x 24 menenangkan
berhubungan dengan jam pasien diharapkan tidak  Berikan informasi factual mengenai
biofisik, tahap mengalami gangguan citra diagnosis, tindakan prognosis
tubuh dengan kriteria hasil :  Dengarkan dengan penuh perhatin
perkembangan,  Mengidentifikasi dan  Identifikasi tingkat kecemasan
perseptual, dan mengungkapkan gejala
cemas
penyakit
 Mengungkapkan
tehnik mengontrol cemas

Harga diri rendah


Setelah diberikan asuhan  Tetapkan hubungan saling percaya
keperawatan selama .. x 24 perawat dan pasien
situasional jam pasien diharapkan tidak  Cipakan batasan terhadap
berhubungkan dengan mengalami harga diri rendah pengungkapan negative
dengan kriteria hasil :  Bantu untuk mengidentifikasi respon
gangguan fungsional  Mengungkapkan penerimaan positif terhadap orang lain
(amenorrhea primer) diri secara verbal  Bantu penyusunan tujuan yang realitas
untuk mencapai harga diri rendah yang
tinggi
 Berikan penghargaan dan pujian
terhadap pengembangan pasien dalam
pencapaian tujuan

Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan  Mengkaji tingkat pengetahuan pasien


berhubungan dengan keperawatan selama .. x 24 tentang penyakit yang dideritanya
kurang informasi jam pasien mampu  Memberikan pengajaran sesuai dengan
yang didapat tentang menjelaskan penyakit dan tingkat pemahaman pasien
penyakitnya mampu mengenal Memberikan informasi dari sumber-
(amenorrhea) penyakitnya dengan kriteria sumber yang akurat dan dapat
hasil : dipertanggungjawabkan
  pasien mengetahui tentang
penyakitnya

4.      Implementasi
Implementasi sesuai dengan rencana tindakan keperawatan

5.      Evaluasi
a.       Ansietas teratasi
b.      Gangguan Citra tubuh teratasi
c.       Tidak mengalami HDR
d.      Pengetahuan tentang penyakit bertambah

DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar.

Bandung

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa

Keperawatan. Jakarta : EGC

Difa Danis. Kamus Kedokteran. Gitamedia Press.

Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan

Onkologi. Jakarta : EGC

Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai