Anda di halaman 1dari 17

Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Republik


POLITEKNIK NEGERI PADANG
MAKAL

UTS MANAJEMEN PROYEK

Nama : Muhammad Azzam


Nomor BP : 1901031022
Kelas : 3C Reguler
Mata kuliah : Manajemen Proyek
Instruktur : Firmansyah, ST.,MT

PROGRAM STUDI D.III TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Soal :

1. Uraikan Tiga Unsur Pokok didalam pengertian Manajemen Proyek.


Berikan Contohnya.!

Jawaban :

Manajemen proyek merupakan aplikasi pengetahuan, keterampilan, alat, dan


teknik dalam aktivitas- aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
proyek. Manajemen proyek yaitu initiating, planning, executing, monitoring,
dan controlling serta closing keseluruhan proses proyek tersebut

1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan sendiri ini sangat penting mengapa karena dari tahap
perencanaan ini bisa kita lihat kemampuan pasar atau startegi bisnis seperti
apa yaang kita mau, contoh kecilnya suatu perencanaan adalah survey lokasi,
analisa teknis proyek dll
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pada tahap Pengorganisasian ini juga merupakan peran yang sangat penting
dalam suatu menajemn proyek mengapa karena Pengorganisasian adalah
langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugastugas pokok, wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Ex :
3. Pengendalian (Controlling)
Membandingkan antara Perencanaan dengan Realisasi di lapangan, apakah
terjadi penyimpangan atau tidak.Mengambil tindakan yang perlu bila ada
penyimpangan untuk memperbaiki kesalahan dan mencegah semakin
meluasnya penyimpangan.
Ex :
Mengumpulkan Informasi dan data tentang Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan.
Menganalisa penyimpangan yang terjadi serta mencari penyebabnya.

2. Didalam melaksanakan suatu proyek,


Jawaban :

1) Jelaskan persyaratan didalam memperoleh suatu Dokumen Proyek

Pasal 73 Peraturan President Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan


barang/jasa pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) Nomor 14 Tahun 2018 tentang LPSE.

LPSE dalam menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa


secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang
ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.

Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik saat


ini adalah tender yang ketentuan teknis operasionalnya diatur dengan
Peraturan Lembaga LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Cara E-
Tendering.

Selain itu, LKPP juga menyediakan fasilitas Katalog Elektronik (e-


Catalogue) yang merupakan sistem informasi elektronik yang memuat
wp-signup.php, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari
berbagai penyedia barang/jasa pemerintah, proses audit secara online (e-
Audit), dan tata cara pembelian barang/jasa melalui katalog elektronik (e-
Purchasing).

A. Cara Menwp-signup.php di LPSE

Semua proyek pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,


harus melalui LPSE. Jika perusahaan anda belum memiliki akun LPSE, maka
segera menwp-signup.php di LPSE terdekat di kota Anda.

Sekali terwp-signup.php, akun LPSE bisa digunakan di semua LPSE lembaga


di seluruh Indonesia. Misal, Anda menwp-signup.php di LPSE DKI Jakarta
namun ingin ikut tender LPSE di Jawa Tengah (mungkin karena Perusahaan
Anda punya cabang di sana), maka Anda hanya perlu masuk ke LPSE Provinsi
Jawa Tengah atau mungkin LPSE Kota Semarang dengan menggunakan akun
yang diwp-signup.phpkan di DKI Jakarta.

Penwp-signup.phpan secara online dan offline

1. Menwp-signup.php secara online

1. Penyedia harus memiliki email


2. Akses website LPSE kota terdekat, contoh di Bantul
http://lpse.bantulkab.go.id kemudian klik tulisan ”menwp-signup.php
sebagai Penyedia barang/jasa”
3. Masukan email perusahaan di halaman Penwp-signup.phpan,
4. Setelah mengisi form penwp-signup.phpan online, siapkan berkas-
berkas yang harus dilengkapi, yaitu:

1. KTP direksi/direktur/pemilik perusahaan/pejabat yang


berwenang di perusahaan (salinan)
2. NPWP (asli dan salinan)
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)/Surat Izin Jasa Konstruksi
(SIUJK)/Izin usaha lain sesuai bidang masing-masing (asli dan
salinan)
4. Tanda wp-signup.php perusahaan (TDP) (asli dan salinan)
5. Surat keterangan domisili usaha/SITU (asli dan salinan)
6. Akta pendirian perusahaan dan akta perubahan terakhir (asli dan
salinan)
7. Untuk badan usaha PT (Perseroan Terbatas) melampirkan
pengesahan akta yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan
HAM (asli dan salinan).
8. Print formulir keikutsertaan yang telah diisi dan ditandatangani
di atas materai.
9. Print formulir penwp-signup.phpan yang telah diisi lengkap
(identitas perusahaan, akta, izin usaha, pemilik, pengurus, dan
staf ahli).

5. Berkas-berkas yang sudah lengkap dibawa ke kantor unit LPSE di mana


anda menwp-signup.php, untuk dilakukan Verifikasi Perusahaan.
6. Setelah dilakukan verifikasi dan diterima, user id dan password akan
diaktifkan dan penyedia barang/jasa dapat mengikuti proses Lelang
Elektronik di LPSE Kota /kabupaten tersebut.

Setelah melakukan proses penwp-signup.phpan secara online, calon penyedia


melakukan proses penwp-signup.phpan secara offline dengan datang langsung
ke LPSE setempat.

1. Menwp-signup.php secara offline

Penwp-signup.phpan offline ini dilakukan oleh pimpinan perusahaan ataupun


orang yang dikuasakan. Pada penwp-signup.phpan offline ini dibutuhkan berkas
pendukung yang harus diserahkan ke kantor LPSE, yaitu:

1. KTP direksi/pemilik perusahaan/pejabat yang berwenang di perusahaan


(fotokopi);
2. NPWP (fotokopi);
3. Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)/Surat Izin Jasa Konstruksi
(SIUJK)/izin usaha sesuai bidang masing-masing (fotokopi);
4. Tanda wp-signup.php Perusahaan (fotokopi);
5. Formulir Penwp-signup.phpan dan Formulir Keikutsertaan yang telah
diunduh, di-print dan diisi lengkap.
Berkas-berkas tersebut dimasukkan ke dalam amplop tertutup dan diserahkan
dengan melampirkan berkas asli pada amplop yang berbeda. Dokumen tersebut
akan diperiksa oleh Verifikator dan dokumen yang asli akan dikembalikan.

2. Uraikan Prosedur Tender dan Persyaratan didalam mengikutinya.

A. Hal-hal yang patut dipertimbangkan sebelum mengikuti tender proyek


adalah:

1. Apakah Badan Usaha Anda memiliki kualifikasi dan persyaratan yang


dibutuhkan?
2. Apakah Badan Usaha Anda  mampu melaksanakan kontrak tersebut
sendiri atau Anda akan membutuhkan sub kontraktor lainya?
3. Apakah Badan Usaha Anda memiliki cukup modal untuk menjalankan
pekerjaan yang diminta oleh pemberi tender? Jika tidak, apakah Badan
Usaha Anda memiliki fasilitas pinjaman dari Bank atau lainnya?
4. Apakah Badan Usaha Anda sudah siap dari segi sumber daya manusia
(SDM), peralatan, dan sumber daya lainnya? Apakah proyek tender ini
masih dalam lingkup kemampuan Badan Usaha Anda dari segi keahlian
dan lain-lain?
5. Apakah tender ini akan meningkatkan profit perusahaan Anda?
6. Apakah ada syarat-syarat khusus (SSK) lainnya yang diperlukan untuk
bisa mengajukan tender? 

B. Persyaratan Mengikuti Tender

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah hal-hal apa yang menjadi syarat dan
ketentuan dalam pengajuan tender? Mengikuti tender memiliki syarat dan
ketentuan yang berlaku hal ini guna memperlancar proses seleksi oleh pokja
pemilihan (K/L/DI) atau pemberi tender. Berikut ini uraiannya:

