Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

“Epidemiologi Obesitas dan Gangguan Kelebihan Zat Gizi


Lainnya ”

Di Susun Oleh :

1. Datu Kirani Ramba ( PO714231191046)

2. Dinda farika (PO714231191047)

3. Fifi Agustiani (PO714231191052)

4. Nurwahida Apriani (PO71423191059)

5. Rezi Atzilah Zalzabila(PO714231191066)

6. Reski Fitri Ramadhani (PO714231191067)

7. Widyastuti (PO714231191072)

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan

rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul

“Epidemiologi obesitas dan gangguan kelebihan zat gizi lainnya” Pada makalah ini kami

banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak

.oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat

bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
2.1 Pengertian Obesitas dan zat gizi lainnya......................................................
2.2 Tingkatan obesitas........................................................................................
2.3 Metode Perhitungan Obesitas.................................................................
2.4 Penyebab Obesitas.................................................................... ..........
BAB III PENUTUP............................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................
DAFTARPUSTAKA..........................................................................................

BAB I
(PENDAHLUAN)
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, epidemiologi obesitas pada
usia di atas 18 tahun adalah sekitar 21,8%. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat.
Global Prevalensi obesitas di seluruh dunia makin meningkat, sejak tahun 1975 sampai
2016 diperkirakan terjadi kenaikan hampir tiga kali lipat. Pada 2016, lebih dari 1,9 miliar
orang dewasa berusia di atas 18 tahun mengalami overweight dan lebih dari 650 juta di
antaranya mengalami obesitas.
Prevalensi overweight dan obesitas pada anak di dunia juga meningkat dari 4,2% pada
tahun 1990 menjadi 6,7% di tahun 2010 dan diperkirakan akan mencapai 9,1% pada tahun
2020. Prevalensi overweight dan obesitas hampir dua kali lipat lebih besar pada negara maju
dibanding negara berkembang yakni 11,7% dan 6,1%.
Obesitas pada anak dan remaja dapat menjadi prediktor terjadinya obesitas saat dewasa.
Sekitar 80% dari remaja umur 10-15 tahun yang mengalami obesitas akan didapati obesitas
pada usia 25 tahun.
Indonesia Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas
di Indonesia pada usia di atas 18 tahun adalah sekitar 21,8%. Prevalensi tertinggi terdapat
pada Provinsi Sulawesi Utara (30,2%), DKI Jakarta (29,8%), Kalimantan Timur (28,7%),
Papua Barat (26,4%), Kepulauan Riau (26,2%), dan diikuti provinsi-provinsi lainnya. Data
ini cenderung meningkat dari tahun 2007 yaitu sebanyak 10,5% menjadi 11,5% pada tahun
2013 dan meningkat menjadi 21,8% pada tahun 2018.
Hal serupa tampak pada prevalensi obesitas pada anak. Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013, overweight dan obesitas pada anak umur 5 sampai 12 tahun berturut-
turut adalah sebesar 10,8% dan 8,8%.
Mortalitas Obesitas dikaitkan dengan peningkatan signifikan pada mortalitas dengan
penurunan harapan hidup 5-10 tahun. Mortalitas pada obesitas dikaitkan dengan penyakit
kardiovaskular, seperti sindrom koroner akut, dan kanker, terutama pada mereka yang berada
pada stadium 2 atau 3.
Sebuah penelitian meta analisis skala besar telah menunjukkan hazard ratio (HR) relatif
meningkat untuk semua penyebab mortalitas seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh
(IMT). Studi lain menyebutkan bahwa overweight dan obesitas berkontribusi terhadap 5,5%
kasus kematian, sedangkan underweight hanya berkontribusi sebesar 0,7%.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Obesitas dan Zat gizi lainnya ?
2 Apa saja Tingakatan Obesitas?
3.Apa saja metode perhitungan Obesitas ?
4. Apa penyebab Obesitas ?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui apa pengertian Obesitas
2 Untuk mengetahui apa saja tingkatan Obesitas
3.Untuk mengetahui apa saja metode perhitungan Obesitas
4.Untuk mengetahui apa saja penyebab Obesitas

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obesitas dan Zat gizi lainnya
Obesitas merupakan keadaan di mana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan di
dalam tubuh dan dapat diekspresikan dengan perbandingan berat badan serta tinggi badan
yang meningkat. Obesitas merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus
karena berkaitan dengan berbagai faktor risiko penyakit.

