Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH (Later Carcarifer) DI KERAMBA JARING APUNG


BUDIDAYA IKAN AIR LAUT

Dosen Pengampu : Aldi Huda Verdian, S.Pi., M.Si


PLP : Hani T., S.Pi

Disusun oleh :

Nama :RIZANI
Npm: 20742028

D3 BUDIDAYA PERIKANAN 4C

JURUSAN PETERNAKAN

PRODI BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Budidaya ikan kakap putih (later Carcarifer)
di keramba jarring apung” dengan baik dan selesai secara tepat waktu.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
penulis dan para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan bimbingan sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa/i.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada Bapak Aldi Huda
Verdian, S.Pi., M.Si selaku dosen pengampu dan Ibu Hani T., S.Pi selaku PLP. Terakhir, Saya
menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu Saya terbuka
terhadap saran dan kritik yang bisa membangun kemampuanSaya, agar pada tugas berikutnya
bisa menulis makalah dengan baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi Saya dan para
pembaca.

Lampung, 21 Juli 202


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang

Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan ikan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan nilai gizi yang tinggi sebagai ikan konsumsi. Berdasarkan
kandungan protein dan lemaknya termasuk ikan tipe A dengan kategori protein
tinggi (15–20%) dan kadar lemak rendah (5%); serta 80,3% air; 0% karbohidrat;
dan abu 1,1% (Afrianto dan Liviawaty, 2009). Pengembangan budidaya Ikan Kakap
Putih sudah banyak dilakukan dan juga menjadi suatu usaha yang bersifat komersial
untuk dikembangkan karena pertumbuhannya yang relatif cepat, mudah dipelihara
dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan serta habitat
dan penyebaran ikan kakap putih yang sangat luas mulai dari air laut, air payau, sampai air tawar.
Hikmayani et al., (2013), menyatakan bahwa ikan kakap putih mempunyai nilai jual yang tinggi
yaitu Rp.60.000-Rp.70.000 / Kg baik didalam negeri maupun ekspor, permintaan pasar maupun
ekspor untuk ikan ini cukup tingg iyaitu 98,86 ton/tahun. Pesatnya perkembangan budidaya kakap
putih lebih banyak disebabkan oleh akses pasar ekspor yang cukup luas, seperti Thailand, Eropa,
Malaysia, dan Amerika Pemeliharaan Ikan Kakap Putih dapat beradaptasi pada salinitas yang
lebih rendah. Hal ini didukung dengan pernyataan Agustine (2018) pada budidaya Ikan Kakap
Putih ini mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya serta memiliki toleransi yang
tinggi terhadap salinitas yaitu berkisar 0 – 40 ppt. Ikan
Kakap Putih sangat toleransi terhadap lingkungan yang bersalinitas rendah karena sebagian besar
masa hidupnya 2-3 tahun di perairan tawar seperti danau dan sungai.

Pada kegiatan pembesaran diawali dengan persiapan wadah pemeliharaan keramba jaring
apung (KJA). Persiapan yang dilakukan yaitu penjemuran jaring dan pencucian jaring.
Selanjutnya jaring dibawa ke lokasi KJA untuk dipasang pada KJA. Proses selanjutnya yang
dilakukan yaitu penebaran benih dengan padat tebar 45-50 ckor/m' dan diawali dengan
aklimatisasi. Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan siang hari, sedangkan untuk ikan yang
sudah memiliki bobot > 500 g diberikan pakan secara restricted dengan nilai FR 2-7% dari bobot
ikan. Untuk jenis pakan yang diberikan berupa pellet dan diselingi dengan rucah.

Hama yang sering mengganggu kegiatan pembesaran yaitu hewan liar seperti ikan
barracuda, ikan buntal, dan burung laut. Untuk jenis penyakit yang sering menyerang ikan kakap
putih di KJA yaitu penyakit Benedeniasis yang disebabkan oleh parasit Benedenia sp.
Pencegahan penyakit pada ikan kakap putih yang disebabkan oleh parasit Benedenia ini yaitu
dengan cara melakukan perendaman menggunakan air tawar maupun larutam H202 dengan dosis
0,31 ml/L selama 10-15 menit. Kemudian dilakukan sampling dengan mengambil sampel
sebanyak 10 ekor untuk dilakukan penimbangan bobot dan pengukuran panjang ikan.Pemanenan
ikan kakap putih dilakukan ketika ikan mencapai bobot panen,yaitu >1 kg /ekor dengan masa
pemeliharaan selama 1 tahun dengan nilai SR (Survival Rate) 90%. Pemanenan dilakukan
dengan menjaring ikan dan memasukkan ke dalam wadah bak fiber untuk dilakukan
pemingsanan. Kemudian ikan yang sudah pingsan dimatikan, lalu ditimbang bobotnya. Ikan
yang sudahmelalui proses penimbangan selanjutnya masuk ke tahap pengepakan dan
pengemasan. Penempatan ikan dalam boks dilakukan secara berlapis antara ikan dan es curah.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana klasifikasi ikan kakap putih (Latercarcarifer)
2) Bagaimana morfologi ikan kakap putih (Later carcarifer)
3) Bagaimana habitat ikan kakap putih (Latercarcarifer)
4) Bagaimana kebiasaan makan ikan kakap putih (Latercarcarifer)
5) Bagaimana pertumbuhan ikan kakap putih (Latercarcarifer)

