Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Berbasis Sekolah Di SDN 1 Kabila Bone Oleh: Christin Hosanna Silalahi 2183111030
Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Berbasis Sekolah Di SDN 1 Kabila Bone Oleh: Christin Hosanna Silalahi 2183111030
Oleh:
Christin Hosanna Silalahi
2183111030
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas mini riset dari mata kuliah yang berjudul “Manajemen Berbasis
Sekolah”. Dengan masalah “Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat”
Dalam penyusunan mini riset ini kami merasa masih merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik dalam tehnik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
mini riset ini.
Dalam menyusun mini riset ini kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan mini riset ini.
Akhirnya kami berharap semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amiiin.
Gorontalo, Oktober 2013
Penulis
DAFAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DATRAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 5
2.1 Menejemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat............................... 5
2.2 Mengelola Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat .............................. 18
BAB III DESKRIPSI TEMUAN LAPANGAN.......................................... 24
3.1 Implementasi Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat....... 24
3.2 Kendala-Kendala ................................................................................... 27
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 28
4.1 KESIMPULAN...................................................................................... 28
4.2 SARAN .................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 30
Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aktivitas menyampaikan pengetahuan, kecakapan dan mengubah
sikap dari yang memiliki kemampuan lebih kepada yang memiliki kemampuan kurang, dari
dewasa kepada yang belum dewasa. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan seseorang baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Untuk
meningkatkan keberhasilan pendidikan agar bisa optimal maka perlu diselenggarakan lembaga-
lembaga pendidikan formal, yaitu sekolah. Di lain pihak pendidikan merupakan kebutuhan
masyarakat. Seiring dengan tuntutan peningkatan sumber daya manusia, maka pelaksanaan
pendidikan menjadi kebutuhan semua pihak, baik keluarga, pemerintah maupun masyarakat.
Keberadaan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan masyarakat, begitupun sebaliknya
masyarakat juga dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. Agar penyelenggaraan lembaga
pendidikan lebih maksimal maka keterlibatan semua pihak baik pemerintah, keluarga, swasta,
dan masyarakat pada umumnya yang sangat dibutuhkan oleh sekolah. Kerjasa sama yang baik
antar komponen itu, baik dari segi pemikiran, tenaga, pembiayaan, serta pemecahan masalah
yang dihadapi lembaga pendidikan akan memacu perkembangan pendidikan yang diharapkan.
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menekankan pada pemberdayaan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran serta fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sejalan dengan itu
kebijakan direktur pendidikan tentang peningkatan mutu berbasis sekolah menekankan agar
sekolah mampu mengkordinasikan dan menyerasikan segala sumber daya yang ada di sekolah
dan diluar sekolah untuk mewujudkan sekolah yang bermutu.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan salah satu bidang garapan administrasi
pendidikan. Dilihat sekarang ini makin majunya perkembangan masyarakat diisyaratkan dengan
makin besarnya tuntutan masyarakat terhadap perkembangan lembaga pendidikan, karena
hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu proses komunikasi dengan tujuan
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya
dalam memperbaiki sekolah.
Pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dikaitkan dengan isu yang berupa
kritik-kritik dari masyarakat mengenai tentang tidak sesuainya produk sekolah ataupun dengan
pembangunan sekolah tersebut. Adapun fungsi manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat yang bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu
lembaga, organisasi, lembaga pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung
mempunyai dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga.
Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa amat kuat, dan
berpengaruh pula kepada para individu-individu yang ada dalam lingkungan sekolah.
Lingkungan di mana sekolah berada, merupakan masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi
macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar
belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. Karena sekolah itu harus di tengah-tengah
masyarakat maka mau tidak mau harus berhubungan dengan masyarakat. Hal ini berarti bahwa
sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.
Untuk mewujudkan itu semua perlu kesiapan dan kemampuan yang kuat untuk mengelolah
pendidikan dengan baik agar bisa memberdayakan semua komponen di sekolah dan diluar
sekolah agar partisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Cara kepala sekolah Membuplikasikan SDN 1 KABILA BONE dilakukan melalui produk atau
jasa agar menarik masyarakat untuk mendaftarkan anaknya disekolah
b. Dalam mengembangkan pengetahuan siswa Di SDN 1 KABILA BONE Kepala sekolah
memiliki strategi yang.
c. Kendala yang dihadapi sekolah di SDN 1 KABILA BONE dalam proses penerapan MBS
melalui hubungan sekolah dan masyarakat
d. Pihak Komite terlibat dalam pemberian Reward Kepada Guru atau siswa berprestasi Di SDN 1
KABILA BONE
e. Terjalinnya Kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan pihak komite dalam
mengembangkan SDN 1 KABILA BONE
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini diselenggarakan bertujuan untuk:
1) Untuk mengetahui bagaimana pihak sekolah mempublikasikan produk atau barang yang ada
disekolah agar dapat menarik masyarakat untuk masuk ke sekolah
2) Untuk melihat bagaimana strategi yang digunakan dalam mengembangkan pengetahuan siswa
Di SDN 1 KABILA BONE.
3) Untuk meninjau kendala apa saja yang dihadapi oleh sekolah dalam manajemen hubungan
sekolah dengan masyarakat terhadap penerapan manajemen berbasis sekolah.
4) Untuk mengetahui bagaimana peran komite dalam pemberian reward terhadap siswa dan guru
yang berprestasi
5) Untuk melihat bagaimana kepalah sekolah memberikan kewenangan terhadap komite.
1.4 Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi manfaat penelitian adalah:
a. Manfaat Teoritis
a) Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilmiah, sekaligus
penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
b) Untuk dapat menambah pengetahuan peneliti tentang pentingnya hubungan sekolah dengan
masyarakat di SDN 1 KABILA BONE
b. Manfaat Praktis
a) Untuk pengembangan bagi lembaga atau institusi terkait, dalam hal ini sekolah untuk dapat
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat.
b) Untuk menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan pengelolaan Hubungan sekolah
dengan masyarakat, khususnya pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat SDN 1
KABILA BONE.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
a. Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat
Istilah hubungan masyarakat (humas) dikemukakan pertama kali oleh presiden Amerika
Serikat yaitu Thomas Jefferson tahun 1807. Akan tetapi apa yang dimaksudkan pada waktu itu
dengan istilah “Public Relations” adalah dihubungkan dengan “Foreign Relations” Humas
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang menyangkut iktikad baik, rasa
simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat
melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfaatan dan
kesepakatan bersama.
Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan
bersinambungan, yang dengan itu organisasiorganisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat
umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada
kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya – dengan jalan menilai pendapat umum diantara
mereka, untuk mengkorelasikan sedapat mungkin kebijakan dan tata cara mereka, yang dengan
informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan
pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.
Hubungan sekolah dengan masyarakat di lingkungan organisasi kerja/instansi pemerintah
termasuk juga di bidang pendidikan adalah rangkaian kegiatan organisasi/instansi untuk
menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar
organisasi tersebut, agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
kerja secara sadar dan sukarela
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas sehingga banyak
persepsi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda, seperti yang
diungkapakan Oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Tim
Dosen Administrasi Pendidikan, 2012:278) Bahwa “ hubungan masyarakat dengan sekolah
merupakan komunikasi dua arah antara organisasi antara organisasi dengan publik secara timbal
balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama”. Sama halnya yang diungkapakan
oleh Soetopo dan Soemanto (1992:236) yang dikutif Oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia (Tim Dosen Administrasi pendidikan, 2012:278) bahwa
“Secara umum dikatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai suatu
proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan
dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah”. Beda halnya dengan yang
diungkapkan Oleh Mamusung (1988:6) yang dikutif Oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia (Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2012:279) Bahwa “
sekolah sebagai lembaga social yang diselenggarakan dan memiliki oleh masyarakat seharusnya
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekolah yang memiliki kewajiban secara legal dan
formal untuk memberikan penerapan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-
program, kebutuhan serta keadaan sekolah tersebut”.
Adapun Pendapat lain tentang manajemen sekolah dengan masyarakat yaitu dikemukakan
oleh Rohait (2010:28) mengungkapkan bahwa “sekolah dan masyarakat memiliki hubungan
timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri”. Sekolah
diselenggarakan untuk dapat menjaga kelestarian nilai-nilai positif masyarakat, dengan harapan
sekolah dapat mewariskan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dengan baik dan benar. Sekolah
juga berperan sebagai agen perubahan (agen of change), dimana sekolah dapat mengadakan
perubahan nilai-nilai-nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat dalam
kemajuan pembangunan.
Menurut Mulyasa (2011:50) mengungkapkan bahwa “hubungan sekolah dengan masyarakat
pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan
mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik”.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan sekolah masyarakat merupakan sekolah seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari
publiknya pada khususnya sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin
efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 54 (1) disebutkan bahwa peran serta
masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi
profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan.
b. Tujuan Hubungan sekolah dengan masyarakat
Selain pengertian adapun juga tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat. Seperti
yang diungkapkan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
(Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2012:280) Mengungkapkan bahwa “secara umum
hubungan sekolah dan masyarakat memiliki tujuan yang hendak dicapai yakni berupa
peningkatan mutu pendidikan, sehingga pada giliranya masyarakat akan merasakan dampak
langsung dari kemajuan tersebut”. Adapun Tujuan yang konkrit tentang hubungan antara sekolah
dengan masyarakat antara lain:
a) Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik
b) Berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sekaligus menjadi desakan
yang dirasakan saat ini.
c) Berguna dalam mengembangkan program-program sekolah kearah yang lebih maju dan lebih
membumi agar dapat dirasakan langsung oleh masyarkat sebagai pengguna jasa pendidikan
Dari kedua tujuan diatas diperkuat oleh Oteng dia mengungkapakan dalam (administrasi dan
supervisi pendidikan) tentang Tujuan hubungan Sekolah dan Masyarakat yang dikutif Oleh Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Tim Dosen Administrasi
Pendidikan, 2012:280) bahwa : 1) mengembangakan pemahaman tentang tentang maksud dan
saran-saran dari sekolah; 2) menilai program sekolah dengan kata-kata kebutuhan-kebutuhan
terpenuhi. 3) mempersatukan orang tua, murid serta guru-guru dalam memenuhi kebutuhan
perkembangan peserta didik; 4) mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sekolah
dalam era pembangunan; 5) membangun dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah; 6)
memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah dan 7) mengerahkan bantuan dan dukungan
bagi pemeliharaan dan peningkatan program sekolah.
Menurut Mulyasa (2011:50) Tujuan Hubungan sekolah dengan Masyarakat antara lain untuk
(1). Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak; (2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) mengairahkan masyarakat
untuk menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Tujuan utama yang ingin dicapai dengan
mengembangkan kegiatan husemas adalah:
1) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan
sekolah.
2) Peningkatan pemahaman sekolah tentang kedudukan serta aspirasi masyrakat tersebut terhadap
sekolah.
3) Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, serta
meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan di
sekolah.
4) Peningkatan kesadaran masyrakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan
pendidikan di sekolah dalam era pembangunan.
5) Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah.
6) Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang disebabkan masyrakat kepada sekolah.
7) Dukungan serta bantuan masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk
meneruskan dan meningkatkan program sekolah.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan oleh sekolah dalam
menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan yang harmonis antara
sekolah dengan masyarakat. Bent dan Kronenberg (dalam Daryanto, 2001: 75) mengemukakan
tiga hal tujuan utama hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:
a) To prevent misunderstanding, yaitu untuk mencegah kesalahpahaman antara masyarakat
terhadap sekolah.
b) To secure financial support, yaitu untuk memperoleh sumbangan-sumbangan finansial dan
material dari masyarakat.
c) To secure coppration in policy marking, yaitu untuk menjalin kerja sama dalam pembuatan
kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Sementara itu, T. Sinapiar (dalam M. Ngalim Purwanto, 1995:189) meninjau tujuan
hubungan sekolah dengan masyarakat dari dua sudut, yaitu bagi kepentingan sekolah dan bagi
kepentingan masyarakat. Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan
hubungan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
a) Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
b) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
c) Memperlancar proses belajar mengajar.
d) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan
pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat, tujuan humas ini adalah:
a) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-
spiritual.
b) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
c) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
d) Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Secara lebih konkrit lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat
adalah:
a) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b) Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan bagi
pengembangan sekolah.
c) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
d) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat.
e) Mengembagkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-
anak.
Tujuan husemas dimaksudkan untuk menciptakan hubungan seklah secara harmonis,
meningkatkan kemajuan pendidikan disekolah dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan
sekolah.
Menurut Elsbree seperti yang dikutip Tim jurusan Administrasi Pendidikan (2003:52)
mengemukakan tujuan-tujuan husemas yaitu sebagai berikut, yaitu :
a) Meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak
Makin maju konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru
disekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject matter centered,tetapi
hendaknya community life centered, tidak lagi berpusat pada buku tetapi berorientasi pada
kebutuhan kehidupan dimasyarakat.
b) Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat. Didalam masyarakat yang demokratis, seyogyanya dapat
menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan masyarakat
disemua bidang kehidupan masyarakat.
c) Mengembangkan antusiasme/semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat demi
kemajuan keduabelah pihak.
1) Integrity.
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat
harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan
yang bersifat non akademik
2) Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan
secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat jangan hanya
dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya hanya 1 kali dalam satu tahun atau
sekali dalam satu semester/caturwulan, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan
meminta bantuan keuangan kepada orang tua/masyarakat.
3) Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang
dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi
(sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat.
Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui
media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:
Informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah
dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh
sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman
masyarakat yang menjadi audience.
Penggunaan kata-kata yang jelas, disukai oleh masyarakat atau akrab bagi pendengar.
Informasi yang disajikan menggunakan pendekatan budaya setempat.
4) Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, factor atau
substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra
kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga
mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya lengkap, akurat dan up to date. Lengkap
artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal masyarakat/orang tua
murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan (progress) sekolah dimana
anaknya belajar.
5) Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah
memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan
memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara detail
berbagai masalah (problem dan constrain) yang dihadapi sekolah.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa
tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Prinsip ini juga berarti bahwa informasi yang disajikan kepada khalayak sasaran harus dapat
membangun kemauan dan merangsang untuk berpikir bagi penerima informasi.
6) Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam
lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap
aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam
kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap
pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi
hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung
akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam pemecahan
persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
e. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manfaat dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menambah atau meningkatkan
simpati masyarakat secara sadar dan sukarela yang dapat meningkatkan harga diri sekolah serta
dukungan terhadap sekolah secar spiritual dan material atau finansial. Hal ini akan tampak
sebagai berikut:
a) Adanya saling pengertian antara sekolah dengan pihak luar.
b) Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan
masing-masing.
c) Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggungjawab
atas suksesnya usaha pihak lain.
Dilihat dari elemen-elemen manajemem hubungan sekolah dengan masyarakat ada
keterkaitannya dengan Manajemen Berbasis sekolah dimana disini masyarakat dengan sekolah
bekerja sama dan itu terletak pada karakteristik manajemen berbasis sekolah yang keempat
mengungkapkan bahwa kepala sekolah harus mampu bekerja dengan dan melalui seluruh
komunitas sekolah agar masing-masing dapt menjalankan tugas pokok dan fungsi secara baik
dan terjadi transparansi pengelolaan sekolah (Masaong dan Ansar, 2010:25)
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah menurut Myers dan Stonehill (1993) ( dalam
masaong, 2010:9) Mengartikan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai strategi untuk
memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan keputusan secara signifikan
dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual.
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah yang Dikemukakan Oleh Masaong (2012: 148)
bahwa “ Manajemen Berbasis Sekolah adalah Sebagai suatu strategi untuk memperbaiki
pendidikan dengan memindahkan kewenangan pengambilan keputusan yang penting dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada pihak pengelolah sekolah”.