1. Kelegalan perusahaan dibuktikan dengan Akta Perusahaan, Tanda


Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dokumen kualifikasi yang lain
yang diminta.
2. Mencari Informasi pengadaan yang tersedia di media massa atau pada
portal e-procurement milik pemerintah daerah, atau datang ke
lembaga/instansi yang bersangkutan seperti Eproc.
3. Apakah dokumen penawaran dengan harga yang sesuai dengan
memperhatikan garansi, layanan purna jual dan item-item pekerjaan
yang diminta? Periksa dokumen tender untuk mengetahui metode
penilaian dokumen yang akan dilakukan oleh Pejabat Pengadaan.
4. Telitilah dalam pengisian dokumen penawaran. Perhatikan penjelasan
yang diberikan. Jangan merubah setiap deskripsi dalam dokumen
tersebut.
5. Hindarilah upaya mengintimidasi calon penyedia lainnya.
6. Jika Anda telah ditunjuk sebagai pemenangtender tersebut, berikan
barang/jasa yang sesuai dengan spesifikasi, type, jenis, dan jumlah
volume sesuai dengan dokumen penawaran yang telah dibuat.

3. Uraikan persyaratan Administrasi dan persyaratan Teknis yang


harus dipenuhi oleh peserta tender.
Syarat-syarat Administrasi
bagian ini biasanya berisi tentang hal-hal sebagai berikut :

1. Peraturan- peraturan pelaksanaan.


2. Rencana kerja.
3. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Tanggal Waktu Penyerahan.
5. Syarat Pembayaran.
6. Denda Atas Keterlambatan.
7. Besar Jaminan Penawaran.
8. Besar Jaminan Pelaksanaan.
9. Penandatanganan Surat Perjanjian Pemborongan (kontrak).
10. Pekerjaan tambah/ kurang.
11. Buku harian, laporan-laporan (harian, mingguan)
12. Pemberian pekerjaan kepada pihak ketiga.
13. Perselisihan.
14. Risiko.
15. Aturan pembayaran; dan lain-lain

4. Jelaskan proses pelaksanaan proyek yang dimulai dari persiapan


pekerjaan, Request persetujuan pekerjaan, progres pekerjaan, Inspeksi
pekerjaan, Komisioning dan berita acara serah terima pekerjaan.

Tahap Pelaksanaan Kontrak


Dalam aturan turunan Peraturan Presiden nomor 16 Tahun 2018 yaitu Peraturan
Lembaga nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa melalui Penyedia
1. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Pejabat Penandatangan Kontrak sebelum menetapkan SPPBJ melakukan reviu
atas laporan hasil pemilihan Penyedia dari Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
untuk memastikan:
a.   bahwa proses pemilihan Penyedia sudah dilaksanakan
berdasarkan prosedur yang ditetapkan; dan
b.   bahwa pemenang pemilihan/calon Penyedia memiliki
kemampuan untuk melaksanakan Kontrak.
Berdasarkan hasil reviu, Pejabat Penandatangan Kontrak memutuskan untuk
menerima atau menolak hasil pemilihan Penyedia tersebut.

2.   Penandatanganan Kontrak


Sebelum penandatanganan Kontrak dilakukan rapat persiapan penandatanganan
Kontrak antara Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Penyedia yang
membahas hal-hal sebagai berikut:
a.   finalisasi rancangan Kontrak;
b.   kelengkapan dokumen pendukung Kontrak, seperti Jaminan
Pelaksanaan telah diterima sebelum penandatanganan Kontrak,
asuransi, dsb;
c.    rencana penandatanganan Kontrak; dan/atau
d.   hal-hal yang telah diklarifikasi dan/atau dikonfirmasi pada
saat evaluasi penawaran.
Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dilakukan
setelah memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak.
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia wajib memeriksa kembali
rancangan Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka, dan huruf
serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama Penyedia adalah
Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi yang disebutkan
namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan atau Penyedia perorangan. Selain pihak
yang disebut di atas, pihak lain yang dapat menandatangani Kontrak adalah
pihak yang mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari
Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi atau pihak yang sah
berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak
sepanjang pihak lain tersebut merupakan pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap.
Kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan, sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak
asli.penandatangan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkan SPBBJ, kecuali apabila DIPA/DPA belum disahkan.

3.   Penyerahan Lokasi Kerja


Pejabat Penandatangan Kontrak menyerahkan lokasi kerja kepada Penyedia.
Penyerahan lokasi kerja dilakukan setelah sebelumnya dilakukan peninjauan
lapangan oleh para pihak dan pihak terkait yang dituangkan dalam Berita Acara
Peninjauan Lokasi Kerja. Penyerahan lokasi kerja dituangkan dalam Berita
Acara Serah Terima Lokasi Kerja yang ditandatangani oleh para pihak.

4.   Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)


Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah surat perintah dari Pejabat
Penandatangan Kontrak kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk segera
memulai pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. SPMK diterbitkan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak penyerahan lokasi pekerjaan.
Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup pekerjaan dan tanggal mulai kerja
yang merupakan waktu dimulainya pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
5.   Pemberian Uang Muka
Penyedia dapat mengajukan permohonan uang muka secara tertulis kepada
Pejabat Penandatangan Kontrak disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak dan rencana
pengembaliannya.

Pengembalian uang muka dapat dilakukan dengan diperhitungkan berangsur-


angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan atau
sesuai kesepakatan yang diatur dalam Kontrak dan paling lambat harus lunas
pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100% (seratus persen).

6.   Penyusunan Program Mutu


Program mutu disusun oleh Penyedia sebelum rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak, yang paling sedikit berisi:
a.   informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b.   organisasi kerja Penyedia;
c.    jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d.   prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e.   prosedur instruksi kerja; dan/atau
f.     pelaksana kerja.

7.   Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


Sebelum melaksanakan Kontrak yang bernilai besar atau kompleks, Pejabat
Penandatangan Kontrak dan Penyedia harus melakukan rapat secara tatap muka
untuk mendiskusikan kesamaan pemahaman dan administrasi Kontrak. Rapat
tatap muka harus dilaksanakan secara:
a.   formal;
b.   agenda rapat diketahui secara bersama sebelum pelaksanaan
rapat; dan
c.  para pihak masing-masing harus menunjuk narahubung
selama pelaksanaan kontrak;

Hal-hal yang dibahas dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak:


a.   reviu kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari
kedua belah pihak;
b.   pemutakhiran/pembaharuan rencana pekerjaan seperti tanggal
efektif pelaksanaan, dan tahapan pelaksanaan kontrak;
c.    reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar
melakukan evaluasi kemajuan pekerjaan;
d.   diskusi bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan;
e.   Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan pelaporan
yang disesuaikan dengan kondisi pekerjaan;
f.     melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas dan
mendiskusikan prosedur untuk manajemen perubahan; dan
g.    melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak
selama pelaksanaan pekerjaan.

8.   Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai waktu yang
ditetapkan. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:
1)    mendatangkan bahan/material dan peralatan terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
2)    mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
3)    mendatangkan personil.
Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personil dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.

9.   Pemeriksaan Bersama


Apabila diperlukan,pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, para pihak bersama-
sama melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran
dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap tahapan pekerjaan
dan rencana mata pembayaran.
Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim teknis dan
PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli. Hasil pemeriksaan bersama
dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum
Kontrak.

10.  Pengendalian Kontrak


Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelaksanaan Kontrak
baik secara langsung atau melalui pihak lain yang ditunjuk.
Pengawasan/pengendalian Kontrak dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama oleh :
a.   Pejabat Penandatangan Kontrak;
b.   pihak ketiga yang independen;
c.    Penyedia; dan/atau
d.   pengguna akhir.
Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan Kontrak
atau terjadi Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat Pembuktian
(Show Cause Meeting/SCM). Pejabat Penandatangan Kontrak memerintahkan
Penyedia untuk melaksanakan perbaikan target dan realisasi pelaksanaan
pekerjaan.
Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM
maka Pejabat Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat Peringatan (SP)
kepada Penyedia.
Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu
mencapai target yang ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan Kontrak dapat
melakukan pemutusan Kontrak secara sepihak dan memberikan sanksi kepada
Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku.

11.  Pembayaran Prestasi Pekerjaan


Penyedia mengajukan permohonan pembayaran prestasi pekerjaan secara
tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak disertai laporan
kemajuan/output pekerjaan sesuai Kontrak. Pembayaran prestasi pekerjaan
dilakukan dengan ketentuan:
a.   Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak
boleh melebihi kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh
Pejabat Penandatangan Kontrak.
b.   Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan.

