Anda di halaman 1dari 23

MINECLETUR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Di Susun Oleh :

1. Ninik Lestari. (18012333)

2. Novi Kurniasari. (18012334)

3. Nur Afni Alawiyah. (18012335)

4. Nur Rohmah. (18012336)

5. Nurlaksmi. (18012337)

6. Hesti Feronika. (18012339)

7. Ria Fitri Rohmah. (18012340)

8. Rina Kurniawati. (18012341)

9. Sarafiah. (18012342)

10. Selly Renata Putri. (18012343)

D III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI

TA 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas hidayah dan taufik-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat, dan keluarga beliau.
Makalah ini merupakan hasil diskusi mengenai “Konsep asuhan keperawatn
keluarga” pada mata kuliah ‘Blok Keperawatan Keluarga’. Kami menggunakan bahasa yang
sederhana yang memudahkan kita untuk memahaminya. Makalah ini juga berguna untuk
menambah dan memperluas wawasan, serta menunjang pemahaman dan melatih keterampilan
mahasiswa.
Terima kasih kami haturkan pada semua pihak yang telah memberikan konstribusi
dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan. Karena itu, penyusun memohon kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah selalu melimpahkan petunjuk dan bimbingan-Nya
kepada kita semua.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengkajian Keluarga 6
B. Analisa Data 16
C. Diagnosis Keperawatan Keluarga 17
D. Skoring 20
30

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 32
B. Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Saat ini keluarga sudah menjadi hal yang fenomenal dalam kehidupan seseorang.

Menurut Mubarak (2011), suatu kumpulan beberapa individu baik dua atau lebih yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup

dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain serta masing-masing berperan

dalam menciptakan dan mempertahankan suatu kehidupan disebut keluarga.

Selain itu, keluarga juga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab keluarga

sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan

bermasyarakat [ CITATION Mub11 \l 1033 ]. Keluarga bisa sebagai kelompok yang dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan

dalam kelompoknya sendiri. Oleh sebab itu, ketika keluarga menghadapi masalah

tersebut adalah indivdu yang berperan penting dalam keluarga disamping dengan bantuan

dari individu lain yang memiliki profesi dalam berperan mengatasi masalah contohnya

keperawatan dalam keluarga.

Dengan demikian peran perawat keluarga juga memiliki peran yang lebih luas

dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga

memandang klien secara komprehensif. Perawat keluarga juga memiliki peran untuk

memandirikan keluarga dan merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu

menjalakan fungsi dan tugas kesehatan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengkajian keluarga secara umum!

2. Jelaskan analisa data keluarga berdasarkan skenario!


3. Jelaskan diagnosis keluarga yang ditemukan pada skenario!

4. Jelaskan bagaimana penilaian scoring keluarga berdasarkan pengkajian dan analisa

data keluarga!

C. Tujuan

1. Mengetahui pengkajian keluarga secara umum.

2. Menjelaskan analisa data keluarga berdasarkan skenario.

3. Menjelaskan diagnosis keluarga yang ditemukan pada skenario.

4. Menjelaskan penilaian scoring keluarga berdasarkan pengkajian dan analisa data

keluarga.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus


terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan
mengkaji status keluarga adalah.

1. Struktur dan karakteristik keluarga;


2. Sosial, ekonomi dan budaya ;
3. Faktor lingkungan;
4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga;
5. Psikososial keluarga.

Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.

1. Data umum
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau inisial, jenis
kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi
dari masing-masing anggota keluarga dan genogram (genogram keluarga dalam tiga
generasi).
b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku bangsa keluarga
tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan.
1) Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga.
2) Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah lingkungan yang
secara etnik bersifat homogen).
3) Kegiatan-kegiatan social bidaya, rekreasi dan pendidikan. Apakah kegiatan-
kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya keluarga.
4) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional ataupun modern.
5) Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah).
6) Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah keluarga
mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan
tradisional, atau mempunyai kepercayaan tradisional dalam bidang kesehatan.
d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
memengaruhi kesehatan seperti:
1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan beragamanya;
2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau organisasi
keagamaan;
3) Agama yang dianut oleh keluarga;
4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.
e) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan, baik dari kepala keluarga maupu anggota keluarga lainnya. Selain itu,
status ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan
oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga seperti:
1) Jumlah pendapatan per bulan;
2) Sumber-sumber pendapatan per bulan;
3) Jumlah pengeluaran per bulan;
4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga;
5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi,
selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau senggang keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap kehidupan
keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahapan
perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan
keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagimana tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi:
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota, dan sumber
pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian dan keluarga yang
hilang.
d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan
keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang
tua.
3. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak atau
lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah untuk tempat
tinggal.
2) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior. Interior rumah
meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur); penggunaan-
penggunaan kamar tersebut; dan bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana
kondisi dan kecukupan perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah,
susunan, dan kondisi bangunan tempat tinggal. Termasuk perasaan-perasaan
subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya. Apakah keluarga menganggap
rumahnya memadai bagi mereka.
3) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasilitas
pengaman bahaya kebakaran.
4) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk.
5) Kamar tidur, bagimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai bagi anggota
keluarga dengan pertimbangan usia mereka, hubungan dan kebutuhan-kebutuhan
khusus mereka lainnya.
6) Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga kecil
(khususnya di dalam), dan masalah-masalah sanitasi yang disebabkan binatang-
binatang peliharaan lainnya seperti ayam, kambing, kerbau dan hewan
peliharaan lainnya.
7) Pengaturan privasi. Bagimana dengan perasaan keluarga terhadap pengaturan
privasi rumah mereka memadai atau tidak. Termasuk bahaya-bahaya terhadap
keamanan rumah atau lingkungan.
8) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka.
b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
1) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa.
2) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan industri kecil,
agraris).
3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, dalam perbaikan atau
lainnya).
4) Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara penanganan sampah
dan lainnya.
5) Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah (kebisingan, polusi air dan
udara).
6) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut.
7) Kelas social dan karakteristik etnik penghuni.
8) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam lingkungan dan
komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan keadaan gawat darurat,
kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
9) Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah mudah diakses
dan bagimana kondisinya.
10) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut.
11) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, pasar, wartel dan lainnya.
12) Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut dapat di akses
(jarak, kecocokan, jam pemberangkatan dan lainnya) untuk keluarga/komunitas.
13) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah ada masalah n
yang serius seperti tidak aman dan ancaman serius.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal di daerah ini,
atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada.
e) Sistem pendukung keluarga meliputi:
1) Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis;
2) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun swasta /LSM;
3) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga.
4. Struktur Keluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk pesan yang
disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak, pesan
emosional (positif atau negatif), frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung.
Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga untuk didiskusikan.
b) Sturktur kekuatan keluarga
1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan dalam
penggunaan keuangan, pengambil keputusan dalam pekerjaan atau tempat
tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.
2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat
keputusan.
c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga, baik secara
formal maupun informal.
1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga (gambarkan
bagaimana setiap keluarga melakukan peran masing-masing) dan apakah ada
konflik peran dalam keluarga.
2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa yang memainkan
peran tersebut, berapa kali dan bagaimana peran tersebut dilaksanakan secara
konsisten.
3) Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam menjalankan peran di
keluarga, apakah status social memengaruhi pembagian peran keluarga, apakah
budaya masyarakat, bagaimana agama memengaruhi pembagian peran keluarga,
apakah peran yang dijalankan sesuai tahap perkembangannya, bagaimana
masalah kesehatan memengaruhi peran keluarga, adakah peran baru, bagaimana
anggota keluarga menerima peran baru, respons keluarga yang sakit terhadap
perubahan peran atau hilangnya peran, serta apakah ada konflik akibat peran.
d) Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau
komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa penting nilai
yang dianut, apakah nilai yang dianut secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai
yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana latar
belakang budaya yang memengaruhi nilai-nilai keluarga, serta bagimana nilai-nilai
keluarga memengaruhi status kesehatan keluarga.
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
1) Pola kebutuhan keluarga. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan
individu lain dalam keluarga, apakah orang tua mampu menggambarkan
kebutuhan mereka, bagimana psikologis keluarganya, apakah setiap anggota
keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, apakah dalam keluarga
saling menghormati satu sama lainnya, dan apakah setiap anggota keluarga
sensitive terhadap persoalan individu.
2) Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan dimiliki
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan
pada keluarga, serta keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
3) Keterpisahan dan keterikatan. Bagaimana keluarga menghadapi keterpisahan
dengan anggota keluarga lain, apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang
erat antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain.
b) Fungsi sosialisasi.
1) Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga.
2) Apakah saling ketergantungan.
3) Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi sosialisasi.
4) Adakah faktor social budaya yang memengaruhi pola-pola membesarkan anak.
5) Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak.
6) Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain sesuai
dengan tahap perkembangannya.
7) Apakah ada peralatan atau permainan yang cocok dengan usianya.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan terhadap
anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat sakit. Kesanggupan
keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga, diantaranya adalah
sebagai berikut.
Mengenai masalah kesehatan. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari
masalah kesehatan meliputi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta yang
memengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah.
1) Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat atau sakit bagi anggota Keyakinan,
nilai dan perilaku keluarga
2) Nilai yang dianut terkait kesehatan
3) Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai tersebut
4) Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung peningkatan
kesehatan
5) Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit keluarga.
a. Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda dan gejala pada
anggota keluarga yang sakit.
b. Sumber-sumber informasi yang diperoleh keluarga dalam kesehatan.
c. Masalah kesehatan yang dianggap serius dalam keluarga dan tindakan apa
yang diambil.
6) Praktik diet keluarga
a. Pengetahuan keluarga tentang makanan yang bergizi.
b. Riwayat pola makan keluarga.
c. Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan. Keluarga menyiapkan
makanan dengan digoreng, direbus, dipanggang, dimasak, atau disajikan
mentah.
d. Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari dan cara
menyimpannya.
e. Bagaimana jadwal makan keluarga (utama dan selingan).
f. Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,
belanja dan menyiapkan makanan.
g. Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga, kecukupan, adakah
kesulitan tidur dan di mana tempat keluarga tidur.
7) Latihan dan rekreasi
a. Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif
sangat diperlukan bagi kesehatan.
b. Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik anggota keluarga.
c. Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau rekreasi.