Manajemen berbasis sekolah memberikan kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, dan
masyrakat untuk memiliki kontrol yang lebih besar dalam proses pendidikan dan diberi tanggung
jawab untuk mengambil keputusan terkait pengelolaan anggaran, pengelolaan personel, dan
kurikulum.
2.3 Mengelolah Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat telah diformulasikan dengan cara yang berbeda-beda
bergantung pada lembaga atau organisasi yang membuat formulasi itu. Hubungan sekolah
dengan masyarakat yang baik harus menjadi perhatian terus menerus dari setiap administrator
sekolah. Masyarakat sekolah mungkin masih bisa dilukiskan sebagai kekotaan atau pedesaan,
sebagai pertanian atau non pertanian sebagai industri atau pemukiman, sebagai kelas pertengahan
atau kelas bawahan.
1) Mengelolah hubungan sekolah dengan masyarakat dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan
kebutuhan masyarakat yang terkait dengan sekolah. Di sisi lain pengertian tersebut di atas
menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan
masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif , serta mengambil inisiatif untuk melakukan
berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama harmonis.hubungan sekolah dengan
masyarakat di atas, kita dapat membuat suatu pengertian sederhana tentang hubungan sekolah
dan masyarakat sebagai suatu “proses kegiatan menumbuhkan dan membina saling pengertian
kepada masyarakat dan orang tua murid tentang visi dan misi sekolah, program kerja sekolah,
masalah-masalah yang dihadapi serta berbagai aktivitas sekolah lainnya”.
Memberikan dasar bagi sekolah, bahwa sekolah perlu memiliki visi dan misi serta program
kerja yang jelas, agar masyarakat memahami apa yang ingin dicapai oleh sekolah dan
masalah/kendala yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan, melalui berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah. Dengan demikian mereka dapat memikirkan tentang peranan apa yang
dapat dilakukan oleh masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya untuk membantu
sekolah.
a) Memberdayakan Orang Tua Peserta Didik
Salah satu unsur penting dalam sekolah adalah tingkat partisipasi orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan. Selama beberapa dekade pendidikan yang dilaksanakan dengan
sistem sentralistis telah mengakibatkan peran orang tua sangat indah (Masaong dan Ansar,
2010:161).
Partisipasi orang tua peserta didik yang sangat rendah ialah dalam hal menentukan kebijakan
program sekolah dan mengawasinya, pertemuan rutin, kegiatan ekstrakurikuler dan
pengembangan iklim sekolah. Partisipasi sekolah tua peserta didik yang tinggi yang tinggi ialah
dalam mengawasi mutu sekolah.
Komunikasi orang tua dengan sekolah seperti kita ketahui hanya terjadi dua kali dalam
setahun yaitu saat penerimaan raport dan penaikan kelas. Informasi yang disampaikan sangat
minim yaitu biasanya terjadi melalui pemberitahuan perubahan iuran spp, uang komite sekolah
dan pemberitahuan tentang kewajiban yang harus dilaksanakan.
Di era otonomi pendidikan dengan Menggunakan pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah,
Peran kepala sekolah dan staf harus mengambil inisiatif untuk memaksimalkan memberdayakan
orang tua dalam mendukung implementasi Manajemen Sekolah.
Cara yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk dewan pendidikan, Komite sekolah,
persatuan Guru Dan orang tua peserta didik atau nama lain. Melibatkan secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan sekolah, baik yang terkait langsung dengan kegiatan pembelajaran maupun
pengembangan sarana serta penciptaan iklim dan budaya sekolah yang kondusif.
Keikutsertaan orang tua dalam pendidikan memiliki banyak keuntungan, sebagaimana di
kemukakan Rhoda yaitu: Pertama, pencapaian akademik dan perkembangan kognitif peserta
didik dapat berkembang secara signifikan. Kedua, orang tua dapat mengetahui perkembangan
anaknya dalam proses pendidikan di sekolah. Ketiga, orang tua akan menjadi guru yang baik di
rumah dan bisa menerapkan formula-formula positif untuk pendidikan anaknya. Keempat,
akhirnya orang tua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah-sekolah.
Selain peran dari masyarakat komite pun berperan dalam meningkatkan kualitas mutu
disekolah itu, dimana komite terlibat dalam pemberian Reward kepada siswa dan guru yaitu:
Dalam hal ini komite sekolah juga berpartisipasi memberikan penghargaan walaupun
penghargaan tersebut hanya berupa ucapan terimakasih kepada pihak-pihak sekolah yang telah
membibimbing para siswa hingga siswa tersebut mendapatkan prestasi baik didalam kelas
maupun diluar kelas. Akan tetapi dari segi materi serta perlengkapan sekolah (sarana dan
prasarana) sebagian besar diadakan oleh pihak sekolah contoh kecilnya seperti pemberian hadiah
kepada siswa yang berprestasi berupa perlengkapan belajar yaitu buku dan alat tulis lainya.
Kendalanya yaitu sebagian masyarakat belum paham dengan pendidikan, yang artinya
pendidikan tersebut belum merupakan suatu kebutuhan yang khususnya bagi masyarakat belum
memahami arti atau makna dari manajemen berbasis sekolah (MBS) yang di terapkan oleh pihak
sekolah itu sendiri. Dan kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat,
sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat atau wali murid,
dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarakat tetapi memaksakan keinginannya
pada saat itu hanya terlibat pada aspek pembiayaan saja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Implementasi Manajemen Hubungan sekolah dengan Masyarakat Di SDN 1 KABILA BONE
Dalam implementasi manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat Di SDN 1 KABILA
BONE sudah terealisasi dengan baik karena masyarakat dengan sekolah saling bekerjasama
dalam mengelolah SDN 1 KABILA BONE.
b. Kendala – kendala Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Kendalanya yaitu sebagian masyarakat belum paham dengan pendidikan, yang artinya
pendidikan tersebut belum merupakan suatu kebutuhan, khususnya bagi masyarakat awam
yang belum memahami arti atau makna dari manajemen berbasis sekolah (MBS) yang di
terapkan oleh pihak sekolah itu sendiri. Dan kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan
warga masyarakat, sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat
atau wali murid, dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarakat tetapi memaksakan
keinginannya pada saat itu hanya terlibat pada aspek pembiayaan saja. Solusinya yaitu dimana
pihak sekolah harus lebih memperkenalkan makna pendidikan kepada seluruh anggota
masyarakat agar masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pendidikan bagi seluruh siswa.
4.2 Saran
Dengan tersusunya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca serta untuk dapat
meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilmiah, sekaligus penerapan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh. Untuk dapat menambah pengetahuan peneliti tentang
pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 KABILA BONE. Untuk
pengembangan bagi lembaga atau institusi terkait, dalam hal ini sekolah untuk dapat menjalin
hubungan yang baik dengan masyarakat. Untuk menghadapi berbagai masalah yang berkaitan
dengan pengelolaan Hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya pengelolaan hubungan
sekolah dengan masyarakat SDN 1 KABILA BONE. Agar kiranya senantiasa pembaca bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Diambil dari Materi Pembinaan Profesi Kepala Sekolah/Madrasah. Direktorat Tenaga
Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
(Departemen Pendidikan Nasional. 2007) .
Daryanto.2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Masaong, A, Kadim dan Ansar. 2010. Manajemen Berbasis Sekolah. Malang:
Nurul Jannah
Masaong, A.K. 2012. Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas
Guru. Bandung: Alfabeta.
Purwanto, M.Ngalim. 1995. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rohait. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama.
Tim Dosen Administrasi pendidikan universitas Pendidikan Indonesia. 2012.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Tim Dosen AP UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2003. Manajemen
Pendidikan. Universitas Negeri Malang: Malang.
Atih, Ani. 2013. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat.
Dalam http://aniatih.blogspot.com/2013/03/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.html diakses
28 oktober 2013