Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Septiani

NIM : 622019037P

Mata kuliah : ilmu jiwa belajar A

Dosen Pengasuh : Azwar Hadi S.AG,.M.PDI

Prog. studi : Pendidikan Agama Islam

Hari / Tanggal : Rabu/09:10-10:50

Soal:

1. Guru pada umumnya sudah tahu fakta kunci aktivitas di kelas: perhatian sangat penting bagi
kepentingan siswa belajar. Karena itu guru harus mengetahui bahwa anak-anak cenderung
sama cara belajarnya, pengetahuan faktual berkaitan dengan keterampilan berpikir, dan siswa
tidak harus

selalu didorong menggunakan metode yang diterapkan para ahli. Pada sisi lain, tentu guru
harus memahami dimensi emosional, elemen motivasi, dan elemen sosial anak didiknya.
Jelaskan pernyataan di atas! (20)

2. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan belajar. Motivasi
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Oleh karena itu, motivasi
merupakan Suatu bagian yang sangat penting dan harus diperhatikan

dalam pembelajaran. Jelaskan fungsi motivasi dalam pembelajaran! (20)

3. Faktor psikologis meliputi intelegensi,

perhatian, minat, motivasi dan bakat yang ada di dalam diri peserta didik. Jelaskan faktor minat
dan motivasi sebagai faktor psikologis dalam kegiatan pembelajaran! (20)

4. Belajar dalam Islam juga bertujuan dalam rangka mengembangkan sains dan teknologi
dengan cara menggali, memahami dan mengembangkan ayat-ayat Allah guna memberikan
kemakmuran dan kesejahteraan bersama sebagai khalifah Allah di bumi. Jelaskan pernyataan di
atas! (20)

5.Berikut adalah beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya adalah tegas
dan berwibawa, memberi contoh dengan tindakan, percaya diri, konsisten, dan memahami
kejiwaan peserta didik. Jelaskan sikap guru tegas dan berwibawa serta memberikan contoh
kepada peserta didik! (20)

Jawaban :

1. A. 5 kegiatan belajar yang menunjang pola perkembangan emosi anak:

1.) Pembelajaran metode spontan

Anak melakukan proses belajar melalui teknik spontanitas. Mereka belajar


mengekspresikan perasaan dan emosi yang dirasakan melalui proses spontan. Pada tahapan ini,
anak-anak sering menunjukkannya bentuk emosi yang tidak terduga.

2.) Pembelajaran melalui imitasi

Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi perkembangan emosi anak. Anak-anak akan


meniru emosi dari yang dilihatnya di lingkungan paling dekat, seperti keluarga. Saat orangtua
menunjukkan kebahagiannya melalui wajah tersenyum, anak juga akan memantulkan
kebahagiaan yang sama.

3.) Pembelajaran melalui tokoh idola

Ada masa tertentu anak tertarik dan kagum dengan tokoh tertentu dan cenderung
mempersamakan dirinya. Hal ini turut mengembangkan pola emosi pada diri anak. Orangtua
dapat mencari tahu sosok atau tokoh yang dikagumi dan melihat reaksi emosi anak.

4.) Pembelajaran melalui pengkondisian


Pada metode ini anak belajar dengan cara asosiasi. Anak kecil masih kurang kemampuan
dalam menalar dan kurang mampu menilai pengalaman secara kritis. Emosi usia dini juga
terbentuk dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan anak.

5.) Pembelajaran melalui latihan

Anak dapat memperoleh perkembangan emosi melalui pengawasan dan bimbingan. Anak
dapat diajari cara bereaksi yang dapat diterima dan menyenangkan. Dengan memberikan
pengarahan, anak juga dapat mengondisikan emosinya.

B. Berikut cara yang digunakan guru untuk membantu meningkatkan motivasi belajar anak:

1.) Ajak anak bicara dari hati ke hati

Meski prestasi memengaruhi masa depan, namun jangan langsung memarahi anak ketika
ia malas belajar. Ketimbang harus mengomel panjang lebar, ajaklah anak bicara dari hati ke
hati. Tanyakan pada anak dengan sikap lemah lembut apa saja kesulitan yang sedang ia hadapi.
Setelah itu, barulah Anda memberikan masukan pada anak bagaimana cara menghadapi dan
mengatasi kesulitannya.

2.) Pada anak-anak, pemberian hadiah atau reward merupakan salah satu cara meningkatkan
motivasi belajar mereka. Tak hanya itu, pemberian hadiah juga dapat membantu mengubah
perilaku anak ke arah yang lebih positif.

3.) Kenali gaya belajar anak

Setiap anak memiliki preferensi dan gaya belajar yang berbeda-beda. Barang kali anak Anda
terlihat ogah-ogahan belajar karena ia dipaksa belajar yang memang bukan gayanya. Secara
umum, metode pembelajaran anak dibagi menjadi tiga:

1. Auditori (pendengaran). Anak dengan gaya belajar seperti ini biasanya lebih senang
mendengarkan penjelasan secara langsung dibanding harus membaca instruksi tertulis. Hal ini
karena anak auditori umumnya lebih mudah menyerap informasi dengan cara mendengal.
2. Visual (penglihatan). Anak dengan gaya belajar seperti ini biasanya lebih mudah mengingat
sesuatu dengan cara melihat gambar, foto, dan ilustrasi. Anak visual cenderung kesulitan jika
harus menyampaikan informasi secara verbal kepada orang lain.

3. Kinestetik (gerakan). Anak dengan gaya belajar kinestetik sangat aktif bergerak ke sana dan
kemari. Tak heran ketika belajar ia sering tidak bisa diam duduk di kelas dalam waktu yang
lama. Anak dengan gaya belajar seperti ini biasanya lebih banyak menggunakan bahasa tubuh
untuk menjelaskan sesuatu. Menari, bermain peran dan musik, serta olahraga merupakan hal-
hal yang sangat digemari anak kinestetik.

4.) Fokus pada minat anak

Ketika proses belajar melibatkan pada hal-hal yang memang diminati anak, maka anak
pun akan merasa senang saat menjalaninya. Nah, oleh karena itu, apabila Anda ingin
membantu mengoptimalkan proses belajar anak, maka doronglah mereka untuk
mengeksplorasi topik dan mata pelajaran yang memang disukainya. Jadi, jangan beri tekanan
pada anak bahwa ia harus dapat nilai bagus di pelajaran yang memang tidak dikuasainya.

5.) Ajak anak untuk banyak membaca

Membaca merupakan kunci keberhasilan dalam belajar. Bahkan berbagai penelitian


menemukan bahwa membaca tidak hanya membantu anak dalam mengembangkan kosakata
yang lebih banyak, tetapi juga memberikan pengaruh positif pada otak anak. Ya, membaca
dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif otak untuk berpikir dan menajamkan
kemampuan mengingat.

C. Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak

1.) Belajar memecahkan masalah sendiri

Saat anak menemukan masalah, minta anak untuk menjelaskan apa masalahnya dan pikirkan
solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. ajukan pertanyaan seperti, "Menurut kamu, apa
yang bisa dilakukan?”. Ini mengajarkan pentingnya mencoba lagi setelah gagal, mengevaluasi
suatu situasi, bagaimana memperbaiki diri sendiri, dan bagaimana bergerak maju setelah
menemukan masalah.

2.) Mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain

Coba untuk mengembangkan keterampilan ini dengan menyebut sinyal atau isyarat emosional
seperti, "temanmu terlihat sedih karena belum menyelesaikan tugas sekolahnya" atau "Kamu
dan temanmu terlihat sangat bahagia setelah menyelesaikan tugas sekolah".

3.) Menjadi bermanfaat

Ketika melihat anak membantu orang lain, amati dan beri pujian. Guru juga harus
memberi contoh kepada anak. Misalnya dengan berterimakasih kepada siswa yang lain. Ini akan
membantu dan menunjukkan kepada mereka betapa pentingnya menunjukkan rasa terima
kasih.

2. Fungsi motivasi

1) Mendorong Manusia untuk Berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.

2) Menentukan Arah Perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuan.

3) Menyeleksi Perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan


serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.

4) sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, Adanya motivasi yang baik dalam belajar
akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun
dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan
prestasi yang baik.

3. Faktor Psikologis yang dapat Memengaruhi Belajar Seseorang :

1) Motivasi, berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Menurut
Slavin (1994) bahwa motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi merupakan keadaan organisme
yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Ada 2 bentuk motivasi, yaitu :

a.) Motivasi intrinsik yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorong melakukan tindakan belajar. Sedangkan

b.) Motivasi Ekstrinsik yaitu keadaan seseorang itu dinamis berubah-ubah dan proses belajar
mengajar terkadang kurang menarik bagi seseorang sehingga mereka tidak bersemangat.

Jadi, motivasi intrinsik lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau
pengaruh orang lain, dan mtivasi ekstrinsik juga sangat diperlukan dan dapat diberikan dengan
tepat.

2) Minat (interest), berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Menurut Yudrik Jahja (2011) bahwa minat ialah suatu dorongan yang
menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,
benda dan orang. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat
menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Sedangkan menurut Slameto (2013) Mengemukakan
bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh.

Jadi, jika terjadi hambatan dalam salah satu faktor tersebut, pasti yang muncul pada
seseorang tersebut akan kesulitan untuk belajar.
4. Artinya kita berkewajiban untuk menuntut ilmu seperti yang telah diterangkan dalam Al-
Quran dan Hadits. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan
belajar manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat
mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai
umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama
Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu. Allah Swt menerangkan anjuran
untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Q.S. Al-Mujadalah ayat 11:

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat
mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu.
Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan
hartanya apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan
mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu,
karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut
ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan
belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

5. 1. Tegas Berwibawa
Sikap tegas dan berwibawa sangat dibutuhkan seorang guru. Guru adalah seorang
pendidik, tidak hanya sebagai penyampai materi saja. Guru juga menjadikan peserta didik
pintar dan harus berkepribadian baik. Dalam bersikap pun guru harus tegas karena jika tidak,
akan disepelekan oleh peserta didiknya.

Sikap berwibawapun juga penting, meski jangan menjadikan hubungan yang kaku antara
guru dan peserta didik. Ketegasan diperlukan ketika membutuhkan suatu kedisiplinan. Wibawa
dibutuhkan agar disegani peserta didik. Wibawa bukan untuk menjaga jarak antara peserta
didik dan guru melainkan apa yang disampaikan guru itu lebih bernilai. Seperti seorang
pemimpin juga dibutuhkan kharismatik untuk menjadikannya nilai lebih. Wibawa itu penting
agar guru dihormati siswa, sehingga apa yang disampaikan tidak disepelekan.

2. Memberi Contoh dengan Tindakan

Seorang guru mengajar dengan metode ceramah saja tidaklah cukup. Baik itu dalam
menyampaikan materi atau mendidik perilaku peserta didik. Kalau ceramah saja akan sulit
diingat, ada yang mengatakan "masuk telinga kanan, keluar telinga kiri". materinya sekadar
melewati telinga saja. Bagaimana mungkin sesuatu yang hendak ditanamkan akan membekas
dan mempengaruhi kehidupannya nanti.

Sumber :

Dzakiah Drajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm 20-21

Djamarah, Syaiful Bahri, 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.122-124.

Sardiman, A.M. (2001). Interkasi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Cet. IX, Jakarta: Raja grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai