Anda di halaman 1dari 11

PAPER PHYSICAL ASSESMENT

“Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler ”


Dosen Pembimbing: Dinarwulan Puspita, M.Kep

Disusun Oleh
Kelompok 3 :

Ade Aulia Utami SNR19214073


Andhi Pranata SNR192140**
Fransiskus Septianto Herpin SNR19214060
Gregorius Marsel SN192140**
Imam Khairul Anwar SNR19214068
Juliat SNR19214076
Korolus Indrolus SNR19214061
Thosimah SNR19214067
Yakobus Victor Pranata SNR19214071

PRODI NERS REGULER B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2020/2021
A. Pendahuluan
B. Anatomi Sistem Kardiovaskuler
1. Anatomi jantung
2

Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan
tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah
dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat
ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di
bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang
memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri
dinamakan septum.

Gambar 1. Jantung normal dan sirkulasinya

Irman Somantri, 2018. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Batas-batas jantung:

1) Kanan: vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
3

2) Kiri: ujung ventrikel kiri

3) Anterior: atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri

4) Posterior: atrium kiri, 4 vena pulmonalis

5) Inferior: ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang


diafragma sampai apeks jantung

6) Superior: apendiks atrium kiri

Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat


katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar
darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah
katup trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan,
katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup
mitral yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta,
terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun
(leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun
(leaflet).

Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui preksus
jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta
hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus
toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel. Walaupun
jantung tidak mempunyai persarafan somatik, stimulasi aferen vagal dapat
mencapai tingkat kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri.

Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui preksus
jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta
hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus
4

toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel. Walaupun
jantung tidak 9 mempunyai persarafan somatik, stimulasi aferen vagal dapat
mencapai tingkat kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri. Mayoritas darah
vena terdrainase melalui sinus koronarius ke atrium kanan. Sinus koronarius
bermuara ke sinus venosus sistemik pada atrium kanan, secara morfologi
berhubungan dengna atrium kiri, berjalan dalam celah atrioventrikuler.

2. Fisiologi jantung
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-
ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa
jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan
bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk
seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini adalah
suatu proses yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan
oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke
jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari
sirkulasi vena (disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke
jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup
trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru melalui katup
pulmonal.
Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami
oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darah
merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis.
Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan
selanjutnya dipompakan ke aorta.
Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan
tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal, ventrikel
5

ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir ke
ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat ventrikel terisi
darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua
atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua ventrikel.

C. Tujuan Pelaksanaan (PEMERIKSAAN FISIK)


D. Syarat dan Ketentuan Pemeriksaan
Pemeriksaan tubuh adalah untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari
suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi),
meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi) Umumnya
pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan (inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi). Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya auskultasi dilakukan
sebelum palpasi. Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih
dahulu kita harus melakukan komunikasi dokter(pemeriksa) dengan pasien
(anamnesis). Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat
membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien.
Begitu pentingnya anamnesis ini, maka kadang-kadang belum kita lakukan
pemeriksaan fisik maka diagnosis sudah dapat diperkirakan. Secara khusus
pemeriksaan fisik kardiovaskuler dalam pelaksanaannya tidak beda jauh dengan
sistim lain yaitu secara berurutan dilakukan pemeriksaan melihat (inspeksi),
meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Pemeriksaan fisik kardiovaskuler biasanya dimulai dengan pemeriksaan tekanan
darah dan denyut nadi . Kemudian diperiksa tekanan vena jugularis, dan akhirnya
baru pemeriksaan jantung. Dalam pemeriksaan selanjutnya pada jantung
disamping ditemukan adanya hasil pemeriksaan normal, juga bisa kita dapati
kelainan-kelainan hasil pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain : batas
jantung yang melebar, adanya berbagai variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi
tambahan berupa bising (murmur). Disamping anamnesis dan pemeriksaan fisik,
6

maka pemeriksaan penunjang cukup membantu pemeriksa dalam menegakkan


diagnosis.

Indikasi : Pemeriksaan fisik kardiovaskuler dilakukan untuk : 1. Kelengkapan


dari rangkaian anamnesis yang dilakukan pada pasien 2. Mengetahui diagnosis
penyakit dari seorang pasien 3. Membantu dokter dalam melakukan tindakan
selanjutnya pada pasien 4. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada
pasien 5. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan
paripurna terhadap pasien.

