Anda di halaman 1dari 71

ASUHAN KEPERAWATANINTRANATAL PADA NY.

R USIA 23
TAHUN G1P0A0 DENGAN USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU
DI RUANG BERSALIN RS AL-ISLAM BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Maternitas

Dosen Pengampu:
Ariani Fatmawati, S.Kep., Ners., M.Kep., Ns., Sp.Kep., Mat.

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Sindy Erma Lestari (402020004) Syaharani Fadlika (402020027)


Sintia Nursafitri (402020009) Nenda Nurfenda (402020031)
Mia Kusumah (402020014) Diyan Nurjanah (042020036)
Selly Maulina (402020015) Mayang Arlita Afandi (402020040)
Wika Puspika (402020018) Muthya Yuniar (402020044)
Alya Nurhaliza (402020022) Ressa Oktaviani (402020048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA NY.R USIA 23 TAHUN

G1P0A0 DENGAN USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU DI RUANG BERSALIN


RS AL-ISLAM BANDUNG

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Ny. R
b. Usia : 23 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : IRT
f. Status marital : Menikah
g. Agama : Islam
h. Suku bangsa : Sunda
i. Tanggal MRS : 13 Mei 2020 jam 13.00
j. Tanggal dilakukan : Tidak dilakukan operasi
operasi
k. Tanggal pengkajian : 13 Mei 2020 jam 23.00
l. No. Medrec :-
m. Diagnosa medis : G1P0A0
n. Alamat :-

2. Identitas Penanggung Jawab


a. Nama : Tn. A
b. Usia : 23 tahun
c. Pekerjaan : Karyawan Swasta
d. Agama : Islam
e. Pendidikan terakhir : Sarjana
f. Alamat :-
g. Hubungan dengan Klien : Suami

1
2

B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
SMRS klien mengatakan ada pengeluaran cairan bening dari vagina dan
sudah merasa mulas-mulas. Mules dan keluar cairan dirasakan dari jam 07.00
WIB. Di VK dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm, portio tebal dan
lunak, selaput ketuban tidak teraba, kepala masih diatas, penyusupan kepala
teraba ubun-ubun kecil. His 2x10’x25”, gerakan janin aktif, DJJ 145x/menit.
Ini merupakan kehamilan pertama dan pasien tidak pernah mengalami abortus.
Pasien mengatakan HPHT 25 Agustus 2018. Hasil pemeriksaan USG usia
gestasi 37-38 minggu, cairan amnion cukup.Pada saat dilakukan pengkajian
jam 23.00 WIB, pasien mengeluh mules seperti mau buang air besar, wajah
pasien terlihat meringis kesakitan, mules dirasakan di perut bawah, nyeri
dirasakan sampai ke pinggang, mulas semakin bertambah terutama pada saat
terjadi kontraksi. Ibu terlihat Tarik nafas dalam saat kontraksi. Hasil
pemeriksaan leopold: presentasi kepala, sudah masuk PAP 2/5, TFU 30 cm,
DJJ 148x/menit, kontraksi 3x10’x30”. TD 130/80 mmHg, N 83x/menit, R 22
x/menit, S 36,5°C. Pemeriksaan dalam pembukaan 6 cm, portio tebal dan
lunak, penyusupan kepala teraba tulang terpisah, penurunan kepala di hodge 2,
presentasi kepala, ketuban masih keluar berwarna jernih.AR 1’ pertama 7 dan
5’ kedua 9.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular mengatakan,
alergi terhadap jenis makanan, minuman dan obat-obatan. Menjalani proses
operasi atau riwayat imunisasi TT (Tettanus Toxoid). Kebiasaan merokok dan
minum alkohol, perjalanan pengeluaran cairan vagina.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji riwayat kesehatan keluarga yang memiliki penyakit menular seperti
TBC dan penyakit keturunan seperti hipertensi, DM atau asma.
4. Riwayat obstetri dan gynecologi
a. Riwayat obstetri
(1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
3

Klien belum mengalami riwayat persalinan, karena kehamilan


sekarang merupakan yang pertama (G1P1A0)
Thn Umur Jenis Masalah Hamil
Tempat
No Partu Hami Partu JK BB
persalinan Lahir Nifas Bayi
s l s
- - - - - - - - - -

Keterangan:
- Masalah hamil :
Terkena darah tinggi, bengkak, infeksi saluran perkemihan, perdarahn,
premature,dll
- Masalah lahir/ persalinan :
SC atas indikasi, perdarahan, kejang-kejang dll
- Masalah Nifas :
Perdarahan, infeksi, anemia, dll
- Masalah bayi :
Pernapasan, nutrisi, icterus, cacat, meninggal dalam kandungan (IUFD),
meninggal setelah lahir, dll.

(2) Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 25 Agustus 2018
Selama kehamilan, klien hanya mengeluhkan adanyapengeluaran cairan
berwarna jernih dan mual muntah pada awal kehamilan. Gerakan janin
aktif, klien sudah mendapatkan immunisasi TT (Tettanus Toxoid),
penambahan berat badan selama hamil 7 kg, klien selalu rutin
memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan terdekat, tekanan darah
tidak stabil karena terkadang normal/tinggi, dan klien juga pernah
dilakukan pemeriksaan USG.
BB sebelum hamil : tidak terkaji
BB saat hamil : tidak terkaji
4

(3) Riwayat persalinan sekarang


P1A0 dengan persalinan spontan pada tanggal 14-05-2018 pukul 04.00
WIB. Dengan riwayat kala I pada fase laten pasein SMRS mengeluh mules
dan keluar cairan yang dirasakan dari jam 07.00 WIB. Di VK dilakukan
pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm, portio tebal dan lunak, selaput
ketuban tidak teraba, kepala masih diatas, penyusupan kepala teraba ubun-
ubun kecil. His 2x10’x25”, gerakan janin aktif, DJJ 145x/menit. Pasien
merupakan primigravida dan pasien tidak pernah mengalami abortus.
Pasien mengatakan HPHT 25 Agustus 2018. Hasil pemeriksaan USG usia
gestasi 37-38 minggu, cairan amnion cukup.pasien mengeluh mules seperti
mau buang air besar, wajah pasien terlihat meringis kesakitan, mules
dirasakan di perut bawah, nyeri dirasakan sampai ke pinggang, mulas
semakin bertambah terutama pada saat terjadi kontraksi. Ibu terlihat Tarik
nafas dalam saat kontraksi. Hasil pemeriksaan leopold: presentasi kepala,
sudah masuk PAP 2/5, TFU 30 cm, DJJ 148x/menit, kontraksi 3x10’x30”.
TD 130/80 mmHg, N 83x/menit, R 22 x/menit, S 36,5°C. Saat dilakukan
pemeriksaan dalam saat di RS pukul 13.00 masuk pembukaan 6 cm, portio
tebal dan lunak, penyusupan kepala teraba tulang terpisah, penurunan
kepala di hodge 2, presentasi kepala, ketuban masih keluar berwarna
jernih. AR 1’ pertama 7 dan 5’ kedua 9. BBL 3620 gram, PBL 53 cm.
Data hasil perhitungan waktu HIS di kala I fase aktifpasien:
Jam 23.30 : DJJ 151x/menit, kontraksi 3x10’x30”
Jam 24:00 : DJJ 151x/menit, kontraksi 3x10’x35”
Jam 00.30 : DJJ 151x/menit, kontraksi 3x10’x35”
Jam 01.00 : DJJ 151x/menit, kontraksi 3x10’x35”
Jam 01.30 : DJJ 151x/menit, kontraksi 3x10’x40”
Jam 02.00 : DJJ 151x/menit, kontraksi 4x10’x40”
Jam 02.30 : DJJ 151x/menit, kontraksi 4x10’x45”
5

Jam 03.00 : pembukaan 8, penurunan kepala di hodge 2 (3/5), ketuban


jernih, DJJ 149x/menit, kontraksi 5x10’x45”, TD 130/80 mmHg, urin 150
cc
Jam 03.30 : DJJ 151x/menit, kontraksi 5x10’x45”
Jam 04.00 : pembukaan lengkap, penurunan kepala di hodge 3-4, portio
tidak teraba, DJJ 150x/menit. Pasien dipimpin untuk meneran. Pasien
mengeluh kesakitan, wajah pasien terlihat menangis dan berteriak,
berkeringat, badan pasien basah, dan lengket, bibir kering, pasien terlihat
kelelahan saat meneran.
Jam 04.30 terlihat pasien ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
terlihat menonjol dan vulva membuka, perineum pasien kaku sehingga
dilakukan episiotomy.
Jam 04.40 : lahir spontan bayi perempuan dengan satu kali lilitan tali pusat
longgar, APG
b. Riwayat gynecologi
1) Riwayat menstruasi
Kaji usia klien pertama kali menstruasi serta siklus dan lamanya menstruasi,
warna darah haid, jumlah darah haid.
2) Riwayat perkawinan
Kaji usia klien pada saat menikah dan Usia pernikahan.
3) Riwayat keluarga berencana
Kaji riwayat penggunaan alat kobtrasepsi, Klien belum memiliki riwayat KB
baik pil ataupun IUD. Rencana pemsangan KB setelah melahirkan tidak
terkaji.
C. Kala I
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Klien mengatakan mengeluh nyeri pada saat kontraksi
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk ke VK RS Al-Islam dengan keluhan mules dan keluar cairan
dari jalan lahir berwarna jernih. Mules dan keluar cairan dirasakan dari jam
6

07.00 WIB. Di VK dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm, portio


tebal dan lunak, selaput ketuban tidak teraba, kepala masih diatas,
penyusupan kepala teraba ubun-ubun kecil. His 2x10’x25”, gerakan janin
aktif, DJJ 145x/menit. Ini merupakan kehamilan pertama dan pasien tidak
pernah mengalami abortus. Pasien mengatakan HPHT 25 Agustus 2018.
Hasil pemeriksaan USG usia gestasi 37-38 minggu, cairan amnion
cukup.Pada saat dilakukan pengkajian jam 23.00 WIB, pasien mengeluh
mules seperti mau buang air besar, wajah pasien terlihat meringis
kesakitan, mules dirasakan di perut bawah, nyeri dirasakan sampai ke
pinggang, mulas semakin bertambah terutama pada saat terjadi kontraksi.
Ibu terlihat Tarik nafas dalam saat kontraksi. Hasil pemeriksaan leopold:
presentasi kepala, sudah masuk PAP 2/5, TFU 30 cm, DJJ 148x/menit,
kontraksi 3x10’x30”. TD 130/80 mmHg, N 83x/menit, R 22 x/menit, S
36,5°C. Pemeriksaan dalam pembukaan 6 cm, portio tebal dan lunak,
penyusupan kepala teraba tulang terpisah, penurunan kepala di hodge 2,
presentasi kepala, ketuban masih keluar berwarna jernih.
c. Pemfis (head to toe) fokus yang paling actual
1) Keadaan umum
Klien terlihat meringis kesakitan dengan kesadaran CM
2) Kepala
Kaji kebersihan rambut, banyaknya rambut rontok/ tdk, bau, lesi dan
nyeri
3) Mata
Kaji konjungtiva, warna sclera, ketajaman penglihatan, pnggunaan
kacamata, edema periorbital
4) Hidung
Kaji fungsi penciuma, kondisi alat bantu napas lainnya, kebersihan
area dan kepatenan fungsi jalan napas baik
5) Telinga
Kaji kebersihan telinga, posisi simetris dan lesi
6) Leher
7

Kaji kondisi pembengkakan kelenjar tiroid, pembesaran JPV dan


kondisi hiperpigmentasi
7) Dada
Kaji kebersihan payudara terjaga, warna areola, kondisi putting, nyeri
tekan, warna kulit merata

8) Abdomen
Kaji adanya linea nigra, striae gravidarum, lesi, HIS (+) dengan durasi
kontraksi 3x10’x30”. TD 130/80 mmHg, N 83x/menit, R 22 x/menit, S
36,5°C. Saat dilakukan pemeriksaan dalam saat di RS pukul 13.00
masuk pembukaan 6 cm, portio tebal dan lunak, penyusupan kepala
teraba tulang terpisah, penurunan kepala di hodge 2, presentasi kepala,
ketuban masih keluar berwarna jernih. AR 1’ pertama 7 dan 5’ kedua
9. BBL 3620 gram, PBL 53 cm.Hasil pemeriksaan leopold: presentasi
kepala, sudah masuk PAP 2/5, TFU 30 cm, DJJ 148x/menit,
9) Genetalia dan Anus
Terdapat pengeluaran air jernih seperti air ketuban, PD: 2-3cm, tidak
terdapat varises, tidak terdapat hemoroid
10) Ekstremitas
Terpasang infus RL drip sintosinon 5 unit 20 gtt/ menit, tidak terdapat
edema di ekstremitas atas maupun bawah, CRT <3 detik, kekuatan
otot

5 5

5 5

d. Terapi (obat, cairan infus)


Nama Waktu Car
No Dosis Fungsi
Obat P S S M a
1 Cefazolin 2 gr dalam IV Sebagai antibiotik
8

NaCl 0,9% pencegahan infeksi.


100 cc Bekerja menghambat
selanjutnya penicillin binding
3x1 gr IV protein bakteri lalu
menghambat sintesis
dinding sel bakteri.
2 Sintosinon Drip 5 unit Drip Pada ibu hamil, obat
IV ini digunakan untuk
merangsang prses
persalinan (nama lain
oksitosin) obat ini
bekerja
meningkatkan respon
penanganan otot
dinding rahim
sehingga dinding
rahim berkontraksi.
3 RL 20gtt IV Pada ibu hamil cairan
ini umumnya
digunakan sebagai
hidrasi atau terapi
penambah cairan dan
elektrolit tubuh agar
terjaga
keseimbangannya

e. Pemeriksaan penunjang
Tanggal
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 11,2 12-16 gr/dL
Leukosit 9200 3.800-10.600 Sel/uL
Eritrosit - 3.5-5.8 Juta/uL
Hematokrit 34,5 35-47 %
Trombosit 240.000 150.000-440.000 Sel/uL
9

Golongan darah -
HbSAg Negative
Anti HIV Non reaktif
10

2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Do: Kehamilan preterm Nyeri melahirkan
- Wajah pasien terlihat
b.d dilatasi
meringis kesakitan Penurunan kadar estrogen
- Wajah pasien terlihat dan progesterone serviks
menangis dan
berteriak HIS meningkat
- Pasien terlihat
kelelahan saat Peningkatan intrauterine
meneran
- Pemeriksaan dalam Dilatasi pembukaan
pembukaan 2 cm serviks
- portio tebal dan lunak
- selaput ketuban tidak Kontraksi semakin cepat
teraba dan kuat
- kepala masih diatas,
penyusupan kepala Merangsang medulla
teraba ubun-ubun spinalis
kecil.
- His 2x10’x25”, Hipotalamus
gerakan janin aktif
- DJJ 145x/menit Dipersepsikan nyeri
- Hasil pemeriksaan
leopold: presentasi
kepala, sudah masuk
PAP 2/5, TFU 30 cm,
DJJ 148x/menit,
kontraksi 3x10’x30”.
- TD 130/80 mmHg, N
83x/menit, R 22
x/menit, S 36,5°C.
- Pemeriksaan dalam
pembukaan 6 cm,
portio tebal dan lunak,
penyusupan kepala
teraba tulang terpisah,
penurunan kepala di
hodge 2, presentasi
kepala, ketuban masih
keluar berwarna
jernih.
Ds:
- Nyeri dirasakan
sampai ke pinggang
11

- Pasien mengeluh
mulas dan semakin
bertambah terutama
pada saat terjadi
kontraksi
- Pasien mengeluh
kesakitan
2. DS : Kehamilan anak pertama Ansietas
- Kehamilan saat ini
merupakan G1P0A0 (aterm 37-38
kehamilan minggu)
pertama
DO : Belum ada pengalaman
- Klien terlihat gelisah dalam menjalani
- Klien tidak tenang persalinan
- Wajah tampak tegang
- Kehamilan klien Kurang terpaparnya
merupakan kehamilan informasi tentang proses
pertama persalinan
- G1P0A0 aterm
- Hasil pemeriksaan Merasa gelisah dan tidak
leopold: presentasi tenang
kepala, sudah masuk
PAP 2/5, TFU 30 cm, Ansietas
DJJ 148x/menit,
kontraksi 3x10’x30”.
- TD 130/80 mmHg, N
83x/menit, R 22
x/menit, S 36,5°C.

3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (persiapan persalinan).
12

4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Do: Nyeri melahirkan Setelah dilakukan Observasi 1. Skala nyeri dapat
- Wajah pasien b.d dilatasi tindakan keperawatan 1. Kaji nyeri dan skala nyeri memberikan gambaran
terlihat meringis serviks selama kala I nyeri pasien dengan numeric seberapa besar persepsi nyeri
kesakitan dapat diturunkan dengan pain scale (skala 0-10) yang pasien rasakan
- Wajah pasien kriteria hasil: 2. Identifikasi respon nyeri berdasarkan berat ringannya
terlihat menangis 1. Klien tidak gelisah non verbal rasa sakit yang dibuat
dan berteriak 2. Klien tidak meringis 3. Kaji tampilan vagina, menjadi terukur dengan
- Pasien terlihat 3. Skala nyeri tonjolan perineum, mengobjektifkan pendapat
kelelahan saat berukurang jadi 4-5 hemoroid, dan lakukan subjektif nyeri
meneran (0-10) periksa dalam untuk 2. Nosiseptor yang diterima di
- Pemeriksaan 4. Klien dapat menentukan pembukaan, reseptor-reseptor kulit,
dalam pembukaan melakukan teknik kondisi ketuban, posisi pembuluh darah, visera,
2 cm penanganan nyeri presentasi dan penurunan musculoskeletal, dll
- portio tebal dan nonfarmakologi kepala terhadap jalan lahir kemudian diteruskan menuju
lunak 5. DJJ dalam rentang 4. Pantau kontraksi uterus korteks. Kemudian
- selaput ketuban normal (100- meliputi frekuensi, diteruskan menuju thalamus
tidak teraba 160x/menit) intensitas dan durasinya di otak berlanjut menuju
- kepala masih 6. TTV dalam rentang setiap 30 menit medulla spinalis yang
diatas, normal Terapeutik selanjutnya diteruskan ke
penyusupan TD: 100-140/60-90 1. Lakukan teknik relaksasi saraf tepi sehingga ada reaksi
kepala teraba mmHg nafas dalam pada nervus fasialis berupa
ubun-ubun kecil. N : 60-100x/menit 2. Posisikan klien senyaman ekspresi meringis atau reaksi
- His 2x10’x25”, R : 16-24x/menit mungkin dengan posisi emosi, psikis dan motorik.
gerakan janin S : 36,5-37,5c miring kiri menghindarkan 3. Mengidentifikasi pembukaan
aktif penekanan vena kava persalinan berdasarkan
13

Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
- DJJ 145x/menit sehingga meningkatkan anatomis vagina, Posisi
- Hasil pemeriksaan sirkulasi ke ibu maupun ke miring kiri dapat
leopold: janin serta saat meneran menghindarkan penekanan
presentasi kepala, 3. Anjurkan kepada keluarga vena kava sehingga
sudah masuk PAP untuk memberikan meningkatkan sirkulasi ke
2/5, TFU 30 cm, sentuhan halus pada ibu maupun ke janin
DJJ 148x/menit, bagian punggung 4. Teknik relaksasi napas dalam
kontraksi 4. Observasi TTV tiap 2 atau dapat membantu merelaksasi
3x10’x30”. 4 jam otot-otot dalam tubuh
- TD 130/80 5. Observasi DJJ tiap ½ atau 5. Mengidentifikasi nyeri yang
mmHg, N 1 jam diakibatkan oleh adanya HIS
83x/menit, R 22 6. EBN: memberikan 6. Menangani nyeri akibat
x/menit, S terapi massage counter- kontraksi uterus (HIS)
36,5°C. pressure. dengan terapi farmakologi
- Pemeriksaan Kolaborasi 7. Sentuhan halus merupakan
dalam pembukaan 1. Kolaborasi dengan dokter teknik distraksi yang dapat
6 cm, portio tebal untuk pemberian terapi menurunkan skala nyeri
dan lunak, farmakologi 8. Mengidentifikasi keadaan
penyusupan umum klien selama
kepala teraba dilakukan tindakan medis
tulang terpisah, 9. Mengidentifikasi keadaan
penurunan kepala umum janin
di hodge 2, 10. EBN : Metode massage
presentasi kepala, counter pressure dapat
ketuban masih mengurangi intensitas nyeri
keluar berwarna persalinan kala I dan dapat
14

Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
jernih. berpengaruh terhadap
Ds: kecepatanpembukaan.
- Nyeri dirasakan Teknik ini efektif
sampai ke menghilangkan sakit
pinggang punggung pada
- Pasien mengeluh persalinanmengurangi
mulas dan nyeri tajam dan
semakin memberikan sensasi
bertambah menyenangkan dan
terutama pada melawan rasa tidak
saat terjadi nyaman pada saat
kontraksi kontraksi atau diantara
- Pasien mengeluh kontraksi.
kesakitan
2. DS : Ansietas Setelah dilakukan 1. Lakukan komunikasi 1. Komunikasi terapeutik
- berhubungan tindakan keperawatan terapetik membantu menjalin
DO : dengan krisis selama 1x30 menit, 2. Jelaskan prosedur kepercayaan dengan klien
- Klien terlihat situasional diharapkan ansietas persalinan dan fisiologis 2. Kurangnya pengetahuan
gelisah (persiapan yang dirasakan klien nyeri dalam persalinan tentang tindakan medis dan
- Klien tidak persalinan) dapat berkurang dengan fisiologi nyeri dapat
tenang kriteria hasil: meningkatkan rasa
- Wajah tampak 1. Klien tidak gelisah kecemasan klien
tegang 2. Klien terlihat tenang
- Kehamilan klien 3. Klien 3. Berikan motivasi kepada 3. Support/motivasi yang
merupakan menmperlihatkan klien diberikan kepada klien
kehamilan ekspresi wajah dan mampu membuat klien
15

Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
pertama perasaan yang tenang meningkatkan rasa percaya
4. Klien mengungkapkan diri dalam mempersiapkan
peningkatan dalam persalinan
mempersiapkan 4. Anjurkan klien dan
persalinan keluarga untuk berdo’a 4. Berdo’a merupakan support
(Bimbing doa untuk spiritual bagi klien yang
melahirkan) membantu meningkatkan
rasa sugesti klien untuk
menjadi lebih tenang
5. Anjurkan suami/keluarga
klien untuk menemani 5. Support dari pasangan atau
klien keluarga merupakan faktor
utama bagi klien dalam
mempersiapkan persalinan

5. Implementasi dan Evaluasi

No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1. 13 Mei 2020 23.00 1. Melakukan pendekatan dengan 1. Nyeri Melahirkan b.d dilatasi
teknik komunikasi terapeutik serviks
R/ klien mampu berkomunikasi
seraca kooperatif dan terbuka S: Klien mengeluh kesakitan, nyeri
2. Mengajarkan klien untuk dirasakan sampai ke pinggang, Pasien
melakukan teknik relaksasi mengeluh mulas dan semakin
16

No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
napas dalam bertambah terutama pada saat terjadi
R/ klien mampu melakukan kontraksi
teknik relaksasi napas dalam O:
14 Mei 2020 23.30 3. Mengobservasi DJJ dan HIS - klien mampu berkomunikasi
setiap ½ jam seraca kooperatif dan terbuka
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi - klien mampu melakukan teknik
24.00 3x10’x30” relaksasi napas dalam
4. Mengobservasi DJJ dan HIS - Skala nyeri tidak terkaji
00.30 setiap ½ jam - Kontraksi/ HIS (+)
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi - His 2x10’x25”, gerakan janin
3x10’x35 aktif, DJJ 145x/menit
5. Mengobservasi DJJ dan HIS - TTV: TD 130/80 mmHg, N
01.00 setiap ½ jam 83x/menit, R 22 x/menit, S
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi 36,5°C.
3x10’x35” - Klien mampu melakukan
6. Mengobservasi DJJ dan HIS teknik relaksasi napas dalam
01.30 setiap ½ jam - Pembukaan lengkap, penurunan
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi kepala di hodge 3-4, portio
3x10’x35” tidak teraba, DJJ 150x/menit
7. Mengobservasi DJJ dan HIS A:
02.00 setiap ½ jam - Masalah belum teratasi
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi P:
3x10’x40” - Lanjutkan intervensi sesuai
8. Mengobservasi DJJ dan HIS 2. kala persalinan
02.30 setiap ½ jam
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi Ansietas berhubungan dengan krisis
17

No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
situasional (persiapan persalinan)
4x10’x40” S:
03.00 9. Mengobservasi DJJ dan HIS - Klien mengeluh nyeri dan
setiap ½ jam klien terlihat gelisah
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi - Klien tidak tenang
4x10’x45” O:
03.30 10. Mengobservasi PD dan TTV - Klien berteriak kesakitan saat
setiap 4 jam pembukaan
R/ Pembukaan 8, penurunan - Klien dipimpin untuk meneran
kepala di hodge 2 (3/5), ketuban - wajah pasien terlihat menangis
jernih, DJJ 149x/menit, dan berteriak,
kontraksi 5x10’x45”, TD 130/80 - badan klien berkeringat, badan
mmHg, urin 150 cc pasien basah, dan lengket serta
04.00 11. Mengobservasi DJJ dan HIS bibir kering
setiap ½ jam - klien terlihat kelelahan saat
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi meneran.
5x10’x45” - Terlihat tekanan pada anus
04.30 12. Mengobservasi PD dan DJJ - perineum terlihat menonjol
R/ Pembukaan lengkap, - vulva membuka
penurunan kepala di hodge 3-4, - perineum pasien kaku sehingga
portio tidak teraba, DJJ dilakukan episiotomy
150x/menit.
R/ Pasien dipimpin untuk A:
meneran. Pasien mengeluh - Masalah belum teratasi
kesakitan, wajah pasien terlihat P:
menangis dan berteriak, - Lanjutkan intervensi persalinan
18

No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
(Kala II) dan intervensi
berkeringat, badan pasien basah, tambahan:
dan lengket, bibir kering, pasien 1. Menganjurkan
terlihat kelelahan saat suami/keluarga untuk
meneran.terlihat pasien ingin menemani klien
meneran, tekanan pada anus, 2. Mengobservasi klien
perineum terlihat menonjol dan 3. Memberikan motivasi
vulva membuka, perineum kepada klien
04.40 pasien kaku sehingga dilakukan 4. Menganjurkan kelurga/
episiotomy. suami memberikan air
13. Mengboservasi KU Pasien minum
R/ terlihat pasien ingin meneran, 5. Menganjurkan atau
tekanan pada anus, perineum membimbing klien dan
terlihat menonjol dan vulva keluarga untuk berdo’a.
membuka, perineum pasien kaku
04.41 sehingga dilakukan
episiotomypembukaan lengkap,
14. Membantu proses persalinan
bayi
R/ lahir spontan bayi perempuan
dengan satu kali lilitan tali pusat
longgar, APGAR 1’ pertama 7 dan
04.45 5’ kedua 9. BBL 3620 gram, PBL
53 cm.
15. Memberikanoksitosin 10 unit
IM, dilakukanperegangan tali
19

No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
04.50 pusat terkendali (Melakukan
05.05 manajemen kala II)
16. Melakukan manajemen kala II
17. Melakukan jahitan pad luka
episiotomy tanpa anastesi
18. Membantu proses IMD pada Ny.
R dan bayi
R/ Plasenta lahir lengkap, dilakukan
massase uterus teraba keras 1 jari
diatas pusat. Jumlah perdarahan 250
cc dilakukan penjaitan pada luka
episiotomy tanpa diberikan anastesi.
Pasien terlihat sangat lelah dan
kesakitan saat dilakukan penjaitan.
Pasien terlihat ingin tidur dan masih
dilakukan IMD sampai 1 jam
05.20 postpartum. Pasien terlihat tertidur
karena kelelahan.
19. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
90x/menit, R 23x/menit, S
36,7°C, kontraksi keras,
05.35 perdarahan ±10 cc, kandung
kemih kosong
20. Mengobservasi tanda tanda vital
20

No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
88x/menit, kontraksi keras,
06.05 perdarahan ±5 cc, kandung
kemih kosong
21. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
86x/menit, kontraksi keras,
06.35 perdarahan ±5 cc, kandung
kemih kosong
22. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
87x/menit, kontraksi keras,
perdarahan ±10 cc, kandung
kemih kosong
23. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
85x/menit, kontraksi keras,
perdarahan ±5 cc, kandung
kemih penuh, BAK 300 cc.
24. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 120/70 mmHg, N
21

No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
82x/menit, R 21x/menit, S
36,1°C, kontraksi keras,
perdarahan ±5 cc, kandung
kemih kosong

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


1 Pengaruh Massage V1:Populasi pada penelitian ini Metode massage counter Artikel ini menjelaskan
Counter-Pressure adalah ibu yang melahirkan pada pressure dapat mengurangi manfaat dan hasil penelitian
Terhadap Adaptasi Nyeri bulan Juli sampai Agustus 2016 intensitas nyeri persalinan kala dari massage counter
Persalinan Kala 1 dan di Wilayah Kerja Puskesmas I dan dapat berpengaruh pressure terhadap
Kecepatan Pembukaan Cirimekar Kabupaten Bogor. terhadap kecepatan mengurangi intensitas nyeri
pada Ibu Bersalin Teknik sampling yag digunakan pembukaan. Penelitian ini persalinan kala I dan dapat
(Nadia & Endarti, 2016) accidental sampling. Besaran memiliki konstribusi terhadap berpengaruh terhadap
sampel pada penelitian ini perkembangan ilmu kecepatan pembukaan,
adalah 40 responden, dengan keperawatan khususnya dalam sehingga dapat diterapkan
minimal responden 20 orang meningkatkan asuhan sebagai pengembangan
untuk setiap kelompok. keperawatan pada ibu bersalin. intervensi dalam
Kriteria inklusi penelitian ini meningkatkan keterampilan
adalah ibu bersalin yang massage counter pressure
melahirkan secara normal pada terhadap mengurangi
Kala I, ibu hamil yang bersedia intensitas nyeri persalinan
menjadi responden dan ibu kala I.
hamil yang bisa membaca dan
22

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


menulis. Sedangkan kriteria
eksklusi penelitian ini adalah ibu
bersalin yang melahirkan dengan
adanya komplikasi dan indikasi
rujukan ke Rumah Sakit
Kesimpulan: Dalam artikel
dijelaskan populasi, sampel dan
kriteria inklusi dan eksklusi
secara detail.
V2: Metode yang digunakan
adalah Quasi Experiment dengan
pendekatan Pre test and Post
test Nonequivalent Control
Group, yang artinya peneliti
melakukan intervensi pada satu
kelompok perlakuan dan
membandingkan dengan
kelompok control. Pada proses
penelitian ini peneliti membagi
responden menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
Melakukan pengukuran skala
nyeri (pretest) terhadap kedua
kelompok, memberikan
intervensi yang tidak sama pada
kedua kelompok serta
23

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


melakukan pengukuran skala
nyeri ulang (posttest) pada kedua
kelompok setelah intervensi.
Kesimpulan: Prosedur
dijelaskan secara detail sehingga
pembaca mudah dalam
mengimplementasikannya
V3:Tidak ada variable perancu
V4: Analisis data yang
digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji Independent t-
test yang menggunakan
perangkat software Statistical
Product and Service Solution
(SPSS) dengan derajat
kemaknaan 5% (alpha 0,05) atau
tingkat kepercayaan 95%.
Kesimpulan:
1. Pengaruh Massage Counter-
Pressure Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I
Berdasarkan hasil analisis data
pada penelitian ini menunjukkan
ada perbedaan rata-rata tingkat
nyeri persalinan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
dengan taraf signifikan 0.000
24

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


(p<0.05)
2. Pengaruh Massage Counter-
Pressure Terhadap
Kecepatan Pembukaan
Berdasarkan hasil analisis data
pada penelitian ini menunjukkan
ada perbedaan rata-rata
kecepatan pembukaan pada
kelompok intervensi dan
kelompok kontrol, dengan taraf
signifikan 0.000 (p<0.05)
V5: Dalam pembahasan
menyebutkan kesamaan hasil
penelitian dengan penelitian
sebelumnya.
2 Massage Counter Pressure V1:Pemilihan sampel dilakukan Metode massage Artikel ini menjelaskan
dan Massage Effleurage dengan teknik consecutive counterpressure dengan manfaat dan hasil penelitian
Efektif Mengurangi Nyeri sampling, jumlah sampel 20 massage effleurage sama-sama dari massage counter
Persalinan Kala I responden (10 responden untuk memberikan dampak dalam pressure dan massage
(Paseno et al., 2019) massage counterpressure dan 10 menurunkan intensitas nyeri effleurage terhadap
responden untuk massage namun massage mengurangi intensitas nyeri
effleurage) counterpressure lebih efektif persalinan kala I sehingga
V2: Metode kuantitatif dengan karena cara kerja dalam dapat diterapkan sebagai
menggunakan desain penelitian pemblokiran nyeri lebih cepat pengembangan intervensi
quasi experiment dan sehingga jalur saraf untuk dalam meningkatkan
menggunakan pendekatan pre- menghantarkan sensasi nyeri keterampilan massage
test post-test control design. dapat dihambat atau dikurangi counter pressure dan
25

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


Pada desain penelitian ini dengan cepat pula sehingga massage effleurage terhadap
terdapat dua kelompok yang intensitas nyeri yang ibu mengurangi intensitas nyeri
diberikan perlakuan berbeda rasakan dapat berkurang. persalinan kala I.
yaitu massage counterpressure Penelitian ini memiliki
dengan massage effleurage, konstribusi terhadap
dimana kelompok massage perkembangan ilmu
effleurage dijadikan kelompok keperawatan khususnya dalam
kontrol sebagai pembanding dari meningkatkan asuhan
kelompok yang diberikan keperawatan pada ibu bersalin.
massage counterpressure.
Teknik pengambilan sampel
menggunakan pendekatan
Consecutive Sampling, dengan
jumlah sampel sebanyak 20
responden, 10 responden untuk
massage counterpressure dan 10
responden untuk massage
effleurage.
V3: Tidak ada variable perancu
V4: Analisis data mengunakan
uji beda non parametric (Mann-
Whitney Test).
Kesimpulan:
- Intensitas nyeri persalinan
kala I pada kelompok
intervensi massage
counterpressure sebelum dan
26

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


sesudah diberikan intervensi
Dari hasil analisis efektivitas
massage counterpresure
didapatkan rerata intensitas nyeri
responden sebelum dilakukan
massage sebesar 7,80 dengan
standar deviasi 1,54 dan sesudah
diberikan massage rerata
intensitas nyeri menurun
menjadi 5,20 dengan standar
deviasi 1,81.
- Intensitas Nyeri Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Massage
Effleurage Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I
Hasil uji statistik pada kelompok
massage effleurage didapatkan
rata-rata intensitas nyeri sebelum
diberikan tindakan adalah 6,40
dengan standar deviasi 1,57 serta
intensitas nyeri sesudah
diberikan tindakan didapatkan
nilai rata-rata sebesar 4,90 dan
standar deviasi sebesar 1,72.
V5: Dalam pembahasan
menyebutkan kesamaan hasil
penelitian dengan penelitian
27

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


yang dilakukan peneliti
sebelumnya
3 Efektifitas Teknik Counter V1:Populasi pada penelitian ini Metode counter pressure Artikel ini menjelaskan
Pressure Dan Abdominal adalah seluruh ibu bersalin kala I terhadap pengurangan skor manfaat dan hasil penelitian
Lifting Terhadap fase aktif di Bidan Praktik nyeri persalinan kala I fase dari massage counter
Pengurangan Rasa Nyeri Mandiri Kota Padang, yaitu aktif, sehingga hasil penelitian pressure terhadap
Pada Ibu Bersalin Kala I sebanyak 16 orang. Teknik dari counter pressure memiliki mengurangi intensitas nyeri
Fase Aktif Di Bpm Kota pengambilan sampel konstribusi terhadap persalinan kala I, sehingga
Padang menggunakan teknik purposive perkembangan ilmu dapat diterapkan sebagai
sampling keperawatan khususnya dalam pengembangan intervensi
(Rahmawati & Ningsih, Kesimpulan: meningkatkan asuhan dalam meningkatkan
2019) Dalam artikel ini tidak keperawatan pada ibu bersalin. keterampilan massage
menjelaskan kriteri inklusi dan Sedangkan untuk teknik counter pressure terhadap
kriteria eksklusi. abdominal lifting terhadap mengurangi intensitas nyeri
V2:Jenis penelitian yang pengurangan nyeri persalinan persalinan kala I.
digunakan yaitu quasi kala I fase aktif belum efektif
eksperimen dengan one group dalam mengurangi nyeri.
pretest dan posttest design.
Kesimpulan:
Prosedur penelitian kurang
lengkap.
V3:tidak ada variable perancu
V4:Data dikumpulkan
menggunakan skala intensitas
nyeri pada saat pretest sebelum
dilakukan intervensi dan post
test setelah dilakukan intervensi.
28

No Judul dan Tahun Validity Importancy Applicability


Pengolahan data secara univariat
dan bivariat menggunakan t-test
dependen
V5:Terdapat efektifitas teknik
counter pressure terhadap
pengurangan skor nyeri
persalinan kala I fase aktif
dengan nilai p : 0,000. Tidak
terdapat efektifitas teknik
abdominal lifting terhadap
pengurangan nyeri persalinan
kala I fase aktif dengan nilai p :
0,110.
29

KALA II
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Klien datang dengan keluhan mules seperti mau buang air besar.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada jam 04.00 WIB terjadi pembukaan lengkap, penurunan kepala di hodge
3-4, portio tidak teraba, DJJ 150x/menit. Pasien dipimpin untuk meneran.
Pasien mengeluh kesakitan, wajah pasien terlihat menangis dan berteriak,
berkeringat, badan pasien basah, dan lengket, bibir kering, pasien terlihat
kelelahan saat meneran. Jam 04.30 WIB pasien terlihat ingin meneran,
tekanan pada anus, perineum terlihat menonjol dan vulva membuka,
perineum pasien kaku sehingga dilakukan episiotomy. Jam 04.40 WIB lahir
spontan bayi .
Catatan kelahiran : lahir bayi perempuan dengan satu kali lilitan tali pusat
longgar, APGAR 1’ pertama 7 dan 5’ kedua 9. Berat badan lahir bayi 3620
gram, PBL 53 cm. Bonding ibu dengan bayi dilakukan IMD segera setelah
bayi lahir sampai 1 jam postpartum dan Pasien terlihat tertidur karena
kelelahan.
3. Pemeriksaan fisik ibu
a. Keadaan umum
Klien terlihat meringis dengan kesadaran CM
b. Kepala
Tidak terkaji
c. Mata
Tidak terkaji
d. Hidung
Tidak terkaji
e. Telinga
30

Tidak terkaji
f. Leher
Tidak terkaji
g. Dada
Tidak terkaji
h. Abdomen
Berdasarkan hasil pemeriksaan TFU 1 jari diatas pusat, kontraksi keras.
i. Genetalia dan anus
Terdapat luka episiotomy di perineum.
j. Ekstremitas
Terpasang infus RL drip sintosinon 5 unit 20 gtt/menit
4. Terapi obat (obat, cairan infus) tanggal 13 Mei 2020
No Nama Obat Dosis Fungsi
1. Cefazolin 2 gr dlm NaCl Obat antibiotik yang
0,9% 100 cc lalu berfungsi sebagai
selanjutnya 3x1 gr. pencegahan bakteri
sebelum tindakan
persalinan.

5. Pemeriksaan penunjang

Jenis Tanggal
Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan 13 Mei 2020
Hemoglobin 11,2 12-16 gr/dL
Leukosit 9.200 3.800-10.600 Sel/uL
Hematokrit 34,5 35-47 %
Trombosit 240.000 150.000-440.000 Sel/uL
Golongan darah O
HbsAG Negative
31

Anti HIV Non reaktif


32

B. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Kehamilan anak pertama Nyeri melahirkan
- Klien mengeluh nyeri
b.d pengeluaran
- Klien mengatakan kadar estrogen dan
perineum terasa progesterone janin
tertekan
DO : Tekanan hidrotatis air
- Klien terlihat ketuban dan intrauterin
meringis kesakitan naik
- Frekuensi nadi
meningkat Serviks mendatar &
- Ketegangan otot terbuka
meningkat
Kontraksi kuat & cepat

Pembukaaan lengkap

Tekanan pada otot dasar


panggul

Reflek mengedan

kontraksi

Merangsang medulla
spinalis

Hipotalamus

Dipersepsikan nyeri
2. DS : Kehamilan anak pertama Keletihan b.d
- Mengeluh lelah
kondisi fisiologis
DO : Kadar estrogen dan
- Tidak mampu progesteron (kehamilan)
mempertahankan
aktivitas rutin Tekanan hidrotatis air
- Tampak Lesu ketuban dan intrauterin
- Kebutuhan istirahat naik
meningkat
Serviks mendatar &
33

terbuka

Kontraksi kuat & cepat

Penekanan pada vena


inferior

Penurunan aliran balik ke


jantung

Curah jantung, tekanan


darah menurun

Energi berkurang

Kelelahan

C. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin
b. Keletihan b.d kondisi fisiologis (kehamilan)
34

D. Intervensi

No Dx. Kep NOC NIC Rasional


1 Nyeri melahirkan Setelah dilakukan tindakan Observasi
b.d pengeluaran keperawatan selama kala 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengidentifikasi nyeri yang
janin II, diharapkan nyeri yang karakteristik, frekuensi, diakibatkan oleh adanya HIS
dirasakan klien dapat kualitas, intensitas nyeri
berkurang dengan kriteria 2. Identifikasi respons nyeri 2. Mengidentifikasi nyeri yang
hasil: non verbal diakibatkan oleh adanya HIS
1. Klien tidak meringis 3. Identifikasi keberhasilan 3. Melihat perkembangan dari
2. Klien terlihat tenang terapi komplementer yang terpi komplementer
3. Klien dapat melakukan sudah diberikan
teknik penanganan nyeri 4. Monitor efek samping 4. Mencegah terjadi komplikasi
nonfarmakologi pengunaan analgetik pada kehamilan
4. TTV dalam rentang Terapeutik
normal 5. Berikan teknik 5. Membantu proses persalinan
TD: 100-140/60-90 farmakoligis untuk dengan bantuan terapi
mmHg mengurangi rasa nyeri farmakoliogi
N : 60-100x/menit (mis. TENS, hypnosis,
R : 16-24x/menit akupresur, terapi musik,
S : 36,5-37,5c biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin. 6. Membantu persalinan dan
6. Control lingkungan yang pengeluaran bayi dengan
memperberat rasa nyeri kondisi ibu yang rileks dan
(kebisingan) tenang
7. Membantu persalinan dan
7. Fasilitasi istirahat dan pengeluaran bayi dengan
35

tidur kondisi ibu yang rileks


8. Membantu persalinan dan
8. Pertimbangkan jenis dan pengeluaran bayi agar ibu
sumber nyeri dalam lebih memiiki tenaga
pemeliharaan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi 9. Membantu proses persalinan
9. Anjurkan menggunakan dengan bantuan terapi
analgetik secara tepat farmakoliogi
10. Mendukung terapi
10. Ajarkan teknik famakologis agar nyeri dapat
nonfarmakologis untuk berkurang
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi 11. Membantu proses persalinan
11. Kolaborasi pemberian dengan bantuan terapi
analgetik. farmakoliogi
2 Keletihan b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama kala 1. Identifikasi gangguan 1. Mengidentifikasi faktor
kondisi fisiologis
II, diharapkan tingkat fungsi tubuh yang krletihan saat kontraksi
(kehamilan) keletihan pada klien dapat mengakibatkan kelelahan
menurun dengan kriteria 2. Monitor kelelahan fisik 2. Agar tidak terjadi kelemahan
hasil: dan emosional fisik sehingga mengakibatkan
1. Tenaga meningkat Terapeutik ketidaksadaran diri
2. Kemampuan melakukan 3. Sediakan lingkungan 3. Menjaga energy klien karena
aktivitas meningkat nyaman dan rendah suasana ruangan yang tenang
stimulus (mis, cahaya, dan nyaman
suara, kunjungan)
4. Berikan aktivitas distraksi 4. Mendsistraksi rasa lelah agar
yang menenangkan klien tetap memiliki tenaga
36

Edukasi
5. Anjurkan tirah baring 5. Agar menghemat energy agar
tidak terjadi kelelahan
6. Anjurkan mengubungi 6. Mencegah agar klien tetap
perawat jika tanda dan sadar saat akan melahirkan
gejala kelelahan tisak
berkurang
7. Ajarkan strategi koping 7. Untuk merecharge eneergi
untuk mengurangi klien
kelelahan
Kolaborasi
8. Kolaborasi dengan ahli 8. Agar menambah tenaga klien
gizi tentang cara tetap ada dan tidak terjadi
meningkatkan asupan kelelahan yang terus menerus
glukosa saat ibu sedang
proses persalinan (saat ibu
kehabisan energi)
37

E. Implementasi dan Evaluasi

N0 Diagnosa Tanggal Jam


Implementasi
Keperawatan Evaluasi

1 Nyeri 14 Mei 1. Mengajarkan dan membimbing S :


2020 teknik relaksasi pernafasan yaitu - Tidak terkaji
melahirkan b.d dengan segera setelah kontraksi
O:
pengeluaran dimulai, ambil nafas yang banyak
dan hembuskan dengan kuat. - Klien terlihat kelelahan
janin 2. Memposisikan klien senyaman - Terdapat luka episiotomy
mungkin dengan posisi litotomi. - Bayi lahir dengan normal
3. Berkolaborasi dengan dokter A :
untuk pemberian terapi - Masalah teratasi sebagian
farmakologi. P:
4. Berkolaborasi dengan bidan untuk - Lanjutkan intervensi sesuai kala
pertolongan persalinan. persalinan
5. Menganjurkan kepada suami atau
keluarga untuk memberikan
sentuhan halus pada klien.
6. Memantau TTV ibu dan DJJ janin

2 Keletihan b.d 14 Mei 1. Mengkaji tingkat kelelahan dan S :


kondisi 2020 kebutuhan untuk tidur klien - Tidak terkaji
2. Mengkaji faktor ang O :
fisiologis - Keadaan Umum baik
mempengaruhi istirahat
38

(kehamilan) 3. Berikan informasi tentang efek - Konjungtiva merah muda


kelelahan A:
4. Memberikan informasi tentang - Masalah sudah teratasi
kebutuhan untuk istirahat tidur P :
setelah kembali ke rumah - Hentikan intervensi
5. Mengkaji lingkungan rumah,
bantuan di rumah, adanya
saudara dan anggota keluarga
lain
39

KALA III
A. PENGKAJIAN
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh mules
2) Riwayat penyakit sekarang
Setelah bayi lahir jam 04.41 diberikan oksitosin 10 unit IM. Klien
dilakukan peregangan tali pusat terkendali. Jam 04.45 plasenta lahir
lengkap, dilakukan massase uterus teraba keras 1 jari diatas pusat. Kala III
berlangsung selama 5 menit dengan jumlah perdarahan 250 cc dan
dilakukan penjahitan pada luka episiotomi tanpa diberikan anastesi. Pasien
terlihar sangat lelah dan kesakitan saat dilakukan penjahitan.
3) Pemeriksaan fisik
Jam Ttv
04.50 TD: 130/90 mmHg,
N: 90x/menit
RR: 23x/menit
S: 36,70 C
05.05 TD: 130/90 mmHg
N: 88x/menit
05.20 TD: 130/90 mmHg
N: 86x/menit
05.35 TD: 130/90 mmHg
N: 87x/menit

a) Abdomen : kandung kemih kosong, kontraksi teraba keras, TFU 1 jari


diatas pusat
b) Genetalia : terdapat luka jahitan episiotomi
Jam Jumlah perdarahan
04.50 ±10 cc
05.05 ±5 cc
05.20 ±5cc
05.35 ±10 cc

c) Ektremitas : terpasang infus RL


40

4) Terapi
- Oksitosin 10 unit per IM
- RL drip sintosinon 5 unit 20 gtt/menit
- Cefazolin 2 gr dalam Nacl 0,9% 100 cc selanjutnya 3x1 gr IV
B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : Kehamilan aterm Resiko Perdarahan
- Klien mengeluh (cukup bulan)
mules ↓
DO : Penurunan kadar
- Bayi lahir estrogen dan
- Terdapat progesterone
episiotomi ↓
- Perdarahan ±250 cc HIS
- TD 130/90 mmHg ↓
- Nadi : 90x/menit Peningkatan tekanan
- R : 23x/menit intrauterine
- S: 36,7 0 C ↓
- Terdapat kontraksi Dilatasi pembukaan
uterus serviks
- Plasenta lahir ↓
lengkap 04.45 Persalinan spontan
- Terlihat meringis ↓
kesakitan ketika Pengeluaran janin
dilakukan ↓
penjahitan di luka Oksitosin
episiotomi ↓
Kontraksi uterus

Plasenta lahir

41

Resiko Perdarahan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan proses kelahiran plasenta.

D. INTERVENSI
42

N Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional


o
1. Resiko Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Menghasilkan
perdarahan tindakan keperawatan manajemen aktif kontraksi uterus yang
berhubungan selama 30 menit kala III (pemberian lebih efektif sehingga
dengan proses diharapkan tidak oksitosin, dapat mempersingkat
kelahiran terjadi perdarahan penegangan tali waktu, mencegah
placenta yang berlebihan pusat kerkendali, perdarahan berlebih.
dengan kriteria hasil: dan melahirkan
- Plasenta lahir plasenta).
dengan keadaan 2. Lakukan IMD 2. Menghasilkan
utuh kontraksi uterus yang
lebih efektif sehingga,
mencegah perdarahan
berlebih.
3. Kolaborasi
pemberian 3. Untuk merangsang
Oksitosin kontraksi yang kuat
pada uterus

E. IMPLEMENTASI

F. EVALUASI
43

Dx Kep Tanggal Waktu Evaluasi


Sabtu, 04.41 S=-
1 03-10-2020 O = Plasenta lahir pukul 04.45, lama kala III 5
menit, jumlah perdarahan ±250 cc
A = Resiko perdarahan
P = Lakukan pemantauan kala IV (observasi ttv
setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan 30
menit pada satu jam kedua)
44

VIA
No Judul Dan Penulis Validity Importancy Aplicability
1. Pengaruh Inisiasi Menyusu V1 :Sampel dalam IMD menyebabkan Artikel ini menjelaskan
Dini (IMD) Terhadap Lama penelitian ini adalah seluruh sentuhan dan hisapan pada mengenai manfaat IMD
Pelepasan Plasenta Pada Ibu ibu bersalin di BPM Choirul payudara ibu serta gerakan sehingga dapat diterapkan
Bersalin Kala III Mala Palembang dengan kaki bayi pada perut ibu untuk mempercepat
menggunakan teknik mendorong terbentuknya kelahiran plasenta pada
(Sari & Sunarsih, 2020) Accidental Sampling. oksitosin yang berdampak kala III. Dapat diterapkan
Kesimpulan : pada kontraksi pada uterus sebagai bagian dari
Penelitian ini belum sehingga membantu Asuhan Keperawatan
menyebutkan kriteriai mempercepat lepasnya
eksklusi serta kriteri droup plasenta. Sehingga IMD
out sampel yang digunakan dapat dikatakan
V2 :Metode yang digunakan mempengaruhi lamanya
pada penelitian ini kontraksi uterus dan
menggunakan True kelahiran plasenta pada
Experimental Design yang kala III
bersifat Randomized
Posttest Only Control
Design, rancangan jenis ini
yaitu kelompok intervensi
dan kontrol dipilih secara
acak, kemudian kelompok
intervensi diberi perlakuan
(treatment), sedangkan yang
lainnya tidak diberi
perlakuan dan kemudian
langsung diamati dan diukur
45

Kesimpulan :
Pada penelitian ini belum
dijelaskan berapa lama
ketika dilakukan intervensi
V3:Pemilihan sampel dari
penelitian seluruh ibu
bersalin atau bisa dibilang
total sampling.
Kesimpulan :
Pada penelitian ini tidak
disebutkan kriteria ekslusi
atau droup out sampel yang
digunakan.
V4 :Analisa bivariat, dari
hasil perhitungan uji
statistik Chi-Square
didapatkan nilai ρ value =
0,003, hal ini berarti nilai ρ
value < 0,05 maka ada
pengaruh yang signifikan
antara inisiasi menyusu dini
terhadap lama pelepasan
plasenta.
Kesimpulan :
Maka hasilnya terdapat
pengaruh antara IMD
dengan lamanya pelepasan
plasenta pada kala III.
46

V5 : 2. Sentuhan dan
hisapan pada payudara ibu
serta gerakan kaki bayi pada
perut ibu mendorong
terbentuknya oksitosin yang
berdampak pada kontraksi
pada uterus sehingga
membantu mempercepat
lepasnya plasenta.
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan
mengenai keuntungan IMD
bagi ibu dan bayinya.
2. Pengaruh Inisiasi Menyusui V1:Jurnal ini menggunakan Inisiasi menyusui dini Artikel penelitian
Dini (IMD) Terhadap Lama sampel penelitian ibu (IMD) berpengaruh menjelaskan manfaat dari
Pengeluaran Plasenta Pada bersalin pada kala III di terhadap waktu inisiasi menyusui dini
Kala III Persalinan BPM Mega Palembang. pengeluaran plasenta dan sehingga dapat diterapkan
Teknik pengambilan sampel mencegah perdarahan ibu sebagai pengembangan
(Sari Purnama & Oktaviani dengan cara non probability intervensi mandiri perawat
Adeningsih, 2018) sampling dengan metode dalam mempercepat
purposive sampling. pengeluaran plasenda dan
Kesimpulan: Pada jurnal mencegah perdarahan ibu.
ini tidak menjelaskan Sehingga bisa diterapkan
kriteria inklusi dan ekslusi. sebagai bagian dari asuhan
Metode pengumpulan data keperawatan maternitas
bersifat non random dengan pada persalinan kala III.
jumlah sampel hanya
kelompok perlakuan.
47

V2:Jurnal ini menggunakan


desain penelitian quasi
eksperiment dengan
rancangan post test control
grup design. Pengumpulan
data diperoleh dengan cara
pengambilan data primer
(lembar wawancara dan
lembar SOP) dan data
sekunder (data ibu hamil di
BPM Mega Palembang,
internet dan buku sumber).
IMD dilakukan dengan cara
meletakan bayi yang baru
lahir didada ibunya dan
membiarkan bayi ini
merayap untuk menemukan
puting susu ibu untuk
menyusu. Plasenta lahir 15
menit setelah kelahiran bayi.
Kesimpulan: Prosedur
teknik IMD tidak dijelaskan
secara detail.
V3:Pemilihan sampel pada
penelitian ini berdasarkan
kriteria inklusi dan ekslusi,
namun pada penelitian ini
tidak dipaparkan kriteria
48

ekslusi.
Kesimpulan: Pemilihan
sampel tidak homogeny,
sehingga pengontrol
variabel perancu kurang
diperhatikan.
V4:Analisa data pada
penelitian ini dilakukan saat
pengumpulan data
berlangsung dan setelah
pengumpulan data dalam
periode tertentu. Kemudian
data yang sudah diperoleh
dicatat/direkam dengan
menggunakan radio kaset
dan buat transkrip,
kemudian dipindahkan
dalam matrik lalu di
kelompokan sesuai dengan
tujuan penelitian.
Kesimpulan: Analisis yang
dilakukan tepat, terdapat
data univariat dan bivariat.
V5:Pembahasan
menyebutkan kesamaan
hasil penelitian dengan
penelitian sebelumnya,
membahas tentang hasil
49

penelitian, jumlah sampel


sedikit.
Kesimpulan: Terdapat
pembahasan non internal
causal validity dan
eksternal validity, namun
pembahasan causal internal
validity tidak ditemukan.

3. Hubungan Antara Inisiasi V1:Jurnal ini menggunakan Inisiasi menyusui dini Artikel penelitian
Menyusui Dini Dengan sampel penelitian ibu (IMD) dapat merangsang menjelaskan manfaat dari
Kecepatan Waktu bersalin pada kala III di. Di pengeluaran hormon inisiasi menyusui dini
Pengeluaran Plasenta Pada Ruang Dahlia I RSU USD oksitosin yang dapat sehingga dapat diterapkan
Kala III Persalinan Di Gambiran Kota Kediri merangsang kontraksi sebagai pengembangan
Ruang Dahlia I RSU USD sebanyak 15 orang. uterus sehingga intervensi dalam
Gambiran Kota Kediri Teknik pengambilan sampel meningkatkan waktu mempercepat pengeluaran
dengan metode random pengeluaran plasenta dan plasenda dan mengurangi
(Yunarsih & Rahayu, 2016) sampling. mengurangi perdarahan perdarahan ibu. Sehingga
Kesimpulan: Penelitian ini ibu bisa diterapkan sebagai
tidak menjelaskan kriteria bagian dari asuhan
inklusi dan ekslusi. keperawatan maternitas
Pengambilan data bersifat pada persalinan kala III.
random

V2:Jurnal ini menggunakan


desain penelitian kohor
(longitudinal prospektif).
Peneliti melakukan IMD
50

setelah bayi lahir kemudian


badan dan kepala bayi
dikeringkan lalu bayi
diletakan didada ibu
diantara payudara kemudian
ibu dan bayi diselimuti
bersama.
Kesimpulan:
Prosedur teknik IMD
dijelaskan cukup detail.
V3:Pemilihan sampel pada
penelitian ini berdasarkan
kriteria inklusi, namun pada
penelitian ini kriteria ekslusi
tidak dipaparkan.
Kesimpulan: Pemilihan
sampel tidak homogen
sehingga faktor perancu
kurang diperhatikan.
V4:Analisa data yang
dilakukan pada penelitian
ini menggunakan uji
statistik T test dengan
bantuan SPSS 20 for
windows.
Nilai p (0,037) <α (0,05),
yang artinya H0 ditolak dan
H1 diterima berarti ada
51

hubungan yang signifikan


antara IMD dengan waktu
pengeluaran plasenta.
Kesimpulan: Analisis yang
dilakukan tepat. Terdapat
sajian data univariat sebagai
basaline data dan hasil
bivariat.
V5:Pembahasan
menyebutkan kesamaan
hasil penelitian dengan
penelitian sebelumnya,
membahas tentang hasil
penelitian, jumlah sampel
sedikit.
Kesimpulan: Terdapat
pembahasan non internal
causal validity dan
eksternal validity, namun
pembahasan causal internal
validity tidak ditemukan.
52

Kala IV
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Klien mengatakan merasa kesakitan saat dilakukan penjaitan
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat dikaji, pasien terlihat sangat lelah dan kesakitan saat
dilakukan penjaitan pada luka epiostomy tanpa diberikan anastesi.
Pasien terlihat ingin tidur dan masih dilakukan IMD sampai 1 jam
postpartum. Pasien terlihat tertidur karena kelelahan. Kontaksi
uterus teraba keras.
c. Maternal-Infant Bonding : masih dilakukan IMD sampai 1 jam
postpartum
d. Adaptasi nyeri : -
e. Pemfis (head to toe) fokus yang paling actual
f. Keadaan umum
Klien terlihat lemas dengan kesadaran CM
Hasil TTV, TD: 120/70 mmHg, N: 82/menit, R: 21/menit dan S:
36,1c
g. Kepala
Warna kulit, keadaan rambut, berbau amis, adanya lesi atau tidak,
dan adanya nyeri tekan atau tidak
h. Mata
Konjungtiva anemis, warna sclera kemerahan, ketajaman
penglihatan baik, menggunakan alat bantu penglihatan atau tidak,
terdapat edema periorbital atau tidak.
i. Hidung
Fungsi penciuman baik atau tidak, adanya PCH atau tidak,
kebersihan area hidung terjaga dengan kepatenan fungsi jalan napas
baik
j. Telinga
Kebersihana telinga, posisi simetris, tidak terdapat lesi
53

k. Leher
Adanya pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak, adanya
pembesaran JPV atau tidak, adanya hiperpigmentasi atau tidak.
l. Dada
Kebersihan payudara terjaga atau tidak, warna areola, keadaan
putting menonjol atau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak, warna
kulit.
m. Abdomen
Terdapat linea nigra, striae gravidarum, adanya lesi atau tidak, TFU
1jari dibawah pusat, kontraksi uterus teraba keras, kapasitas
kandung kemih kosong.
n. Genetalia dan Anus
Terdapat pengeluaran darah ±250cc pada kala III, 2 jam setelah
plasenta lahir lengkap sebanyak ±40cc, adanya varises atau tidak,
adanya hemoroid atau tidak, terdapat heckting luka post
episiotomy.
Pengeluaran urin sebanyak 300cc.
o. Ekstremitas
Terpasang infus RL+oxytosin 5 (20gtt/menit), adanya edema atau
tidak di ekstremitas atas maupun bawah, CRT <3 detik, kekuatan
otot
p. Terapi (obat, cairan infus)

Nama Waktu Cara Fungsi


No Dosis
Obat P S S M
1 Cefazolin

2 NaCL

3 RL 20gtt IV Pada ibu hamil cairan


54

ini umumnya digunakan


sebagai hidrasi atau
terapi penambah cairan
dan elektrolit tubuh agar
terjaga
keseimbangannya
q. Pemeriksaan penunjang

Jenis Tanggal
Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan 13-05-2020
Hemoglobin 11,2 12-16 gr/dL
Leukosit 9200 3.800-10.600 Sel/uL
Eritrosit 4.51 3.5-5.8 Juta/uL
Hematokrit 34,5 35-47 %
Trombosit 240.000 150.000-440.000 Sel/uL
Golongan darah -
HbsAg Negative
Anti HIV Non Reaktif
Rhesus faktor +

2. ANALISA DATA

No Analisa Data Etiologi Masalah


Keperawatan
55

1. DS : tidak terkaji Proses persalinan Nyeri Akut

DO : robekan jalan lahir


- Pasien tampak
kesakitan akibat diskontinuitas jaringan
tindakan
episiotomi tanpa Pelepasan mediator kimiawi
menggunakan
anastesi Prostaglandin, histamine,
- TD 130/90 mmHg serotonin, bradikinin
merangsang nosiseptor

Impuls ke serabut aferen

Medulla spinalis

Thalamus

Persepsi nyeri

Nyeri Akut
2. DS : tidak terkaji Proses persalinan Resiko infeksi
DO :
- Klien dilakukan robekan jalan lahir
tindakan
episiotomy diskontinuitas jaringan
- Leukosit 9000
sel/uL
Mikroorganisme dapat
masuk secara asendens

Resiko Infeksi

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


a. Nyeri akut b.d inkontinuitas jaringan luka episiotomi ditandai dengan
pasien tampak kesakitan
b. Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif
56

4. INTERVENSI

No DX Kep Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Pantau TTV klientiap 15 menit 1. Mengidentifikasi keadaan umum
inkontinuitas tindakan keperawatan dalam 1jam pertama dan 30 menit klien selama dilakukan tindakan
jaringan luka selama kala IV dalam 1jam berikutnya medis
episiotomi ditandai diharapkan nyeri yang
dengan pasien dirasakan klien dapat 2. Lakukan teknik relaksasi nafas 2. Memfasilitasi distraksi dan
tampak kesakitan menurun dengan kriteria dalam menurunkan transmisi sensorik
hasil : stimulasi dari dinding abdomen
1. Klien tampak tenang EBN menggunakan Aromatherapi sehingga mengurangi
tidak meringis Lavnder
kesakitan 3. Berikan teknik nonfarmakologis 3. Aromateapi dapat merangsang
2. Skala nyeri 1 (0-10) dengan aromaterapi lavender otak dengan menstimulasi hormon
endorfine dan menekan rasa nyeri
yang dirasakan sehingga bisa
membuat lebih merasa tenang
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan 1. Lakukan hand hygine 1. Hand hygine digunakan sebagai
efek prosedur invasif tindakan keperawatan proteksi utama yang dapat
selama kala IV, meminimalisir angka kejadian
diharapkan risiko infeksi 2. Kolaborasi dengan dokter untuk penularan risiko infeksi
tidak terjadi pada klien pemberian terapi farmakologi 2. Pemberian obat antibiotic dapat
dengan kriteria hasil: antibiotic (Cefazolin 2 gr dlm membunuh bakteri dan
1. Tidak terdapat tanda- NaCl 0,9% 100 cc selanjutnya 3x1 mengurangi terjadinya risiko
tanda infeksi gr IV) infeksi
2. Luka episiotomy
tertutup kembali 3. Edukasikan kepada klien dan 3. Hand hygine digunakan sebagai
3. Leukosit dalam keluarga untuk melakukan proteksi utama yang dapat
57

rentang normal (3.800- handhygine meminimalisir angka kejadian


10.600 sel/uL) penularan risiko infeksi
4. Observasi tanda-tanda infeksi

4. Mengidentifikasi derajat luka dan


adanya tanda-tanda infeksi

IMPLEMENTASI

Dx Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi


2 14 Mei 06.45 1. Melakukan hand hygine S : Klien mengatakan masih terasa nyeri
R/ hand hygine setiap sebelum dan sesudah luka jahitan.
melakukan tindakan, kebersihan tangan terjaga O : Perineum dihecting dalam jelujur
1,2 07.00 2. Mengobservasi TTV klien tiap 15 menit dalam subcuticuler, skala nyeri 2,. TD 100/70
1jam pertama dan 30 menit dalam 1jam berikutnya mmHg, HR 116 x/’, suhu 38,40C.
R/ TD: 130/80 mmHg, N: 90x/menit, R: 20/menit A : Nyeri akut
09.30 dan S: 36,6c. P : Lanjutkan intervensi
3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk
mengatasi nyeri
R/ relaksasi nafas dalam diaplikasikan pada saat
klien mengeluh nyeri
4. Memberikan relaksasi menggunakan aromaterapi
lavender
R/ aroma terapi dapat menstimulasi hormon
endorfine dan menekan rasa nyeri yang dirasakan
sehingga ibu lebih merasa tenang
2 15 Mei 08.15 1. Memberikan edukasi tentang perawatan perineum :
58

untuk selalu mengeringkan vulva dan perineum S:-


setiap sudah BAK.
09.00 R/ perawatan perineum dengan benar akan O : Perineum dihecting dalam jelujur
mengantisipasi terjadinya infeksi pada luka subcuticuler, skala nyeri 2,. TD 100/70
episiotomy mmHg, HR 116 x/’, suhu 38,40C.
2 2. Menganjurkan kepada klien untuk menggunakan
pembalut yang dapat menyerap perdarahan yang A : Resiko infeksi
keluar dan sering dalam menggangti pembalut
R/ penggunaan pembalut dengan benar dan bersih P :Lanjutkan intervensi (1,2).
akan mengurangi proses infeksi
59

PICO

1. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada


Pasien Postpartum Normal Di Rsud Kota Semarang
P: Pasien postpartum normal di RSUD Kota Semarang yang mengalami nyeri
setelah bersalin dengan jumlah 5 responden.

I: Pemberian aromaterapi lavender dengan cara diteteskan 3 – 5 tetes ke


saputangan atau kapas

C: -

O: untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien postpartum dengan intervensi


pemberian aromaterapi lavender

2. Pemberian Aromaterapi Lavender Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri


Persalinan
P: Seluruh ibu bersalin yang diperkiran lahir pada bulan januari – februari
2019

I: Pemberian aromaterapi lavender

C: -

O: untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien postpartum dengan intervensi


pemberian aromaterapi lavender

3. Efektivitas Inhalasi Aromaterapi Lavender (Lavendula Augustfolia) Dan


Neroli (Citrus Aurantium) Terhadap Penurunan Nyeri Proses Persalianan
P: pasien ibu postpartum dengan jumlah 30 ibu postpartum

I: Pemberian aromaterapi lavender

C: ingin membandingkan aromaterapi lavender dan neroli terhadap penurunan


nyeri proses persalinan

O: untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien postpartum dengan intervensi


pemberian aromaterapi lavender dan neroli dan dilihat keefektifannya.
60
61

No Judul, Tahun Dan Pengarang Validity Importancy Applicability


1. Pengaruh Aromaterapi V1: Pada artikel ini responden Pada artikel ini Pada artikel ini
Lavender Terhadap Penurunan merupakan ibu postpartum terdapat pengaruh terdapat manfaat bagi
Intensitas Nyeri Pada Pasien normal di RSUD Kota aromaterapi lavender ibu postpartum dan
Postpartum Normal Di RSUD Semarang di ruang Parikesit yang diberikan kepada keluarga dalam
Kota Semarang dan Dewi Kunti mulai tanggal ibu postpartum dengan menurunkan skala
(Pambudi, Angki Bagus dan 21 November 2016 – 20 penurunan skala nyeri nyeri serta bagi
Endang Supriyanti, 2018) Januari 2016 yang mengalami dari sebelum diberikan peneliti itu sendiri.
nyeri setelah bersalin dengan aromaterapi adalah
jumlah responden 5 orang (5.4) kemudian
dengan trknik Purposive menjadi (4.0).
Samplin, dengan usia 20 – 30 kemudian hari kedua
tahun pendidikan SMP dan sebelum diberikan
SMA, tidak ada komplikasi, aromaterapi (4.4)
skala nyeri ringan – sedang, kemudian menjadi
postpartum normal hari ke nol (2.8).
satu dan dua tidak
mendapatkan terapi anakgesik.
V2: Pada artikel ini alat yang
digunakan adalah:
1. Numeric Rating Scale
(NRS)
2. Minyak lavender
3. Kapas atau sapu tangan
4. Lembar kerja, berisi tentang
intensitas nyeri pasien
sebelum dan sesudah
dilakukan pemberian
62

aromaterapi
Pada artikel ini prosedur yang
digunakan adalah:
1. Meneteskan ekstra lavender
pada kapas atau sapu tangan
sebanyak ± 3 – 5 tetes
2. Dekatkan kapas atau sapu
tangan yang telah diberi
ekstra lavender tersebut
pada hidung pasien
3. Dihirup secara perlahan ±
15 menit
4. Dilakukan sebanyak 2 kali
atau dua hari pemberian
dengan hari atau jam
pemberian yang berbeda
untuk memvalidasi ada atau
tidaknya pengaruh
aromaterapi lavender
terhadap nyeri pada ibu post
partum normal.
V3: Tidak ada variabel perancu
V4: Penelitian ini
menggunakan jenis studi kasus
dengan metode pendekatan
deskriptif, pengambilan data
menggunakan Pretest –
Posttest Desain Analisis data
63

dihitung menggunnakan paket


statistik SPSS dan nilai yang
dicari adalah nilai rata – rata
dan distribusi frekuensi
karakteristik, pada artikel ini
disebutkan bahwa ada
penurunan skala nyeri dimana
sebelum diberikan aromaterapi
adalah (5.4) kemudian menjadi
(4.0). kemudian hari kedua
sebelum diberikan aromaterapi
(4.4) kemudian menjadi (2.8).
Penurunan atau perubahan
skala nyeri setelah diberikan
aromaterapi lavender hari
pertama rata – rata adalah (1.4)
dan hari kedua (1.6) setelah
dihitung rata – rata penurunan
nyeri selama dua hari adalah
(2.6) skala nyeri.
V5: Sejalan dengan penelitian
(Karlina, 2014) dikatakan
bahwa ada pengaruh intensitas
nyeri pada ibu nifas kala I
persalinan setelah pemberian
aromaterapi lavender, sebelum
diberikan aromaterapi
intensitas nyeri adalah (7.65)
64

kemudian sesudah dilakukan


pemberian aromaterapi
menjadi (4.65).
2. Pemberian Aromaterapi V1: Pada artikel ini responden Pada artikel ini Pada artikel ini
Lavender Untuk Menurunkan merupakan seluruh ibu bersalin terdapat pengaruh terdapat manfaat bagi
Intensitas Nyeri Persalinan yang hari perkiraan lahir pada aromaterapi lavender ibu postpartum dan
(Sagita, Yona Desni dan bulan januari – februari 2019 yang diberikan kepada keluarga dalam
Martina, 2019) yang datang ke PMB Tri ibu postpartum dengan menurunkan skala
Yunida Kotabumi Lampung penurunan skala nyeri nyeri serta bagi
Utara dengan jumlah sampel dari sebelum diberikan peneliti itu sendiri.
30 orang. aromaterapi adalah
V2: Pada artikel ini alat yang (7,03) nyeri berat
digunakan adalah: menjadi (5,00) nyeri
1. Alat ukur kuesioner sedang.
2. Skala nyeri VAS (Visual
Analog Scale)
V3: Tidak ada variabel perancu
V4: Penelitian ini berjenis
kuantitatif dengan desain
penelitian menggunakan pra
eksperimen dengan one group
pretest and posttest design.
Analisis data dihitung
menggunnakan paket statistik
SPSS melalui Shapiro Wilk
dan Uji T-test. pada artikel ini
disebutkan bahwa ada
penurunan skala nyeri dimana
65

sebelum diberikan aromaterapi


adalah (7,03) nyeri berat
kemudian sesudah diberikan
aromaterapi (5,00) nyeri
sedang.
V5: Sejalan dengan penelitian
(Jaelani, 2009) dikatakan
bahwa ada pengaruh
aromaterapi lavender dapat
menurunkan tingkat nyeri,
sakit dan stress pada kehamilan
dan persalinan.
3. Efektivitas Inhalasi V1: Pada artikel ini responden Pada penelitian ini Pada artikel ini
Aromaterapi Lavender merupakan ibubersalinkala I menunjukan bahwa terdapat manfaat bagi
(Lavendula Augustfolia) Dan fase aktif di RB Delta Mutiara dari kelompok inhalasi ibu postpartum dan
Neroli (Citrus Aurantium) Candi Sidoarjo 2 kelompok ibu aromaterapi lavender keluarga dalam
Terhadap Penurunan Nyeri bersalin yaitu 30 ibu bersalin (Lavendula menurunkan skala
Proses Persalianan yang diberikan perlakukan Augustfolia) dan nyeri serta bagi
(Azizah, Nurul, Rafhani inhalasi aromaterapi lavender neroli (Citrus peneliti itu sendiri.
Rosyidah dan Hanik (LavendulaAugustfolia) dan 30 Aurantium) sama-
Machfudloh, 2020) ibu bersalin yang diberikan sama terjadi
inhalasi neroli penurunan skor nyeri
(CitrusAurantium). Dengan persalinan yang
jumlah responden 60 orang. signifikan setelah
V2: Pada artikel ini alat yang diberikan perlakuan.
digunakan adalah: Namun terdapat
1. Menggunakan data primer perbedaan dari rerata
2. Skala nyeri VAS (Visual skor penurunan nyeri
66

Analog Scale) pasca persalinan yang


Pada artikel ini prosedur yang menunjukkan bahwa
digunakan adalah: pada kelompok
1. Melakukan pengukuran inhalasi aromaterapi
secara langsung nyeri lavender (Lavendula
persalinan sebelum dan Augustfolia)
setelah diberikan intervensi menunjukkan
inhalasi aromaterapi penuruan intensitas
lavender dan neroli. nyeri lebih tinggi.
2. Menggunakan skala nyeri
VAS (Visual Analog Scale)
3. Kemudian membandingkan
nilai selisih pretest dan
posttest pada kedua
kelompok perlakuan.
V3: Tidak ada variabel perancu
V4: Metode penelitian
menggunakan Quasi
Eksperimental dengan metode
Non equivalent Control Group
Design menggunakan pretest–
posttest Analisis data dihitung
menggunnakan paket statistik
SPSS melalui Uji T-test. Pada
artikel ini disebutkan bahwa
intervensi sebelum
menggunakan aromaterapi
lavender skala nyeri (8,01)
67

sesudah menggunakan
aromaterapi lavender (3,05)
dan intervensi sebelum
menggunakan aromaterapi
neroli (8,04) sesudah
menggunakan aromaterapi
neroli (4,05).
V5: Sejalan dengan penelitian
(Sarrow, 2013) dikatakan
bahwa ada kandungan Citrus
Aurantium, komponen terbesar
minyak esensial neroli (Citrus
Aurantium) adalah linalool
(29,14%), β-pinene (19,08%),
limonene (12,04%), trans-β
-ocimene (6,06%) dan E-
farnesol (5,14%).
Aromaterapi lavender
(Lavendula Augustfolia)
mempunyai kandungan zat
aktif berupa linalool dan linalyl
yang dapat berfungsi sebagai
analgetik, serta dapat
meningkatkan hormon
endorpin sebagai akibat
rangsangan hipotalamus oleh
aromaterapi lavender
(Lavendula Augustfolia),dapat
68

menghasilkan rasa tenang, rasa


bahagia dan relaks, serta
melemasakan otot otot yang
tegang akibat rasa nyeri,
sehingga rasa nyeri yang
dialami ibu pasca persalinan
dapat berkurang dengan terapi
inhalasi aromaterapi lavender
(Lavendula Augustfolia)
(Wallbanks, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nurul. 2020. Efektivitas Inhalasi Aromaterapi Lavender (Lavendula


Augustfolia) Dan Neroli (Citrus Aurantium) Terhadap Penurunan Nyeri
Proses Persalianan. Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah.

Damayanti, Dkk. 2015. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta.


Deepublish
Fatmawati, Ariani. 2017. Modul Study Case Analisis Dan Praktikum
Keperawatan Maternitas Kelas B. Cetakan Pertama. Bandung: Stikes
Aisyiyah Bandung
Manjoer, Dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakara: FK
UI
Manuaba, I B G. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana
Untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid II. Jakarta: EGC
Mutmainah, Anissa. 2017. Asuhan Persalinan Normal Dan Bayi Lahir.
Yogyakarta: Deepublish
Nadia, & Endarti, A. T. (2016). Pengaruh Massage Counter-Pressure Terhadap
Adaptasi Nyeri Persalinan Kala 1 Dan Kecepatan Pembukaan. 8, 7–13.
Oktarian, Mika. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Andi Offiset
Pambudi, Angki Bagus Dan Endang Supriyanti. 2018. Pengaruh Aromaterapi
Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Postpartum
Normal Di RSUD Kota Semarang. Semarang: AKPER Widya Husada.

Paseno, M., Situngkir, R., Pongantung, H., Wulandari, F., Astria, D., Wulandari,
F., & Astria, D. (2019).Massage Counter Pressure Dan Massage Effleurage
Efektif Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Massage Counter Pressure And
Massage Effleurage Effectively. 7(1).
Rahmawati, L., & Ningsih, M. P. (2019). Efektifitas Teknik Counter Pressure
Dan
Abdominal Lifting Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif Di Bpm Kota Padang. Jurnal Medikes (Media Informasi).

Sagita, Yona Desni Dan Martina. 2019. Pemberian Aromaterapi Lavender Untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri Persalinan Vol 1 No 2. Pringsewu: Universitas
Aisyah.
Sari Purnama, B., & Oktaviani Adeningsih, S. (2018). PENGARUH INISIASI
MENYUSU DINI ( IMD ) TERHADAP LAMA PENGELUARAN
PLASENTA PADA KALA III PERSALINAN. Jurnal Kesehatan
Pembangunan, 8(16), 109–112.
Sari, Y., & Sunarsih, S. (2020). PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
TERHADAP LAMA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN
KALA III. Jurnal Cendikia Medika, 5(April).
Sari, Kartika Dkk. 2015. Jurnal Keperawatan Sudirman. Vol 10 No 3.
Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono.
Yunarsih, &Rahayu, D. (2016). HUBUNGAN ANTARA INSIASI MENYUSUI
DINI DENGAN KECEPATAN WAKTU PENGELUARAN PLASENTA
PADA KALA III PERSALINAN DI RUANG DAHLIA GAMBIRAN
KOTA KEDIRI. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(1), 105–108.

Anda mungkin juga menyukai