Anda di halaman 1dari 3

Malformasi arteri vena adalah kondisi di mana terjadi pertumbuhan yang tidak normal pada

pembuluh darah arteri dan vena. Pada dasarnya sistem peredaran darah di tubuh memiliki 3
pembuluh darah, yakni arteri, vena, dan kapiler. Arteri berperan sebagai penyuplai oksigen dari
jantung ke sel tubuh, vena berperan mengembalikan oksigen dari sel tubuh ke jantung dan
paru, serta kapiler adalah pembuluh darah terkecil yang menghubungkan arteri dan vena,
sekaligus menjadi tempat pertukaran pasokan oksigen ke sel tubuh. Ketika seseorang
menderita malformasi arteri vena, arteri dan vena orang tersebut terhubung secara langsung
tanpa melalui kapiler. Kondisi itu kemudian menimbulkan gangguan pada sistem peredaran
darah di tubuh dan berpotensi menyebabkan kematian.

Gejala Malformasi Arteri Vena


Terhubungnya arteri dan vena secara langsung menyebabkan gangguan pada sistem
peredaran darah. Pada kasus tertentu, kondisi ini tidak menimbulkan gejala sebelum
arteri dan vena yang saling terhubung itu rusak atau pecah. Pecahnya arteri dan vena
yang terhubung ini mengakibatkan perdarahan. Ketika terjadi perdarahan, gejala yang
muncul dapat berbeda, tergantung lokasi perdarahan itu sendiri. Apabila perdarahan
terjadi di otak, kondisi itu biasanya ditandai dengan munculnya sakit kepala yang
sangat berat dan terjadi secara tiba-tiba.
Gejala yang muncul pada penderita malformasi arteri vena itu sendiri pun dapat
berbeda, tergantung lokasi malformasi arteri vena, ukurannya, dan besar pembuluh
darah. Apabila malformasi arteri vena terjadi di otak, gejala yang dapat muncul berupa:

 Sakit kepala
 Tampak bingung
 Lemas
 Mati rasa dan kesemutan pada bagian tubuh tertentu
 Kejang

Jika malformasi arteri vena terjadi di tulang belakang, maka gejala yang muncul dapat
berupa:

 Lengan dan tungkai tidak bisa digerakkan


 Otot lemas
 Gangguan pada pergerakan

Gejala malformasi arteri vena juga dapat muncul sejak pasien berusia di bawah 2
tahun. Namun pada beberapa kasus, kondisi ini akan stabil dan jarang menimbulkan
gejala ketika pasien beranjak dewasa.

Penyebab Malformasi Arteri Vena


Malformasi arteri vena adalah kondisi di mana arteri dan vena terhubung secara
langsung tanpa melalui kapiler, sehingga menyebabkan gangguan pada sistem
peredaran darah tubuh. Terhubungnya arteri dengan vena dapat terjadi di berbagai
bagian tubuh, namun paling sering terjadi di otak dan tulang belakang. Belum diketahui
secara pasti penyebab terhubungnya arteri dan vena. Terdapat dugaan bahwa kondisi
ini merupakan penyakit keturunan.
Seseorang memiliki risiko tinggi menderita kondisi ini jika:

 Berjenis kelamin pria. Malformasi arteri vena lebih banyak diderita oleh pria.
 Terdapat riwayat penyakit ini dalam keluarga.  Seseorang berisiko cukup
tinggi menderita malformasi arteri vena jika tedapat anggota keluarga yang
memiliki riwayat kondisi ini atau gangguan pembuluh darah lainnya.

Diagnosis Malformasi Arteri Vena


Diagnosis malformasi arteri vena biasanya diawali dengan pemeriksaan terhadap gejala
beserta riwayat penyakit pasien secara rinci. Setelah itu, diagnosis dilanjutkan dengan
melakukan serangkaian tes. Tes yang akan digunakan untuk mendiagnosis malformasi
arteri vena meliputi:

 Angiografi, pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk melihat secara detail


kondisi pembuluh darah vena dan arteri. Tes ini menggunakan zat pewarna
kontras. Konsultasikan dengan dokter jika memiliki riwayat alergi terhadap
penggunaan zat pewarna kontras.
 CT scan, pemindaian sinar-X yang digunakan untuk memeriksan kondisi
otak. CT scan menghasilkan gambar organ dari sudut pandang yang berbeda-
beda.
 MRI, tes yang menggunakan gelombang magnet untuk menghasilkan gambar
kondisi organ. Tes ini lebih sensitif terhadap perubahan yang ada pada organ
yang tengah diamati dibanding CT scan.

Pada anak-anak, AVM bisa didiagnosis oleh dokter anak ahli pencitraan atau radiologis.

Pengobatan Malformasi Arteri Vena


Pengobatan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan lokasi malformasi arteri vena,
ukuran malformasi tersebut, umur pasien, dan kesehatan pasien secara umum. Dokter
dapat memberikan obat-obatan guna meredakan gejala yang muncul. Apabila gejala
yang muncul berupa kejang, dokter dapat meresepkan obat antikejang,
seperti carbamezapine atau lorazepam.
Terdapat beberapa metode lanjutan yang digunakan untuk menangani malformasi arteri
vena. Metode ini umumnya bertujuan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi.
Beberapa metode yang biasa digunakan dokter untuk menangani malformasi arteri
vena adalah:
 Embolisasi. Dokter akan memasukan selang kecil (kateter) pada arteri, dan
kemudian memasukan zat khusus yang berfungsi untuk menghambat dan
mengurangi pasokan darah ke jaringan arteri dan vena yang mengalami
malformasi.
 Stereotactic radiosurgery. Prosedur ini biasa digunakan untuk mengatasi
malformasi arteri vena yang berukuran kecil. Prosedur ini menggunakan radiasi
yang diarahkan ke satu titik untuk mengatasi malformasi arteri vena. Radiasi
tersebut kemudian menyebabkan kerusakan pada malformasi arteri vena.
Malformasi arteri vena yang rusak secara perlahan akan mati setelah 2-3 tahun
pengobatan.
 Operasi Operasi ini bertujuan untuk mengangkat malformasi arteri vena
penyebab gangguan pada sistem peredaran darah. Apabila malformasi arteri
vena terdapat pada bagian otak yang letaknya dalam, pasien memiliki risiko
tinggi mengalami komplikasi. Dokter akan menentukan metode lain dalam
mengatasi malformasi arteri vena yang diderita.

Komplikasi Malformasi Arteri Vena


Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita malformasi arteri vena dapat berbeda-
beda. Jika malformasi arteri vena terjadi di otak, hal itu dapat menyebabkan kurangnya
pasokan oksigen ke jaringan otak. Jaringan otak yang kekurangan oksigen dapat
menyebabkan komplikasi berupa:

 Mati rasa
 Hilangnya penglihatan
 Gelisah
 Kesulitan berbicar

Anda mungkin juga menyukai