Anda di halaman 1dari 9

1.

Penelitian eksperimen
 Borg & Gall (1983), menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang paling dapat diandalkan keilmiahannya (paling valid), karena
dilakukan dengan pengontrolan secara ketat terhadap variabel-variabel pengganggu
di luar yang dieksperimenkan.
 Menurut Emmory, penelitian eksperimen merupakan bentuk khusus investigasi
yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa saja dan bagaimana
bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya. Menurut konsep klasik,
eksperimen merupakan penelitian untuk menentukan pengaruh variabel perlakuan
(independent variable) terhadap variabel dampak (dependent variable).
 Definisi lain menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan
proses manipulasi melalui pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek
penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
 Penelitian eksperimen juga merupakan penelitian yang dilakukan secara sengaja
oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek
penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti
bagaimana akibatnya.
 Penelitian eksperimen merupakan penelitian kausal (sebab akibat) yang
pembuktiannya diperoleh melalui komparasi/perbandingan antara :
a. Kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (yang
tidak diberikan perlakuan); atau
b. Kondisi subjek sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.
Penggunaan metode penelitian eksperimen pada penelitian sosial dan
pendidikan akan dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut subyek
penelitian. Dalam hal ini, penggunaan metode eksperimen ini akan menjadi
sangat rumit mengingat obyek yang diteliti menyangkut interaksi manusia
dengan lingkungan, atau interaksi antar manusia itu sendiri. Selain itu, tidak
mudah untuk mencari orang yang bersedia dengan sukarela menjadi subyek dari
penelitian eksperimen ("kelinci percobaan")
 Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen:
1. Sebagian besar eksperimen dalam bidang pendidikan pada umumnya
dilakukan dalam rangka melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Oleh karena itu, biasanya berkaitan dengan usaha untuk
menguji pengaruh materi, media, metode, atau praktik pendidikan yang baru
terhadap hasil belajar siswa.
 Variabel
Variabel, adalah gejala atau fakta (data) yang harganya berubah-berubah atau
bervariasi. Berikut ini dijelaskan jenis-jenis variabel yang termasuk dalam penelitian
eksperimen, yaitu:
1. Variabel Bebas/independen (variabel perlakuan/eksperimen).
2. Variabel Terikat/dependen (variabel dampak)
3. Variabel Kontrol (Pengendali)
4. Variabel Moderator
5. Variabel perancu
 Mengontrol Variabel Perancu
Untuk memaksimalkan validitas internal ketika seorang peneliti ingin mengidentifikasi
hubungan sebab-akibat, peneliti perlu mengontrol variabel perancu untuk
mengesampingkannya sebagai penjelasan untuk setiap efek yang diamati. Peneliti
menggunakan berbagai strategi untuk mengontrol variabel perancu. Berikut ini beberapa
yang umum.
1. Pertahankan beberapa hal agar tetap konstan. Ketika suatu faktor adalah sama untuk
semua orang, tidak mungkin menjelaskan perbedaan yang diamati. Seringkali peneliti
memastikan bahwa perlakuan berbeda diterapkan di lingkungan yang sama
atau sangat mirip. Mereka juga dapat mencari peserta penelitian yang memiliki
karakteristik tertentu, seperti usia, jenis kelamin, tingkat kelas, atau status sosial
ekonomi. Perlu diingat, bagaimanapun, bahwa membatasi sifat sampel seseorang
dapat menurunkan validitas eksternal, atau generalisasi, dari setiap temuan yang
diperoleh (lihat pembahasan konsep ini di Bab 4).
2. Sertakan grup kontrol. Untuk lebih mengontrol variabel asing tersebut, peneliti sering
memasukkan a kelompok kontrol , sebuah kelompok yang tidak menerima intervensi
atau intervensi "netral" yang seharusnya memiliki sedikit atau tidak ada pengaruh
pada variabel dependen. Para peneliti kemudian membandingkan kinerja kelompok
ini dengan sebuah kelompok eksperimen —Juga dikenal sebagai a kelompok
pengobatan —Yang berpartisipasi dalam intervensi.
 Jenis-jenis penelitian eksperimen
a. Pra eksperimen
Desain ini dikatakan sebagai pre experimental design karena belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh sebab masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
a. One Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)

Contoh: Pengaruh metode pembelajaran Ramah BK (X) terhadap hasil belajar siswa
(O).
Group Time →
Group 1 Tx Obs
X = treatmen (perlakuan) yang diberikan (variabel independen)

sebelum diobservasi

O = Observasi (variabel dependen) setelah diberi perlakuan (treatment).

