Anda di halaman 1dari 13

Indrati Wuryastuti, SKp,MKep

 Endokrin terdiri dari kelenjar kelenjar yang mensekresi hormon


membantu memelihara dan mengatur fungsi fungsi 1) respon terhadap
stres, 2) pertumbuhan dan perkembangan, 3) reproduksi, 4) homestasis
dan 5) metabolisme.
 Bila terjadi stres atau cedera sistim endokrin akan memacu serangkaian
reaksi yang ditujukan untuk mempertahankan hidup. Dalam hal ini yang
terlibat langsung adalah aksis hipotalamus – hipofisis dan adrenal.
 Bila tidak ada endokrin akan terjadi gangguan pertumbuhan dan
reproduksi. Yang terlibat adalah aksis hipotalamus – hipofisis – gonad.
 Keseimbangan ion diatur oleh hormon aldosteron dan diuretik. Sementara
itu ion kalsium diatur oleh kelenjar paratiroid.
 Metabolisme diatur oleh tyroid sedangkan pankreas bekerja sama dengan
hormon dari gastrointestinal akan membantu dalam menyediakan energi
yang dibutuhkan oleh sel tubuh kita.
 Endokrin merupakan sistim yang terdiri dari kelenjar kelenjar yang
mensintesis dan mensekresi substansi hormon . Sistim endokrin tidak
mempunyai saluran atau duktus, hormon langsung didalam darah
diangkut ke sel target dan langsung bekerja dan menimbulkan efek.
 Hormon terbagi dalam dua kelompok yaitu 1) steroid atau tironin yang
larut dalam lemak,2) polipeptida dan katekolamin yang larut dalam air.
 Contoh hormon steroid : hormon kortek adrenal dan hormon yang
dihasilkan oleh oleh gonad. Sedangkan hormon yang merupakan poli
peptida adalah berupa rantai asam amino misalnya paratiroid hormon,
insulin, pitresin, glukagon. Adapula hormon yang merupakan
glikoproten contohnya adalah :TSH dan gonadotropin.
 Umumnya hormon disintesa berupa prekusor misal insulin semula
berasal dari proinsulin. ACTH (adenocortik0tropik) berasal dari
propiomelanokortin.
 Selain hormon klasik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin masih ada
hormon yang merupakan hasil kerja hormon dan bekerja langsung
pada sel guna merangsang pertumbuhan.
 Hormon bekerja mempengaruhi metabolik dengan reseptor sel
spesifik
 Kombinasi dari hormon dengan reseptornya dapat
menimbulkan perubahan dalam sel melalui mekanisme : 1)
menghasilkan mesenger kedua dalam sel atau 2)
translokasi dari kompleks hormon-reseptor ke dalam inti,
lalu komplek ini menginduksi sintesis protein baru oleh
sel.
 Hormon polipeptida dan katekolamin bekerja melalui
mekanisme mesenger kedua.
 Hormon steroid bebas menembus membran sel dan
mempengaruhi inti sel secara langsung
 Kerja hormon melibatkan kombinasi hormon dengan
reseptor spesifiknya didalam sel yang merupakan sasaran
kerja hormon.Fisiologi hormon erat kaitannya dengan
interaksi hormon dengan reseptor spesiknya.
 Fisiologi
 Sistim saraf pusat dihubungkan dengan hipofisis melalui hipo talamus,
ada hubungan yang nyata antara sistim saraf pusat dan sistim
endokrin.
 Pembuluh darah menghubungkan antara hipotalamus dengan sel-sel
kelenjar hipofis anterior, pembuluh pembuluh darah ini berakhir
sebagai pembuluh kapiler diujung ujungnya karena nya maka sistim
ini disebut sistim portal, karena sistim ini menghubungkan antara
hipotalamus dan hipofisis maka disebutlah sebagai sistim portal
hipotalamus –hipofisis. Ini penting karena memungkinkan pergerakan
releasing hormon dari hipotalamus kekelenjar hipofisis. Dengan
begitu hipotalamus dapat mengtur kerja hipofisis.
 Bila ada rangsang dari otak yang mengaktifkan neuron dalam nuklei
hipo talamus yang mensintesa dan mensekresi protein/neurohormon
yang dikenal dengan nama releasing hormon, ini akan dilepaskan
dalam pembuluh darah sistim portal sampai akhirnya mencapai selsel
dalam kelenjar hipofisis

 Kelenjar hipofisis merespon dengan mengeluarkan hormon tropik


hipofisis.
 Lanjut

 Hormon yang dilepaskan tadi diangkut oleh darah dan


merangsang kelenjar kelenjar lain, ini mengakibatkan
pengeluaran hormon kelenjar sasaran. Sehingga pada
akhirnya hormon- hormon kelenjar sasaran bekerja di
sel sel hipofisis dan memodifikasi sekresi hormon.
 Mekanisme umpan balik

 Produk hormonal kelenjar sasaran menghambat pelepasan


hormon tropik hipofisis yang bersesuaian. CRH
(corticotropin releasing hormon) menyebabkan hipofisis
melepaskan ACTH (adenokortikotropik), selanjutnya
ACTH merangsang kortek adrenal untuk mensekresi
kortisol. Selanjutnya kortisol memberi umpan balik pada
aksis hipotalamus – hipofisis, sehingga menghambat
produksi CRH dan ACTH. Sistim ini berfluktuasi
mengikuti kebutuhan fisiologis akan kortisol bila tubuh
terlalu banyak ACTH sehingga terlalu banyak kortisol,
maka kortisol akan menghambat pembentukan ACTH
konsep pengaturan umpan balik mempunyai implikasi
yang praktis pada pasien dengan pemberian kortikosteroid
menahun
 Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin punya
fungsi yang berbeda2 sesuai dengan sel targetnya.Sistim
endokrin berintegrasi dengan hormon.Hormon untuk
mengatur metabolisme digunakan untuk tranformasi
kimia dan energi dalam tubuh manusia.
 Disamping metabolisme ada proses katabolisme yaitu
proses dimana tubuh melepaskan energi dalam jumlah
kecil secara lambat dan bertahap.
 Energi yang terbentuk dan tidak digunakan dapat
disimpan dalam bentuk senyawa misalnya protein, lemak,
karbohidrat komplek yang disintesis dari molekul
sederhana. Proses ini tidak menghasilkan energi tetapi
membutuhkan energi dan disebut anabolisme
 Kelenjar endokrin yang kita ketahui merupakan kelenjar
yang tidak punya saluran atau duktus karena langsung
bekerja disel target jumlahnya ada 7 buah yaitu:
Hypotalamus, pituitary,thyroid,parathyroid (4),adrenal
(2),pankreas, dan kelenjar testes (2) serta ovarium (2) dan
bila hamil termasuk placenta.
 Kelenjar kelenjar tersebut mensekresi hormon yang
mengontrol dan mengkoordinasikan seluruh proses
didalam tubuh manusia sepertti metabolisme.
Pertumbuhan,menjaga keseimbangan pertahanan
terhadap stress juga termasuk pula sistem reproduksi.
 Meski setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin memiliki fungsi spesifik namun mereka saling
mempengaruhi. Kondisi hiper atau hipo aktivitas akan
mempengaruhi seluruh sistim
 Untuk dapat bekerja pada sel target hormon harus
berikatan terlebih dahulu dengan reseptor spesifik
pada membaran sel atau sitosol dari sel. Untuk dapat
terjadi reaksi metabolik seluruh langkah selanjutnya
adalah setelah interaksi hormon dan reseptor harus
utuh. Dengan demikian bukan hanya kadar hormon
yang harus cukup tetapi juga jumlah dan afinitas
reseptor terhadap hormon.
 Hal tersebut menjelaskan bahwa mekanisme
terjadinya penyakit endokrin adalah: 1) gangguan
primer yang mengubah konsentrasi hormon dan
2)gangguan primer pada reseptor
 Penanganan penyakit endokrin didasarkan pada
penyebab yang mendasari terjadinya penyakit. Bila di
sebabkan oleh kekurangan hormon maka
penangannya adalah dengan diobati dengan
pemberian hormon.
 Sementara penyakit akibat kelebihan hormon sifatnya
lebih rumit karena banyaknya pilihan untuk
pengobatannya. Bisa dengan pembedahan sebagian
atau dengan pengangkatan seluruhnya,lalu ditambah
dengan dengan pemberian hormon putusan untuk
melakukan pembedahan harus dengan sangat hati
hati.

Anda mungkin juga menyukai