Mengambil keputusan mengenai keputusan yang tepat. Sejauh mana


keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan,
menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akibat dari tindakan
penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapatkah
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan, serta mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.

8) Kebiasaaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga


a. Kebiasaan penggunaan alcohol, tembakau dan kopi.
b. Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep atau
dengan resep.
c. Kebiasaan keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama
dan menggunakan kembali.
d. Kebiasaan menyimpan obat dan memberi label.
9) Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
a. Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan.
b. Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau penyakit.
c. Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal kesehatan
keluarga.
d. Pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan pada anggota
keluarga yang sakit.
10) Cara-cara pencegahan penyakit
a. Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit.
b. Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan.
c. Status imunisai keluarga pada bayi, balita dan ibu hamil.
11) Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan.
a. Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis perawatan kesehatan.
b. Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan.
c. Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayan kesehatan.
d. Harapan keluarga terhadap petugas pelayanan kesehatan.
Merawat anggota kelurga yang sakit. Sejauh mana keluarga mengetahui
keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan; menegtahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga
(anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik,
psikososial); mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
12) Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan riwayat penyakit genetic dan penyakit keluarga pada masa lalu dan
masa sekarang separti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, kanker,
stroke dan arthritis reumatis, penyakit gagal ginjal, tiroid, asma, alergi,
penyakit-penyakit darah, dan lain-lain.
13) Sumber keuangan
Tanyakan bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya kesehatan dan
asuransi kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Memelihara lingkungan
rumah yang sehat, sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang
dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antaranggota keluarga pada
praktik lingkungan. Apakah saat ini keluarga terpapar oleh polusi udara, air
atau kebisingan dari lingkungan tempat tinggalnya, apa yang dilakukan
keluarga untuk mencegah penyakit, siapa orang yang berperan membuat
keputusan terkait masalah keluarga, serta bagaimana pengetahuan keluarga
cara perawatan anggota keluarga yang sakit. Menggunakan fasilitas atau
pelayanan kesehatan di masyarakat, apakah keluarga mengetahui keberadaan
fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan
tersebut terjangkau oleh keluarga.
14) Pelayanan kesehatan darurat
a. Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan darurat
terdekat.
b. Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau pelayanan kesehatan
darurat.
c. Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan darurat.
15) Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan.
a. Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah.
b. Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai
fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya antara
transportasi dengan tempat fasilitas pelayanan kesehatan.
d) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, serta metode
apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna
meningkatkan status kesehatan keluarga.
6. Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b) Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini dialami yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, mengkaji sejauh mana
keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
d) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
e) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian ini, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

B. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan pemeriksaan fisik,
kemudian dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan dengan memilih data-data yang ada,
sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu diagnosis keperawatan. adapun tiga norma yang
perlu diperhatikan oleh perawat.
1. Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga.
2. Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan
3. Karakteristik keluarga
Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat. Selanjutnya dengan masalah tersebut perawat dapat menyusun
rencana asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Masalah-masalah
yang telah dirumuskan terkadang tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu,
diperlukan suatu prioritas masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan
prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga.
2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga.
3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga.
4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving.
5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

C. Diagnosis Keluarga
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara
cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari
hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat
actual, risiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab
untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan
kemampuan, dan sumber daya keluarga.

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada


pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah, etiologi atau
penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES.

1. Problem atau masalah (P)


2. Etiology atau penyebab (E)
3. Sign atau tanda (S)

Tipologi dari diagnosis keperawatan,

1. Diagnosis actual (terjadi defisist atau gangguan kesehatan)


Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan
untuk segera ditangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan actual, factor yang
berhubungan merupakan etiologi, atau factor penunjang lain yang telah memengaruhi
perubahan status kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
empat kategori, yaitu :
a) Patofisiologi (biologi atau psikologi)
b) Tindakan yang berhubungan
c) Situasional (lingkungan, personal)
d) Maturasional

Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis keperawatan
keluarga adalah adanya:

a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan persepsi)


b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
c) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau tindakan,
kurangnya sumber daya keluarga, baik financial, fasilitas, system pendukung,
lingkungan fisik, dan psikologis).
2. Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut
dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari
tim kesehatan atau keperawatan. Factor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan risiko
tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau
kelompok. Factor ini membedakan klien atau kelompok risiko tinggi dari yang lainnya
pada populasi yang sama yang mempunyai risiko.
3. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencakup factor-faktor yang
berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat
ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Daftar diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan
NANDA tahun 1995 adalah sebagai berikut.
a) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
1) Kerusakan penatalksanaan pemeliharaan rumah (hygiene lingkungan)
2) Risiko terhadap cedera
3) Risiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
b) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah sruktur komunikasi. Komunikasi
keluarga disfungsional.
c) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran.
1) Berduka dan antisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi social
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap
keluarga)
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
7) Perubahan penampilan peran
8) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
9) Gangguan citra tubuh
d) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif.
1) Perubahan proses keluarga
2) Perubahan menjadi orang tua
3) Potensial peningkatan menjadi orang tua
4) Berduka yang diantisipasi
5) Koping keluarga tidak efektif, menurun
6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
7) Risiko terhadap tindakan kekerasan
e) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi social.
1) Perubahan proses keluarga
2) Perilaku mencari bantuan kesehatan
3) Konflik peran orang tua
4) Perubahan menjadi orang tua
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
7) Perubahan pemeliharaan kesehatan
8) Kurang pengetahuan
9) Isolasi social
10) Kerusakan interaksi social
11) Risiko terhadap tindakan kekerasan
12) Ketidakpatuhan
13) Gangguan identitas diri

f) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan


1) Perubahan pemeliharaan kesehatan
2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau pengobatan keluarga
5) Risiko terhadap penularan penyakit
g) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping
1) Potensial peningkatan koping keluarga
2) Koping keluarga tidak efektif, menurun
3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
4) Risiko terhadap tindakan kekerasan

D. Skoring Keluarga
Setelah data dianalalisis kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu masalah.
Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga maupun
perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu,
perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga dengan
menggunakan proses scoring sebagai berikut.

No. Kriteria Skor Bobot


1 Sifat Masalah 1
 Tidak/kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 2
 Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah 2
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1
 Tidak dapat 0
3 Potensial Masalah untuk dicegah 1
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1
4 Menonjolnya Masaah 1
 Masalah berat, harus segera 2
ditangani
 Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
segera ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara berikut ini

1. Tentukan skor untuk setiap criteria yang telah dibuat


2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan bobot

Skor
x Bobot
Angka Tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh
bobot

Empat criteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah

1. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang
segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga. Krisis atau
keadaan sejahtera diberikan bobot paling sedikit atau rendah karena factor
kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi
masalahnya dengan baik.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada
tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani
masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik, keuangan,
tenaga
c) Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, dan waktu
d) Sumber-sumberdari masyarakat, misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat, dan dukungan social masyarakat
3. Potensi masyarakat bila dicegah
Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau
dicegah. Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor criteria
potensial masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut
a) Kepelikan dari masalah
Berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosis penyakit atau
kemungkinanmengubah masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin
sedikit kemungkinan mengubah atau mencegah sehingga makin kecil potensi
masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut. Biasanya
lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bila
dicegah
c) Adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan
Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi masalah bila
dicegah.
4. Menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya masalah
serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam
memberikan skor pada criteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah
dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor yang tertinggi.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter tiap individu

yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas dan fungsinya sendiri, dimana

keluarga bukan hanya berfungsi sebagai membentuk suatu keturunan akan tetapi keluarga

mempunyai fungsi ekonomi, psikologi, dan pendidikan. Masalah-masalah kesehatan dalam

keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan

selalu berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
Jadi, yang dibutuhkan dalam menangani masalah ini selain peran dari keluarga diperlukan

juga profesi yang bekerja dalam kesehatan keluarga, contohnya saja teori dalam

keperawatan keluarga. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin

dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut

dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas

dan kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat

pula

B. Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat

mengetahui dan memahami proses asuhan keperawatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Jakarta: Salemba Medika.

Sudiharto.(2007).AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatanTranskultural.

Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai