Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Menurut (potter & perry, 2005) pengkajian keperawatan adalah
proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data
tentang klien yang mencakup pengumpulan data dari sumber primer
(klien) dan sumber sekunder (keluarga atau orang terdekat).
Tanda dan gejala dari diabetes melitus ialah tinggi gula darah
dalam tubuh, sering haus, sering lapar, dan mudah lelah. Hal itu juga
yang dirasakan oleh Ny.N.
Pengkajian dalam kasus ini dilakukan pada hari Kamis 22 Agustus
2019. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. A
dan Ny. N khususnya Ny. N tanda dan gejala dalam teori yang muncul
pada kasus nyata adalah Ny. N mengatakan sering haus, sering lapar,
mudah lelah, dan terakhir gula darah di periksa 193 mg/dl. TTV: TD:
140/80 mmHg N: 88 kali/menit S: 36ºc RR: 23 kali/menit BB: 56 kg TB:
155 cm.

B. Diagnosa keperawatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk
mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan. Melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat (Setiawati,
2008).
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 22 Agusutus
2019 ditemukan beberapa data yang digunakan untuk menegakkan
diagnosa keperawatan kemudian dianalisa dan diskoring (skoring
terlampir) dan didapatkan prioritas masalah utama.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan adalah sebagai berikut:

53
1. Ketidakefektifan managemen kesehatan keluarga
Diagnosa keperawatan ini muncul kerena adanya data-data yang
mendukung, yaitu Ny. N mengatakan sering haus, sering lapar,
mudah lelah, dan terakhir gula darah di periksa 193 mg/dl, Ny N juga
mengatakan malas untuk meminum obat anti diabetes. Ny. N juga
mengatakan kurang tahu tentang pencegahan dan cara penanganan
yang tepat mengenai diabetes melitus.
Dari data obyektif didapatkan TTV: TD: 140/80 mmHg N: 88 kali/menit
S: 36ºc RR: 23 kali/menit BB: 56 kg TB: 155 cm. Diagnosa ini menjadi
prioritas utama dengan hasil skoring , ini lebih tinggi dibandingkan
masalah kesehatan yang lain.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Diagnosa keperawatan ini muncul karena adanya data-data yang
mendukung, yaitu Ny. N mengatakan tidak rutin meminum obat anti
diabetes, ketika muda Ny. N sering mengkonsumsi makanan yang
manis, sering minum yang bergula-gula, dan Ny. N juga mengatakan
jarang berobat kepuskesmas.
Dari data obyektif didapatkan TTV: TD: 140/80 mmHg N: 88 kali/menit
S: 36ºc RR: 23 kali/menit BB: 55 kg TB: 155 cm. diagnosa ini menjadi
berisiko dengan nilai scoring 2,9
3. Ketidakefektifan kesehatan keluarga
Diagnosa keperawatan ini muncul karena adanya data – data yang
mendukung, yaitu Ny. N mengatakan jarang berolahraga, Ny. N
mengatakan cemas tentang penyakitnya, Ny. K jarang memeriksakan
penyakitnya ke fasilitas pelayanan kesehetan karena jauh dari
rumahnya dan tidak ada yang mengantar, Ny. N mengatakan pernah
mengkonsumsi obat trdisional daun dadangkak tetapi sekarang sulit
untuk ditemukan, Ny, N mengatakan saat malam hari sulit tidur
karena sering kencing dan merasa kaki kesemutan.
Dari data objektif yang didapatkanKeluarga Tn. A tampak cemas akan
keadaan Ny. N tetapi jarang memeriksakan penyakit Ny. N kefasilitas
kesehatan, Keluarga Tn. A mengkonsumsi terapi herbal tetapi tidak
mengetahui berapa dosis yang tepat dan Ny. N sering mengeluh
kesemutan pada kaki dan lututnya. Diagnosa ini menjadi potensial
dengan nilai skoring 2,4.

54
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan merupakan suatu petunjuk atau bukti tertulis yang
menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
diagnosa keperawatan (Asmadi, 2008).
Intervensi atau perencanaan yang dilakukan pada keluarga Ny. N
dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan
yang pertama adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang
diabetes melitus mengajarkan proses penyakit yang dialami, mengajarkan
diet yang tepat untuk Ny. N, dukungan memberi perawatan terhadap Ny.
N, dukungan keluarga serta mengunjungi fasilitas kesehatan.
Intervensi atau perencanaan yang dilakukan pada keluarga Ny. N
dengan diagnosa keperawatan perilaku kesehatan cenderung beresiko
adalah mengunjungi fasilitas kesehatan, pengajaran terhadapa individu,
pengajaran proses penyakit, dukungan keluarga, terapi nutrisi, monitor
nutrisi dan mengajarkan terapi komplementer sari pati bengkuang untuk
menurunkan kadar gula darah.
Intervensi atau perencanaan yang dilakukan pada keluarga Ny. N
dengan diagnosa ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga
adalah berpartisipasi dalam memutuskan perawatan kesehatan,
mengetahui sumber – sumber kesehatan, dan keyakinan keluarga dalam
meningkatkan atau memperbaiki derajat kesehatan.

D. Implimentasi Keperawatan
Menurut Muhlisin (2012) Implementasi keperawatan merupakan
tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan
perencanaan yang mengacu pada diagnosa yang telah ditegakkan.
Penulis melakukan implementasi keperawatan pada tanggal 22 Agustus
2019. Dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny.N
penulis tidak melakukan implementasi selama 24 jam, setiap kali
kunjungan dilakukan selama 30 menit dan dilakukan sebanyak 4 kali
kunjungan. penulis melakukan implementai untuk mengatasi diagnosa
pertama. Implementasi yang dilakukan adalah memberikan pendidikan
kesehatan tentang penyakit diabetes melitus yang tujuannya untuk
mengatasi ketidakefektifan manajemen kesehatan. Materi yang diberikan

55
meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi, pencegahan,
faktor resiko, dan makanan yang harus diperhatikan bagi penderita
diabetes melitus. Dalam memberikan pendidikan kesehatan, penulis
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan lembar balik.
Metode ceramah dan tanya jawab merupakan metode yang efisien untuk
dilaksanakan, mudah mempersiapkannya dan dapat diterima dengan
mudah oleh audien, termasuk audien yang tidak bisa membaca. Penulis
dalam melakukan implementasi keperawatan mengalami kesulitan saat
memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes karena
semua anggota keluarga tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan
kesehatan disebabkan adanya kesibukan dari masing-masing anggota
keluarga. Cara penulis dalam mengatasi kesulitan ini dengan cara
memberikan leaflet yang berguna sebagai pedoman oleh semua anggota
keluarga.
Pada tanggal sabtu 30 Agustus 2019, penulis memberikan
pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan bengkuang untuk obat anti
diabetes dengan membuat sari pati bengkuang. Tujuan dari pendidikan
kesehatan ini untuk mengatasi masalah tahap merawat jika ada anggota
keluarga yang mengalami diabetes melitus. Materi yang disampaikan
meliputi pengenalan daun bengkuang (Pachyrhizus Erosus),
kandungannya, dan cara pembuatan sari pati bengkuang. Tujuan dari
pendidikan kesehatan ini untuk mengatasi masalah tahap merawat jika
ada anggota keluarga yang mengalami diabetes melitus. Penulis
menggunakan media lembar balik untuk menyampaikan isi dari
pendidikan kesehatan, alasan penulis menggunakan media lembar balik
karena singkat dan mudah dipahami oleh audien. Selanjutnya yang
dilakukan penulis adalah mengajarkan cara membuat sari pati
bengkuang. Penulis juga sedikit memberikan pengertian tentang
pentingnya menjaga pola makan untuk keluarga yang mengalami
diabetes melitus. Tujuan dari pemberian informasi ini adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan pada klien dengan diabetes melitus,
yang terakhir penulis menyarankan pentingnya pemantauan gula darah
secara rutin di Puskesmas setiap bulannya. Tujuan dari saran tersebut
untuk mengatasi masalah pada tahap pemanfaatan fasilitas kesehatan
yang tersedia seperti Puskesmas.

56
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah dari proses
keperawatan dengan cara mengukur respons klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Evaluasi
keperawatan didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh keluarga, perawat atau yang lainnya.
Evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 27 Desember 2018 dengan
menggunakan evaluasi SOAP (subyektif, obyektif, analisa, planning).
Evaluasi pada diagnosa yang pertama yaitu Ketidakefektifan
manajemen kesehatan berhubungan dengan pendidikan rendah dan
kurangnya paparan informasi kesehatan mengenal masalah diabetes
melitus. Data subyektifnya adalah keluarga Ny. N belum mengetahui
tentang penyakit diabetes melitus yang meliputi pengertian, penyebab,
tanda gejala, komplikasi, dan cara menanganinya serta keluarga
mengatakan senang ketika diberikan pendidikan kesehatan tentang
diabetes melitus. Data obyektifnya adalah keluarga Ny.N antusias
mendengarkan dan memperhatikan ketika diberikan pendidikan
kesehatan tentang penyakit sari pati bengkuang dan bersedia
mempraktikan cara pembuatan sari pati bengkuang untuk obat herbal anti
diabetes dalam mengatur kadar gula darah. Analisa dari hasil evaluasi
adalah keluarga Ny.N khususnya Ny.N mengetahui dampak apabila tidak
diobati dan ditangani. Untuk planning yang perlu ditambahkan adalah
menyarankan keluarga Ny.N untuk mengunjungi Puskesmas secara rutin
terutama jika muncul tanda dan gejala penyakitnya kambuh, dan
menganjurkan Ny.N rutin meminum ramuan tradisional untuk mengontrol
gula darah.

57

Anda mungkin juga menyukai