Oleh
Nama kelompok
2. SILVIACLORI : 19030018
Dosen pembimbing:
SUMATERA BARAT
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Morfologi Pulau Maluku Selatan dan Utara” meskipun bentuknya sangat jauh dari
kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju
alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca.Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
membimbing mata Geomorfologi Indonesia atas bimbingannya pada semester ini meskipun
baru memasuki awal perkuliahan.Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan
pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah
gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………...………………………….. 2
DAFTAR ISI…………………………………………..……………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………...…………4
B. Rumusan Masalah…………………………………………….............. 4
C. Tujuan…………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Geomorfologi Pulau Maluku…………………….……………………….5
B. Morfologi Maluku Utara…………………….………………………7
C. Batas Pemisah Antara Maluku Utara dan Selatan....................................................8
D. Morfologi Maluku Selatan...................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….9
B. Saran………………………………………………….…………...9
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepulauan Maluku terdiri dari kelompok rangkaian pulau-pulau yang batas-batasnya sebagai
berikut :
Pulau-pulau yang besar adalah Halmahera, Ternate, Tidore, Obi, Sula, Seram, Buru,
Ambon, Banda, Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru. Daerah ini merupakan daerah yang
berelief beraneka ragam dengan basin-basin atau punggungan- punggungan, saat ini
pembentukan pegunungan masih aktif. Malukun Utara sebagian besar di hubungkandengan
rangkaian pulua-pulau Asia Timur sdan sebagian dengan sistem Melanesia. Maluku Selatan
(Busur Banda) merupakan suatu bagian dari sistem Pegunungan Sunda. Batas pemisah
antara Maluku Utara dengan Maluku Selatan adalah sebuah punggungan yang arah timur-
barat yang membujur dari Lengan Timur Sulawesi ke Kepala Burung Irian (Papua) yaitu
dereran kepulauan Banngai, Pulau-pulau Sula, Gamumu dan Pulau Misool
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. GEOMORFOLOGI MALUKU
1. Letak Wilayah
Luas wilayah Provinsi Maluku adalah 712.479, 69 km2, dengan luas daratan 54.185
km2 (7,61%) dan luas lautannya 658.294,69 km2 (92,39%). Maluku memiliki gunung
tertinggi adalah Gunung Binaya, 3055 m di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah, lalu G.
Kapalatmada (2429 m) dan 113 sungai diantaranya 86 sungai besar (berair sepanjang tahun)
serta 11 danau.
Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km2. Sebagian besar
merupakan wilayah perairan laut, yaitus eluas 106.977,32 km2 (76,27%). Sisanya seluas
33.278 km2 (23,73%) adalah daratan.
5
Kabupaten Buru merupakan salah satu kawasan di luar busur banda (jalur gunung
api) dengan formasi geologi bervariasi antara batuan sedimen dan metamorfik. Dalam peta
sketsa Pulau Buru dan Seram, diuraikan bahwa secara umum ditemukan 3 (tiga) material
utama penyusun Pulau Buru. Tiga formasi dimaksud berada pada bagian Selatan, Utara dan
formasi disposisi di bagian Timur Laut, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Batuan sedimen di bagian selatan yang kebanyakan dijumpai pada tempat-tempat dengan
permukaan air yang dangkal.
b) Batuan metamorfik yang mirip dengan tipe batuan benua yang meliputi filit, batu sabak,
sekis, arkose serta greywacke meta yang dominan berada pada bagian Utara Pulau Buru.
c) Endapan batuan sedimen berumur neogen bagian atas ditemukan pada bagian Timur Laut
sekitar kawasan Waeapu tersusun dari endapan aluvium dan kolovium berupa bongkahan,
kerikil, lanau, konglomerat, lumpur dan gambur. Sedangkan di sepanjang pantai Utara
terdapat jalur endapan pantai dan aluvio-kolovium yang diselingi dengan terumbu karang
angkatan (uplifted coral reef)
3. Geomorfologi dan Hidrogeologi
a. Kondisi geomorfologi
Pulau Buru dan pulau-pulau kecil lainnya yang termasuk kedalam Kabupaten Buru
dikontrol oleh geologi regional Provinsi Maluku, dimana wilayah ini merupakan ujung barat
busur kepulauan non magmatik dari lingkaran sirkam pasifik. Oleh karena itu, Kepulauan
Buru dapat dikelompokan kedalam beberapa satuan geomorfologi, sebagai berikut :
a. Satuan geomorfologi perbukitan / pegunungan lipatan patahan yang menempati wilayah
bagian tengah Kabupaten Buru;
b. Satuan geomorfologi pegunungan homoklin yang meliputi wilayah Bagian Utara dan
Selatan Kepulauan Buru;
c. Satuan geomorfologi lembah dan bataran sungai yang mengikuti lembah sungai-sungai
besar juga menjadi wilayah permukiman
b. Kondisi hidrogeologi
Pulau Buru dan pulau-pulau kecil lainnya yang termasuk dalam Kabupaten Buru
adalah sebagai berikut :
6
hujan (catchment area) keempat wilayah DAS tersebut diatas serta pada 2 (dua)
punggung yang terdapat di selatan daerah studi.
• Zona air tanah sedang – tinggi menempati hampir seluruh wilayah studi, yang
mengelilingi Pulau Buru. Kawasan ini dapat tercapai jika sistem vegetasi tetap
terjaga, sehingga tingkat peresepan (recharged) dapat dipertahankan dan surface
run off dapat dicegah dan diperkecil.
c) Hidro Oceanograf
Sesuai dengan kondisi geografinya Kabupaten Buru dikelilingi oleh Laut Seram di
Utara dan Laut Banda di Selatan dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan sebagai
kabupaten yang berada di dalam Provinsi Maluku. Oleh karena itu, pada bagian utara dan
selatan berada pada posisi gapura energi gelombang yang tinggi pada musim barat
maupun musim timur, dengan arus laut dari selatan yang sangat kuat pada musim timur
yang berlangsung Juni sampai September.
Berdasarkan kondisi tersebut dan sesuai dengan posisi Pulau Buru yang berada di
busur luar kepulauan non magmatik, maka Laut Seram di Utara dan Laut Banda di
Selatan merupakan 2 (dua) palung laut dalam (samudera) yang sangat mempengaruhi
wilayah ini, dengan kondisi batimetri yang sangat dalam. Disisi lain Pulau Buru memiliki
potensi sumber daya perikanan yang tinggi didukung keberadaan di jalur ALKI III
menghubungkan Timur, Barat, dan Utara seperti telah dijelaskan sebelumnya.
4. Geologi
Kondisi geologi di Kabupaten Buru adalah sebagai berikut :
1. Satuan litostratigrafi Kabupaten Buru disusun oleh batuan metamorfosa / malihan, yang
ditutup oleh batuan sedimen baik selaras maupun tidak selaras diatasnya, serta batuan
terobosan / intrusi yang memotong batuan metamorfosa dan batuan sedimen.
2. Struktur geologi, sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa batuan tertua di Pulau Buru
adalah kompleks, metamorfosa / malihan regional dinamotermal yang berumur pra tersier
(permo). Poros lipatan (antiklin dan sinklin) yang berarah Barat Laut – Tenggara
menunjukkan bahwa tekanan gaya kompressoal berasal dari Timur Laut – Barat Daya
untuk batuan yang berumur pra tersier. Kemudian pada tersier pola arah umum perlipatan
menjadi Timur – Barat, yang berarti bahwa arah gaya kompressional berarah Utara –
Selatan, hal ini menunjukkan adanya rotasi dari pra tersier ke tersier.
B. MALUKU UTARA
Provinsi Maluku utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil. Pulau yang dihuni
sebanyak 64 buah dan sisanya tak berpenghuni.
1. Pulau yang tergolong relative besara dalah Pulau Halmahera (18.000 km2)
2. Pulau yang ukurannya relative sedang yaitu Pulau Obi (3900 km2), Pulau Taliabu
(3195 km2), Pulau Bacan (2878 km2), dan Pulau Morotai (2325 km2).
3. Pulau-pulau yang relatifkecil antara lain Pulau Ternate, Tidore, Makian, Kayoa,
Gebe, dan sebagainya. Maluku Utara dibentuk oleh dua system punggungan yang
memusat, yang satu membatasi Basin Sulawesi yang cembung ketimur (Sistem
Sangihe), dan yang lain membatasi bagian tengah kelompok Halmahera yang
cembung kebarat (Sistem Ternate)
7
Sistem Ternate terdiri dari elemen-elemen berikut:
1. Palung belakang: bagian umumdari kelompok Halmahera, hanya sebagian yang
tenggelam (Basin Halmahera)
2. Busur dalam yang vulkanis: Zona Ternate (ujung utara Halmahera, Hiri, Ternate,
Tidore, Mare, Makian)
3. Palung antara: Palung Morotai – Ternate – Bacan
4. Busur luar non vulkanis: Punggungan Snellius – Mayu – Obi
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi Tektonik Global yaitu merupakan interaksi antara 3
blok kerak bumi yaitu : (a) Lempeng India-Australia, (b) Lempeng Pasifik dan (c) Lempeng
Eurasia. tiga Lempeng tersebut di atas merupakan sebagai mobil penggerak, sehingga
mengalami pertemuan antar lempeng yang sering menimbulkan terjadinya penunjaman. Akibat
penunjaman tersebut menyebabkan adanya salah satu lempeng mengalami pengangkatan, dengan
adanya pengangkatan itulah menyebabkan munculnya pulau-pulau yang membentuk Kepulauan
Indonesia. Batas dari lempeng tersebut adalah suatu jalur palung dan sesar stike-slip fault di
sebelah barat Sumatera, Selatan Jawa, Utara Papua dan Timur Filipina. Sesar Sumatera, Sulawesi
Filipina yang memberikan pengaruh ke arah selatan, tenggara dari lempeng Eurasia, sedangkan
jalur paling Sumatera dan Jawa memberikan pengaruh gerakan ke utara dari lempeng India dan
Australia. Secara geografis maluku terletak pada 5º sampai 6,5º Lintang Selatan dan 131º sampai
133,5º Bujur Timur.
Pulau-pulau yang besar adalah Halmahera, Ternate, Tidore, Obi, Sula, Seram, Buru, Ambon,
Banda, Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru. Daerah ini merupakan daerah yang berelief beraneka
ragam dengan basin-basin atau punggungan- punggungan, saat ini pembentukan pegunungan
masih aktif. Malukun Utara sebagian besar di hubungkandengan rangkaian pulua-pulau Asia
Timur sdan sebagian dengan sistem Melanesia. Maluku Selatan (Busur Banda) merupakan suatu
bagian dari sistem Pegunungan Sunda. Batas pemisah antara Maluku Utara dengan Maluku
Selatan adalah sebuah punggungan yang arah timur-barat yang membujur dari Lengan Timur
Sulawesi ke Kepala Burung Irian (Papua) yaitu dereran kepulauan Banngai, Pulau-pulau
Sula, Gamumu dan Pulau Misool. Selanjutnya dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang morfologi Maluku Selatan atau Busur Sunda. Hal-hal yang berkenaan denagan morfologi
Maluku Selatan dan Utara akan di uraikan dalam makalah ini.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan makalah ini
sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Belajar Itu Menyenangkan: MORFOLOGI PULAU BALI, NUSA TENGGARA, DAN MALUKU
(musfiraakyuni.blogspot.com)
10