Anda di halaman 1dari 2

Bakteri Ini Sebabkan 300-an Orang di Kapuas

Keracunan Makanan

Liputan6.com
29 Mei 2019, 20:00 WIB

Keracunan Makanan / Sumber: iStockphoto.com

Liputan6.com, Kapuas Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Raison


mengungkapkan penyebab ratusan orang di Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak
mengalami keracunan makanan usai berbuka puasa beberapa waktu lalu. Setelah diteliti, ada
beberapa makanan yang positif mengandung bakteri salmonella dan kokus.

Hal ini diketahui setelah tim setempat melakukan pengujian terhadap makanan yang disajikan. Yakni
dengan mengambil sampel makanan nasi, kurma, telur, sambal merah dan kue roti gepeng.

"Dari hasil pemeriksaan di BTKL Banjar Baru dan BPOM di Palangka Raya, yang kami dapatkan
sementara dari semua sampel positif mengandung bakteri salmonella dan untuk telur sambal merah
positif bakteri kokus," kata Raison seperti mengutip Antara, Rabu (29/5/2019).

Kemungkinan, kata Raison, proses pembuatan atau penyimpanan masakan kurang higienis.
Sehingga, membuat kedua bakteri tersebut hadir yang kemudian menyebabkan 308 orang
mengeluhkan gejala keracunan makanan seperti mual-mual, buang air besar (BAB), pusing dan
disertai dengan demam.

2 dari 3 halaman

Masih Ada Korban di ICU


Dirut RSUD Kapuas dr Agus Waluyo menambahkan, hari ini sudah memasuki hari keenam kejadian
luar biasa (KLB) tepatnya pada pukul 09.00 WIB, bahwa jumlah kunjungan korban akibat keracunan
makanan ini berjumlah 308.

"Namun setelah kita cek secara cermat, ternyata ada yang sudah pulang. Jadi jumlah pasiennya total
291, kenapa ada perbedaan ini?, ada selisih 1, ternyata yang 17 ini sudah dipulangkan karena masih
ada gejala-gejala yang sebenarnya gejala itu sudah tidak mengkhawatirkan lagi dan bisa dirawat
jalan, cuma karena ada kekhawatiran akhirnya pasien ada yang kembali lagi," kata Agus.

"Jadi jumlahnya saat itu ada 308, jumlah hasilnya sendiri adalah 291 sampai jam 09.00 WIB tadi.
Sedangkan pasien yang masih dirawat berjumlah 11 pasien terdiri dari 4 pasien anak-anak dan 7
pasien orang dewasa," terangnya.

Dari 7 pasien itu, lanjut Agus, masih ada satu pasien yang masih dalam perawatan di ICU atau
perawatan intensif yang sebelumnya dua orang tinggal satu orang.

"Tetapi kondisi pasien tersebut saat ini sudah cukup membaik dan sudah bisa berkomunikasi serta
kesehatannya mulai membaik, hanya saja perlu perawatan secara intensif.Mudah-mudahan hari ini
bisa dirawat di ruangan yang biasa," katanya.

Anda mungkin juga menyukai