Anda di halaman 1dari 70

HUBUNGAN PELAKSANAAN BEDSIDE TEACHING TERHADAP

KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGRAM PROFESI NERS DI


UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan

DISUSUN OLEH :

SITI MUHIBBAH 11194561920065

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2020
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING

HUBUNGAN PELAKSANAAN BEDSIDE TEACHING TERHADAP


KEPUASAN MAHASISWAPADA PROGRAM PROFESI NERS DI
UNIVERSITAS SARI MULIABANJARMASIN

SKRIPSI

Oleh

Siti Muhibbah

NIM : 11194561920065

Telah Disetujui untuk Diajukan dalam Ujian Skripsi

Pada Tanggal Juli 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Rian Tasalim, S.Kep., Ns., M. Kep Sandi Suwardi, Ns., M. Kes


NIK. 116603204066 NIP. 197502141994021001

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnya

bahwa SKRIPSI yang saya tulis merupakan karya hasil penelitian saya bersama

arahan dosen pembimbing, dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk

apapun. Acuan pustaka yang tertuang dalam Proposal Skripsi/ ini adalah benar

dan dapat dipertangung jawabkan dan tertuang dalam Daftar Pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan SKRIPSI ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Demikian

pernyataan keaslian tulisan ini dibuat dengan sebenarnya.

Banjarmasin, 1 April 2020

Yang membuat pernyataan,

Siti Muhibbah

(11194561920065)

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat, karunia dan petunjuk-Nya yang tiada terkira

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Hubungan Pelaksanaan Bedside Teaching Terhadap Kepuasan Mahasiswapada

Program Profesi Ners Di Universitas Sari Mulia banjarmasin” dengan baik.

Pada penyusunan dan penyelesaian proposal skripsi ini, penulis banyak

mendapat bantuan, bimbingan, motivasi dan do’a dari berbagai pihak, maka

dengan penuh kerendahan hati, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Dr. RR. Hj. Dwi Sogi Sri R, S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah

Banjarmasin.

2. Dr. H. R. Soedarto WW, Sp.OG selaku Rektor Universitas Sari Mulia.

3. Anggrita Sari, M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan

Kemahasiswaan Universitas Sari Mulia.

4. Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan

Sistem Informasi Universitas Sari Mulia.

5. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III

Bidang Sumber Daya dan Kemitraan Universitas Sari Mulia.

6. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Sari Mulia.

7. Mohammad Basit, S.Kep.,Ns.,MM selaku Ketua Jurusan Sarjana Keperawatan

Universitas Sari Mulia.

iv
8. Rian Tasalim, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing I yang senantiasa

memberikan arahan, bimbingan dan dukungan dalam penyusunan skripsi.

9. Sandi Suwardi, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Pembimbing II yang senantiasa

memberikan arahan, bimbingan dan dukungan dalam penyusunan skripsi.

10. Mohammad Basit, S.Kep., Ns. MM. Selaku penguji yang senantiasa

memberikan masukan dan saran yang membangun pada penyusunan skripsi ini

11. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan do’a dan

motivasi pada penulis yang tiada terhingga untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Sarjana Keperawatan Angkatan VIII yang tidak dapat

disebutkan satu per satu yang telah bersedia untuk berdiskusi dan saling

memberikan motivasi satu sama lain.

Semoga kebaikan Bapak/Ibu, serta teman-teman terbalaskan oleh yang

Maha Kuasa. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan skripsi

ini masih banyak memiliki kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan.

Penulis berharap skripsi yang telah disusun bisa memberikan manfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan. Amin

Banjarmasin, Juli 2020

Siti Muhibbah

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ iii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4

D. Manfaat Penelitian.......................................................................................4

E. Keaslian penelitian.......................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................7

A. Landasan Teori............................................................................................7

B. Kerangka Teori............................................................................................17

C. Kerangka Konsep.........................................................................................19

D. Hipotesis......................................................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................20

A. Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian ...................................... 20

B. Metode Penelitian ....................................................................................... 20

vi
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 20

D. Variabel penelitian dan Definisi Operasional ............................................. 21

E. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 22

F. Pengumpulan Data ....................................................................................... 23

G. Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................................ 27

H. Metode Analisa Data .................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Keaslian Penelitian.....................................................................................6
3.1 Definisi Operasional...................................................................................21

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori...........................................................................................17
2.2 Kerangka Konsep........................................................................................19

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran 1 Formulir Judul Skripsi
Lampiran 2 Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Izin Melakukan Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 5 Lembar Informasi Dan Permohonan Persetujuan Responden
Lampiran 6 Instrumen Penellitian
Lampiran 7 Tabel Hasil Jawaban Responden Untuk Kuesioner EPDS
Lampiran 8 Master Tabel Hasil Jawaban Responden Dan Karakteristik Responden
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 11 Jadwal Kegiatan
Lampiran 12 Riwayat Hidup

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan keperawatan di indonesia saat ini mengacu pada UU No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Adapun jenis pendidikan keperawatan

di Indonesia yaitu Pendidikan Vokasional, Pendidikan Akademik, dan Pendidikan

Profesi. Pendidikan Vokasional adalah suatu jenis pendidikan diploma sesuai

dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui

oleh pemerintah Republik Indonesia. (Supartini, 2017).

Proses pembelajaran pendidikan keperawatan terdiri dari teori keperawatan

di kelas dan praktik laboratorium dan di lingkungan klinik termasuk rumah sakit

dan puskesmas. Pembelajaran klinik adalah pembelajaran yang dilaksanakan

langsung kepada pasien di lahan praktik sebagai metode pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran klinik dilaksanakan setelah

pembelajaran teori di kelas dan laboratorium (Sasmita, 2014). Pembelajaran

klinik adalah komponen penting di kurikulum pendidikan kesehatan khususnya

keperawatan, karena berhadapan langsung dengan pasien mahasiswa

mendapatkan pengalaman yang tidak diajarkan di kelas. Hal ini menjadikan

mahasiswa mendapatkan pengetahuan eksternal untuk diaplikasikan, dapat

membuat strategi untuk memecahkan masalah, dan dapat berpikir secara kritis

(Rowe, Frantz, & Bozalek, 2012).

Metode yang digunakan untuk pembelajaran klinik di Indonesia adalah

Bedside Teaching (BST), BST adalah kegiatan pembelajaran di samping klien

yang membuat mahasiswa mendapatkan demonstrasi langsung dari pembimbing

1
berkaitan dengan keterampilan klinik keperawatan. Proses pembelajaran tersebut

berlangsung dua arah karena pembimbing langsung memberikan demonstrasi,

pendampingan, pengarahan, dan pelatihan dalam mencapai keterampilan

keperawatan yang ingin dicapai. Menurut hasil penelitian yang berjudul

“Metode Belajar dalam Model Pembelajaran Klinik Terpadu” mahasiswa yang

praktik di RSU dr. Koesnadi Bondowoso memberikan penilaian sangat baik

pada metode BST, sebanyak 54,5% (Rohmah, 2014). Hasil yang memuaskan

adalah suatu pencapaian dari sebuah proses, proses Bedside Teaching yang

mampu ditopang dengan sarana dan prasarana yang memadai akan menjadikan

hasil yang bisa diharapkan. Selanjutnya, hambatan dalam pelaksanaan

pembelajaran memiliki kendala, seperti kasus pada mahasiswa yang cenderung

segan dan takut jika bertanya dan mengeluarkan pendapat kepada pengajar,

tetapi mahasiswa lebih berani dan lebih mampu mengeluarkan pendapat tentang

mata kuliah kepada mahasiswa yang lain (Anggorowati, 2011). Hal tersebut

akan menurunkan kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran yang akan

memberikan dampak pada mahasiswa dan dosen.

Kepuasan adalah hasil dari perbedaan-perbedaan antara harapan dengan

kinerja yang dirasakan (Londong, 2012). Upaya yang memenuhi keinginan dan

harapan mahasiswa adalah strategi paling utama dari lembaga pendidikan tinggi

dan output sebagai hasil yang didapat menjadi dampak dari kesemuanya itu.

Kepuasan pada seorang mahasiswa yang dapat dinilai dari kemampuan sesorang

dalam menguasai suatu pelajaran/materi yang telah diimplementasikan pada

unjuk kerja mahasiswa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan februari 2020

2
yang menjadi responden awal mahasiswa profesi ners kemudian melakukan

pengamatan dan diskusi terhadap 2 mahasiswa didapatkan hasil mahasiswa

merasa penerapan metode bedside teaching terkadang mengalami kendala yang

menyebabkan metode pembelajaran yang diterapkan belum maksimal serta

kurang memuaskan, keadaan tersebut dikarenakan tahapan pada Bedside

Teaching ini kurang jelas, seperti pada saat post round untuk melakukan diskusi

terkadang hanya terfokus kepada pasien, sehingga mahasiswa harus dituntut

untuk memahami secara mandiri. Keadaan tersebut membuat mahasiswa kurang

puas.

Berdasarkan uraian tersebut, masih banyak ditemukan ketidaksesuaian

persepsi dari metode pembelajaran yang digunakan untuk mencapai sebuah

target kompetensi sehingga berpotensi menimbulkan ketidakpuasan mahasiswa

terhadap proses pembelajaran, Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian “Hubungan pelaksanaan bedside teaching terhadap kepuasan

mahasiswa pada program profesi Ners di Universitas Sari Mulia Banjarmasin”.

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan pelaksanaan Bedside Teaching

terhadap kepuasan mahasiswa pada program profesi ners di Universitas Sari

Mulia Banjarmasin ?’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan secara umum penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan

pengetahuan tentang pelaksanaanbedside teaching dengan kepuasan


3
mahasiswa.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi pelaksanaan bedside teaching pada mahasiswa ners

Universitas Sari Mulia

b. Mengidentifikasi kepuasan mahasiswa pada mahasiswa ners Universitas

Sari Mulia

c. Menganalisis hubungan pelaksanaan bedside teachingdengan kepuasan

mahasiswa pada profesi ners Universitas Sari Mulia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan untuk menambah informasi,

pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran klinik yang di dapatkan

mahasiswa dalam praktik klinik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan

pengembangan ilmu keperawatan khususnya mengenai metode

pembelajaran Bedside Teaching dan memberi gambaran kepada

mahasiswa tentang cara penerapan metode pembelajaran klinik serta

memberikan gambaran yang tepat mengenai penerapan metode

pembelajaran yangbenar

b. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa

mengenai metode pembelajaran klinik, dan hasil penelitian ini untuk

4
memberikan masukan bagi pihak yang akan melakukan penelitian lebih

lanjut tentang metode pembelajaranklinik.

c. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini, agar mendapatkan pembelajaran lebih dalam

proses mencari informasi secara ilmiah mengenai penerapan metode

pembelajaran praktik klinik keperawatan serta sebagai sarana

pengembangan pengalaman penelitian.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Perbandingan keaslian penelitian dengan peneliian lain.

No Judul Desaign Hasil

1. Evaluasi Rancangan Penelitian Hasil penelitian


Penerapan Deskriptif evaluative Menunjukkan bahwa
Pembelajaran yaitu mendiskriptif evaluasi pengajaran di
klinik kan suatu keadaan tempat tidur dan metode
Keperawatan tanpa mengadakan penugasan klinis
Metode Bedside perubahan pada menggunakan CIPP
Teaching dan variable dengan yaitu konteks telah
Penugasan Klinik melakukan evaluasi memenuhi standar yang
Berdasarkan pelaksanaan program. sesuai, input untuk
Evaluasi CIPP kedisiplinan siswa cukup
baik, instruktur klinis
memiliki kemampuan
yang cukup dan
infrastruktur yang baik.

5
2. Efektivitas Desain yang digunakanMetode pembelajaran
Pembelajaran dalam penelitian iniklinik model bedside
Klinik Model adalah Quasi teaching efektif dalam
Eksperimen with control
Bedside Teaching group desaign. meningkatkan
dalam kemampuan
Meningkatkan psikomotorik mahasiswa
Kemampuan program studi ners, serta
Psikomotik adanya perbedaan
Mahasiswa kemampuan
psikomotorik mahasiswa
yang menggunakan
metode pembelajaran
klinik model bedside
teaching dan mahasiswa
yang menggunakan
Model pembelajaran
konvensional.

3. Hubungan Tingkat Jenis penelitian ini Hasil penelitian ini


Pengetahuan dengan analitik menunjukkan bahwa
Clinical Instruktur pendekatan cross adanya kecenderungan
semakin rendah tingkat
(CI) dengan sectional studi. pengetahuan yang
Pelaksanaan Populasi adalah seluruh dimiliki pembimbing
Bimbingan Metode clinical instruktur (CI) klinik maka akan
Bedside Teaching yang ada diruangan semakin kurang baik
(BST) kebidanan/anak, ruang pada pelaksanaan
bedah dan ruang bimbingan metode
interne berjumlah67 Bedside teaching (BST),
orang dan semua namun sebaliknya
populasi dijadikan Semakin tinggi
pengetahuan yang
sampel (total
dimiliki pembimbing
sampling)
klinik akan diikuti pula
dengan semakin baiknya
pelaksanaan metode
tersebut.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasanTeori

1. Bed Side Teaching

a. Pengertian Bed side Teaching

Salah satu metode bimbingan dalam Rolfe-Flett (2001) dan

Spencer (1999) dalam Cholifah, Rustono (2015) ialah Bedside

Teaching, BST adalah model pembelajaran yang sering digunakan

dilapangan atau ditempat praktek, mengusung kenyamanan pasien,

dinamika kelompok, menghasilkan refleksi, dan beberapa kegiatan

yang memiliki spesifik tujuan dan keterampilan. Metode ini yang

sering dipakai dalam disiplin ilmu contoh keperawatan dan kebidanan,

dalam pelaksanaan metode BST ini mendapatkan hasil memperbaiki

kualitas kepuasan perawat dan mendapatkan solusi dari kekurangan

tenaga medis khususnya perawat. (Block & Korow,2005).

Bedside teaching ialah model pembelajaran yang pelaksanaannya

langsung berhadapan dengan pasien yang dibagi menjadi pengkajian

status pasien dan pembuatan asuhan keperawatan pasien. (Nursalam &

Fendy,2008).

Pengertian lain dari BST ialah hubungan yang memberi

kesempatan untuk berdiskusi antara dua orang yang menghasilkan

refleksi, melakukan pembelajaran dan tugas dilakukan keduanya yang

didasari oleh dukungan, keterbukaan, kritik yang membangun, ,

penghargaan, kepercayaan, dan keinginan untuk berbagi dan belajar

7
(Rolfe-Flett,2001; Sepencer,1999 yang dikutip dalam Werdati,2007).

Dalam pelaksanaan Bedside teaching memiliki beberapa prosedur,

yakni dimulai dari persiapan lalu merangkum selanjutnya

mengajarkan kemudian dipresentasikan dan tugas.

b. Tujuan Bed side Teaching

Tujuannnya untuk mempelajari dan fokus terhadap kasus pasien

yang diketahui secara mendalam dan komprehensif. Metode

bimbingan klinik ialah salah satu metode Bedside teaching, dimana

kepanjangan dari Bedside teaching itu sendiri ialah briefing,

expectation, demonstrations, specific ,feedback, inclusion microskill,

debriefing and education.

Harden berpendapat (2006), pengembangan BST berasal dari

teori experienceand explanation cycles. Mahasiswa harus memiliki

salah satu syarat pengetahuan dalam persiapan metode sebelum

Bedside teaching dilakukan.

c. Kelebihan Bed side teaching

Menurut Nurhidayah (2011) ada beberapa kelebihan metode

bedside teaching ialah :

1) Untuk mengaplikasikan teknik prosedural dan interpersonal

sesuai kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa.

2) Memunculkan perilaku yangprofessional

3) Melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung serta

mempelajari perkembangan biologis/fisik.

d. Kelemahan Bed side teaching

8
Bedside teaching memiliki beberapa kelemahan yakni :

1) Kurangnya persiapan dari dosen maupun mahasiswa, baik itu

persiapan fisik dan psikologis yang bisa menyebabkan tidak

adanya kepercayaan pada diripasien.

2) Kurangnya pemahaman pada mahasiswa dalam menguasai

bahan/materi yang mengakibatkan efektifitas dalam pembelajaran

berkurang.

e. Langkah-langkah Bed side Teaching

Cox berpendapat (1993) dalam Affandi (2008) dan Harden (2009)

pengajaran klinik memiliki langkah-langkah dengan menggunakan

pendekatan bedside teaching, sebaagai berikut:

1) Tahap Pre-Round

Pada tahap ini hal yang perlu dilakukan, ialah:

a) Perencanaan

Hal yang dilakukan terlebih dulu ialah preseptor

menyiapkan keterampilan dan pengetahuannya tentang

konsep pembelajaran serta menentukan guide line yang akan

diberikan kepada mahasiswa, lalu sebelum bertemu dengan

pasien mahasiswa disiapkan baik secara afektif, kognitif,

maupun psikomotorik dan menentukan maksud

pembelajaran.

b) Briefing/orientasi

Pada tahap ini ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan, yakni:

9
(1) Memperoleh pasien yang mempunyai kriteria dan

spesifikkhusus.

(2) Selama berhadapan langsung dengan pasien mahasiswa

tidak boleh berdiskusi tentang hal-hal yang tidak

diperbolehkan (hal yang menyangkut keadaanpasien).

(3) Dilarang menggunakan alat komunikasi saat proses

bedside teaching dilakukan.

(4) Sebelum melakukan bedside teaching, lakukan diskusi

antar sesama tim untuk membahas maksud kegiatan

yangdilakukan.

(5) Selama bedside teaching berlangsung mahasiswa

menyediakan dan memakai perannyamasing-masing.

2) TahapRound

Pada tahap ini beberapa hal yang harus dilakukan, yakni:

a) Perkenalan

Dalam melakukan interaksi dengan pasien mahasiswa

didampingi oleh preceptor.

b) Interaksi

Dalam melakukan interaksi dengan pasien mahasiswa

didampingi oleh preceptor, terfokus pada pengalaman klinis

yang tindakannya memakai kalimat yang mudah dipahami

pasien.

c) Observasi

Keterampilan yang dilakukan mahasiswa diobservasi

10
oleh preceptor.

d) Instruksi

Instruksi diberikan kepada mahasiswa oleh preceptor

tanpa mahasiswa merasa dipermalukan dihadapan pasien.

e) Penyimpulan

Mahasiswa menarik kesimpulan yang di dasari dari

hasil interaksi yang telah dilakukan dengan pasien dan

dibantu oleh preceptor.

3) Tahap PostRound

Pada tahap ini ada beberapa ha yang dapat dilakukan,

yakni:

a) Debriefing

Dimulai dengan meminta masukan dari mahasiswa dan

pasien, kemudian pertanyaan yang diajukan oleh beberapa

mahasiswa dan pasien, feedback khusus dilakukan jika

mahasiswa memerlukannya dari preceptor.

b) Reflection danfeedback

Preseptor yang memberi umpan balik kepada

mahasiswa yang diberi kesempatan untuk menilai dirinya

sendiri.

c) Working Knowledge and Education

Dalam meningkatkan pembelajaran selanjutnya

mahasiswa didampingi preceptor. Misalnya mahasiswa

menganalisis kasus yang ia jumpai selama bedside

11
teaching berjalan.

2. Kepuasan Mahasiswa

a. Pengertian

Berasal dari Bahasa latin “ satis “ yang artinya memadai, dan

“ facio “ yang artinya cara pemenuhan sesuatu atau menjadikan

sesuatu menjadi cukup baik (Tjiptono dalam Sarjono,2007).

Berasal dari kata puas yang artinya merasa lega, senang, dan

lainnya karena sudah merasa terpenuhi Hasrat hatinya dan merasa

secukup-cukupnya. (Suharno dan Retnoningsih,2012)

Kepuasan mahasiswa ialah timbulnya sifat yang baik dari

mahasiswa bagi pelayanan Lembaga Pendidikan tinggi yang

disebabkan adanya keseimbangan antara kenyataan dengan

pelayanan yang diterima mahasiswa (Sopiatin, 2010).

Sarjono berpendapat (2007) kepuasan mahasiswa ialah

perbandingan antara mendapatkan pelayanan dan harapan tentang

pelayanan karyawan serta kompetensi dosen yang didukung pada

sarana prasarana. Kepuasan ialah perbandingan antara kinerja dan

hasil dari harapan yang diinginkan (Oliver dalam Supranto, 2011).

Kepuasan ialah suatu gambaran suka dan tidak suka pada

istilah evaluatif (Simamora dalam Winarsih,2007). Kepuasan

pelanggan ialah perbandingan ungkapan perasaan seseorang antara

senang atau kecewa terhadap hasil atau bentuk dari kinerja

seseorang. (Kotler dalam Winarsih,2007).

Dilihat dari beberapa definisi-definisi yang telah disebutkan

12
diatas kepuasan mahasiswa merupakan rasa senang, keleegaan dan

puas dalam pembelajaran di perguruan tinggi yang mencakup

tentang kebutuhan selama pembelajaran dilakukan.

b. Harapan mahasiswa sebagai pelangganpendidikan

Dalam menuntut ilmu mahasiswa dikatakan pelanggan karena

membayar jasa pendidikan berupa sumbangan atau SPP. Diikuti

dengan harapan yang menginginkan proses pendidikan. Contohnya

fasilitas, kualitas dosen, kepemimpinan, dan pelayanan.

Harapan yang di inginkan dari mahasiswa mempunyai pendapat

yang berbeda-beda antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang

lainnya. Standar yang tinggi dari presepsi mahasiswa tidak

berpengaruh terhadap penilain dari lembaga karena presepsi

mahasiswa ada yang standarnya sedang dan ada juga yang standar

rendah.

Levin, Brook dan Howard dalam High Expectation

berpendapat (2011) Perguruan Tinggi membangun harapan tinggi

kepada mahasiswa untuk memberikan dorongan agar mencapai

harapan- harapan tersebut akan mempunyai tingkat kesuksesan

akademik yang tinggi. Harapan-harapan mahasiswa sebagai

pelanggan utama yaitu harapan yang berkenaan pada hardware

(non human element), software (human element), kualitas

hardware dan kualitas software dan nilai tambah dari proses

pembelajaran (Sopiatin,2010)

c. Indikator Kepuasan Mahasiswa

13
Berry dan Parasuraman berpendapat Alma (2005) kepuasan

mahasiswa memiliki lima indikator yang kaitannyaa dengan

kualitas pendidikan, yakni:

1) Daya tanggap, mengatasi keluhan mahasiswa/siswa dan

kesedian anggota sekolah untuk mendengarkan

yangberhubungan dengan masalah yang timbul pada saat

kuliah yang menyangkut masalah-masalahsekolah.

2) Empati, adalah suatu kondisi mental yang membuat seseorang

merasa di keadaan orang lain. Dengan itu, bentuk empati

lembaga terhadap keperluan mahasiswa ialah adanya

pemahaman personil lembaga kepada kebutuhan mahasiswa

dan upaya kearahpencapaiannya.

3) Keandalan, hubungannya dengan kompetensi dosen, kebijakan

pimpinan dan pelayanan karyawan dalam memberi pelayanan

yang berkualitas dengan yang dijanjikan, konsisten, yang

sesuai keutuhan dan harapan mahasiswa.

4) Kepastian, ialah suatu kondisi dimana lembaga memberi

jaminan kepastian layanan pada mahasiswa yang tidak terlepas

dari kebisaan personil lembaga, terutama pimpinan, dosen,

serta karyawan untuk memberi dampak keyakinan dan

kepercayaan terhadap janji sekolah kepada mahasiswa

disamping layanan-layananlainnya.

5) Berwujud, di dunia pendidikan hubungannya dengan

komponen perguruan tinggi yang keperluannya untuk

14
mendukung proses belajar mengajar yang meliputi ; kebersihan

lingkungan, bangunan, laboratorium, taman, perpustakaan dan

lainnya. (Sopiatin,2010).

Kalau kinerja sesuai ekspektasi, maka pelanggan akan

puas. Kalau kinerja dibawah ekspektasi, pelanggan akan

kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, pelanggan akan puas.

Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan

sangat puas. Harapan pelanggan akan dipengaruhi oleh

pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji

dan informasi saingannya. Untuk menciptakan suatu kepuasan

mahasiwa, perguruan tinggi harus menciptakan serta

mengelola suatu sistem agar memperoleh pelanggan yang lebih

banyak dan kemampuan untuk mempertahankan kuantitas

(Supranto, 2011)

d. Pengukuran Kepuasan Mahasiswa

Kepuasan pelanggan (Mahasiswa) merupakan fokus utama

bagi penilaian produk maupun jasa suatu lembaga guna mengukur

ketercapaian tujuannya. Meskipun belum ada konsesus mengenai

cara untuk mengukur suatu kepuasan mahasiswa sejumlah studi

menunjukkan bahwa ada tiga aspek penting yang harus ditelaah

dalam rangka pengukuran kepuasan mahasiswa yaitu: kepuasan

general (overall satisfaction), konfirmasi harapan (confirmation

of expectations), yakni tingkat kesesuaian antara kinerja dengan

ekspektasi, dan perbandingan dengan situasi ideal (comparison to

15
ideal), yaitu kinerja produk dibandingkan dengan produk ideal

menurut persepsi konsumen Fornell (Fandy Tjiptono,2014).

e. Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Tingkat kepuasan atau kesenangan akan menciptakan ikatan

emosional yang tinggi. Pimpinan/manajemen dapat mengambil

langkah untuk mengurangi jumlah ketidakpuasan mahasiswa.

Kondisi yang umum terjadi adalah mahasiswa dapat mengalami

salah satu dari tingkat kepuasan yang umum menurut (Irawan,

2002) yaitu :

1) Kinerja di bawah harapan, mahasiswa akan tidak puas.

2) Kinerja sesuai dengan harapan, mahasiswa akan puas.

3) Kinerja melampaui harapan, mahasiswa akan merasa sangat

puas.

B. KerangkaTeori

Kerangka teori adalah dukungan dasar teoritis sebagai dasar

pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti.

Kerangka teoritis adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti yang

memberikan suatu penjelasan tentang hal yang berhubungan dengan

variabel pokok, subvariabel atau pokok masalah yang ada dalam

penelitian (Sugiyono, 2012). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

kerangka teori sebagai berikut mengenai Bedside Teachingdengan

kepuasan mahasiswa sebagai berikut:

16
Bed Side Teaching Tingkat Kepuasaan
Mahasiwa

Bed Side Teaching adalah pelaksanaannya Tingkat Kepuasan Mahasiswa adalah keadaan yang
langsung berhadapan dengan pasien yang dibagi dimaana terpenuhinya harapan, keinginan, dan
menjadi pengkajian status pasien dan pembuatan juga kebutuhan mahasiswa
asuhan keperawatan pasien

Dapat di ukur dengan kuesioner Tingkat


Kepuasaan Mahasiwa
Dapat di ukur dengan kuesioner
Pelaksanaan Bed Side Teaching

Isi Dari Kuesioner


Baik Tidak Baik
Tangibles

Responsivnes

Reability

Kurang Emphaty Sangat


Puas
(Sumber: Irawan, 2002; Nursalam & Fendy,2008 Puas Puas
Assurance

17
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini adalah bentuk visualisasi dari

hubungan serta kaitan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya,

atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah

yang ingin di teliti (Notoatmojo, 2010).

Pelaksanaan Kepuasan
bedside mahasiswa
teaching

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah :

Ha : Ada hubungan pelaksanaanBedside Teaching dengankepuasan

mahasiswa pada program profesi Ners di Universitas Sari Mulia

Banjarmasin

Ho : Ada hubungan pelaksanaanBedside Teaching dengan kepuasan

mahasiswa pada program profesi Ners di Universitas Sari Mulia

Banjarmasin

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah di

kampus Universitas Sari Mulia Banjarmasin

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksaan penelitian pada bulan Juni tahun 2020

3. SasaranPenelitian

Sasaran penelitian ini yaitu semua mahasiswa program studi Ners di

Universitas Sari Mulia Baanjarmasin.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan adalah observasional analitik kuantitatif

dengan rancangan penelitian Cross Sectional yang bertujuan untuk

membuktikan adanya suatu hubungan antara dua variabel independen dan

variabel dependen (Nursalam, 2013).

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui antara hubungan

pelaksanaan Bed Side Teaching dengan kepuasan mahasiswadi Universitas

Sari Mulia Banjarmasin.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah yang tergeneralisasi terdiri atas

subjek/objek dan mempunyai karakteristik serta kualitas tertentu yang

telah ditetapkan dari peneliti untuk diamati dan ditarik kesimpulan

19
(Sugiono, 2011). Populasi adalah tempat yang terdiri atas subjek dan objek

yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang

akan diambil (Hidayat, 2014). Berdasarkan definisi tersebut maka populasi

penelitian ini semua mahasiswa program studi Ners di Universitas Sari

Mulia Baanjarmasin.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki

populasi tersebut (Sugiono, 2011). Hal ini, yang merupakan sampel adalah

semua mahasiswa profesi Ners di Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan total sampling,. Menurut Arikunto (2013) total

sampling adalah populasi yang ada diambil menjadi sampel dalam jumlah

yang sama. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 22

responden.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan ukuran yang dimiliki dari anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Berdasarkan hubungan fungsional atauu perannya, variabel dibedakan

menjadi (Notoatmojo, 2012) :

a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi. Variabel

independen pada penelitian ini adalah Bedside Teaching.

20
b. Variabel tergantung adalah variabel terikat, akibat, terpengaruh atau

variabel yang dipengaruhi. Variabel dependen pada penelitian ini

adalah kepuasan mahasiswa

2. Definisi Operasioanl

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Pelaksanaan Bedside Teaching

Terhadap Kepuasan Mahasiswa di Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Operasional Ukur
1. Bedside Merupakan Kuesioner 1. Baik = Ordinal
Teaching suatu proses 14-26
pembelajaran 2. Tidak
yang Baik =
dilaksanakan 1-13
di tempat
parktik untuk
memberikan
suatu
kenyamanan
pada pasien
2 Kepuasan suatu kondisi Kuesioner Tingkat Ordinal
Mahasiswa terpenuhinya kepuasan
keinginan, dikategorikan
harapan, dan menjadi :
kebutuhan 1. Tidak puas
mahasiswa < 36
2. Puas
36-45
3. Sangat
puas >45

E. Jenis dan Sumber data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang

berbetuk angka bilangan dianalisis menggunakan hitungan matematika

21
untuk mengetahui hubungan pelaksanaan bedside teaching terhadap

kepuasan mahasiswa pada program profesi ners di Universitas Sari Mulia

Banjarmasin

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer didapatkan secara langsung dari subjek penelitian

dengan menggunakan alat ukur atau alat pengembilan data (Saryono,

2013). Peneliti melakukan penelitian secara langsung melakukan studi

pendahuluan dengan menggunakan panduan wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah suatu data yang didapatkan dari pihak lain,

data yang diperoleh secara tidak langsung (Saryono, 2013). Data

sekunder dalam penelitian ini berupa data jumlah mahasiswa program

studi ners yang didapatkan dari Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

F. Pengumpulan Data

1. Cara PengambilanData

a. Persiapan penelitian

Tahap persiapan dimulai dengan mengumpulkan data yang terkait

dengan penelitian. Yang diperoleh secara langsung dan tidak langusng

oleh peneliti melakukan studi pendahuluan. Langkah selanjutnya

adalah membuat proposal penelitian dengan proses bimbingan dengan

pembimbing I dan pembimbing II. Langkah selanjutnya menentukan

instrumen penelitian, dalam penelitian ini instrumen yang digunakan

instrumen yang sudah bakudan tidak diperlukan uji validitas dan

22
reabilitas.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan kegiatan selanjutnya dilakukan pengurusan

surat perijinan dari pihak akademik. Peneliti akan mencari responden

di kampus Universitas Sari Mulia, peneliti akan menjelaskan

memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan penelitian kepada

responden dan memberikan surat informed consent yang menyatakan

bahwa responden bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

c. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan hasil penelitian dilakukan data analisis dan

dijelaskan dalam bentuk bukti tulisan. Pelaporan penelitian dilakukan

dalam bentuk seminar hasil penelitian dan disetujui oleh pembimbing

I dan pembimbing II.

d. Etika Penelitian

Penelitian ini akan mengajukan permohonan kepada pimpinan

Universitas Sari Mulia Banjarmasin untuk mendapatkan persetujuan,

setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi :

1) Lembar persetujuan penelitian ( InformedConsent)

Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antar

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lemabar

persetujuan. Responden dalam penelitian ini adalah semua

mahasiswa program studi Ners di Universitas Sari Mulia

Banjarmasin. Tujuan Informed Consent adalah agar responden

23
mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampak dari

penelitian ini. Jika responden bersedia untuk diteliti, maka mereka

harus bersedia menandatangai lembar peretujuan tersebut, jika

responden tidak bersedia untuk diteliti maka peneliti tidak akan

memaksa.

2) Tanpa Nama (Anonomity)

Masalah etika keperawatan adalah masalah yang diberikan

jaminan untuk penggunakaan responden dalam penelitian untuk

menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup

dengan memberikan kode pada masing-masing lembar tersebut.

3) Kerahasiaan (Confidensiality)

Semua informasi yang diberikan dan keberhasilan informasi

yang didapatkan dari responden dijamin kerahasiaannya hasil

penelitiannya, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

2. Instrumen/alat pengumpulan data

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data, instrument penelitian dapat berupa kuesioner,

berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010).

Kuesioner adalah beberapa pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh data responden, laporan yang diketahui tentang pribadinya

(Notoadmodjo, 2010). Kuesioner yang digunakan terdiri dari

a. Kuesinoer Pelaksanaan Bedside Teaching

24
Kuesioner Pelaksanaan Bedside Teaching ini untuk melihat

bagaimana pelaksanaan BST, kuesioner ini memiliki jumlah

pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan, pada kuesioner ini juga terdapat 2

kategori yaitu Baik (14-26), tidak baik (1-13). Kuesioner ini terdiri

dari 3 bagian yaitu:

1) Tahap Pre Round

Pada tahap ini terdapat sebanyak 6 pertanyaan

2) Tahap Round

Pada tahap ini terdapat 5 pertanyaan

3) Tahap Post Round

Pada tahap ini terdapat 2 pertanyaan

b. Kuesioner Tingkat kepuasan Mahasiswa

Pada kuesioner ini untuk melihat tingkat kepuasan mahasiswa

dengan total pertanyaan sebanyak 18 pertanyaan, dengan kategori

tidak puas=1, Puas = 2, sangat puas= 3. Adapun rentan penilaiannya

Tidak puas (<36), Puas (36-45). Sangat puas (> 45). Kuesioner ini

terbagi menjadi 5 bagian yaitu :

1) Tangibles

Pada bagian ini terdapat 6 pertanyaan

2) Responsivness

Pada bagian ini terdapat 3 pertanyaan

3) Reability

Pada bagian ini terdapat 4 pertanyaan

4) Empaty

25
Pada bagian ini terdapat 3 pertanyaan

5) Asurance

Pada bagian ini terdapat 2 pertanyaan.

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Menurut Arikunto (2010) validitas adalah sebuah ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kebenaran sesuatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau benar mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Teknik yang

digunakan untuk melihat kesejajaran adalah teknik korelasi product moment

yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus Korelasi product moment adalah

sebagai berikut:

rxy =

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Nilai masing-masing item

Y = Nilai total

ΣXY = Jumlah perkalian antara variabel X dan Y

= Jumlah kuadrat variabel X

ΣY2 = Jumlah kuadrat variabel Y

N = Jumlah subjek

Kaidah keputusannya adalah jika rhitung > rtabel, maka valid. Jika rhitung < rtabel,

maka tidak valid. Menurut r tabel untuk N= dengan nilai signifikan 5% maka
26
nilai r adalah 0, 361. Nilai r hitung seluruh pertanyaan kuesioner Pelaksanaan

Bed Side Teaching yaitu pada rentang 0,937 – 0,950, dan Tingkat kepuasan

mahasiswa pada rentang 0,953-0,90, maka nilai r hitung dari keseluruhan

pertanyaan keduavariabel tersebut dinyatakan valid.

Menurut Arikunto (2010), reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa

instrumen tersebut dipercaya untuk digunakan menjadi alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas instrumen adalah syarat

pengujian validitas instrumen, karena instrumen yang valid pasti reliabel

tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui

reliabilitas angket menggunakan rumus K−R20, yaitu:

r11 =

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

n = Banyaknya butir pertanyaan.

σ𝑖2 = Jumlah varian butir

𝜎𝑡2 = Varian butir

Reliabilitas kuesioner dapat dilihat nilai alpa cronbach, dimana kuesioner

penelitian sudah reliabilitas jika nilai r hitung alpa cronbach > 0,361.Hasil uji

reliabilitas untuk kuesioner pelaksanaanBed Side Teaching didapatkan nilai

alpa cronbach sebesar 0,949, sedangkan kuesioner tingkat kepuasaan

mahasiswa didapatkan nilai alpa cronbach sebesar 0,960 dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa keduakuesioner tersebut adalah reliable.

27
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

r11 sebagai berikut :

1. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : tinggi

2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : cukup

3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : agak rendah

4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

5. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah.

H. Metode Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpulkan dari kuesioner

motivasi orang tua dengan kepatuhan anak minumobat.

b. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode sangat

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat

lokasi dan suatu kode dari suatuvariabel.

c. Processing

Penelitian memproses data dengan cara melakukan entry data dari

masing-masing responden kedalam program komputer. Data

28
dimasukkan sesuai dengan nomor responden pada lembar instrumen

pengukuran kedalam komputer dengan bentuk angka sesuai skor

jawaban yang telah ditentukan ketika melakukankoding.

d. Tabulating

Tahapan kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa agar

dapat dengan mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan

dianalisis.

e. cleaning data

Merupakan proses pengecekan data untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,

kemudian dilakukan pembetulan, sehingga tidak mengganggu proses

analisis

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2010).

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran dan

distribusi karakteristik frekuensi yang dipakai untuk mendeskripsikan

setiap variabel yang diteliti. Analisa univariat dilakukan masing-

masing variabel yang diteliti yaitu ada 2 variabel yaitu Pelaksanaan

Bedside Teachingdan kepuasan mahasiswa.

1) Pelaksanaan Bed Side Teaching

Ya = 2

29
Tidak 1

Hasil dari skor yang dikategorikan yaitu

Baik = 14-26

Tidak Baik = 1-13

2) Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Tidak Puas = 1

Puas = 2

Sangat Puas = 3

Hasil dari skor yang dikategorikan yaitu

Tidak Puas = < 36

Puas = 36 – 45

Sangat Puas > 45

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah anilisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2010). Analisis

bivariat bertujuan untuk menganalisa adanya hubungan antara

variabel independen (pelaksanaan bedside teaching) dan varibel

dependen (Kepuasan Mahasiswa). Analisis bivariat adalah analisis

yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel

independen dan dependen. Untuk menguji hubungan variable

menggunakan uji chi-square dengan nilai p value yaitu < 0,05.

Adapun syarat uji chi-square yaitu:

1) Jumlah sampel besar

2) Skala data variablekategorik

30
3) Bentuk table 2x3,dan

4) Jumlah cell dengan expected count kurang dari

5 tidak boleh lebih dari 20%

Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi

square (x2)untuk melihat adakah hubungan dari 2 variabel, digunakan

untuk melihat apakah distribusi suatu karakteristik tertentu sama

untuk berbagai kelompok, melihat kesesuaian suatu pengamatan

dengan suatu distribusi tertentu, namun jika tidak memenuhi syarat

uji chi square maka digunakan uji Fisher’s Exact.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara

statistik dengan menggunakan komputer data masing-masing sub

variabel dimasukkan ke dalam tabel kemudian dianalisa untuk

membandingkan antara nilai p value dan nilai alpha (0,5) dengan nilai

hasil p value 0.011.

31
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Geografi umum

Universitas Sari Mulia Banjarmasin yang beralamat Jln.Pramuka

No.2, Pemurus luar, Kec.Banjarmasin timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan

selatan. Sebelum di resmikan menjadi Universitas Sari Mulia, pada tanggal

3 Maret 2005 di dirikan pertamakali Akademi Kebidanan dan pada tanggal

4 April di dirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dengan dua program studi

yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Sarjana dan Profesi Ners dan

Program Studi DIV Kebidanan Bidan Pendidik, yang didirikan oleh

Yayasan Indah. Pada tanggal 31 Desember 2018 perubaha status Stikes dan

Akbid menjadi Universitas Sari Mulia yang dilantik secara resmi pada

tanggal 5 Februari 2019.

Universtas Sari Mulia memiliki singkatan UNISM (baca: yuni-SM)

yang berarti Universitas Sari Mulia memegang prinsip hidup yang kuat

untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Prinsip-prinsip kehidupan yang

dipegang oleh Universitas Sari Mulia dimasukan dalm “Aturan Emas”

sebagai pedoman untuk mempertahankan, mengembangkan dan memajukan

Universitas Sari Mulia.

Universitas Sari Mulia terdiri dari tiga fakultas yaitu fakultas

kesehatan, fakultas humaniora, dan fakultas sains dan teknologi. Masing-

32
masing fakultas memiliki berbagai jurusan seperti fakultas kesehatan

terdiri dari jurusan DIII Kebidanan, S1 Kebidanan, Pendidikan profesi

bidan, S1 Farmasi, S1 Ilmu keperawatan, Profesi ners dan DIV Promosi

kesehatan, Fakultas Humaniora terdiri dari jurusan S1 Ilmu hukum, S1

Manajemen, S1 Akutansi, dan S1 Pendidikan bahasa inggris, dan fakultas

Sains dan Teknologi terdiri dari jurusan S1 Sistem Informasi, S1 Teknologi

Informasi, dan S1 Teknik Industri.

Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia merupakan Fakultas yang

menaungi program studi dibidang kesehatan. Program studi yang ada di

Fakultas Kesehatan adalah:

a. Program Studi Diploma Tiga Kebidanan

b. Program Studi Sarjana Kebidanan

c. Program Studi Profesi Bidan

d. Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan

e. Program Studi Profesi Ners

f. Program Studi Sarjana Farmasi

g. Program Studi Diploma Empat Promosi Kesehatan.

Dalam Program Studi Profesi Ners mahasiswa diharuskan

menyelesaikan program Profesi Ners yang meliputi beberapa tase

keperawatan antara lain:

a. Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

b. Keperawatan Jiwa

c. Keperawatan Gerontik

d. Keperawatan Komunitas dan Keluarga

33
e. Keperawatan Anak

f. Keperawatan Maternitas

g. Keperawatan Gawat Darurat

h. Keperawatan Kritis

i. Manajemen Keperawatan

j. Keperawatan Gadar Kritis

2. Visi Misi Universitas Sari Mulia Banjarmasin

a. Visi

Menjadi Universitas terkemuka dalam mengembangkan nilai potensi

kekayaan local untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul dan

berdaya saing di tingkat wilayah, nasional dan internasional tahun 2030.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan secra profesional dan

berkesinambungan melalui pendekatan pendidikan lintas profesi.

2) Meningkatkan kualitas dan mengembangkan penelitian budaya dan

kekayaan hayati lokal.

3) Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat

melalui pendekatan kerjasama lintas prifesi.

4) Menjalani kemitraan yang intensif untuk menunjang terwujudnya

penyelengaraan tridarma perguruan tinggi dan luaran yang unggul.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Karakteristik Responden

34
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Profesi Ners yang

pernah menjalani pembelajaran klinis Bedside teaching, yang diambil

menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 22 responden.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarakan Jenis kelamin

Jenis Kelamin F %
Perempuan 12 54.5 %
Laki-laki 10 45.5 %
Jumlah 100 %
(Sumber : Data Primer, 2020)

Berdasarkan data tabel diatas menyatakan jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin, dengan jumlah responden terbanyak yaitu

berjenis kelamin perempuan yaitu 12 responden (54.5%) dari 22

responden, dan jumlah terendah yaitu jenis kelamin laki-laki dengan

jumlah 10 responden (45.5%) dari 22 responden.

2. Analisis Univariat

Analisis univariat ini akan memaparkan mengenai distribusi usia,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jenis persalinan dan depresi postpartum.

a. Pelaksanaan Bedside Teaching

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Bedside Teaching di Universitas

Sari Mulia Banjarmasin.

Tabel 4.2 Frekuensi Pelaksanaan Bedside Teaching

Pelaksanaan Bedside Teaching F %


Baik 16 72.7
Tidak Baik 6 27.3
Jumlah 22 100%
(Sumber : Data Primer, 2020)

35
Berdasarkan data tabel diatas, Pelaksanaan pembelajaran Bedside

Teaching di Universitas Sari Mulia Banjarmasin yang menyatakan

bahwa pelaksanaan tersebut sudah baik sebanyak 16 responden

(72.7%), dan yang menyatakan tidak baik sebanyak 6 responden

(27.3%).

b. Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Sedangkan Distribusi frekuensi tingkat kepuasaan mahasiswa di

Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

Tabel 4.3 Frekuensi Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Tingkat Kepuasan F %
Tidak Puas 8 36.4
Puas 13 59.1
Sangat Puas 1 4.5
Jumlah 22 100%
(Sumber : Data Primer, 2020)

Berdasarkan data tabel diatas, Tingkat kepuasan mahasiswa dengan

metode pembelajaran Bedside Teaching di Universitas Sari Mulia

Banjarmasin yang menyatakan bahwa tingkat kepuasaan tertinggi yaitu

puas 13 responden (59.1%), dan dengan tingkat kepuasaan tidak puas

yaitu 8 responden (36.4%) serta dengan tingkat kepuasaan sangat puas

yaitu 1 responden (4.5%).

3. Analisis Bivariat

Analisis Hubungan Pelaksanaan Bedside Teaching dengan tingkat

kepuasaan pada mahasiswa profesi ners di Universitas Sari Mulia

Banjarmasin dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.4 Hubungan Pelaksanaan Bedside Teaching Terhadap Kepuasan

Mahasiswa Pada Program Profesi Ners Di Universitas Sari Mulia Banjarmasin

36
Bedside Tingkat Kepuasaan
P
Tidak Puas Puas Jumlah
Teaching f % F % F %
Baik 3 18.8 13 81.2 16 100
0.011
Tidak Baik 5 83.3 1 16.7 6 100
Jumlah 8 36.4 14 63.3 22 100
α (0,05)

Berdasarkan tabel 4.4 hasil pelaksanaan Bedside Teaching Baik

dengan tingkat kepuasan tidak puas 3 responden (18.8%), dan dengan

tingkat kepuasan puas berjumlah 13 responden (81.2%). Selanjutnya

untuk pelaksanaan Bedside Teaching yang tidak baik dengan tingkat

kepuasan tidak puas 5 responden (83.3%), dan dengan tingkat kepuasan

puas sebanyak 1 responden (16.7%). Dan penelitian ini menggunakan

hasil analisis uji Fisher Exact test antara variable pelaksanaan Bedside

Teaching dengan tingkat kepuasan mahasiwa pada profesi Ners

Universitas Sari Mulia Banjarmasin, memperlihatkan bahwa nilai ρ

(0,011) < α (0,05), ini berarti secara statistic terdapat adanya hubungan

yang signifikan antara pelaksanaan Bedside Teaching dengan tingkat

kepuasan pada mahasiswa profesi ners di Universitas Sari Mulia.

C. Pembahasan

Dari Hasil metode pembelajaran klinik keperawatan dengan bedside

teaching, dalam Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia Banjarmasin,

program studi keperawatan di bagi menjadi 3, yaitu sarjana keperawatan, ahli

jenjang, dan profesi ners. Dalam pengambilan sample peneliti mengambil

mahasiswa profesi ners. Dalam profesi ners terbagi menjadi 10 stase

keperawatan, salah satunya stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB).

Mahasiswa profesi ners yang di ambil semua pada stase Keperawatan Medikal
37
Bedah (KMB). Sample pada penelitian ini semua mahasiswa profesi ners yang

berjumlah 22 mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan pelaksanaan

bedside teaching dengan tingkat kepuasan mahasiswa pada profesi ners di

Universitas Sari Mulia Banjarmasin yang berjumlah 22 mahasiswa.

Pelaksanaan metode pembelajaran klinik keperawatan Bedside

Teaching, berdasarkan data tabel 4.2 yang menyatakan bahwa pelaksanaan

bedside teaching tersebut sudah baik sebanyak 16 responden (72.7%), dan

yang menyatakan tidak baik sebanyak 6 responden (27.3%). Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa pelaksanaan bedside teaching di Universitas Sari Mulia

Banjarmasin berjalan dengan baik, dengan demikian mahasiswa dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampian dalam memenuhi kemampuan

kompetensi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anindita dkk (2014), yang

menjelaskan bahwa BST meningkatkan motivasi belajar sebanyak 90%.

Selain itu hasil penelitian ini didukung oleh Yusiana dan Damayanti

2011 bahwa BST bisa meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam

memenuhi kopetensi. Bedside teaching juga merupakan pembelajaran

keterampilan pemecahan masalah yang berkaitan dengan tanda dan gejala yang

bisa langung dilakukan oleh mahasiswa di tempat tidur pasien (Nursalam,

2011).

Pelaksanaan Bedside Teaching menurut Nurhidayah (2013), memiliki

beberapa kelebihan diantaranya mendapatkan kasus yang sesuai dengan

kompetensi yang dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

menerapkan keterampilan teknik prosedural dan interpersonal, serta

38
menumbuhkan sikap profesional dan mempelajari perkembangan biologis/fisik

dan melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung.

