DISASTER MANAJEMEN 2
“HOSPITAL DISASTER PLANNING”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
DOSEN PEMBIMBING :
MATA KULIAH : DISASTER MANAJEMEN 2
PRODI DIV KEPERAWATAN PONTIANAK
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
VISI DAN MISI
VISI
1
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
“Menjadi Institusi Pendidikan Diploma IV Keperawatan Unggulan
Kegawatdaruratan yang Bermutu dan Mampu Bersaing di Tingkat Regional pada
tahun 2020.”
MISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENES PONTIANAK
1. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan
Unggulan Kegawatdaruratan Yang Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan
Unggulan Kegawatdaruratan Yang Berbasis Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat Bidang Diploma IV
Keperawatan Unggulan Kegawatdaruratan Yang Berbasis IPTEK dan
Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Progam Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan
Unggulan Kegawatdaruratan Yang Mandiri, Transparan, Dan Akuntabel.
5. Mengembangkan Kerja Sama Baik Lokal Maupun Regional.
2
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH MATA KULIAH DISASTER MANAJEMEN 2
“HOSPITAL DISASTER PLANNING”
Pembimbing Akademik,
3
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya Makalah mata kuliah Disaster Manajemen 2 yang berjudul
“HOSPITAL DISASTER PLANNING”. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan modul ini, maka penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku direktur Potekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Ns. Nurbani, M. Kep selaku ketua Jurusan Keperawatan.
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M. Kep selaku ketua Prodi DIV Keperawatan
Pontianak. Sekaligus pembimbing akademik kami yang memberikan dorongan
dan masukan kepada kami
4. Bu Vitria Wuri H, MMB selaku koordinator mata kuliah Disaster Manajemen 2
5. Teman-teman satu kelompok yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kelompok 3
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
5
B. Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya korban yang membanjiri rumah sakit saat terjadi bencana harus
dapat diantisipasi oleh pihak rumah sakit, sehingga rumah sakit sebagai tempat
rujukan bagi korban bencana harus mampu menjadi tempat yang aman dan layak
untuk para pasien untuk meminimalkan resiko bencana, institusi kesehatan
khususnya rumah sakit harus mempunyai perencanaan dan prosedur untuk
penanganan bencana, sehingga dapat menangani korban dalam jumlah yang
sangat banyak dalam situasi bencana bahkan dapat mengidentifikasi potensial
terjadinya bencana di lingkungan rumah sakit. Rumah sakit dalam hal ini
memegang peranan penting utama dalam kesiapan menangani korban bencana.
6
Rumusan Masalah
Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi HDP
b. Untuk mengetahui proses pembentukan HDP
c. Untuk mengetahui syarat-syarat HDP
d. Untuk mengetahui pokok-pokok HDP
Manfaat
1. Bagi penulis
2. Bagi keilmuan
3. Bagi masyarakat
7
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Definisi Bencana
8
Pada dasarnya, bencana dapat didefinisikan sebagai
9
Definisi tersebut tidak terlepas dari konsep bencana yang
Dalam hal ini, kondisi bahaya atau kerentanan tertentu yang terjadi di
definisi bencana dari WHO tersebut, dapat diketahui bahwa dalam hal
(Rustan, 2011).
10
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain
bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man
berisiko bencana.
11
Pada sisi lain, jika ditinjau dari peraturan regulasi yang ada
wabah penyakit.
12
ancaman bagi rumah sakit misalnya seperti banjir, gempa bumi, angin
pasien rawat inap. Oleh sebab itu, kerentanan pasien rawat inap di
2007).
c. Badai angin
13
d. Banjir, gelombang laut, dan tsunami
f. Kebakaran
Hal tersebut dapat terjadi karena faktor alam maupun ulah manusia,
14
baik disengaja maupun tidak disengaja (Kementerian Negara
Sakit Umum.
15
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (2007)
tingkat aktivitas individu dan dalam area fungsional (Berg, 2010). Hal
mengambil langkah untuk mengurangi risiko sampai pada level yang dapat
diterima.
16
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
c. Mempercepat pemulihan.
17
d. Kelembagaan, yaitu dengan struktur organisasi dan tata cara kerja yang
Bencana, 2005).
risiko sebagai suatu probabilits kerugian yang akan terjadi sebagai akibat
(Purwana, 2013).
18
maka masyarakat terebut akan menderita resiko banjir yang relatif lebih
rendah.
tersebut sangat rentan. Disisi lain, jika sebuah masyarakat tidak pernah
19
setelah terjadinya bencana sebagai bagian dari evaluasi atas bencana
kerawanan atau potensi bencana yang ada. Selain itu, upaya tersbeut
20
2) Pendekatan menyeluruh, meliputi:
mengurangi dampaknya.
sangat diperlukan.
21
Sementara itu, proses mencapai kesiapsiagaan bencana dapat
1) Mitigasi
bencana.
2) Pencegahan
3) Tanggap Darurat
terjadi.
22
b. Sistem Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit
2007).
Pada kondisi gawat darurat eksternal, maka kesiapan rumah sakit lebih
yang dibuat akan lebih mengarah pada peran dan tanggung jawab yang
23
Rumah sakit secara berkelanjutan perlu memperbaharui
dihadapi rumah sakit dalam kondisi bencana dapat dibagi dua, yaitu
Oleh sebab itu, setiap rumah sakit dalam hal ini harus memiliki
24
Kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana harus
pada bencana yang mungkin terjadi di kawasan rumah sakit. Selain itu,
25
Permasalahannya, keterbatasan jumlah dan kualitas sumber
dalam kondisi darurat juga menjadi hal yang diperlukan (Dirjen Bina
di rumah sakit dalam hal ini harus memuat pula rencana sistem
26
4. Checklist Respon Kegawatdaruratan Rumah Sakit (Hospital
sebuah alat bantu bagi administrator rumah sakit dan manajer darurat
terjadi atau berdampak pada rumah sakit. Dalam hal ini, ketika terjadi
sebab itu, saat bencana terjadi setiap kegiatan harus memverifikasi status
27
Sementara itu, Checklist Respon Kegawatdaruratan Rumah Sakit
yang disusun oleh WHO dalam hal ini memuat beberapa komponen
sebagai berikut:
terjadi dalam hal ini sangat memerlukan sistem komando dan kontrol
normal atau saat tidak terjadi bencana. Berikut adalah bagan yang
Komando
28
Kegawatdaruratan sangat penting untuk pengembangan dan
berikut ini:
2) Komunikasi
3) Keamanan
4) Administrasi keperawatan
6) Farmasi
7) Pengendalian infeksi
8) Terapi pernapasan
10) Laboratorium
11) Nutrisi
29
b. Komunikasi
tetap harus dapat dicapai, meskipun rumah sakit sedang berada dalam
adalah poin penting untuk pemeliharaan fungsi rumah sakit dan respon
d. Triase
30
e. Kapasitas Fungsional
rumah sakit.
sumber daya manusia dalam jumlah lebih banyak. Oleh sebab itu,
berlangsung optimal.
31
h. Manajemen dan Pasokan Logistik
hari.
Ketika terjadi bencana, selalu akan terjadi keadaan yang kacau (chaos), yang
32
bisa menganggu proses penanganan pasien, dan mengakibatkan hasil yang tidak
optimal. Dengan HDP yang baik, chaos akan tetap terjadi, tetapi diusahakan agar
waktunya sesingkat mungkin sehingga pelayanan dapat tetap dilakukan sesuai
standard yang ditetapkan, sehingga mortalitas dan moriditas dapat ditekan seminimal
mungkin.
o Pada satu saat ada penderita dalam jumlah banyak yang harus
dilayani sehingga persiapan yang terlalu sederhana (“simple alarm)“ akan tidak
mencukupi, dan diperlukan persiapan yang lebih komperhensif dan intensif
(Organization for a Mass admission of Patients
– OMP ”).
Kedua hal tersebut diatas wajib diperhitungkan baik untuk bencana yang
terjadi diluar maupun didalam RS sendiri.
Pada situasi bencana yang terjadi diluar RS, hasil yg diharapkan dari HDP
adalah:
33
Membuat protap yang sesuai
Oleh karena itu suatu HDP sudah seharusnya dibuat untuk mengantisipasi hal
tersebut, dan untuk itu sebaiknya disusun dengan mempertibangkan komponen-
komponen: kebijakan penunjang, struktur organisasi dengan pembagian tugas dan
sistim komando yang jelas, sistim komunikasi – informasi, pelaporan data,
perencanaan fasilitas penunjang, serta sistim evaluasi dan pengembangan. Selain itu
perencanaan dalam HDP harus sudah diuji dalam suatu simulasi, serta disosialisasikan
ke internal RS maupun institusi lainnya ygberhubungan. Selain itu ju ga
perlu dipersiapkan sejak awal bahwa suatu HDP merupakan bagian integral
dalam sistim penangulangan bencanalokal / daerahsetempat.
Suatu HDP seharusnya merupakan hasil dari suatu proses kerja yang didasari
atas ancaman bencana didaerah tersebut (Hazard Mapping), pengalaman masa lalu,
ketersediaan sumberdaya khususnya SDM, dengan mengingat kebijakan lokal
maupun nasional. Penyusunan HDP umumnya dimulai dengan dibentuknya tim
penyusun HDP, dan akan bisa memberikan hasil yang maksimal bila didasari atas
komitmen dan konsistensi dari menejemen RS. Konsistensi diperlukan mengingat
34
penanggulangan bencana, termasuk penyusunan HDP, merupakan proses yang
kontinyu sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kinerja tim, dan hal
tersebut bisa diwujudkan dengan membentuk komite gawatdarurat dan bencana, atau
institusi yg sejenis.Ruang lingkup komite juga termasuk masalah gawatdarurat, karena
bencana dan gawatdarurat merupakan dua hal yang memiliki keterkaitan yang tinggi
dan memerlukan mejemen bersama.
Pokok-pokok HDP.
35
3. Penyiapan fasilitas dan area yang terencana dengan baik pada masa
pra-bencana.
4. Alur lalu-lintas di area RS dan sekitarnya dipersiapkan dengan cermat.
8. Penyiapan logistic.
Ringkasan.
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya, bencana dapat didefinisikan sebagai kerusakan serius akibat fenomena alam luar biasa
dan atau disebabkan oleh perilaku manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material,
dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk
mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar (Susilo, 2008). Definisi tersebut mengarah pada unsur
bencana berupa kerusakan dan timbulnya kerugian, baik berupa korban jiwa, kerugian material, maupun
Keberhasilan menangani situasi kritis pada masa bencana tergantung pada persiapan yang
dilakukan pada masa pra-bencana. Prosedur disiapkan berdasarkan ancaman yang potensial maupun
pernah terjadi. Masalah pembiayaan supaya dianggap sebagai investasi yang berdasar pada pengalaman,
sudah terbukti bermanfaat.
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36981922/Materi_Inti_1_Prinsip_Hospital_Disaster_Plan_Trai
37
ning_of_Trainer_Materi_Inti_1_PRINSIP_HOSPITAL_DISASTER_PLAN
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12533/F.%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
38