Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 juni 2002 pukul 08.00 wita diruang C.
Gynekologi R.S. Sanglah dengan tehnik wawancara,Observasi ,Pemeriksaan fisik dan
studi dokumentasi pasien.

a. Pengumpulan data

1). Identitas Pasien Penanggung


Nama : N.A W.D (Tante)
Umur : 22 tahun 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Perempuan
Status Perkawinan :Belum kawin Kawin
Agama :Kristen Protestan Kristen Protestan
Suku /Bangsa :Manokuari/Indonesia Manokuari/Indonesia
Pendidikan :Mahasiswa Akademi Gizi SLTA
Pekerjaan :Pelajar Pegawai Negeri
Alamat :Jln.P.Bali No.23 Jln.P.Bali No.23
Denpasar Denpasar
2). Alasan Dirawat
(a). Keluhan utama
(1). Keluhan saat masuk rumah sakit
Pasien mengeluh nyeri pada perut disertai pendarahan aktif pervagina
(2). Keluhan saat pengkajian
Pasien mengeluh haus dan selalu ingin minum
(b). Riwayat penyakit (abortus)
Pasien hamil yang pertama dengan umur kehamilan 8-12 minggu
dimana pasien tidak pernah memeriksakan kehamilannya karena pasien
mengatakan tidak menyadari dirinya hamil,sebab selama masa
kehamilannya tersebut pasien selalu keluar darah berupa flek-flek.
Kemudian pasien memeriksaan kesehatannya kebidan dan oleh bidan
pasiendinyatakan hamil.karena pasien masih dalam ikatan
akademik,akhirnya pasien melakukan tindakan abortus dilakukan
dengan menggunakan alat berupa beri (di curetage)di bidan tersebut
(Irian Jaya) pada tanggal 12 juni 2002. Pasien mengalami perdarahan
+150 cc.Kemudian pada tanggal 15 juni 2002 pasien berangkat PKL ke
bali.Selama perjalanannya,Pasien mengalami perdarahan banyak dan
bergumpal-gumpal+200cc disertai dengan demam.setelah sampai
dibali,perdaraha pasien masih aktif dan suhu tubuh tetap meningkat
diatas 38 ºcc sehingga oleh keluarganya pasien dibawa ke R.S sanglah
denpasar pada tanggal 25 juni 2002
(di IRD kebidanan).Pasien langsung dilakukan tindakan curretage pada
pukul 13.15 wita dengan perdarahan +150 cc.dan untuk perawatan
selanjutnya pasien dianjurka untuk rawat inap di R.C.Gynekologi.
Pasien tiba di R.C Gynekologi pada tanggal 25 juni 2002 pukul
15.00wita dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah dibawah
simpisis
Diagnosa medis:

Abortus Infeksiosus post curetage hari I

Therapi :
-Ceradolan 3×1 gr
-Diet TKTP
-Metronidasol 3×1 gr
-Roboransia 3×1 tab (ferofort)
-Dexa 3×2 amp
-Non flamin 3×1 tab
(c). Penyakit yang pernah diderita
Pasie pernah menderita penyakit malaria,batuk,pilek,demam,dan
hepatitis A.
(d).Riwayat penyakt keluarga
Kelurga pasien tidak pernah menalami penyakit keturunan maupun
penyakit menular seperti TBC,DM,Asthma, dan jantung

(e). Riwayat menstruasi


Pasien menarche pada umur 14 tahun,siklus menstruasi 28-30 hari,lama
+1 minggu,banyaknya 2-3 kali ganti pembalut (+50 cc) warna merah
kehitaman ,bau amis,konsistensi encer saat menstruasi tidak pernah
mengalami dysminorhe,pasien tidak mengalami perdarahan diluar haid,
HPHT :22 maret 2002.
(f) Status perkawinan
Pasien belum pernah menikah
(g). Hal ikhwal kehamilan, persalinan,nifa, dan keadaan anak sekarang
Pasien baru pertama kali hamil dan keadaan anak sekarang digugurkan
dengan umur kehamilan 8-12 minggu dan sudah dilakukan tindakan
curetageoleh bidan di Irian Jaya.Riwayat abortus dibidan 1 kali
(h). Riwayat kontrasepsi
Pasien belum memakai alat kontrasepsi karena pasien mengatakan
dengan menggunakan kontrasepsi sebelum menikah, takut tidak bisa
hamil lagi.

3). Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual


a). Data biologis
(1). Bernafas
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien tidak pernah mengalami
kesulitan dala bernafas baik saat menarik nafas maupun saat
mengeluarkan nafas.
(2). Makan /minum
Sebelum sakit pasien biasa makan 3 kali sehari dan habis 1 porsi
setiap kali makan dengan menu nasi,lauk,sayur dan kadang buah.saat
pengkajian pasien mengatakanb puasa sejak kemarin tanggal 25 juni
2002 dimana sebelum puasa pasien tidak mengalami gangguan
dalam memenuhi kebutuhan makannya, makanan pantangan tidak
ada .pasien sebelum sakit biasa minum +6-8 gelas perhari (1500)
dansaat dikaji pasien hanya minum + 50 cc perhari.Cairan masuk =
1200cc (dari Infus dan minum pasien).
(3) Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa melakukan gerak
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari secara
mandiri.Saat pengkajian pasien mengatakan gerak aktivitasnya
terbatas / tidak leluasa karena setiap bergerak pasien merasa nyeri
pada perutnya.Pasien tampak berbaring di tempat tidur, setiap pasien
bergerak pasien meringis, pemenuhan kebutuhan sehari-hari dibantu
perawat /keluarga (seperti makan/minum ,mandi,b.a.b.)Pasien masih
dianjurkan untuk bed rest.
(4) Eleminasi
B.a.b : Sebelum sakit pasien biasa b.a.b 1 kali sehari di WC dengan
konsistensi lembek,lendir dan darah tidak ada.saat pengkajian pasien
mengatakan belum b.a.b dari 2 hari yang lalu ( tanggal 25 juni 2002)
dan belum Flatus dari kemarin (tanggal 25 juni 2002).
B.a.k : Sebelum sakit pasien tidak mengalami kesulitan dalam
b.a.k. pasien biasa bak 4-5 kali sehari di WC dengan warna kuning,
bau pesing (+ 1000cc). Saat pengkajian pasien tampak
menggunakan dawer chateter dengan volume 100 cc dengan warna
kekuningan.darah tidak ada.Cairan keluar = 1400cc
(5) Istirahat tidur
Sebelum sakit pasien tidak mengalami kesulitan dalam istirahat dan
tidur. Pasien bisa tidur + 6-8 jam perhari dan pasien juga bisa tidur
siang + 4-5 jam sejak kemarin malam karena perutnya terasa nyeri.
(6) Pengaturan suhu tubuh
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh sejak masih dalam
perjalananya ke daerah PKL tanggal 15 juni 2002 dan peningkatanya
tetap berkisar diatas 38ºC. Saat pengkajian pasien mengatakan
badanya panas.Suhu tubuh pasien=37,5ºC.
(7) Kebersihan diri
Sebelum sakit pasien bisa mandi 2x sehari di kamar mandi memakai
sabun,gosok gigi 2x sehari dan cuci rambut 2x seminggu. Saat di RS
kebersihan diri pasien sehari-hari seperti mandi (vulva hygiene dan
gosok gigi) dibantu oleh perawat/keluarga.
b). Data psikologis
(1) Rasa aman
Pasien mengatakan khawatir dengan keadaan yang dialaminya
sekarang setelah dilakukannya tindakan kuretase tersebut. Pasien juga
mengatakan belum pernah mendapat informasi tentang abortus dan
curetage walaupun pasien seorang mahasiswa kesehatan (Akademi Gizi)
dan ini merupakan keadaan yang baru pertama kali dialaminya pasien
bertanya-tanya apakah nantinya bisa hamil lagi/tidak.Pasien tampak
sering bengong,raut muka tegang.
º Saat pengkajiann pasien mengatakan nyeri pada perut bagian
bawah diatas simfisis bila bergerak. Nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 4 dari 10 skala nyeri yang diberikan.
Dan pasien juga mengatakan nyerinya berkurang bila diam,skala
nyerinya 2 dari 10 skala nyeri Pasien tampak selalu memegang perutnya
yang sakit.
c) Dataa sosial
Komunikasi pasien dengan perawat dan orang sekitarnya
lancar, pasien mau mengungkapkan perasaanya,mampu bersosialisasi
dengan pasien lain,pasien juga mengatakan hubungan dengan pacarnya
sudah sangat akrab,bahkan sering melakukan hubungan sex, dan mereka
juga sudah bertunangan atas persetujuan kedua orang tua mereka. Saat di
R.S. Pasien selalu dijenguk oleh tantenya karena pasien datang ke Bali
bersama dengan tantenya.Sedang orang tuanya berada di Irian jaya
karena masih bekerja.
d). Data spiritual
Pasien beragam kristen protestan dan rajin datang ke gereja untuk
sembahyang. Saat di R.S. Pasien hanya mampu berdoa di tempat tidur.
4). Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran :Compos Mentis
Bangun tubuh :Sedang
Postur tubuh :Tidak dapat dievaluasi
Keadaan kulit :Pucat,oedema tidak ada
Kebersihan :cukup bersih
b) Gejala kardinal
Suhu axial:37,5ºC
Suhu rectal :38ºC
N =120x/m
T =140 mmHg
c) Ukuran-ukuran
BB (sebelum sakit) =60 kg
BB(saat pengkajian ) =tidak dapat dievaluasi
TB=155 cm
d) Keadaan fisik
(1).Kepala :Benjolan tidak ada,keadaan kulit bersih,nyei tekan tidak ada.
(2).Muka :Tampak pucat,cloasma gravidarum tidak ada
(3).Mata :Konjungtiva pucat,sklera putih,reflek pupil isokor,nyeri tekan tidak
ada.
(4).Hidung :Benjolan tidak ada,sekret tidak ada.
(5).Telinga :Cerumen tidak ada,nyeri tekan tidak ada
(6).Mulut :Mukosa bibir kering,gigi lengkap, stomatitis tidak ada,caries tidak
ada,reflek muntah tidak ada.
(7).Leher :Pembesara pada kelenjar limfe,kelenjar tiroid da vena jugularis tidak
ada,reflek menelan ada.
(8).Dada : Pegerakan dada simetris,suara paru vesikuler,suara jantung
S1,S2,kedua payudara simetris,puting susu
menonjol,hiperpigmentasi tidak ada,benjolan tidak ada.
(9).Abdomen:Bentuk rata,tampak mengnakan pengukur lingkar perut dalam hal
ini dipakai verband, pembesaran perut tidak ada,bisisng usus 15
x/menit,nyeri tekan pada keempat kuadran ada, perut kembung ada
,striae livida tidak ada
(10).Ekstremitas:
Atas :Tamapak kiri terpasang infus RL 28 tetes/menit,kulit
elastis,kelainan tidak ada.
Bawah :Reflek patela ada,reflek babinsky ada,kelainan tidak ada,kulit
elastis,oedema tidak ada, varices tidak ada.
(11).Genetalia :terpasang dower chateter dengan volume 100cc,perdarahan tidak
ada,keluar luchea yang berwarna bening,bau amis,kelainan tidak
ada.
(12).Anus :Kelainan tidak ada,hemorroid tidak ada

d) Pemeriksaan penunjang.

Hasil laboratorium pada tanggal 25 juni 2002


WBC : 33,5 k/ul 4.1-10.9 k/ul
LYM : 27.2 Ro 81.1 % L 1.0-4.0
GRAN : 6.3 18.99% G -
RBC : 2.66 M/ul 4.00-5.20 M/ul
HGB : 8.4 g/dl 12.0-16.og/dl
HCT : 22.1 % 36.0-46.0 %
MCV : 83.fl 80.0-100 fl
MCH : 31.6 pg 26.0-34.0 pg
MCHC : 38.0 g/dl 31.0-36.0 g/dl
PLT : 284 k/ul 14.0-440 k/ul

2. Analisa Data

No Data Subjektif Data Objektif Kesimpulan


1 Ps mengeluh haus dan selalu Ps hanya minum + 50cc/ Kekurangan
ingin minum hari. volume
( CM 1200 cc,dari infus cairan
dan minum )
( CK 1400 cc)
2 Ps mengatakan khawatir Ps terlihat tegang dan Ansietas
dengan keadaan yang sering bengong.
dialaminya sekarang.
3 Perdarahan pervagina Resiko
Peningkatan WBC (33,5 Infeksi
k/ul)
4 Ps mengeluh haus dan selalu T = 37,5ºc Peningkatan
ingin minum,Ps mengeluh Mukosa bibir kering suhu tubuh
badanya panas.
5 Ps mengatakan nyeri pada Skala 4 dari skala 10 yang Gangguan
perutnya dibagian bawah diberikan rasa nyaman
diatas simfisis nyeri
Ps tampak meringis
Ps tampak selalu memegang
perutnya
6 Ps mengatakan gerak Pemenuhan kebutuhan Intoleransi
aktivitasnya terbatas setiap sehari-hari Ps dibantu Aktivitas
bergerak perawat/keluarga
Ps dianjurkan u/bedrest
Tangan kiri Ps terpasang
infus RL 28 tts/mnt
7 Pesien selalu bertanya tanya Ps terlihat bengong dan Kurang
tentang penyakitnya gelisah dengan pengetahuan
Pasien mengwtakan tidak keadaannya.
paham tentang penyakitnya

3. Analisa Masalah

a. P : Kekurangan volume cairan


E : Intake tidk seimbang dengan output
S : Ps mengeluh haus dan selalu ingin minum
Ps hanya minum + 50cc/ hari.
( CM 1200 cc,dari infus dan minum )( CK 1400 cc)
Proses terjadi :
Pasien yang mengalami pendarahan yang banyak serta intake cairan yang tidak adekuat
sehingga terjadi ketidak seimbangan cairan dalam tubuh
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Syok hypovolemik

b. P : Ansietas
E : Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
S : Ps mengatakan khawatir dengan keadaan yang dialaminya sekarang.
Ps terlihat tegang dan sering bengong.

Proses terjadi :
Pasien belum pernah mendapatkan informasi dan belum pernah mempunyai pengalaman
yang sama sehingga menyebabkan dia menjadi cemas.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Menghambat proses penyembuhan
c. P : Resiko infeksi berulang
FR: Tindakan abortus,
Perdarahan pervagina,
Peningkatan WBC (33,5 k/ul)
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Terjadi inflamasi

d. P : Peningkatan suhu tubuh


E : Proses infeksi
S : Ps mengeluh haus dan selalu ingin minum,Ps mengeluh badanya panas.
T = 37,5º, mukosa bibir kering
Proses terjadi :
Karena terjadi proses infeksi yang ditandai dengan peningkatan WBC yang merupakan
konpensasi tubuh terhadap infeksi yang biasanya diikuti dengan peningakatan suhu tubuh
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Terjadi dehidrasi

e. P : Gangguan rasa nyaman nyeri


E : Kuretase
S : Ps mengatakan nyeri pada perutnya dibagian bawah diatas simfisis
Ps tampak meringis
Ps tampak selalu memegang perutnya
Skala 4 dari skala 10 yang diberikan

Proses terjadi :
Adanya robekan pada uterus,dimana banyak terdapat saraf perifer yang terputus dan
menimbulkan ransangan nyeri yang akan dihantarkan keotak sehingga pasien akan
merasakan nyeri
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Kenyamanan dan Istirahat tidur pasien tergaggu
f. P : Intoleransi Aktivitas
E :Nyeri luka koretase
S : Ps mengatakan gerak aktivitasnya terbatas setiap bergerak
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari Ps dibantu perawat/keluarga
Ps dianjurkan u/bedrest
Tangan kiri Ps terpasang infus RL 28 tts/mnt
Proses terjadi :
Nyeri yang dirasakan pada saat bergerak sangat mempengaruhi aktivitas dimana yang akan
kesulitan untuk beraktivitas secara mandiri sehingga memerlukan bantuan orang lain
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Mobilisasi dini akan terhambat

g. P : Kurang pengetahuan
E : Kurang informasi
S : Pesien selalu bertanya tanya tentang penyakitnya
Pasien mengwtakan tidak paham tentang penyakitnya
Ps terlihat bengong dan gelisah dengan keadaannya.

Porses terjadi :
Kurang atau terlambat informasi yang diberikan menyebabkan pasien kurang tahu/paham
tentang penyakit yang diaminya.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Pasien menjadi cemas.

Diagnosa keperawatan
1) Kurang volume cairan
2) Ansietas
3) Resiko infeksi berulang
4) Peningkatan suhu tubuh
5) Gangguan rasa nyaman nyeri
6) Intoleransi Aktivitas
7) Kurang pengetahuan
Perencanaan
a) Prioritas Masalah
1. Kurang Volume cairan
2. Peningkatan suhu tubuh
3. Nyeri
4. Intoleransi aktivitas
5. Resiko infeksi berulang
6. Kurang pengetahuan
7. Ansietas

b) Rencana Keperawatan

No Hari/Tgl/Jam Dx Rencana tujuan Rencana tindakan Rasional


1 1 Setelah diberikan 1. Anjurkan Diharapkan
askep selama 3 x24 orang tua pasien u/ intake cukup dan
jam diharapkan pasien memberi banyak mukosa bibir
tidak mengalami minum + 1200-1600 lembab
kekurangan volume cc/hari
cairan dengan kriteria Memenuhi
hasil: 2. Beri minum+ kebutuhan cairan
- Input dan 200 cc sekali
output seimbang minum Mengetahui
- Vital sign perkembangan
dalam batas 3. Kaji Vital pasien
normal sign
- Mukosa bibir Mengetahui
lembab keseimbangan
cairan
4. Pantau intake
dan output Mengganti
cairann yang
hilang
5. Delegatif
2 pemberian cairan Dengan
Setelah diberikan parenteral mengobservasi
askep selama 3x 24 TTV dapat
jam diharapkan mengetahui
peningkatann suhu 1. Keadaan umum
tubuh tidak terjadi Obsevasi TTV tiap 4 pasien
dengan kriteria hasil : jam

-Suhu tubuh normal. Dapat


(36 º-37º C ). menurunkan
-Pasien mengatakan suhu tubuh
badanya tidak panas pasien
lagi.
2.
Beri banyak minum Untuk
( +1200-1600 cc/hari). membunuh
dan beri kompres kuman dan
hangat di dahi dan menurunkan
diketiak suhu tubuh.

3 3. Mengetahui
Setelah diberikan Delegatif pemberian perkembangan
askep selama 3 x24 obat antibiotik dan kesehatan pasien
jam diharapkan nyeri antipiretik
pasien berkurng engan Membatu
kriteria hasil : mengidentifikasi
derajat
-Sekala nyeri 2 dari 1. Obsevasi kenyamanan
10 sekala yang tanda-tanda vital pasien
diberikan
Meningkatkan
-Pasien tidak meringis 2. Obsevasi rasa kontrol dan
sekala nyeri pasien dapay
(PQRST) menurunkan
beratnya
ketidaknyamanan
/ nyeri

4 3. Ajarkan Melatih
Stelah diberikan askep tehnik distraksi dan pemenuhan
selama 3 x24 jam relaksasi ADLsendiri
diharapkan pasien mungkin
beraktivitas seperti Informasi yang
biasa dengan kriteria tepat dapat
hasil : memotivasi u/
bergerak dan
-Pasien tidak meringis Anjurkan pasien untuk beraktivitas.
saat bergerak melakukan mobilisasi
-pasien dapat dini
memenuhi kebutuhan Beri HE tentang
ADLnya peningnya mobilisasi
5 dini setelah Abortus Menurunkan
Setelah diberikan jumlah baketri
askep selama 1 x15 dalam tangan
mnt diharapkan mencegah
infeksi tidak terjadi kontaminasi area
dengan kriteria hasil: operasi
1. Tanda-tanda
infeksi tidak terjadi Mencegah
2. tidak terjadi 1. Diskusikan infeksi
perdarahan pada pentingnya mencuci
luka. tangan sebelum
bagian yang telah di
operasi