Selain dari itu, untuk hasil tingkat kepuasaan tertinggi yaitu puas 13

responden (59.1%), dan dengan tingkat kepuasaan tidak puas yaitu 8 responden

(36.4%) serta dengan tingkat kepuasaan sangat puas yaitu 1 responden (4.5%).

Maka dapat dilihat bahwa banyak lebih dari 50% mahasiswa merasa puas

dengan pelaksanaan bedside teaching.

Kepuasan menurut Kotler (2007) dimaknai sebagai perasaan senang atau

kecewa yang dirasakan oleh pelanggan terhadap perbandingan dari suatu

produk antara yang diharapkan dengan hasil yang diperoleh dari produk

tersebut. Menurut Wilkie (2010) kepuasan mahasiswa adalah suatu tanggapan

emosional pada evaluasi terhadap pengalaman dari sebuah jasa, sehingga dapat

dikatakan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan untuk melakukan.

Berdasarkan teori dari oliver (2008) menyatakan bahwa dari kepuasan

mahasiswa akan tercapai jika pembimbing klinik memberikan informasi,

stimulasi serta dapat menciptakan situasi belajar yang menarik maka kepuasan

mahasiswa akan tercapai. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh

Nurhidayah (2013) menyatakan bahwa kepuasan mahasiswa selama proses

pembelajaran dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam belajar sehingga

meningkatkan kemampuan/kompetensi hasil pembelajaran yang dipelajari.

Adapun hasil hubungan pelaksanaan bedside teaching dengan tingkat

kepuasan mahasiswa profesi ners di Universitas Sari Mulia Banjarmasin pada

tabel 4.4 menyatakan bahwa nilai ρ (0,011) < α (0,05), ini berarti secara

statistic terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pelaksanaan Bedside

39
Teaching dengan tingkat kepuasan pada mahasiswa profesi ners di Universitas

Sari Mulia Banjarmasin.

Hal tersebut menyatakan bahwa mahasiswa merasakan kepuasannya

terkait dengan pemenuhan kebutuhan akan informasi akademik, pemenuhan

kebutuhan mendapatkan ilmu dan pembelajaran, pemenuhan kebutuhan akan

pengembangan potensi dan bakat diri dan pemenuhan kebutuhan untuk

beribadah serta pemenuhan kebutuhan kenyamanan dan keamanan untuk

belajar dilapangan. Menurut Hannah & Karp (2009) berpendapat bahwa untuk

menciptakan tingkat kepuasan mahasiswa, suatu lembaga harus dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhan para mahasiswanya. Kebutuhan- kebutuhan

tersebut terkait dengan hal-hal yang memang menjadi hak bagi mahasiswa dan

dengan sendirinya akan menjadi kewajiban bagi lembaga untuk memenuhinya.

Namun ada mahasiswa yang tidak puas dengan pelaksanaan bed side teaching,

hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti akses atau jangkauan pelayanan

pendidikan, hubungan anta manusia, kenyamanan, kenikmatan, keamanan

pelayanan atau bimbingan, akses atau jangkauan pelayanan pendidikan,

efisiensi pelayanan, kenyamanan dan kenikmatan, serta informasi yang

diberikan kepada mahasiswa (Mutassar, 2017).

D. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, hal ini terjadi karena ada

beberapa faktor diluar kendali penulis dan tidak dapat dikontrol sehingga

mempengaruhi hasil penelitian. Adapun beberapa sebab yang menjadi

mengapa penelitian ini kurang dapat mengungkapkan fakta sebenarnya yang

terjadi dilapangan yaitu waktu pengerjaan terkadang kurang kondusif karena

40
subjek terburu-buru, karena adanya bias dari diri subjek yang ingin terlihat baik

sehingga tidak dapat mengungkapkan fakta yang sebenarnya, pengisian

kuesioner oleh subjek kurang bisa dilakukan dengan konsentrasi yang baik

karena dilakukan dikantin melalui google form dan adanya keterbatasan waktu

dalam melakukan penelitian.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hubungan pelaksanaan bedside

teaching dengan tingkat kepuasan mahasiswa profesi ners di Universitas Sari

Mulia Banjarmasin menyatakan bahwa nilai ρ (0,011) < α (0,05), ini berarti

secara statistic terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pelaksanaan

Bedside Teaching dengan tingkat kepuasan pada mahasiswa profesi ners di

Universitas Sari Mulia Banjarmasin.

Namun ada mahasiswa yang tidak puas dengan pelaksanaan bed side

teaching, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti akses atau jangkauan

41
pelayanan pendidikan, hubungan anta manusia, kenyamanan, kenikmatan,

keamanan pelayanan atau bimbingan, akses atau jangkauan pelayanan

pendidikan,

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat disarankan beberapa hal sebagao

berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan penelitian ini sebaiknya dapat

menjadi informasi tentang pelaksanaan bedside Teaching dengan

kepuasaan mahasiswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu bisa menggunakan

variabel lain atau menambahkan variabel.

42
DAFTAR PUSTAKA

Anindita dkk. 2014. Bedside Sebagai Suatu Inovasi Metode Bimbingan Klinik
Dalam kebidanan dan keperawatan. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 6(2), 39-51.

Anggrawati. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku


Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

Block LM, Claffey C, & Korow MK, McCaffrey. 2005. The Value of
Mentorship within Nursing Organization. Ners Forum, 40(4): 134-140.

Buchari, Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran jasa, Bandung:


Penerbit Alfabeta

Cholifah, Noor, & Rusnoto, D. Hartinah. 2015. Suatu Inovasi Metode


Bimbingan Klinik. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 6 (2)

Esti Yuandari dan R. Topan Aditya Rahman. 2017. Metodologi Penelitian dan.
Statistik. Bogor: In Media

Fatikhu Yatuni. 2015. Bedside Teaching : apakah metode ini efektif pada
pembelajaran klinik mahasiswa keperawatan. Jurnal Ners. Vol. 9 (No 1) :
19-25

Hannah & Karp. 2009. Bedside rounding strategies used by bedside teachers.
Journal of General Internal Medicine,28(9), 1131.
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s11606-013-2462-9.

Hidayat, A.A. 2014. Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika

Kotler. 2007. Evaluation and Testing in Nursing Education. New York : Springer
Publishing Company, LLC.

Londong. 2012. Kepuasaan Pelanggan Customer. Jakarta: Salemba Medika

Muttasar. 2017. Efektifitas Metode Pembelajaran Bedside Teaching Terhadap


Tingkat Pengetahuan dan Kemampuan Psikomotor Mahasiswa dI Lahan
Praktek (Ruang Melati RSUD DR Harjono s Ponorogo). Doctoral
dissertation, Universitas Sebelas Maret. Srakarta.

Notoatmodjo,S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurhidayah. 2011. Pendidikan Keperawatan. Medan: USU Press.


Nurhidayah. 2013. Planning bedside teaching. The Medical Journal of Australia
15, 280-282

Nursalam, Ferry Efendy. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta:


Salemba Medika.

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu.


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Sarjono, Yetty, 2007. Faktor-faktor strategi pelayanan dosen dan dampaknya


terhadao kepuasan mahasiswa FKIP universitas muhammadiyah surakata
tahun akademik 2005-2006. Varadika. Vol. 19, No. 1. 28-45

Sasmita. 2017. Factor-faktor kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan fakultas


sebagai lembaga pendidikan. Jurnal Ners. No. 3. 217-231

Saryono. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan. Kuantitatif dalam Bidang


Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Simamora. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: EGC

Sopiatin. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia


Indonesia

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta.

Supartini. 2017. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap.Dalam


Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan


Pangsa Pasar, Cetakan keempat. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Wilkie. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Bedside Teaching dan Motivasi


belajar terhadap Kompetensi komunikasi terapeuti mahasiswa program
profesi ners.Tesis.Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Yusiana Maria Anita, dkk. 2013. Evaluasi Penerapan Pembelajaran Klinik


Keperawatan Metode Bedside Teaching dan Penugasan Klinik
Berdasarkan Evaluasi CIPP. Administrasi Kebijakan Kesehatan. 11(2).80-
83
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Waktu
2019 2020
NO. KEGIATAN Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul

Skripsi
2. Penyusunan dan

Konsultasi
3. Sidang Proposal
4. Revisi Proposal
5. Persiapan dan

Perizinan Penelitian
6. Pelaksanaan Penelitian

7. Sidang Skripsi
8. Revisi Skripsi
Lampiran 2. Formulir Judul Skripsi

FORMULIR JUDUL KTI/STUDI KASUS/SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Siti Muhibbah


NIM 11194561920065
Rencana Judul : Hubungan Pengetahuan tentang Pelaksanaan BST
terhadap Kepuasan Mahasiswa Program Studi Ners di
Universitas Sari Mulia Banjarmasin
Nama Pembimbing
A. Pembimbing I : Rian Tasalim, S.Kep., Ns., M.Kep NIK 1166032014066
B. Pembimbing II : Sandi Suwardi, Ns.,M.Kes NIP 197502141994021001

Rencana Judul Cadangan


1. ……………………………………………………………
Banjarmasin,
Mahasiswa yang mengajukan

Siti Muhibbah
NIM 11194561920065
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Rian Tasalim, S.Kep., Ns., M.Kep Sandi Suwardi, Ns.,M.Kes


NIK 1166032014066 NIP 197502141994021001
Lampiran 3. Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5. Lembar Konsultasi pembimbing I

Catatan Konsultasi Pembimbing I : Rian Tasalim, S.Kep., Ns., M.Kep

No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf


Pembimbing

1. 4-12- Konsul judul Pertimbangkan


2019 skripsi judul yang ada

2. 14-12- Konsul judul Skrinning LPPM


2019 skripsi

3. 13-1- Konsul bab 1 Perbaiki dan


2020 proposal skripsi penambahan
kalimat

4. 27-1- Konsul bab 1 Lengkapi bab II &


2020 III
5. 8-3- Konsul bab II dan Perbaiki bab II dan
2020 bab III bab III

6. 16-4- Persiapan seminar Lengkapi berkas


2020 proposal seminar
Lampiran 6. Lembar Konsultasi Pembimbing II

Catatan Konsultasi Pembimbing II : Sandi Suwardi, Ns.,M.Kes

No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf Pembimbing

1. 4-12- Konsul judul Pertimbangkan


2019 skripsi judul yang ada

2. 14-12- Konsul judul Skrinning


2019 skripsi LPPM

3. 13-1- Konsul bab 1 Perbaiki dan


2020 proposal skripsi penambahan
kalimat

4. 27-1- Konsul bab 1 Lengkapi bab II


2020 & III

5. 8-3-2020 Konsul bab II dan Perbaiki bab II


bab III dan bab III
6. 16-4- Persiapan seminar Lengkapi berkas
2020 proposal seminar
Lampiran 7. Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Siti Muhibbah

Tempat dan Tanggal Lahir : Galagah, 18 Januari 1998

Nama Ayah : Bakhruni

Nama Ibu : Siti Muhayah

Alamat : Desa Sungai Tabukan, RT 10 RW 02, Kecamatan

Suungai Tabukan. Kab.Hulu Sungai Utara

Riwayat Pendidikan : 1. TK Zadul Ma’ad

2. SDN Pasar Sabtu

3. MTsN Sungai Pandan

4. SMAN 1 Sungai Pandan

5. Universitas Sari Mulia

Pengalaman Organisasi : Tidak Ada


Lampiran 8. Instrument Penelitian

HUBUNGAN PELAKSANAAN BEDSIDE TEACHING TERHADAP


KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGRAM PROFESI NERS DI
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN

Bersama ini saya menyampaikan lembar kuesioner kepada bapak/ibu/Sdr/I

untuk diisi sesuai petunjuk yang ada. Data diperlukan akan menjadi bahan

penelitian yang tidak mempunyai resiko apapun bagi bapak/ibu/Sdr/I.

A. Identitas Responden

No Responden :

Jenis Kelamin :

Usia :

B. Cara Pengisian

1. Mohon dijawab denganbenar

2. Berikan ( √ ) pada kolom berdasarkan pendapat Sdr/I padasetiap

nomor

Kuesioner Pelaksanaan Bed Side Teaching


Alternatif Jawaban :
Baik = 14 - 26
Tidak Baik = 1-13

Pernyataan Jawaban

Pelaksanaan Bedside Teaching Ya Tidak

Tahap Pre-Round

1. Sebelum bertemu dengan pasien mahasiswa


disiapkan baik secara afektif, kognitif,maupun
psikomotorik dan menentukan maksud
pembelajaran Memperoleh pasien yang
mempunyai kriteria dan spesifik khusus

2. Sebelum melakukan bedside teaching, lakukan


diskusi antar sesama tim untuk membahas
maksud kegiatan yang dilakukan

3. Tidak boleh berdiskusi tentang hal-hal yang tidak


diperbolehkan yakni hal yang menyangkut
keadaan pasien

4. Selama bedside teaching berlangsung mahasiswa


menyediakan dan memakai perannya masing-
masing

5. Dilarang menggunakan alat komunikasi saat


proses bedside teaching dilakukan

6. Memperoleh pasien yang mempunyai kriteria


dan spesifikkhusus

Tahap Round

1. Dalam melakukan interaksi dengan pasien


mahasiswa didampingi oleh CI &CT

2. Saat melakukan interaksi dengan pasien


mahasiswa didampingi oleh CI & CT, berfokus
pada pengalaman klinis yang tindakannya
memakai kalimat yang mudah dipahami pasien

3. Keterampilan yang dilakukan mahasiswa


diobservasi oleh CI &CT

4. Instruksi diberikan kepada mahasiswa oleh CI &


CT tanpa mahasiswa merasa dipermalukan
dihadapan pasien

5. Mahasiswa menarik kesimpulan yang di dasari


dari hasil interaksi yang telah dilakukan dengan
pasien dan dibantu oleh CI & CT

Tahap Post Round

1. Preseptor yang memberi umpan balik kepada


mahasiswa yang diberi kesempatan untuk
menilai dirinyasendiri.

2. Dalam meningkatkan pembelajaran selanjutnya


mahasiswa didampingi preceptor. Misalnya
mahasiswa menganalisis kasus yang ia jumpai
selama bedside teaching berjalan

Penjelasan
Ya = 2 Skor
Tidak = 1 Skor
Kuesioner Kepuasan Mahasiswa

A. Petunjuk Pengisian

1. Mohon dijawab denganbenar

2. Berikan ( √ ) pada kolom berdasarkan pendapat

bapak/ibu/Sdr/I pada setiap nomor

Alternatif Jawaban

TP : Tidak Puas

P : Puas

SP : Sangat Puas

No INDIKATOR JAWABAN
TP P SP
Aspek tangibles (Fasilitas, Perlengkapan, Penampilan)
1 CI dan CT berpenampilan rapi saat melakukan
Bedside Teaching
2 Saat melaksanakan Bedside Teaching langsung
bisa bertemu dengan CI dan CT
3 Penjelasan CI dan CT Mudah untuk dimengerti saat
melakukan Bedside Teaching
4 Kesesuaian antara Teori dan Praktik yang disampaikan
CI dan CT saat Bedside Teaching
5 CI dan CT memfasilitasi mahasiswa untuk
mempraktikkan saat Bedside Teaching
6 Bedside Teaching membantu untuk proses
Pembelajaran
Responsivness ( Daya tanggap dalam mambantu mahasiswa)

7 CI dan CT selalu menanyakan apa kendala


mahasiswa saat Bedside Teaching
8 CI dan CT selalu menyambut mahasiswa dengan
Senyuman
9 Penjelasan yang diberikan oleh CI dan CT saat
Bedside Teaching sangat jelasa
Realibility (Keandalan Mahasiswa)

10 Pertanyaan yang saya berikan selalu dijawab


dengan jelas oleh CI dan CT
11 CI dan CT selalu bersikap adil dalam melakukan
Bedside Teaching
12 Jika ditanya tentang materi yang kurang jelas CI
dan CT mau untuk segera menjelaskan kembali

13 Proses pelaksanaan Bedside Teaching sangat


mudah dan jelasd
Emphaty ( Keinginan memberikan kepuasan pribadi kepada
mahasiswa)
14 CI dan CT selalu bersedia membantu ketika saya
mendapatkan kesulitan mempraktikan atau ada
yang kurangjelas
15 Saat membantu penjelasan CI dan CT mudah
dimengerti.
16 Jika pelaksanaan Bedside Teaching tidak langsung
selesai, janji untuk pelaksanaan kembali selalu
tepat waktu.
Assurance (Keyakinan dan kemampuan membangun rasa percaya)
17 Setiap topik yang diminta saat Bedside Teaching
selalu terpenuhi
18 Jika kurang mengerti CI dan CT memberikan
informasi dengan sumber (bertanggungjawab)

Anda mungkin juga menyukai