Model pembelajaran ini dilakukan oleh guru BK selama 3 bulan lalu diukur hasil
belajarnya. Pada desain ini tidak ada pembandinnya karena tidak ada preterst.
Sebaiknya pembandingnya adalah hasil belajar sebelum diberi treatment.
b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Pretes-Postes)

Contoh: “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah diberi Medote
Pembelajaran SOK oleh Guru Matematika”
Group Time →
Group 1 O1bs Tx O2bs
O1 = Nilai pretest sebelum diberi perlakuan (X), selanjutnya akan

diberikan posstest atau tes akhir (O2)

X = Perlakuan yang diberikan setelah diberikan pretest atau tes awal

(O1), selanjutnya akan diberikan posstest atau tes akhir (O2)

O2 = Tes akhir (posttest) yang diberikan setelah selesai perlakuan

O1 = nilai pretest sebelum diberi metode pembelajaran SOK

O2 = nilai posttest setelah diberi metode pembelajaran SOK

Pada penelitian eksperimen ini, sebelum diberi metode pembelajaran SOK kepada
siswa, maka diukur terlebih dulu hasil belajarnya (O1). Setelah itu diberikan metode
pembelajaran SOK selama tiga bulan, dan setelah selesai dilakukan pengukuran hasil
belajar lagi (O2). Hasilnya = O2 – O1 = hasil belajar sesudah diberi perlakukan
dikurangi dengan hasil belajar sesudah perlakukan.
c. Intact Group Comparison

Contoh: “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan dengan Metode


Pembelajaran Menyenangkan dengan Siswa yang Dibelajarkan dengan Metode
Pembelajaran Biasa.”
Group Time →
Group 1 Tx Obs
Group 2 — Obs
R1 = Setengah dari satu rombongan belajar sebagai kelompok 1

(R1) yang diberi perlakuan X1 (dibelajarkan dengan metode

pembelajaran yang menyenangkan), selanjutnya akan diberi

tes akhir atau posstest (O1).


R2 = Setengah dari satu rombongan belajar sebagai kelompok 2

(R2) yang diberi perlakuan X2 (dibelajarkan dengan metode


pembelajaran biasa), selanjutnya akan diberi

tes akhir atau posstest (O2).

X1 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok 1 (R1), setelah

itu diberikan tes akhir atau posstest (O1).

X2 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok 2 (R2), setelah

itu diberikan tes akhir atau posstest (O2).

O1 = Hasil pengukuran (posstest) kepada setengah kelompok (R1)

yang diberi perlakuan atau X1 (metode pembelajaran

menyenangkan).

O2 = Hasil pengukuran (posstest) kepada setengah kelompok (R2)

yang diberi perlakuan atau X1 (metode pembelajaran biasa).

O1-O2 = Hasil pengukuran hasil belajar kelompok 1 (R1) yang

dibelajarkan dengan metode pembelajaran menyenangkan

(X1) dikurang hasil pengukuran hasil belajar yang

dibelajarkan dengan metode pembelajaran biasa (X2).

b. True eksperimen
True experimental (eksperimen yang sebenarnya/ betul-betul) karena dalam desain
ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi.
a. Posstest-Only Control Design
Group Time →
Random Group 1 Obs Tx Obs
Assignment Group 2 Obs — Obs

R1 = Kelompok pertama (eksperimen)


R2 = Kelompok kedua (kontrol)
X = Perlakuan
O1 = Pengaruh perlakuan (eksperimen)
O2 = Pengaruh tanpa perlakuan (kontrol)

b. Pretest-Posttest Control Group Design

Topik Penelitian: “Perbedaan Hasil Tes UKG Guru-guru Mata Pelajaran Geografi

Sekecamatan Pulau Telo yang Telah Mengikuti Bimbingan Belajar Kompetensi


dengan yang Tidak”
Group Time →
Random
Assignment Group 1 Obs Tx Obs
Group 2 Obs — Obs
Group 3 — Tx Obs
Group 4 — — Obs

