paling sering terjadi pada umur 20-40 tahun. Pada anak-anak jarang
terjadi kecuali pada mereka yang menurun sistem imunnya, tapi infeksi
bisa menyebabkan obstruksi jalan napas yang signifikan pada anak-anak.
Infeksi
ini
memiliki
proporsi
penggunaan
predisposisi
antibiotik
pada
orang
oral
untuk
untuk
percobaan
tonsilitis
akut
berkembangnya
abses
Gejala
dan
tanda
klinik
setempat
berupa
nyeri
dan
infeksi telah menembus bagian kapsul tonsil, tetapi tetap dalam batas
otot konstriktor faring.4
Peritonsillar
abscess
(PTA)
merupakan
kumpulan/timbunan
Pembahasan
Anatomi Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang
oleh jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya Terdapat tiga macam tonsil
yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil lingual yang
ketiga- tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.
Tonsil Palatina
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di
dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar
anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus).
Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil
mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil.
Tonsil
tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya
dikenal sebagai fosa supratonsilar. Tonsil terletak di lateral orofaring.
Dibatasi oleh:
Lateral
Anterior
Posterior
Superior
Inferior
:
:
:
:
Limfonoduli
Fosa Tonsil
Fosa tonsil atau sinus tonsil yang di dalamnya terletak tonsil
palatina, dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah
muskulus
palatoglosus
anterior
mempunyai
bentuk
seperti
mulut, mulai dari palatum mole dan berakhir di sisi lateral lidah. Pilar
posterior
adalah
otot
lateral
tengkorak
esofagus,
dan
sehingga
ke
arah
pada
bawah
meluas
tonsilektomi harus
hati-hati agar pilar posterior tidak terluka.7 Pilar anterior dan pilar
posterior bersatu di bagian atas pada palatum mole, ke arah bawah
terpisah
dan
masuk
faring.6,7
Kapsul Tonsil
5
dalam parenkim.
epitel
yang
sama
dengan
epitel
permukaan
medial
tonsil. Saluran kriptus ke arah luar, biasanya bertambah luas. Pada fosa
supratonsil, kriptus meluas kearah bawah dan
luar,
dianggap
Hal
adanya
pula
sebagai
kriptus yang
besar.
maka
ini
fosa
ini
membuktikan
sistemik
karena
dapat
terisi
lokal
plika
telah
triangularis
ada
sejak masa
penyebab kesukaran
Komplikasi
yang merupakan
saat
yang sering
embrio.
Serabut
pengangkatan
terjadi
suatu
ini
tonsil
adalah terdapatnya
struktur
normal
dapat
menjadi
dengan
jerat.
Perdarahan
Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri karotis eksterna,
yaitu
1. Arteri
maksilaris
eksterna
(arteri
fasialis)
dengan
cabangnya
arteri
palatina
desenden.
3. Arteri lingualis dengan cabangnya arteri lingualis dorsal.
4. Arteri faringeal asenden .
Kutub bawah tonsil bagian anterior diperdarahi oleh arteri lingualis
dorsal
dan
bagian
arteri
palatina
posterior
asenden,
oleh
diantara
arteri tonsilaris.
tonsil
diperdarahi
Kutub atas
oleh
arteri
bagian
superior
dan
untuk tonsil
Arteri
palatina
asenden, mengirimkan
luar
m.konstriktor
memberikan
dan
palatum
cabang-cabang
cabang
mole.
melalui
adenoid
berasal
dari
cabang-cabangarteri maksila
duktus
torasikus.
Tonsil
hanya
Persarafan
Tonsil bagian bawah mendapat sensasi
dari
cabang
serabut
saraf
ke IX
(nervus
Ruang Peritonsil
medial
ruang
peritonsil
dibentuk
oleh kapsul
tonsil,
Abses Peritonsil
Abses peritonsil adalah penyakit infeksi yang paling sering terjadi
pada bagian kepala dan leher. Gabungan dari bakteri aerobic dan
9
Peritonsil
(PTA)
merupakan
kumpulan/timbunan
Epidemiologi
Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling
sering terjadi pada umur 20-40 tahun. Pada anak-anak jarang terjadi
kecuali pada mereka yang menurun sistem immunnya, tapi infeksi bisa
menyebabkan obstruksi jalan napas yang signifikan pada anak-anak.
Infeksi ini memiliki proporsi yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Bukti menunjukkan bahwa tonsilitis kronik atau percobaan multipel
penggunaan antibiotik oral untuk tonsilitis akut merupakan predisposisi
pada orang untuk berkembangnya abses peritonsiler. Di Amerika insiden
tersebut kadang-kadang berkisar 30 kasus per 100.000 orang per tahun,
dipertimbangkan hampir 45.000 kasus setiap tahun.
