Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SWOT

STRENGTH :

1. Inovasi terbaru di bidang kesehatan sesuai dengan geografis dan kultur yang ada
dikalimantan selatan
2. Banyaknya permasalahan yang muncul pada akses transfortasi darat

WEAKNESS :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat pentingnya memeriksakan kesehatan


2. Kurangnya program puskesmas binaan untuk membuat program inovasi terbaru

OPPORTUNITIES:

1. Menambah lapangan pekerjaan untuk bidang kesehatan


2. Inovasi terbaru menjadi bukti kemajuan dibidang kesehatan
3. Jauhnya jarak pusat pelayanan kesehatan dengan lokasi sasaran

THREATS :

1. Perubahan kondisi lingkungan dan cuaca yang tidak terduga


2. Adanya preman-preman di sekitar wilayah tersebut

REKOMENDATION :

Berdasarkan analisis SWOT yang kami dapat, kami menawarkan inovasi program berupa
klinik kesehatan terapung yang terjagkau oleh masyarakat dan sesuai dengan budaya
masyarakat banjarmasin
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap penduduk yang hidup di
dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik
maupun mental. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun oleh
setiap Negara. Indonesia bahkan menetapkan kesehatan sebagai hak asasi manusia seperti
yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 8 yang telah diamandemen
yang berbunyi setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan.
Keadaan kesehatan seseorang akan dapat berpengaruh pada segi kehidupan suatu
bangsa dan Negara dimanapun di dunia ini, baik di Negara yang sudah maju maupun di
Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Kesehatan sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum harus diwujudkan sesusai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam
penjaelasan umum atas Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan pada huruf (b) ditentukan, bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu
upaya pembangunan nasional diarahkan guna sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan secara optimal.
Dalam pasal 56 ayat (1) Undang-Undag No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
ditentukan: sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek
dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, took obat, apotek, pedagang
besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, sekolah dan akademik
kesehatan, balaik pelatihan kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya.
Apabila diperhatikan ketentuan pasal 1 huruf (a) Peraturan Menteri Kesehatan
No.920 Tahun 1986 pelayanan kesehatan swasta dibidang medik dapat diselenggarakan
oleh perseorangan, kelompok atau yayasan, sedangkan pasal 58 ayat (1) Undang-Undang
No. 23 tahun 1992 menetapkan: “sarana kesehata tertentu yang diselenggarakan
masyarakat harus berbentuk badan hukum”. Dalam hal pelayanan kesehatan swasta di
bidang medik diselenggarakan oleh kelompok, berarti di dalamnya terdapat beberapa
orang sebagai peserta yang menggabungkan diri untuk bekerjasama mendirikan sarana
kesehatan. Kerja sama itu dapat terjadi antara dokter dengan apoteker, dokter dengan
bidan, dokter dengan perawat dan sebgainya.
Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama di bidang kesehatan banyak terjadi dengan
mendirikan usaha klinik kesehatan bersama yang kemudian menjelma menjadi suatu
kerja sama yang bersifat terus-menerus, yang akhirnya menimbulkan suatu bentuk
lembaga kesatuan kerja sama yang berbentuk suatu badan yang mempunyai asas tujuan
yang bersifat komersial untuk pemenuhan kebutuhan atau kepentingan anggotanya.
Oleh karena usaha klinik kesehatan bersama merupakan institusi yang relatif baru
diselenggarakan di Indonesia, sehingga dalam sistem hukum di Indonesia dapat dilihat
pada aspek hukum tertentu yang belum secara memadai memperoleh pengaturan, baik
dalam hukum kesehatan maupun dalam hukum persatuan kita, terutama aspek-aspek
yang berkaitan dengan dasar hukum pendirian usaha klinik kesehatan bersama maupun
bentuk kesatuan kerjasamanya. Dalam penyelenggaraan klinik kesehatan, para pesertanya
akan mengadakan kerja sama dengan pemerintah kota, pusat pelayanan kesehatan di
sekitar dan dengan rumah sakit rujukan. Dengan adanya kerja sama tersebut akan
membantu dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Dengan demikian maka
lebih menjadi perhatian terhadap usaha klinik kesehatan tersebut sehubungan dengan
yang diteliti oleh kelompok tentang pelayanan kesehatan swasta di bidang medik.
Kota Banjarmasin adalah ibukota provinsi Kalimantan selatan. Banjarmsin yang
dijuluki kota seribu sungai ini memiliki wilayah seluas 98,46 km2 yang luas wilayahnya
merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah pulau kecil (delta) yang
dipisahkan oleh sungai-sungai di antaranya pulau Tatas, pulau kelayan, pulau rantau
keliling, pulau intan dan lain-lain.
Kondisi geografis Banjarmasin yang berada pada daerah rawa dengan ketinggian
0.16 meter dibawah permukaan laut menjadikan kota ini dialiri ratusan sungai beasr
maupun kecil. Sejarah kota memperlihatkan sungai merupakan pusat pertumbuhan, jalur
pergerakan dan transportasi utama. Kegiatan dan kehidupan berorientasi ke sungai,
sehingga sungai mempunyai peranan dan arti yang sangat penting bagi masyarakat
banjar.
Pasar terapung merupakan peninggalan sejarah dan budaya yang terbentuk dari
kegiatan perdagangan di atas air sejak zaman kerajaaan banjar 400 tahun lalu. Salah satu
pasar terapung yang masih bertahan hingga saat ini adalah pasar terapung Lok Baintan,
yang terletak di tepian Sungai Martapura,tepatnya di desa Lok Baintan, kecamatan sungai
Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Desa Lok Baintan merupakan tipe
permukiman tradisional yang berada di sepanjang aliran sungai (waterfront settlement)
dan menjadi cikal bakal pasar terapung di Lok Baintan.
Berdasarkan uraian diatas dengan letak geografis kota Banjarmasin khususnya
daerah desa lok baintan yang notabennya sarana transportasi menggunakan alat
transportasi air, serta sulitnya dan kurangnya akses masyarakat ke pusat pelayanan
kesehatan. Maka kelompok memiliki gagasan untuk mengembangkan pelayanan
kesehatan di daerah desa lok baintan dengan tetap mempertahankan kultur budaya yang
ada di masyarakat, dengan membuat suatu inovasi yang diberi nama Klinik Terapung
yang diharapkan mampu menjadi sarana yang dapat membantu peningkatan derajat
kesehatan masyarakat daerah desa Lok baintan.
BAB II
TARGET DAN LUARAN

Jasa pelayanan yang kami tawarkan adalah klinik trapung yang bergerak dibidang
kesehatan. Tujuan dari membuat sebuah inovasi terbaru yang kami rancang untuk mneingktakan
kesehatana masyarakat khususnya wilayah Lok Baintan. Pelayanan yang kami berikan berupa :

1. pelayanan kesehatan

2. perawatan luka

3. pendidikan kesehatan

4. konsultasi

5. screanning

6. imunisasi

Mewujudkan program inovasi terbaru kami bekerjasama dengan pihak Puskesmas di wilayah
Lok Baintan dan dinas kesehatan kabupaten Banjar.

Tenaga medis yang terlibat dalam program ini adalah :

1. dokter umum

2. perawat.

3. apoteker.

4. bidan
Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, agar terwujudnya program yang dibuat dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan memudahkan
masyarakat untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan.

BAB III
METODE DAN PERENCANAAN

A. Perencanaan
Pada tahap perencanaan klinik kesehatan terapung ini, banyak hal yang harus
dipersiapkan seperti sarana prasana dan alat kesehatan yang diperlukan untuk menunjang
keoptimalan dalam pelaksanaannya. Sarana prasarana yang dibutuhkan pada klinik
terapung ini adalah perahu yang dapat cukup menampung petugas kesehatan sebanyak 3-
4 org dan pelanggan atau pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan sebanyak 5-6
orang.
Dilanjutkan dengan prasarana keselamatan kesehatan kerja seperti pelampung yg harus
selalu siap siaga dikarenakan lokasi klinik ini berada diatas sungai. Alat pemadam
kebakaran juga harus disediakan didalam perahu klinik terapung ini demi mencegah
terjadinya kebakaran yang tidak diinginkan, dan juga matras serta tabung oksigen yang
diperlukan untuk membantu meningkatkan saturasi oksigen pasien apabila ada pasien
yang datang dengan keluhan sesak napas maka klinik kesehatan terapung ini akan siap
dalam menghadapi kemungkinan kemungkinan tersebut.

B. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan klinik terapung akan menelusuri sungai
dikawasan lokbaintan, klinik terapung beroperasi setiap hari minggu yang akan
memberikan pelayanan kepada pengunjung pasar terapung maupun masyarakat yang
berada diwilayah pasar terapung tersebut. Dalam klinik terapung menyediakan beberapa
pemeriksaan diantaranya : perawatan luka, pendidikan kesehatan, konsultasi kesehatan,
skrining dan imunisasi. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan efesien
terhadap masyarakat kami bekerjasama dengan beberapa tenaga kesehatan diantaranya
1orang dokter umum, 2 orang perawat, 1orang Farmasi dan 1 orang bidan. Kegiatan
klinik terapung berlangsung dari jam 6 pagi sampai dengan 12 siang

C. Evaluasi
Pada akhir setiap sisi akhir kegiatan pelaksanaan klinik terapung ini kami akan
melakukan evaluasi terhadap kinerja tenaga kesehatan, seberapa tinggi antusias
masyarakat melakukan pemeriksaan ke klinik kesehatan terapung dengan cara menilai
seberapa banyak pelanggan yg datang dalam waktu 6 jam. Data yg kami dapatkan akan
kami informasikan keapada pihak mitra yg mendukung dan juga hasil pendapatan uang
dari klinik terapung ini akan dibagi kepada pihak mitra terkait sesuai dengam
kesepakatan bersama yg sudah ditentukann dikemudian hari.
BAB IV
BIAYA ANGGARAN

Adapun untuk rincian pembiayaan untuk memaksimalkan klinik terapung ini maka
dapat di tentukan sebagai beriku :

Alat Biaya
Perahu dari pemerintahan Rp 300.000
Mesin Rp 2.200.000
Aki Rp 2.995.000
Jaket Pelampung Rp 97.000
Bahan Bakar Rp 20.800
Tikar Rp 45.000
Matras Rp 23.000
Bantal Kepala Rp 40.000
Guling Rp 30.000
Botol Infus Rp 25.000
Infus Set Rp 4.000
Obat Hipertensi Rp 4.000
Kassa Rp 5.000
Kapas Rp 4.000
Spuit Rp 20.000
Needle Rp 10.000
Alkohol Swab Rp 30.000
Plaster Rp 30.000
Hepapik Rp 30.000
Gunting Perban Rp 50.000
Gunting Plester Rp 50.000
Pinset Anatomis Rp 50.000
Pinset Sirugis Rp 50.000
Mitela Rp 10.000
Elastic Bandets Rp 25.000
Selimut Rp 25.000
Spray Rp 30.000
Tabung Oksigen Rp 80.000
Pocket Mask Rp 25.000
Nursing Kit Rp 140.000
Tensi Rp 40.000
Stetoskop Rp 40.000
Termometer Rp 25.000
Turniquet Rp 25.000
Penlight Rp 30.000
Tandu Rp 80.000

Anda mungkin juga menyukai