2. Tekankan
6 pentingnya untuk 1. Mengetah
Setelah diberikan tidak menyentuh ui tingkat
asuhan keperawatan bagian yeang telah pengetahuan
selama 30 menit dioperasi. pasien.
diharapkan
pengetahuan pasien 2. Meningka
bertambah dengan tkan
kriteria hasil : pengetahuan
 Paien 1. Berikan semua dan membantu
mengatakan tidak informasi atau menurunkan
khawatir lagi pengetahuan tentang kecemasan
dengan keadaanya. penyakitnya.
 Pasien
mengatakan sudah 2. Berikan pasien
paham dengan cara kesempatan untuk
perawatan bertanya.
penyakitnya.
7
Rasa cemas
Setelah diberikan pasien akan
askep selama 1 x 15 sedikit berkurang
mnt diharapkan rasa
cemas pasien
berkurang dengan Peran keluarga
kriteria hasil : secara aktif dapat
- Pesien tidak 1. Beri mengurangi rasa
bertanya tanya kesempatan pasien cemas klien.
tentang penyakitnya untuk
- Pasien paham mengungkapkan rasa Penjelasan yang
tentang penyakitnya cemasnya memadai akan
- Pasien tidak mengurangi
gelisah dan 2. Libatkan kecemasan.
kahwatir keluarga dalam
perawatan pasien

3. Beri HE
tentang penyakitnya
LAPORAN PENDAHULUAN

II. Pengertian
Abortus adalah Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan ( Rustan.mochtar 1998 )

III. Etiologi
Faktor yang menyebabkan terjadinya abortus :
A. Kelainan Ovum
Adanya pertumbuhan abnormal dari fetus . ovum yang patologis,kelainan letak
embrio dan plasenta yang abnormal pada ovum abnormal di antaranya terdapat
degenerasi hidatid vili.Abortus spontan yang disebabkan oleh karenan kelainan
dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu
bulan.
B. Kelainan genetalia ibu
1. Anomali kongenital (hipoplasia uteri,uterus bikornis)
2. Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
3. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum
yang sudah dibuahi.
4. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda)
5. Distorsio uterus .misalnya terdorong tumor pelvis
C. Gangguan sirkulasi plasenta
Ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi,toksemia gravidarum
anomali plasenta dan endarteritis oleh karena lues.
D. Penyakit-penyakit ibu
1. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti
pneumonia,tifoid, pielitis,rubela,demam molta,dsb.
2. Keracunan pb, nikotin ,gas racun ,alkohol, dll
3. Ibu yang asfiksia seperi dekompensasi kordis, penyakit paru berat,
anemi gravis
4. Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C, E dan DM.
E. Antogonis thesus
Darah ibu yang masuk plasenta dan merusak darah fetus, sehigga terjadi anemi
pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
F. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atropis
Imkompetensi serviks, serisitis
G. Gangguan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi sangat terkejut .obat
uterotonika ,ketakutan ,laparotomi dan trauma langsung.
H. Penyakit bapak
Umur lanjut, penyakit kronik seperti TBC, anemi, dekompensasi kordis, mal
nutrisi, nefritis, sefilis, keracunan, sinar rontgen dan avitaminos.

IV. Patofisiologi

Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua basalis,diikuti oleh nekrosis


jaringan sekitarnya,kemudian sebagian/seluruh hasil kontrasepsi terlepas oleh karena
dianggap benda asing,maka uterus berkontraksi untu mengeluarkannya pada kehamilan
dibawah 8 mg.hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena vili korealis belum
menembus desidua terlalu dalam ,sedangkan pada kehamilan 8-14 mg,telah masuk agak
dalam,sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal,karena itu akan banyak
terjadi perdarahan.

V. Klasifikasi
A. Abortus spontan
Adalah abortus terjadi dengan tidak diketahui faktor-faktor mekanisnya ataupun
medianalis,semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
B. Abortus prorakartus
Adalah abortus yang disengaja,baik dengan memakai obat-obaan maupun alat-
alat.
VI. Teori asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Kaji penyebab abortus
b. Kaji perdarahan yang terjadi,volume,warna.
c. Timbul rasa berat diabdomen bagian bawah
d. Nyeri pada abdomen yang mendadak
e. Badan panas,mengganggu aktivitas sehari-hari
B. Diagnosa
1. Dx 1
Resiko Infeksi b/d tindakan Abortus
a.Kriteria Evaluasi
Pasien tidak menunjukan tanda-tanda Infeksi
b. Rencana
 Anjurkan pasien dan keluarga u/ menjaga kebersihan diri
dan lingkungan
 Anjurkan keluarga u/ mencuci tangan
 Gunakan pelindung saat memegang pasien misal cuci
tangan dan sarung tangan
 Beri makanan yang tinggi protein
 Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
2. Dx 2
Resiko perdarahan b/d tindakan aborus
a.Kriteria Evaluasi
Pasien tidak menunjukan adanya perdarahan
b. Rencana
 Kaji perkembangan abortus pasien
 Kaji perdarahan yang terjadi,volume, warna
 Bila terjadi perdarahan pasang tampon
 Bila terjadi perdarahan banyak,beri tranfusi darah dan
cairan yang cukupdan tepat
 Bila terjdi perdarahan yang lebih banyak,lakukan
kolaborasi dilatasi dan koretase u/ mengelurkan hasil konsepsi
 Obsevasi vital sign

3. Dx 3
Ansietas b/d perubahan status kesehatan
a. Kriteria evaluasi
 Mengakui dan mendiskusikan masalah
 Menunjukan tentang perasaan yang tepat
 Melaporkan takut dan ansietas menurun sampai tingkat
dapat ditangani
b. Rencana

 Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis


 Jelaskan tujuan dan persiapan u/ tes diagnosis
 Berikan lingkungan perhatian,keterbukaan dan penerimaan
juga privasi u/ pasien
 Dorong pertanyaan dan berikan waktu u/ mengekpresikan
takut

4. Dx 4
Nyeri b/d adanya perlukaan di uterus
a. Kriteria evaluasi
 Pasien tampak rileks
 Mampu tidur /istirahat dengan tenang
b. Rencana

 Kaji keluhan nyeri,perhatikan lokasi,lamanya,dan ansietas


 Bantu pasien menemukan posisi yang nyaman
 Berikan tindakan kenyamanan dasar
 Dorong ambulasi dini penggunakan tehnik relaksasi
 Berikan obat anti nyeri yang tepat pada jadwal literatur
sebelum nyeri berat

5. Dx. 5
Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis ,dan kebutuhan
pengobatan b/d kurang informasi

a. Kriteria evaluasi
 Menyatakan pemahaman kondisi
 Mau mengikuti program pengobatan
 Kooperatif dalam proses perawatan

b. Rencana
 Berikan imformasi yang adekuat
 Kaji tingkat pengetahuan pasien
 Diskusikan dengan lengkap masalah yang diantisifasi
selama penyembuhan
6. Dx. 6
Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi

a. Kriteria evaluasi
 Mukosa bibir lembab
 Kulit terasa tidak hangat
 Suhu tubuh normal (36-37ºC)
b. Rencana

 Ukur vital sign setiap 4 jam sekali


 Berikan kompres hangat
 Beri minum yang banyak (±8gelas/hari)
 Delegatif pemberian anti piretik

7. Kekurangan volume cairan b/d ketidakseimbangan intake dengan output.


a. Kriteria evaluasi
 Input cairan seimbang dengan output
 Mukosa bibir lembab
 Vital sign dalam batas normal
b. Rencana
 Beri minum yang banyak ±8 gelas/hari
 Pantau intake dan output
 Pantau vital sign
 Delagatif pemberian cairan parenteral
8. Intoleransi aktivitas b/d resiko perdarahan kembali
a. Kriteris evaluasi
 Pasien dapat beraktivitas dalam memenuhi kebutuhannya
sehari-hari
b. Rencana
 Kaji kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari
 Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
 Libatkan pasien dalam kegiatan perawatan
 Libatkan keluarga dalam kegiatan perawatan pasien
WOC
Infeksi dalam kandungan

Perdarahan dalam desidua basalis

Nekrosis jaringan

Hasil kontrsepsi lepas

Uterus berkontraksi

Abortus infeksiosus

Peningkatan
suhu tubuh

- Mu - Ps mengatakan
- Perdara - Ps - A - Ps
kosa kering khawatir han terlihat ktivitas terlihat
- Hau - Ps terlihat - Peningk meringis terbatas bengong
s sering bengong atan WBC - Ps - A - Ps
- Sela - Ps terlihat terlihat DL bertanya-
lu ingin tegang memegang tanya tentang

Kekurangan
volume cairan Ancietas Resiko Gangguan rasa Intolerransi Kurang
perluasan nyaman nyeri aktivitas pengetahuan
infeksi

Anda mungkin juga menyukai