Salsabila Mufidah (6511419018) Devira Dwi Putri (6511419019) Estu Kurnia Tiara Fiani (6511419020) Tugas Pertemuan Ketujuh 1. Apakah perbedaan antara Rumah Sakit dan Puskesmas? → Menurut UU No. 44 tentang rumah sakit tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh, (Integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Fungsi rumah sakit adalah pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatisi pasien) sedangkan puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainya (rumah sakit swasta maupun negeri). Fungsi puskesmas terdiri dari tiga yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dari fungsi puskesmas ini jelas peran puskesmas bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga bagaimana keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir modal sosial yang ada di masyarakat. Fungsi dan peran puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil membutuhkan strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri. 2. Apakah peran seorang ahli gizi di puskemas? → Ahli gizi merupakan salah satu profesi pelayanan masyarakat yang bergerak dibidang kesehatan. Pelayanan gizi di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas. Tugas ahli gizi di puskesmas lebih cenderung pada tindakan preventif. Yang mereka hadapi bukan hanya orang sakit melainkan juga orang sehat di lingkungan masyarakat. Ahli gizi ini ambil bagian dalam program pemerintah untuk mencegah stunting dan gizi buruk melalui edukasi ataupun konseling gizi kepada masyarakat, baik itu yang dilakukan di klinik gizi puskesmas maupun di posyandu. Selain itu mereka juga melakukan validasi data dari posyandu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gizi, dapat dikatakan mereka memantau tumbuh kembang anak. Dari data tersebutlah, jika ditemukan masalah gizi di masyarakat, ahli gizi ini memiliki wewenang untuk mentukan apa yang mesti dilakukan untuk menangani hal tersebut. Selanjutnya tentu ahli gizi masuk ke ranah pengobatan misalnya dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita gizi buruk. Seorang ahli gizi yang memiliki kompetensi sebagai dietisien harus bisa dan mampu memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat dalam upaya membantu masyarakat mengatasi masalah kesehatan mereka dan keluarga melalui konseling gizi dan penyuluhan. Konseling gizi dapat dilakukan dengan bertatap langsung dengan responden sehingga akan terjalin hubungan komunikasi dua arah antara konselor dan responden secara intens. 3. Apakah peran ahli gizi di puskesmas dapat digantikan oleh tenaga kesehatan yang lain? Mengapa? → Bisa digantikan oleh dokter,perawat,bidan,dan tenaga farmasi yang memiliki peran dalam memajukan kesehatan masyarakat,karena mereka memiliki tanggung jawab bersama dengan penyedia layanan kesehatan lain dalam pemberian dan penyedia asuhan pada pasien.Tujuan utama adalah untuk memberikan mereka yang tepat,waktu yang tepat,dan tempat yang tepat secara optimal.Mereka juga sangat penting karena masing-masing tenaga kesehatan memiliki pengetahuan,keterampilan,kemampuan,keahlian,dan pengalaman yang berbeda.Tujuannya adalah sebuah keselamatan untuk pasien.Maka dari itu sangat diperlukan untuk menunjang dan memastikan kesehatan pasien akan lebih terjamin kedepannya. 4. Apakah peran ahli gizi di puskesmas membutuhkan bantuan tenaga kesehatan yang lain? Apa contohnya? → Dalam menjalankan perannya sebagai seorang ahli gizi tentu akan membutuhkan bantuan tenaga kesehatan yang lain, karena ahli gizi tidak hanya memberikan pelayanan konsultasi gizi, edukasi gizi, dan tata cara diet, namun ahli gizi juga berperan dalam mendiagnosis penyakit terkait masalah gizi berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat medis yang dilakukan pasien. Oleh karena itu, seorang ahli gizi membutuhkan bantuan petugas rekam medis ataupun perawat yang bertugas mencatat riwayat medis pasien. Selain itu ahli gizi gizi juga sering bekerja sama dengan tenaga kesehatan masyarakat ketika sedang melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat. 5. Menurut anda, seberapa pentingkah keberadaan ahli gizi di puskesmas? → Menurut kami, peran ahli gizi dipuskesmas sangatlah penting. Dimana ahli gizi tersebut bertanggung jawab penuh atas menu makanan yang akan dikonsumsi oleh pasien rawat inap di puskesmas, dan memberikan informasi kebutuhan asupan gizi yang baik bagi ibu-ibu hamil yang mendapatkan layanan kesehatan rawat jalan ataupun rawat inap di puskesmas. Selain itu, peran ahli gizi dipuskesmas sangat penting sebagai seorang penyuluh gizi, dimana ahli gizi memberikan penyuluhan gizi yang merupkam upaya menjelaskan, menggunakan, memilih, dan mengolah bahan makanan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku perorangan atau masyarakat dalam mengonsumsi makanan sehingga meningkatkan kesehatan dan gizinya. Percepatan penurunan stunting menjadi salah satu fokus upaya mengatasi permasalahan gizi di Indonesia, dan ahli gizi memiliki peran yang cukup besar akan masalah ini, terutama ahli gizi yang berada di puskesmas yang memiliki interaksi lebih dekat dengan masyarakat.