E. PrinsipTindakan
F. Persiapan
1. Lingkungan
a. Pakaianataspasienharusdisiapkandalamkeadaanterbuka.
b. Ruangpemeriksaanharustenang, nyaman, hangat dan cukup penerangan
untukmenampilkanauskultasi yang adekuat.
c. Tetapselalumenjaga privacy pasien
d. Prioritaskandanperhatikanuntuktanda-tandakegawatan.
2. Pasien
a. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan dan tujuan yang akan dilakukan.
b. Tanyakan kesiapan pasien untuk dilakukan tindkaan
c. Atur posisi pasien
d. Pastikan kenyamanan fisik pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
e. Anjurkan klien untuk rileks
3. Langkah-langkah persiapan
a. Pengkajianawal
1) CuciTangan
2) Mengucapkansalam
3) Menjelaskantujuanpemeriksaan
7

4) Menjelaskanlangkahdanprosedur
5) Menanyakankesiapanpasien
6) Aturposisipasien :
a) Terlentang, denganelevasikepala 30 derajat:
Inspeksidanpalpasiprekordium :selaiga II, ventrikelkanandankiri,
iktuskordis (diameter, lokasi, amplitudo, durasi).
b) Berbaring miring kekiri (left lateral decubitus)
:Palpasiiktuskordis. Auskultasidenganbagianbeldaristetostop.
c) Terlentang, denganelevasikepala 30 derajat
:Auskultasidaerahtrikuspidalisdenganbagianbeldaristetostop.
d) Duduk, sedikitmembungkukkedepan,
setelahekspirasimaksimal :Dengarkansepanjangtepi sternum
kiridan di apeks.
b. Inspeksi : Pemeriksaandengancaraobservasi(pengamatan)
1) Melihatadatidaknyabendungan vena padadindingdada
2) Melihatpulsasiiktuscordis
Hasil:
a) Normal:pulsasiterlihatpadapasien yang kurus,
tidakterlihatpadapasien yang gemuk
b) Abnormal:pulsasiterlihatpadapasien yang gemuk
c. Palpasi: Pemeriksaandengancarasentuhan, rabaandantekanan
1) Mencaripulsasiiktuscordis (secara normal : iktuscordisterletak di
garismidklavikulasinistraIntercostaeV)
2) Denyutjantungdapatdihitungpadaiktuscordis
(walaupuncarainitidaklazimdilakukan)
Hasil :
a) Normal:pulsasiterabapadapasien yang kurus,
tidakterabapadapasien yang gemuk
b) Abnormal:pulsasiterabapadapasien yang gemuk
d. Perkusi : Pemeriksaandengancaramengetukjaritengahtangankiri yang
diletakkanpadatubuhpasien
1) Menentukanbataskananjantung
2) Batas kananjantungditentukansetelahbatasparuheparditemukan
3) Menentukanbataskirijantung
4) Batas kirijantungditentukansetelahbatasparu – lambungditemukan
Hasil:
a) Normal :bunyipekak/ datar
8

b) Abnormal :bunyipekak/ datarmelebarkarenacardiomegali.


e. Auskultasi:
PemeriksaandenganmenggunakanstetoskopeMendengarkanbunyijantung I
(saatkatup mitral dantrikuspidalmenutup) danbunyijantung 2 (saatkatup
aorta danpulmonalmenutup) padamasing – masingkatupjantung.
NOTE :
1) Katup mitral terletakdi garismidklavikulasinistraintercostaeV
2) Katuptrikuspidalterletak di garis parasternal sinistraintercostaeIV
3) Katup aorta terletak di garissternalisdextraintercostaeII
4) Katuppulmonalterletak di garissternalissinistraintercosta II
Hasil:
a) Normal :Lup-Dup (BunyiJantung 1/S1- bunyijantung 2/S2)
b) Abnormal:bunyitambahan ((BunyiJantung 3/S3 dan
(BunyiJantung 4/S4, bunyimur-mur, bunyitapakkuda)

f. Bunyipertamajantung(S1)
Bunyi LUB yang rendahdisebabkanolehpenutupankatup mitral
dantrikuspidialis, lamanyakira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz.
Terpisahnyabunyijantungpertamadankeduaadalahkarenapenutupankedua
katup yang tidakbersamaansebagaiakibatdarikontraksiventrikel yang
satuterjadisetelahkontraksiventrikel yang lain.
g. Bunyikedua(S2)
Bunyi DUP yang lebihpendekdannyaring yang
disebabkanolehmenutupnyakatup aorta
danpulmonalsegerasetelahsistolikventrikelberakhir.Frekuensinya 50Hz
danberakhir 0,15detik. Bunyiinikerasdantajamketikatekanan diastolic
dalam aorta atauarteripulmonalismeningkat.Masing-
masingkatupmenutupdengankuatpadaakhirsistolik.Pemisahanbunyijantu
ngkeduakedalambunyiinspeksiadalah normal
danterdengarsangatkeraspada orang yang masihmuda.Hal
inidikarenakansedikitagakbertundanyapenutupankatuppulmonariskarena
alirandarahkeventrikelkanan.
9

h. Bunyiketiga (GallopS3)
Bunyiinilemah, didengarkira-kirasepertigajalan
diastolic.Padaindividumudainibertepatandenganmasapengisiancepatvent
rikel. Hal inimungkindisebabkanolehgetaran yang
timbulkarenadesakandarah yang lamanya
0,1detik.Makabunyijantungmenjadi triplet
danmenimbulkanefekakustikseperti gallop kuda,bunyiiniterjadipadaawal
diastolic, selamafasepengisiancepatsiklusjantungataupadaakhirkontraksi
atrium disebutsuaraketiga (S3).Suarainiterdengarpadapasien yang
mengalamipenyakitmiokardatau yang
menderitagagaljantungkongestifdan yang
ventrikelnyagagalmenyemburkansemuadarahselamasistolik. Gallop S3
terdengarpadapasien yang berbaringpadasisikiri.
i. Bunyikeempat(S4)
Bunyiiniterkadangdapatdidengarsebelumbunyipertamabilatekanan
atrium tinggiatauventrikelkakusepertipadahipertrofiventikel.
j. Bunyi Jantung Abnormal:
1) Irama derap:
a) Patologik
b) Terdengarsepertiderapkuda yang berlari (galloprhythm)
c) Bilaada S3 danatau S4 yangmengerasdisertaitakhikardia
d) DerapprotodiastolikS1, S2 danS3
e) Derappresistolik S4, S1 danS2
f) Bilabunyi S3 dan S4 bergabung iramaderapsumasi
2) Opening snap
Bunyipembukaankatup mitral setelah S2
danbiasanyamendahuluibising mid-diastolikPatologis
3) Klik:
a) Detakanpendekbernadatinggi
10

b) Patologis
c) Jenisnya:
(1) Klikejeksipada SA/SP
(2) Kliksistolikpadadilatasi aorta(TF)
(3) Klik mid-sistolikpadaprolapskatupmitral.
k. Bunyi JantungTambahan
Bunyi detak ejeksi pada awal sistolik (early systolic click). Bunyi
ejeksi ialah bunyi dengan nada tinggi yang terdengar karena detak. Hal ini
disebabkan karena akselerasi aliran darah yang mendadak pada awal
ejeksi ventrikel kirir dan berbarengan dengan terbukanya kutub aorta
menjadi lebih lambat. Keadaan ini sering disebabkan karena stenosis
aorta atau karena beban sistolik ventrikel kiri yang berlebihan di mana
katup aorta terbuka lebihlambat.
Bunyi detak ejeksi pada pertengahan atau akhir sistolik (mid-late
systolic click) ialah bunyi dengan nada tinggi pada fase pertengahan atau
akhir sistolik yang disebabkan karena daun-daun katup mitral dan
chordae tendinae meregang lebih lambat dan lebih keras. Keadaan ini
dapat terjadi pada prolaps katup mitral karena gangguan fungsi muskulus
papilaris atau chordaetendinae.
Detak pembukaan katup (opening snape) ialah bunyi yang terdengar
sesudah bunyi jantung II pada awal fase diastolic karena terbukanya katup
mitral yang terlambat dengan kekuatan yang lebih besar disebabkan
hambatan pada pembukaan katup mitral. Keadaan ini dapat terjadi pada
stenosis katupmitral.
11

Referensi

Ethel, Sloane. 2004. AnatomidanFisiologiuntukPemula. Jakarta:


PenerbitBukuKedokteran EGC

Smeltzer, Suzanne C., et. Al. 2002.Buku Ajar KeperawatanMedikal-Bedah Brunner


&Suddarth.Vol. 1.E/8. Jakarta: EGC

Sudoyo, Aryu W. 2009. Buku Ajar IlmuPenyakitDalamEdisiKelimaJilid II. Jakarta:


Internal Publishing

Willms, Janice L., et. Al. 2005. Diagnosis Fisik: Evaluasi Diagnosis &Fungsi di
Bangsa. Jakarta: EGC Jurnal FK UNS JurnalMedikUnsoed

Anda mungkin juga menyukai