Disusun Oleh:
Preseptor:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Acute Decompensated Heart Failure” ini dapat diselesaikan pada
waktu yang ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada kepaniteraan klinik senior di bagian kardiologi dan kedokteran
vaskuler RSUP Dr. M. Djamil Padang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang acute
decompensated heart failure bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Batasan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................3
1.4 Metode Penulisan...........................................................................................3
BAB 2 ILUSTRASI KASUS...................................................................................4
BAB 3 DISKUSI......................................................................................................8
BAB 4 SIMPULAN...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Sekitar 60-70% pasien penyebab gagal jantung akut adalah penyakit
jantung koroner pada pasien usia lanjut. Sedangkan pada usia muda gagal jantung
akut diakibatkan oleh kardiomiopati dilatasi, aritmia, penyakit jantung kongenital,
atau valvular miokarditis.8 Salah satu subtipe gagal jantung akut yang tersering
ditemukan di instalasi gawat darurat adalah Acute Decompensated Heart Failure
(ADHF).9
2
1.2 Batasan Masalah
Failure (ADHF).
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memahami dan menambah
pengetahuan tentang Acute Decompensated Heart Failure (ADHF).
3
BAB 2
ILUSTRASI KASUS
4
Toraks tampak simetris kiri dan kanan. Pada pemeriksaan jantung iktus kordis
tidak terlihat, iktus kordis tidak teraba. Batas jantung atas RIC II LMCS, batas
jantung kanan RIC III linea parasternal dextra, batas jantung kiri RIC VI 2 jari
lateral LMCS. Auskultasi jantung ditemukan S1 S2 reguler, pansistolik murmur
(+) grade 4/6 high pitch uniform di apeks menjalar ke axila, gallop (-). Pada
pemeriksaan paru ditemukan pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
fremitus bagian kanan dan kiri sama, perkusi paru ditemukan sonor, dan
auskultasi paru ditemukan suara napas vesikular, ronkhi basah halus (+/+) di
kedua basal paru, wheezing (-/-). Pemeriksaan abdomen ditemukan asites (+).
Pemeriksaan ekstremitas ditemukan akral hangat, CRT <2 detik, edema tungkai
(+/+).
5
tertanam, infiltrat (+), sudut kostafrenicum kanan lancip, sudut kostofrenikus kiri
sulit dinilai, kranialisasi (-). Kesan: kardiomegali.
6
Terapi yang diberikan pada pasien di IGD adalah pemasangan O2 nasal
cannula 4L/menit, IVFD NaCl 0,9% 500cc/24 jam, furosemide bolus 40 mg IV
kemudian dilanjutkan drip 10 mg/jam, ramipril 1x2,5 mg, bisoprolol 1x1,25 mg,
spironolakton 1x25 mg, ranitidine 2x50 mg IV, levemir 1x14 unit, dan rencana
rawat inap di bangsal jantung.
Pasien dirawat di HCU jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pada hari
rawatan kedua tanggal 10 Maret 2020 pukul 06.00 WIB pasien tidak ada keluhan
sesak napas, nyeri dada, dan berdebar-debar. Kesadaran komposmentis kooperatif,
tekanan darah 102/71 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, frekuensi napas 20
x/menit. Pemeriksaan fisik konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, bibir
tidak sianosis, JVP 5+2 cmH20, auskultasi jantung ditemukan S1 S2 reguler,
pansistolik murmur (+) grade 4/6 high pitch uniform di apeks menjalar ke axila,
gallop (-), Pemeriksaan paru ditemukan suara napas vesikular, rhonki basah halus
(+/+) di kedua basal paru, wheezing (-/-). Pemeriksaan abdomen ditemukan asites
(+), pemeriksaan esktremitas akral hangat, CRT<2 detik, edema tungkai (+/+).
Diagnosis Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) wet and warm ec.
suspect CAD NYHA class functional III, dispepsia, Diabetes Mellitus tipe II, dan
riwayat pengobatan TB. Pasien diberi terapi NaCl 0,9% 500cc/24 jam, furosemide
drip 15 mg/jam, ramipril 2x2,5 mg, bisoprolol 1x1,25 mg, spironolakton 1x25 mg,
atorvastatin 1x20 mg, levemir 1x14 unit, novorapid 3x7 unit, dan ranitidine 2x50
mg IV.
7
BAB 3
DISKUSI
8
Sesak napas (dyspnea) merupakan suatu gawat pernapasan yang terjadi
akibat dari meningkatnya usaha pernapasan yang merupakan gejala gagal jantung
yang paling umum. Pada gagal jantung akut, dyspnea hanya diamati selama
aktivitas, yang mungkin secara sederhana timbul sebagai memburuknya sesak
napas yang terjadi secara normal dibawah keadaan ini. Namun, semakin
berlanjutnya gagal jantung dyspnea tampak semakin agresif dengan aktivitas yang
tidak begitu berat. Akhirnya, sesak napas timbul walaupun pasien sedang
beristirahat. Sesak napas pada gagal jantung terjadi karena adanya kongesti di
paru akibat berkurangnya massa otot jantung karena iskemia, peningkatan
resistensi vaskuler karena hipertensi, atau takiaritmia.16
Pada pemeriksaan fisik ditemukan JVP pada pasien ini meningkat yaitu
5+3 cmH2O. JVP atau tekanan vena jugularis menggambarkan volume pengisian
dan tekanan pada jantung bagian kanan. Nilai normal JVP adalah 5±2 cmH 2O.
Peningkatan JVP adalah tanda klasik gagal jantung. Saat auskultasi ditemukan
ronkhi di kedua basal paru, yang menandakan adanya bendungan di paru.
9
Diagnosis ADHF wet and warm NYHA class functional III pada pasien ini
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG,
pemeriksaan labor dan rontgen thoraks.
10
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien akan mendapat planning terapi
gagal jantung akut.
11
Gambar 3.2 Algoritma Terapi Gagal Jantung Akut18
12
Gambar 3.3 Algoritma Terapi Gagal Jantung18
13
BAB 4
SIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
11. Nirmalasari. Deep Breathing Exercise dan Active Range of Motion Efektif
menurunkan Dyspnoe pada Pasien Congestive Heart Failure. Nurseline
Journal. 2017; 2(2): p 159-165. [cited 2020 14 Maret]; Available from:
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/view/5940/4408
12. Wendy C. Dyspnoe and Oedema in Chronic Heart Failure. Practice Nurse.
2010; 39(9): p 35-41. [cited 2020 14 Maret]; Available from:
https://www.researchgate.net/publication/286859694_Dyspnoea_and_oedema
_in_chronic_heart_failure
13. Al fajar K. (2015). Hubungan Aktivitas Fisik dan Kejadian penyakit Jantung
Koroner Di Indonesia: Analisis Data Riskedas Tahun 2013 [skripsi]. Jakarta:
Program Sudi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah; 2015.
14. Rahman A. Faktor-faktor risiko mayor aterosklerosis pada berbagai penyakit
aterosklerosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang [skripsi]. Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro; 2012.
15. Sari DM, Azrimaidaliza, Purnakarya I. Faktor Resiko Kolesterol Total Pasien
Penyakit Jantung Koroner Dirumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2010; 4(2). P 77 – 81. [cited 2020 14
Maret]; Available from:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/72
16. Shah RV, Fifer MA. Heart Failure. In Lily LS [edt.] Patophysiology of Heart
Disease. USA: Lippincott Williams & Walkins.2007.225-51.
17. Mukerji V. Dyspnea, Orthopnea, and Paroxysmal Nocturnal Dyspnea. In:
Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical Methods: The History,
Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston:
Butterworths;1990.
18. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Cleland JGF, Coats AJS, et
al. 2016 ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
heart failure. European Heart Journal. 2016; 37. 2129–200.
16