1.3 Tujuan
1) Untuk megetahui klasifikasi ikan kakap putih (Latercarcarifer)
2) Untuk mengetahui morfologi ikan kakap putih (Latercarcarifer)
3) Untuk mengetahui habitat ikan kakap putih (Latercarcarifer)
4) Untuk mengetahui kebiasaan makan ikan kakap putih (Latercarcarifer)
5) Untuk mengetahui pertumbuhan ikan kakap putih (Latercarcarifer)
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Ikan Kakap Putih (Latescarcarifer)
Kingdom :Animalia

Filum :Chordata

Sub Filum :Vertebrata

Genus:Lates

Kelas:Pisces

Sub Kelas :Teleostomi

Ordo :Percomoprhi

Family :Centropomidae

Spesies :Lates

calcarifer
2.2 Morfologi Ikan Kakap Putih (Latescarcarifer)
Ikan kakap putih memiliki ciri-ciri morfologis badan memanjang, gepeng dan batang
sirip ekor lebar,Pada waktu masih burayak (umur 1- 3 bulan) warnanya gelap dan setelah
menjadi gelondongan (umur 3-5 bulan) warnanya terang dengan bagian punggung berwarna
coklat kebiru-biruan yang selanjutnya berubah menjadi keabu-abuan dengan sirip berwarna abu-
abu gelap, mulut lebar, sedikit serong dengan gigi halus. Bagian atas penutup insang terdapat
lubang kuping bergerigi. Sirip punggung berjari-jari keras sebanyak 3 buah dan jari-jari lemah
sebanyak 7– 8 buah.

2.3 Habitat Ikan Kakap Putih (Latescarcarifer)


Ikan kakap putih merupakan ikan yang memiliki kemampuan toleransi yang tinggi
terhadap kadar garam (euryhaline). Selain itu, ikan kakap putih juga termasuk ikan katadromus
(besar di air tawar dan kawin di air laut). Karakteristik ikan kakap putih tersebut menyebabkan
pembudidayaan dapat dilakukan di laut ataupun di tambak. Habitat ikan kakap putih (L.
calcarifer) berada di sungai, danau, muara dan perairan pesisir. Ikan kakap putih di alam
memakan krustase dan ikan-ikan kecil. Pemijahan ikan kakap putih terjadi di muara sungai, di
hilir muara atau sekitar tanjung pesisir. Ikan kakap putih bertelur setelah bulan purnama dan
bulan baru. Kegiatan pemijahan bergantung dengan musim dan pasang surut air laut yang
membantu penyebaran telur dan larva ke muara.

2.4 Kebiasaan Makan Ikan Kakap Putih (Latescarcarifer)


Pemilihan jenis pakan harus didasarkan pada kemauan ikan untuk memangsa pakan yang
diberikan, kualitas, nutrisi dan nilai ekonomisnya. Jenis pakan adalah ikan rucah segar dengan
kandungan lemak rendah seperti jenis selar, tanjan dan benggol karena harganya relatif murah
dan nilai gizinya masih mencukupi untuk ikan budidaya.

Pakan berupa ikan rucah beku atau segar diberikan setiap hari sebanyak 10% kali bobot
ikan kakap atau pellet 3% kali bobot ikan kakap perhari dengan dua kali pemberian yaitu pagi
dan sore hari. Pada saat ikan telah mencapai bobot 200gr, pemberian pakan cukup sekali dalam
satu hari sebanyak 5% kali bobot ikan dengan ikan rucah, tetapi bila diberi pakan pelet, pelet
yang diberikan sebanyak 2% kali bobot ikan. Cara pemberiannya dilakukan secara sedikit demi
sedikit dan jangan dimasukan sekaligus ke jaring. Gunakan ikan rucah segar. Jika menggunakan
ikan beku sebaiknya dicairkan terlebih dahulu. Jangan diberi pakan ikan asin atau ikan olahan.
Tambahkan mineral mix atau vitamin kedalam pakan rucah tersebut.

2.5 Pertumbuhan Ikan Kakap Putih (Latescarcarifer)


Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor
dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi faktor yang memengaruhi pertumbuhan dari ,
seperti keturunan, sex, umur, parasit, dan penyakit. Sedangkan faktor luar yang memengaruhi
pertumbuhan antara lain jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, dan
faktor kualitas air. Faktor ketersedian makanan sangat berperan dalam proses pertumbuhan.
Pertama memanfaatkan makanan untuk memelihara tubuh dan menggant sel-sel tubuh yang
rusak, kemudian kelebihan makanan yang tersisa baru dimanfaatkan untuk pertumbuhan.

Menurut Akbar et al., (2012), banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan kultivan
baik dari genetik maupun dari asupan nutisi yang diberi. Komposisi pakan, cara pemberian
pakan, waktu pemberian pakan, genetik dan kondisi lingkungan adalah merupakan faktor yang
menentukan terhadap pertumbuhan dan daya tahan hidup terhadap penyakit dalam suatu sistem
akuakultur. Perbedaan pertumbuhan ini juga diduga akibat dari jenis pakan dan jumlah protein
yang terkandung dalam pakan. Hepher (1988) menjelaskan bahwa sebagian besar ikan
memerlukan protein 35-45% dalam pakannya. Mengamati kandungan pakan berupa pellet
sebesar 28-30% diduga menyebabkan lambatnya pertumbuhan dibandingkan pertumbuhan ikan
kakap putih dengan pemberian pakan dengan kandungan protein yang lebih tinggi. Menurut
Chen dan Tsai (1994), kekurangan protein dalam pakan akan mengakibatkan perlambatan
pertumbuhan akibat adanya perombakan cadangan protein dalam tubuh ikan menjadi energi
melalui peristiwa deaminasi.

Nilai kelulushidupan (SR) pada ikan kakap putih (L. calcarifer) dapat dihitung dengan cara
menghitung jumlah awal pada saat pengamatan dan menghitung jumlah akhir pada saat
pengamatan. Tingkat kelulusan hidupan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah yang mati selama
masa pemeliharaan yang berpengaruh terhadap hasil produksi selama masa pembesaran.
Pengamatan tingkat kelulushidupan kakap putih dilakukan pada saat awal pengamatan yakni 270
ekor dan pada akhir pengamatan berkurang menjadi 223 ekor. Pengamatan dilakukan selama 32
hari. Nilai kelulushidupan apabila diasumsikan didapatkan hasil 82.5% dan termasuk kedalam
kategori mendekati baik. Menurut Yasin et al., (2018) ikan kakap putih yang dibudidayakan
dengan pemberian pakan dengan kadar protein sebesar 40% memiliki nilai kelulushidupan
sebesar 28.89±16.36%. Menurut Novriadi et al. (2012), nilai kelulushidupan kakap putih pada
saat pembesaran yakni berada pada nilai 86% dan ditambahkan oleh Cremer et al., (2001) nilai
kelulushidupan ikan kakap putih berkisar 89,3%. Kelulushidupan dapat digunakan sebagai
parameter untuk mengetahui toleransi dan kemampuan hidup dalam suatu populasi dengan
melihat mortalitas.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan kakap putih juga memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi yaitu sekitar
86%, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya, serta memiliki laju pertumbuhan
harian yang baik yaitu sebesar 0,51%/hari. Hama yang sering mengganggu kegiatan pembesaran
yaitu hewan liar seperti ikan barracuda, ikan buntal, dan burung laut. Untuk jenis penyakit yang
sering menyerang ikan kakap putih di KJA yaitu penyakit Benedeniasis yang disebabkan oleh
parasit Benedenia sp. Pencegahan penyakit pada ikan kakap putih yang disebabkan oleh parasit
Benedenia ini yaitu dengan cara melakukan perendaman menggunakan air tawar maupun
larutam H202 dengan dosis 0,31 ml/L selama 10-15 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, I Wayan Dodo TEKNIK BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DI
PT. BALI BARAMUNDI 2021, Diakses dari
https://pkl.undiksha.ac.id/blog/09a3c50422174034b96e0d575164ed4deec0554c30cdf95fca4a8f1
8342a6e98a4a762f7eb27fe1ac230ac2e72d84a842b87fd5f78fb3e08c0b4b2c04472407dGpnNRof
uq.JZkpVmpnxJVCc2bWkIIH8ZXOLVbcKrSz8-Pada Rabu, 6 Juni2022.

Windarto, Seto. Hastuti, Sri. Subandiyono. Nugroho, Ristiawan Agung. Sarjito. PERFORMA
PERTUMBUHAN IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch, 1790) YANG
DIBUDIDAYAKAN DALAM SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) 2019,Diakses
dari file:///C:/Users/donita%20com/Downloads/4195-14025-1-PB.pdfPada Rabu 6 Juni2022.

Anda mungkin juga menyukai