Anda di halaman 1dari 4

Anatomi Waldeyer Ring

Cincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring. Terdiri dari
tonsil palatina, tonsil faringeal adenoid dan tonsil lingual. Tonsil adalah massa yang
terdiri dari jaringan limfoid yang terdapat di dalam faring, diliputi epitel skuamosa dan
ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. 

Pharyngeal tonsil
2. Palatine tonsil
3. Lingual tonsil
4. Epiglottis

Tonsil Faringeal (Adenoid)


Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus ini tersusun mengelilingi daerah
yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid terletak
pada nasofaring yaitu pada dinding atas nasofaring bagian belakang. Jaringan adenoid di
nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat meluas
ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius
Pada masa pubertas adenoid ini akan menghilang atau mengecil sehingga jarang
sekali dijumpai pada orang dewasa. Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing
anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun
kemudian akan mengalami regresi. Apabila adenoid membesar maka akan tampak
sebagai sebuah massa yang terdiri dari 4-5 lipatan longitudinal anteroposterior serta
mengisi sebagian besar atas nasofaring.
Berlainan dengan tonsil, adenoid mengandung sedikit sekali kripta dan letak
kripta tersebut dangkal. Tidak ada jaringan khusus yang memisahkan adenoid ini dengan
m. konstriktor superior sehingga pada waktu adenoidektomi sukar mengangkat jaringan
ini secara keseluruhan.
Adenoid mendapat darah dari cabang-cabang faringeal A. Karotis interna dan
sebagian kecil dari cabang-cabang  palatina A. Maksilaris. Darah vena dialirkan sepanjang
pleksus faringeus ke dalam V. Jugularis interna. Sedangkan persarafan sensoris melalui N.
Nasofaringeal yaitu cabang dari saraf otak ke IX dan juga melalui N. Vagus.

Tonsila Lingualis

Merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul dan terdapat pada
basis lidah diantara kedua tonsil palatina dan meluas ke arah anteroposterior dari papilla
sirkumvalata ke epiglottis. Jaringan limfoid ini menyebar ke arah lateral dan ukurannya
mengecil. Dipisahkan dari otot-otot lidah oleh suatu lapisan jaringan fibrosa. Pada
permukaannya terdapat kripta yang dangkal dengan jumlah yang sedikit. Sel-sel limfoid
ini sering mengalami degenerasi disertai deskuamasi sel-sel epitel dan bakteri, yang
akhirnya membentuk detritus.

Tonsila lingualis mendapat perdarahan dari A. Lingualis yang merupakan cabang


dari A. Karotis eksterna. Darah vena dialirkan sepanjang V. Lingualis ke V. Jugularis
interna. Aliran limfe menuju ke kelenjar servikalis profunda. Persarafannya melalui
cabang lingual N. IX.

Tonsila Palatina

Tonsil terletak di bagian samping belakang orofaring, dalam fossa tonsilaris,


berbentuk oval dengan ukuran dewasa panjang 20-25 mm, lebar 15-20 mm, tebal 15
mm, dan berat sekitar 1,5 gram. Berat tonsil pada laki-laki berkurang dengan
bertambahnya umur, sedangkan pada wanita berat bertambah pada masa pubertas dan
kemudian menyusut kembali.
 
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa
tonsil  pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus)
dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm.

Permukaan tonsil merupakan permukaan bebas dan mempunyai lekukan yang


merupakan muara dari kripta tonsil. Jumlah kripta tonsil berkisar antara 20-30 buah,
berbentuk celah kecil yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng. Beberapa kripta ada yang
berjalan kearah dalam substansia tonsil dan berakhir dibawah permukaan kapsul.. Kripta
dengan ukuran terbesar terletak pada pole atas tonsil dan disebut kripta superior,
normalnya mengandung sel-sel epitel, limfosit, bakteri, dan sisa makanan. Kripta
superior sering menjadi tempat pertumbuhan kuman karena kelembaban dan suhunya
sesuai untuk pertumbuhan kuman, juga karena tersedianya substansi makanan di daerah
tersebut. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong
diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar

Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:


Lateral : M. konstriktor faring superior
Anterior : M. palatoglosus
Posterior : M. palatofaringeus
Superior : Palatum mole
Inferior : Tonsil lingual

Secara mikroskopik tonsil terdiri atas 3 komponen yaitu jaringan ikat, folikel
germinativum (merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel (terdiri dari jaringan
limfoid). Fossa tonsilaris di bagian depan dibatasi oleh pilar anterior (arkus plalatina
anterior), sedangkan di bagian belakang dibatasi oleh pilar posterior (arkus palatina
posterior), yang kemudian bersatu di pole atas dan selanjutnya bersama-sama dengan
m. Palatina membentuk  palatum molle.
Bagian atas fossa tonsilaris kosong dinamakan fossa supratonsiler yang merupak
an jaringan ikat longgar. Permukaan lateral tonsil ditutupi oleh kapsula fibrosa yang kuat
dan berhubungan dengan fascia faringobasilaris yang melapisi M. konstriktor faringeus.
Kapsul tonsil tersebut masuk ke dalam jaringan tonsil, membentuk septa yang
mengandung pembuluh darah dan saraf tonsil. Kutub bawah tonsil melekat pada lipatan
mukosa yang disebut  plika triangularis,  pada bagian bawahnya terdapat folikel yang
kadang-kadang membesar. Plika ini penting karena sikatrik yang terbantuk setelah
proses tonsilektomi dapat menarik folikel tersebut ke dalam fossa tonsilaris, sehingga
dapat dikelirukan sebagai sisa tonsil.

  Di sekitar tonsil terdapat 3 ruang potensial yang secara klinik sering menjadi
tempat penyebaran infeksi dari tonsil. Ketiga ruang potensial tersebut adalah : 
1. Ruang peritonsil (ruang supratonsil) 
Berbentuk hampir segitiga dengan batas-batas:
 - Anterior : m. palatoglosus 
- Lateral & posterior : m. palatofaringeus 
- Dasar segitiga : pole atas tonsil 
Dalam ruang ini terdapat kelenjar salivarius Weber, yang bila terinfeksi dapat
menyebar ke ruang  peritonsil, menjadi abses peritonsil.
2. Ruang retromolar 
Terdapat tepat di belakang gigi molar 3, berbentuk oval, merupakan
sudut yang dibentuk oleh ramus dan korpus mandibula. Di sebelah medial
terdapat m. Buccinator, sementara pada bagian. Postero
medialnya terdapat m. Pterygoideus internus dan
bagian atas terdapat fasikulus longus M. temporalis. Bila terjadi abses hebat
pada daerah ini akan menimbulkan gejala utama trismus disertai sakit yang
amat sangat, sehingga sulit dibedakan dengan abses peritonsil.
3. Ruang parafaring (ruang faringomaksila ; ruang pterygomandibula) 
Merupakan ruang yang lebih besar dan luas serta banyak terdapat
pembuluh darah besar, sehingga bila terjadi abses, berbahaya sekali. Adapun
batas-batas ruang ini adalah
- Superior : Basis kranii dekat foramen jugulare 
- Inferior : Os hyoid
- Medial : M. Konstriktor faringeus superior 
- Lateral : Ramus ascendens mandibula, tempat m. Pterygoideus interna dan bag
ian  
posterior kelenjar parotis 
- Posterior : Otot-otot prevertebral
 Ruang parafaring ini terbagi 2 (tidak sama besar) oleh prosesus styloideus dan
otot-otot yang melekat pada prosesus styloideus tersebut :
- Ruang pre-styloid, lebih besar, abses dapat timbul oleh karena : radng
tonsil, mastoiditis,  parotitis, karies gigi atau tindakan operatif. 
- Ruang post-styloid, lebih kecil, di dalamnya terdapat : A. karotis interna, V.
Jugularis, N. Vagus dan saraf-saraf simpatis. Ruang parafaring ini hanya
dibatasi oleh fascia yang tipis dengan ruang retro faring.

4. Ruang retrofaring Batas-batasnya adalah sebagai berikut:


 - Anterior : Fascia m. Konstriktor superior 
- Posterior : Fascia prevertebralis 
- Superior : Basis cranii.
- Inferior : Mediastinum setinggi bifurkasio trakea 
- Lateral : Parafaringeal space

Aliran Limfe Tonsil 

Tonsil tidak mempunyai sistem limfatik aferen. Aliran limfe dari parenkim
tonsil ditampung pada ujung pembuluh limfe eferen yang terletak pada trabekula, yang
kemudian membentuk pleksus pada permukaan luar tonsil dan berjalan menembus M.
Konstriktor faringeus superior, selanjutnya menembus fascia bukofaringeus dan
akhirnya menuju kelenjar servikalis profunda yang terletak sepanjang pembuluh darah
besar leher, di belakang
dandi  bawah arkus mendibula. Kemudian aliran limfe ini dilanjutkan ke nodulus limfatik
us daerh dada, untuk selanjutnya bermuara ke dalam duktus torasikus.

Anda mungkin juga menyukai