Sementara menurut WHO, obesitas didefiniskan sebagai akumulasi lemak yang


abnormal atau berlebihan yang berpeluang menimbulkan beberapa risiko kesehatan pada
individu. Obesitas adalah kondisi di mana lemak tubuh menumpuk sehingga bisa
menimbulkan efek buruk pada kesehatan.:

2.2 Tingkatan Obesitas

1. Obesitas ringan (kelebihan berat badan 20% s/d 40%)


2. Obesitas sedang (kelebihan berat badan 41% s/d 100%)
3.  Obesitas berat (kelebihan berat badan lebih besar dari 100%)
Obesitas akan memiliki konsekuensi besar pada masalah kesehatan masyarakat. Anak
obesitas cenderung menjadi orang dewasa gemuk. Sebagaimana menurut Addesa et al (2010),
sebanyak 42-63% anak¬-anak obesitas di Amerika Serikat telah menjadi orang dewasa
gemuk.

2.3 Metode Pengukuran Obesitas

Terdapat tiga metode pengukuran obesitas berdasarkan antropometri, antara lain ;

1. Sesuai rekomendasi WHO (1997) , dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)
sebagai bahan baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja di atas usia 2 tahun. IMT
adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi dengan
massa lemak tubuh, juga penting untuk mengidentifikasi pasien obesitas dengan risiko
komplikasi medis. Nilai batas IMT (cut off point) untuk kelebihan berat badan pada anak
dan remaja adalah persentil ke-85 dan ke¬-95.
2. Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengatur tebal lipatan kulit (TLK).
Pengukuran TLK yang ideal untuk mendapatkan proporsi lemak tubuh yaitu TLK biseps,
triseps, subskapular dan supraiiaka. Namun dikatakan TLK triseps di atas sentil ke-85,
merupakan indikator adanya obesitas.
3. Mengukur berat badan dan hasilnya dibandingkan dengan berat badan ideal sesuai
tinggi badan (BB/TB). Obesitas pada anak didefenisikan sebagai berat badan menurut
tinggi badan di atas persentil 95, atau 120% dibandingkan berat badan ideal
Penelitian menarik diungkapkan Behram et a ( 2000), bahwa insidens obesitas pada masa
anak berhubungan kuat dengan status sosial ekonomi, pendidikan orang tua, ukuran keluarga,
dan pola aktifitas anak. Seperti bertambahnya waktu yang digunakan untuk menonton televisi
berhubungan dengan insidens obesitas masa anak.

2.4 Penyebab Terjadinya Obesitas

Menurut Hidayati (2005), terjadinya obesitas umum berkaitan dengan keseimbangan


energi di dalam tubuh. Keseimbangan ini ditentukan oleh asupan energi yang berasal dari zat
gizi penghasil energi (karbohidrat, lemak dan protein), serta kebutuhan energi basal, aktifitas
fisik dan thermic effect of food (TEF) yaitu energi yang diperlukan untuk mengolah zat gizi
menjadi energi. Penyebab obesitas belum diketahui secara pasti. Obesitas sebagian besar
disebabkan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan seperti aktifitas fisik, gaya hidup,
sosial ekonomi dan perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi.

Menurut Soegih dan Wiramiharja, (2009), keseimbangan energi di dalam tubuh


dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam tubuh (regulasi fisiologis dan
metabolism), ataupun dari luar tubuh yang berkaitan dengan gaya hidup (lingkungan) yang
akan mempengaruhi kebiasaan makan dan aktifitas fisik. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa obesitas dipengaruhi oleh lingkungan (± 70%) dan genetik (± 30%).

Obesitas dapat terjadi pada seluruh golonganumur, baik pada anak-anak sampai pada
orangdewasa dalam hal ini tak terkecuali padadirektur perusahaan. Obesitas dapat terjadi
padadirektur perusahaan ketika dalam tubuhnyaterjadi ketidakseimbangan antara
konsumsikalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsikalori (energy intake) terlalu
banyakdibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaianenergi (energy expenditure). Dalam
hal iniasupan energi yang berlebihan tanpa diimbangiaktivitas fisik rata-rata per hari yang
seimbangmaka akan mempermudah terjadinya kegemukanatau obesitas pada seorang direktur
perusahaan.