Pembayaran termin terakhir hanya dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan


selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam
Kontrak dan para pihak menandatangani Berita Acara Serah Terima pekerjaan.
Untuk pekerjaan yang mensyaratkan masa pemeliharaan, uang retensi
dibayarkan setelah masa pemeliharaan berakhir (serah terima kedua/FHO).
Dalam hal masa pemeliharaan berakhir pada tahun anggaran berikutnya yang
menyebabkan retensi tidak dapat dibayarkan, maka uang retensi dapat
dibayarkan dengan syarat Penyedia menyampaikan Jaminan Pemeliharaan
senilai uang retensi tersebut.

12.  Perubahan Kontrak


Perubahan Kontrak Karena Perbedaan Kondisi Lapangan Pada Saat
Pelaksanaan dengan Gambar dan/atau Spesifikasi Teknis/KAK dalam
Dokumen Kontrak
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam
dokumen Kontrak, Pejabat Penandatangan Kontrak bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak, yang meliputi:
a.   menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
b.   menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
c.    mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan; dan/atau
d.   mengubah jadwal pelaksanaan.

Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan


sepanjang disepakati kedua belah pihak. Masalah administrasi yang dimaksud
antara lain pergantian PPK, perubahan rekening penerima.

Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:


a.   tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
perjanjian/Kontrak awal; dan
b.   tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.
Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat Penandatangan
Kontrak dapat menetapkan tim atau tenaga ahli. Perubahan Kontrak tidak dapat
dilakukan pada masa tambahan waktu penyelesaian pekerjaan (masa denda)
akibat dari keterlambatan setelah waktu pelaksanaan kontrak berakhir.

13.  Berakhirnya Kontrak


Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai dan hak dan kewajiban para
pihak yang terdapat dalam Kontrak sudah terpenuhi. Terpenuhinya hak dan
kewajiban para pihak adalah terkait dengan pembayaran yang seharusnya
dilakukan akibat dari pelaksanaan kontrak. Sebagai contoh meskipun kontrak
telah berhenti karena pekerjaan telah selesai 100% (seratus persen) namun
kontrak belum berakhir apabila masih terdapat sisa pembayaran yang belum
dibayarkan oleh PPK kepada Penyedia. Misalnya pembayaran atas sisa
pekerjaan akibat keterlambatan yang melewati tahun anggaran atau pembayaran
atas penyesuaian harga.

3, Didalam Manajemen Proyek, dikenal dengan 9 (Sembilan) Bidang


Keterampilan Manajemen Proyek. Jelaskan masing-masing Sembilan
bidang tersebut.

Jawaban
Seorang manager proyek merupakan seorang professional dalam bidang
manajemen proyek. Manajer proyek memiliki tanggung jawab untuk
melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan sebuah proyek yang
biasanya berkaitan dengan bidang industri kontruksi, arsitektur, telekomunikasi
dan informasi teknologi. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek
harus dimanage dengan baik oleh manajer proyek yang berkualitas baik serta
memiliki kompetensi yang disyaratkan. Seorang manajer proyek yang baik
harus memiliki kompetensi yang mencakup unsur ilmu pengetahuan
(knowledge), kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini
merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek.
Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila proyek dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah direncanakan.
Manajer proyek merupakan individu yang paling menentukan keberhasilan /
kegalan proyek. Karena dalam hal ini manajer proyek adalah orang yang
memegang peranan penting dalam mengintegrasikan, mengkoordinasikan
semua sumber daya yang dimiliki dan bertanggung jawab sepenuhnya atas
kenberhasilan dalam pencapaian sasaran proyek. Untuk menjadi manajer
proyek yang baik, terdapat 9 ilmu yang harus dikuasai. Adapun ke sembilan
ilmu yang dimaksud antara lain:

1. Manajemen Ruang Lingkup adalah mendefinisikan dan mengelola


semua pekerjaan yg dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dengan
baik,
2. Manajemen Waktu adalah memperkirakan waktu yg dibutuhkan guna
menyelesaikan proyek dan menjamin ketepatan waktu dlm
penyelesaiannya,
3. Manajemen Biaya adalah mempersiapkan dan mengelola biaya proyek,
4. Manajemen Kualitas adalah menjamin bahwa proyek yang dilakukan
akan memuaskan dan memenuhi kualitas yang sudah disepakati
sebelumnny
5. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah yang berkaitan dengan
efektivitas menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam
proyek
6. Manajemen Pengadaan adalah memperoleh barang dan jasa untuk
mendukung pelaksanaan proyek baik dari dalam maupun dari luar
organisasi.
7. Manajemen Komunikasi adalah untuk membuat, mengumpulkan,
menyebarkan dan menyimpan informasi proyek,

8. Manajemen Resiko adalah Mengidentifikasi, menganalisa, dan


merespon risiko yang berkaitan dgn proyek yg dikerjakan.
9. Manajemen Integrasi adalah mengintegrasikan berbagai elemen dari
manajemen proyek,
4, Manajemen apa yang memonitor dan mengontrol semua perubahan
yang terjadi selama pelaksanaan proyeks berlangsung. Jelaskan Contoh
kasusnya.
(9. Manajemen Pengintegrasian Proyek)
Manajemen Integrasi Proyek (Project Integration Management) adalah
kumpulan aktivitas dan proses yang diperlukan untuk mengidentifikasi,
mendefinisi, mengombinasi, menyatukan dan mengoordinasi berbagai proses
dan aktivitas manajemen proyek dalam suatu proses yang berkesinambungan di
dalam group Proses Manajemen Proyek (PMBOK, 2017). Dalam konteks
Manajemen Proyek, integrasi termasuk dalam hal-hal yang berhubungan
dengan kontrol, konsolidasi, komunikasi, dan tindakan integratif untuk
mengontrol eksekusi proyek, cara mengelola harapanharapan stakeholders dan
kebutuhan proyek. Manajemen Integrasi Proyek terdiri dari:

1. Develop Project Charter: proses pembuatan dokumen yang secara formal


menyatakan bahwa project berjalan dan memberikan wewenang kepada Project
Manager untuk menjalankan proyek. Dokumen project charter berisi informasi
penting yang mencakup penjelasan ringkas dari sebuah proyek yang akan
dijalankan.

2. Develop Project Management Plan: proses mendefinisikan, menyiapkan dan


mengoordinasikan, dan mengintegrasikan rencana proyek ke dalam rencana
manajemen proyek (Project Management Plan).

3. Direct and manage Project Work: proses memimpin (leading) dan


menjalankan (performing) seluruh rencana yang sudah dibuat di dalam project
management plan dan melaksanakan perubahan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan proyek.

4. Monitor and Control Project Work: proses pelacakan (tracking), meninjau


(reviewing), dan pelaporan (reporting) kemajuan proyek terhadap kinerja yang
ditetapkan dalam rencana manajemen proyek.
5. Perform Integrated Change Control: proses review semua Change Request,
menyetujui Change Request, dan mengelola Change Request terhadap rencana
manajemen proyek.

6. Close Project or Phase: proses finalisasi semua aktivitas proyek untuk


mendapatkan formal acceptance bahwa proyek telah selesai.

Contoh kasusnya :
Proyek pemasangan trafo pada pembangkit PLTU Ombilin oleh vendor Pada
proyek pemasangan trafo di PLTU ombilin ini biasanya diberikan atau
dipasang oleh vendornya secara langsung. Pada proses pemasangannya ini
Manajemen Pengintegrasian Proyek nya yang memonitor dan mengontrol
semua perubahan yang terjadi selama pelaksanaan proyeks berlangsung, yaitu
memeriksa schedule pekerjaan vendor dan kita harus paham skema pekerjaan
vendor itu seperti apa, meminjau kembali dan memeriksa laporan harian
vendor tersebut, biasanya schedule pekerjaan ini dalambentuk Microsoft
projek outpunya dalam bentuk kurva S dan meminitoring kembali apakah
sesuai dengan schedule pekerjaan atau tidak kalua tidak apakah kendala yang
ditemui apakah terkendala cuaca atau terkendala lainnya.
Proses pengawasan dan evaluasi disuatu perusahaan merupakan salah satu hal
yang sangat penting. Dalam proses pelaksannya sistem monitoring dan
evaluasi pekerjaan dilapangan masih menggunakan sistem konvensional, yaitu
dengan menggunakan group whatsapp untuk setiap proyek sebagai tempat
monitoring dan evaluasi hasil pekerjaan. Apabila mempunyai proyek yang
banyak maka group whatsapp yang dibuat akan meningkat. memberikan
perkembangan dalam sistem pengawasan dan pemantauan kinerja tukang,
mandor dan pengawas lapangan dalam melakukan pekerjaanya dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai