Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

(UTS)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NAMA : MUHAMMAD AZZAM

NO.BP : 1901031022

KELAS: II C (REGULER)

DOSEN: RINALDI,S.PdI.,M.Ed.,Ph,D.

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


MATERI 1

MANUSIA DAN AGAMA

Menurut ilmu pengetahun

Menurut ilmu pengetahuan, kejadian manusia adalah berdasarkan kepada teori


evolusi yaitu teori yang menganggap bahwa jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang ada
sekarang tidak lahir menurut wujudnya seperti sekarang ini. -Chares Darwin (1882)

Sedangkan Ada dua pendapat mengenai pengertian agama. Namun jika diambil
dari pengertian agama menurut secara terminologis adalah pengakuan manusia
tentang adanya yag suci secara insyaf (sadar) bahwa ada satu kekuatan yang
memungkinkan melebihi segala yang ada.

Menurut islam

Menurut Islam, manusia didefinisikan menjadi 6 konsep yaitu:

1. Konsep Al-Basyr

Konsep ini mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kebutuhan-
kebutuhan biologis seperti memelihara diri yang meliputi makan, minum dan
beradaptasi dengan lingkungannya dan berkembang jenis (kebutuhan seksual) yang
diikat oleh tata aturan Tuhan melalui agama.

2. Konsep Al-Insaan

Kata al-insaan berakar pada kata nasiya yang berarti lupa (Shihab, 1997:60). Kata ini
mengacu kepada potensi yang diangugrahkan oleh Allah kepada manusia. Potensi
tersebut ada potensi positif dan negatif.

3. Konsep An-Nas
Konsep ini menganggap manusia sebagai makhluk sosial. Manusia diciptakan sebagai
makhluk bermasyarakat yang berawal dari pasangan laki-laki dan wanita, kemudian
berkembang menjadi suku dan bangsa untuk salig kenal mengenal

4. Konsep Bani Adam


Konsep ini menunjukkan bahwa keseluruhan manusia pada dasarnya adalah
keturunan Nabi Adam AS.
5. Konsep Abd Allah

Kata abd Allah berarti abdi atau hamba Allah (milik Allah SWT). Oleh itu, sebagai abd
Allah seluruh aktivitas dan peranan yang dilakoni oleh manusia harusnya semata-mata
mencari ridha Allah saja.

6. Konsep Khalifah Allah

Sebagai khalifah, manusia merupakan pemegang hak pengelol dan wakil Tuhan di
muka bumi sehingga harus menjalin hubungan baik secara vertikal dengan Tuhan dan
secara horizontal dengn seluruh makhluk ciptaan Allah.

Sedangkan kata Islam agama adalah kata jadian Arab yang asal katanya aslama akar
katanya adalah salama yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercacat. Dari kata
itu terjadilah kata mashdar salamat seterusnya salm dan silm. Salm atau silm berarti
kedamaian, kesejahteraan, kepatuhan, penyerahan diri pada Tuhan. Berdasarkan
pengertian Islam dan al-din, maka pengertian din al-Islam adalah suatu konsep yang
lengkap tentang hukum (undang-undang dan peraturan-peraturan) yang diturunkan
Allah SWT kepada para nabi dan rasul-Nya semenjak Adam AS yang berakhir dengan
diutusnya Nabi Muhammad SAW.

Ruang lingkup ajaran agama Islam sangat luas dan mencakup semua aspek karena
agama Islam adalah agama universal. Namun secara garis besar ruang lingkup
terbagi:

1. „Aqidah Islamiyah

2. Syari‟ah Islamiah

3. Akhlak
MATERI II
SUMBER AJARAN ISLAM

Ada 2 sumber ajaran dalam agama islam yaitu:

A. Al-Qur’an

firman Allah yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab
melalui malaikat Jibril yang berfungs sebagai mukjizat, bersifat mutawatir serta menjadi
ibadah membacanya.

Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan utama ajaran agama Islam.Selain itu peranan
Al- Qur’an yang lain adalah:

1. Petunjuk jalan hidup


Ia juga merupakan petunjuk jalan terbaik bagi kehidupan manusia sebagaimana dalam
surah Al-Baqarah: 185.
2. Penjelasan Terhadap Segala Sesuatu
Al-Qur’an diturunkan Allah SWT ke muka bumi untuk memberikan penejlasan tentang
segala sesuatu sehingga memiliki pedoman dan arahan yang jelas dalam
melaksanakan tugas hidupnya sebgai makhluk Allah SWT sebagaimana dalam Al-
An’am:38, An-Nahl:89, An- Naml:1-2.
3. Sebagai Penawar Jiwa yang Haus (syifa)
Al-Qur’an berfungsi sebagai obat (penawar) bagi manusia sebagaimana Al-Isra:82.
Sasaran dari penyembuhan ini adalah hati.

B. Hadist
Hadits menurut bahasa bermakna khabar atau berita. Yang dimaksud di sini adalah
khabar atau berita tentang sunnag tersebut. Sunnah tersebut meliputi ucapan,
perbuatan dan sikap diamnya Rasulullah SAW. Karena hadits merupakan pemberitaan
maka ia terkait dengan si pembawa berita baik segi kemampuan daya ingat, sifat atau
perilakunya, maupun proses atau penyampaian berita (transmisi) hadits itu sendiri.

Terdapat tiga kategori penilaian dalam mengklasifikasikan tingkatan-tingkatan hadist


yaitu berdasarkan kualitasnya (diterima atau ditolak),bentuknya, dan jumlah perawinya:
1. Berdasarkan kualitasnya
Berdasarkan kualitasnya, hadist terbagi atas tiga kategori yaitu shahih, hasan dan
dha’if.
Pertama, hadits shahih yaitu hadits yang bersambung sanad nya yang diriwayatkan
rawi yang adil dan dhabith dari rawi yang lain (juga) adil dan dhabith sampai akhir
sanad, dan hadits ini juga tidak janggal serta tidak mengandung cacat (illat).
Kedua, hadits hasan yaitu hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh rawi
yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, bahasanya tidak rancu dan
tidak bercacat.
Ketiga, hadits dha’if yaitu hadits yang tidak memenuhi hadits shahih dan hasan.

2. Berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, hadits terbagi menjadi qauliyah, fi’liyah dan taqririyah.
Pertama, hadits qauliyah yaitu ucapan Nabi Muhammad SAW yang didengar oleh
sahabat beliau dan disampaikannya kepada orang lain.
Kedua, hadits fi’liyah yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang
dilihat atau diketahui oleh sahabat, kemudian disampaikannya kepada orang lain
dengan ucapannya.
Ketiga, hadits taqririyah yaitu perbuatan atau ucapan seorang sahabat di hadapan
Nabi SAW atau sepengetahuan Nabi yang tidak ditanggapi atau dicegah oleh Nabi.
3. Berdasarkan Jumlah Perawinya
Berdasarkan jumlah perawi (orang yang meriwayatkan), hadist terbagi dalam tiga
kategori yaitu hadits Mutawatir, Masyhur dan Ahad.
Pertama, hadits Mutawatir yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang
tidak memungkinkan mereka sepakat untuk berdusta.
Kedua, hadist Masyhur yaitu hadits yang memiliki sanad yang terbatas yang lebih
dari dua. Hadits tersebut ada yang berkualitas shahih, hasan dan ada juga yang dha’if.
Ketiga, hadits Ahad yaitu hadits yang diterima dari Nabi SAW secara orang
perorangan sampai kepada rawinya yang terakhir.
Kedudukan Hadits

Hadits adalah sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an. Kedudukan hadits secara
keseluruhan ada lima yaitu:
1. Fungsi Taqrir, yaitu memperkokoh hukum yang sudah ditetapkan Al-Qur’an.
2. Fungsi Tafsir/tafshil yaitu menafsirkan atau merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang
mengandung pengertian secara global.
3. Fungsi taqyid, yaitu memberikan batasan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang
mengandung pengertian secara mutlak.
4. Fungsi ististna, yaitu memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Qur’an yang
bersifat umum.
5. Fungsi munsyi’al-hukmu, yaitu membentuk atau menambahkan hukum yang tidak
ditetapkan di dalam Al-Qur’an.
BAB III
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AQIDAH

1 Pengertian Aqidah Islamiyah

Kata aqidah adalah bahasa Arab yaitu berasal dari kata „aqadah - ya‟qidu-
„aqidatan¸diIndonesiakan menjadi akidah. Artinya secara etimologis adalah ikatan atau
janji. Secara terminologis adalah ikatan jiwa dengan Allah SWT, yakni mengakui
nahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dalam ungkapan kalimat Laa Ilaa ha illaulah
(Tiada Tuhan yang disembah, kecuali Allah SWT) sebagaimana QS Muhammad: 19.
Substansi dari „aqidah adalah tauhid yang berarti mengakui Maha Esa Allah
SWT. Akar kata tauhid adalah ahad sebagaimana dalam QS Al-Ikhlas:1-4.
Mengesakan juga bermakna membersihkan keyakinan tentang adanya kekuasaan
yang dapat menandingi atau mengatasi kekuasaan Allah SWT yang disebut dengan
syirik.

2 Keimanan dan Ketaqwaan


Keimanan merupakan konsep akidah Islamiyah, sedangkan ketaqwaan
merupakan aplikasi dan pelaksanaan dari akidah Islamiyah itu sendiri. Hal ini berarti
bahwa ketaqwaan merupakan tindak lanjut dari keimanan pada tataran prakteknya
dalam kehidupan sehari-hari. Keimanan dan ketaqwaan juga sebagaimana dalam QS
Al-Baqarah: 177. Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa ketaqwaan adalah
aplikasi keimanan pada tataran perbuatan yang berfungsi membentuk sikap konsisten
melaksanakan seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya.

3 Kausalitas Rukun Iman

Karena jika rukun iman yang berada pada posisi sebab utama itu tidak ada
dalam keimanan kita, maka tidak ada pula keyakinan kepada rukun iman lainnya.
Masing-masing rukun iman yang terdiri atas enam pokok keyakinan tersebut berfungsi
saling mendasari sebagai asas rukun iman selanjutnya. Asas itu tersusun secara
kausalitas dari bawah ke atas seperti anak tangga sehingga terbentuklan gambar
susunan rukun iman secara kausalitas (sebab akibat).
4 Konsep Ketuhanan dalam Islam
Tuhan adalah Khalik ( yang menciptakan) makhluk-Nya. Dia yang menciptakan
langit dan bumi beserta segala isinya dari tiada menjadi ada. Dialah pemilik kerajaan
langit dan bumi yang mengatur segala yang terjadii di langit da di bumi dari „Arsy-Nya
(singgasana-Nya) sebagaimana dalam QS Yunus: 3. Nama Tuhan adalah Allah SWT
selain memiliki nama sifat-sifat-Nya. Allah SWT sendiri yang memberi tahu bahwa
Nama-Nya adalah Allah sebagaimana yang dijelaskan QS Thaha: 14 yang
terjemahannya adalah:
“ Sesungguhnya nama-Ku adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.
5 Fungsi Keimanan dalam Kehidupan
Keimanan kepada Allah SWT membentuk perilaku tauhid sebagai aplikasi dari
dimensi-dimensi Iman kepada Allah SWT. Perilaku tauhid tersebut meliputi Tauhid
rububiyah dan mulkiyah, uluhiyah, asma‟ wa al-shifatullah.
Perilaku tauhid rububiyah dan mulkiyah adalah meyakini bahwa Allah SWT itu
Maha Esa dalam menciptakan, memiliki, mengatur, menentukan takdir dan dalam
menentukan syari‟at (hukum).
Perilaku tauhid uluhiyah yaitu mengakui ke-Esaan Allah SWT dalam ke-ilahan-
Nya (ke-Tuhanan-Nya) dan ber-„ubudiyah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT
semata. Kemudian, perilaku tauhid asma‟ wa al-shifatullah yaitu perilaku menghiasi
sifat kita dengan sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam Asmaul Husna karena
kita meyakini bahwa Allah SWT mempunyai nama lain sebagai sifat-Nya selain nama-
Nya yang Agung yaitu ALLAH.

6 Pemeliharaan Iman Dari Bahaya Syirik

Syirik merusak iman dan amalan dan juga dipandang sebagai kezaliman yang
paling dahsyat (QS Luqman: 12). Oleh itu, diperlukan kiat-kiat pemeliharaan iman dari
syirik yaitu menambah dan memperdalam ilmu, membiasakan amal shalih,
membiasakan jihad, berserah diri kepada Allah SWT, selalu mencari keridhaan Allah,
memakmurkan masjid, membiasakan zikir dan membaca serta mendengarkan Al-
Qur‟an.
MATERI IV
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AKHLAK

1 Pengertian Akhlak
Secara umum, akhlak dipahami sebagai sikap, tingkah laku dari seseorang.
Istilah akhlak sering disejajarkan dengan istilah lain seperti etika, moral, susila, nilai,
adat dan lainnya. Akhlak secara terminologi seperti yang dikemukakan oleh Imam Al-
Ghazali adalah sifat yang tertanam dalam diri seseorang yang merupakan sumber
lahirnya perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Munculnya akhlak adalah reaksi spontan tanpa pertimbangan dan
pemikiran. Sedangkan etika, moral, adat dan susila bersumberkan dari pemikiran
manusia.
Bentuk perilaku akhlak dalam ajaran islam adalah sebagai berikut:

1 Akhlak Terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya


Akhlak terhadap Allah SWT mencakup taqwa, cinta dan ridha, ikhlas, khauf dan raja’,
tawakal, syukur, murakabah dan taubat.

2 Akhlak Terhadap Ibu Bapak


Akhlak kepada ibu bapak adalah berbakti dan berbuat baik yang merupakan kewajiban
dari anak sebagaimana dijelaskan dalam QS 17:23-24, 2:83, 4:36, 6:51, 46:15, 31:14-
15, 71:28.
Setiap individu wajib berbuat baik dan bertangung jawab terhadap keselamatan ibu
bapknya yang dikenal dengan istilah birr al-walidain (berbuat baik kepada ibu bapa).

3 Akhlak Terhadap Keluarga dan Karib Kerabat


Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat adalah sikap yang muncul dari jiwa yang
berhubungan dengan pemeliharaan keharmonisan dan kebaikan diri secara pribadi.
Akhlak tersebut dapat meliputi memelihara keluarga dari segala macam bentuk
kesusahan dan kesengsaraan.

4 Akhlak Terhadap Diri Sendiri


Akhlak terhadap diri sendiri meliputi shiddiq, amanah, istiqamah,„iffah, mujahadah,
syaja‟a, tawadhu‟, malu shabar dan pemaaf. Shiddiq artinya jujur. Seorang muslim
dituntut sellau berada dalam keadaan benar, lahir dan batin (benar pikiran, perasaan,
nafsu, ucapan dan perbuatan)
BAB V
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AKHLAK 2

Berikut ini klasifikasi ajaran akhlak dalam islam :


1. Akhlak terhadap Sesama Manusia

Akhlak terhadap sesama manusia meliputi akhlak bertamu dan menerima tamu,
hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat serta ukhuwah Islamiyah (QS 49:10-
13). Selain itu, akhlak terhadap orang yang lebih tua, teman sebaya dan orang yang
lebih muda. Akhlak kepada yang lebih tua adalah untuk menghormati dan menghargai
orang yang lebih tua. Akhlak terhadap teman sebaya yaitu tidak boleh merasa lebih
daripada orang lain. Akhlak terhadap orang yang lebih muda adalah dengan
memberikan kasih sayang. Ini akan memunculkan ikatan emosional yang akan
bermuara kepada pembinaan dan pendidikan generasi muda ke arah yang lebih baik
2. Akhlak terhadap Dosen

Akhlak terhadap dosen adalah meliputi:


(1) menjaga kesucian jiwa (sikap metal) dari sifat yang kotor
(2) menjaga hati dari pengaruh kekuasaan hawa nafsu
(3) tidak bersikap sombong dan sewenang-wenang terhadap dosen
(4) menghindarkan kebencian yang menimbulkan hasud (dengki) yang berakibat
kepada pertengkaran, perselisihan dan permusuhan
(5) Tidak bersikap diskriminatif terhadap cabang ilmu tertentu dalam hati karena ia
saling berhubungan dan saling mendukung
(6) menghormati dosen.

3. Akhlak terhadap Bangsa dan Negara


Setiap individu bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keadilan sosial
dalam kehidupan bermasyarakat. Akhlah terhadap bangsa dan negara meliputi
musyawarah, menegakkan keadilan, amar ma‟ruf nahi munkar dan hubungan
pemimpin dengan yang dipimpin.
4. Akhlak terhadap Lawan Jenis
Akhlak dalam pergaulan: pria wajib menahan pandnagannya melihat wanita
dan wajib menjaga kesucian kehormatannya (kelaminnya) dari perbuatan zina,
homoseksual, onani dan sejenisnya. Begitu juga wanita wajib menahan pandangan
melihat pria dan wajib menjaga kesucian kehormatannya (kemaluannya) dari
perbuatan zina, lesbian, masturbasi dan sejenisnya dan wajib berbusana muslimah

5. Akhlak Berbusana
Dalam Islam, berbusana menjadi perhatian khusus sebab menyangkut tata
kesopanan dalam berpenampilan. Karena fungsi busana di samping untuk menutup
aurat juga untuk keindahan dan bukti ketaqwaan kepada Allah SWT sebagaimana
dalam QS 7:26. Akhlak berbusana bagi laki-laki adalah dilarang memakai celana
pendek di atas lutut karena sekurang-kurangnya aurat lelaki adalah sebatas pusat dan
lutut. Sedangkan akhlak berbusana bagi perempuan di atur Allah SWT dengan
menetapkan batas auratnya, bahwa selain muka dan telapak tangan wajib ditutup
dengan jilbab.
6. Akhlak terhadap Alam Sekitar
Setiap individu dilarang merusak/membinasakan lingkungan alam sekitar,
bertanggung jawab dan menjaga/mmelihara lingkungan serta melestarikannya demi
kelangsungan hidup manusia itu sendiri, dan memanfaatkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup tanoa merusak kelestariannya
MATERI VI
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM SYARI’AH

Konsep Syari’ah Islamiyah dan Hukum Islam

Secara terminologis, syari’ah Islamiyah adalah seluruh yang datang langsung


dari Allah SWT yaitu Al-Qur’an dan dari Nabi SAW yaitu hadits (sunnah) berupa
perintah dan larangan yang mengatur segala aspek kehidupan manusia yang wajib
untuk ditaati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh saetiap umat Islam agar
hidupnya selamat di dunia dan di akhirat.
Hukum Islam adalah hasil intrepretasi ahli hukum Islam terhadap Al-Qur’an dan
hadits dalam menetapkan hukum Hukum Islam merupakan ketentuan-ketentuan hukum
yang terbagi kepada lima kategori hukum yaitu wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah
yang mengikat kehidupan seseorang muslim dalam menjalankan aktivitas hidupnya baik
secara vertikal hubungan dengan Allah SWT maupun secara horizontal hubungan dengan
sesama makhluk-Nya.
Konsep Standarisasi Hukum Islam

Hukum Islam terbagi lima yaitu wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah.
Wajib, adalah tuntutan yang mengandung suruhan yang mesti dikerjakan sehingga
orang yang mengerjakannya mendapatkan pahala dan kalau meninggalkannya
mendapatkan dosa seperti dalam QS An Nisa:36.
Sunnat, adalah tuntutan yang mengandung suruhan tetapi tidak mesti dikerjakan
hanya berupa anjuran untuk mengerjakannya. Bagi orang yang melaksanakannya
berhak mendapatkan pahala, tteapi kalau ditinggalkan atau tidak dikerjakan tidak
berdosa seperti QS al-Baqarah:282.
Haram, adalah tuntutan yang mengandung larangan yang mesti dijauhi. Apabila
seseorang telah meninggalkannya berarti dia telah patuh kepada Allah SWT, karena
itu ia patut mendapatkan pahala. Namun, orang yang tidak meninggalkan larangan
berarti ia telah mengingkari tuntutan Allah SWT maka ia berdosa sebagaimana QS al-
Isra’:23.
Makruh, adalah tuntutan yang mengandunglarangan tetapi tidak mesti menjauhi
larangan tersebut. Orang yang meninggalkan larangannya akan mendapatkan pahala.
Namun, apabila larangan tersebut masih dikerjakan tidak akan berdosa.
Mubah, adalah suatu tuntutan yang tidak ada hukum yang diempat diatasnya. Suatu
perbuatan yang tidak akan berpahala jika dikerjakan dan tidak pula mendapat dosa
apabila meninggalkannya.
Tujuan Hukum Islam
Hukum Islam bertujuan untuk kemashlahatan (kebaikan) hidup manusia yang terdiri
dari tiga tingkatan yaitu dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat
.
A.Kemashlahatan dharuriyat (sangat penting) adalah sutau perbuatan yang
mengandung kemashlahatan yang sangat penting, jika tidak dilaksanakan akan
mengakibatkan kerusakan dan kehancuran hidup manusia dunia dan akhirat yang
terdiri dari lima tujuan perbuatan yaitu
(1) untuk memelihara aqidah
(2) untuk memelihara jiwa
(3) untuk memelihara akal
(4) untuk memelihara keturunan
(5) untuk memelihara harta.
B.Kemashlahatan yang bersifat hajiyat yaitu sesuatu yang sangat dibutuhkan
sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, sehinga hukumnya menjadi
wajib. Misalnya, manusia butuh makan, maka berusaha dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan makan hukumnya wajib.
C.Kemashlahatan yang bersifat tahsiniyat yaitu sebagai suatu nilai keindahan dan
kebaikan yang juga dibutuhkan oleh setiap manusia yang normal sebagai aksesoris
kehidupan sehingga hukumnya menjadi sunnat, seperti mengecat rumah dengan
warna sejuk dan indah.

Sumber Syari’ah Islamiyah dan Hukum Islam


Sumber syari’ah Islamiyah adalah sumber ajaran Islam yang langsung datang
dari Alah SWT dan dari Nabi SAW yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Para ulama sepakat
bahwa hadits yang dapat dijadikan sebagai sumber syari’ah dadalah hadits yang
mutawatir lagi shahih.
Al-Qur’an sebagai Sumber hukum Islam adlah ayat-ayat Al-Qur’an yang
mengandung perintah dan larangan yang belum jelas dan tegas serta yang
mengandung anjuran yang masih bersifat umum yang memerlukan intrepretasi dengan
ayat-ayat Al-Qur’an lain dengan hadits atau dengan ijtihad. Hadits sebagai sumber
hukum Islam adalah hadits yang mnegandung perintah dan larangan yang belum
mengandung ketentuan hukum yang jelas dan tegas serta yang mengandung perintah
dan anjuran yang masih bersifat umum, yang memerlukan intrepretasi dengan hadits-
hadits yang lain atau dengan ijtihad. Ijtihad adalah kemampuan para ahli hukum Islam
dalam menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits secara
jelas dan tegas, yang ditetapkan berdasarkan kepada beberapa metode ijtihad yang
disepakati oleh pada ahli hukum Islam.
Pembagian Ibadah Menurut Hukum Islam
Secara garis besar, ibadah dapat diklasifikasi kepada dua bentuk yaitu ibadah
mahdhah (ibadah khusus) dan ibadah mu’amalah (umum). Ibadah mahdhah adalah
amal (aktivitas) yang berhubungan langsung antara manusia dengan Allah SWT
secara vertikal (ritual) dalam memenuhi kebutuhan kehidupan spiritual yang telah
dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya secara rinci, jelas dan
tegas sehingga tidak ada peluang bagi manusia untuk menambah dan menguranginya
seperti shalat, puasa, haji dan zikir. Prinsip dasar ibadah mahdhah adalah mengikut
apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Ibadah muamalah dalam arti luas adalah seluruh amal perbuatan manusia
dalam hubungannya memenuhi kebutuhan SDM-nya dalam hubungannya dengan
sesama manusia dan dengan alam sekitar dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya secara horizontal.
MATERI VII
THAHARAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM IBADAH
SEHARI-HARI
Pengertian bersuci

Thaharah secara terminologis (syara’) adalah membersihkan diri dari hadas


atau menghilangkan najis dan kotoran. Dengan demikian thaharah syar’i (secara
syariat Islam) terbagi dua bagian yaitu thaharah dari hadas dan dari najis.
Macam-macam Air
Macam-macam air yang boleh dipakai bersuci yaitu air laut, air mata air (air
pancuran), air ledeng, air hujan, air sungai, air sumur dan air salju. Pembagian air
dibagi 4 bagian yaitu air muthlaq, air makruh dipakai, air musta’mal dan air yang najis.
a. Air mutlaq (air suci lagi menyucikan), yakni air yang sah untuk menyucikan benda
yang trkena najis dan boleh diminum.

b. Air Makruh dipakai, yaitu air yang suci lagi menyucikan tetapi makruh memakainya
ialah air yang panas, air yang sangat sejuk dan air yang dijemur di kaleng sebab
dikhawatirkan penyakit kulit.

c. Air musta’mal (air suci tapi tidak menyucikan), yaitu air yang sedikit sudah dipakai
wudhu atau bekas dipakai mencuci kotoran (najis).

d. Air yang najis, yaitu air yang sedikit yakni tidak cukup dua kullah dan bercampur
dengan najis meskipun air tersebut tidak berubah warnanya, baunya dan rasanya
ataupun air yang banyak lebih dari dua qullah tapi berubah dengan campuran najis
(kotoran).

Macam-Macam Najis dan Cara Mensucikannya


Najis menurut istilah adalah tiap-tiap sesuatu yang menghalangi sahnya shalat,
dan diharamkan juga memakannya. Adapun macam-macam najis ada tiga macam
yaitu mughalladhah, mutawassithah dan mukhaffafah.
a. Najismughalladhah yaitu najis yang terbit dari binatang anjing dan babi atau dari
keturunan keduanya. Cara menyucikannya yaitu rupa najis tersebut terlebih dahulu
dihilangkan dan bersihkan dengan air sebanyak tujuh kali, kemudian campuran tanah
yang suci sekali.
b. Najis mutawassithah yaitu najis yang bukan dari binatang anjing dan bai dan bukan
pula dari keturunan keduanya, misalnya kencing, tahi, darah, nanah, arak, muntah,
bangkai binatang yang mati tidak disembelih, susu binatang yang haram dimakan dan
sebagainya. Adapun cara menyucikannya cukuplah sekali basuh dengan air yang
bersih hingga hilang warnanya, baunya dan rasanya.

c. Najis mukhaffafah yaitu najis air kencing anak kecil (bayi) laki-laki yang belum
sampai dua tahun umurnya dan belum makan apa-apa hanya air susu ibunya saja atau
air susu lainnya. Adapun cara membersihkannya (menyucikannya) cukup dengan
memercikkan air di atasnya hingga basah dan jika tidak mengalir sekalipun.

Istinjak
Makna istinja’ yaitu menghilangkan najis kencing dan nerak daripada tempat keluarnya
dengan air atau batu hingga bersih hilang najisnya. Dan yang lebih baik mula-mula
dengan batu atau lainnya kemudian dengan air. Adapun syarat istinja’ adalah
menghilangkan rasanya, baunya dan warnanya.
Wudhu
Wudhu dapat diartikan menyengaja membasuh anggota badan tertentu yang telah
disyariatkan untuk melaksanakan suatu perbuatan yang membutuhkannya seperti
shalat dan thawaf.

Mandi Wajib dan Cara Mandi Wajib


Mandi wajib yaitu apabila ditinggalkan tidak dilakukan maka berdsa dan tidak sah
melaksanakan ibadah seperti shalat fardu atau sunnah, membawa dan memegang Al-
Qur’an, atau masuk dan diam di dalam masjid. Yang dimaksud dengan mandi yaitu
mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat.

Fungsi Tazkiyah Dan Thaharah Dalam Shalat Dan Dalam Kehidupan


Tazkiyah adalah menyucikan jiwa dari segala macam bentuk kemusyrikan dengan
menghayati/meyakini makna syahadatain dan mengucapkannya dengan penuh
kesadaran dan keinsafan, bahwa semua yang dikerjakan hanya untuk menyembah
Allah SWT yang membentuk niat karena untuk menyembah Allah SWT di dalam hati.
MATERI VIII
SHALAT DAN KEUTAMAAN SHOLAT DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Pengertian
Definisi shalat secara terminologis adalah beberapa ucapan dan beberapa
perbuatan yang dimulai dengan niat yang disertai takbir, disudahi dengan salam, yang
dengannya kita beribadatnkepada Allah SWT menurut rukun dan syarat yang telah
ditentukan.

Tujuan dan Keutamaan Ibadah Sholat


1. Tujuan shalat adalah untuk menyembah, mengingat Allah SWT dan
mencegah manusia berbuat keji dan mungkar. Keutamaan ibadah
shalat adalah lebih besar dari ibadah-ibadah yang lain.
Keutamaan sholat dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Shalat dapat menghapus dosa
b. Shalat sebagai cahaya bagi orang yang mengerjakannya di dunia maupun di akhirat.
c. Allah SWT akan meninggikan derajat dan menghapus kesalahan seseorang karena
shalat yang
d. Shalat juga sebagai salah satu sebab masuknya seseorang ke surga untuk
menemani Nabi SAW
e. Dengan berjalan kaki ke tempat pelaksanaan shalat, kebaikan akan dicatat, derajat
akan ditinggikan dan berbagai kesalahan akan dihapuskan
f. Disiapkan sambutan di surga setiap kali seseorang muslim pergi ke masjid untuk
mengerjakan shalat, pada pagi maupun sore hari .
Selain itu, hikmah shalat dari segi keimanan adalah sebagai berikut:
a. Bacaan shalat sebagai media berzikir
Sebagian besar dari bacaan shalat adalah bermuatan zikir, yang berfungsi untuk
memperoleh ketenangan jiwa dan relaksasi. Zikir yang terkandung dalam bacaan
shalat antara lain takbir, tahmid, tahlil.
b. Bacaan shalat sebagai media berdoa

c. Hikmah shalat menyadarkan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.


Manusia selalu butuh perlindungan Allah SWT dan hidayahNya melalui shalat
sebagaimana dicontohkan dan dipraktekkan Nabi Muhammad SAW. Dari seluruh amal
perbuatan manusia dalam hidupnya, shalatlah yang pertama kali
dipertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai