Anda di halaman 1dari 4

NAMA: RECI MANDALA SARTIKA

NIM: 2013411119
REGULER 3 TINGKAT 3

1. Keracunan Massal di Jombang Diduga Akibat Kontaminasi Bakteri Salmonella

Jombang - Keracunan massal yang dialami sekitar 40 warga Dusun Bogorejo, Desa
Kalang Semanding, Kecamatan Perak, Jombang diduga akibat kontaminasi bakteri
salmonella. Bakteri ini ditemukan pada sampel muntahan para korban dan bahan
makanan yang diolah pemilik hajatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang drg Subandriyah mengatakan, sampel yang
diuji laboratorium berupa muntahan korban dan sisa bahan makanan untuk membuat nasi
berkat yang diambil dari rumah Hendro. Hasil uji laboratorium terhadap sampel tersebut
baru dia terima Senin (2/12).

"Hasil labnya muncul salmonella di muntahan sama bahan makanan. Titrasinya tidak
tertera sehingga saya tidak bisa ngomong detil," kata Subandriyah kepada wartawan,
Rabu (4/12/2019).

Kontaminasi bakteri salmonella yang diduga mengakibatkan sekitar 40 warga Dusun


Bogorejo mengalami keracunan. Para korban mengalami mual, pusing dan muntah-
muntah setelah memakan nasi berkat dari Hendro pada Kamis (7/11) malam.

"Salmonella bakteri biasanya kalau terinfeksi mengakibatkan keracunan. Tapi kondisi


para korban kan tidak parah. Tergantung seberapa daya tahan tubuhnya," terang
Subandriyah.

Hasil lab tersebut, tambah Subandriyah, telah dikirim ke berbagai pihak terkait.
Termasuk juga ke Polres Jombang yang menyelidiki kasus ini.

"Yang jelas sudah kami sampaikan ke pihak-pihak terkait," tandasnya.

Sementara Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Ambuka Yudha mengaku belum
menerima hasil uji laboratorium dari Dinas Kesehatan. Namun dia menegaskan, jika
keracunan massal akibat kontaminasi bakteri, pihaknya akan menghentikan penyelidikan
kasus ini.

"Kalau karena kontaminasi bakteri, kami yakin tidak ada unsur kesengajaan dari pembuat
nasi berkat. Akan kami hentikan lidik," tegasnya.
Keracunan massal ini dialami sekitar 40 warga Dusun Bogorejo, Desa Kalang
Semanding, Kecamatan Perak, Jombang pada Jumat (8/11). Para korban mengaku
mengalami pusing, mual dan muntah setelah menyantap nasi berkat dari Hendro, warga
setempat pada Kamis (7/11) malam. Saat itu Hendro menggelar hajatan untuk
memperingati 40 hari meninggalnya ibunya, Sumi.

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4810025/keracunan-massal-di-jombang-
diduga-akibat-kontaminasi-bakteri-salmonella

2. Kasus Keracunan Makanan di Tanipah Kabupaten Banjar, Sampel Makanan


Mengandung Bakteri

Hasil sampel muntah dan nasi goreng yang disuguhkan pada acara syukuran di Desa
Tanipah, Kecamatan Aluhaluh, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel),
sudah diketahui.

Kepala Puskesmas Aluhaluh, Surati Widiyanti, saat dikonfirmasi, Senin (28/2/2022),


membenarkan hasil sampel sudah diketahuinya.

Menurut Wewed, panggilan akrabnya, mengaku tidak bisa langsung menyimpulkan apa
yang menjadi penyebab keadaan warga Desa Tanipah,yang dirawatnya pasca menikmati
nasi goreng.
Menurutnya, jenis bakteri yang kalau ada di dalam makanan, bisa menyebabkan diare
atau muntah.
“Untuk kenapa jadi bisa staphylococcus aureus bisa ada dalam makanan itu, perlu
vpenyelidikan yang mendetail,” katanya.

Sementara itu, Kepala Polsek Aluhaluh, Iptu Walimin, saat dikonfirmasi, mengaku akan
bertanya lebih dulu dengan Kanitreskrim terkait kasus dugaan keracunan makanan yang
terjadi sebelum dirinya menjabat.

Seperti diwartakan, belasan warga Keracunan Makanan di Desa Tanipah dirawat di


Puskesmas Aluhaluh, menderita sakit pusing, mual dan muntah, setelah menyantap nasi
goreng di Desa Tanipah, Kamis (17/2/2022).

https://www.google.com/amp/s/banjarmasin.tribunnews.com/amp/2022/03/01/kasus-
keracunan-makanan-di-tanipah-kabupaten-banjar-sampel-makanan-mengandung-bakteri

3. Keracunan Massal di Acara Maulid


Masih di Sukabumi, kejadian keracunan massal yang berasal dari makanan terjadi di
Kampung Kubang RW 12, Desa Neglasari, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi,
pada Minggu 31 Oktober 2021.
Camat Cibadak, Lesto Rosadi mengatakan penyebab keracunan massal tersebut diduga
berasal dari nasi kotak yang dibagikan kepada masyarakat.

“Dugaan sementara keracunan massal tersebut berasal dari konsumsi berupa nasi kotak
yang dibagikan setelah acara Maulid Nabi di mesjid Kampung Kubang RW 12,” ujar
Lesto memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (2/11/2021).

Sebanyak 39 warga mengalami mual, muntah dan pusing usai menyantap makanan.
Warga kemudian dilarikan ke puskesmas guna mendapatkan penanganan kesehatan dari
tim medis.
https://www.google.com/amp/s/nasional.okezone.com/amp/2021/11/15/337/2501995/5-
kasus-keracunan-makanan-memakan-banyak-korban-sukabumi-paling-sering

4. Penyelidikan KLB keracunan makanan acara ruwahan di desa Mulo, Gunung


Kidul provinsi DIY

Dimanaa kasus adalah orang yang mengalami sakit pada tanggal 7 – 8 Mei 2017, tinggal
di desa Mulo dan mengkonsumsi makanan olahan dari bapak S dan K. Instrument
menggunakan kuesioner. Hasil: KLB terjadi di Desa Mulo RT 5 dan 6 dengan jumlah
kasus sebanyak 18 orang dari total population at risk 112 orang dengan gejala utama
diare (100%), mual (72,2%), demam (66,6%), pusing (66,6%) dan muntah (50%). Dari
diagnosa banding menurut gejala, masa inkubasi dan agent penyebab keracunan,
kecurigaan kontaminasi bakteri mengarah pada E. Coli (ETEC). Masa inkubasi 1-16 jam
(rata-rata 9 jam) dan common source curve. Penyaji makanan ada dua (pak K dan pak S).
Dari perhitungan AR, berdasarkan sumber makanan mengarah pada makanan dari pak S
(AR=42,8%). Bedasarkan menu, perhitungan OR dan CI 95 % jenis makanan yang
dicurigai sebagai penyebab KLB adalah urap/gudangan (OR=4,33; p value0,0071) dan
sayur lombok (OR=6,31; p value 0,0071). Sampel yang didapatkan adalah sampel air
bersih, feses, dan muntahan penderita, sampel makanan tidak didapatkan karena
keterlambatan informasi dari masyarakat. Hasil laboratorium, Total Coliform sampel air
bersih melebihi ambang batas, sampel feses dan muntahan mengandung bakteri
Klebsiella pneumonia.Simpulan: Terdapat 3 (tiga) faktor yang diduga sebagai penyebab
keracunan pada warga Desa Mulo yaitu air bersih untuk mengolah makanan tercemar
bakteri patogen, pengolahan makanan tidak hygienis dan penyajian makanan pada suhu
ruang lebih dari 1 jam.
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/37616

5. KLB Keracunan Makanan di Pemalang


Sebanyak 189 orang warga di Pemalang keracunan usai menyantap sajian di acara
hajatan warga. Pemkab Pemalang telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB)
keracunan makanan. Berikut ini kronologi kejadiannya:
Rabu 4 Desember 2019
Kepala Desa Karangsari, Dasuki bercerita bahwa warga menyantap masakan yang di
acara pernikahan warga di Dukuh Pesuruan.

“Yang hadir hampir semua warga dan saudara kerabat. Resepsi pernikahan anaknya,”
terang Dasuki kepada wartawan, Jumat (6/12).

Dasuki mengungkap, menu masakan dan minuman di acara itu tak berbeda dengan acara
resepsi pernikahan pada umumnya di daerah itu.

“Ya ada Ikan asin, mie, ayam, telur, dan makanan biasah lah ala hidangan menu resepsi
pernikahan lainnya,” katanya.

Kamis 5 Desember 2019

Dasuki mengaku heran, sebab tak ada indikasi keracunan yang dikeluhkan warganya.
Keluhan diduga keracunan mulai muncul pada Kamis (5/12) pagi.

“Mulai terindikasi adanya keracunan Kamis pagi, setelah bidan desa menerima pasien
delapan orang yang mengeluhkan hal yang sama,” kata Dasuki.

Keluhan yang dialami pasien bidan ini sama yakni, mual, muntah, panas dan buang air
besar terus menerus.

Karena merasa curiga atas gejala keracunan, bidan Anita langsung menghubungi
puskesmas dan perangkat desa untuk membantu evakuasi warga.

“Tim Puskesmas Pulosari bersama perangkat desa mendatangi warga dan ternyata sudah
banyak mengeluhkan hal yang sama,” jelasnya.

https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4812858/kronologi-penetapan-status-klb-
keracunan-makanan-di-pemalang

Anda mungkin juga menyukai