R USIA 23
TAHUN G1P0A0 DENGAN USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU
DI RUANG BERSALIN RS AL-ISLAM BANDUNG
Dosen Pengampu:
Ariani Fatmawati, S.Kep., Ners., M.Kep., Ns., Sp.Kep., Mat.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Ny. R
b. Usia : 23 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : IRT
f. Status marital : Menikah
g. Agama : Islam
h. Suku bangsa : Sunda
i. Tanggal MRS : 13 Mei 2020 jam 13.00
j. Tanggal dilakukan : Tidak dilakukan operasi
operasi
k. Tanggal pengkajian : 13 Mei 2020 jam 23.00
l. No. Medrec :-
m. Diagnosa medis : G1P0A0
n. Alamat :-
1
2
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
SMRS klien mengatakan ada pengeluaran cairan bening dari vagina dan
sudah merasa mulas-mulas. Mules dan keluar cairan dirasakan dari jam 07.00
WIB. Di VK dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm, portio tebal dan
lunak, selaput ketuban tidak teraba, kepala masih diatas, penyusupan kepala
teraba ubun-ubun kecil. His 2x10’x25”, gerakan janin aktif, DJJ 145x/menit.
Ini merupakan kehamilan pertama dan pasien tidak pernah mengalami abortus.
Pasien mengatakan HPHT 25 Agustus 2018. Hasil pemeriksaan USG usia
gestasi 37-38 minggu, cairan amnion cukup.Pada saat dilakukan pengkajian
jam 23.00 WIB, pasien mengeluh mules seperti mau buang air besar, wajah
pasien terlihat meringis kesakitan, mules dirasakan di perut bawah, nyeri
dirasakan sampai ke pinggang, mulas semakin bertambah terutama pada saat
terjadi kontraksi. Ibu terlihat Tarik nafas dalam saat kontraksi. Hasil
pemeriksaan leopold: presentasi kepala, sudah masuk PAP 2/5, TFU 30 cm,
DJJ 148x/menit, kontraksi 3x10’x30”. TD 130/80 mmHg, N 83x/menit, R 22
x/menit, S 36,5°C. Pemeriksaan dalam pembukaan 6 cm, portio tebal dan
lunak, penyusupan kepala teraba tulang terpisah, penurunan kepala di hodge 2,
presentasi kepala, ketuban masih keluar berwarna jernih.AR 1’ pertama 7 dan
5’ kedua 9.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular mengatakan,
alergi terhadap jenis makanan, minuman dan obat-obatan. Menjalani proses
operasi atau riwayat imunisasi TT (Tettanus Toxoid). Kebiasaan merokok dan
minum alkohol, perjalanan pengeluaran cairan vagina.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji riwayat kesehatan keluarga yang memiliki penyakit menular seperti
TBC dan penyakit keturunan seperti hipertensi, DM atau asma.
4. Riwayat obstetri dan gynecologi
a. Riwayat obstetri
(1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
3
Keterangan:
- Masalah hamil :
Terkena darah tinggi, bengkak, infeksi saluran perkemihan, perdarahn,
premature,dll
- Masalah lahir/ persalinan :
SC atas indikasi, perdarahan, kejang-kejang dll
- Masalah Nifas :
Perdarahan, infeksi, anemia, dll
- Masalah bayi :
Pernapasan, nutrisi, icterus, cacat, meninggal dalam kandungan (IUFD),
meninggal setelah lahir, dll.
8) Abdomen
Kaji adanya linea nigra, striae gravidarum, lesi, HIS (+) dengan durasi
kontraksi 3x10’x30”. TD 130/80 mmHg, N 83x/menit, R 22 x/menit, S
36,5°C. Saat dilakukan pemeriksaan dalam saat di RS pukul 13.00
masuk pembukaan 6 cm, portio tebal dan lunak, penyusupan kepala
teraba tulang terpisah, penurunan kepala di hodge 2, presentasi kepala,
ketuban masih keluar berwarna jernih. AR 1’ pertama 7 dan 5’ kedua
9. BBL 3620 gram, PBL 53 cm.Hasil pemeriksaan leopold: presentasi
kepala, sudah masuk PAP 2/5, TFU 30 cm, DJJ 148x/menit,
9) Genetalia dan Anus
Terdapat pengeluaran air jernih seperti air ketuban, PD: 2-3cm, tidak
terdapat varises, tidak terdapat hemoroid
10) Ekstremitas
Terpasang infus RL drip sintosinon 5 unit 20 gtt/ menit, tidak terdapat
edema di ekstremitas atas maupun bawah, CRT <3 detik, kekuatan
otot
5 5
5 5
e. Pemeriksaan penunjang
Tanggal
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 11,2 12-16 gr/dL
Leukosit 9200 3.800-10.600 Sel/uL
Eritrosit - 3.5-5.8 Juta/uL
Hematokrit 34,5 35-47 %
Trombosit 240.000 150.000-440.000 Sel/uL
9
Golongan darah -
HbSAg Negative
Anti HIV Non reaktif
10
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Do: Kehamilan preterm Nyeri melahirkan
- Wajah pasien terlihat
b.d dilatasi
meringis kesakitan Penurunan kadar estrogen
- Wajah pasien terlihat dan progesterone serviks
menangis dan
berteriak HIS meningkat
- Pasien terlihat
kelelahan saat Peningkatan intrauterine
meneran
- Pemeriksaan dalam Dilatasi pembukaan
pembukaan 2 cm serviks
- portio tebal dan lunak
- selaput ketuban tidak Kontraksi semakin cepat
teraba dan kuat
- kepala masih diatas,
penyusupan kepala Merangsang medulla
teraba ubun-ubun spinalis
kecil.
- His 2x10’x25”, Hipotalamus
gerakan janin aktif
- DJJ 145x/menit Dipersepsikan nyeri
- Hasil pemeriksaan
leopold: presentasi
kepala, sudah masuk
PAP 2/5, TFU 30 cm,
DJJ 148x/menit,
kontraksi 3x10’x30”.
- TD 130/80 mmHg, N
83x/menit, R 22
x/menit, S 36,5°C.
- Pemeriksaan dalam
pembukaan 6 cm,
portio tebal dan lunak,
penyusupan kepala
teraba tulang terpisah,
penurunan kepala di
hodge 2, presentasi
kepala, ketuban masih
keluar berwarna
jernih.
Ds:
- Nyeri dirasakan
sampai ke pinggang
11
- Pasien mengeluh
mulas dan semakin
bertambah terutama
pada saat terjadi
kontraksi
- Pasien mengeluh
kesakitan
2. DS : Kehamilan anak pertama Ansietas
- Kehamilan saat ini
merupakan G1P0A0 (aterm 37-38
kehamilan minggu)
pertama
DO : Belum ada pengalaman
- Klien terlihat gelisah dalam menjalani
- Klien tidak tenang persalinan
- Wajah tampak tegang
- Kehamilan klien Kurang terpaparnya
merupakan kehamilan informasi tentang proses
pertama persalinan
- G1P0A0 aterm
- Hasil pemeriksaan Merasa gelisah dan tidak
leopold: presentasi tenang
kepala, sudah masuk
PAP 2/5, TFU 30 cm, Ansietas
DJJ 148x/menit,
kontraksi 3x10’x30”.
- TD 130/80 mmHg, N
83x/menit, R 22
x/menit, S 36,5°C.
3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (persiapan persalinan).
12
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Do: Nyeri melahirkan Setelah dilakukan Observasi 1. Skala nyeri dapat
- Wajah pasien b.d dilatasi tindakan keperawatan 1. Kaji nyeri dan skala nyeri memberikan gambaran
terlihat meringis serviks selama kala I nyeri pasien dengan numeric seberapa besar persepsi nyeri
kesakitan dapat diturunkan dengan pain scale (skala 0-10) yang pasien rasakan
- Wajah pasien kriteria hasil: 2. Identifikasi respon nyeri berdasarkan berat ringannya
terlihat menangis 1. Klien tidak gelisah non verbal rasa sakit yang dibuat
dan berteriak 2. Klien tidak meringis 3. Kaji tampilan vagina, menjadi terukur dengan
- Pasien terlihat 3. Skala nyeri tonjolan perineum, mengobjektifkan pendapat
kelelahan saat berukurang jadi 4-5 hemoroid, dan lakukan subjektif nyeri
meneran (0-10) periksa dalam untuk 2. Nosiseptor yang diterima di
- Pemeriksaan 4. Klien dapat menentukan pembukaan, reseptor-reseptor kulit,
dalam pembukaan melakukan teknik kondisi ketuban, posisi pembuluh darah, visera,
2 cm penanganan nyeri presentasi dan penurunan musculoskeletal, dll
- portio tebal dan nonfarmakologi kepala terhadap jalan lahir kemudian diteruskan menuju
lunak 5. DJJ dalam rentang 4. Pantau kontraksi uterus korteks. Kemudian
- selaput ketuban normal (100- meliputi frekuensi, diteruskan menuju thalamus
tidak teraba 160x/menit) intensitas dan durasinya di otak berlanjut menuju
- kepala masih 6. TTV dalam rentang setiap 30 menit medulla spinalis yang
diatas, normal Terapeutik selanjutnya diteruskan ke
penyusupan TD: 100-140/60-90 1. Lakukan teknik relaksasi saraf tepi sehingga ada reaksi
kepala teraba mmHg nafas dalam pada nervus fasialis berupa
ubun-ubun kecil. N : 60-100x/menit 2. Posisikan klien senyaman ekspresi meringis atau reaksi
- His 2x10’x25”, R : 16-24x/menit mungkin dengan posisi emosi, psikis dan motorik.
