Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN JUDUL

REFLEKSI KASUS

SEORANG BAYI LAKI-LAKI USIA 6 BULAN DENGAN HIV, DIARE AKUT


DEHIDRASI TIDAK BERAT, DAN STATUS GIZI BURUK

Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Di RSUD K.R.M.T WongsonegoroKota Semarang

Disusun oleh:

Witri Kurniawati
30101407350

Pembimbing:

dr. Neni Sumarni, Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Witri Kurniawati

NIM : 30101407350

Universitas : Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )

Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

Judul : Seorang bayi laki-laki usia 6 bulan dengan hiv, diare akut dehidrasi
tidak berat dan status gizi buruk

Pembimbing : dr. Neni Sumarni, Sp. A

Semarang, JuLi 2018


Mengetahui dan Menyetujui
Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kota Semarang

Pembimbing

dr. Neni Sumarni, Sp. A

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB II STATUS MEDIK PASIEN....................................................................................2
I. IDENTITAS PENDERITA......................................................................................2
II. DATA DASAR.........................................................................................................2
1. ANAMNESIS ( ALLOANAMNESIS )................................................................2
2. PEMERIKSAAN FISIK.......................................................................................6
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG..........................................................................8
III. RESUME.............................................................................................................10
IV. DIAGNOSIS BANDING....................................................................................11
V. DIAGNOSIS KERJA.............................................................................................12
VI. INITIAL PLAN...................................................................................................12
VII. PROGNOSIS.......................................................................................................13
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................14
A. DEFINISI..................................................................................................................14
B. ETIOLOGI................................................................................................................14
C. MANIFESTASI KLINIS..........................................................................................14
D. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI...............................................................15
E. DIAGNOSIS.............................................................................................................16
F. PENATALAKSANAAN...........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus bersifat limfotropik
khas yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak
sel darah putih spesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa faktor T4
(CD4)
Transmisi HIV secara vertikal dari ibu kepada anaknya merupakan jalur tersering
dan angka terjadinya infeksi perinatal diperkirakan sebesar 83%. Di Amerika Serikat,
infeksi HIV perinatal terjadi pada hampir 80% dari seluruh infeksi HIV pediatri. Infeksi
perinatal sendiri dapat terjadi in-utero, selama periode peripartum, ataupun dari
pemberian ASI, sedangkan transmisi virus melalui rute lain, seperti dari transfusi darah
atau komponen darah relatif lebih jarang ditemukan. Selain itu, sexual abuse yang terjadi
pada anak juga dapat menjadi penyebab terjadinya infeksi HIV, di mana hal ini lebih
sering ditemukan pada masa remaja.
Insiden penyakit ini di Indonesiaterus meningkat dari tahun ke tahun Menurut
Laporan Tahun 2012, didapatkan jumlah kasus baru HIV pada triwulan kedua (April-Juni
2012) sebanyak 3.892 kasus dan jumlah kasus kumulatif HIV pada Januari 1987- Juni
2012 sebanyak 86.762 kasus.. Pada kasus baru HIV, Provinsi Jawa Tengah menduduki
peringkat ke 7 se-Indonesia.
HIV menyerang kekebalan tubuh sehingga berbagai penyakit dapat meyerang
pasien HIV karena kekebalan tubuhnya menurun.

1
BAB II
STATUS MEDIK PASIEN

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. A. B
Umur : 6 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama :Islam
Suku : Jawa
Alamat : Tlogorejo Rt 02 Rw 07 Karangawen, Kota Demak, Jawa Tengah

Nama Ayah : Tn. K


Umur : 27 thn
Pekerjaan : Buruh bangunan

Nama Ibu : Ny. U.K


Umur : 24 thn
Pekerjaan : Buruh pabrik

Bangsal : Nakula 4
No. CM : 441xxx
Masuk RS : 18Juni 2018 pukul 09.50 WIB

II. DATA DASAR

1. ANAMNESIS ( ALLOANAMNESIS )
Alloanamnesis dengan ibu kandungpasien pada tanggal 19Juni2018di
ruangNakula 4 serta didukung dengan catatan medis.
a. Keluhan Utama
Demam

b. Keluhan tambahan
Batuk (+), Pilek (+), diare (+)
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit :

2
- Sembilan hari SMRSpasien demam dirasa naik turun namun tidak
diukur dengan termometer oleh ibu pasien. Sudah diberi
paracetamol demam turun namun demam kembali naik. Selain itu
timbul batuk dan pilek, batuk tidak berdahak dan ingus mulanya
encer berwarna bening. Ibu pasien mengatakanPasien tampak
lemah, kurang aktif dan cenderung diam saja, makan minum tidak
adekuat. Tidak ada muntah, BAK baik, BAB lebih sering dan encer
namun ibu tidak ingat sehari berapa kali dan sudah terjadi berapa
hari.Pasien tidak memiliki riwayat kejang dan riwayat pengobatan
TB.Tidak ada anggota keluarga yang menderita batuk lama maupun
dalam pengobatan TB.
- Tanggal 18 Juni 2018 pukul 09.00 WIB pasien datang ke IGD
RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang ibu mengatakan
demam, batuk, pilek 9 hari dan minum tidak adekuat, Suhu pasien
di IGD 380C dandilakukan pemeriksaan laboratorium darah.
Kemudian disarankan untuk rawat inap.

Setelah masuk rumah sakit


- Satuhari perawatan di rumah sakit (Ruang nakula 4) Ibu pasien
mengatakan bahwa pasien hari inidemam naik turun, batuk dan
pilek, batuk tidak berdahak dan ingus encer berwarna beningdan
BAB berwarna kuning, tidak berbau asam, tidak menyemprot dan
tidak berbuih. Anak tampak diam terus, dan lemah, ibu mengatakan
pasien susah diberi minum.
- Dua hari perawatan di rumah sakit ibu pasien mengatakan anaknya
masih demam yang naik turun, diare cair 5x, warna kuning, ampas
(-), darah (-), lendir (+), menyemprot (-), bau asam (-). BAK dalam
batas normal, warna kuning, tidak pekat. Mual (-), batuk (-), pilek
(-), Anak tampak lemah, kurang aktif, ibu mengatakan anakterlihat
kehausan dan sudah mulai mau minum
- Tiga hari perawatan di rumah sakit ibu pasien mengatakan anaknya
masih demam yang naik turun, diare cair 7x, warna kuning, darah
(-), lendir (+), menyemprot (-), bau asam (-), ampas sedikit, BAK

3
dalam batas normal, warna kuning, tidak pekat. Mual (-), batuk (-),
pilek (-), Anak tampak lemah, ibu mengatakan anakterlihat
kehausan dan sudah mulai mau minum
- empat hari perawatan di rumah sakit ibu pasien mengatakan
anaknya masih demam yang naik turun, diare cair 3x, warna kuning,
darah (-), lendir (+), menyemprot (-), bau asam (-), ampas sedikit,
BAK dalam batas normal, warna kuning, tidak pekat. Mual (-),
batuk (-), pilek (-), Anak tampak lemah, ibu mengatakan
anakterlihat kehausan dan sudah mulai mau minum

d. Riwayat Penyakit Dahulu :


- Keluhan serupadisangkal
- Riwayat demam dan batuk berulang disangkal
- Riwayat dirawat di rumah sakit disangkal
- Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal
- Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan disangkal
e. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat keluhan serupa disangkal
- Riwayat alergi disangkal
- Riwayat batuk lama atau sedang menjalani pengobatan paru disangkal
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama ibu, nenek, kakek, dan 4 saudara.Total ada 7
orang yang tinggal bersama.1 kamar berisi 2 orang, kamar mandi di dalam
rumah,Ventilasi kurang karena belum ada jendela masih berupa
papan.Ayah pasien adalah seorang buruh bangunan dan sudah meninggal
dunia ketika pasien umur satu bulan, ibu pasien adalah seorang buruh
pabrik,Sehari-hari pasien diasuh oleh ibu pasien.Sumber biaya pengobatan
umum
Kesan : Sosial ekonomi kurang
g. Riwayat Persalinan dan Kehamilan :
Saat hamil, ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya. Pasien
merupakan anak laki-laki yang lahir dari ibu G 1P0A0, usia 24 tahun, usia
kehamilan 35 minggu, penyakit kehamilan tidak ada, lahir secara partus

4
spontan di RS PKU muhammadiyah purwodadi,ketuban pecah saat
persalinan,warna ketuban jernih, tidak langsung menangis, berat badan
lahir 2500 gram,panjang badan45 cm, lingkar kepala dan lingkar dada saat
lahir ibu tidak ingat, tidak ada kelainan bawaan.
Kesan :Neonatus preterm, lahir secara partus spontan, bayi berat lahir
cukup.
h. Riwayat Pemeliharaan Prenatal :
Ibu memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan terdekat.
Mulai saat mengetahui kehamilan hingga usia kehamilan
7minggupemeriksaan dilakukan 1x/bulan. Selama hamil ibu telah
mendapat suntikan TT 2x.Saat usia kehamilan memasuki usia kandungan
ke-8 bulan, pemeriksaan rutin dilakukan 2x/bulan hingga lahir. Ibu
mengaku tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat
perdarahan dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa
resep dokter ataupun minum jamu disangkal.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik
i. Riwayat Pemeliharaan Postnatal :
Pemeliharaan postnatal dilakukan di bidan,ibu sehat namunBB
pasien tidak mengalami kenaikan
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal kurang baik
j. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :
Pertumbuhan :
• BB lahir : 2500 gram
• BB saat ini : 4 kg
• TB lahir : 45 cm
• TB saat ini : 60 cm
WAZ=(4-7,6)/0,90= -4 (gizi buruk)

HAZ=( 60-67,8)/2,7= -2,8 (perawakan pendek)

WHZ=(4-5,7)/0,7= -2,4 (Berat badan kurang)

Kesan : Berat badan kurang, Perawakan pendek, Status Gizi buruk

5
Perkembangan :
- Senyum spontan : 2 bulan
- Miring : 3 bulan
- Tengkurap : 5 bulan
Kesan : Perkembangan anak sesuai dengan umur pasien
k. Riwayat Imunisasi :
Hepatitis B : 4 kali, usia 0,2,3,4 bulan
Polio : 4 kali, usia 0,2,3,4 bulan
BCG : 1 kali, usia 0 bulan
DTP : 3 kali, usia 2,3,4 bulan
Campak :-
Kesan : Imunisasi lengkap sesuai usia pasien hanya berdasarkan
alloanamnesa dengan ibu pasien. Buku KMS tidak dibawa
l. Riwayat Makan dan Minum Anak :
ASI diberikan sejak lahir sampai usia 2 bulan. Pada usia 3 bulan
anak mulai di berikan susu formula sampai sekarang. Susu formula
diberikan dengan dot. Jumlah dot dirumah ada 3, sebelum pemberian susu
dot dibersihkan dan direbus dengan air panas. Air untuk pembuatan susu
formula adalah air mineral.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan kurang

2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal19Juni 2018, di ruang Nakula 4RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro, Semarang
Keadaan Umum : kurang aktif, lemah, gelisah,tampak sakit
sedang,kesadarancompos mentis, tanda dehidrasi (+)

a. Tanda Vital dan Saturasi Oksigen


i. Nadi : 124 x/menit, reguler, isi tegangan cukup
ii. Pernapasan : 28 x/menit,
iii. Suhu : 38,350C (Axilla)
iv. TD : tidak dilakukan pemeriksaan

b. Status Gizi
Bayi laki-laki, usia 6 bulan

6
BB sekarang : 4 kg
PB sekarang : 60 cm

WAZ=(4-7,6)/0,90= -4 (gizi buruk)

HAZ=( 60-67,8)/2,7= -2,8 (perawakan pendek)

WHZ=(4-5,7)/0,7= -2,4 (Berat badan kurang)

Kesan : Berat badan kurang, Perawakan pendek, Status Gizi buruk

c. Status Internus
- Kepala : Normocephale, rambut hitam tipis dan distribusi merata
- Wajah : seperti wajah orang tua
- Kulit : Sianosis (-), turgor agak lambat, ikterus (-), petechie (-).
- Mata : cekung (+); pupil bulat, isokor, Ø 4mm/ 4mm, refleks cahaya
(+/+) normal, konjungtiva bulbi anemis (-/-),injeksi konjungtiva (-/-)
- Hidung : Bentuk normal, sekret (+/+), nafascuping hidung (-)
- Telinga : Bentuk normal, serumen (-/-), discharge (-/-), nyeri (-/-)
- Mulut : Bibir kering (+) berdarah (-), sianosis (-), perdarahan gusi (-),
lidah kotor (-), tremor (-)
- Tenggorok: Tonsil T1-T1, kripte melebar (-), mukosa dinding faring
hiperemis (-), granulasi (-)
- Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe mandibula (-).
- Thorax
1. Paru
 Inspeksi: Hemithoraks dextra et sinistra simetris dalam
keadaan statis maupun dinamis, retraksi suprasternal,
intercostal dan epigastrial (-).
 Palpasi : nyeri tekan (-), sterm fremitus dextra et sinistra
simetris
 Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi : suara dasar : vesikuler

7
suara tambahan: ronki (-/-), wheezing (-/-)
2. Jantung
 Inspeksi: pulsasi Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra, tidak melebar, tidak kuat angkat
 Perkusi batas jantung: Tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-), bising (-)
- Abdomen :
 Inspeksi : cembung, pernafasan abdominal (-)
 Auskultasi : BU (+)
 Perkusi : timpani (+)
 Palpasi :supel, defense muscular (-), nyeritekan
regio epigastrium (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
- Genitalia: laki-laki, tidak ada kelainan
- Pantat : kendur/ baggy pants
- Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral Dingin -/-  -/-
Akral Sianosis  -/-  -/-
Petechie  -/-  -/-
Capillary Refill Time <2" <2"

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan 18/6/18 Satuan Nilai Normal

Hematologi

- Hemoglobin 9,0 (L) g/dL 11-15

- Hematokrit 29,10 (L) % 35-47

- Jumlah Leukosit
13,9 (H) /uL 3.6-11.0
- Jumlah trombosit
403 (H) /uL 150-400

8
Kimia Klinik

- GDS 81 mg/dL 70-115

- Natrium 129.0 (L) mmol/ 135.0-147.0

- Kalium 4.0 Lmmol/ 3.50-5.0


L
- Calsium 1.23 1.12-1.32
mmol/L
Widal

- S typi O
Negatif Negatif
- S typi H
Negative Negatif
Imunologi

- HIV
reaktif reaktif

Lab Feses Rutin


(19/6/18)

Makroskopis
Kuning
- Warna

Lembek Lembek
- Konsistensi

Khas
- Bau

positif Negatif
- Lendir

Negatif Negatif
- Darah

Mikroskopis

Negatif Negatif
- Protein faeces

Negatif Negatif
- Karbohidrat

Pos (1+) Negatif


- Lemak

0-1
- Eritrosit

9
- Amoeba Negatif Negatif

- Telur cacing Negatif Negatif

- Leukosit 1-2

- Bakteri Pos (1+)

- Jamur Negatif

- Lain-lain Negatif

III. RESUME
Bayi laki-laki usia 6 bulan datang IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Semarang dengan keluhandemam 9 hari..- Sembilan hari SMRS pasien demam
dirasa naik turun namun tidak diukur dengan termometer oleh ibu pasien. Sudah
diberi paracetamol demam turun namun demam kembali naik. Selain itu timbul
batuk dan pilek, batuk tidak berdahak dan ingus mulanya encer berwarna bening.
Ibu pasien mengatakan Pasien tampak lemah, kurang aktif dan cenderung diam
saja, makan minum tidak adekuat. Tidak ada muntah, BAK baik, BAB lebih sering
dan encer namun ibu tidak ingat sehari berapa kali dan sudah terjadi berapa hari.
Pasien tidak memiliki riwayat kejang dan riwayat pengobatan TB. Tidak ada
anggota keluarga yang menderita batuk lama maupun dalam pengobatan TB.
Tanggal 18 Juni 2018 pukul 09.00 WIB pasien datang ke IGD RSUD
KRMT Wongsonegoro Kota Semarang ibu mengatakan demam, batuk, pilek 9 hari
dan minum tidak adekuat, Suhu pasien di IGD 38 0C dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah. Kemudian disarankan untuk rawat inap.
Empat hari perawatan di rumah sakit ibu pasien mengatakan anaknya masih
demam yang naik turun, diare cair 3x, warna kuning, darah (-), lendir (+),
menyemprot (-), bau asam (-), ampas sedikit, BAK dalam batas normal, warna
kuning, tidak pekat. Mual (-), batuk (-), pilek (-), Anak tampak lemah, ibu
mengatakan anak terlihat kehausan dan sudah mulai mau minum
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan umum anak kompos mentis,
tampak sakit sedang, lemah,kurang aktif,anak tampak gelisah, kehausan,kesan gizi

10
buruk, tanda vital : nadi 124x/menit, pernapasan 28x/menit, dan suhu 38,350C. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan mata cowong, turgor kembali agak lambat, baggy
pants.

Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningkatan trombosit,


penurunan hemoglobin dan hematocrit. Pada pemeriksaan kimia klinik didapakan
penurunan natrium. Pada pemeriksaan feses rutin menunjukkan terdapat lemak
positif (1+), lender positif, eritosit 0-1/lpb, leukosit 1-2/lpb dan bakteri positif (1+).
Pada pemeriksaan VCT hasil reaktif

IV. DIAGNOSIS BANDING


1. Febris9hari
a. ISK
b. Demam Typhoid
c. Malaria
d. Demam yang berhubungan dengan HIV
2. Diare
- Berdasarkan Durasi
o Diare Akut
o Diare Persisten
- Berdasarkan Patofisiologi
o Diare Sekretorik
o Diare Osmotik
- Berdasarkan tandaDehidrasi
o Diare tanpa tanda dehidrasi
o Diare dengan tanda dehidrasi tidak berat
o Diare dengan tanda dehidrasi berat
- Berdasarkan Etiologi
o Viral
 Rotavirus
 Astrovirus,
 Cacivirus
 Coronavirus
o Bakterial

11
 Bacillus cereus
 Compylobacter jejuni
 E coli
 Shigelloides
 Salmonella spp
 staphylococus aureus
 vibrio cholerae
o Jamur
o Parasit
 Balantidium coli
 Entamoba hystolitica
 Giardia lambdia
 Trichuris trichiura.
3. Status Gizi
o Gizi lebih
o Gizi normal
o Gizi Buruk
-

V. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis utama : HIV
Diagnosis komplikasi :Diare Akut dengan Dehidrasi Tidak Berat,
Diagnosis gizi : status gizi buruk
Diagnosis sosial ekonomi : kurang
Diagnosis Imunisasi : Imunisasi dasarlengkap sesuai usia
Diagnosis Pertumbuhan : Berat badan kurang, Perawakan pendek,
Diagnosis Perkembangan : Perkembangan sesuai usia

VI. INITIAL PLAN


 Ip. Dx :
a. Subyektif : -
b. Obyektif : Evaluasi darah rutin, Kimia Klinik, Feses Rutin, ulang rapid tes
 Ip. Tx :

12
o Rehidrasi
 Oralit : 75cc/kgBB x 4kg = 300 cc dalam 3 jam
 Infus RL = 33 tpm
o PO Zink 10 mg selama 10 hari/ zink syrup 1sendok the selama 10 hari
o PO PCT 1/4 sendok obat tiap 3-4 jam jika demam
o Nutrisi
 F75 12 x 45cc
 As.folat 1xsehari ¼ tab
 Sirup Fe 30mg/5ml 1x ½ sendok the selama 4 minggu atau lebih
sampai kadar Hb normal
o Kotrimoxazole 240mg sehari satu kali
o AZT + 3TC +NVP (zidovudine+lamivudine+nevirapine)
 Ip. Mx :
 Monitoring suhu, frekuensi jantung, frekuensi pernapasan,
 Monitoring BAB
 Awasi tanda-tanda dehidrasi
 Timbang BB setiap hari
 Ip. Ex :
 Jelaskan kepada keluarga pasien bahwa anak mengalami infeksi HIV dan
keluarga di harapkan mau untuk VCT.
 Jelaskan kepada keluarga penyebaran virus HIV lewat mana saja (cairan
sperma, cairan vagina, darah, ASI)

VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : malam
Quo ad functionam : malam
Quo ad sanationam : malam

13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan retrovirus bersifat
limfotropik khas yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh,
menghancurkan atau merusak sel darah putih spesifik yang disebut limfosit T-helper
atau limfosit pembawa faktor T4 (CD4)(1)
Transmisi penularan HIV dari ibu ke anak terjadi secara vertical sehingga
resiko penularanpun dapat terjadi sekitar 25-45% yang terbagi atas selama kehamilan
5-10%, pada masa persalinan 10-20% dan melalui ASI 10-15% angka penularan dari
ASI menunjukan resiko yang cukup tinggi sehingga pada ibu yang tersangka HIV
dapat dilakukan PMTCT dengan cara memilih pemberian nutrisi.
B. ETIOLOGI
Etiologi Virus HIV termasuk kedalam famili Retrovirus sub famili
Lentivirinae. Virus famili ini mempunyai enzim yang disebut reverse
transcriptase.Enzim ini menyebabkan retrovirus mempunyai kemampuan
menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA.Jadi setiap
kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri, informasi genetik virus juga ikut
diturunkan.1 Virus HIV terdiri dari 2 sub-tipe, yaitu HIV-1 dan HIV-2.HIV-1
bermutasi lebih cepat karena replikasi nya lebih cepat. Secara morfologi HIV terdiri
atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop). Bagian inti
berbentuk silindris tersusun atas dua untai RNA, enzim reverse transcriptase dan
beberapa jenis protein.Bagian selubung terdiri dari lipid dan glikoprotein (gp 41 dan
gp 120).Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4).Karena bagian luar virus
merupakan lemak maka, virus ini sensitive terhadap pengaruh lingkungan seperti air
mendidih, sinar matahari, alcohol, tetapi relatif resisten terhadap radiasi dan sinar
ultraviolet. Virus HIV hidup didalam darah, saliva, semen, air mata dan mudah mati
diluar tubuh(2)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis infeksi HIV pada anak sangat bervariasi.Beberapa anak dengan
HIV-positif menunjukkan keluhan dan gejala terkait HIV yang berat pada tahun

14
pertama kehidupannya.Anak dengan HIV-positif lainnya mungkin tetap tanpa gejala
atau dengan gejala ringan selama lebih dari setahun dan bertahan hidup sampai
beberapa tahun.1) Infeksi berulang: tiga atau lebih episode infeksi bakteri yang lebih
berat (seperti pneumonia, meningitis, sepsis, selulitis) pada 12 bulan terakhir. 2)
Thrush: Eritema pseudomembran putih di langit-langit mulut, gusi dan mukosa pipi.
Pasca masa neonatal, ditemukannya thrush tanpa pengobatan antibiotik, atau
berlangsung lebih dari 30 hari walaupun telah diobati, atau kambuh, atau meluas
melebihi bagian lidah, kemungkinan besar merupakan infeksi HIV. Juga khas apabila
meluas sampai di bagian belakang kerongkongan yang menunjukkan kandidiasis
esophagus. 3) Parotitis kronik: pembengkakan parotid uni atau bilateral selama ≥ 14
hari, dengan atau tanpa diikuti rasa nyeri atau demam. 4) Limfadenopati generalisata:
terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada dua atau lebih daerah ekstra inguinal
tanpa penyebab jelas yang mendasarinya.5) Hepatomegali tanpa penyebab yang jelas:
tanpa adanya infeksi virus yang bersamaan seperti sitomegalovirus.6) Demam yang
menetap dan/atau berulang: demam (> 38° C) berlangsung ≥ 7 hari, atau terjadi lebih
dari sekali dalam waktu 7 hari. 8) Disfungsi neurologis: kerusakan neurologis yang
progresif, mikrosefal, perkembangan terlambat, hipertonia atau bingung (confusion) 9)
Dermatitis HIV: Ruam yang eritematus dan papular. Ruam kulit yang khas meliputi
infeksi jamur yang ekstensif pada kulit, kuku dan kulit kepala, dan molluscum
contagiosum yang ekstensif. 10) Penyakit paru supuratif yang kronik (chronic
suppurative lung disease(3)
Gejala yang umum ditemukan pada anak dengan infeksi HIV, tetapi juga lazim
ditemukan pada anak sakit yang bukan infeksi HIV adalah Otitis media kronik: keluar
cairan/nanah dari telinga dan berlangsung ≥14 hari, Diare Persisten: berlangsung ≥ 14
hari, Gizi kurang atau gizi buruk: berkurangnya berat badan atau menurunnya
pertambahan berat badan secara perlahan tetapi pasti dibandingkan dengan
pertumbuhan yang seharusnya, sebagaimana tercantum dalam KMS. Tersangka HIV
terutama pada bayi berumur <6 bulan yang disusui dan gagal tumbuh(3)
D. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
HIV masuk kedalam tubuh manusia. RNA virus berubah menjadi
DNAintermediet/DNA pro virus dengan bantuan enzim transkriptase, dan kemudianm
bergabung dengan DNA sel yang diserang. Virus HIV akan menyerang Limfosit T
yang mempunyai marker permukaan seperti sel CD4+, yaitu sel yang membantu

15
mengaktivasi sel B, killer cell, dan makrofag saat terdapat antigen target khusus. Sel
CD4+ adalah reseptor pada limfosit T yang menjadi target utama HIV. HIV
menyerang CD4+ baik secara langsung maupun tidak langsung. HIV yang mempunyai
efek toksik akan menghambat fungsi sel T.Lapisan luar protein HIV yang disebut
sampul gp120 dan anti gp41 berinteraksi dengan CD4+ yang akan menghambat
aktivasi sel dan mempresentasikan\Setelah HIV mengifeksi seseorang, kemudian
terjadi sindrom retroviral akut semacam flu disertai viremia hebat dan akan hilang
sendiri setelah 1-3 minggu. Serokonversi (perubahan antibodi negatif menjadi positif)
terjadi 1-3 bulan setelah infeksi. Pada masa ini, tidak dijumpai tanda-tanda khusus,
penderita HIV tampak sehat dan test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini,
tahap ini disebut juga periode jendela (window periode). Kemudian dimulailah infeksi
HIV asimptomatik yaitu masa tanpa gejala. Dalam masa ini terjadi penurunan CD4+
secara bertahap. (4)
Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh, pasien mulai
menampakkan gejala akibat infeksi opurtunistik seperti penurunan berat badan,
demam lama, pembesaran kelenjar getah bening, diare, tuberkulosis, infeksi jamur,
herpes, dan lain-lain. Virus HIV ini yang telah berhasil masuk kedalam tubuh
seseorang, juga akan menginfeksi berbagai macam sel, terutama monosit, makrofag,
sel-sel microglia di otak, sel-sel hobfour plasenta, sel-sel dendrit pada kelenjar limfa,
sel-sel epitel pada usus, dan sel Langerhans di kulit. Efek dari infeksi pada sel
mikroglia di otak adalah encefalopati dan pada sel epitel usus adalah diare kronis. (5)
E. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Gejala yang timbul biasanya seperti gejala penyakit biasa seperti demam,
flu, batuk, diare.

Gejala yang menunjukkan kemungkinan infeksi HIV :

 Limfadenopati generalisata: terdapat pembesaran kelenjar getahbening pada


dua atau lebih daerah ekstra inguinal tanpapenyebab jelas yang mendasarinya.

 Hepatomegali tanpa penyebab yang jelas: tanpa adanya infeksivirus yang


bersamaan seperti sitomegalovirus.

 Demam yang menetap dan/atau berulang: demam (> 38° C)berlangsung ≥ 7

16
hari, atau terjadi lebih dari sekali dalam waktu7 hari.

 Disfungsi neurologis: kerusakan neurologis yang progresif,mikrosefal,


perkembangan terlambat, hipertonia atau bingung(confusion).

 Herpes zoster.

 Dermatitis HIV: Ruam yang eritematus dan papular. Ruam kulityang khas
meliputi infeksi jamur yang ekstensif pada kulit,kuku dan kulit kepala, dan
molluscum contagiosum yangekstensif.

 Penyakit paru supuratif yang kronik (chronic suppurative lungdisease).

2) Gejala yang umum ditemukan pada anak dengan infeksi HIV,tetapi juga lazim
ditemukan pada anak sakit yang bukan infeksiHIV adalah :

 Otitis media kronik: keluar cairan/nanah dari telinga danberlangsung ≥14 hari

 Diare Persisten: berlangsung ≥ 14 hari

 Gizi kurang atau gizi buruk: berkurangnya berat badan ataumenurunnya


pertambahan berat badan secara perlahan tetapipasti dibandingkan dengan
pertumbuhan yang seharusnya,sebagaimana tercantum dalam KMS. Tersangka
HIV terutamapada bayi berumur <6 bulan yang disusui dan gagal tumbuh.

2. Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda tergantunggejala yang
timbul seperti Pembesaran KGB, ruam pada kulit,hepatomegali dll.

3. Pemeriksaan Penunjang
o Tes antibodi (Ab) HIV (ELISA atau rapid tests)
Uji antibodi HIV mendeteksi adanya antibodi HIV yang diproduksi sebagai bagian
respons imun terhadap infeksi HIV. Pada anak usia>18 bulan, uji antibodi HIV
dilakukan dengan cara yang sama sepertidewasa Uji antibodi HIV dilakukan usia
>18 bulan karena antibody maternal yang ditransfer secara pasif selama
kehamilan, dapatterdeteksi sampai umur anak 18 bulan. (3,6)

o Tes virologis

17
Tes virologis untuk RNA atau DNA yang spesifik HIV merupakanmetode yang
paling dipercaya untuk memastikan diagnosis HIV padaanak dengan usia< 18
bulan, dibutuhkan uji virologi HIV yang dapatmemeriksa virus atau
komponennya. Jika bayi muda masih mendapatASI dan tes virologis RNA
negatif, perlu diulang 6 minggu setelahanak benar-benar disapih untuk
memastikan bahwa anak tidak terinfeksi HIV.(3,6)

CD4+ adalah parameter terbaik untuk mengukur imunodefisiensim yang


digunakan bersamaan dengan penilaian klinis.CD4+ dapatmenjadi petunjuk dini
progresivitas penyakit karena, nilai CD4+menurun lebih dahulu dibandingkan
kondisi klinis.Pemantauan CD4+dapat digunakan untuk memulai pemberian ARV
atau penggantianobat.Makin muda umur, makin tinggi nilai CD4+.Untuk anak
<5tahun digunakan persentase CD4+.Bila >5 tahun, persentase CD4+dan nilai
CD4+ absolut dapat digunakan. Ambang batas kadar CD4+untuk imunodefisiensi
berat pada anak > 1 tahun sesuai dengan risikomortalitas dalam 12 bulan (5%).

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan Antiretroviral (Antiretroviral therapy = ART)Obat
Antiretroviral (ARV) makin tersedia secara luas dan mengubah dengan cepat
perawatan HIV/AIDS. Obat ARV tidak untuk menyembuhkan HIV, tetapi dapat
menurunkan kesakitan dan kematian secara dramatis, serta memperbaiki kualitas
hidup pada orang dewasa maupun anak.Kriteria memulai didasarkan pada kriteria
klinis dan imunologis. Resistensiterhadap obat tunggal atau ganda bisa cepat
terjadi, sehingga rejimen obat tunggal merupakan kontraindikasi, Oleh karena itu
minimal 3 obat merupakan baku minimum yang direkomendasikan. Obat ARV
terdiri dari tiga golongan utama
a. Nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitors (NRTI)
 Zidovudine (ZDV)
 Lamivudine (3TC)
 Stavudine (d4T)
 Didanosine (ddI)
 Abacavir (ABC)
b. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI)
 Nevirapine (NVP)

18
 Efavirenz (EFV)
c. Protease inhibitors (PI)
 Nelfinavir (NFV)
 Lopinavir/ritonavir (LPV/r)
 Saquinavir (SQV)

Pada anak umur 12–18 bulan dengan HIV (Ab) positif, dengan keluhan
dan jika diduga kuat HIV berdasarkan klinis, bisa dimulai pemberian ARV. ARV
pada anak yang asimptomatik tidak dianjurkan, karena meningkatkan terjadinya
resistensi sejalan dengan waktu. Dosis obat harus ditingkatkan pada saat berat
badan bertambah, jika tidak, akan terjadi risiko kekurangan dosis dan terjadi
resistensi.
Anak< 18 bulan dengan uji antihodi HIV positif dan berada dalam kondisi
klinis yang berat dan tes PCR tidak tersedia hares segera mendapat terapi ARV
setelah kondisi klinisnya stabil . Tes antihodi harus diulang pada usia 18 bulan.
Anak < 18 bulan dengan uji PCR positif dan kondisi klinis yang berat atau tanpa
gejala tetapi dengan persentase CD4+ 18 bulan dengan hasil uji antibodi positif
dan apakah sedang dalam kondisi klinis yang berat atau CD4 < 25° , sebaiknya
juga mendapat ARV.

Pemberian nutrisi pengganti pada ibu positif HIV jika syarat AFASS
terpenuhi yang mana AFASS merupakan singkatan dari :
 Acceptable : Dapat diterima
 Feasible : Mudah dilakukan
 Affordable : Harga terjangkau
 Sustainable : Berkesinambungan

19
 Safe : Aman.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Z. Djoerban, S. Djauri. Infeksi tropical. Hiv aids. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam
FKUI. Edisi IV. Jilid III. Hal. 1803-1807.
2. Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Edisi 6 Volume 1. Jakarta.Penerbit
EGC. 2009: hal 417-418
3. World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit
Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama Di Kabupaten/Kota. 2010. 224-
245
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman tatalaksana infeksi HIV pada
anak dan terapi antiretroviral di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2006.
5. National Department of Health, South Africa, South African National AIDS Council.
Clinical guidelines: PMTCT. South Africa: National Department of Health; 2010.
6. Departemen Kesehatan Repubik Indonesia. Pedoman Tatalaksana dan Anti Terapi
Antiretroviral Pada Anak Indonesia. 2008

21

Anda mungkin juga menyukai