Pada umumnya obesitas dapat terjadi pada setiaporang tanpa memperhatikan warna
kulit, baik orangkulit hitam maupun kulit putih dapat menderitaobesitas. Hal ini dikarenakan
faktor utama timbulnyaobesitas adalah adanya asupan energi yangberlebihan tanpa diimbangi
aktivitas fisik yangseimbang sehingga setiap kalangan dapat menderitaobesitas tak terkecuali
kalangan direktur perusahaan.Namun, jika dilihat dari persentase kejadian obesitassecara
keseluruhan, orang kulit putih (orang barat)memiliki risiko lebih besar untuk terjadi
obesitasdaripada orang Indonesia, hal ini dikarenakan padaumumnya orang kulit putih di
negara barat lebihbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandungkalori tinggi, protein
tinggi, lemak tinggi namunrendah akan serat yang merupakan faktor utamapenyebab
timbulnya obesitas dari golongan nutrisi.

Kemajuan jaman berdampak pada gaya Pola atau kebiasaan hidup tersebuthidup
(lifestyle) yang meningkat pula. baik mengenai pemilihan makanan danKebutuhan hidup
manusia semakin cara dalam menggunakan energi dapatmeningkat dan selalu mencari
inovasi untuk mempengaruhi terjadinya obesitasmemperoleh “barang dan jasa” secara pada
seorang direktur perusahaan.cepat dan instan. Keadaan ini juga dapatberlaku pada pola hidup
seorang direkturperusahaan. Aktivitas sehari-hari yang Adanya hal-hal tersebut di atas yang
padat dalam hal ini gaya hidup yang sibuk didukung pula dengan aktivitas fisikkerap
membuat seorang direktur rata-rata per hari yang minim danperusahaan makan di luar rumah,
sehingga kurangnya aktifitas fisik (malaskonsumsi makanan yang tidak sehat terus
berolahraga) pada diri seorangterjadi, seperti kebiasaan makan yang direktur perusahaan
merupakanberlebih, cara memilih makanan yang faktor-faktor penyebab utama darisalah,
kebiasaan ngemil, melupakan makan meningkatnya angka kejadian obesitaspagi, frekuensi
makan yang tidak teratur, di kalangan direktur perusahaan yangadanya pola makan yang
terkadang notabenenya merupakan masyarakatmenghindari nasi, dan didukung pula yang
makmur.dengan tersedianya restoran cepat sajiyang selalu menyediakan makananberukuran
besar dengan kandungan kaloriyang tinggi dan protein serta lemak tinggi,tetapi minim serat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Obesitas merupakan keadaan di mana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan di


dalam tubuh dan dapat diekspresikan dengan perbandingan berat badan serta tinggi badan
yang meningkat. Obesitas merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus
karena berkaitan dengan berbagai faktor risiko penyakit.Proses penguraian protein dalam
tubuh meliputi reaksi deaminasi, dekarboksilasi dan transaminasi. Proses ini juga berkaitan
dengan siklus urea, beberapa biosintesis asam-asam amino dan bagaimana keterkaitan antara
metabolisme protein dengan metabolisme karbohidrat dan lipid ( Murray, 2001).

dalam hal ini gaya hidup yang sibuk didukung pula dengan aktivitas fisikkerap membuat
seorang direktur rata-rata per hari yang minim danperusahaan makan di luar rumah, sehingga
kurangnya aktifitas fisik (malaskonsumsi makanan yang tidak sehat terus berolahraga) pada
diri seorangterjadi, seperti kebiasaan makan yang direktur perusahaan merupakanberlebih,
cara memilih makanan yang faktor-faktor penyebab utama darisalah, kebiasaan ngemil,
melupakan makan meningkatnya angka kejadian obesitaspagi, frekuensi makan yang tidak
teratur, di kalangan direktur perusahaan yangadanya pola makan yang terkadang notabenenya
merupakan masyarakatmenghindari nasi, dan didukung pula yang makmur.dengan
tersedianya restoran cepat sajiyang selalu menyediakan makananberukuran besar dengan
kandungan kaloriyang tinggi dan protein serta lemak tinggi,tetapi minim serat

3.2 Saran

Karena materi tersebut telah kami sediakan, di harapkan bermanfaat bagi para
pembaca dari materi yang telah kami buat khususnya kepada orang yang mengalami obesitas
dan semoga ini bisa menjadi motivasi akan hal-hal yang baiknya dilakukan kedepannya, dan
juga tetap mencari pembahansan-pembahasan yang lebih detail lagi.

Daftar Pustaka :
 http://www.indonesian-publichealth.com/obesitas-pada-anak/

 https://www.slideshare.net/JaneHasvitaSari/obesitas-epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai