Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nuraini

Nim : 2203111040

Program Studi : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Kelas : Reguler B Stambuk 2020

Mata Kuliah : Kepemimpinan

Dosen Pengampu : Drs. Azhar Umar, M.Pd

JAWABAN HASIL TUGAS DARI MATERI KONSEP KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

1. "Alon-alon Asal Kelakon" yaitu contoh kearifan lokal dalam bahasa Jawa jang memiliki makna
mendalam yaitu dalam melakukan segala hal kita sebagai manusia janganla terlalu terburu-buru,
kerjakan secara santai dan perlahan yang penting utamakan keselamatan saat melakukan
sesuatu.
2. "Mangan Ora Mangan Seng Penting Kumpol" kata-kita ini sering sekali digunakan orang jawa
dalam hal mengundang sanak saudara yang memiliki arti makan tidak makan yang penting kita
bersama atau bersatu. Kata-kata tersebut menggambarkan rasa kekeluargaan yang tinggi serta
rasa kesetiaan dalam bersosialisasi.
3. Cingcowon banyak digunakan orang jawa sebagai ungkapan rasa kehormatan kepada Yang
Maha Kuasa yang memiliki arti permohonan. Kata cingcowong sekarang jarang sekali digunakan
padahal cingcowong merupakan adat yang harus diturunkan secara turun temurun guna untuk
melestarikan budaya serta menunjukkan bagaimana suatu permintaab kepada yang Maha Kuasa
apabila tanpa adanya patuh terhadap perintah-Nya.
4. "Puteh-puteh Abang-abang" yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti putih-putih merah-
merah yang memiliki makna bahwa masyarakat Jawa harus mwnjujung tunggi kejujuran. Semua
hal harus dinyatakan apa adanya, tidak perlu ada yang ditutup-tutupi. Kalau memang putih
katakanlah putih, kalau memang merah katakanlah merah. Kalau memang baik katakanlah baik,
kalau salah katakanlah salah.
5. "Wong urip ikui intine siji ae mengumbar nafsu koyo wong nulis tanpa mangsi, wong maca tanpa
papan". Dalam bahasa jawa arti daei kalimat tersebut adalah orang hidup itu intinya hanya satu,
jangan mengumbar hawa nafsu, jangan seperti orang menukis tanpa cinta dan orang membaca
tanpa papan. Artinya kita sebagai manusia jangan hanya mementingkan hawa nafsu dan
keinginan saja tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan, harus melakukan sesuatu untuk
tujuan. Jangan melakukan segala hal tanpa tujuan yang pasti karena semua akan sia-sia.
6. "Ojo dengki srei, tukar padu, dahpen kemaren. Ojo kutil susul, berdhag nyalang" yang artinya
adalah jangan iri dengki, jangan suka mengambil milik orang lain. Kata-kata ini sering digunakan
orang tua dalam menasehati anaknya. Kearifan bahasa lokal tersebut memanglah singkat tetapi
artinya sungguh kuat dan dapat memotivasi banyak orang unruk tidak iri kepada orang lain,
tidak dengki terhadap orang lain, serta jangan menghalalkan cara untuk merebut hak orang lain
untuk kepentingan diri sendiri.
7. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe" dalam bahasa jawa kata tersebut memiliki arti jangan
melakukan pekerjaan tanpa pamrih. Hal ini tentu menjadi patokan masyarakat jawa untuk
menjunjung nilai ketulusan serta rasa tanggung jawab untuk saling membantu orang lain yang
membutuhkan bantuan.

Anda mungkin juga menyukai