gerakan janin S : 36,5-37,5c miring kiri menghindarkan 3. Mengidentifikasi pembukaan
aktif penekanan vena kava persalinan berdasarkan
13
Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
- DJJ 145x/menit sehingga meningkatkan anatomis vagina, Posisi
- Hasil pemeriksaan sirkulasi ke ibu maupun ke miring kiri dapat
leopold: janin serta saat meneran menghindarkan penekanan
presentasi kepala, 3. Anjurkan kepada keluarga vena kava sehingga
sudah masuk PAP untuk memberikan meningkatkan sirkulasi ke
2/5, TFU 30 cm, sentuhan halus pada ibu maupun ke janin
DJJ 148x/menit, bagian punggung 4. Teknik relaksasi napas dalam
kontraksi 4. Observasi TTV tiap 2 atau dapat membantu merelaksasi
3x10’x30”. 4 jam otot-otot dalam tubuh
- TD 130/80 5. Observasi DJJ tiap ½ atau 5. Mengidentifikasi nyeri yang
mmHg, N 1 jam diakibatkan oleh adanya HIS
83x/menit, R 22 6. EBN: memberikan 6. Menangani nyeri akibat
x/menit, S terapi massage counter- kontraksi uterus (HIS)
36,5°C. pressure. dengan terapi farmakologi
- Pemeriksaan Kolaborasi 7. Sentuhan halus merupakan
dalam pembukaan 1. Kolaborasi dengan dokter teknik distraksi yang dapat
6 cm, portio tebal untuk pemberian terapi menurunkan skala nyeri
dan lunak, farmakologi 8. Mengidentifikasi keadaan
penyusupan umum klien selama
kepala teraba dilakukan tindakan medis
tulang terpisah, 9. Mengidentifikasi keadaan
penurunan kepala umum janin
di hodge 2, 10. EBN : Metode massage
presentasi kepala, counter pressure dapat
ketuban masih mengurangi intensitas nyeri
keluar berwarna persalinan kala I dan dapat
14
Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
jernih. berpengaruh terhadap
Ds: kecepatanpembukaan.
- Nyeri dirasakan Teknik ini efektif
sampai ke menghilangkan sakit
pinggang punggung pada
- Pasien mengeluh persalinanmengurangi
mulas dan nyeri tajam dan
semakin memberikan sensasi
bertambah menyenangkan dan
terutama pada melawan rasa tidak
saat terjadi nyaman pada saat
kontraksi kontraksi atau diantara
- Pasien mengeluh kontraksi.
kesakitan
2. DS : Ansietas Setelah dilakukan 1. Lakukan komunikasi 1. Komunikasi terapeutik
- berhubungan tindakan keperawatan terapetik membantu menjalin
DO : dengan krisis selama 1x30 menit, 2. Jelaskan prosedur kepercayaan dengan klien
- Klien terlihat situasional diharapkan ansietas persalinan dan fisiologis 2. Kurangnya pengetahuan
gelisah (persiapan yang dirasakan klien nyeri dalam persalinan tentang tindakan medis dan
- Klien tidak persalinan) dapat berkurang dengan fisiologi nyeri dapat
tenang kriteria hasil: meningkatkan rasa
- Wajah tampak 1. Klien tidak gelisah kecemasan klien
tegang 2. Klien terlihat tenang
- Kehamilan klien 3. Klien 3. Berikan motivasi kepada 3. Support/motivasi yang
merupakan menmperlihatkan klien diberikan kepada klien
kehamilan ekspresi wajah dan mampu membuat klien
15
Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
pertama perasaan yang tenang meningkatkan rasa percaya
4. Klien mengungkapkan diri dalam mempersiapkan
peningkatan dalam persalinan
mempersiapkan 4. Anjurkan klien dan
persalinan keluarga untuk berdo’a 4. Berdo’a merupakan support
(Bimbing doa untuk spiritual bagi klien yang
melahirkan) membantu meningkatkan
rasa sugesti klien untuk
menjadi lebih tenang
5. Anjurkan suami/keluarga
klien untuk menemani 5. Support dari pasangan atau
klien keluarga merupakan faktor
utama bagi klien dalam
mempersiapkan persalinan
No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1. 13 Mei 2020 23.00 1. Melakukan pendekatan dengan 1. Nyeri Melahirkan b.d dilatasi
teknik komunikasi terapeutik serviks
R/ klien mampu berkomunikasi
seraca kooperatif dan terbuka S: Klien mengeluh kesakitan, nyeri
2. Mengajarkan klien untuk dirasakan sampai ke pinggang, Pasien
melakukan teknik relaksasi mengeluh mulas dan semakin
16
No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
napas dalam bertambah terutama pada saat terjadi
R/ klien mampu melakukan kontraksi
teknik relaksasi napas dalam O:
14 Mei 2020 23.30 3. Mengobservasi DJJ dan HIS - klien mampu berkomunikasi
setiap ½ jam seraca kooperatif dan terbuka
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi - klien mampu melakukan teknik
24.00 3x10’x30” relaksasi napas dalam
4. Mengobservasi DJJ dan HIS - Skala nyeri tidak terkaji
00.30 setiap ½ jam - Kontraksi/ HIS (+)
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi - His 2x10’x25”, gerakan janin
3x10’x35 aktif, DJJ 145x/menit
5. Mengobservasi DJJ dan HIS - TTV: TD 130/80 mmHg, N
01.00 setiap ½ jam 83x/menit, R 22 x/menit, S
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi 36,5°C.
3x10’x35” - Klien mampu melakukan
6. Mengobservasi DJJ dan HIS teknik relaksasi napas dalam
01.30 setiap ½ jam - Pembukaan lengkap, penurunan
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi kepala di hodge 3-4, portio
3x10’x35” tidak teraba, DJJ 150x/menit
7. Mengobservasi DJJ dan HIS A:
02.00 setiap ½ jam - Masalah belum teratasi
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi P:
3x10’x40” - Lanjutkan intervensi sesuai
8. Mengobservasi DJJ dan HIS 2. kala persalinan
02.30 setiap ½ jam
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi Ansietas berhubungan dengan krisis
17
No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
situasional (persiapan persalinan)
4x10’x40” S:
03.00 9. Mengobservasi DJJ dan HIS - Klien mengeluh nyeri dan
setiap ½ jam klien terlihat gelisah
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi - Klien tidak tenang
4x10’x45” O:
03.30 10. Mengobservasi PD dan TTV - Klien berteriak kesakitan saat
setiap 4 jam pembukaan
R/ Pembukaan 8, penurunan - Klien dipimpin untuk meneran
kepala di hodge 2 (3/5), ketuban - wajah pasien terlihat menangis
jernih, DJJ 149x/menit, dan berteriak,
kontraksi 5x10’x45”, TD 130/80 - badan klien berkeringat, badan
mmHg, urin 150 cc pasien basah, dan lengket serta
04.00 11. Mengobservasi DJJ dan HIS bibir kering
setiap ½ jam - klien terlihat kelelahan saat
R/ DJJ 151x/menit, kontraksi meneran.
5x10’x45” - Terlihat tekanan pada anus
04.30 12. Mengobservasi PD dan DJJ - perineum terlihat menonjol
R/ Pembukaan lengkap, - vulva membuka
penurunan kepala di hodge 3-4, - perineum pasien kaku sehingga
portio tidak teraba, DJJ dilakukan episiotomy
150x/menit.
R/ Pasien dipimpin untuk A:
meneran. Pasien mengeluh - Masalah belum teratasi
kesakitan, wajah pasien terlihat P:
menangis dan berteriak, - Lanjutkan intervensi persalinan
18
No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
(Kala II) dan intervensi
berkeringat, badan pasien basah, tambahan:
dan lengket, bibir kering, pasien 1. Menganjurkan
terlihat kelelahan saat suami/keluarga untuk
meneran.terlihat pasien ingin menemani klien
meneran, tekanan pada anus, 2. Mengobservasi klien
perineum terlihat menonjol dan 3. Memberikan motivasi
vulva membuka, perineum kepada klien
04.40 pasien kaku sehingga dilakukan 4. Menganjurkan kelurga/
episiotomy. suami memberikan air
13. Mengboservasi KU Pasien minum
R/ terlihat pasien ingin meneran, 5. Menganjurkan atau
tekanan pada anus, perineum membimbing klien dan
terlihat menonjol dan vulva keluarga untuk berdo’a.
membuka, perineum pasien kaku
04.41 sehingga dilakukan
episiotomypembukaan lengkap,
14. Membantu proses persalinan
bayi
R/ lahir spontan bayi perempuan
dengan satu kali lilitan tali pusat
longgar, APGAR 1’ pertama 7 dan
04.45 5’ kedua 9. BBL 3620 gram, PBL
53 cm.
15. Memberikanoksitosin 10 unit
IM, dilakukanperegangan tali
19
No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
04.50 pusat terkendali (Melakukan
05.05 manajemen kala II)
16. Melakukan manajemen kala II
17. Melakukan jahitan pad luka
episiotomy tanpa anastesi
18. Membantu proses IMD pada Ny.
R dan bayi
R/ Plasenta lahir lengkap, dilakukan
massase uterus teraba keras 1 jari
diatas pusat. Jumlah perdarahan 250
cc dilakukan penjaitan pada luka
episiotomy tanpa diberikan anastesi.
Pasien terlihat sangat lelah dan
kesakitan saat dilakukan penjaitan.
Pasien terlihat ingin tidur dan masih
dilakukan IMD sampai 1 jam
05.20 postpartum. Pasien terlihat tertidur
karena kelelahan.
19. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
90x/menit, R 23x/menit, S
36,7°C, kontraksi keras,
05.35 perdarahan ±10 cc, kandung
kemih kosong
20. Mengobservasi tanda tanda vital
20
No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
88x/menit, kontraksi keras,
06.05 perdarahan ±5 cc, kandung
kemih kosong
21. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
86x/menit, kontraksi keras,
06.35 perdarahan ±5 cc, kandung
kemih kosong
22. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
87x/menit, kontraksi keras,
perdarahan ±10 cc, kandung
kemih kosong
23. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 130/90 mmHg, N
85x/menit, kontraksi keras,
perdarahan ±5 cc, kandung
kemih penuh, BAK 300 cc.
24. Mengobservasi tanda tanda vital
dan keadaaan umum pasien.
R/ TD 120/70 mmHg, N
21
No
No Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
82x/menit, R 21x/menit, S
36,1°C, kontraksi keras,
perdarahan ±5 cc, kandung
kemih kosong
KALA II
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Klien datang dengan keluhan mules seperti mau buang air besar.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada jam 04.00 WIB terjadi pembukaan lengkap, penurunan kepala di hodge
3-4, portio tidak teraba, DJJ 150x/menit. Pasien dipimpin untuk meneran.
Pasien mengeluh kesakitan, wajah pasien terlihat menangis dan berteriak,
berkeringat, badan pasien basah, dan lengket, bibir kering, pasien terlihat
kelelahan saat meneran. Jam 04.30 WIB pasien terlihat ingin meneran,
tekanan pada anus, perineum terlihat menonjol dan vulva membuka,
perineum pasien kaku sehingga dilakukan episiotomy. Jam 04.40 WIB lahir
spontan bayi .
Catatan kelahiran : lahir bayi perempuan dengan satu kali lilitan tali pusat
longgar, APGAR 1’ pertama 7 dan 5’ kedua 9. Berat badan lahir bayi 3620
gram, PBL 53 cm. Bonding ibu dengan bayi dilakukan IMD segera setelah
bayi lahir sampai 1 jam postpartum dan Pasien terlihat tertidur karena
kelelahan.
3. Pemeriksaan fisik ibu
a. Keadaan umum
Klien terlihat meringis dengan kesadaran CM
b. Kepala
Tidak terkaji
c. Mata
Tidak terkaji
d. Hidung
Tidak terkaji
e. Telinga
30
Tidak terkaji
f. Leher
Tidak terkaji
g. Dada
Tidak terkaji
h. Abdomen
Berdasarkan hasil pemeriksaan TFU 1 jari diatas pusat, kontraksi keras.
i. Genetalia dan anus
Terdapat luka episiotomy di perineum.
j. Ekstremitas
Terpasang infus RL drip sintosinon 5 unit 20 gtt/menit
4. Terapi obat (obat, cairan infus) tanggal 13 Mei 2020
No Nama Obat Dosis Fungsi
1. Cefazolin 2 gr dlm NaCl Obat antibiotik yang
0,9% 100 cc lalu berfungsi sebagai
selanjutnya 3x1 gr. pencegahan bakteri
sebelum tindakan
persalinan.
5. Pemeriksaan penunjang
Jenis Tanggal
Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan 13 Mei 2020
Hemoglobin 11,2 12-16 gr/dL
Leukosit 9.200 3.800-10.600 Sel/uL
Hematokrit 34,5 35-47 %
Trombosit 240.000 150.000-440.000 Sel/uL
Golongan darah O
HbsAG Negative
31
B. Analisa Data
Pembukaaan lengkap
Reflek mengedan
kontraksi
Merangsang medulla
spinalis
Hipotalamus
Dipersepsikan nyeri
2. DS : Kehamilan anak pertama Keletihan b.d
- Mengeluh lelah
kondisi fisiologis
DO : Kadar estrogen dan
- Tidak mampu progesteron (kehamilan)
mempertahankan
aktivitas rutin Tekanan hidrotatis air
- Tampak Lesu ketuban dan intrauterin
- Kebutuhan istirahat naik
meningkat
Serviks mendatar &
33
terbuka
Energi berkurang
Kelelahan
C. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin
b. Keletihan b.d kondisi fisiologis (kehamilan)
34
D. Intervensi
Edukasi
5. Anjurkan tirah baring 5. Agar menghemat energy agar
tidak terjadi kelelahan
6. Anjurkan mengubungi 6. Mencegah agar klien tetap
perawat jika tanda dan sadar saat akan melahirkan
gejala kelelahan tisak
berkurang
7. Ajarkan strategi koping 7. Untuk merecharge eneergi
untuk mengurangi klien
kelelahan
Kolaborasi
8. Kolaborasi dengan ahli 8. Agar menambah tenaga klien
gizi tentang cara tetap ada dan tidak terjadi
meningkatkan asupan kelelahan yang terus menerus
glukosa saat ibu sedang
proses persalinan (saat ibu
kehabisan energi)
37
KALA III
A. PENGKAJIAN
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh mules
2) Riwayat penyakit sekarang
Setelah bayi lahir jam 04.41 diberikan oksitosin 10 unit IM. Klien
dilakukan peregangan tali pusat terkendali. Jam 04.45 plasenta lahir
lengkap, dilakukan massase uterus teraba keras 1 jari diatas pusat. Kala III
berlangsung selama 5 menit dengan jumlah perdarahan 250 cc dan
dilakukan penjahitan pada luka episiotomi tanpa diberikan anastesi. Pasien
terlihar sangat lelah dan kesakitan saat dilakukan penjahitan.
3) Pemeriksaan fisik
Jam Ttv
04.50 TD: 130/90 mmHg,
N: 90x/menit
RR: 23x/menit
S: 36,70 C
05.05 TD: 130/90 mmHg
N: 88x/menit
05.20 TD: 130/90 mmHg
N: 86x/menit
05.35 TD: 130/90 mmHg
N: 87x/menit
4) Terapi
- Oksitosin 10 unit per IM
- RL drip sintosinon 5 unit 20 gtt/menit
- Cefazolin 2 gr dalam Nacl 0,9% 100 cc selanjutnya 3x1 gr IV
B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : Kehamilan aterm Resiko Perdarahan
- Klien mengeluh (cukup bulan)
mules ↓
DO : Penurunan kadar
- Bayi lahir estrogen dan
- Terdapat progesterone
episiotomi ↓
- Perdarahan ±250 cc HIS
- TD 130/90 mmHg ↓
- Nadi : 90x/menit Peningkatan tekanan
- R : 23x/menit intrauterine
- S: 36,7 0 C ↓
- Terdapat kontraksi Dilatasi pembukaan
uterus serviks
- Plasenta lahir ↓
lengkap 04.45 Persalinan spontan
- Terlihat meringis ↓
kesakitan ketika Pengeluaran janin
dilakukan ↓
penjahitan di luka Oksitosin
episiotomi ↓
Kontraksi uterus
↓
Plasenta lahir
↓
41
Resiko Perdarahan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan proses kelahiran plasenta.
D. INTERVENSI
42
E. IMPLEMENTASI
F. EVALUASI
43
VIA
No Judul Dan Penulis Validity Importancy Aplicability
1. Pengaruh Inisiasi Menyusu V1 :Sampel dalam IMD menyebabkan Artikel ini menjelaskan
Dini (IMD) Terhadap Lama penelitian ini adalah seluruh sentuhan dan hisapan pada mengenai manfaat IMD
Pelepasan Plasenta Pada Ibu ibu bersalin di BPM Choirul payudara ibu serta gerakan sehingga dapat diterapkan
Bersalin Kala III Mala Palembang dengan kaki bayi pada perut ibu untuk mempercepat
menggunakan teknik mendorong terbentuknya kelahiran plasenta pada
(Sari & Sunarsih, 2020) Accidental Sampling. oksitosin yang berdampak kala III. Dapat diterapkan
Kesimpulan : pada kontraksi pada uterus sebagai bagian dari
Penelitian ini belum sehingga membantu Asuhan Keperawatan
menyebutkan kriteriai mempercepat lepasnya
eksklusi serta kriteri droup plasenta. Sehingga IMD
out sampel yang digunakan dapat dikatakan
V2 :Metode yang digunakan mempengaruhi lamanya
pada penelitian ini kontraksi uterus dan
menggunakan True kelahiran plasenta pada
Experimental Design yang kala III
bersifat Randomized
Posttest Only Control
Design, rancangan jenis ini
yaitu kelompok intervensi
dan kontrol dipilih secara
acak, kemudian kelompok
intervensi diberi perlakuan
(treatment), sedangkan yang
lainnya tidak diberi
perlakuan dan kemudian
langsung diamati dan diukur
45
Kesimpulan :
Pada penelitian ini belum
dijelaskan berapa lama
ketika dilakukan intervensi
V3:Pemilihan sampel dari
penelitian seluruh ibu
bersalin atau bisa dibilang
total sampling.
Kesimpulan :
Pada penelitian ini tidak
disebutkan kriteria ekslusi
atau droup out sampel yang
digunakan.
V4 :Analisa bivariat, dari
hasil perhitungan uji
statistik Chi-Square
didapatkan nilai ρ value =
0,003, hal ini berarti nilai ρ
value < 0,05 maka ada
pengaruh yang signifikan
antara inisiasi menyusu dini
terhadap lama pelepasan
plasenta.
Kesimpulan :
Maka hasilnya terdapat
pengaruh antara IMD
dengan lamanya pelepasan
plasenta pada kala III.
46
V5 : 2. Sentuhan dan
hisapan pada payudara ibu
serta gerakan kaki bayi pada
perut ibu mendorong
terbentuknya oksitosin yang
berdampak pada kontraksi
pada uterus sehingga
membantu mempercepat
lepasnya plasenta.
Kesimpulan :
Terdapat pembahasan
mengenai keuntungan IMD
bagi ibu dan bayinya.
2. Pengaruh Inisiasi Menyusui V1:Jurnal ini menggunakan Inisiasi menyusui dini Artikel penelitian
Dini (IMD) Terhadap Lama sampel penelitian ibu (IMD) berpengaruh menjelaskan manfaat dari
Pengeluaran Plasenta Pada bersalin pada kala III di terhadap waktu inisiasi menyusui dini
Kala III Persalinan BPM Mega Palembang. pengeluaran plasenta dan sehingga dapat diterapkan
Teknik pengambilan sampel mencegah perdarahan ibu sebagai pengembangan
(Sari Purnama & Oktaviani dengan cara non probability intervensi mandiri perawat
Adeningsih, 2018) sampling dengan metode dalam mempercepat
purposive sampling. pengeluaran plasenda dan
Kesimpulan: Pada jurnal mencegah perdarahan ibu.
ini tidak menjelaskan Sehingga bisa diterapkan
kriteria inklusi dan ekslusi. sebagai bagian dari asuhan
Metode pengumpulan data keperawatan maternitas
bersifat non random dengan pada persalinan kala III.
jumlah sampel hanya
kelompok perlakuan.
47
ekslusi.
Kesimpulan: Pemilihan
sampel tidak homogeny,
sehingga pengontrol
variabel perancu kurang
diperhatikan.
V4:Analisa data pada
penelitian ini dilakukan saat
pengumpulan data
berlangsung dan setelah
pengumpulan data dalam
periode tertentu. Kemudian
data yang sudah diperoleh
dicatat/direkam dengan
menggunakan radio kaset
dan buat transkrip,
kemudian dipindahkan
dalam matrik lalu di
kelompokan sesuai dengan
tujuan penelitian.
Kesimpulan: Analisis yang
dilakukan tepat, terdapat
data univariat dan bivariat.
V5:Pembahasan
menyebutkan kesamaan
hasil penelitian dengan
penelitian sebelumnya,
membahas tentang hasil
49
3. Hubungan Antara Inisiasi V1:Jurnal ini menggunakan Inisiasi menyusui dini Artikel penelitian
Menyusui Dini Dengan sampel penelitian ibu (IMD) dapat merangsang menjelaskan manfaat dari
Kecepatan Waktu bersalin pada kala III di. Di pengeluaran hormon inisiasi menyusui dini
Pengeluaran Plasenta Pada Ruang Dahlia I RSU USD oksitosin yang dapat sehingga dapat diterapkan
Kala III Persalinan Di Gambiran Kota Kediri merangsang kontraksi sebagai pengembangan
Ruang Dahlia I RSU USD sebanyak 15 orang. uterus sehingga intervensi dalam
Gambiran Kota Kediri Teknik pengambilan sampel meningkatkan waktu mempercepat pengeluaran
dengan metode random pengeluaran plasenta dan plasenda dan mengurangi
(Yunarsih & Rahayu, 2016) sampling. mengurangi perdarahan perdarahan ibu. Sehingga
Kesimpulan: Penelitian ini ibu bisa diterapkan sebagai
tidak menjelaskan kriteria bagian dari asuhan
inklusi dan ekslusi. keperawatan maternitas
Pengambilan data bersifat pada persalinan kala III.
random
Kala IV
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Klien mengatakan merasa kesakitan saat dilakukan penjaitan
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada saat dikaji, pasien terlihat sangat lelah dan kesakitan saat
dilakukan penjaitan pada luka epiostomy tanpa diberikan anastesi.
Pasien terlihat ingin tidur dan masih dilakukan IMD sampai 1 jam
postpartum. Pasien terlihat tertidur karena kelelahan. Kontaksi
uterus teraba keras.
c. Maternal-Infant Bonding : masih dilakukan IMD sampai 1 jam
postpartum
d. Adaptasi nyeri : -
e. Pemfis (head to toe) fokus yang paling actual
f. Keadaan umum
Klien terlihat lemas dengan kesadaran CM
Hasil TTV, TD: 120/70 mmHg, N: 82/menit, R: 21/menit dan S:
36,1c
g. Kepala
Warna kulit, keadaan rambut, berbau amis, adanya lesi atau tidak,
dan adanya nyeri tekan atau tidak
h. Mata
Konjungtiva anemis, warna sclera kemerahan, ketajaman
penglihatan baik, menggunakan alat bantu penglihatan atau tidak,
terdapat edema periorbital atau tidak.
i. Hidung
Fungsi penciuman baik atau tidak, adanya PCH atau tidak,
kebersihan area hidung terjaga dengan kepatenan fungsi jalan napas
baik
j. Telinga
Kebersihana telinga, posisi simetris, tidak terdapat lesi
53
k. Leher
Adanya pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak, adanya
pembesaran JPV atau tidak, adanya hiperpigmentasi atau tidak.
l. Dada
Kebersihan payudara terjaga atau tidak, warna areola, keadaan
putting menonjol atau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak, warna
kulit.
m. Abdomen
Terdapat linea nigra, striae gravidarum, adanya lesi atau tidak, TFU
1jari dibawah pusat, kontraksi uterus teraba keras, kapasitas
kandung kemih kosong.
n. Genetalia dan Anus
Terdapat pengeluaran darah ±250cc pada kala III, 2 jam setelah
plasenta lahir lengkap sebanyak ±40cc, adanya varises atau tidak,
adanya hemoroid atau tidak, terdapat heckting luka post
episiotomy.
Pengeluaran urin sebanyak 300cc.
o. Ekstremitas
Terpasang infus RL+oxytosin 5 (20gtt/menit), adanya edema atau
tidak di ekstremitas atas maupun bawah, CRT <3 detik, kekuatan
otot
p. Terapi (obat, cairan infus)
2 NaCL
Jenis Tanggal
Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan 13-05-2020
Hemoglobin 11,2 12-16 gr/dL
Leukosit 9200 3.800-10.600 Sel/uL
Eritrosit 4.51 3.5-5.8 Juta/uL
Hematokrit 34,5 35-47 %
Trombosit 240.000 150.000-440.000 Sel/uL
Golongan darah -
HbsAg Negative
Anti HIV Non Reaktif
Rhesus faktor +
2. ANALISA DATA
Medulla spinalis
Thalamus
Persepsi nyeri
Nyeri Akut
2. DS : tidak terkaji Proses persalinan Resiko infeksi
DO :
- Klien dilakukan robekan jalan lahir
tindakan
episiotomy diskontinuitas jaringan
- Leukosit 9000
sel/uL
Mikroorganisme dapat
masuk secara asendens
Resiko Infeksi
4. INTERVENSI
IMPLEMENTASI
PICO
C: -
C: -
aromaterapi
Pada artikel ini prosedur yang
digunakan adalah:
1. Meneteskan ekstra lavender
pada kapas atau sapu tangan
sebanyak ± 3 – 5 tetes
2. Dekatkan kapas atau sapu
tangan yang telah diberi
ekstra lavender tersebut
pada hidung pasien
3. Dihirup secara perlahan ±
15 menit
4. Dilakukan sebanyak 2 kali
atau dua hari pemberian
dengan hari atau jam
pemberian yang berbeda
untuk memvalidasi ada atau
tidaknya pengaruh
aromaterapi lavender
terhadap nyeri pada ibu post
partum normal.
V3: Tidak ada variabel perancu
V4: Penelitian ini
menggunakan jenis studi kasus
dengan metode pendekatan
deskriptif, pengambilan data
menggunakan Pretest –
Posttest Desain Analisis data
63
sesudah menggunakan
aromaterapi lavender (3,05)
dan intervensi sebelum
menggunakan aromaterapi
neroli (8,04) sesudah
menggunakan aromaterapi
neroli (4,05).
V5: Sejalan dengan penelitian
(Sarrow, 2013) dikatakan
bahwa ada kandungan Citrus
Aurantium, komponen terbesar
minyak esensial neroli (Citrus
Aurantium) adalah linalool
(29,14%), β-pinene (19,08%),
limonene (12,04%), trans-β
-ocimene (6,06%) dan E-
farnesol (5,14%).
Aromaterapi lavender
(Lavendula Augustfolia)
mempunyai kandungan zat
aktif berupa linalool dan linalyl
yang dapat berfungsi sebagai
analgetik, serta dapat
meningkatkan hormon
endorpin sebagai akibat
rangsangan hipotalamus oleh
aromaterapi lavender
(Lavendula Augustfolia),dapat
68
Paseno, M., Situngkir, R., Pongantung, H., Wulandari, F., Astria, D., Wulandari,
F., & Astria, D. (2019).Massage Counter Pressure Dan Massage Effleurage
Efektif Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I Massage Counter Pressure And
Massage Effleurage Effectively. 7(1).
Rahmawati, L., & Ningsih, M. P. (2019). Efektifitas Teknik Counter Pressure
Dan
Abdominal Lifting Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif Di Bpm Kota Padang. Jurnal Medikes (Media Informasi).
Sagita, Yona Desni Dan Martina. 2019. Pemberian Aromaterapi Lavender Untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri Persalinan Vol 1 No 2. Pringsewu: Universitas
Aisyah.
Sari Purnama, B., & Oktaviani Adeningsih, S. (2018). PENGARUH INISIASI
MENYUSU DINI ( IMD ) TERHADAP LAMA PENGELUARAN
PLASENTA PADA KALA III PERSALINAN. Jurnal Kesehatan
Pembangunan, 8(16), 109–112.
Sari, Y., & Sunarsih, S. (2020). PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
TERHADAP LAMA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN
KALA III. Jurnal Cendikia Medika, 5(April).
Sari, Kartika Dkk. 2015. Jurnal Keperawatan Sudirman. Vol 10 No 3.
Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono.
Yunarsih, &Rahayu, D. (2016). HUBUNGAN ANTARA INSIASI MENYUSUI
DINI DENGAN KECEPATAN WAKTU PENGELUARAN PLASENTA
PADA KALA III PERSALINAN DI RUANG DAHLIA GAMBIRAN
KOTA KEDIRI. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(1), 105–108.