(UTS)
NO.BP : 1901031022
KELAS: II C (REGULER)
DOSEN: RINALDI,S.PdI.,M.Ed.,Ph,D.
Sedangkan Ada dua pendapat mengenai pengertian agama. Namun jika diambil
dari pengertian agama menurut secara terminologis adalah pengakuan manusia
tentang adanya yag suci secara insyaf (sadar) bahwa ada satu kekuatan yang
memungkinkan melebihi segala yang ada.
Menurut islam
1. Konsep Al-Basyr
Konsep ini mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kebutuhan-
kebutuhan biologis seperti memelihara diri yang meliputi makan, minum dan
beradaptasi dengan lingkungannya dan berkembang jenis (kebutuhan seksual) yang
diikat oleh tata aturan Tuhan melalui agama.
2. Konsep Al-Insaan
Kata al-insaan berakar pada kata nasiya yang berarti lupa (Shihab, 1997:60). Kata ini
mengacu kepada potensi yang diangugrahkan oleh Allah kepada manusia. Potensi
tersebut ada potensi positif dan negatif.
3. Konsep An-Nas
Konsep ini menganggap manusia sebagai makhluk sosial. Manusia diciptakan sebagai
makhluk bermasyarakat yang berawal dari pasangan laki-laki dan wanita, kemudian
berkembang menjadi suku dan bangsa untuk salig kenal mengenal
Kata abd Allah berarti abdi atau hamba Allah (milik Allah SWT). Oleh itu, sebagai abd
Allah seluruh aktivitas dan peranan yang dilakoni oleh manusia harusnya semata-mata
mencari ridha Allah saja.
Sebagai khalifah, manusia merupakan pemegang hak pengelol dan wakil Tuhan di
muka bumi sehingga harus menjalin hubungan baik secara vertikal dengan Tuhan dan
secara horizontal dengn seluruh makhluk ciptaan Allah.
Sedangkan kata Islam agama adalah kata jadian Arab yang asal katanya aslama akar
katanya adalah salama yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercacat. Dari kata
itu terjadilah kata mashdar salamat seterusnya salm dan silm. Salm atau silm berarti
kedamaian, kesejahteraan, kepatuhan, penyerahan diri pada Tuhan. Berdasarkan
pengertian Islam dan al-din, maka pengertian din al-Islam adalah suatu konsep yang
lengkap tentang hukum (undang-undang dan peraturan-peraturan) yang diturunkan
Allah SWT kepada para nabi dan rasul-Nya semenjak Adam AS yang berakhir dengan
diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Ruang lingkup ajaran agama Islam sangat luas dan mencakup semua aspek karena
agama Islam adalah agama universal. Namun secara garis besar ruang lingkup
terbagi:
1. „Aqidah Islamiyah
2. Syari‟ah Islamiah
3. Akhlak
MATERI II
SUMBER AJARAN ISLAM
A. Al-Qur’an
firman Allah yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab
melalui malaikat Jibril yang berfungs sebagai mukjizat, bersifat mutawatir serta menjadi
ibadah membacanya.
Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan utama ajaran agama Islam.Selain itu peranan
Al- Qur’an yang lain adalah:
B. Hadist
Hadits menurut bahasa bermakna khabar atau berita. Yang dimaksud di sini adalah
khabar atau berita tentang sunnag tersebut. Sunnah tersebut meliputi ucapan,
perbuatan dan sikap diamnya Rasulullah SAW. Karena hadits merupakan pemberitaan
maka ia terkait dengan si pembawa berita baik segi kemampuan daya ingat, sifat atau
perilakunya, maupun proses atau penyampaian berita (transmisi) hadits itu sendiri.
2. Berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, hadits terbagi menjadi qauliyah, fi’liyah dan taqririyah.
Pertama, hadits qauliyah yaitu ucapan Nabi Muhammad SAW yang didengar oleh
sahabat beliau dan disampaikannya kepada orang lain.
Kedua, hadits fi’liyah yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang
dilihat atau diketahui oleh sahabat, kemudian disampaikannya kepada orang lain
dengan ucapannya.
Ketiga, hadits taqririyah yaitu perbuatan atau ucapan seorang sahabat di hadapan
Nabi SAW atau sepengetahuan Nabi yang tidak ditanggapi atau dicegah oleh Nabi.
3. Berdasarkan Jumlah Perawinya
Berdasarkan jumlah perawi (orang yang meriwayatkan), hadist terbagi dalam tiga
kategori yaitu hadits Mutawatir, Masyhur dan Ahad.
Pertama, hadits Mutawatir yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang
tidak memungkinkan mereka sepakat untuk berdusta.
Kedua, hadist Masyhur yaitu hadits yang memiliki sanad yang terbatas yang lebih
dari dua. Hadits tersebut ada yang berkualitas shahih, hasan dan ada juga yang dha’if.
Ketiga, hadits Ahad yaitu hadits yang diterima dari Nabi SAW secara orang
perorangan sampai kepada rawinya yang terakhir.
Kedudukan Hadits
Hadits adalah sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an. Kedudukan hadits secara
keseluruhan ada lima yaitu:
1. Fungsi Taqrir, yaitu memperkokoh hukum yang sudah ditetapkan Al-Qur’an.
2. Fungsi Tafsir/tafshil yaitu menafsirkan atau merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang
mengandung pengertian secara global.
3. Fungsi taqyid, yaitu memberikan batasan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang
mengandung pengertian secara mutlak.
4. Fungsi ististna, yaitu memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Qur’an yang
bersifat umum.
5. Fungsi munsyi’al-hukmu, yaitu membentuk atau menambahkan hukum yang tidak
ditetapkan di dalam Al-Qur’an.
BAB III
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AQIDAH
Kata aqidah adalah bahasa Arab yaitu berasal dari kata „aqadah - ya‟qidu-
„aqidatan¸diIndonesiakan menjadi akidah. Artinya secara etimologis adalah ikatan atau
janji. Secara terminologis adalah ikatan jiwa dengan Allah SWT, yakni mengakui
nahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dalam ungkapan kalimat Laa Ilaa ha illaulah
(Tiada Tuhan yang disembah, kecuali Allah SWT) sebagaimana QS Muhammad: 19.
Substansi dari „aqidah adalah tauhid yang berarti mengakui Maha Esa Allah
SWT. Akar kata tauhid adalah ahad sebagaimana dalam QS Al-Ikhlas:1-4.
Mengesakan juga bermakna membersihkan keyakinan tentang adanya kekuasaan
yang dapat menandingi atau mengatasi kekuasaan Allah SWT yang disebut dengan
syirik.
Karena jika rukun iman yang berada pada posisi sebab utama itu tidak ada
dalam keimanan kita, maka tidak ada pula keyakinan kepada rukun iman lainnya.
Masing-masing rukun iman yang terdiri atas enam pokok keyakinan tersebut berfungsi
saling mendasari sebagai asas rukun iman selanjutnya. Asas itu tersusun secara
kausalitas dari bawah ke atas seperti anak tangga sehingga terbentuklan gambar
susunan rukun iman secara kausalitas (sebab akibat).
4 Konsep Ketuhanan dalam Islam
Tuhan adalah Khalik ( yang menciptakan) makhluk-Nya. Dia yang menciptakan
langit dan bumi beserta segala isinya dari tiada menjadi ada. Dialah pemilik kerajaan
langit dan bumi yang mengatur segala yang terjadii di langit da di bumi dari „Arsy-Nya
(singgasana-Nya) sebagaimana dalam QS Yunus: 3. Nama Tuhan adalah Allah SWT
selain memiliki nama sifat-sifat-Nya. Allah SWT sendiri yang memberi tahu bahwa
Nama-Nya adalah Allah sebagaimana yang dijelaskan QS Thaha: 14 yang
terjemahannya adalah:
“ Sesungguhnya nama-Ku adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.
5 Fungsi Keimanan dalam Kehidupan
Keimanan kepada Allah SWT membentuk perilaku tauhid sebagai aplikasi dari
dimensi-dimensi Iman kepada Allah SWT. Perilaku tauhid tersebut meliputi Tauhid
rububiyah dan mulkiyah, uluhiyah, asma‟ wa al-shifatullah.
Perilaku tauhid rububiyah dan mulkiyah adalah meyakini bahwa Allah SWT itu
Maha Esa dalam menciptakan, memiliki, mengatur, menentukan takdir dan dalam
menentukan syari‟at (hukum).
Perilaku tauhid uluhiyah yaitu mengakui ke-Esaan Allah SWT dalam ke-ilahan-
Nya (ke-Tuhanan-Nya) dan ber-„ubudiyah (mengabdi) hanya kepada Allah SWT
semata. Kemudian, perilaku tauhid asma‟ wa al-shifatullah yaitu perilaku menghiasi
sifat kita dengan sifat-sifat Allah SWT yang terkandung dalam Asmaul Husna karena
kita meyakini bahwa Allah SWT mempunyai nama lain sebagai sifat-Nya selain nama-
Nya yang Agung yaitu ALLAH.
Syirik merusak iman dan amalan dan juga dipandang sebagai kezaliman yang
paling dahsyat (QS Luqman: 12). Oleh itu, diperlukan kiat-kiat pemeliharaan iman dari
syirik yaitu menambah dan memperdalam ilmu, membiasakan amal shalih,
membiasakan jihad, berserah diri kepada Allah SWT, selalu mencari keridhaan Allah,
memakmurkan masjid, membiasakan zikir dan membaca serta mendengarkan Al-
Qur‟an.
MATERI IV
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM AKHLAK
1 Pengertian Akhlak
Secara umum, akhlak dipahami sebagai sikap, tingkah laku dari seseorang.
Istilah akhlak sering disejajarkan dengan istilah lain seperti etika, moral, susila, nilai,
adat dan lainnya. Akhlak secara terminologi seperti yang dikemukakan oleh Imam Al-
Ghazali adalah sifat yang tertanam dalam diri seseorang yang merupakan sumber
lahirnya perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Munculnya akhlak adalah reaksi spontan tanpa pertimbangan dan
pemikiran. Sedangkan etika, moral, adat dan susila bersumberkan dari pemikiran
manusia.
Bentuk perilaku akhlak dalam ajaran islam adalah sebagai berikut:
Akhlak terhadap sesama manusia meliputi akhlak bertamu dan menerima tamu,
hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat serta ukhuwah Islamiyah (QS 49:10-
13). Selain itu, akhlak terhadap orang yang lebih tua, teman sebaya dan orang yang
lebih muda. Akhlak kepada yang lebih tua adalah untuk menghormati dan menghargai
orang yang lebih tua. Akhlak terhadap teman sebaya yaitu tidak boleh merasa lebih
daripada orang lain. Akhlak terhadap orang yang lebih muda adalah dengan
memberikan kasih sayang. Ini akan memunculkan ikatan emosional yang akan
bermuara kepada pembinaan dan pendidikan generasi muda ke arah yang lebih baik
2. Akhlak terhadap Dosen
5. Akhlak Berbusana
Dalam Islam, berbusana menjadi perhatian khusus sebab menyangkut tata
kesopanan dalam berpenampilan. Karena fungsi busana di samping untuk menutup
aurat juga untuk keindahan dan bukti ketaqwaan kepada Allah SWT sebagaimana
dalam QS 7:26. Akhlak berbusana bagi laki-laki adalah dilarang memakai celana
pendek di atas lutut karena sekurang-kurangnya aurat lelaki adalah sebatas pusat dan
lutut. Sedangkan akhlak berbusana bagi perempuan di atur Allah SWT dengan
menetapkan batas auratnya, bahwa selain muka dan telapak tangan wajib ditutup
dengan jilbab.
6. Akhlak terhadap Alam Sekitar
Setiap individu dilarang merusak/membinasakan lingkungan alam sekitar,
bertanggung jawab dan menjaga/mmelihara lingkungan serta melestarikannya demi
kelangsungan hidup manusia itu sendiri, dan memanfaatkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup tanoa merusak kelestariannya
MATERI VI
KLASIFIKASI AJARAN ISLAM SYARI’AH
Hukum Islam terbagi lima yaitu wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah.
Wajib, adalah tuntutan yang mengandung suruhan yang mesti dikerjakan sehingga
orang yang mengerjakannya mendapatkan pahala dan kalau meninggalkannya
mendapatkan dosa seperti dalam QS An Nisa:36.
Sunnat, adalah tuntutan yang mengandung suruhan tetapi tidak mesti dikerjakan
hanya berupa anjuran untuk mengerjakannya. Bagi orang yang melaksanakannya
berhak mendapatkan pahala, tteapi kalau ditinggalkan atau tidak dikerjakan tidak
berdosa seperti QS al-Baqarah:282.
Haram, adalah tuntutan yang mengandung larangan yang mesti dijauhi. Apabila
seseorang telah meninggalkannya berarti dia telah patuh kepada Allah SWT, karena
itu ia patut mendapatkan pahala. Namun, orang yang tidak meninggalkan larangan
berarti ia telah mengingkari tuntutan Allah SWT maka ia berdosa sebagaimana QS al-
Isra’:23.
Makruh, adalah tuntutan yang mengandunglarangan tetapi tidak mesti menjauhi
larangan tersebut. Orang yang meninggalkan larangannya akan mendapatkan pahala.
Namun, apabila larangan tersebut masih dikerjakan tidak akan berdosa.
Mubah, adalah suatu tuntutan yang tidak ada hukum yang diempat diatasnya. Suatu
perbuatan yang tidak akan berpahala jika dikerjakan dan tidak pula mendapat dosa
apabila meninggalkannya.
Tujuan Hukum Islam
Hukum Islam bertujuan untuk kemashlahatan (kebaikan) hidup manusia yang terdiri
dari tiga tingkatan yaitu dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat
.
A.Kemashlahatan dharuriyat (sangat penting) adalah sutau perbuatan yang
mengandung kemashlahatan yang sangat penting, jika tidak dilaksanakan akan
mengakibatkan kerusakan dan kehancuran hidup manusia dunia dan akhirat yang
terdiri dari lima tujuan perbuatan yaitu
(1) untuk memelihara aqidah
(2) untuk memelihara jiwa
(3) untuk memelihara akal
(4) untuk memelihara keturunan
(5) untuk memelihara harta.
B.Kemashlahatan yang bersifat hajiyat yaitu sesuatu yang sangat dibutuhkan
sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, sehinga hukumnya menjadi
wajib. Misalnya, manusia butuh makan, maka berusaha dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan makan hukumnya wajib.
C.Kemashlahatan yang bersifat tahsiniyat yaitu sebagai suatu nilai keindahan dan
kebaikan yang juga dibutuhkan oleh setiap manusia yang normal sebagai aksesoris
kehidupan sehingga hukumnya menjadi sunnat, seperti mengecat rumah dengan
warna sejuk dan indah.
b. Air Makruh dipakai, yaitu air yang suci lagi menyucikan tetapi makruh memakainya
ialah air yang panas, air yang sangat sejuk dan air yang dijemur di kaleng sebab
dikhawatirkan penyakit kulit.
c. Air musta’mal (air suci tapi tidak menyucikan), yaitu air yang sedikit sudah dipakai
wudhu atau bekas dipakai mencuci kotoran (najis).
d. Air yang najis, yaitu air yang sedikit yakni tidak cukup dua kullah dan bercampur
dengan najis meskipun air tersebut tidak berubah warnanya, baunya dan rasanya
ataupun air yang banyak lebih dari dua qullah tapi berubah dengan campuran najis
(kotoran).
c. Najis mukhaffafah yaitu najis air kencing anak kecil (bayi) laki-laki yang belum
sampai dua tahun umurnya dan belum makan apa-apa hanya air susu ibunya saja atau
air susu lainnya. Adapun cara membersihkannya (menyucikannya) cukup dengan
memercikkan air di atasnya hingga basah dan jika tidak mengalir sekalipun.
Istinjak
Makna istinja’ yaitu menghilangkan najis kencing dan nerak daripada tempat keluarnya
dengan air atau batu hingga bersih hilang najisnya. Dan yang lebih baik mula-mula
dengan batu atau lainnya kemudian dengan air. Adapun syarat istinja’ adalah
menghilangkan rasanya, baunya dan warnanya.
Wudhu
Wudhu dapat diartikan menyengaja membasuh anggota badan tertentu yang telah
disyariatkan untuk melaksanakan suatu perbuatan yang membutuhkannya seperti
shalat dan thawaf.