R1 = Kelompok eksperimen yang akan diberikan pretest O1 sebelum diberikan


perlakuan (X), dan selanjutnya akan diberikan postesstest (tes akhir/O2)

R2 = Kelompok kontrol yang akan diberikan pretest O3

tanpa diberikan perlakuan (X), dan selanjutnya akan

diberikan postesstest (tes akhir/O4)

X = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen

setelah diberikan pretest (tes awal/O1), dan selanjutnya

akan diberikan postesstest (tes akhir/O2)

O1 = Tes awal (pretest) yang diberikan kepada kelompok

eksperimen (R1) sebelum diberikan perlakuan, dan

selanjutnya akan diberikan posstest (tes akhir/O2).

O3 = Tes awal yang diberikan kepada kelompok kontrol (R2)

tanpa diberikan perlakuan (X) dan selanjutnya diberikan

pretest (tes akhir/O4).

O2 = Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen


(R1) setelah diberikan perlakuan (X).

O4 = Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol (R2)

tanpa diberikan perlakuan (X).

C. Desain Empat Kelompok Solomon

Group Time →
Random
Assignment Group 1 Obs Tx Obs
Group 2 Obs — Obs
Group 3 — Tx Obs
Group 4 — — Obs

R1 = Kelompok 1 diberikan pretest (tes awal/O1) sebelum diberi perlakuan (X1),
selanjutnya akan diberikan posstest (O2).

R2 = Kelompok 2 diberikan pretest (tes awal/O3) sebelum diberi perlakuan (X2),


selanjutnya akan diberikan posstest (O4).

R3 = Kelompok ketiga yang tidak diberikan pretest (tes awal/–) sebelum


diberi perlakuan (X3), selanjutnya akan diberikan posstest (O5).

R4 = Kelompok ketiga yang tidak diberikan pretest (tes awal/–) sebelum


diberi perlakuan (X4), selanjutnya akan diberikan posstest (O6).

— = Tanpa pretest pada kelompok 3 dan 4

O1 = Pretest yang diberikan kepada kelompok 1 (R1) sebelum diberi perlakuan (X1)

O3 = Pretest yang diberikan kepada kelompok 2 (R2) sebelum diberi perlakuan (X2)

O2 = Posstest yang diberikan kepada kelompok 1 (R1) setelah diberi perlakuan (X1)

O4 = Posstest yang diberikan kepada kelompok 2 (R2) setelah diberi perlakuan (X2)

O5 = Posstest yang diberikan kepada kelompok 3 (R3) setelah diberi perlakuan (X3)

O6 = Posstest yang diberikan kepada kelompok 4 (R4) setelah diberi perlakuan (X4)

X1 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok 1 (R1) setelah diberikan pretes (O1)
dan selanjutnya akan diberikan posstest (O2)

X2 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok 2 (R2) setelah diberikan pretes


(O3) dan selanjutnya akan diberikan posstest (O4).
X3 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok 3 (R3) tanpa diberikan pretes (–)
dan selanjutnya akan diberikan posstest (O5).

X4 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok 4 (R4) tanpa diberikan pretes (–)
dan selanjutnya akan diberikan posstest (O6).
c. Kuasi eksprimen
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik
dari pre-experimental design.

Dalam desain ini karena tidak menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang diambil secara random, maka analisis datanya menggunakan statistik
deskriptif inferensial seperti t-test dan analisis varians (ANOVA). Tidak ada uji
signifikansi terhadap pengaruh tretmen (nilai sebelum dan sesudah ada treatment).
a. Time Series Design

Contoh: “Perbedaan Kinerja Guru Sebelum dan Sesudah Menerima Tunjangan


Sertifikasi”
Group Time →
Group 1 O1bs O2bs O3bs O4bs Tx O5bs O6bs O7bs O8bs

O1 O2 O3 O4 = Pretest (tes awal) yang diberikan

sebanyak 4 kali sebelum diberi

perlakukan

X = Perlakuan

O5 O6 O7 O8 = Posttest (tes akhir) yang diberikan

sebanyak empat kali sebelum diberi

perlakukan

Hsil tes yang baik adalah O1= O2= O3= O4, dan hasil perlakuan yang baik adalah
O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah =(O5+ O6+O7+O8)-
(O1+O2+O3+O4).

Sebelum menerima tunjangan sertifikasi maka diadakan tes sebanyak empat kali
untuk mengukur kinerja guru-guru. Setelah menerima tunjangan maka diadakan tes
lagi sebanyak empat kali untuk mengukur kinerja mereka. Hasilnya adalah nilai
kinerja sesudah menerima tunjangan dikurangi nilai kinerja sebelum.

b. Nonequivalent Control Group Design

Contoh: Perbedaan Motivasi Belajar yang Diberi Layanan Bimbingan Karier dengan
Yang Tidak
Group Time →
Group 1 O2bs
O1bs Tx
Group 2 O3bs — O4bs

R1 = Kelompok eksperimen (setengah dari rombongan belajar)


R2 = Kelompok kontrol (setengah dari rombongan belajar)
O1 = Nilai pretest (tes awal) yang diberikan kpd. setengah rombel

siswa (kelompok eksperimen) sebelum diberi layanan

bimbingan karier, dan akan diberikan setelah pretest.

O3 = Nilai pretest (tes awal) yang diberikan kepada setengah rombel

siswa (kelompok kontrol) dan tidak akan diberi perlakuan yaitu

tidak diberi layanan bimbingan karier.

X = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen setelah

diadakan pretest.

O2 = Nilai posttest (tes akhir) yang diberikan kepada setengah rombel

siswa (kelompok eksperimen) setelah diberi layanan

bimbingan karier.

O4 = Nilai posttest (tes akhir) yang diberikan kepada setengah rombel

siswa (kelompok kontrol) yang tidak perlakuan, yakni tidak

diberi layanan bimbingan karier.


Kepada satu rombongan belajar siswa SMK dilakukan penelitian eksperimen
(Nonequivalent Control Group Design) untuk melihat tingkat motivasi belajar
mereka melalui pemberian layanan bimbingan karier. Rombongan belajar ini dibagi
dua sama rata, dengan mempertimbangkan jenis kelamin, motivasi prestasi belajar
dan lainnya, sehingga kedua kelompok ini sama. Satu kelompok disebut sebagai
eksperimen (R1) dan satu kelompok disebut kontrol kelompok kontrol (R2).
Selanjutnya kepada R1 diberikan pretest untuk melihat motivasi belajar mereka
sebelum diberi perlakukan yaitu layanan bimbingan karier (X). Begitu juga kepada
R2 diberikan pretest dan selanjutnya tidak diberikan perlakuan atau X. Kepada R1
diberikan layanan layanan bimbingan karier selama tiga bulan, sedangkan R2 tidak.
Setelah tiga bulan telah selesai dilakukan X maka diadakan posttest (O3 & O4), yaitu
kepada R1 diadakan tes akhir atau posttest (O3) untuk melihat motivasi mereka
setelah menerima perlakukan yaitu layanan bimbingan karier. Begitu juga kepada R2
diberikan posttest untuk melihat motivasi mereka karena selama tiga bulan tidak
diberikan perlakukan yaitu tidak diberikan layanan bimbingan karier.
 Potensi bias dalam desain ini dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi validitas internal
atau eksternal study
a. Validitas internal adalah meyakini bahwa variabel terikat benar-benar
ditentukan oleh variabel bebasnya sehingga peneliti untuk menarik
kesimpulan yang akurat tentang sebabakibat di dalam data.
b. Validitas eksternal adalah sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasikan
terhadap subjek atau kondisi yang sama
 Adapun faktor-faktor yang dapat mengancam validitas internal suatu hasil
penelitian ekspimen antara lain:
1. History
2. Maturation (kematangan).
3. Efek Testing
4. Instrumentation
5. Selection
6. Statistical regression
7. Mortality

Anda mungkin juga menyukai