Anda di halaman 1dari 11

MAKAL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK

JINGSAW

Dosen Pengampu:

Nama Kelompok:

Laras Septialis Deani (5402417027)

PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN

PENDIDIKAN KESEJHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah diberi
kesehatan dan dengan kemurahan hati-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya. Tugas makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Strategi Pembelajaran.

Kami menyadari bahwa tugas pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu kami
dengan tangan terbuka menerima saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Akhir kata kami berharap, tugas makalah ini bermanfaat dan memberikan
pengetahuan maupun inspirasi kepada para pembaca.

Semarang, 21 September 2018

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam


pendidikan ialah “homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang
menekankan bahwa manusia adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif
terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok di terapkan di Indonesia karena sesuai
dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
            Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatif
dimana siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
pelaksanaan pembelajaran. Adapun tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini
mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, serta  menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila  mereka
mencoba untuk mempelajari semua materi secara sendirian.
            Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw”
bahwa metode pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar
belajar kelompok, tetapi ada unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson
mangatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning
teknik jigsaw.

B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis merumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1.  Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
2.  Bagaimana langkah-langkah metode jigsaw?
3.  Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode jigsaw?
4. Apa materi yang cocok untuk diterapkan dengan metode jigsaw?

3
C. Tujuan
       Dalam makalah ini penulis menemukan beberapa tujuan sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui yang dimaksud/pengertian dengan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
2.   Untuk mengetahui bagaimana langkah – langkah metode pembelajaran tipe
jigsaw.
3.   Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan metode jigsaw.
4.   Untuk mengetahui materi yang cocok menggunakan metode jigsaw.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw

Pengetian  pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode
pembelajaran kooperatif tipe jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan
kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-
teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di
Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al.sebagai model Cooperative
Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, berbicara,
ataupun mendengarkan. Dalam Teknik ini, guru memperhatikan skemataatau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa
dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota
lain dalam kelompoknya (Arends, 1997 dalam http://matamatika-ipa.com ). Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupaka tipe model pembelajaran kooperatif dimana
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan
bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada
kelompok yang lain (Arends, 1997).
Metode pengajaran Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya
(1978) yang dikenal dengan Jigsaw I, kemudian dikembangkan oleh Slavin dan rekan-
rekannya (1986) yang dikenal dengan Jigsaw II (Slavin, 2005).

5
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung
satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan” (Lie,A., 1994).
Para anggota dari tim – tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk
diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang
ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim / kelompok asal
untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal
merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang
terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan
mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan
topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.Hubungan antara
kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 2001) :
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama
dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada
masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik
mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka
dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.

B. Langkah - Langkah Metode Jigsaw :


 Tahap Pendahuluan
1. Review, apersepsi, motivasi
2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan
menjelaskan manfaatnya.
3. Pembentukan kelompok.
4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan siswa yang heterogen.
5. Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok.

6
 Tahap Penguasaan
1. Siswa dengan materi/soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha
menguassai materi sesuai dengan soal yang diterima
2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya.

 Tahap Penularan
1. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.
2. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli  tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan denga sungguh-sungguh.
3. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.
4. Dari diskusi tersebut siswa memperoleh jawaban soal.

 Penutup

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Metode Jigsaw

Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:


1. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
2. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
3. Menerapkan bimbingan sesama teman
4. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
5. Memperbaiki kehadiran
6.  Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
7.  Sikap apatis berkurang
8.  Pemahaman materi lebih mendalam
9. Meningkatkan motivasi belajar
10. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
11. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
12. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok lain
13. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.

7
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut :
1.   Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan
pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru
2. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-
ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirksn
kelompok akan macet
3.  Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
4.   Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika
ada anggota yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-tugas dan
pasif dalam diskusi
5.   Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum
model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

D.     Evaluasi Materi yang cocok untuk SMP / SMA dengan Metode Jigsaw

Beberapa contoh materi Biologi yang cocok di jigsawkan adalah: Ruang Lingkup
Biologi ( kelompok ahli 1 mempelajari pengertian Biologi dan ciri-ciri makhluk hidup,
kelompok ahli 2 dengan macam – macam ruang lingkup biologi dan permasalahannya,
kelompok ahli 3 dengan cabang – cabang ilmu dalam Biologi, kelompok ahli 4 dengan
manfaat belajar ilmu biologi di bidang pertanian, peternakan, kedokteran, industri,
kelompok ahli 5 dengan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah dalam memecahkan
suatu permasalahan ilmiah).
Pemilihan materi tidak hanya didasarkan pada banyaknya sub bab atau sub-sub bab
saja yang mengindikasikan mudah “dibagi-bagi” untuk didiskusikan dalam kelompok-
kelompok ahli. Namun hal penting lain yang tidak boleh dilaupakan bahwa seyogyanya
kita tidak memaksakan 1 rangkaian pembelajaran kooperatif, apa saja, dalam satu
pertemuan. Masih banyak materi yang sesuai di-jigsaw-kan. Namun kita harus
memeriksanya terlebih dahulu, sehingga tujuan kita tercapai, bukan sebaliknya menambah
bingung siswa.

8
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekan pada sikap atau perilaku bersama dalam belajar atau membantu diantara
sesame dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih.
2. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw ini pada kelas
siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar
heterogen.setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari,menguasai bagian
tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya.
Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus berkerjasama secara
cooperative untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
3. Kerangka model pembelajaran jigsaw adalah para anggota dari kelompok asal yang
berbeda,bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi
dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok
serta membatu satu sama lain untuk mempelajari topic mereka tersebut.setelah
pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok
semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang
telah mereka dapatkan pada saat pertemuan dikelompok ahli. Kunci tipe JIGSAW
ini adalah interdepensi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis
dengan baik.
4. Keuntungan mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan
menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila
mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. Sementara untuk
kerugiannya ada beberapa yaitu keadaan kondisi kelas yang ramai, siswa yang
lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai serta membutuhkan
waktu yang lebih lama apabila bila ada pernataan ruang belum  terkondisi dengan
baik.
5. Alasan mengapa kami menggunakan model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw dalam bab Ruang Lingkup Biologi karena tekhik pembelajaran jigsaw
dapat diterapkan pada materi pembelajaran yang berstruktur (saling berhubungan
antara sub-sub materi ).

9
B.     SARAN
1. Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada
siswa sebelum menerapkannya, agar siswa tidak bingung.
2. .      Guru harus pandai dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan dalam model ini.
3. Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat
guru/papan tulis dengan jelas, bias melihat rekan-rekan kelompoknya dengan
baik,dan berada dalam jangkauan kelompoknya dengan merata.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu digunakan atau diterepkan karena
suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencintai pelajaran dan sekolah atau guru, selain itu siswa akan merasa lebih
terdorong untuk belajar dan berpikir serta meningkatkan keaktifan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.
http://matematika-ipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-
jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning, Teori riset dan Praktik. Bandung : Penerbit
Nusa Media

http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/24/pembelajaran-dengan-metode-jigsaw.html?
m=1

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0651_0805985_chapter2.pdf

www.scribd.com/mobile/documents/24529374
.
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Vol._V_No._7_April_200
7/Pendekatan_Cooperative_Learning_Teknik_Jigsaw_untuk_Meningkatkan_Penguasaan_
Operasi_Pecahan_di_SDN_Paseh_I_Kabupaten_Sumedang.pdf (diakses 21 September)

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SISTEM
PERSAMAAN PADA SISWA KELAS X TEHNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1
ADIWERNA TEGAL SEMESTER 1 TAHUN 2008/2009.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/62095564_1693-8631.pdf (diakses tanggal 21
September)

JIGSAW TYPE OF COOPERATIVE LEARNING AS A MEANS OF IMPROVING HIGH


SCHOOL  STUDENT’S MATHEMATICAL COMMUNICATION
ABILITY.http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1209207218.pdf (diakses tanggal 21
September)

11

Anda mungkin juga menyukai