Anda di halaman 1dari 1

PEGAWAI TIDAK TETAP

Atas penghasilan bagi pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang tidak di bayar
secara bulanan atau jumlah kumulatifnya dalam 1 (satu) bulan kalender belum melalui Rp.
2.025.000 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah), berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-
rata penghasilan belum melebihi Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah). Rata-rata
penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan atau upah borongan
untuk setiap hari kerja yang digunakan. Oleh karena itu, pemotong pajak atau pemberi
penghasilan harus mengekivalenkan upah mingguan, upah satua atau upah borongan
yang diperjanjikan ke upah setiah hari kerja untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, apabila penghasilan sehari atau rata-rata
penghasilan sehari melebihi Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah), dan jumlah
sebesar Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) tersebut merupakan jumlah yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto atau pengurang atas penghasilan bruto sehari.

Dalam hal pegawai tidak tetap telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan
kalender melebihi Rp. 2.025.000 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah), maka jumlah yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar PTKP yang sebenarnya, PTKP yang
sebenarnya adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya. PTKP sehari
sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah PTKP per tahun dibagi 360
(tiga ratus enam puluh) hari.

Dalam hal berdasarkan ketentuan di bidang ketenagakerjaan diatur kewajiban untuk


mengikutsertakan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas dalam program JHT atau THT,
maka iuran JHT atau iuran THT yang dibayar sendiri oleh pegawai tidak tetap kepada badan
penyelenggara JAMSOSTEK atau badan penyelenggara THT, dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.

Anda mungkin juga menyukai