Etiologi
Abses peritonsil terjadi sebagai akibat dari komplikasi tonsilitis akut
atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus Weber di kutub atas
tonsil. Biasanya kuman penyebabnya sama dengan kuman penyebab
tonsilitis.5
10
Sedangkan
organisme
anaerob
yang
berperan
adalah
Patofisiologi
Patologi abses peritonsil belum diketahui sepenuhnya. Namun, teori
yang paling banyak diterima adalah kemajuan (progression) episode
tonsilitis eksudatif pertama menjadi peritonsilitis dan kemudian terjadi
pembentukan abses yang sebenarnya (frank abscess formation).
Daerah superior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat
longgar, oleh karena itu infiltrasi supurasi ke ruang potensial peritonsil
tersering
menempati
daerah
ini,
sehingga
tampak
palatum
mole
jarang.
Pada
stadium
permulaan
(stadium
infiltrat),
selain
Manifestasi Klinis
Beberapa
gejala
klinis
abses
peritonsil
Onset
gejala
abses
keadaan
yang
menerus
memburuk
40C),
terjadi
hipersalivasi
dan
ludah
seringkali menetes
hidung,
membesar
seperti mengulum
kentang
seperti
panas
(hot
hot
potato
dikutip
voice
dari
merupakan
Finkelstein9,
Ferguson
suara.
12
unilateral,
karena
bersamaan.
terinfeksi
maka
membengkak
satu
Bila
yang kedua
setelah
membaik.
pembengkakan
gejala
sleep
keduanya
tonsil
Bila
secara
apnea
akan
yang
terjadi
bersamaan,
dan
obstruksi
jalan nafas akan lebih berat. Pada pemeriksaan fisik penderita dapat
menunjukkan
tanda-tanda
dehidrasi
dan
sudah
timbul,
di
belakang
menimbulkan
tonsil,
penyebaran
pembengkakan supraglotis
pus
ke arah
dan
inferior
obstruksi
jalan
dapat
nafas.
Pada keadaan ini penderita akan tampak cemas dan sangat ketakutan. 10
Abses
menunjukkan
peritonsil
gejala
yang
yang
terjadi
sama
pada
kutub inferior
dengan pada
kutub
tidak
superior.
Umumnya uvula tampak normal dan tidak bergeser, tonsil dan daerah
peritonsil superior tampak berukuran normal hanya ditandai dengan
kemerahan.10
Diagnosis
Menegakkan diagnosis penderita dengan abses peritonsil dapat
dilakukan
berdasarkan
anamnesis tentang
riwayat
penyakit,
gejala
13
klinis
dan
yang
dari
fluktuatif,
akurat
Hanna3,
atau
untuk
punksi
memastikan
Similarly
merupakan
tindakan
abses peritonsil.
Snow dkk
pada
Seperti
berpendapat
untuk
selain
untuk
diagnosis
penunjang
juga
akan
sangat
untuk perencanaan
penatalaksanaan.11
Pemeriksaan
adanya
trismus.
teraba
fluktuasi.
secara
klinis
Palatum mole
seringkali
tampak menonjol
ke
depan,
dapat
laboratorium
adanya
Pemeriksaan
radiologi
darah
leukositosis
berupa
berupa
sangat
faal hemostasis,
membantu
diagnosis.
tomografi komputer.10
Saat ini ultrasonografi telah dikenal dapat mendiagnosis abses
peritonsil
secara
spesifik
dan mungkin
dapat
digunakan
sebagai
14
Gambaran tersebut
kurang
dapat
relatif
pus dalam seluruh abses adalah kurang dari 10% pada penampakan
tomografi komputer. Penentuan lokasi abses yang akurat, membedakan
antara selulitis
dan
abses
penyebaran
sekunder
penggunaan
tomografi
peritonsil
dari
serta
infeksi
menunjukkan gambaran
ini merupakan
kelebihan
(Computed
Tomography
Abses
Peritonsil)
Fasano mengatakan
foto
rontgen
polos
Bagaimanapun
membantu
bahwa
dalam
pemeriksaan
dengan menggunakan
mengevaluasi abses
tomografi komputer
untuk membedakan
dan
antara
peritonsil
ultrasonografi
abses
peritonsil
terbatas.
dapat
dengan
selulitis tonsil. Dikutip dari Fasano, Lyon dkk melaporkan kasus diagnosis
abses
peritonsil
bilateral
di
ruang
gawat darurat
dengan
juga
dapat
digunakan
di
ruang pemeriksaan
Diagnosis Banding
Abses retrofaring
15
Abses parafaring
Abses submandibula
Angina ludovici
Abses peritonsil dapat di diagnosis banding dengan penyakit-
penyakit abses leher dalam lainnya yang disebutkan diatas. Hal ini karena
pada semua penyakit abses leher dalam, nyeri tenggorok, demam, serta
terbatasnya gerakan membuka mulut merupakan keluhan yang paling
umum. Untuk membedakan abses peritonsil dengan penyakit leher dalam
lainnya, diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat.5
Komplikasi
Komplikasi segera yang dapat terjadi berupa dehidrasi karena
masukan
dengan
atau
makanan
aspirasi
yang
darah atau
abses paru.
penyebaran
kurang. Pecahnya
infeksi
pus
dapat
abses
menyebabkan
Pecahnya
abses
juga
ke
leher
dalam,
ruang
secara
dapat
spontan
pneumonitis
menyebabkan
dengan kemungkinan
abses
peritonsil
yang
sangat
serius pernah
13
Pembengkakan
yang
timbul
menyebabkan
obstruksi
jalan
trakeostomi.
Keterlibatan
di
nafas
daerah
supra glotis
yang memerlukan
ruangruang
dapat
tindakan
faringomaksilaris
dalam
Bila
terjadi
mengakibatkan
otak.
Pada
penjalaran
thrombus
keadaan
ini,
sinus
bila
ke
daerah
intrakranial dapat
kavernosus, meningitis
tidak ditangani
dan
dengan
baik
abses
akan
leher
dalam,
Penatalaksanaan
Medika Mentosa
Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika golongan penislin atau
klindamisin, dan obat simptomatik. Obat kumur-kumur jiga diperlukan,
dengan menggunakan cairan hangat dan kompres dingin pada leher.
Dosis untuk penisilin pada dewasa adalah 600 mg IV tiap 6 jam selama
12-24 jam, dan anak 12.500-25.000 U/Kg tiap 6 jam.
Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses,
kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah.5,9
Teknik Insisi dan Drainase
Abses peritonsil merupakan suatu indikasi tindakan yang juga
disebut intraoral drainase.
Tujuan utama tindakan ini adalah mendapatkan drainase abses
yang adekuat dan terlokalisir secara cepat. Lokasi insisi biasanya
17
15
pilar
anterior
vertikal
melalui
dengan lidah
titik potong
dengan
garis
pinggir
horizontal
Tindakan
ini
(menghisap
pus)
penting dilakukan
untuk
bila insisi yang dibuat tidak cukup dalam, harus lebih dibuka
lagi
diperbesar.
dan
lubang
insisi
yang
Setelah
cukup
cukup
besar,
banyak
pus
yang keluar
penderita kemudian
dan
disuruh
setelah
drainase
terjadi,
rasa
nyeri akan
segera
Tonsilektomi
merupakan
indikasi
absolut
pada
orang
yang
Tonsilektomi a chaud :
drainase abses.
Tonsilektomi a tiede
drainase.
Tonsilektomi a froid
dilakukan
segera/bersamaan dengan
dilakukan
4-6
minggu setelah
drainase.
Gambar
Tonsilektomi)
Faktor Penyulit
19
Beberapa
penyulit
dilakukannya
tindakan/penangana
pada
abses
peritonsil, yaitu :
Trismus
Diabetes mellitus
Kesimpulan
Abses peritonsil merupakan infeksi akut atau abses yang berlokasi
di spatium peritonsiler, yaitu daerah yang terdapat di antara tonsil dengan
m. kontriktor superior, biasanya unilateral dan didahului oleh infeksi
tonsilopharingitis akut 5-7 hari sebelumnya. Abses peritonsil dapat terjadi
pada umur 10-60 tahun, namun paling sering terjadi pada umur 20-40
tahun.
Organisme
aerob
yang
paling
sering
menyebabkan
abses
Staphylococcus
aureus,
dan
Haemophilus
influenzae.
20
keadaan
yang
memburuk
menerus
diobati. Rasa nyeri terlokalisir, demam tinggi, (sampai 40C), lemah dan
mual.
Odinofagi dapat
merupakan
gejala
menonjol
dan
pasien
tidak
dapat
mengatasi
sekresi
ludah sehingga
terjadi
kentang
seperti
panas
suara
(hot
hidung,
potatos
membesar
voice)
seperti
karena penderita
dan
berdasarkan
anamnesis tentang
riwayat
penyakit,
fluktuatif,
atau
punksi
merupakan
gejala
pada
tindakan
21
Daftar Pustaka
1. Tan AJ.Peritonsillar abscess in emergency medicine. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/764188-overview.Diunduh
pada tanggal 19 Januari 2015.
2. Anggraini, D., Sikumbang, T. Atlas Histologi Di Fiore Dengan Korelasi
Fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.
22
23
24